Anda di halaman 1dari 87

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS MIKRO, KECIL &


MENENGAH

Teaching Team
ISI PENGATURAN

Bab 1 Ruang Lingkup Bab 10 Investasi pada Ventura Bersama

Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Bab 11 Aset Tetap

Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan Bab 12 Aset Takberwujud

Bab 4 Laporan Posisi Keuangan Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas

Bab 5 Laporan Laba Rugi Bab 14 Pendapatan dan Beban

Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan Bab 15 Pajak Penghasilan

Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang Asing

Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan Bab 17 Ketentuan Transisi

Bab 9 Persediaan Bab 18 Tanggal Efektif


BAB 1
RUANG LINGKUP
SAK EMKM
1. RUANG LINGKUP
Entitas tanpa
akuntabilitas
publik signifikan
(Definisi ETAP) Entitas
Mikro,
Kecil, dan
Menengah
Kriteria (EMKM)
UMKM (UU
No 20/2008)
Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan,
sebagaimana didefinisikan dalam SAK ETAP, yang memenuhi definisi dan kriteria usaha
mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia, setidaktidaknya selama dua tahun berturut-turut. (Bab 1.2.)
1. RUANG LINGKUP (CONT.)

ETAP Kriteria UMKM sesuai UU


No 20/2008 tentang UMKM

Entitas yang tidak Bukan anak perusahaan/cabang


memiliki akuntabilitas perusahaan yang
publik yang signifikan; dimiliki/dikuasai/menjadi bagian,
dan secara langsung atau tidak
langsung (Pasal 1)
Menerbitkan laporan
keuangan untuk Rentang kuantitatif tertentu:
tujuan umum bagi kekayaan bersih (tidak termasuk
pengguna eksternal tanah dan bangunan) atau hasil
penjualan tahunan (Pasal 6)

Tidak memiliki/menguasai
UMKM mitra usahanya
(Pasal 35)
1. Ruang Lingkup (cont.)
PENGECUALIAN:
Punya Jika diizinkan oleh otoritas
akuntabilitas di bidang jasa keuangan
publik yang tersebut
signifikan
Ruang
Lingkup
EMKM
Sektor jasa
keuangan

Par. 1.3: SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan kriteria dalam
par.1.2, jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan
SAK EMKM
BAB 2
KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

POSISI KEUANGAN

KINERJA

PENGAKUAN UNSUR UNSUR LAPORAN KEUANGAN

PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

MATERIALITAS

PRINSIP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PERVASIF

ASUMSI DASAR

PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

SALING HAPUS
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

• menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan


bagi sejumlah besar pengguna (mis kreditor dan investor)
dalam pengambilan keputusan ekonomi – general purposes
• Pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.

POSISI KEUANGAN

• Aset  sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari


peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi masa depan
diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
• Liabilitas  kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi.
• Ekuitas  hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
seluruh liabilitasnya.
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
POSISI KEUANGAN

Aset
• Potensi ekonomi masa depan akan diperoleh entitas
• Kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap
arus kas.
• Timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset

Liabilitas

• Memiliki kewajiban kewajiban hukum atau konstruktif.


• Penyelesaian kewajiban melibatkan pembayaran kas atau
selain kas, pemberian jasa atau penggantian kewajiban.

Ekuitas
• Klaim atas hak residual aset setelah dikurangi liabilitas
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
KINERJA
• Disajikan dalam laba rugi selama periode pelaporan
• Informasi kinerja meliputi informasi penghasilan dan
beban

PENGHASILAN (INCOME)
• kenaikan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk
arus kas masuk atau kenaikan aset, atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.
BEBAN (EXPENSES)
• penurunan manfaat ekonomi selama periode dalam
bentuk arus kas keluar atau penurunan aset, atau
kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada
penanam modal.
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
Pengakuan adalah proses pembentukan suatu pos dalam
laporan keuangan  memenuhi kriteria manfaat ekonomik
dan keandalan

• Manfaat ekonomik masa depan akan mengalir


• Memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal

Manfaat ekonomik masa depan Keandalan pengukuran


• Manfaat ekonomik
mengalir ke dalam atau ke • Secara umum biaya suatu pos dapat
luar entitas diukur dengan andal
• Pengkajian derajat • Biaya kadang, harus diestimasi
ketidakpastian • Jika pengukuran layak tidak mungkin
• Penilaian dibuat individual dilakukan maka pos tersebut tidak
atau kelompok diakui dan tidak disajikan dalam
laporan keuangan
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
Dasar
Pengukuran
Unsur-unsur
Biaya Historis Laporan
Keuangan

Kas/setara kas yang dibayarkan


Aset untuk memperoleh aset pada saat
perolehan

Kas/setara kas yang diterima atau kas yang


diperkirakan akan dibayarkan untuk
Liabilitas menyelesaikan liabilitas
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF

Kelalaian pencantuman atau


Kesalahan pencatatan, secara
sendiri atau bersama
Materialitas!!

Faktor Penentu:
Mempengaruhi
Ukuran dan/atau Materialitas keputusan
sifat dari pos laporan ekonomik pengguna
keuangan laporan keuangan

Bergantung pada ukuran


dan sifat dari
kesalahan/kelalaian
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban dalam ED SAK
EMKM didasarkan pada konsep dan prinsip pervasif
dari Rerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.

PRINSIP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PERVASIF

Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam


ED SAK EMKM untuk transaksi atau peristiwa lain,
maka entitas mempertimbangkan definisi, kriteria
pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban di dalam Bab 2 ini.
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF

ASUMSI DASAR
Kelangsungan Konsep Entitas
Dasar Akrual
Usaha Bisnis

• Kemampuan untuk
melanjutkan usaha • entitas bisnis
Aset, liabilitas, dengan: pemilik
di masa depan
ekuitas, penghasilan, dan entitas lainnya
• Kecuali jika entitas
dan beban diakui jika • transaksi antara
akan dilikuidasi, entitas bisnis dan
definisi dan kriteria berhenti pemilik bisnis
pengakuan terpenuhi beroperasi, tanpa atau entitas lain
alternatif lainnya
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -4

ASET

• Aset diakui ketika manfaat ekonominya di


masa depan akan mengalir ke entitas dan
dapat diukur dengan andal.

LIABILITAS

• Liabilitas jika pengeluaran sumber daya yang


mengandung manfaat ekonomi dipastikan
akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban entitas dan jumlahnya dapat diukur
andal.
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -4

PENGHASILAN

• Penghasilan diakui jika kenaikan


manfaat ekonomi di masa depan telah
terjadi dan dapat diukur secara andal.

BEBAN

• Beban diakui jika penurunan manfaat


ekonomi di masa depan telah terjadi
dan dapat diukur secara andal.
2. KONSEP & PRINSIP PERVASIF -4

Saling hapus aset dan liabilitas atau pendapatan


dan beban, tidak diperkenankan, kecuali
disyaratkan atau diizinkan oleh SAK EMKM.

SALING HAPUS
Jika aktivitas normal entitas tidak termasuk
membeli dan menjual aset tetap, maka entitas
melaporkan keuntungan dan kerugian atas
pelepasan aset tetap secara neto
BAB 3
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
3. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Penyajian wajar dari Laporan Keuangan sesuai
Persyaratan SAK EMKM:
Laporan Keuangan:
Penyajian wajar
dan kepatuhan • Laporan Posisi Frekuensi
Keuangan
terhadap SAK • Laporan Laba Rugi pelaporan
EMKM • CALK

Informasi Identifikasi Penyajian


komparatif, SATU
PERIODE laporan yang
SEBELUMNYA keuangan Konsisten
4-6. LAPORAN KEUANGAN

Komponen Laporan Keuangan


Laporan Posisi Laporan
Catatan atasLaporan
Keuangan Laba Rugi Keuangan
• Mencakup akun-akun • Mencakup akun- • Memuat: (1)
dalam par 4.2. akun: pendapatan, pernyataan bahwa
• Tidak ada ketentuan beban keuangan, laporan keuangan
tentang format atau beban pajak. telah disusun sesuai
urutan penyajian dengan SAK EMKM,
akun. (2) ikhtisar kebijakan
• Dapat menyajikan akuntansi, dan (3)
aset lancar dan aset informasi tambahan
tidak lancar, serta dan rincian akun
liabilitas jangka tertentu yang
pendek dan liabilitas menjelaskan
jangka panjang. transaksi penting dan
material.
BAB 4
LAPORAN POSISI KEUANGAN
53
BAB 5
LAPORAN LABA RUGI
55
BAB 6
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
56
58
BAB 7
KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI,
DAN KESALAHAN
7. KEBIJAKAN AKUNTANSI,
ESTIMASI, DAN KESALAHAN
Kebijakan Akuntansi

Konsistensi Kebijakan Akuntansi

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perubahan Estimasi

Koreksi Kesalahan Periode Lalu


Kebijakan akuntansi
• Adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik
tertentu yang diterapkan oleh entitas dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
• Jika SAK EMKM secara spesifik mengatur maka entitas
menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK
EMKM.
• Jika SAK EMKM tidak secara spesifik mengatur maka
entitas hanya mengacu pada dan mempertimbangkan
definisi, kriteria dan konsep pengukuran serta prinsip
pervasif
• Entitas tidak mempertimbangkan pengaturan lain di
luar pengaturan dalam SAK EMKM.

Konsistensi Kebijakan Akuntansi


• Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi
secara konsisten untuk transaksi, peristiwa, dan
kondisi lain yang serupa.
Perubahan kebijakan akuntansinya hanya Penerapan Perubahan Kebijakan
jika : Akuntansi

• disyaratkan berubah sesuai dengan • Sesuai dengan ketnetuan


SAK EMKM; atau transisi jika ada
• akan menghasilkan laporan • Menerapkan seluruh
keuangan yang menyediakan perubahan lainnya secara
informasi yang andal dan lebih retrospektif

Retrospektif.

• Menerapakan kebijakan akuntansi baru untuk


informasi komparatif periode lalu untuk tanggal
paling awal ketika hal tersebut praktis / periode di
mana penerapan retrospektif praktis
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Perubahan estimasi
• Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas
yang berasal dari informasi baru atau tambahan
pengalaman dan, oleh karena itu, bukan koreksi
kesalahan.
Jika perubahan estimasi akuntansi
mengubah aset dan liabilitas, atau
terkait dengan suatu akun di ekuitas,
Diakusi secara prospektif maka entitas mengakuinya dengan
(kecuali paragraf 7.13) dalam menyesuaikan jumlah tercatat akun
laba rugi pada: aset, liabilitas, atau ekuitas yang
terkait dengan periode perubahan
tersebut
• periode terjadinya perubahan, jika hanya
berpengaruh terhadap periode tersebut; atau
• periode terjadinya perubahan dan periode
mendatang, jika berpengaruh terhadap
keduanya
KESALAHAN PERIODE SEBELUMNYA

Kesalahan

• Kesalahan adalah kelalaian atau kesalahan mencatat di


periode lalu yang tersedia saat penyusunan LK atau
selayaknya diperoleh atau dipertimbangkan dalam
penyusunan LK
• Kesalahan berupa: kesalahan matematis; kesalahan penerapan
kebijakan akuntansi, kekeliruan, kesalahan interpretasi fakta
dan kecurangan
• Jika praktis entitas mengoreksi kesalahan secara retrospektif
pada laproan keuangan yang diterbitkan pertama kali setelah
penemuan
BAB 8
ASET & LIABILITAS KEUANGAN
8. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

• Definisi aset dan liabilitas keuangan (par 8.2 dan 8.3)


Ruang
lingkup • Contoh aset dan liabilitas keuangan (par 8.4)
• Pengecualian ruang lingkup (par 8.5)
Pengakuan • Diakui jika entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
& kontraktual
pengukuran • Diukur pada harga transaksi (misal: untuk pinjaman,
sebesar jumlah pinjamannya)
• Biaya transaksi diakui sebagai beban dalam laba rugi
• Tidak ada pengakuan penurunan nilai, kecuali untuk entitas
di bidang jasa keuangan yang mengikuti ketentuan tertentu
dari regulator terkait
• Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (par 8.11
Penghentian dan 8.12)
Pengakuan • Keuntungan/kerugian atas penghentian pengakuan (Par 8.13)
BAB 9
PERSEDIAAN
9. PERSEDIAAN

Ruang Lingkup

Pengakuan: ketika persediaan diperoleh

Teknik pengukuran biaya persediaan: biaya standar


atau metode eceran

Biaya perolehan persediaan: rumus biaya masuk-pertama


keluar-pertama (FIFO) atau rata-rata tertimbang
BAB 10
INVESTASI
PADA VENTURA BERSAMA
10. INVESTASI PADA VENTURA BERSAMA

Pengukuran:
biaya
Definisi ventura perolehan dan
bersama: tidak
pengendalian mengakui
bersama, memiliki penurunan
hak atas aset neto nilai
Latar pengaturan bersama
tersebut
belakang:
Pasal 32
UU UMKM
BAB 11
ASET TETAP
11. ASET TETAP
Ruang Lingkup
• Mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan
pengukuran aset tetap, termasuk tanah dan
bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa
atau untuk kenaikan nilai atau keduanya.
• Aset takberwujud yang perolehannya tidak
dapat dipisahkan dengan perolehan aset tetap.
• Aset tetap adalah aset yang dimiliki oleh entitas
untuk digunakan dalam kegiatan normal usahanya
dan diharapkan akan digunakan entitas untuk lebih
dari 1 periode.
27 11. ASET TETAP -2
Pengakuan dan Pengukuran setelah
Pengukuran Awal pengakuan awal
Tanah dan bangunan dicatat Biaya perolehan dikurangi
secara terpisah meski diperoleh dengan akumulasi
secara bersamaan. penyusutan; kecuali tanah.
Aset tetap dicatat jika dimiliki Biaya perbaikan dan
secara hukum oleh entitas sebesar renovasi dicatat sebagai beban.
biaya perolehannya. Tidak mengakui penurunan
Biaya perolehan aset tetap harga nilai atas aset tetap maupun
beli dan biaya-biaya yang dapat tanah dan bangunan yang
diatribusikan langsung untuk dimiliki untuk menghasilkan
membawa aset ke lokasi dan kondisi sewa atau untuk kenaikan nilai
yang diinginkan agar aset siap atau keduanya.
digunakan.
11. ASET TETAP -3
Penyusutan

Beban penyusutan diakui dalam laba rugi.


Penyusutan dilakukan dengan metode
garis lurus atau metode saldo menurun
tanpa memperhitungkan nilai residu (nilai
sisa).
Penyusutan dimulai ketika aset tersedia untuk
digunakan dan dihentikan ketika aset
dihentikan pengakuannya.
Umur manfaat ditentukan berdasarkan periode
kegunaan yang diperkirakan entitas.
11. ASET TETAP -4
Penghentian
Pengakuan

Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan


ketika aset dilepaskan atau ketika tidak ada
manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasan
aset tetap tersebut.
Keuntungan atau kerugian atas
penghentian pengakuan diakui ketika aset
tetap tersebut: dijual, diserahkan, atau
dimusnahkan.
BAB 12
ASET TAKBERWUJUD
12. ASET TAKBERWUJUD
Ruang Lingkup
Mengatur perlakuan akuntansi aset takberwujud yang
diperoleh secara terpisah, kecuali aset takberwujud yang
dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal entitas
(lihat Bab 14 Pendapatan dan Beban).
Aset takberwujud adalah aset yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud. Misalnya jika aset tersebut dapat
dipisahkan dari entitas (dijual, dialihkan, dilisensikan,
disewakan, atau ditukarkan) dan timbul dari hak
kontraktual atau hak hukum lainnya.
12. ASET TAKBERWUJUD -2
Pengakuan & Pengukuran

Aset takberwujud diakui jika dapat dipastikan manfaat


ekonomi masa depan dari aset tersebut akan diperoleh
dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal.
Dicatat sebagai beban dibayar di muka sebesar biaya
perolehannya, yang meliputi biaya yang dapat
diatribusikan langsung dalam mempersiapkan aset untuk
digunakan.
Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal
diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
12. ASET TAKBERWUJUD -3
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Pengukuran setelah pengakuan awal pada biaya
perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi;
penurunan nilai atas aset takberwujud tidak diakui.
Aset takberwujud dianggap memiliki umur manfaat
yang terbatas (misal: tidak melebihi periode hak
kontraktual atau hak hukum, atau mungkin lebih pendek,
bergantung pada lamanya periode yang diharapkan entitas
untuk menggunakan aset tersebut).
12. ASET TAKBERWUJUD -4
Umur Manfaat, Periode, dan Metode
Amortisasi
Jumlah yang disusutkan dialokasikan secara sistematis
selama umur manfaatnya; dan beban amortisasi diakui
dalam laporan laba rugi.
Amortisasi dimulai ketika aset siap digunakan dan
dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya.
Amortisasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus atau metode saldo menurun.
12. ASET TAKBERWUJUD -5
Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan aset takberwujud dilakukan


ketika:
• aset dilepaskan; atau
• ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan
yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasan aset tersebut.
BAB 13
LIABILITAS DAN EKUITAS
13. LIABILITAS DAN EKUITAS
Ruang Lingkup
Pengaturan tentang prinsip-prinsip
pengakuan, pengukuran, dan penyajian:
• Liabilitas, kecuali imbalan pascakerja
yang akan dibayarkan dalam jangka
waktu lebih dari 1 (satu) tahun; dan
• Ekuitas.
13. LIABILITAS DAN EKUITAS -2
Pengakuan dan Pengukuran Liablitas
• Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dipastikan akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban entitas dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
• Dicatat sebesar jumlah yang harus dibayarkan.
• Tidak ada pengakuan provisi dan liabilitas kontinjensi,
namun dapat diungkapkan jika material.
• Tidak ada pengakuan aset kontinjensi sebagai aset.
13. LIABILITAS DAN EKUITAS -3
Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas

• Modal yang disetor dapat berupa kas atau setara


kas atau aset nonkas yang dicatat sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
– Berbentuk PT: akun tambahan modal disetor disajikan
untuk setiap kelebihan setoran modal atas nilai nominal
saham.
– Berbentuk non-PT: ekuitas diakui dan diukur sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk
badan usaha tersebut.
13. LIABILITAS DAN EKUITAS -4
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

• Liabilitas disajikan dalam kelompok


liabilitas dalam laporan posisi
keuangan.
• Modal saham, tambahan modal
disetor, dan saldo laba rugi disajikan
dalam kelompok ekuitas dalam laporan
posisi keuangan
BAB 14
PENDAPATAN DAN BEBAN
14. PENDAPATAN DAN BEBAN
Pengakuan dan Pengukuan Pendapatan
Hak atas pembayaran yang diterima atau yang masih harus diterima
baik pada masa sekarang atau masa depan.
Catat secara bruto, dikurangi jumlah bagian pihak ketiga
Dicatat sebesar jumlah komisi dalam hal hubungan keagenan.
Pendapatan dan beban kontrak konstruksi sebesar jumlah
tagihannya.
Pendapatan bunga dan dividen ketika pendapatan
tersebut diterima selama periode.
Pendapatan lain (sewa dan royalti) dengan metode garis lurus
selama jangka waktu kontrak.
Keuntungan dari penjualan aset ketika kepemilikan telah beralih
kepada pemilik baru.
14. PENDAPATAN DAN BEBAN -2
Pendapatan Hibah
 Hibah adalah bantuan yang diterima dalam
bentuk pengalihan sumber daya.
 Hibah termasuk hibah atau bantuan dari
Pemerintah atau pihak lain yang diberikan
kepada EMKM bukan dalam kapasitasnya
sebagai pemilik.
 Diakui dalam laba rugi pada saat hibah
diterima sebesar jumlah nominalnya.
 Hibah tidak diakui hingga terdapat keyakinan
memadai bahwa entitas akan mematuhi kondisi
yang melekat pada hibah tersebut dan hibah
akan diterima.
14. PENDAPATAN DAN BEBAN -3
Pengakuan dan Pengukuran Beban
• Beban imbalan kerja sebesar nilai tidak terdiskonto
yang diperkirakan akan dibayar sebagai imbalan atas
jasa tersebut yang mencakup:
– Imbalan kerja jangka pendek
– Pesangon pemutusan kerja
– Imbalan kerja lainnya
• Sewa diakui sebagai beban sewa berdasarkan
metode garis lurus selama masa sewa.
• Biaya pinjaman diakui sebagai beban dalam
laporan laba rugi.
14. PENDAPATAN DAN BEBAN -4
Pengukuran Andal
• Dalam hal pendapatan dan beban
tidak dapat diukur dengan andal,
maka pendapatan diakui pada saat
kas diterima dan beban diakui pada
saat kas dibayar.
BAB 15
PAJAK PENGHASILAN
15. PAJAK PENGHASILAN
Pajak Penghasilan
• Aset dan liabilitas pajak
Aset Pajak kini
• Current Tax
Assets penghasilan diakui dengan
mengikuti peraturan
Liabilitas Pajak • Current Tax perpajakan yang
Kini Liabilities berlaku.
Pajak • Current
Penghasilan • Tidak ada pengakuan
Kini Income Tax aset dan liabilitas pajak
tangguhan.
BAB 16
TRANSAKSI DALAM
MATA UANG ASING
16. TRANSAKSI DALAM MATA UANGASING
 Transaksi yang didenominasi atau diselesaikan dalam mata
uang asing ketika:
Membeli atau menjual barang atau jasa
Meminjam atau meminjamkan dana atas sejumlah
utang atau piutang
 Memperoleh atau melepas aset atau menyelesaikan
liabilitas
 Dicatat dengan menggunakan mata uang Rupiah
berdasarkan kurs tunai pada tanggal transaksi.
 Tanggal transaksi  tanggal transaksi pertama kali
memenuhi syarat pengakuan.
 Tidak melakukan retranslasi atas aset dan liabilitas
moneter pada akhir periode pelaporan untuk tujuan
kemudahan.
16. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING -2

DK11.
Untuk tujuan kemudahan, ED SAK EMKM tidak
mensyaratkan entitas untuk melakukan retranslasi atas
aset dan liabilitas moneter yang didenominasi dalam
mata uang asing pada akhir periode pelaporan. Dengan
demikian, pada akhir periode pelaporan entitas
mengukur transaksi yang didenominasi dalam mata uang
asing tersebut pada biaya perolehan historis dengan
menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.
BAB 17
KETENTUAN TRANSISI
17. KETENTUAN TRANSISI

Asumsi: pada tahun


awal penerapan,
entitas masuk dalam
ruang lingkup SAK
EMKM
Syarat:
• Penerapan
Menerapkan konsisten
paragraf Susun sesuai • Tidak
17.1 s/d 17.8 dengan SAK Susun menggunakan diperkenan
SAK EMKM EMKM ATAU kan
SAK lain menerapkan
SAK
EMKM
pada LK
berikutnya
17. KETENTUAN TRANSISI -2
Retrospektif.
Prospektif jika tidak praktis.
Tidak praktis adalah ketika entitas tidak dapat menerapkan suatu
pengaturan setelah seluruh upaya yang masuk akal dilakukan.
Bila sebelumnya telah menyusun LK:
Mengakui seluruh aset dan liabilitas sesuai dengan SAK EMKM
 Tidak mengakui akun-akun sebagai aset dan liabilitas jika SAK
EMKM tidak mengizinkan pengakuan tersebut
 Mereklasifikasi akun-akun agar sesuai dengan akun-akun
berdasarkan SAK EMKM
 Menerapkan SAK EMKM dalam pengukuran seluruh aset dan
liabilitas yang diakui
 Hasil penyesuaian dari rerangka pelaporan keuangan sebelumnya
diakui langsung pada saldo laba.
17. KETENTUAN TRANSISI -3
Pengecualian
Dasar pengukuran SAK EMKM Ketentuan Transisi
Metode biaya historis. (Par. 17.8)
Nilai revaluasian dianggap sebagai biaya perolehan.
Misal aset tetap atau aset takberwujud.
Nilai tercatat sesuai metode ekuitas dianggap sebagai biaya
perolehan.
Misal investasi pada ventura bersama.
 DK13  Entitas yang memenuhi ruang lingkup SAK EMKM
ini dianjurkan untuk mempertimbangkan apakah SAK EMKM
telah memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas.
Entitas dapat menerapkan SAK lain meski memenuhi
persyaratan ruang lingkup SAK EMKM ini.
BAB 18
TANGGAL EFEKTIF
49

18. TANGGAL EFEKTIF


Usul dalam SAK EMKM  1 Jan 2018
Penerapan dini dianjurkan.
CONTOH PENYESUAIAN DASAR
59 KAS MENJADI AKRUAL
CONTOH PENYESUAIAN DASAR
60 KAS MENJADI AKRUAL
CONTOH PENYESUAIAN DASAR
61 KAS MENJADI AKRUAL
CONTOH PENYESUAIAN DASAR
62 KAS MENJADI AKRUAL
CONTOH PENYESUAIAN DASAR
63 KAS MENJADI AKRUAL
CONTOH
PENYESUAIAN
64
CONTOH
65
PENYESUAIAN
CONTOH
66
PENYESUAIAN
CONTOH
67
PENYESUAIAN
CONTOH
68
PENYESUAIAN
CONTOH
69
PENYESUAIAN
70 CONTOH LAIN-LAIN
71 CONTOH LAIN-LAIN
72 72

Question and Comment Session

72

Anda mungkin juga menyukai