NIM : PO.62.20.1.18.037
Pengertian Antropologi
Antropologi dari bhs Yunani anthropos dan logos. Anthropos (manusia) dan logos
(ilmu), jadi antropologi adalah:
Ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku,
keanekaragaman, dan lain sebagainya.
William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia.
Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia
dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan
mengamati ciri-ciri fisik.
Antropologi Budaya
Solita Sarwono: adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan
masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
Weaver, (1968), adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari
kesehatan dan penyakit.
Fabrega (1972) : adalah studi yang menjelaskan: berbagai faktor, mekanisme dan proses
yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu2
& kelompok2 terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit dan juga mempelajari
masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah laku.
Foster dan Anderson (1978) adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia.
1. Perspektif Antropologi
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan
bersama, misalnya, pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan
ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
AGEN SOSIALISASI
Siapa yang melaksanakan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kita berbicara mengenai
agen-agen sosialisasi {agents of socialization)—pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Keluarga
Pada awal kehidupan manusia biasanya agen sosialisasi terdiri atas orang tua dan
saudara kandung. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (Extended family)
agen sosialisasi bisa berjumlah lebih banyak dan dapat mencakup pula nenek, kakek, paman,
bibi dan sebagainya atau pada sistem penitipan anak dalam kedua orang tua bekerja,
sosialisasi terhadap anak dibawah usia lima tahun mungkin dilakukan pula oleh orang lain
yang sama sekali bukan kerabat seperti tetangga, baby sister, pekerja sosial, petugas tempat
penitipan anak dan sebagainya.
Arti penting agen sosialisasi pertama pun terletak pada pentingnya kemampuan yang
diajarkan pada tahap ini. Untuk dapat berinteraksi dengan significant others pada tahap ini
seorang bayi belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal; ia mulai berkomunikasi
bukan saja melalui pendengaran dan penglihatan tetapi juga melalui pancaindra lain, terutama
sentuhan fisik.
Teman Bermain
Setelah mulai dapat bepergian, seorang anak memperoleh agen sosialisasi lain: teman
bermain, baik yang terdiri atas kerabat maupun tetangga dan teman sekolah. Di sini seorang
anak mempelajari berbagai kemampuan baru.
Pada tahap inilah seorang anak memasuki game stage— mempelajari aturan yang mengatur
peran orang yang kedudukannya sederajat. Dalam kelompok bermain pulalah seorang anak
mulai belajar nilai-nilai keadilan.
Sekolah
Media Massa
Light, Keller dan Calhoun (1989) mengemukakan bahwa media cetak (surat kabar,
majalah) maupun elektronik (radio, televisi, film, internet) merupakan bentuk komunikasi
yang menjangkau sejumlah besar orang.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses
sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. . Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Mereka saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas
semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain,
faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-
sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.
Faktor imitasi, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial.
Salah-satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula
mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah
tindakan-tindakan yang menyimpang. Kecuali daripada itu, imitasi juga dapat mele-mahkan
atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya
hampir sama dengan imitasi akan tetapi titik-tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat
terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal mana menghambat daya
berpikirnya secara rasional.
Faktor simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun
dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk
bekerja sama dengannya.
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu:
2. adanya komunikasi.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Umpamanya, dua
partai politik mengadakan kerja sama untuk me-ngalahkan partai politik yang ketiga di dalam
pemilihan umum. Atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak
untuk membuat jalan raya, jembatan dan seterusnya di suatu wilayah yang baru dibuka.
Komunikasi
Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain
tersebut. Dengan demikian apabila dihubungkan dengan interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi,
tidak mempunyai arti apa. Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi pelbagai macam penaf-
siran terhadap tingkah-laku orang lain. Seulas senyum, misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah-
tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukkan
kemenangan.