Anda di halaman 1dari 3

Gangguan identitas disosiatif (sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian majemuk)

adalah gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada masa kanak-
kanak (bahasa Inggris:childhood umur 3 -11 tahun) dan remaja (bahasa Inggris:adolesence umur
12 -18 tahun)[1].

Individu biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrem dan terjadi berulang
kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.[2] Masing-
masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat
lingkungan dan diri mereka sendiri.[2] Setidaknya dua kepribadian ini sec

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan identitas disosiatif,[14] yaitu:

 Kemampuan bawaan untuk memisahkan kepribadian dengan mudah.


 Pelecehan seksual pada masa kecil yang berulang.
 Kurangnya orang yang melindungi ataupun menghibur dari pengalaman buruk yang
dialami.
 Pengaruh dari anggota keluarga lain yang memiliki gangguan psikologis.

Penyakit Dissociative Identity Disorder adalah penyakit kejiwaan yang membuat penderitanya memiliki
kepribadian ganda dan selalu ingin menjadi orang lain.

Tapi ada juga kes yang lebih dari dua personaliti. Dan itu dipanggil multiple characters.”

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa : 


 Kepribadian yang labil 
 Pelecehan seksual 
 Pelecehan fisik 
 Kekerasan dalam rumah tangga (ayah dan ibu cerai) 
 Lingkungan social yang sering memperlihatkan kekerasan

 Disosiatif merupakan coping mechanism, bahwa seseorang menggunakan cara tersebut


untu menghindar dan melepaskan diri dari situasi stres dan kenangan traumatik. Cara
tersebut digunakan oleh seseorang untuk memutuskan hubungan antara dirinya dengan
dunia luar, serta untuk menjauhkan diri dari kesadaran tentang apa yang terjadi. Disosiasi
dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan (defence mechanism) terhadap rasa sakit
fisik dan emosional dari pengalaman traumatik dan stres.

DID biasanya berawal pada masa kanak-kanak, namun jarang didiagnosis hingga usia dewasa.
Gangguan ini lebih luas dibanding gangguan disosiatif lain, dan penymbuhannya kurang
menyeluruh. Gangguan ini jauh lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. DID
umumnya disertai sakit kepala, penyalahgunaan zat, fobia, halusinasi, upaya bunuh diri,
disfungsi seksual, perilaku melukai diri sendiri, dan juga simtom-simtom disosiatif lain seperti
amnesia dan depersonalisasi (Scrappo dkk., 1998).

Tujuan setiap pendekatan terhadap DID haruslah untuk meyakinkan penderita bahwa memecah
diri menjadi beberapa kepribadian yang berbeda tidak diperlukan lagi untuk menghadapi
berbagai trauma, baik trauma dimasa lalu yang memicu dissosiasi awal atay trauma di masa kini
atau yang akan dihadapi di masa mendatang. Selain itu, dengan asumsi bahwa DID dan
gangguan dissosiatif lain dalam beberapa hal nerupakan respons pelarian dari stres yang sangat
berat, penanganan dapat ditingkatkan dengan mengajarkan pada penderita untuk menghadapi
berbagai tantangan masa kini dengan lebih baik.
http://www.kompasiana.com/dinioktaviani/dissociative-identity-disorder-
did_552c02c06ea834b8168b45b9

http://www.enigmablogger.com/2010/09/memahami-fenomena-kepribadian-ganda.html

http://hatiseorangsarah.blogspot.my/2013/03/more-about-bachelor-of-engineering.html

http://www.monash.edu.my/study/undergraduate/engineering/bachelor-of-engineering-honours-
in-chemical-engineering

Anda mungkin juga menyukai