Skripsi - Putri Amalia Siregar - 160821018

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 70

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN

KELEMBAPAN SERTA PEMBASMI HAMA PADA TANAMAN


DENGAN METODE PENGKABUTAN DI RUMAH KACA
BERBASIS ATMEGA 8

SKRIPSI

PUTRI AMALIA SIREGAR


160821018

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN
KELEMBAPAN SERTA PEMBASMI HAMA PADA TANAMAN
DENGAN METODE PENGKABUTAN DI RUMAH KACA
BERBASIS ATMEGA 8

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapai Tugas dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains

PUTRI AMALIA SIREGAR


160821018

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
i
ii

PERNYATAAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN


KELEMBAPAN SERTA PEMBASMI HAMA PADA TANAMAN
DENGAN METODE PENGKABUTAN DI RUMAH KACA
BERBASIS ATMEGA 8

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi iniadalah karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan
ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2018

Putri Amalia Siregar


160821018
iii

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat,
karunia, kesehatan dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu dan
Kelembapan serta Pembasmi Hama pada Tanaman dengan Metode Pengkabutan Di
Rumah Kaca dengan Menggunakan At Mega 8”.
Shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW,
semoga kita mendapatkan syafa’atnya dikemudian hari kelak. Aamiin.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat maupun ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
skripsi ini. Terimakasih penulis ucapkan terkhusus untuk kedua orang tua tercinta
Ayahanda Safril Siregar yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang,
dukungan secara moral dan materi kepada penulis hingga saat ini walaupun beliau sudah
tidak ada di dunia. dan Ibunda Leli Arisah Harahap, atas do’a, kepercayaan,
dukungan, semangat, dan materi yang telah diberikan kepada penulis selama penulis
mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan hingga terselesaikanya skripsi ini.
Kepada adik tersayang Suci dan Doli , atas do’a, dukungan dan semangat yang telah
diberikan kepada penulis selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Kepada kakak
tersayang Vivin dan Anggi, atas do’a, dukungan secara materi dan moral serta
semangat dalam membantu untuk terselesaikan nya skripsi ini. Dan tak lupa pula penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS, sebagai ketua Departemen Fisika FMIPA
USU
2. Bapak Drs.Takdir Tamba, M.Eng.Sc sebagai pembimbing yang telah
bekontribusi membantu penulis dalam memberikan ide, saran, kritik dan
bimbingannya kepada penulis selama penulis mengerjakan skripsi ini
3. Dosen-dosen di Departemen Fisika yang telah memberikan ilmu selama penulis
mengenyam perkuliahan.
iv

4. Johaiddin Saragih, S.Si,M.Si, selaku staf pegawai departemen Fisika FMIPA


USU yang telah memberikan saran dan masukkan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Bang Fathurrahman yang telah mengajari dan memberikan saran kepada
penulis agar penulis memahami dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Rekan Ilfa Pulungan yang berperan penting dalam memberikan masukan dan
saran untuk penulis untuk penyelesaian skripsi yang baik.
7. Sahabat Penulis Rahmi, Sari, Marina, Siska yang berperan penting dalam
memberikan nasehat semangat untuk penulis.
8. Teman-teman sejawat dan seperjuangan Rudi, Ramdani, santo, alboin, Kevin,
yosep, irda, afif, maryati, rista, dondo dan seluruh teman FIN 012. Yang juga
memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi.
9. Teman - Teman Sosial Media User Spooners Khususnya Keluarga Online
Penulis yaitu TM (Team Medan), GPS (Group Positive Spooners), MSP
(Masker Spoon), Dll. Yang Telah memberi Motivasi serta semangat kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi.
10. Adik saya teman serumah (Jotam)terimakasih atas semangat dan dukunganya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11. Serta pihak-pihak lain yang telah ikut serta membantu penulis yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari para pembaca.Semoga hasil skripsi ini menjadi Ibadah bagi penulis
dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Medan, Juli 2018

Putri Amalia Siregar


v

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN


KELEMBAPAN SERTA PEMBASMI HAMA PADA TANAMAN
DENGAN METODE PENGKABUTAN DI RUMAH KACA
BERBASIS ATMEGA 8

ABSTRAK

Telah dirancang suatu alat yang dapat membasmi hama serta memonitoring suhu dan
kelembapan dengan metode pengkabutan pada rumah kaca dengan menggunakan
ATMega8. Alat ini terdiri dari sensor SHT11 untuk memonitoring suhu dan
kelembapan, LCD untuk menampilkan hasil dari monitoring suhu dan kelembapan,
Mistmaker yang digunakan untuk membentuk kabut dan beberapa actuator seperti kipas
dan air untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembapan pada rumah kaca. Software pada
alat ini menggunakan bahasa pemrograman C. Prinsip kerja dari alat ini secara umum
adalah sistim minimum terhubung ke sumber tegangan PLN dengan menggunakan
adaptor, setelah system diaktifkan maka mikrokontrol akan menyimpan data yang sudah
diberikan. Pada saat system hidup dilakukan setpoint RH sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh tanaman pada rumah kaca. Mikrokontroler akan menyimpan data RH kemudia
sensor SHT11 akan langsung bekerja untuk mendeteksi suhu dan kelembapan pada
ruangan. Hasil dari pembacaan sensor SHT11 akan diolah di mikrokontroler dan akan di
tampilakan pada LCD. Jika hasil monitoring kurang dari RH yang ditentukan maka
mikrokontroler akan mengirim data pada Mistmaker, sehingga Mistmaker akan
menyala. Untuk menghidupkan Mistmaker yang dapat membasmi hama digunakan push
button dan hasil setelah pemberian larutan yang bercampur peptisida hama akan mati
setelah waktu 2 menit.

Kata Kunci : Mikrokotroler ATMEGA8, Mistmaker Ultrasonic, Sensor SHT11


vi

DESIGN AND DEVELOPMENT OF TEMPERATURE


MONITORING SYSTEM AND HUMIDITY AND PEST
EXTRACTION ON PLANT WITH FURNITURE METHOD IN
ATMEGA 8-BASED GLASS HOUSE

ABSTRACT

It has been designed a tool that can eradicate pests and monitor temperature and
humidity with the method of fogging in a greenhouse using ATMega8.The device
consists of the SHT11 sensor for monitoring temperature and humidity, the LCD to
display the results of temperature and humidity monitoring, Mistmaker is used to form
fog and several actuators such as fans and water to maintain temperature and humidity
stability in the greenhouse.Software on this tool uses C programming language. The
working principle of this tool in general is the minimum system connected to the PLN
voltage source by using an adapter, after the system is activated the microcontroller will
store the data that has been given.When the living system is carried out, RH setpoint is
in accordance with what is needed by plants in the greenhouse. The microcontroller will
store RH data then the SHT11 sensor will work immediately to detect the temperature
and humidity in the room.The results of the SHT11 sensor reading will be processed in
the microcontroller and will be displayed on the LCD. If the monitoring results are less
than the specified RH, the microcontroller will send data to the Mistmaker, so the
Mistmaker will turn on.To turn on the Mistmaker which can eradicate pests, use the
push button and the results after giving the solution mixed with pepticide pests will die
after 2 minutes

Keywords: ATMEGA8 microcotroler, Mistmaker Ultrasonic, SHT11 sensor


vii

DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. LatarBelakang 1
1.2. RumusanMasalah 2
1.3. BatasanMasalah 2
1.4. TujuanPenelitian 2
1.5. ManfaatPenelitian 3
1.6. Sistematika Penulisan 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Hama 4
2.2. Tanaman 5
2.2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman 5

2.3.Komunikasi Serial 15
2.3.1. KarakteristikSinyal Port Serial 15
2.3.2. Konverter MAX232 16
2.4. Power Supply (CatuDaya) 17
2.5. Microsoft Acces 2007 19
2.6. Visual Studio 2015 19
viii

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 21


3.1. Perancangan diagram bloksistem 21
3.1.1. Diagram blok sensor dan transmitter 21
3.1.2. Diagram bloksystemdan receiver 22
3.2. Perancanganrangkaian power supply 23
3.3. Perancanganrangakaian sensor 23
3.4. Perancanganrangkaian radio frekuensi transmitter 24
3.5. Perancanganrangakain radio frekuensi receiver 24
3.6. Flowchart sistem 26
3.6.1. Flowchart sistem transmitter 26
3.6.2. Flowchart sistem receiver 26
BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN 28
4.1. Pengujianrangkaian power supply 28
4.2. Pengujianrangkaianarduino receiver danarduinotransmitter 29
4.3. Pengujian barcode raider dan RS232 30
4.4. Pengujian Radio Frekuensi 315 MHZ 32
4.5. PengujianKeseluruhan 34
4.5.1. Program Transmitter 34
4.5.2. Program Receiver 35
4.5.3. Program Visual Studio 36

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 41


5.1. Kesimpulan 41
5.2. Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

1. Pengidentifikasian barcode 5

2. Arduino Mega 2560. 14


3. Level tegangan rs232 15
4. IC MAX232 16
5. Konfigurasi IC MAX232 16
7. Diagram blok sensor dantransmitte 21
8. Diagram bloksistemdan receiver 22
9. Rangkaian power supply 23
10. Rangkaian sensor 23
11. Rangkaian radio frekuensi transmitter 24
12. Rangkaian radio frekuensi receiver 24
13. Flowchart Transmitter 26
14. Flowchart Receiver 27
15. Pengujianrangkaian power supply transmitter 28
16. Pengujianarduinosaat led mati. 29
17. Pengujiaan arduino saat led hidup 30
18. Kode barcode yang discan 31
19. Pengujian barcode 31
20. PengujianmenggunakanOsiloscope 32
21. Output Serial monitor 32
22. Hasilpengujian RF315 MHZ 34
23. Tampilan Home pada program visual studio 40
x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

1. Pengidentifikasian barcode 5

2. Arduino Mega 2560. 14


3. Level tegangan rs232 15
4. IC MAX232 16
5. Konfigurasi IC MAX232 16
7. Diagram blok sensor dantransmitte 21
8. Diagram bloksistemdan receiver 22
9. Rangkaian power supply 23
10. Rangkaian sensor 23
11. Rangkaian radio frekuensi transmitter 24
12. Rangkaian radio frekuensi receiver 24
13. Flowchart Transmitter 26
14. Flowchart Receiver 27
15. Pengujianrangkaian power supply transmitter 28
16. Pengujianarduinosaat led mati. 29
17. Pengujiaan arduino saat led hidup 30
18. Kode barcode yang discan 31
19. Pengujian barcode 31
20. PengujianmenggunakanOsiloscope 32
21. Output Serial monitor 32
22. Hasilpengujian RF315 MHZ 34
xi

23. Tampilan Home pada program visual studio 40

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SkematikKeseluruhanRangkaian
Lampiran 2 Program keseluruhan
Lampiran 3 GambarAlatSecaraKeseluruhandanSaatPengujian
Lampiran 4 Data Pengujiankeseluruhan
Lampiran 5Datasheet Arduino Mega
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara Agraris, Dimana sampai saat ini Indonesia masih
termasuk Negara pengekspor terbesar pada bidang pertanian. Akan tetapi kuantitas
pengeksporan di bidang pertanian mulai berkurang di akibatkan oleh banyaknya
bangunan infrastuktur di perkotaan sehingga lahan untuk pertanian berkurang dan
kuliatas hasil pertanian Indonesia mulai memburuk yang disebabkan oleh Hama.
Upaya peningkatan produktivitas pertanian pun ditingkatkan, semisal dengan
pemanfaatan bahan-bahan kimia sebagai tambahan nutrisi, pembasmi hama, gulma
bahkan hingga sebagai alat perekayasa genetik tanaman yang diharapkan mampu
menunjang produktifitas tanaman yang sebesar-besarnya.

Rumah kaca adalah sebuah bangunan yang terbuat dari gelas atau plastik di mana
tanaman dibudidayakan. Tanaman terbagi atas beberapa jenis seperti cabai, tomat,
Jambu, dan sayur-sayuran, yang setiap musim panennya tidak sesuai dengan yang
diharapkan kulitasnya. Salah satu penyebabnya yaitu hama seperti semut, ulat,
wereng ,belalang dan banyak lagi. pembudidayaan tanaman dalam rumah kaca masih
banyak dilakukan secara manual, yaitu dalam hal penyiraman, pengaturan suhu dan
kelembapan tanaman serta pembasmian Hama di dalam rumah kaca tersebut.

Alat pembasmi hama saat ini sudah banyak sekali yang diterapkan oleh
masyarakat, salah satu contoh yang diterapkan masyarakat adalah menggunakan alat
perangkap Hama dengan memanfaatkan sifat hama misalnya wereng yang tertarik
kepada cahaya yaitu sifat “NEVIGASI LITANT” dimana wereng tersebut akan
tertarik terhadap cahaya yang ada disekitarnya khususnya cahaya lampu. Selain itu
ada juga pengambangan alat pengusir Hama dengan menggunakan frekuensi suara
ultrasonik, cara kerjanya adalah mengusir hama yang mendekat sesuai dengan radius
pancaran suara ultrasonic tersebut, tetapi alat ini belum bisa maksimal karena Hama
akan terusir dan pindah ke lahan yang lainnya.

Disebabkan masalah-masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan inovasi


dan pembuatan alat yang sudah ada agar lebih efektif dan efisien sehingga alat
tersebut bisa diterapkan secara maksimal pada keadaan nyata dan dituangkan pada
penulisan Skripsi dengan judul “ Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu dan
2

Kelembapan serta Pembasmi Hama pada Tanaman dengan Metode


Pengkabutan di rumah kaca Berbasis AT Mega 8”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut :
1. Bagaimana merancang alat Pembasmi Hama pada Tanaman dengan Metode
Pengakabutan.
2. Bagaimana membangun Prototype rumah kaca sebagai Monitoring suhu dan
kelembapan.

1.3. Batasan Masalah


Untuk membatasi masalah-masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang
lingkup masalah sebagai berikut:
1. Alat ini hanya mampu membasmi Hama pada saat dilakukan Pengkabutan.
2. Alat ini berupa prototype rumah kaca dengan sensor SHT11.
3. Menggunakan mikrokontroller ATmega 8.
4. Menggunakan Ultrasonic Mist Maker untuk membentuk kabut.
5. Jenis hama maupun Tanaman pada Rumah kaca ini tidak dibahas.

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Merancang Alat pembasmi Hama pada tanaman dengan metode pengkabutan.
2. Memanfaatkan Ultrasonic Mist Maker sebagai pembasmi Hama.
3. Mengetahui cara menstabilkan Suhu dan Kelembapan Udara pada Rumah Kaca.
3

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Memudahkan para petani dalam membasmi Hama.
2. Mengurangi penggunaan insektisida bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan.
3. Memudahkan dalam memonitoring kestabilan suhu dan kelembapan udara di
rumah kaca.

1.6. Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat
sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat RANCANG
BANGUN SISTEM MONITORING SUHU DAN KELEMBAPAN SERTA
PEMBASMI HAMA DENGAN METODE PENGKABUTAN PADA TANAMAN
DIRUMAH KACA BERBASIS ATMEGA 8 maka penulis menulis skripsi ini
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah ,tujuan penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori dasar dan teori pendukung yang berhubungan
dengan penelitian.
BAB 3 PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan alat, yaitu diagram blok dari rangkaian,
skematik dan sistem kerja dari masing-masing rangkaian.
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS
Bab ini berisikan tentang pengujian alat dan juga analisis tugas akhir yang telah dibuat.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hama
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman dan
menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan
dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman. Hama dari jenis serangga dan penyakit
merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu mengganggu
perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian.  Hama dan penyakit
tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati.
Akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif, susut kualitatif
dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya bobot atau volume bahan
karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut kualitatif adalah turunnya
mutu secara langsung akibat dari adanya serangan hama, misalnya bahan yang
tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan peningkatan jumlah butir
gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah susut yang terjadi karena bagian lembaga
yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh hama yang menyebabkan biji tidak mampu
berkecambah. Secara ekonomi, kerugian akibat serangan hama adalah turunnya harga
jual komoditas bahan pangan (biji-bijian).

Hama merupakan semua serangga maupun binatang yang aktifitasnya


menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara
ekonomis. Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-
masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi atas tipe mulut menggigit,
mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek.
Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan
langsung dan kerusakan tidak langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan
yang disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit
telur, dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan
tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat metabolisme serta
berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya.
5

2.2. Tanaman
2.2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap
sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk.
Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan
sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan
proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif,
tidak dapat dinyatakan dengan angka.

2.2.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


Tanaman
1. Faktor Luar
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang
berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Termasuk ke dalam faktor luar adalah :
a. Nutrisi

Tanaman memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang


diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur
yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.

b. Cahaya

Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan


fotosintesis,  tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan
tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan
terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan.

c. Suhu

Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu
terlalu tinggi, enzim akan rusak,  dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktif.

d. Kelembaban atau kadar air

Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan


akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih
6

sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan


demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
2. Faktor Dalam
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-
hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan
substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat
sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan
tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Berikut ini adalah macam-macam hormon
pada tanaman beserta fungsinya:
a. Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin
yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan
batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini
dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical dominance).
b. Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas
batang), juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum
fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan
terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).
c. Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan,
pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin
dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam
pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan
dalam memperpanjang usia jaringan.
d. Asam Absisat (= dormin) : Secara fungsi asam absisat adalah
mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan
memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).
e. Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.
f. Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka.
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka,
disebut daya restitusi atau regenerasi.
g. Gas etilen : Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang
asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.
7

2.3. Sensor
Sensor adalah detektor yang memiliki kemampuan untuk mengukur beberapa jenis
kualitas fisik yang terjadi, seperti tekanan atau cahaya. Sensor kemudian akan dapat
mengkonversi pengukuran menjadi sinyal bahwa seseorang akan dapat membaca.
Sebagian besar sensor yang digunakan saat ini benar-benar akan dapat berkomunikasi
dengan perangkat elektronik yang akan melakukan pengukuran dan perekaman. Hari ini,
Anda akan dapat menemukan sensor di berbagai perangkat yang berbeda yang Anda
gunakan secara teratur. Layar sentuh yang ada di ponsel anda memiliki sensor, dan
selain itu ada pula sensor tekanan untuk membuka pintu di pasar. Sensor adalah bagian
dari kita yang sangat umum dari kehidupan sehari-hari.
Sensitivitas sensor menentukan banyak aplikasi sensor itu sendiri. Ketika sensor
merespon perubahan yang relatif besar dalam suatu medium dengan perubahan yang
relatif kecil dengan detektor material dan output yang konsekuen, itu menunjukkan
sensitivitas rendah. Tapi kadang-kadang diperlukan sensor untuk mengukur perubahan
kecil, dalam hal ini sensor dituntut untuk menunjukkan sensitivitas tinggi, menanggapi
secara signifikan untuk perubahan menit dalam medium dibawah pengukuran.
Seringkali, linearitas sensor tersebut terbatas pada kisaran ketata yang dibatasi, diluar itu
akan merespon tidak akurat.

2.3.1 Jenis – Jenis Sensor


Adapun Jenis – Jenis dari sensor secara umum beserta fungsinya dijelaskan sebagai
berikut :
1. Touch Sensor
Jenis sensor yang akan mendeteksi ketika disentuh. Touch Sensor pada dasarnya
adalah saklar yang memiliki berbagai jenis bentuk. Pada robot digunakan untuk
misalnya, mendeteksi objek yang ada pada tangan robot, mencegah terjadinya
tabrakan pada robot beroda, dan masih banyak lagi.
2. Light Sensor
Sensor ini mendeteksi cahaya atau peka terhadap cahaya disekitarnya. Dengan
sensor ini robot dapat mengetahui gelap dan terang suatu objek, tempat, siang
atau malam. Untuk menentukan gelap dan terang suatu tempat biasa
menggunakan LDR Sensor, sementara untuk keperluan Robot Pengikut Garis
(Line Follower) menggunakan InfraRed Sensor.
8

3. Colour Sensor
Color sensor juga bisa mendeteksi gelap terang dengan menangkap warna hitam
dan putih. Tapi selain itu, Color Sensor juga dapat mendeteksi warna lainnya
seperti merah, biru, kuning, dan sebagainya. Pada aplikasinya color sensor juga
bisa digunakan untuk membuat robot Line Follower, bahkan yang lebih canggih,
yaitu: dapat mengikuti garis dengan warna yang lebih spesifik.
4. Distance Sensor
Jenis sensor yang digunakan untuk mendeteksi objek dengan cara mengukur
jarak objek tersebut. Sensor ini bisa mengukur jarak dengan sangat akurat.
Dalam robot, Distance Sensor berguna sebagai mata. Robot dapat melihat objek
didepannya dengan sensor ini.
5. Sounds Sensor
Fungsinya tentu saja seperti telinga. Melalui program sensor ini bisa
membedakan suara yang nyaring, suara yang tidak nyaring, dan hening.
Intensitasnya bisa kita atur manual, atau melalui program, tergantung jenis
Sound Sensor yang dipakai. Bahkan untuk jenis Voice Recognition, itu bisa
diprogram untuk mendengar kata (bahasa) yang digunakan manusia.
6. Balance Sensor
Biasa digunakan untuk membuat robot tetap seimbang. Mengetahui kemiringan,
dan membantu bangun saat robot terjatuh. Salah satu contohnya adalah
Gyroscope, dipakai juga pada Smartphone.
7. Gas Sensor
Berfungsi untuk mendeteksi berbagai jenis gas atau asap yang ada disekitar.
Seperti hidung pada manusia, dapat membedakan yang mana gas yang biasa
mana gas yang berbahaya. Contoh penerapan gas Sensor adalah untuk robot
penjinak Bom, atau robot GreenBird.
8. Temperature Sensor
Sama seperti kulit yang dapat merasakan panas dan dingin. Dengan temperatur
sensor robot dapat mengenali suhu yang ada disekitarnya.
9

2.3.2 Aplikasi Sensor Dengan Menghubungkan ke Mikrokontroler


Pada system perancangan alat ini menggunakan sensor SHT11 yang dihubungkan pada
mikrokontroler untuk mendeteksi kelembapan maupun suhu dari suatu ruangan.
Dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai sensor SHT11 sebagai berikut:

2.3.1. Sensor SHT11 (Sensor Suhu dan Kelembapan)


SHT11 adalah chip tunggal kelembaban relatif dan multi sensor suhu yang terdiri
dari modul yang dikalibrasi keluaran digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan
14 bit sedangkan untuk kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11
adalah digital sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak
diperlukan pengkondisi sinyal atau ADC.
SHT 11 membutuhkan supply tegangan 2.4 dan 5.5 V. SCK (Serial Clock Input)
digunakan untuk mensinkronkan komunikasi antara mikrokontroler dengan SHT 11.
Dibawah ini dapat dilihat gambar dari sensor SHT11 pada gambar 1.

Gambar 1 : Sensor SHT11

2.3.2. Prinsip Kerja Sensor SHT11


SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi
modul sensor yang output-nya telah dikalibrasi secara digital. Di bagian dalamnya
terdapat kapasitas polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relatif dan sebuah
pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor
digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu
chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu
respon SHT11 yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi dengan kelembaban yang teliti
menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah
10

diprogramkan kedalam memori. Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengkalibrasi


keluaran dari sensor selama proses pengukuran.
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah SHT11
dengan sumber tegangan 5 Volt dan komunikasi bidirectonal 2-wire. Sistem sensor ini
mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan dan pembacaan
data. Pengambilan data untuk masing-masing pengukuran dilakukan dengan
memberikan perintah pengalamatan oleh mikrokontroler. Kaki serial Data yang
terhubung dengan mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada pin Data
SHT11 “00000101” untuk mengukur kelembaban relatif dan “00000011” untuk
pengukuran temperatur. SHT11 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur
pada pin Data secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan mikrokontroler agar
sensor dapat bekerja. Sensor SHT11 memiliki ADC (Analog to Digital Converter) di
dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah terkonversi dalam bentuk data digital
dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data pada mikrokontroler.
Skema pengambilan data SHT11 dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 : komunikasi serial 2 wire-biderecional dari mikrokontroler untuk


mendapatkan data

2.3.3 Antarmuka SHT11


Untuk mendapatkan data kelembaban relatif dan temperatur pada sensor SHT11
harus menggunakan komunikasi biderectinal 2-wire. Komunikasi ini dilakukan oleh
mikrokontroler pada dasarnya menangkap data bit yang dikeluarkan oleh SHT11, tetapi
sebelumnya harus memberikan perintah register alamat untuk pengukuran kelembaban
dan diberikan delay maka kemudian mikrokontroler mendapatkan data kelembaban.
Setelah itu dengan cara yang sama hanya saja alamat register yang dikirimkan diganti
dengan perintah pengukuran temperatur dan dilanjutkan delay untuk mendapatkan
datanya. Untuk mengetahui fungsi pin dari SHT11 terlihat pada gambar 3.
11

Gambar 3. Fungsi masing – masing dari 4 pin sensor SHT11

2.4. Power Supply (Catu Daya)


Power supply adalah sebuah perangkat yang memasok energi listrik untuk satu atau
lebih beban listrik atau alat atau sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik
atau bentuk energi jenis apapun yang sering digunakan untuk menyalurkan energi
listrik.Istilah ini paling sering diterapkan ke perangkat yang mengkonversi salah satu
bentuk energi listrik yang lain, meskipun mungkin juga merujuk ke perangkat yang
mengkonversi energi bentuk lain (misalnya, mekanis, kimia, surya) menjadi energi
listrik. Sebuah catu daya diatur adalah salah satu yang mengontrol tegangan output atau
saat ini untuk nilai tertentu, nilai dikendalikan mengadakan hampir konstan, meskipun
variasi baik dalam beban arus atau tegangan yang diberikan oleh sumber energi satu
daya.
Secara prinsip rangkaian power supply adalah menurunkan tegangan AC ,
menyearahkan tegangan AC sehingga menjadi DC ,menstabilkan tegangan DC. Pada
dasarnya power supply termasuk dari bagian power conversion. Power conversion
terdiri dari tiga macam : a. AC/DC power supply b. DC/DC converter c. DC/AC inverter
Power supply untuk PC sering juga disebut PSU (Power Supply Unit) PSU termasuk
power conversion AC/DC. Fungsi utamanya mengubah listrik arus bolak balik (AC)
yang tersedia dari aliran listrik ( diIndonesia, PLN) menjadi arus listrik searah (DC)yang
dibutuhkan oleh komponen pada PC. Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi
berikut ini :
- Rectification : konversi input listrik AC menjadi DC
- Voltage Transformation : memberikan keluaran tegangan / voltage DC yang sesuai
dengan
yang dibutuhkan
12

- Filtering : menghasilkan arus listrik DC yang lebih "bersih", bebas dari ripple ataupun
noise listrik yang lain
- Regulation : mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada
tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga
toleransi perubahan tegangan daya input
- Isolation : memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input
- Protection : mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi
pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal terjadi.
Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan
output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya,
juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.
Konversi AC ke DC
Untuk konversi listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan.Pertama
dengan linear power supply.Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana.
Setlah Listrik AC dari line input di-step-down oleh transformer, kemudian dijadikan DC
secara sederhana dengan rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain
adalah kapasitor untuk meratakan tegangan. Tambahan komponen yang mungkin
disertakan adalah linear regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang
diinginkan, meski daya output yang dibutuhkan bertambah.

2.5. Ultrasonic Mist Makker


Ultrasonic Mist Maker adalah alat yang dapat merubah air biasa menjadi awan kabut seperti
dinginnya es yang biasa terlihat pada biang es. Dengan proses ultrasonic automization, air
diubah menjadi kabut tapi tidak menguap ke atas. pembuat kabut ultrasonik ini sudah
banyak digunakan dalam industri perkebunan, perawatan kesehatan dll. alat ini dapat
digunakan sebagai penghasil kabut yang akan menambah kelembaban. Kabut yang
dihasilkan oleh mist Maker sangat halus seperti asap rokok sehingga tidak membuat
tanaman menjadi basah. Contoh gambar Mistmaker Ultrasonic (mesin Kabut) dapat dilihat
pada lampiran.
Spesifikasi:
• Jenis item: DK6-24
• Noise: 36db-45db
• Daya (W): 200W
13

• Tegangan (V): 24V


• Humidity Control: Manual
• Ukuran: L.264*W.60*H.60mm
• Panjang kabel: 10M
• Mist Volume: 2800ml/hour
• Housing Material: Stainless Steel

Mist maker banyak digunakan sebagai alternatif untuk pembasmi hama. Biasanya, kabut
yang dihasilkan dicampur dengan insektisida untuk membunuh serangga. Kabut tersebut
mengandung piretroid, semacam insektisida sintetis dan pyrethrins yang insektisida yang
berasal dari bunga krisan.

Sebuah mist maker ultrasonik atau pembuat kabut menggunakan air untuk
menghasilkan kabut. Gelombang ultrasonik terfokus pada air, menyebabkan air berubah
menjadi gas kering. Karena kapasitasnya untuk menghasilkan kelembaban cukup tinggi,
alat ini dapat digunakan dalam kamar perkecambahan atau rumah kaca untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman.

2.6. Mikrokontroler AVR

Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer lengkap dalam satu chip. Lengkap
dalam artian memiliki unit CPU, port I/O (paralel dan serial), timer, counter, memori
RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, dan memori ROM tempat dari
mana perintah yang akan dieksekusi. Dan merupakan suatu komponen elektronik kecil
yang mengendalikan operasi komponen elektronik lain pada suatu sirkuit elektronik.

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat


berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan
seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena
di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah
memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup
hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset.
Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM
sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte. Pada system ini menggunakan Mikrokontrole
AVR ATmega 8
14

2.6.1. Mikrokontroler AVR ATmega8

AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC


yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan
konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum
16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya
hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega8
tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan
untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V. Konfigurasi dari
AT Mega 8 dapat dilihat pada gambar 4.

 Konfigurasi Pin Atmega8

Gambar 4 Konfigurasi Pin Atmega8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-
beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari
masing-masing kaki ATmega8.

• VCC : Merupakan supply tegangan digital.


• GND : Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.
• Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B
adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat
digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-
directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin 7 yang
terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan
arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input
15

Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal,


bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber
clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output
oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk
memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal,
PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous
Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk
saluran input timer.
• Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam
masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai
dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki
karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan
arus (source).
• RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin
ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port
C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan
berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini
rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan
menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.
• Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.
Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini
tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi
sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.
• AVcc
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus
dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog
saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk
menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka
AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
• AREF : Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC
16

2.6.2 Spesifikasi ATMega 8

Spesifikasi dari ATMega 8 dapat dilihat seabgai berikut :

1. Kinerja tinggi, rendah daya ATMega8-bit Microcontroller


2. Advanced RISC Architecture sebagai berikut :
a. 130 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi
b. 32 × 8 General Purpose Kerja Register
c. Operasi Fully Static
d. Sampai dengan 16MIPS throughput di 16MHz
e. On-chip 2-siklus Multiplier
3. segmen Memory Tinggi Ketahanan Non-volatile dengan :
a. 8Kbytes In-System Self-programmable memori program flash
b. 512bytes EEPROM
c. SRAM 1Kbyte internal
d. Menulis / Erase Cycles: 10.000 Flash / 100.000 EEPROM
e. Data retensi: 20 tahun pada 85 ° C / 100 tahun pada 25 ° C (1)
f. Opsional Boot Kode Bagian dengan Independent Lock Bits
g. In-System Programming secara On-chip Program Boot
h. Benar Operasi Baca-Sementara-Write
i. Kunci Pemrograman untuk Security Software
4. Fitur Peripheral dimana :
a. Dua 8-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, satu Bandingkan
Modus
b. Satu 16-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, Bandingkan
Mode, dan Tangkap
c. Mode
d. Real Time Counter dengan Oscillator terpisah
e. Tiga Saluran PWM
f. 8-channel ADC di TQFP dan QFN / MLF paket
g. Delapan Saluran 10-bit Akurasi
h. 6-channel ADC dalam paket PDIP
i. Enam Saluran 10-bit Akurasi
j. Byte berorientasi Dua-kawat Serial Interface
17

k. Programmable Serial USART


l. Master / Slave SPI Serial Interface
m. Programmable Watchdog Timer dengan terpisah On-chip Oscillator
n. On-chip Analog Comparator
5. Terdapat Fitur Mikrokontroler Khusus yaitu :
a. Power-on ulang dan Programmable Brown-out Detection
b. Internal dikalibrasi RC Oscillator
c. Eksternal dan Sumber Interrupt internal
d. Lima Mode Sleep: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-
down, dan
e. Bersiap
6. I / O dan Paket
a. 23 Programmable I / O Garis
b. 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, dan 32-pad QFN / MLF
7. Tegangan Operasi adalah :
a. 2.7V - 5.5V (ATMega8L)
b. 4.5V - 5.5V (ATMega8)
8. Kelas Kecepatan
a. 0 - 8MHz (ATMega8L)
b. 0 - 16MHz (ATMega8)
9. Konsumsi Daya di 4 Mhz,3V, 25oC
a. Aktif: 3.6mA
b. Menganggur Mode: 1.0mA
c. Power-down Mode: 0.5μA

2.6.3 Memori AVR ATMega 8


Memori ATMega8 terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Memori Flash Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program
berada. Kata flash menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara
elektrik. Memori flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan
bagian boot. Bagian aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada.
Bagian boot adalah bagian yang digunakan khusus untuk booting awal yang
dapat diprogram untuk menulis bagian aplikasi tanpa melalui
18

programmer/downloader, misalnya melalui USART. 32 General purpose


registers 64 I/O registers Additional I/O registers Internal RAM Flash Boot
Section EEPROM 13.
2. Memori Data Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk
keperluan program. Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32 GPR
(General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk
membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam
instruksi assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam istilah
processor komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai “chace memory”. I/O
register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus untuk
mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port,
timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga mikrokontrol
MCS51 dikenal sebagi SFR(Special Function Register).
3. EEPROM EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip
mati (off), digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap
gangguan catu daya. 14 2.1.3 Timer/Counter 0 Timer/counter 0 adalah sebuah
timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock baik dari dalam chip
(timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan kapasitas 8-bit atau 256 cacahan.
Timer/counter dapat digunakan untuk :
 Timer/counter biasa
 Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8)
 Generator frekuensi (selain Atmega 8)
 Counter pulsa eksternal

2.6.4 Komunikasi Serial AVR ATMega 8


Mikrokontroler AVR ATMega 8 memiliki Port USART pada Pin 2 dan Pin 3
untuk melakukan komunikasi data antara mikrokontroler dengan mikrokontroler ataupun
mikrokontroler dengan komputer. USART dapat difungsikan sebagai transmisi data
sinkron, dan asinkron. Sinkron berarti clock yang digunakan antara transmiter dan
receiver satu sumber clock. Sedangkan asinkron berarti transmiter dan receiver
mempunyai sumber clock sendiri-sendiri. USART terdiri dalam tiga blok yaitu clock
generator, transmiter, dan receiver.
19

2.6.5 Sistem Minimum AVR ATMega 8


Dengan menggunakan minimum sistem yang kompatibel dengan ATMega8,
mikrokontroler ATMega8 bertindak sebagai mikro target dimana kita membutuhkan
downloader lain intuk mendownload firmware ke ATMega8. Downloader tersebut bisa
berupa downloader paralel atau serial dengan tools programmernya menggunakan Pon
kemudian sediakan USBASP (Downloader) yang lain untuk mendownload firmware ke
ATMega8. (Downloader tidak harus yang berbasis USBASP bisa yang lain asal
kompatibel dengan MOSI, MISO, SCK dan reset mikrokontroler AVR).

2.7. Relay

Relay merupakan suatu komponen untuk membuka atau menutup kontak secara elektrik
dengan tujuan menghubungkan fungsi dari rangkaian satu ke rangkaian yang lain.
Bentuk Fisik dan symbol relay diperlihatkan pada gambar 5.

Gambar 5. Bentuk relay dan Simbol relay

Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan logika


switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70an, merupakan “otak” dari rangkaian
pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC. Relay yang
paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat
mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan
sebagai alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)
kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Jadi
secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa
saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
20

Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi – fungsi berikut :

 Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
 Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan

Contact ada 2 jenis :

 Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkanopen)


 Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)

Secara prinsip kerja dari relay: ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan
timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan
menutup. Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya.
Pole merupakan banyaknya contact yang dimiliki oleh relay. Sedangkan Throw adalah
banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact.

Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :


• DPST (Double Pole Single Throw)
• SPST (Single Pole Single Throw)
• SPDT (Single Pole Double Throw)
• DPDT (Double Pole Double Throw)
• 3PDT (Three Pole Double Throw)
• 4PDT (Four Pole Double Throw)

2.8 LCD (Liquid Crystal Display)


Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal
Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS
logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang
ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD
(Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter,
huruf, angka ataupun grafik
LCD (Liquid Crystal Display) sering diartikan dalam bahasa indonesia sebagai
tampilan kristal cair merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal
cair sebagai penampil utama. LCD dapat menampilkan karakter ASCI sehingga kita bisa
menampilkan campuran huruf dan angka sekaligus bewarna ataupun tidak bewarna, hal
ini disebabkan karena terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu
buah kristal cair sebagai titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya namun kristal
21

cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya didalam sebuah perangkat
LCD adalah lampu neon bewarna putih dibagian belakang susunan kristal cair tadi. Titik
cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan
citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena
pengaruhpolarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya
membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses dan
kontrol yang terjadi dalam suatu program robot kita sering menggunakan LCD. Ada
beberapa jenis LCD perbedaanya hanya terletak pada alamat menaruh karakternya.
Salah satu LCD yang sering dipergunakan adalah LCD 16x2 artinya LCD tersebut
terdiri dari 16 kolom dan 2 baris. LCD ini sering dipergunakan karena harganya relatif
murah dan pemakaiannya yang mudah. LCD yang digunakan masih membutuhkan agar
dapat dikoneksikan dengan sistem minimum dalam suatu mikrokontroller. Driver
tersebut berisi rangkaian pengaman, pengatur tingkat kecerahan backlight maupun data
serta untuk mempermudah pemasangan di mikrokontroller (portable-red). LCD Display
16 X 2 diperlihatkan pada gambar 6.

Gambar 6. LCD 16 x 2

Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.
2. Setiap terdiri dari 5 x 7 dot-matrix cursor.
3. Terdapat 192 macam karakter.
4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ).
5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.
6. Dibangun oleh osilator lokal.
7. Satu sumber tegangan 5 Volt.
8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.
22

9. Bekerja pada suhu 0oC sampai 550C.


Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa
microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan
catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat
dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di bawah sinar cahaya yang
remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED) harus dipasang
dibelakang layar tampilan. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan
dengan teknologi CRT, karena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang
digunakan sebelum transistor ditemukan.
Beberapa keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya
yang relative kecil, lebih ringan, tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di
depan monitor, monitor CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata
dibandingkan dengan LCD.
LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang menampilkan data dengan 2 baris tampilan
pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :
1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk
membuat program tampilan.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data dan 3
bit control.
3. Ukuran modul yang proporsional.
4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

2.8.1. Konfigurasi Pin LCD


Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses
internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi
membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan huruf
5 X 7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program),
maksimum pembacaan 80 X 8 bit tampilan data. Perintah utama LCD adalah Display
Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display Character Blink, Cursor Shift, dan
Display Shift. Dibawah ini dapat terlihat gambar 7 konfigurasi dari LCD 16 X 2 :
23

Gambar 7. Konfigurasi Pin LCD


Pada gambar diatas terlihat bahwa LCD 16 X 2 terdapat pin yang memiliki
fungsi seperti yang tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Konfigurasi Pin LCD
No Simbol Level Fungsi
1 Vss - 0 Volt
2 Vcc - 5+10 % Volt
3 Vee - Penggerak LCD
4 RS H/L H = Masukkan Data , L =
Masukkan Ins
5 R/W H/L H = Baca, L = Tulis
6 E H/L Enable Signal
7 DB0 H/L
8 DB1 H/L
9 DB2 H/L
10 DB3 H/L
11 DB4 H/L
12 DB5 H/L
13 DB6 H/L Data Bus
14 DB7 H/L
15 V+ BL - Kecerahan Signal
16 V- BL -
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem


Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan
pada gambar 8 berikut ini :

POWER
SUPLAY

LCD

SENSOR Driver
SHT11 Kipas Kipas

AT MEGA 8 MIST MAKER


RELAY (MESIN KABUT
HAMA)

Driver
Kipas
Kipas
RUMAH
KACA RELAY MIST MAKER
(MESIN KABUT)

Gambar 8 : Diagram blok Pengkabutan.

Diagram blok pada gambar 8.


3.1.1 Fungsi Setiap Blok

1. Power Suplay berfungsi sebagai sumber tegangan


2. Relay berfungsi sebagai saklar otomatis on/off untuk output
3. ATMega8 berfungsi sebagai pemroses, penerima dan pengirim data
4. Sensor SHT11 berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan
5. Mist Maker berfungsi untuk mengubah cairan menjadi kabut.
6. Rumah kaca berfungsi sebagai prototype.
7. Driver Kipas berfungsi sebagai penggerak Kipas
8. Kipas berfungsi sebagai output dari driver Kipas
25

3.2. Perancangan rangkaian power supply


Rangkaian power supplay dapat ditunjukkan pada gambar 9.

Gambar 9.rangkaian power supply


Rangkaian power supplay dapat ditunjukkan pada gambar 9. Rangkaian ini
berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA
yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan
untuk mensupplay tegangan sistem sedangkan keluaran 12 volt untuk Radio Frekuensi
Transmitter.

3.3. Rangkaian Sensor SHT11


Sensor SHT11 adalah sebuah single chip multisensory untuk sensor kelembaban
dan suhu ruang yang telah terkalibrasi sempurna sehingga bentuk keluaran sudah dalam
bentuk digital. Di dalam piranti SHT11 terdapat suatu surface-mountable LCC
(Leadless Chip Carrier) yang berfungsi sebagai suatu pluggable 4-pin single-in-line
untuk jalur data dan clock. Rangkaian skema sensor SHT11 yang terhubung dengan
mikrokontroler terlihat pada gambar 10.

Gambar 10. Rangkaian Skema Sensor SHT11


26

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pin 2 dan 3 terhubung ke mikrokontroler
yang berfungsi untuk mengirikan data hasil pengukuran dari sensor ke mikrokontroler.
Dalam mikrokontoler tersebut data akan diolah dan kemudian di tampilkan pada LCD.
3.4. Rangkaian Mistmaker Ultrasonik
Dalam prototipe yang dibuat, pengendalian kelembaban dan suhu dilakukan dengan
mengatur kadar uap air yang ada dalam. Jika nilai kelembaban dan suhu yang dideteksi
oleh sensor berada di bawah nilai kelembaban setpointnya, maka uap air ditambahkan
oleh perangkat yang disebut dengan mistmaker (mesin kabut). Mist maker ini
merupakan suatu alat yang bisa menghasilkan embun atau uap yang tidak panas ataupun
dingin. Alat ini bisa digunakan untuk hiasan akuarium, taman dan dapat pula
difungsikan sebagai aroma terapi jika diberikan cairan aromaterapi ke dalam air.
Rangkaian ultrasonic Mistmaker dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Rangkaian Ultrasonic Mistmakker

Fungsi dan spesifikasinya adalah menghasilkan embun atau uap air dimana embun itu
tidak menguap ke atas melainkan berputar - putar di mesin sehingga dibutuhkannya
Kipas untuk menghembuskan uap atau embun tersebut ke objek. Mistmaker ultrasonik
yang digunakan tidak boleh aktif pada keadaan kering, sehingga alat ini membutuhkan
air yang cukup untuk bekerja. Pada gambar mistmaker terhubung dengan relay yang
akan mengontrol banyak nya kabut keluar.

3.5. Rangkaian Driver Kipas


Dalam pengaturan kecepatan kipas DC salah satunya yang popular adalah
dengan teknik PWM. PWM dilakukan dengan cara mengubah perbandingan lebar-
27

pulsa-positif terhadap lebar-pulsa-negatif ataupun sebaliknya dalam frekuensi sinyal


yang tetap. Rangkaian Driver Kipas terlihat pada gambar 12.

Gambar 12. Rangkaian Driver Kipas


Pada rangkaian kipas ini menggunakan trasnsistor DB139 sebagai driver. Pin
Basis dari DB139 dihibungkan ke mikrokontroller melalui resistor 10k. Pin Kolektor
dihubungkan ke negative Kipas, dan Pin Emiter dihubungkan ke GND. Ketika pin Basis
diberikan tekanan atau sinyal, kipas akan aktif, karena transistor berubah dalam keadaan
satu rasi.

3.6. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8


Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian input dan
keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroller jenis
ATMega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Kristal 8 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.
b. Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2.
c. Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset.
d. Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :
 PortC.0 digunakan sebagai Penerima data dari remote (receiver)
 PortB.1, PortB.2, PortB.3 digunakan sebagai data input basis transistor pada
driver relay.
Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroller dapat dilihat pada gambar 13,
berikut :
28

Gambar 13. Rangkaian dari Mikrokontroller AT Mega8


Dari gambar 13. Dapat dilihat mikrokontroler AT Mega 8 memiliki 28 pin. Berikut akan
dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

• VCC : Merupakan supply tegangan digital.


• GND : Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.
• Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B
adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat
digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-
directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin 7 yang
terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan
arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input
Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal,
bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber
clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output
oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk
memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal,
PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous
29

Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk
saluran input timer.
• Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam
masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai
dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki
karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan
arus (source).
• RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin
ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port
C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan
berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini
rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa 8 minimum, maka akan
menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja.
• Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.
Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini
tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi
sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.
• AVcc
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus
dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog
saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja disarankan untuk
menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka
AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
• AREF : Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC

3.7. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x

2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat memberi
30

data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver untuk

mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Pemasangan

potensio sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil. Gambar 14.

berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler.

Gambar 14. Rangkaian LCD

Dari gambar 14, rangkaian ini terhubung ke mosi, miso, sck pada pin PB3, PB4,
PB5, yang merupakan pin I/O dua arah Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD
display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroller ATMega 8.

3.8. Rangkaian Lengkap


Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dibuat
rangkaian lengkap dari peralatan. Adapun rangkaian lengkap dari perancangan sistem
ini dapat dilihat pada gambar 15 berikut ini:
31

Gambar 15. Rangkaian Lengkap


32

3.9. Flowchart Sistem

start

Inisialisasi

Y
T
If
IF Setting = 0
Up = 0
Y
T

T
Mist
If Set RH ++
Maker RH
RH < set RH
Mati

Y
T
If
Mist Down = 0
Maker RH
hidup
Y

Set RH --
T
Mist Maker If
Hama Mati Up = 0

Mist Maker
Hama Hisup

Selesai

Gambar 16. Flowchart Sistem


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian rangkaian Power supplay


Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan
yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari
power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka
diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5,01 volt. Dengan begitu dapat dipastikan
apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran
tegangan tidak murni sebesar +5 Volt Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya kualitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak murni.Selain
itu, tegangan jala-jala listrik yang digunakan tidak stabil. Pada pengujian Power Suplay,
tegangan yang kita butuhkan sebesar 5 volt, pertama masuk tegangan AC sebesar 220
volt dari PLN, kemudian disalurkan ke travo sehingga tegangan menjadi 12 volt AC,
disaring lagi ke diode sehingga menjadi 12 volt DC, kemudian di hubungkan dengan IC
7805 sehingga tegangan menjadi 5 volt DC. Gambar pada saat dilakukan pengujian
tertera pada lampiran. Dibawah ini merupakan rangkaian pengujian power supply yang
terlihat pada gambar 17.

Gambar 17. Pengujian Rangkaian Power Supply Transmitter

4.2. Pengujian Mikrokontroller ATMEGA 8


Pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming)
mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian
mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini
berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader
yaitu ATMega8. Pengujian ATMega 8 terlihat pada gambar 18.
34

Gambar 18. Pengujian Mikrokontroller AT Mega8

ATMega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature


sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian
mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya. Pengujian pin ATmega 8
dengan mengukur tegangan tertera pada tabel 2.

Tabel 2. Pengujian Pin Mikrokontroler AT mega8


Pin Tengagan Keluaran (V)
1 4,98
2 1,37
3 4,98
4 0,003
5 4,98
6 0,050
7 4,98
8 0
9 2,5
35

10 2,5
11 4,95
12 0,004
13 1,38
14 4,97
15 4,95
16 4,96
17 4,95
18 0,004
19 0,017
20 4,98
21 4,98
22 0
23 0,001
24 0,001
25 0,001
26 0,001
27 4,98
28 4,98

4.3. Pengujian Display LCD


Rangkaian LCD dihubungkan ke PB.0 sampai PB7, yang merupakan pin I/O dua
arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai timer/counter, komperator analog dan
mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang
akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan oleh mikrokontroller ATMega8.
Pada bagian ini, mikrokontroller dapat memberi data langsung ke LCD. Pada
LCD sudah terdapat driver untuk mengubah ASCII output mikrokontroller menjadi
tampilan karakter. Pengujian pin yang ada pada LCD memiliki tegangan seperti pada
tabel 3.

Tabel 3. Pengujian Pin Display LCD


Pin Tegangan Keluaran (V)
36

1 0,001
2 4,98
3 0,69
4 4,93
5 0,7
6 0,52
7 0
8 0
9 0
10 0
11 4,97
12 0,65
13 4,94
14 0,003
15 4,94
16 0,003
17 4,97
18 0,009

Tabel diatas merupakan hasil pengukuran pada display LCD, pengukuran


dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah LCD bekerja dengan baik atau tidak
yaitu dengan membandingkan tegangan terukur dengan program maupun data sheet.
Berikut program yang digunakan untuk menguji cara kerja LCD :

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);

void setup() {

lcd.begin(16, 2);

void loop() {

lcd.setCursor(0, 0);
37

lcd.print("Tes LCD"); // carakter yang tampil

Program di atas akan menampilkan kata “Tes LCD” di baris pertama pada
display LCD 2x16. Pada alat dalam penelitian ini, Saat keseluruhan rangkaian
diaktifkan. Hasil gambar pengujian tertera pada lampiran.

4.4. Pengujian Sensor SHT11


SHT11 module merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif dari
sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindera suhu dan kelembaban
dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban ruangan. Pengujian ini bertujuan untuk
mengukur sensitifitas dan cara kerja sensor yang digunakan.
Berikut program yang digunakan untuk menguji rangkaian sensor:

#include <SHT1x.h>

#define dataPin 10

#define clockPin 11

SHT1x sht1x(dataPin, clockPin);

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);

void setup()

lcd.begin(16,2);

void loop()

{
38

float temp_c;

float humidity;

temp_c = sht1x.readTemperatureC();

humidity = sht1x.readHumidity();

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Temp: ");

lcd.print(temp_c, DEC);

lcd.print("C / ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Humidity: ");

lcd.print(humidity);

lcd.println("%");

delay(1000);

Setelah dilakukan pengujian sensor diatas dengan menggunakan program, maka sensor
akan berjalan dan akan mendekteksi suhu dan kelembapan pada ruangan. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat maka dapat di set kelembapan (RH) sebesar 90%
utuk melakukan monitoring suhu dan kelembapan yang tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengujian Monitoring Suhu dan Kelembapan


No Waktu (selisih 2Menit) Suhu ( oC) RH (%)
1 1 30,2 89
2 3 30,2 90
3 5 30,3 91
4 7 30,4 89
39

5 9 30,3 90
6 11 30,2 90
7 13 30,2 90
8 15 30,3 91
9 17 30,3 90
10 19 30,3 91
11 21 30,4 92
12 23 30,4 90

Pada tabel dilakukan pengujian selama 23 menit dengan selisih 2 menit, pada saat
dilakukan pengujian sensor SHT11 bekerja untuk meonitoring suhu dan kelembapan
pada ruangan. Pada saat kelembapan berada > dari 90% maka secara otomatis
Mistmaker yang tidak bercampur dengan peptisida akan bekerja dan akan menjaga
kelembapan tetap berada dalam keaadaan lembab. Berikut grafik suhu vs Rh yang
terlihat pada gambar19.

Grafik suhu Vs RH
92.5
92
91.5
91
90.5
90
89.5
89
88.5
88
87.5

RH (%)

Gambar 19. Grafik Monitoring suhu dan Kelembapan

4.5. Pengujian Kipas Dalam dan Luar


40

Fungsi utama dari kipas adalah untuk mengatur pertukaran udara dalam suatu
ruangan. Baik dari segi efisien waktu pertukaran udaranya maupun jumlah udara yang
bergantian tiap menit. Kipas dalam ruangan difungsikan sebagai pengatur kelembaban
udara dan suhu. Karena uap air dan panas dapat dikeluarkan dari dalam ruangan
bersamaan dengan pengeluaran udara yang menjadi media penghantarnya. Pengujian
kipas dalam dan luar dalam keadaan aktif dan tidak aktif dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Pengujian kipas dalam dan luar pada keadaan aktif dan tidak aktif
Pin Kolektor Tegangan (V) Status
Kipas Dalam 3,05 Aktif
12,4 Non Aktif
Kipas Racun 3,02 Aktif
11,9 Non Aktif
Kipas RH 2,95 Aktif
12,0 Non Aktif

Berikut program yang akan menguji cara kerja kipas :

#define fan_humi A2

#define fan_racun 12

#define fan_dalam A3

void setup() {

pinMode(fan_dalam, OUTPUT);

void loop() {

digitalWrite(fan_dalam,HIGH);

delay(1000);

digitalWrite(fan_dalam,LOW);

delay(1000);
41

Pada saat dijalankannya program maka kipas yang berada diluar akan menghembuskan
angin sehingga kabut yang ada pada wadah terhembus ke ruangan prototype, dan kipas
yang ada didalam juga menyala untuk menghembuskan kabut dalam ruangan, agar kabut
tersebut tersebar secara merata.

4.6. Pengujian Relay dan Mistmaker


Pada Mistmaker terdapat 2 Relay untuk mengaktifkan 2 Mistmaker. Cara
mengaktifkan relay agar dalam kondisi aktif dengan member tegangan atau nilai 5V
(high) untuk pin basis transistor pada relay. Pada saat Relay aktif maka Mistmaker juga
aktif. Pada saat mistmaker aktif dan tidak aktif mempunyai tegangan seperti tabel 6.

Tabel 6. Pengujian mist maker pada saat aktif dan tidak aktif
Mistmaker Tegangan (V) Status
Hama 23,0 Aktif
0,015 Non Aktif
RH 22,9 Aktif
0,002 Non Aktif

Pengujian dapat juga dilakukan dalam program sebagai berikut:


a. Pengujian Hidup Mistmaker
#define fan_humi A2
#define fan_racun 12
#define fan_dalam A3

void setup() {
pinMode(fan_humi, OUTPUT);
pinMode(fan_racun, OUTPUT);
}

void loop() {
digitalWrite(fan_humi,HIGH);
digitalWrite(fan_racun,HIGH);
delay(1000);
42

digitalWrite(fan_humi,LOW);
digitalWrite(fan_racun,LOW);
delay(1000);
}

b. Pengujian Relay dan Mist maker


#define humi A0
#define racun A1

void setup() {
pinMode(racun, OUTPUT);
pinMode(humi, OUTPUT);
}

void loop() {
digitalWrite(humi,HIGH);
digitalWrite(racun,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(humi,LOW);
digitalWrite(racun,LOW);
delay(1000);
}

Pada saat dilakukan pengujian, Mistmaker akan menyala dan akan menciptakan kabut
yang akan menguap pada wadah.

4.7. Pengujian Push Button


Pengujian push button dengan program sebagai berikut :
#define pb1 9

#define pb2 10

#define pb3 11

void setup()
43

lcd.begin(16, 2);

Serial.begin(9600);

pinMode(pb1,INPUT);

pinMode(pb2,INPUT);

pinMode(pb3,INPUT);

digitalWrite(pb1,OUTPUT);

digitalWrite(pb2,OUTPUT);

digitalWrite(pb3,OUTPUT);

void loop() {

if (digitalRead(pb1)==0){basmi = 1;delay(100);}

else if (digitalRead(pb3) == 0) {lembab = 1;delay(100);}

else if (digitalRead(pb2) == 0 &&basmi == 1 || lembab ==


1) {basmi = 0; lembab = 0;delay(100);}

if (digitalRead(pb2) == 0){setting = 1;delay(200);}

while (setting == 1){

if (digitalRead(pb1)==0){humi_set++;}

else if (digitalRead(pb3) == 0) {humi_set--;}

if (digitalRead(pb2) == 0){setting = 0;delay(200);}

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("RH SET : ");

lcd.print(humi_set);

delay(100);

}
44

Push Button disisni berfungsi untuk mengatur pada saat dilakukanya settingan untuk
kelembapan,menyalakan dan mematikan Mistmaker pembasmi Hama.

4.9. Hasil Pengujian Mistmaker Pembasmi Hama


Pada penelitian prototype Rumah kaca untuk pembasmian hama meggunakan
mistmaker, digunakan air sebanyak 250 ml dan campuran peptsida sebanyak 0,25ml,
sehingga di peroleh data yang ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7. Pengujian Pembasmi Hama


No Suhu (oC) RH (%) Waktu (s) Keterangan Hama
1 29,6 96% 15 Belum Merespon
2 29,6 96% 30 Berusaha Pergi
3 30,1 96% 45 Lompat - Lompat
4 30,2 95% 60 Jalan –Jalan
5 30,3 95% 75 Lemas
6 30,2 96% 90 Tidak Bergerak
7 30,3 96% 105 Mati

Dari data diatas pengkabutan dengan menggunakan peptisida yang dilakukan


semala 1 Menit. Dimana terbentuk suhu awal 29,1oC dan memiliki RH = 96%. Setelah
dilakukan pengkabutan dapat dilihat melalui data pengujian pada waktu kurang dari 2
Menit hama yang ada di rumah kaca akan mati dan ini menandakan metode pengkabutan
ini berhasil.

120

100

80

60 RH
waktu
40

20

0
29,1 29,6 30,1 30,2 30,3 30,2 30,3

Gambar 20. Grafik pembasmi Hama


45

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sensor SHT11 dapat mengontrol suhu
maupun kelembapan di rumah kaca, Dalam prototype ini yang dapat dikontrol hanya
kelembapan yang ada di rumah kaca. Dan prototype ini berhasil dalam memonitoring
suhu dan kelembapan serta pembasmian hama, dan dapat dilihat kelembapan dengan
larutan yang bercampur dengan peptisida memiliki kelmabapan yang sangat besar dan
proses dalam melakukan kelembapannya juga sangat cepat.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis
dapat menarik kesimpulan, antara lain :
1. Telah berhasil digunakan UltraSonic Mist Maker utuk membentuk kabut yang
dapat membasmi hama dan juga menjaga suhu dan kelembapan di dalam rumah
kaca.
2. Telah berhasil dirancang sebuah sistem untuk membasmi hama, dimana
mempermudah untuk mengusir hama dan menjaga tumbuhan dari penyakit dan
Serangan Hama.
3. Telah berhasil digunakan sensor SHT11 sebagai pendeteksi suhu dan
kelembapan yang membentuk kabut pada rumah kaca. Jika suhu dan kelembapan
tidak sesuai dengan yang di set pada program maka akuator akan menstabilkan
suhu dan kelembapan tersebut.

5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :
1. Untuk pengembangan lebih lanjut, perlu dilakukan penambahan sensor yang
dapat mengetahui keberadaan hama agar pembasmian tidak dilakukan secara
manual.
2. Untuk pengembangan lebih lanjut, perlu dilakukan pengujian pembasmian hama
di alam terbuka.
47

DAFTAR PUSTAKA

Bejo,A.2008.C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega


Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Daryanto, Drs. 2008. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta : Bumi aksara.

Setiawan,Afrie.2006. 20 Aplikasi mikrokontroller. Yogyakarta: ANDI.

Setiawan, Iwan,2008.Aplikasi Mikrokontroller, Jakarta : Elex Media Komputindo,.

Rafiuddin Syam, ST, M.Eng, PhD,2013.Dasar – Dasar Teknik Sensor. Makassar :


Fakultas Teknik Universitas Hasannuddin.

https://bukuteori.com/2017/09/13/hama-yang-menyerang-padi/
Diakses : 06 Maret 2018

https://learnstream.weebly.com/home/ultrasonic-mist-maker
Diakses : 06 Maret 2018
48

LAMPIRAN
49
50

Lampiran 2. Program Lengkap

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystallcd(8, 6, 5, 4, 3, 2);

#include <SHT1x.h>

#define dataPin A4

#define clockPin A5

SHT1x sht1x(dataPin, clockPin);

float temp_c;

float temp_f;

float humidity;

#define humi A0

#define racun A1

#define fan_humi A2

#define fan_racun 12

#define fan_dalam A3

#define pb1 9

#define pb2 10

#define pb3 11

int basmi=0;

int lembab = 0;

int setting=0;

int humi_set = 65;

void setup() {

lcd.begin(16, 2);
51

Serial.begin(9600);

pinMode(pb1,INPUT);

pinMode(pb2,INPUT);

pinMode(pb3,INPUT);

digitalWrite(pb1,OUTPUT);

digitalWrite(pb2,OUTPUT);

digitalWrite(pb3,OUTPUT);

pinMode(humi,OUTPUT);

pinMode(racun,OUTPUT);

pinMode(fan_humi,OUTPUT);

pinMode(fan_racun,OUTPUT);

pinMode(fan_dalam,OUTPUT);

//digitalWrite(ok,HIGH);

//digitalWrite(set,HIGH);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" RumahKaca ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" Putri Gendut ");

delay(2000);

lcd.clear();

void loop() {

if (digitalRead(pb1)==0){basmi = 1;delay(100);}

else if (digitalRead(pb3) == 0) {lembab = 1;delay(100);}


52

else if (digitalRead(pb2) == 0 &&basmi == 1 || lembab ==


1) {basmi = 0; lembab = 0;delay(100);}

if (digitalRead(pb2) == 0){setting = 1;delay(200);}

while (setting == 1){

if (digitalRead(pb1)==0){humi_set++;}

else if (digitalRead(pb3) == 0) {humi_set--;}

if (digitalRead(pb2) == 0){setting = 0;delay(200);}

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("RH SET : ");

lcd.print(humi_set);

delay(100);

temp_c = sht1x.readTemperatureC();

humidity = sht1x.readHumidity();

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("T:");

lcd.print(temp_c, 1);

lcd.write(0B11011111);

lcd.print("C");

lcd.setCursor(10,1);

lcd.print("RH:");

lcd.print(humidity,0);

lcd.print("%");
53

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("RH SET : ");

lcd.print(humi_set);

if (humidity<humi_set){

digitalWrite(humi,HIGH);

digitalWrite(fan_humi,HIGH);

digitalWrite(fan_dalam,HIGH);

else if (lembab == 1){

digitalWrite(humi,HIGH);

digitalWrite(fan_humi,HIGH);

digitalWrite(fan_dalam,HIGH);

else if (temp_c>35){

digitalWrite(fan_dalam,HIGH);

else if (basmi == 1){

digitalWrite(racun,HIGH);

digitalWrite(fan_racun,HIGH);

digitalWrite(fan_dalam,HIGH);

else {

digitalWrite(humi,LOW);

digitalWrite(fan_humi,LOW);

digitalWrite(fan_dalam,LOW);

digitalWrite(racun,LOW);
54

digitalWrite(fan_racun,LOW);

delay(100);

Lampiran 3. Gambar Peralatan dan Hasil Pegujian

1. Gambar pada saat pengkabutan


55

2. Gambar Pengujian
56

3. Gambar Peralatan
57

Anda mungkin juga menyukai