Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Stimulasi
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Stimulasi
Skipsi diajukan sebagai tugas akhir strata-l (S-l) pada Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan rmtuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Keperawatan
I ITL.
LITT I
Universilas lslam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
RISMA BUDTYA}ITI
108104rI00018
DISUSTIN OLEH
RISMA BUDIYANTI
NIM 108104000018
Pembimbing I
Penguji I
Penguji I
NIP: I5040868
Penguji III
f-J
Ns. Usrlatun Khasanah, S.Kep. MNS
NIP: 19770401 2009122003
Mengetahui,
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Serrua surnber yang saya gunakan dalarn penulisan ini telah saya canturnkan
3. Jika kernudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima
IV
RIWAYATHIDUP
Agama Islarn
Telepontlp : 083827150169
Riwayat Pendidikan
1. TK PGRI Pataruman
2. SDN I Ciganjeung (r996-2002)
Pengalaman Seminar
2' Pclatihan Sirkunrsisi "Menumtruhkan Insan cita yang Terarnpil Dan peduri
tahun 201 I
20l l
8- Diskusi Publik "Profesionalisrne Kepe,rimpinan Mahasisrva Kesehatan Islar.,
2012
9. Seminar Nasional "Sinergi LKMI Untuk Bangsa yang Sehat,,pada tahun 2012
tahun 201 2
tahun 201 2
\,r
14. Seminar Nasional "Kesiapan SDM Kesehatan (Dokter, perawat, Apoteker)
Rirvayat Organisasi
vll
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Risma Budiyanti
ABSTRAK
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun,
kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan turnbuh kembang anak.
Stimulasi tumbuh kembang dilakukan oleh orang tua sebagai orang terdekai. Anak
yang mendapat stimulasi yang terarah dan sesuai dengan tahap perkembangan akan
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat itimulasi
atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap dengan perilaku ibu dalam mernberikan stirnulasi perkembangan sosial anak
usia 3-5 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Desain cross
sectional dan jumlah sampel sebanyak 97. Hasil analisis didapatkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalarn rnemberikan stimulasi
perkembangan sosial anak usia 36-48 bulan (p talue:0.007) dan usia +8-60 bulan (p
value : 0.001) serta ada hubungan antara sikap dan perilaku ibu dalarn memberikan
stimulasi perkernbangan sosial anak 36-48 bulan Qt value: 0.000) dan tidak ada
hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam mernberikan stimulasi
perkernbangan sosial anak usia 48-60 bulan (p valtrc
= 1.000).
Diharapkan orang tua khususnya ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan
memperbaiki sikap serta perilaku dalarn rnemberikan stinulasi perkembangan sosial
anak dan mernberikan stimulasi yang teratur sesuai tahap perkembangan anak.
\ lll
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH OF JAKARTA
Risma Budiyanti
ABSTRACT
Stimulation is the basic ability to stimulate activity of children aged 0-6 years , the
lack of stimulation cim cause deviations of child development . Stimulation of growth
and development is done by the parents as the nearest person . Children who received
stimulation directed and in accordance with the stage ofdevelopment will grow faster
than children who received less stimulation or no stimulation .
The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and
attitude to provide stimulation of rnatemal behavior in the social development of
children aged 3-5 years . This research is a quantitative study with cross-sectional
design and nurnber sample were 97 respondents. The analysis we found that there is a
relationship between knowledge of the mother's behavior in a stimulating social
development ofchildren aged 36-48 months ( p value: 0.007 ) and age 4g-60 months
( p value: 0.001 ) and no relationship between maternal attitudes and behavior in a
stimulating social development of children 36-48 months ( p value : 0.000 ) and
there was no relationship between uratemal attitudes and behavior in a stirnulating
social development ofchildren aged 48-60 r)lonths (p value = 1.000) .
It is expected that parents, especially mothers can increase knowledge and irnprove
attitudes and behaviors in a stirrulating social developrnent of childr-en and piovide
appropriate stirnulation regularly stages of child developrnent.
l\
KATA PENGANTAR
As s a I anu'alailatm l{r. Wb
Alharndulitlah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah rnemberikan
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang rnenjadi
salah satu syarat kelulusan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula sholawat serta salam penulis
sanjungkar kepada baginda revolusi Islam yakni Nabi Muhammad SAW yang telah
Skripsi ini membahas tentang " Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Ibu dalam Memberikan Stirnulasi Perkernbangan Sosial Anak Usia
berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
2. Terima kasih kepada Papah "Enjo Sua4'o" dan Marnah "Tita Hartati" atas do'a
3. Prof. dr.Dr (hc) M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
4. Bapak Waras Budi Utorno, S. Kep, MKM selaku Ketua Prograur Studi llrnu
Keperawatan
7. Ibu Yuli Amran, S.KM, M.KM selaku Pembimbing II yang telah rnernbirnbing
rrotivasi
9. Segenap Staff bidang Akademik FKIK dan Program Studi ilmu Keperar.vatan
Penulis menyadari bahwa rnasih banyak kekurangan dalam proses skripsi ini,
dikembangkan kembali dan dapat mernberikan manfaat khususnya bagi peneliti dan
pendidikan. Amien
Risma Budiyanti
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
RIWAYATHIDI]P
ABSTRAK .. vl
ABTRACT ................................ VUt
DAFTARTABEL
DAFTARBAGAN
BAB I PENDAIIT]LUAN
\II
....... l9
F. Stimulasi 30
.................... 41
44
................-.. 57
......59
B. Hipotesis
C. Definisi Operasional
l. Populasi ................................. 66
xlll
.67
F.
G. 1t-
H.
..................7 5
........................... 7 5
............................ 7 6
xl\
2. Gambaran pengetahuan ibu terhadap stirnulasi perkembangan sosial
A. Kesirnpulan . 101
DAFTAR TABEL
Nornor tabel Halaman
\\'l
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Tentang Stimulasi
Tabel 5.11 Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Ibu
x!
DAFTARBAGAN
Nomor Bagan
Bagian 2.1
Bagian 3.1
\\ l
.BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Perkembangan raerupakan bertambah sempumanya fungsi alat
tubuh yang
anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan
JE : JU a; it o-r;1-r^ gi
;t ;;-)tt.o a/ ;.J .Ji af ,S-tilt if-.; 3i ,r U"u ,.rl u-u
f """J, Jj.l 4iL-.,,r- ti ;et 1i,ir.r..? otlij .rt;Jr ._sI" Jr: ,f J-<J -, &,iir ,rf.-;r
"Setiap a,ak lahir (daranr keadaa,) tih'ah. kedua orang tua,ya (memiliki
andil dalam) menjadikan anak beraga,ra yarrudi. Nasra.i atau bahka, beragarna
Perkembangan sosial pada masa prasekolah atau usia 3-5 tahun adalah adanya
terhadap perpisahan, serta mengenali anggota keluarga (Wong, 2000 dalam Hidayat,
2009).
peranan yang penting. Jika ini tidak terjadi dengan baik, maka manusia tidak mampu
berfungsi dengan baik, sehingga hubungan dengan orang lain akan berjalan tidak
pemikiran anak. Dengan interaksi ini anak dapat membandingkan pemikiran dan
pengetahuan yang telah dibentuknya dengan pemikiran dan pengetahuan orang lain.
perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak bergaul
memenuhi kebutuhan esensial anak, yaitu kebutuhan gizi, pelayanan kesehatan, kasih
Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil
interaksi antar faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan.Agar
faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak,
3
(2000) dalam Nursalam (2008) kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi
kecerdasan antara lain adalah kebutuhan fisik, emosi (kasih sayang) dan stimulasi.
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak. Dimana anak yang
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
1995).
stimulasi terhadap perkembangan anak sebagai tindak lanjut pasca DDTK massal.
Dari penelitian ini didapatkan hasil perkembangan anak sebelum dilakukan intervensi
dalam kategori sesuai sebanyak 0%, kategori meragukan 70%, kategori menyimpang
orang tua anak tentang stimulasi dan menganjurkan untuk melakasankannya, untuk
kemudian dievaluasi pada bulan berikutnya. Data post-test diperoleh dengan cara
Masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa keterampilan mengasuh dan
benar oleh setiap orang tua. Perilaku orang tua dalam bentuk pengetahuan
4
salah satu faktor penting karena orang tua dapat lebih memahami cara mengasuh dan
mendidik anak yang baik dan benar (Arip, 2008 dalam Ani, 2008).
Pendidikan orang tuamerupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terurtama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
1995). Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif
rendah, mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit berarti anak tidak
pengalaman diri sendiri, dan pengalaman orang lain, media massa serta lingkungan
(Hurlock, 2002).
pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun didapatkan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 46,7% dan responden dengan tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 23,3%. Sedangkan tingkat perkembangan sosial tinggi anak (36,7%),
Hendaknya ibu member kesempatan dan kebebasan yang cukup untuk anak
menjawab seluruh pertanyaan dan tidak menghambat fantasi serta kreasi anak dalam
perkembangan pada masa ini, maka anak akan mengalami keterlambatan dalam
perkembangan (Eni, 2008). Pengetahuan ibu dalam memberikan stimulasi pada anak
sangat penting.Banyak ibu yang masih belum mempunyai pengetahuan yang benar
tentang maksud dari stimulasi perkembangan pada anak maupun tujuan pemberian
stimulasi.
dalam Nugraha dan Rachmawati (2005), anak yang kurang mendapat stimulasi
(emotional starved). Kondisi ini kemudian berkembang menjadi pribadi yang labil,
memiliki hambatan dalam penyesuaian diri, dan menjadi pribadi yang tidak bahagia
Anak yang kurang mendapat stimulasi kasih sayang dari lingkungan sosialnya
juga berdampak pada fisik.Fisik anak menjadi lemah, kurang berkembang, dan tidak
berdaya.Ini terjadi karena anak-anak yang sedih (mengalami emosi negatif) terdapat
hambatan pada sekresi hormon kelenjar dibawah otak (pituitary hormon) termasuk
(Hurlock, 1995).
seorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi
6
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut
atau orang tua, khususnya ibu, merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
seorang anak balita (soetjiningsih, 1995). Interaksi antara anak dan orang tua,
terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara
keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan
anaknya dan sedini mungkin untuk memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak
secara menyeluruh.
dengan orang lain (keterampilan sosial). Hal ini menunjukan betapa pentingnya
stimulus yang diberikan oleh orang tua kepada anak untuk merangsang perkembangan
interaksi antar anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya (Soetjiningsih,
keluarga yang penting adalah memberi pengalaman belajar pada anak-anak dari usia
pribadi anak. Pengsuh yang diterapkan orang tua pun berdampak pada perkembangan
sosial anak.
anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelebihan proses
kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Orang tua
harus memahami tahap-tahap perkembangan anak agar anak bisa tumbuh kembang
secara optimal yaitu dengan memberi anak stimulasi.Orang tua jangan terlalu
overprotektif terhadap anak tetapi selalu memberi anak penghargaan berupa pujian,
dengan perilaku stimulasi perkembangan anak pada ibu yang baik (58,3%). Hasil uji
statistic menunjukan bahwa p <0,001. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat
mempunyai anak 3-5 tahun di play group Pelangi Anak Umbulharjo Yogyakarta.
perkembangan sosial adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus
Apabila pada masa kanak-kanak ini anak akan mampu melakukan hubungan sosial
dengan baik dan anak akan mudah diterima sebgai anggota kelompok sosial ditempat
pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan sosial anak usia 3-5 tahun masih
kurang. Hanya 30% (3 orang) dari sepuluh ibu yang mengatakan bahwa stimulasi
perkembangan anak datang dari lingkungan luar anak yang lainnya mengatakan
bahwa stimulasi datang dari anak itu sendiri. Selain itu, ibu kurang mengetahui
8
bagaimana cara menstimulasi perkembangan sosial anak. Hal ini terlihat dari perilaku
ibu yang lebih banyak membiarkan anaknya bermain sendiri di rumah setelah pulang
sekolah sebanya 70% (7 orang). Sebagian besar ibu juga jarang membawa anaknya
untuk berinteraksi.
sosial anak diantaranya adalah anak sulit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi
kecuali dengan teman yang dikenalnya, anak pemalu, anak sering bertengkar dengan
teman sebayanya, ibu sering mendapat kata-kata yang kasar dan jorok dari anak serta
pemberian stimulasi berbahasa pada anak usia 1-3 tahun dapat dikategorikan cukup
dengan persentase 45,5%. Sedangkan perkembangan bahasa pada anak usia 1-3 tahun
sesuai dengan persentase 47,8%. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seorang ibu
tentang pemberian stimulasi berbahasa merupakan salah satu faktor yang dapat
pengetahuan dan sikap ibu tentang stimulasi perkembangan motorik kasar anak usia
3-5 tahun serta pengetahuan ibu tentang pemberian stimulasi berbahasa pada anak
usia 1-3 tahun. Stimulasi perkembangan sosial yang dilakukan oleh ibu penting agar
perkembangan sosial anak.Oleh karena itu, peneliti tertarik dan ingin mengetahui
A. RUMUSAN MASALAH
9
bulan September 2013 terhadap 10 ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun didapatkan
perkembangan sosial anak sesuai tahap perkembangan sosial anak sesuai tahap
Mengingat peranan ibu yang besar, maka pengetahuan ibu tentang stimulasi
perilaku ibu dalam meberikan stimulasi stimulasi perkembangan sosial anak umur 3-5
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Kuhusus:
Sindangwangi.
e. Diketahui hubungan antara sikap ibu engan perilaku ibu dalam memberikan
C. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini untuk menemabah minat dan perhatian orang tua untuk
secara optimal.
anak.
yang mempunyai anak usia 3-5 tahun. Penelitian akan dilakukan pada bulan
Desember 2013. Penelitian ini dilakukan dengan Desain studi analitik dan metode
cross sectional pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai anak umur 3-5 tahun di Desa Sindangwangi.Data yang digunakan adalah
likert untuk identifikasi sikap dan perilaku ibu.Sedangkan data sekunder diperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
merupakan kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh, namun masih saling
berhubungan satu dengan yang lain, misalnya terjadi perubahan tentang besarnya,
jumlah, dan ukuran di tingkat sel maupun organ pada individu serta perubahan
bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan
intelektual.
cirri atau pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip
dan perkembangan yang terjadi mulai dari proses konsepsi sampai dengan
dewasa.
tidak memiliki kecepatan yang sama anatara individu yang satu dengan yang
lain.
c. Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola yang khas yang dapat
terjadi mulai dari kepala hingga keseluruh bagian tubuh dan juga mulai dari
dari proporsi fisik atau organ manusia yang muncul dari mulai masa
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju kea rah kaudal
sempurna.
2009).
tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada
masa anak-anak.
Masa ini adalah periode bayi yang baru lahir atau neonate (berasal dari kata
Yunani ”neos” yang berarti “baru” dan kata kerja latin “nascor”yang berarti
sementara terhenti.
seksual dan masa remaja dimulai. Perkembangan utama ialah sosialisasi. Ini
meliputi akhir masa kanak-kanak dan 2 tahun meliputi awal masa remaja.
Masa puber berlangsung dari usia 11 sampai 15 tahun pada gadis dan dari 12
sampai 16 tahun pada jejaka. Tubuh anak sekarang berubah menjadi tubuh
orang dewasa.
masa ini. Anak kelihatan lebih langsing, pertumbuhan fisik juga relatif pelan,
naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri, demikianlah pula halnya
dengan berdiri dengan satu kaki secara bergantian dan melompat.Anak mulai
17
Menurut teori Sigmund Frued, anak berada fase phalik, di mana anak
Sedangkan menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berbeda pada
fase inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guility). Pada masa ini, anak
berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imajinasinya, sehingga anak
membuat anak merasa bersalah. Oleh sebab itu, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan jalan menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri
Bertitik tolak dari pendapat ahli tersebut, maka dapat diketahui bahwa
2006).
B. Perkembangan
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai
18
hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang
1. Aspek-aspek perkembangan
dalam perkembangan.
relasi sosial), aspek ini akan mempengaruhi fungsi kognitif dan fisik.
perkembangan anak dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
a. Genetik
b. Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal yaitu saat janin
berumur 4 bulan.Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat dan kelenjar
pituitary.
1. Gizi
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru
obatan kimia kerna dapat menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang
3. Infeksi
4. Kelainan imunologi
rendah.
5. Psikologi ibu
dapat ikut merasakan apabila ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang
kondisi kandungannya dan akan berakibat pada kelahiran bayi yang tidak
sehat.
1. Pengetahuan ibu
2. Gizi
3. Budaya lingkungan
perkembangan anak.Hal ini dapat terlihat pada anak dengan status sosial
5. Lingkungan fisik
6. Lingkungan pengasuhan
balik antar ibu dan anak akan menimbulkan keakraban anatara ibu dan
anak. Anak akan terbuka kepada ibunya, sehingga komunikasi dapat dua
22
7. Stimulasi
keluarga lain terhadap kegitan anak, perilaku ibu terhadap perilaku anak.
berperilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial. Menjadi orang yang mampu
dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam
sosial/adaptasi sosial pada tahap tumbuh kembang tiap usia adalah sebagai berikut:
ditunjukan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk
mengenali seseorang.
23
bila diajak tersenyum; tersenyum pada wajah manusia; waktu tidur dalam
sehari lebih sedikit dari pada waktu terjaga; membentuk siklus tidur bangun;
dikenalinya; serta terdiam bila ada orang yang tak dikenal (asing).
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak merasa
takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain dengan
mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang
kesal.
dengan cankir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau lainnya dengan
orang lain.
mengemukakan ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk
tersebut dan akan membuat anak mengenal lebih dekat siapa yang berinteraksi
3. Sertakan anak dalam aktivitas di rumah, biarkan anak membantu dan merasa
5. Beri anak waktu atau kesempatan untuk mengamati atau mendengarkan situasi
6. Ajarkan anak sikap-sikap yang perlu dimiliki dalam sebuah persahabatan dan
lain.
9. Berikan saran atau petunjuk tentang cara mengatasi masalah atau menenmukan
individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat
12. Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya,
14. Perhatian dan kassih saying juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak.
Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak
Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak awal dari umur 2-6 tahun, anak
menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain (Hurlock, 1998).
Masa kanak-kanak awal sering disebut “Usia Pragang” (Pregang Age). Pada masa
ini sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak-anak yang lain meningkat
Sebelum usia 2 tahun anak kecil terlibat dalam permainan seorang diri atau
searah. Meskipun satu atau dua anak bermain didalam ruangan yang sama dan dengan
jenis mainan yang sama, inetraksi sosial yang terjadi sangat sedikit. Hubungan mereka
terutama terdiri atas meniru atau mengamati satu sama lain atau berusaha mengambil
berkaitan dengan adanya orang asing dan perpisahan.Namun demikian mereka masih
mandiri (Wong, 2009). Bermain merupakan hal yang penting bagi perkembangan
sosial anak terutama asosiatif, yaitu permainan kelompok dengan aktivitas yang sama
Sejak umur 3 atau 4 tahun, anak-ank mulai bermain bersama dalam kelompok,
berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan memilih dari anak-anak yang hadir
siapa yang akan dipilih untuk bermain bersama. Perilaku yang paling umum dari
kelompok ini ialah mengamati satu sama lain, melakukan percakapan, dan
semakin dengan meningkatnya usia anak, pendekatan yang ramah meningkat dan
interaksi permainan semakin berkurang. Tahun demi tahun anak laki-laki semakin
yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
mendapatkan stimulasi.
Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, dan
setelah lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sendini mungkin. Asah
F. Stimulasi
lingkungan luar anak, yang berupa latihan dan bermain. Stimulasi merupakan hal
yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat
stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak perlu mendapat
28
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan
anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat
Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu sahn. Dengan
meningkat. Pemberian stimulus dapat dilakukan dengan latihan dan bermain. Anak
yang memperoleh stimulus yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan
anak yang kurang memperoleh stimulus (Nursalam, 2008). Kemampuan dasar anak
yang dirangsang dengan stimulus terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan
gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisi dan
kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
2. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
5. Lakukan dengan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
6. Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
Jenis stimulasi pada usia 3-5 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan
bergaul agara anak dapat mudha berkawan, tidak canggung dlam memasuki
lingkungan baru, mengerti disiplin, sopan santun dan aturan-aturan baik di dalam
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) yang dapat dilakukan oleh ibu
Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan berbicara
kepadanya.
lain-lain.
30
Bermain dengan anak, ajak agar anak mau membantu melakukan pekerjaan
Bila anak sudah bisa mengancingkan kencing besar, coba dengan kancing
yang lebih kecil. Ajari cara menutup dan membuka kancing tarik di bajunya.
4. Memasak
kue, dan sebagainya. Bicara pada anak apa yang diperbuat oleh anak berdua.
Tunjukan pada anak cara memakai sabun dan membasuh dengan air ketika
mencuci kaki dan tangannya. Setelah itu dapat dilakukannya, ajari ia untuk mandi
sendiri.
6. Menentukan batasan
Pada umur ini, sebagai bagian dari proses tumbuh kembangnya, anak-anak
mulai mengenal batasan dan peraturan. Bantu anak anda dalam membuat
Misalnya “kau bisa memilih anatara dua hal: dibacakan cerita atau bermain
Berikan tugas rutin pada anakl dalam kegiatan di rumah, ajak anak membantu
2. Membentuk kemandirian
Beri kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga terdekat, teman atau
kunjungannya itu.
3. Membuat “boneka”
Tunjukan cara membuat “boneka” dari kertas. Gambar bagian muka dengan
buat “boneka” dari kaos kaki bekas.Gambar mata, hidung dan mulut.Gerkan jari-
jari tangan anda seolah-olah beoneka itu dapat berbicara.Buat agar anak mau
Bantu anak membuat album keluarga yang ditempeli dengan foto-foto anggota
5. Menggambar orang
Tunjukan pada anak cara menggambar orang pada selembar kertas. Jelaskan
langkah besar kedepan atau berjalan mundur lima langkah jinjit”. Setiap kali akan
Setelah anak bisa memainkan perintah ini, bergantian anak yang memberikan
bernyanyi, membuat boneka dengan kertas atau kaos kaki bekas dan kemudian
memainkannya.Minta anak untuk mau meniru tingkah laku binatang seperti yang
toko”.Tulis harga setiap benda pada secarik kertas kecil.Buat “uang kertas” dari
potongan kertas dan “uang logam” dari kancing atau tutup botol.Kemudian minta
anak berperan sebagai pemilik toko, anda dan anak yang lain pura-pura membeli
dilakukan oleh lingkungan (ayah, ibu, pengasuh anak, anggota keluarga lain) untuk
Adapun kemampuan perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah sebgai berikut:
Tujuan:
33
temannya
Cara melatih:
bersama-sama.
Biasakan anak minta izin jika akan meminjam mainan temannya dan harus
mengembalikannya.
b. Menunggu giliran
Tujuan:
Untuk melatih anak agar dapat membiasakan diri untuk disiplin, sabar dan
Cara melatih:
Tujuan:
Untuk melatih anak memahami kebutuhan orang lain dan menghargai orang
lain.
Cara melatih:
Ajak anak untuk mau berbagi dengan teman, misalkan meberi sebagian kue
kepada temannya.
34
Tujuan:
Cara melatih:
Apabila anak enggan bergaul dengan orang lain, orang tua perlu mengajak
Tujuan:
Melatih kesabaran
Cara melatih:
giliran
Tujuan:
Cara melatih:
35
laku
Tujuan:
Melatih keberanian
Cara melatih:
Tujuan:
Cara melatih:
Menurut Nursalam (2008), masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah
baik bagi orang tua maupun. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam
melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini. Petunjuk bimbingan untuk orang tua
a. Umur 3 tahun
1. Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat anak terhadap hubungan yang
luas.
6. Memberikan gambaran mengenai perubahan pada usia 3,5 tahun ketika anak
menunjukan emosi dan perkembangan tingkah laku yang ekstrim seperti gagap.
ekstra dari anak, yang merupakan refleksi dari emosi tidak aman dan ketakutan
akan kehilang.
8. Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia 3 tahun akan
b. Umur 4 tahun
1. Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktivitas
7. Mendiskusikan disiplin.
11. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan merka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi
yang menakuktkan.
c. Umur 5 tahun
I. Peran Pengasuhan
dengan baik, sehingga menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, tangguh dan
tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk serta mampu menghadapi
Pola pengasuhan (parenting) atau perawatan anak sangat bergantung pada nilai-
nilai yang dimiliki keluarga.Pada budaya timur seperti di Indonseia, peran pengasuhan
atau perawatan lebih banyak dipegang oleh istri atau ibu meskipun mendidik anak
merupakan tanggung jawab bersama. Peran dapat dipelajari melalui proses sosialisasi
selama tahapan perkembangan anak yang dijalamkan melalui interaksi antar anggota
keluarga (Hafied, 2003). Pada dasarnya tujuan utama pengsuhan orang tua adalah
dan mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai dengan nilai agama dan
Orang tua harus mempunyai rasa percaya diri yang besar dalam menjalakan peran
komunikasi efektif yang diperlukan dalam berinteraksi dengan anak dan anggota
keluarga lainnya.
Untuk dapat menjalankan peran pengasuhan tersebut, ada beberapa faktor yang
secara fisik maupun psikososial dalam membentuk rumah tangga dan menjadi orang
tua. Walaupun demikian, rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran
pengasuhan. Apabila terlalu muda atau terlalu tua, mungkin tidak dapat menjalankan
peran tersebut secara optimal kerena diperlukan kekuatan fisik dan psikososial.
b. Keterlibatan ayah
Pendekatan muktahir yang digunakan dalam hubungan ayah dan bayi baru lahir,
sama pentingnya dengan hubungan ibu dan bayi sehingga dalam proses persalinan,
ibu dianjurkan ditemani suami dan begitu bayi lahir, suami diperbolehkan untuk
attachment). Dengan demikian kedekatan hubungan antara ibu dan anak sama
pentingnya dengan ayah dan anak walaupun secara kodrati aka nada perbedaan,
tetapi tidak mengurangi makna penting hubungan tersebut. Pada beberapa ayah yang
tidak dapat terlihat secara langsung pada saat bayi baru dilahirkan maka beberapa
hari atau minggu kemudian dapat melibatkan dalam perawatan bayi, seperti
39
mengganti popok, bermain, dan berinteraksi sebagai upaya untuk terlibat dalam
perawatan anak.
(1997) dalam Wong (2001) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan adalah terlibat
dengan aktif dalam setiap upaya pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan
berorientasi pada masalah anak, menjaga kesehatan anak dengan secara regular
Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua.Oleh
karena itu, anak dan orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian
terhadap perubahan ini, terutama bagi anak.Orang tua dapat berbicara pada anak,
J. Perilaku
1. Pengertian
manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
b. Operant respons atau instrumental respons yakni respon yang timbul dan
respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit.Sistem
terhadap sakit dan penyakit adalah cara manusia merespon baik secara pasif
(mengetahui, bersikap dan mempersepsi tentang suatu penyakit yang ada pada
dirinya dan luar dirinya), maupun secara aktif (praktek) yang dilakukan sehubungan
terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
yaitu faktor perilaku dan luar perilaku. Menurut teori Lawrence Green dalam
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan
(knowledge), sikap (attitude), dan tindakan atau praktik (practice). Oleh sebab itu
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
(Nursalam, 2000).
1. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
2. Memahami (Comprehention)
tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek dan materi
3. Aplikasi (aplication)
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
4. Analisis (analisys)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
sebagainya.
5. Sintesi (shinthesis)
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
1. Pendidikan
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan
memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan
berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
dapat diterima masyarakat, seseorang yang lebih sering terpapar media massa
yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar
3. Ekonomi
kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah
termasuk sekunder.
45
4. Hubungan sosial
berinteraksi antara satu dengan lain. Individu yang dapat berinteraksi secara
aktivitas bermain akan bertambah jika ada interaksi dengan orang lain yang
ada disekitarnya.
5. Pengalaman
d. Pengukuran pengetahuan
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur
(<60%).(Nursalam, 2008).
46
2. Sikap
a. Pengertian Sikap
bersifat tertutup terhadap sesuatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati
secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan,
relatif sama, disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang
dipilihnya.
Beberapa batasan lain tentang sikap yang dikutip dari Notoatmodjo (2003)
a. Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
b. Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu mencerminkan
dengan sikapnya (Sarwo (1997) dalam Maulana (2010)), akan tetapi, sikap
kelakuan masyarakat, baik dalam kehidupan sehari hari maupun dalam hal
keyakinan, dan emosi. Menurut Azwar (1995), sikap memiliki tiga komponen
Sebagai contoh, seseorang tahu kesehatan itu sangat berharga jika menyadari
positif (rasa senang) maupun negative (rasa tidak senang). Reaksi emosional
banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar
dihadapinya.
c. Fungsi Sikap
1. Fungsi instrumental, yaitu sikap yang dikaitkan dengan alas an praktisi atau
2. Fungsi pertahanan ego, yaitu sikap yang diambil untuk melindungi diri dari
3. Fungsi nilai ekpresi, yaitu sikap yang menunjukan nilai yang ada pada
dirinya. Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu
berasangkutan.
49
4. Fungsi pengentahuan, setiap individu memiliki motif untukn ingin tahu, ingin
5. Fungsi penyesuaian sosial, yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi
dengan lingkungannya.
d. Pengukur Sikap
Bila setuju: 4
3. Praktik Kesehatan
mepraktikan apa yang diketahui atau disikapinya. Inilah yang disebut praktik
Praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan
a. Tindakan atau praktik yang sehubungan dengan penyakit menular dan tidak
sementar).
dan atau mempengaruhi kesehatan, antara lain: gizi makanan, sarana air
pelayanan kesehatan.
umum.
cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung pengukuran perilaku yang
paling baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
bahwa sebelum orang mengdopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
L. Kerangka Teori
Pengetahuan
Perilaku stimulasi
Sikap perkembangan sosial
anak
Tindakan/praktik
BAB III
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2008). Kerangka
konsep akan membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu,
dan membantu peneliti dalam mehubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya
dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau variable (Nursalam (2003)) dalam
(Hidayat (2008)).
Kerangka konsep dalam penemuan ini terdiri dari dua variabel, yaitu: variabel
independen adalah pengetahuan dan sikap ibu. Variabel dependen adalah perilaku ibu
dan sikap ibu tentang stimulasi perkembangan sosial anak usia 3-5 tahun memiliki
hubungan atau tidak dengan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan
sosial anak usia tersebut, setelah ditentukan sesuai kriteria peneliti. Pengetahuan yang
dinilai dalam penelitian ini adalh tentang pengertian stimulasi, prinsip stimulasi,
pentingnya stimulasi, cara stimulasi, fungsi stimulasi pada usia 3-5 tahun, tujuan
stimulasi sosial pada usia 3-5 tahun dan contoh stimulasi sosial pada anak usia 3-5
tahun.
mempengaruhi manusia untuk berperilaku, termasuk ibu.Hal ini seiring dengan yang
(perilaku).Pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh sikap dan perilaku
mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya. Inilah yang disebut praktik
kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (over behavior). Sehingga
pengkur dan indikator perilaku kesehatan dapat digambarkan dari apa yang di ketahui
Pengetahuan ibu dalam menstimulasi perkembangan sosial anak usia 3-5 tahun
diklasifikasikan menjadi tingkat pengetahuan yang baik, cukup, rendah. Sikap ibu
menjadi sikap yang positif dan negatif. Berdasarkan pengetahuan dan sikap tersebut,
peneliti menganalisis perilaku ibu melalui kuesioner yang telah diuji terlebih dahulu
pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku pemberian stimulasi perkembangan sosial
B. Hipotesis
masalah diatas:
2. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan Desain studi analitik dan metode cross
variabel independen pada saat bersamaan (sekali waktu) (Chandra, 2009). Data
Kuesioner menggunakan skala likert untuk pengetahuan ibu dan skala guttman
untuk sikap perilaku.Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dengan anak usia 3-
reabilitas, penelitian ini dilakukan pada ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun
1. Populasi
Hidayat, 2007). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun dijadikan sebagai responden.
Kriteria Inklusi :
Ibu dan anak usia 3-5 tahun yang tinggal di Desa Sindangwangi
Ibu dengan anak usia 3-5 tahun tanpa penyimpangan perkembangan
Ibu dapat membaca dan menulis
Ibu mau menjadi responden
D. Jumlah Sampel
jumlah populasi yang diteliti sehingga menggunakan total populasi atau sampling
jenuh. Jumlah responden ibu dengan anak usia 36-48 bulan berjumlah 44 dan ibu
dengan anak usia 48-60 bulan berjumlah 53 sehingga total populasinya adalah 96
a. Lembar kuesioner
pertama dibuat untuk ibu yang memiliki anak usia 36-48 bulan dan
kuesioner kedua dibuat untuk ibu yang memiliki anak usia 48-60 bulan
68
setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1. sedangkan untuk
pengetahuan dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh >11 (Nilai Baik
> 75 %), pengetahuan dikatakan cukup apabila nilai yang di peroleh 9-10
diperoleh <9 (nilai kurang < 60%). Hasil pengukuran sikap ibuusia anak
36-48 dikatakan positif apabila nilai yang diperoleh lebih dari median
(Nilai median 35) dan sikap negatif apabila nilai yang diperoleh kurang
perilaku ibu dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh lebih dari median
(Nilai median 40), dan Perilaku ibu kurang apabila nilai yang diperoleh
69
anak 48-60 dikatakan positif apabila nilai yang diperoleh lebih dari median
(Nilai median 34) dan sikap negatif apabila nilai yang diperoleh kurang
perilaku ibu dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh lebih dari median
(Nilai median 34), dan Perilaku ibu kurang apabila nilai yang diperoleh
2. Prosedur Penelitian
ditentukan
kuesioner
sebanyak 30 responden untuk ibu yang memiliki anak usia 36-48 bulan dan
30 responden untuk ibu yang memiliki anak usia 48-60 bulan sehingga total
perlu untuk dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Dengan menggunakan
instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010).
diukur.
Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah validitas kriteria.
Validitas kriteria akan merujuk kepada hubungan antara satu variabel dengan
menggunakan rumus korelasi momen produk dari pearson. setelah itu diuji
dengan menggunakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari indeks
kolerasinya
moment”
Rumus:
( ) ( )( )
√[ ( ) ][ ( ) ]
Keterangan:
n = banyaknya subyek
n = Jumlah responden
(Hidayat, 2003)
Rumus : Uji t
√( 2
𝑡
√(1 )
Keterangan :
t = nilai thitung
n = jumlah responden
(Hidayat, 2003)
Jika nilai hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika
72
nilai t hitungnya < t tabel tidak valid, apabila instrumen valid, maka indeks
Hasil uji validitas valiabel perilaku ibu yang memiliki anak usia 36-48
bulan dengan r tabel 0,3610 terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid sehingga
ibu yang memiliki anak usia 48-60 bulan dengan r tabel 0.3610 terdapat 4
variabel sikap ibu dengan r tabel 0,254, semua pertanyaan dinyatakan valid.
dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Ary dkk
𝑘 𝑠𝑖
{1 ( )}
(𝑘 1) 𝑠𝑡
73
Keterangan :
ri = reabilitas instument
(Sugiyono, 2005)
Hasil uji reabilitas variabel sikap pada penelitian ini nilai Alpha
variabel sikap adalah reliabel. Hasil uji reabilitas variabel perilaku ibu
yang memiliki anak usia 36-48 bulan nilai Alpa Cronbach 0.866 (>0.80s.d
1.00) dan variabel perilaku ibu yang memiliki anak usia 48-60 bulan nilai
G. Pengolahan Data
diantaranya :
a. Editing
b. Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
Biasanya dalam pemberian kode dibuat daftar kode dan artinya dalam satu
buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti
c. Entry data
tabel kontigensi.
d. Cleaning
inferensial.
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
variabel penelitian
sosial anak usia 3-5 tahun. Analisa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu
yang memiliki anak usia 36-48 bulan dan ibu yang memiliki anak usia 48-
60 bulan
2. Analisa Bivariat
dependen dan independenya itu pegetahuan dan sikap ibu dengan perilaku
usia 36-48 bulan dan ibu yang memiliki anak usia 48-60 bulan
jika nilai p> 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau
independen.
I. Etika Penelitian
lain : (Hidayat,2008)
1. Informed consent
Nama responden tidak dicantumkan pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian
78
BAB V
Hasil Penelitian
Desa Sindangwangi adalah salah satu Desa dari empat belas Desa
Desa Ciganjeng, sebelah barat berbatasan dengan Desa Bojong sari, dan
Pekarangan 44,00 Ha, Perkantoran 1,24 Ha, Kuburan 1,00 Ha, dan Jalan 5,
07 Ha.
laki-laki 2.045 jiwa dan jumlah perempuan 2.067 jiwa terdiri dari kepala
keluarga (KK) laki-laki 1.119 kk dan kepala keluarga perempuan 184 kk.
79
usia 3-5 tahun atau usia antara 36-60 bulan. Jumlah anak yang masuk
Usia anak pada penelitian ini antara 3-5 tahun. Hasil analisis
60 bulan yaitu sebanyak 54.6 % dan terendah adalah kelompok usia 36-
48 bulan yaitu sebanyak 45.5 %. Variasi usia anak dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.1
1 36-48 44 45.4
2 48-60 53 54.6
TOTAL 97 100.0
B. Analisa Univariat
variabel. Variabel yang dianalisis univariat dalam penelitian ini yaitu mengenai
anak.
Tabel 5.2
Tahun 2014
1 Baik 14 31.8
2 Kurang 30 68.8
TOTAL 44 100.0
yaitu perilaku baik (skor > 40) dan perilaku kurang (skor ≤ 40) dengan
menggunakan median sebagai titik potong. Hasil yang didapat pada tabel
68.8%
81
Tabel 5.3
Tahun 2014
1 Baik 29 65.9
2 Cukup 15 34.1
TOTAL 44 100.0
menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Dikatakan baik 12-15 (>
75%), cukup 9-11 (60-75%), dan kurang 1-8 (<60%). Hasil yang didapat
Tabel 5.4
1 Positif 13 29.5
2 Negatif 31 70.5
TOTAL 44 100.0
82
Hasil analisa data untuk variabel sikap di peroleh nilai median 35.
positif (skor > 35) dan negatif (skor ≤ 35) dengan menggunakan median
sebagai titik potong. Hasil yang didapat pada tabel 5.3 diatas, bahwa
Tabel 5.5
1 Baik 24 45.3
2 Kurang 29 54.7
TOTAL 53 100.0
yaitu perilaku baik (skor > 34) dan perilaku kurang (skor ≤ 34) dengan
yaitu 54.7%
83
Tabel 5.6
1 Baik 42 79.2
2 Cukup 11 20.8
TOTAL 53 100.0
menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Dikatakan baik 12-15
(> 75%), cukup 9-11 (60-75%), dan kurang 1-8 (<60%). Hasil yang
Tabel 5.7
1 Positif 23 43.4
2 Negatif 30 56.6
TOTAL 53 100.0
84
yaitu sikap positif (skor > 34) dan negatif (skor ≤ 34) dengan
C. Analisa Bivariat
variabel bebas (pengetahuan dan sikap ibu ) dengan variabel terikat (perilaku
ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan sosial anak usia 3-5 tahun)
Tabel 5.8
Perilaku OR P
Total
Baik Kurang (95%CI) value
N % N % N %
Tabel 5.9
Perilaku OR P
Total
Baik Kurang (95%CI) Value
N % N % N %
Hasil analisis pada tabel 5.11 diatas, analisis antara sikap ibu
berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku dalam
yang memiliki sikap positif beresiko 22.500 kali lebih tinggi untuk
Tabel 5.10
Perilaku OR P
Total
Baik Kurang (95%CI) value
N % N % N %
pengetahuan kurang.
Tabel 5.11
Perilaku P
Total
Baik Kurang Value
N % N % N %
Hasil analisis pada tabel 5.11 diatas, analisis antara sikap ibu
tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku dalam
BAB VI
PEMBAHASAN
tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu dalam memberikan
stimulasi perkembangan sosial anak usia 3-5 tahun di Desa Sindangwangi. Dalam
sikap dengan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan sosial usia
36-48 bulan dan pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku ibu dalam
sindangwangi.
aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar. Pada penelitian ini perilaku ibu dalam
bulan di peroleh 14 ibu mempunyai perilaku yang baik (31.8%) dan 30 ibu
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 48-60 bulan
kurang dapat terlihat dari ibu jarang mengajak anak untuk berekreasi,
mempersepsikan tentang suatu penyakit yang ada pada dirinya dan luar
perilaku kurang ibu disebabkan oleh sikap yang negatif terhadap stimulasi
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 48-60 bulan
kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun, serta pernyataan bahwa anak akan
mengenai objek atau situasi yang relatif sama, disertai adanya perasaan
(Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004)). Sikap ibu dalam penelitian ini
anak.
bulan di peroleh 13 ibu mempunyai sikap yang positif (29.5%) dan 31 ibu
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 48-60 bulan
sikaf negatif (56.6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Pada penelitian ini
sikaf negatif ibu pada stimulasi perkembangan sosial anak dapat terlihat
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
perilaku seseorang.
aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
pengetahuan.
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 36-48 bulan
dengan anak 36-48 bulan, artinya perilaku ibu akan baik jika pengetahuan
ibu baik pula. Nilai OR = 0.139 dapat disimpulkan bahwa responden yang
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 48-60 bulan
pengetahuan kurang.
dengan anak 48-60 bulan, artinya perilaku ibu akan baik jika pengetahuan
apabila pengetahuan kurang akan lebih sulit untuk bersikap dan bertindak.
akan menimbulakan perilaku yang baik. Sementara itu perilaku yang tidak
berlangsung lama.
masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 36-48 bulan
responden dengan anak 36-48 bulan, artinya perilaku ibu akan baik
Hasil penelitian pada ibu yang mempunyai anak usia 36-48 bulan
responden dengan anak 48-60 bulan, artinya perilaku ibu akan baik
Tidak adanya hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam
Anak tidak hanya berhubungan dengan orang tua saja, namun menuju
pada hubungan sosial diluar rumah seperti saudara dan anak tetangga,
99
yang utuh (total attitude) penentuan sikap yang utuh tersebut sangat
dampak negatif pada anak jika ibu bersikap negatif terhadap perilaku
optimal.
B. Keterbatasan Penelitian
dipergunakan.
BAB VII
A. Kesimpulan
1. Perilaku ibu yang mempunyai anak usia 36-48 bulan dalam memberikan
kurang baik (68.8%) dan perilaku ibu yang mempunyai anak usia 48-60
(54.7%)
anak usia 36-48 bulan di Desa Sindangwangi tergolong baik (65.9%) dan
pengetahuan ibu yang mempunyai anak usia 48-60 bulan juga baik
(79.2%)
5. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku ibu dalam
7. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku ibu
B. Saran
usia 3-5 tahun dalam upaya mengubah sikap dan perilaku ibu dalam
secara optimal.
akurat.
104
Daftar Pustaka
Hartini, dkk. 2008. Hubungan antara Pengetahuan dengan Motivasi Ibu Untuk
melakukan Stimulasi Perkembangan Kognitif Pada Balita. Depok :
Universitas Indonesia.
Hidayat, A.A. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika.
Hidayat, D.R. 2009. Ilmu perilaku manusia. Jakarta : Trans Info Media.
Iriyanto,D. 2006. Membangun Keluarga Cerdas Dunia Akherat. Eri Mega Cerdas.
Yogyakarta: Penerbit aksara Indonesia.
Latifah, dkk. 2010. Pengaruh Pemberian Asi Dan Stimulasi Psikososial Terhadap
Perkembangan Sosial-Emosi Anak Balita Pada Keluarga Ibu Bekerja
Dan Tidak Bekerja. Bogor : IPB.
Narendra, M. B., dkk. 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Jakarta : Sagung Seto.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta : Graham ilmu.
l
KEMENTERIANAGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. | (62-21)-/ 4116718 Fax | (62-21)7404985
Jl. Kelramul i No. 5 Prsangan. Crpurar t54 t:, J"(aJ1a Websi!e : www.uinjkr.ac.id; E,mail I fkik@uinjkt.ac.id
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
A.n. Dekan
Wakil Dekan
Bidra\ffT5
_-
\->
dr.H.M.Djauhari Widjajakusumah, AIF-., PFK
Tembusan: l
I . Dekan
KEMENTERIAN AGAMA
trnrrvEnsrus ISLAM NEGERT ( UIN )
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKUI-,TAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassala mu'alaikum Wr. Wb,
A.n. Dekan
Wakil Dekan
Bid
Oleh:
Risma Budiyanti
fonnulir ini.
Tanggal :
Tanda tangan :
KUISIONER PENELITIAN
.HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
co Selamat Mengerjakan
"o
d. Jika trnda salah memilih beri tanda @)dan beri tanda ($ kembali pada
jawaban yang sesuai
A.Ibu
1) Inisial nama :
2) Nomor rcsponden:
B. Anak
1) Inisial nama anak :
c. Jika anda salah memilih beri tanda f${an beri tanda (r/) kembali pada
jawaban 1,ang sesuai yaitu sebagai berikut :
4 Stimulasi (Merangsang)
perempuan
sosial
terhadap anak
berkembang
sebayanya
perilaku baik
c. Jika anda salah memilih beri tanda f${an beri tanda ({) kembali pada
jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut :
seminggu
mengutarakan perasaanya
mengembalikanya
temannya
Saya membiasakan anak bersabar,
t2
mau mengantri dan menunggu giliran
o Terima Kasih co
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PENELTTIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAB SIKAP
DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERTKAN
STIMULASI PERKEMBANGAN SOSTAL ANAK USIA 3-5
TAHUN DI DESA SINDANGWANGI
Oleh:
Risma Budiyanti
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan
sikap dengan perilaku ibu dalam memberikan stimulasi perkembangan sosial anak
usia 3-5 tahun.
Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk merrberikan jawaban atau
formulir ini.
Tanggal :
Tanda tartgan :
KUISIONER PENELITIAN
"HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN STTMULAST
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA
SINDANGWANGT"
co Selamat Mengerjakan co
r-
I
d. Jika anda salah memilih beri tanda ffian beritanda (V) kembalipada
jawaban yang sesuai
A.Ibu
l) Inisial nama :
2) Nomor responden :
B. Anak
1) Inisial nama anak :
2) Usia anak: ( ) 36-48 Bulan
1
./ ; +8-oo Bulan
2. Kuesioner pengetahuan ibu tentang stimulasi
perkembangan sosial anak
Petunjuk pengisian
a. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti
b. Jawablah seluruh perta.nyaan berikut dengan inengisi inemberikan iaMa
({) pada kolom yang telah disediakan
c. Jika anda salah mernilih beri tanda ($dan beri tanda (r/) kembali pada
jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut :
perempuan
tertadap anak
berkernbang
sebayanya
rumah
l0 Ibu perlu mengajarkan anak meruahami
perilaku baik
c. Jika anda salah memilih beri tanda (|dan beri tanda ({) kembali
padajawaban yang sesuai 1,2i1u 5g6rgai berikut :
No Pernyataan SL SR JR TM
Saya melatih anak untuk mampu/mau
keluarga
menggambar apa
sendiri
oo Terima Kasih oo
Hasil Penelitian SPSS (36-48 bulan)
Frequencies
Statistics
Kategori_Penget Kategori_Perilak
ahuan lGtegori_Sikap u
N Valid 44 44 44
Missing 0 0 0
Frequency Table
Kategori_Pen getah u an
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Perceot
Kategori_Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori_Perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Virlid Baik ,|
4 31.8 31.8 31.8
Cases
Kategori_Pengetahuan'
'100.00/0 0 -Oo/o 44 100.0%
Kategori_P€rilaku
Kategori_Sikap *
44 100.0% 0 .iya 44 1@.0%
Kategori_Pedlaku
Kategori_Pengetahuan * Kategori_Perilaku
Crosstab
Kategori Perilaku
% within
17.20/o a2.a% 100.00t
Kategori_Pengetahuan
Cukup Count o b 15
Y. lvithin
60.0% 40.oo/. 100.001
Kategori_Peng€tahuan
Total count 14 30 44
% within
31.8% 64.2% 100.001
Kategori_Pengetahuan
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 44
a 1 cells (25.0%) have expected count less than S The minin.rum expected couni is 4.77
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than S. The minimum expected count is 4,77.
Risk Estimate
N of Valid Cases 44
Kategori_Perilaku
Negatif Count 4 27 31
Total Count 14 30
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5- The minimum expected count is 4,14.
Risk Estimate
N of Valid Cases 44
Hasil Penelitian SPSS (48-60 bulan)
Frequencies
Statistics
Kategori_Penget Kategod_Pedlak
ahuan Kategori_S ikap u
N Valid 53 53 53
Missing 0 0 0
Frequency Table
Kategori_Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori_Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori_Perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan *
Kategori_Perilaku
% within
90.9% 9.10k 100.002
Kategori_Pengetahuan
Total Count 24
.29 53
% within
45.3% 100.0%
Kategori_Pengetahuan
Pearson Chi-Square
.001
.002
.000
-by-Linear Assocration
.00'1
of Vatid Casesb
a' 1 cells (25,0%) have expected munt ress than s. The minimum
count is 4,98.
",pected
b. Computed only fo( aZxZ table
Rlsk Estimate
N of Valid Cases 53
Kategori_Sikap * Kategori_perilaku
Negatif Count
% within Kategori_Sikap
% within Kategori_Sikap
-by-Linear Association
of Valid Casesb
a 0 colls (0%) havc cxpected count less than 5 Thc nlininrunr expecte(j counl is 10 42
of Valid Cases!
a. 0 cells ('0%) har€ expected count ress than s. Th-- minimum expected
count is 10,42.
b. Computed only for a 2*. |€lble
Risk Estimate
N of Valid Cas€s 53