03 - Catatan Tambahan
03 - Catatan Tambahan
1. Mengaktifkan & Menonaktifkan Pembaruan Jumlah Stok Pada Suatu Barang Ketika Transaksi
Pada saat mendefenisikan jenis-jenis transaksi (lihat artikel “Fitur-Fitur - Bab 3-A”), kita boleh
mendefenisikan sebuah jenis transaksi yang bernama “konversi / mutasi barang” (nama jenis transaksinya tidak
harus “konversi / mutasi barang”, kita dapat menamakan dgn penamaan yg lain, yg ditekankan di dalam
penjelasan ini bukan penamaan jenis transaksinya, tetapi lebih ke arah substansi / tujuan mengapa kita perlu
mendefenisikan jenis transaksi ini). Alasan mengapa kita perlu mendefenisikan jenis transaksi ini ialah agar kita
dapat mengelompokkan transaksi-transaksi tertentu ke dalam jenis transaksi ini apabila kita melakukan
transaksi yg berkaitan dgn:
- Pemisahan paket dari suatu jenis barang ke beberapa jenis barang yg lain.
- Penyatuan paket dari beberapa jenis barang ke suatu jenis barang.
- Konversi suatu jenis barang dari satuan tertentu ke satuan yg lain.
Contoh penerapan:
ooo--------
Jenis transaksi ialah “Konversi (Atau Pengubahan) Jenis Barang”.
Setiap hari kita pasti melakukan transaksi, oleh karena itu, pastilah data-data transaksi di dalam database
terus menerus bertambah banyak dari hari ke hari. Menumpuknya data-data transaksi di dalam database dapat
menjadikan aplikasi menjadi lambat dan kapasitas backup database ke file nantinya berukuran besar. Untuk
mengatasi masalah ini, maka sebaiknya secara berkala (contohnya sebulan sekali), kita meluangkan waktu
untuk melakukan sirkulasi data di dalam database, di mana data-data transaksi lama yang telah lunas dan
dirasa tidak penting lagi (atau tidak dibutuhkan lagi) dapat dihapus (lihat artikel “Fitur-Fitur - Bab 3-E”).
4. Menangani Produk Yang Memiliki Expire
Penanganan expire adalah suatu hal yang penting bagi kita yang bergelut di dalam bidang usaha
penjualan produk yang memiliki expire, seperti toko kelontong & toko obat. Berikut ini adalah beberapa tips
untuk melakukan penanganan expire di dalam toko :
a. Tidak menyediakan stok barang secara berlebihan.
b. Menyimpan stok barang secara terkategori dan rapi agar memudahkan dalam proses pengecekan expire.
c. Menyusun stok barang pada lokasi penyimpanan stok berdasarkan urutan FEFO (First Expired First Out).
Hal ini bertujuan agar:
- Stok yang paling mendekati tanggal expire dapat terjual terlebih dahulu.
- Memudahkan dalam proses pengecekan expire karena pengecek dapat memperkirakan tanggal expire
secara keseluruhan di suatu lokasi penyimpanan stok hanya dengan mengecek tanggal expire pada stok
yang terletak pada susunan stok yang paling terdepan atau teratas di lokasi penyimpanan stok tersebut.
d. Merancang periode-periode pengecekan expire dan daftar barang-barang yang akan dicek expire-nya pada
masing-masing periode tersebut (caranya dapat dilihat pada file ‘lib \ _Tools \ ManajemenExpire.xls’ yang
terdapat pada seksi “MiniMart_Program”).
e. Buat jadwal pengecekan berdasarkan periode-periode pengecekan expire yang telah dirancang pada ‘poin
d’ (template jadwal pengecekan dapat dilihat pada file ‘lib \ _Tools \ JadwalPengecekan.xls’ yang terdapat
pada seksi “MiniMart_Program”), dan lakukan pengecekan expire mengikuti jadwal pengecekan tersebut.
5. Tips Dalam Melakukan Pelabelan Kode Barang Pada Stok
Berikut ini adalah beberapa tips yg dapat digunakan ketika melakukan pelabelan kode barang pd stok :
- Gunakan kertas stiker (Self-Adhesive Sheet) berukuran A4 (210 x 297 mm) dalam mencetak label. Untuk
memperoleh ukuran kertas A4-Half (105 x 297 mm), cukup membagi 2 kertas A4.
- Gunakan “pinset siku (pinset yang ujungnya / tip-nya bengkok)” untuk mengupas stiker (memisahkan antara
“lapisan atas / stiker” dengan “lapisan bawah / alas”) pada kertas stiker.
- Sebagai pilihan alternatif, kita juga dapat melabeli kode barang pada stok dengan cara menulis tangan kode
barang pada stok barang dengan menggunakan spidol OHP (spidol OHP digunakan untuk menulis di kertas
plastik transparan utk peralatan proyektor OverHead Projection).
- Label barcode hanya dapat dicetak dengan menggunakan printer berjenis “printer laser” dan bukan “printer
inkjet”. Hal ini dikarenakan “printer laser” mampu menghasilkan “hasil cetakan barcode” yang beresolusi
tajam, sedangkan “printer inkjet” menghasilkan “hasil cetakan barcode” yang tidak baik. Perbandingan hasil
cetakan antara “printer inkjet” dan “printer laser” dapat dilihat sebagai berikut :
- Pelabelan barang yang berukuran sangat kecil dapat dilakukan dengan 2 cara sbb:
a. Mengemas ulang barang tersebut ke dalam plastik kemasan dan kemudian melabeli plastik kemasan
dengan kode barang.
b. Membungkus barang tersebut dengan “plastik wrapping / stretch film” (bungkus secara tipis-tipis saja
dengan 1 atau 2 putaran “plastik wrapping”), lalu kemudian tempelkan stiker label kode barang pada
lapisan “plastik wrapping” yang membungkus barang tersebut. Teknik kerjanya dapat disimak sbb:
i. Beli “plastik wrapping” dgn ukuran lebar boleh sembarang, tetapi ukuran panjang diusahakan jangan
yg terlalu panjang (30 meter saja sudah cukup) agar nantinya gulungannya tidak terlalu tebal
sehingga mudah untuk dipotong.
ii. Gepeng-kan gulungan “plastik wrapping” dengan meremas gulungan menggunakan kedua tangan.
iii. Potong gulungan “plastik wrapping” menjadi gulungan-gulungan kecil.
iv. Ambil sebuah gulungan kecil yang telah selesai dipotong, lalu gunakan untuk membungkus
(melapisi) barang. Setelah selesai membungkus barang, maka tempelkan stiker label kode barang
pada lapisan “plastik wrapping” yang membungkus barang tersebut.
6. Tips Untuk Mengetahui Perkembangan Usaha Dari Waktu Ke Waktu
Masyarakat awam pada umumnya menghitung keuntungan dari usaha mereka dengan cara menghitung
laba kotor dari setiap barang yang dijual di tokonya. Namun cara ini salah karena cara ini hanya memperhatikan
sebuah aspek (yaitu kisaran keuntungan dari hasil penjualan) tanpa memperhatikan aspek-aspek pemasukan
dan pengeluaran keuangan yang lainnya.
Adapun cara yang benar untuk menghitung keuntungan dari usaha yang kita geluti ialah dengan
menghitung “perkembangan harta dari waktu ke waktu” (harta dapat berupa uang, barang, maupun inventori-
inventori lainnya). Jika hasil perhitungan “perkembangan harta dari waktu ke waktu” menunjukkan peningkatan,
maka dapat disimpulkan bahwa usaha kita menuai keuntungan, sebaliknya jika hasil perhitungan tersebut
menunjukkan penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa usaha kita rugi (walaupun usaha kita terlihat ramai
dan banyak menuai keuntungan, namun mungkin hasil keuntungan dari usaha kita tidak mampu menutupi
besarnya pengeluaran keuangan kita sehingga pada akhirnya hasil perhitungan “perkembangan harta dari
waktu ke waktu” menunjukkan penurunan).
Memang untuk menghitung “perkembangan harta dari waktu ke waktu” tidaklah mudah karena dibutuhkan
pengetahuan akuntansi yang baik. Penulis sendiri tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai akuntansi,
namun di sini, penulis mengembangkan sebuah metode sederhana untuk menghitung “perkembangan harta dari
waktu ke waktu” sehingga kita dapat mengetahui perkembangan usaha kita dari waktu ke waktu. Adapun
metode itu dapat disimak di dalam tabel berikut:
–-- Keterangan:
{1} “Saldo Kas” atau sisa uang tunai, diperoleh melalui rumus:
“Saldo Kas” Sebelumnya + ( {6} + {7} ) - ( {9} + {10} )
{2} “Sisa Piutang”, diperoleh melalui rumus:
“Sisa Piutang” Sebelumnya + {8} – {7}
{3} “Sisa Utang”, diperoleh melalui rumus:
“Sisa Utang” Sebelumnya + {11} – {10}
{4} “Potensi Harta Dalam Bentuk Barang”, diperoleh melalui rumus:
Akumulasi ( ( Sisa Stok x Harga Jual ) Dari Masing-Masing Jenis Barang )
{5} “Total Harta”, diperoleh melalui rumus:
{1} + {2} – {3} + {4}
{6} “Trans Tunai” adalah total nilai “transaksi-transaksi pemasukan kas tunai” yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.
Contoh jenis transaksi yang termasuk dalam poin ini ialah penjualan barang tunai.
{7} “Pembayaran Piutang” adalah total pembayaran pada “transaksi-transaksi pemasukan kas kredit” yang terjadi dalam
rentang waktu tertentu. Contohnya ketika kita menerima pembayaran dari pihak luar untuk melunasi nota penjualan
barang kredit.
{8} “Piutang Baru” adalah total nilai “transaksi-transaksi pemasukan kas kredit” yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.
Contoh jenis transaksi yang termasuk dalam poin ini ialah penjualan barang kredit.
{9} “Trans Tunai” adalah total nilai “transaksi-transaksi pengeluaran kas tunai” yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.
Contoh jenis transaksi yang termasuk dalam poin ini ialah pembelian barang tunai, belanja sehari-hari, pembayaran gaji
pegawai, bayar tagihan listrik.
{10} “Pembayaran Utang” adalah total pembayaran pada “transaksi-transaksi pengeluaran kas kredit” yang terjadi dalam
rentang waktu tertentu. Contohnya ketika kita melakukan pembayaran kepada pihak luar untuk melunasi nota
pembelian barang kredit.
{11} “Utang Baru” adalah total nilai “transaksi-transaksi pengeluaran kas kredit” yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.
Contoh jenis transaksi yang termasuk dalam poin ini ialah pembelian barang kredit.