DISUSUN OLEH :
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Congestive Heart Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat
menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan
(Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut
usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat
penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi
1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
kongestif
jantung kongestif
janutng kongestif
jantung kongestif
kongestif
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam penulisan makalah ini adalah tentang asuhan
keperawatan gawat darurat pada klien dengan gagal jantung kongestif di ruang
2
D. Metode Penulisan
(CHF).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun secara
sistematika dengan urutan sebagai berikut : Bab satu: Pendahuluan, yang terdiri
dari Latar belakang, Tujuan, Ruang lingkup, Metode penulisan, dan sitematika
Bab tiga : Tinjauan Kasus. Bab empat : Pembahasan yang meliputi pengkajian
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
4
3. Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load)
6. Faktor sistemik
5
C. Patofisiologi
kemoreseptor
terhadap cairan
pemompaan.
2. Manifestasi klinis
3) Palpitasi (berdebar-debar)
5) Batuk (hemaptoe)
9) Pulsus altenarus
6) Asites
9) Splenomegali
10) Insomnia
D. Penatalaksanaan Medis
b) Oksigenasi
7
c) Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah,
2. Terapi Farmakologis :
a) Glikosida jantung
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Primer
pernafasan, oksigen.
beberapa bantal
8
Circulation :Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub
Pengkajian Sekunder
a) Aktifitas/istirahat
b) Integritas ego
c) Eliminasi
d) Makanana/cairan
e) Hygiene
f) Neurosensori
9
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
g) Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah.
h) Interaksi social
2. Diagnosa Keperawatan
emboli.
penumpukan secret.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa :
10
Intervensi :
pemeriksaan oksigen
Diagnosa :
secret.
Intervensi :
Bantu pernafasan.
pasien
11
Diagnosa :
Intervensi :
kardiovaskuler
Diagnosa :
Intervensi :
tambahan
senyaman mungkin.
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini, penulis akan menyajikan asuhan keperawatan gawat darurat yang
dilakukan pada Tn.P dengan Gagal Jantung Congestif. Pengkajian ini menggunakan
format pemgkajian keperawatan gawat darurat. Pengkajian dilakukan pada saat klien
A. Identitas Klien
Kilen bernama Tn.P, umur 51 tahun, nomer rekam medik 665894, klien tinggal
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak 3 hari SMRS, sesak pada saat
terkontrol dan DM. Riwayat stroke tidak ada, nyeri ulu hati, posisi nyaman 2-3
bantal. Obat yang pernah dimakan adalah clopidogrel, simvastatin dan aspilet.
B. PRIMARY SURVEY
Airway :Tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada trauma cervikal atau fraktur
wajah.
suara nafas vesikuler, tidak ada tanda jejas, hasil thorax foto kesan
13
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah memberikan
thorax foto
IV.
Disability :Jam 20.57 WIB, GCS 15 (E4 V5 M6), pada ekstremitas tidak
terjadi fraktur, kondisi kulit tidak ada lesi, turgor elastis. Data
C. SECONDARY SURVEY
memegangi dada sebelah kiri, posisi klien duduk dengan 2-3 bantal. Klien
mengatakan sesak 3 hari SMRS saat aktivitas dan nyeri pada dadanya.
diabetes melitus.
c) Pemeriksaan fisik :
14
tingkat kesadaran compos mentis, GCS 15, pupil isokor, hasil tanda tanda
d) Kepala/leher : tidak ada lesi, tidak ada fraktur, tidak ada distensi vena
cordis
1. Laboratorium darah
2. EKG
3. Foto Thorax
15
Therapy :
1. Spironolacton 1x50 mg
2. Rantin 2x50 mg
3. Lasix 3x20 mg
ANALISA DATA
minum obat.
DO :
3. Hasil TTV
16
5. Posisi duduk klien fowler,
kiri 2 detik
berkeringat
9. Hasil laboratorium :
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
E. PERENCANAAN KEPERAWATAN :
Suhu 36,1 C
Hasil : darah diambil sebanyak 3 cc, hasil laboratorium Hemoglobin 13,9 g/dl,
1) Spironolacton 1x50 mg
18
2) Rantin 2x50 mg
3) Lasix 3x20 mg
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
pada Tn.P dengan CHF” diruang IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said
Sukanto. Asuhan keperawatan ini dilaksanakan selama 1 jam pada tanggal 16 Maret
2014. Pada bab ini penulis mencoba menganalisa setiap masalah yang terdapat pada
klien dengan membandingkan dengan teori yang ada. Adapun lingkup pembahasan
keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada manifestasi klinis data yang ada pada teori tetapi tidak terdapat pada kasus
adalah ketegangan vena cordis. Pada kasus tidak ditemukan ketegangan vena
cordis.
Penatalaksanaan yang ada pada teori dan kasus sudah dilakuakan seperti
20
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam diagnosa tidak ada kesenjangan dan sudah sesuai dengan teori yaitu
Diagnosa yang tidak muncul pada kasus adalah bersihan jalan nafas tidak
C. Perencanaan Keperawatan
kasus yaitu pada kasus alokasi waktu tidak ditentukan karena berdasarkan
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan pada teori dan kasus tidak ada kesenjangan. Tahap
pelaksanaan dalam kasus sudah sesuai dengan teori. Adapun faktor pendukung
dalam pelaksanaan adalah kerja sama dengan perawat rungan dan dukungan
21
E. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap ini, penulis menilai sejauh mana tujuan keperawatan sudah tercapai
nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru tidak terdapat
pada kasus.
22
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan “Asuhan keperawatan gawat darurat pada
klien dengan CHF” di ruang IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto
keperawatan.
A. KESIMPULAN
Pada pengkajian ini ini penulis menyimpulkan data-data tentang klien melalui
bertahap serta mendapatkan informasi dari perawat rungan dan catatan medik klien.
Pada manifestasi klinis data yang ada pada teori tetapi tidak terdapat pada kasus
adalah ketegangan vena cordis. Pada kasus tidak ditemukan ketegangan vena
cordis.
201.000 /ul,Ureum42 mg/dl, Creatinine 1,0 mg/dl, GDS 183 mg/dl. Hasil poto torax
Diagnosa keperawatan di teori yang tidak muncul dalam kasus ini yaitu bersihan
23
Dalam perencanaan keperawatan tujuan dan tinjaun teori mengalami kesenjangan
yaitu pada teori menggunakan alokasi waktu sedangkan pada kasus tidak dilakukan
alokasi waktu karena keperawatan gawat darurat bersifat segera dan tidak dibatasi
oleh penulis. Alternative klien kerja sama dengan perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
Pada evaluasi keperawatan dapat disimpulkan adalah dari diagnosa yang muncul
B. SARAN
kelebihan dan kekurangan yang ada, maka selanjutnya kami akan menyampaikan
saran yang ditujukkan pada perawat ruangan, klien dan keluarga sebagai berikut :
agar asuhan keperawatan yang diberikan pada klien akan lebih optimal
24
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Bruner & Suddart.
25