Anda di halaman 1dari 2

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN KERJA

(BORONGAN)

Nama Pekerjaan :
……………………………………………………..

Nomor : …………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………..
Nama Perusahaan : ……………………
Alamat Perusahaan : …………………
Jabatan : ……………..
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
………………………………………………………....

Melakukan perjanjian kerja untuk Pelaksanaan pekerjaan (Borongan) terhadap paket


pekerjaan seperti tersebut diatas dengan harga Borongan Pekerjaan Rp. 70.000.000
(tujuh puluh juta rupiah), terhitung masa pekerjaan mulai tgl. 12 Agustus 2018 s/d 20
Oktober 2018. Selanjutnya yang bersangkutan dibawah ini sebagai pelaksana,

Nama : ………………… 
Alamat : ……………………….
Status : ……………………
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA …………………………………………………..

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA telah bersama-sama membuat kesepakatan dan
perjanjian yaitu sebagai berikut :

Pasal 1
PIHAK KEDUA bekerja memborong seluruh item pekerjaan seperti tersebut diatas dan
ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan seluruh item pekerjaan yang tertuang dalam Bill
Of Quantity (BoQ) dengan pelaksanaan secara baik dan benar serta terampil.

Pasal 2
Tata cara pembayaran dilakukan dengan pembayaran uang muka kepada PIHAK KEDUA
sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) pada saat PIHAK KEDUA sudah mulai kerja di
lokasi pekerjaan setelah perjanjian ini ditanda tangani. Selanjutnya pembayaran
dilakukan setiap satu waktu dalam satu minggu sesuai dengan bobot pekerjaan /
progress kerja dan diterima serta dinyatakan memenuhi spesikasi dan volume utuh oleh
PIHAK KESATU.

Pasal 3
Untuk pengukuran hasil pekerjaan atau opname hasil pekerjaan akan diukur bersama
sama antara pihak kesatu dan pihak kedua dengan hasil hitungan berdasarkan Volume
kontrak dan spesifikasi teknis yang berlaku.

Pasal 4
Jika pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi penambahan/pengurangan Volume
pekerjaan atau pengurangan item pekerjaan maka akan dilakukan musyawarah rapat
kembali antara pihak kesatu dan pihak kedua untuk penentuan nilai pembayaran kepada
pihak kedua.

Pasal 5
Jika pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi penambahan/pengurangan Volume
pekerjaan atau pengurangan item pekerjaan maka akan dilakukan musyawarah rapat
kembali antara pihak kesatu dan pihak kedua untuk penentuan nilai pembayaran kepada
pihak kedua.

Pasal 5
Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja lalai dalam bekerja, tidak menjalankan sikap
profesionalismenya yang mengakibatkan terjadi deviasi minus pada pekerjaan atau tidak
menjalankan segala aturan dan perjanjian yang telah disepakati maka PIHAK KESATU
berhak mengambil tindakan untuk menghentikan/membatalkan kontrak kerja yang telah
disepakati sebelumnya.

Pasal 6
Apabila PIHAK KESATU dianggap lalai dan tidak melaksanakan kewajibannya baik teknis
dan non teknis sebagaimana yang tersebut dalam kontrak kerja yang telah disepakati
maka akan dilakukan rapat musyawarah untuk mengambil suatu kesimpulan yang baik
apabila tidak ditemukan jalan keluar yang baik maka pihak kesatu siap dilaporkan
kepada pihak yang berwenang.

Pasal 4
Apabila terdapat ketidak sesuaian, pengurangan, penambahan dan perubahan atas
pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA, atau kekeliruan oleh PIHAK KESATU maka
akan dilakukan musyawarah kembali dan diselesaikan secara internal kedua belah pihak
dan selanjutnya dituangkan dalam perubahan Surat Perjanjian Kerja.

Banda Aceh, 03 Agustus 2017 Pengesahan NotarisBanda Aceh, 12 Agustus 2018


PIHAK KEDUA NOTARIS PIHAK KESATU
PT. ALEX BUANA CV. THILAL ALAMAR

………………………….
M. HASAN HUSEN ........................... ZULKIFLI
Jabatan : Direktur II Direktur I

Anda mungkin juga menyukai