DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
1. RADIKA ANANDA (4191111013)
2. SHOPIA BURJU SITUMORANG (4191111049)
3. VERONICA SINAGA
JURUSAN MATEMATIKA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
rahmat-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini tepat pada
waktunya.
Terimakasih tim penyusun hanturkan kepada Ibu Dra. Rahmulyani,M.Pd.,Kons selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah dengan sabar membimbing
kami mahasiswa/i PSPM A 2019 dan telah memberikan kepercayaan dalam pengerjaan tugas
ini.
Dalam penyusunan tugas laporan ini, tidak sedikit hambatan yang tim penyusun
hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain
berkat bantuan dari berbagai sumber.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi tim penyusun sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Dan tak lupa pula tim penyusun meminta maaf jika dalam laporan ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1............................................................................................................................ Lata
r Belakang..........................................................................................................1
1.2............................................................................................................................ Rum
usan Masalah.....................................................................................................1
1.3............................................................................................................................Tujua
n Penelitian........................................................................................................1
1.4............................................................................................................................ Man
faat Penelitian....................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................2
2.1............................................................................................................................Peng
ertian Keterampilan Belajar ..............................................................................2
2.2............................................................................................................................ Kera
ngka Pemikiran .................................................................................................2
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang baik sebenarnya memberikan gambaran
tentang bagaimana penguasaan siswa terhadap keterampilan belajar. Karena dengan
menguasai keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang baik,
sehingga menjadi lebih bertanggunggjawab terhadap cara belajarnya. Kebayakan siswa
kurang mengetahui cara belajar yang baik. Pihak sekolah lebih menekankan siswa untuk
menguasai materi pelajaran yang diberika oleh guru. Padahal orientasi belajar bukan hanya
penguasaan terhadap materi pembelajaran, tetapi menekankan pada pemahaman terhadap
proses serta keterampilan untuk menguasai materi tersebut.
Penguasaan siswa terhadap keterampilan belajar dapat meminimalkan hambatan belajar
siswa.Cara belajar yang baik sebagai upaya memfasilitasi siswa dalam memecahkan masalah
terhadap belajarnya dapat dimanipulasi. Artinya dapat dibuat, dirintis, serta dapat diciptakan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa, terutama bagaimana mengembangkan keterampilan
belajarnya sebagai aset dalam meningkatkan kualitas belajar yang dimiiki siswa serta belajar
yanag menyenangkan di dalam kelas sangatlah diperlukan, hal ini dapat membuat peserta
didik tidak bosan di dalam kelas, dibalik itu belajar yang menyenangkan juga tidak terlepas
dari membangun karakter peserta didik, sehingga tidak hanya menyenangkan namun juga
bermanfaat meningkatkan dan membangun karakter peserta didik agar menjadi baik..
Di sekolah keterampilan itu ada yang diperoleh dari proses belajar mengajar yang
diberikan oleh guru mata pelajaran tertentu, dan ada pula yang diperoleh siswa melalui guru
bimbangan konseling (BK). Guru bimbangan dan konseling juga berperan dalam hal ini yaitu
sebagai pendidik untuk berpartisipasi aktif mengarahkan dan mengembangkan potensi peserta
didik, guru bimbingan dan konseling memberikan layanan yang dibuthkan bagi setiap siswa.
1
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat kreatifitas guru dalam proses mengajar dan belajar kepada
peserta didik.
2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan keterampilan belajar peserta didik.
3. Untuk mengetahui apakah siswa merasa tertarik dalam belajar di dalam kelas dan tidak
merasa bosan saat proses belaajar dan mengajar.
4. Untuk memenuhi tugas KKNI mata kuliah Psikologi Pendidikan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Keterampilan belajar adalah seperangkat sistem, metode dan teknik yang baik dalam
menguasai materi pengetahuan yang disampaikan guru secara tangkas, efektif, da
efisien.Belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi belajar yang tepat
untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Keterampilan belajar setiap siswa
berbeda-beda apalagi antara siswa yang berprestasi tinggi dengan berprestasi rendah yaitu
dalam hal kesipan sebelum memulai proses belajar, keterampilan bertanya dan menjawab
pertanyaan, keterampilan dalam mengatur dan memanfaatkan waktu belajar, memanfaatkan
dan mendayagunakan fasilitas, sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar, keterampilan
siswa berhubungan dengan guru, keterampilan mencatat, keterampilan mengingat dan
konsentrasi, serta keterampilan dalam mengahadapi ujian. Melalui keterampilan belajar,
seseorang memilki kemampuan dan tujuan untuk menetapkan langkah-langkah yang akan ia
lalui sewaktu memasuki aktivitas belajar.
Dilihat dari keterampilan belajar mengenai konsentrasi, siswa berprestasi tinggi
cenderung memilki konsentrasi yang bagus dalam kegiatan belajar, sebagian siswa merasa
resah, pikiran siswa tidak ada lagi untuk mendengarkan penjelasan guru, dan melakukan
kegiatan yang lain.
Ada beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa, diantaranya keterampilan
membaca, menulis, membuat catatan, keterampilan bertanya dan menjawab, berdiskusi,
keterampilan belajar berkelompok dan keterampilan mempersiapkan diri menghadapi ujian..
Peningkatan keterampilan belajar merupakan salah satu aspek pengembangan diri siswa
yang menjadi tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling.Salah satu jenis layanan
bimbingan dan konseling yang membantu siswa mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar, keterampilan belajar, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar
lainnya adalah melalui layanan penguasaan konten.Layanan penguasaan konten diberikan
agar dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar sehingga memiliki
kecakapan yang baik dalam belajar secara efektif dan efisien.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik secara
perseorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam
bidang bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan karir melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku.
Berdasarkan hal di atas tampaklah bahwa tugas utama seorang guru BK/konselor ialah
memberikan bantuan pelayanan melalui bimbingan ke arah kemandirian peserta didik, baik
bimbingan yang menyangkut dengan keadaan pribadi sampai kepada bimbingan yang
menyangkut kepada lingkungan sosial dan belajar yang berada di sekitar peserta didik.Dengan
3
adanya pelayanan bimbingan dan konseling berarti guru BK telah membantu peserta didik
untuk mengembangkan potensinya secara optimal.Secara khusus bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajarnya, keterampilan belajar,
serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainnya adalah layanan penguasaan konten.
Layanan penguasaan konten (PKO) merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-
sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
melalui kegiatan belajar. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-
aspek konten tersebut secara tersinergikan.Dengan penguasaan konten, individu diharapkan
mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.
4
dalam belajar dan dapat membangun karakter yang baik. Faktor belajar yang tidak
menyenagkan dapat membuat siswa malas dalam belajar dan tidak berhasil dalam belajar
sehingga tidak terbentuknya karakter yang baik. Dengan hal seperti itu kita sebagai guru
ataupun calon pendidik harus mampu dalam menghadapi masalah itu, kemungkinan peran
guru dalam membuat belajar menjadi menyenangkan dan berhasil dalam belajar serta dapat
membangun karakter sangatlah berperan penting sehingga guru atau calon pendidik dapat
berperan untuk menciptakan suasana belajar menyenangkan sehingga belajar akan menjadi
menyenangkan dan bersifat membangun karakter siswa juga dapat terbentuk, sehingga
meningkatkan keterampilan belajar peserta didik.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu
masa tertentu”. Analisis dilakukan dengan pendekatan observasi.
a. Data Primer, yaitu dalam penelitian ini merujuk pada data yang secara langsung
didapatkan dari subjek yang dalam hal ini merupakan 30 responden dari jenjang yang
berbeda dan sekolah yang berbeda.
b. Data Sekunder (Sugiyono 2010 : 193), yaitu Sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”.
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini
seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya.
c. Data Kuantitatif, yaitu suatu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau
bilangan berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari responden terhadap
penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
7
pernyataan mengenai Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Matematika. Analisis yang
dilakukan dengan observasi berupa percobaan langsung yang sesuai dengan topik
yang akan dikembangkan. Data dihasilkan sesuai sampel yang dibutuhkan dalam
memecahkan masalah topik yang telah dikembangkan. Di penelitian ini peneliti
mengumpulkan data dengan angket (kuesioner) sehingga diperoleh data dari 30
responden. Menurut Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Angket merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang
diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Persentase kesulitan dihitung berdasarkan tanggapan dari responden.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
luar ruang kelas seperti belajar
di halaman sekolah agar
pelajaran terlihat lebih
menyenangkan ?
12. Apakah kamu salah satu siswa 20,6% 39,7% 14,7% 27,9%
yang aktif dalam memberi
pertanyaan kepada gurumu
ketika kamu merasa kesulitan
dalam menangkap materi ?
13. Siswa kesulitan memahami 10,3% 44,1% 32,4% 16,2%
materi dalam Matematika
14. Guru membentuk kelompok 29,4% 25% 39,7% 5,9%
untuk memudahkan siswa
memahami materi
pembelajaran.
15. Siswa merasa frustasi karena 8,8% 36,8% 23,5% 32,4%
tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik.
1.2. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diangketkan dan disebar kepada beberapa siswa dari
sekolah yang berbeda dan tingkat yang berbeda, maka di dapatlah data diatas. Melalui data
yang peneliti dapatkan, dapat dilihat bahwa persentase guru menanyakan kabar siswa saat
masuk kelas ialah 27.9% selalu, 35.3% kadang-kadang, 16,2% sering, dan 20,6% tidak
pernah. Bagi beberapa guru, menanyakan kabar siswanya sebelum proses belajar mengajar
dimulai adalah hal yang penting. Karena dengan baiknya keadaan setiap siswa maka dengan
begitu mereka dapat mengikuti kegiatan belajar dengan lancar.
Berdasarkan pernyataan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 11, dan 14 merupakan salah satu dari
kompetensi guru. Kompetensi guru merupakan kemampuan, kecakapan atau ketrampilan
untuk menstransfer pengetahuan dan mendidik serta membimbing siswa dalam proses belajar
mengajar. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi
diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Menurut PP RI No. 19/tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa pendidik (guru) adalah agen pembelajaran yang harus
memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogok,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sertifikat pendidik
(guru) diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi
dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik.
Pertanyaan “Apakah guru di sekolahmu pernah memberikan games pada saat proses
pembelajaran?” memiliki dominan jawaban (Jarang) sebanyak 52,9%. Hal ini berarti masih
belum banyak guru yang menyelipkan games pada saat proses pembelajaran. Dengan
demikian, hal ini tentu saja memicu salah satu alasan mengapa siswa bosan dengan
penyampaian materi yang diberikan oleh guru, hasil dari pertanyaan kedua ini di dapat ada
sebanyak 60,3% (kadang-kadang) merasa bosan dengan penjelasan materi guru.
10
Dari pernyataan nomor 5 “Guru mengajak siswa menyanyi di sela-sela
pembelajaran” hasil dominan berada di 54,4% siswamemilih (Jarang), hal ini berarti masih
banyak guru yang tidak mengajak siswa menyanyi sebelum, disela-sela pembelajaran, atu
bahkan setelah pembelajaran. Tim peneliti berpendapat bahwa sebaiknya menyanyi di dalam
kelas ini perlu diterapkan, terutama menyanyikan lagu wajib nasional bersama. Sangat
penting bagi guru untuk menanamkan hal ini, dikarenakan zaman yang semakin canggih
supaya nilai-nilai budaya Indonesia dan rasa cinta tanah air siswa kepada Negeri Indonesia
tidak luntur atau bahkan hilang.
Pada pernyataan nomor 6 “Guru menceritakan pengalaman hidupnya kepada siswa”
mendapatkan pilihan yang mendominasi sebanyak 36,8% (kadang-kadang) dan diurutan
selanjutnya sebanyak 35,3% (sering) hal ini berarti lumayan banyak guru yang senang
menceritakan tentang pengalaman hidupnya kepada siswa. Tidak heran dan tidak jarang,
banyak pembelajaran berharga yang dapat siswa ambil dari kisah hidup sang guru. Terkadang
kisah itu menjadi motivasi yang baik bagi siswa untuk bisa bersemangat. Dari kisah-kisah
guru juga terselip nasihat yang dapat dijadikan oleh siswa sebagai pegangan agar bisa
berhasil.
Terkait dengan media pembelajaran dapat kita lihat pada nomor 10 “Apakah guru
matematika di sekolahmu pernah membawa alat peraga saat proses belajar mengajar
berlangsung seperti dalam matematika membawa bangun ruang untuk menjelaskannya
padamu?” memiliki dominan 39,7% (Jarang) dan diurutan selanjutnya 32,4% (kadang-
kadang). Oemar Hamalik (1980) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan media
pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Menurutfakta lapangan, dari yang telah tim telusuri ternyata guru
jarang membawa alat peraga terutama pelajaran matematika, tetapi tidak menutup
kemungkinan ternyata banyak juga guru yang membawa alat peraga tersebut, tergantung dari
materi apa yang akan dan sedang dibahas oleh guru di dalam kelas.
Berdasarkan pernyataan nomor 8 “Alat kelegkapan seperti infokus, speaker, kurang
disekolah atau sedang rusak.” Mendominasi 41,2% (Jarang). Hal ini berarti alat kelengkapan
yang disediakan oleh sekolah bersifat baik dan layak digunakan. Sehingga dalam proses
belajar-mengajar dengan menggunakan media infocus maupun speaker tidak terkendala. Dan
siswa juga mendapatkan pengalaman yang berbeda dalam hal menerima pembelajaran. Ini
didukung dengan pertanyaan nomor 11 “ Apakah gurumu pernah mengajakmu untuk belajar
di luar kelas seperti di halaman sekolah agar pelajaran lebih menyenangkan ?” sebanyak
41,2% menjawab (kadang-kadang). Dengan begitu siswa mendapat pengalaman baru dalam
belajar, dan otak yang di refresh karena melihat alam.
Dalam hal kemalasan merapikan dan menata meja belajar agar terlihat rapi dan
nyaman saat siswa belajar, jawaban mendominasi dari siswa ialah 48,5% menjawab (Jarang).
Ini berarti banyak siswa yang merasa fresh dan konsentrasi apabila meja belajarnya rapi dan
bersih. Menurut beberapa sumber mengatakan bahwa meja belajar yang rapi dan tata letak
lampu yang sesuai dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar. Dari pemilihan ini jarang
anak malas dalam merapikan dan menata meja belajar, berarti minat anak sangat besar dalam
menggapai tujuan dan cita-cita sehingga ia memperhatikan faktor ini.
11
Sebanyak 44,1% siswa (kadang-kadang) kesulitan memahami materi dalam
matematika. Sebanyak 36,8% siswa merasa frustasi karena tidak bisa mengikuti pelajaran
dengan baik. Maka dari itu, menurut hasil penelitian, sebanyak 39,7% siswa mengaku bahwa
guru membentuk kelompok belajar untuk memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran. Karena beberapa siswa mengaku bahwa jika bertanya pada guru langsung ia
merasa segan, maka dari itu ketika guru membentuk kelompok seperti ini ia bisa bertanya
dengan leluasa kepada teman sebayanya, dengan bahasa yang mungkin mereka lebih
mengerti.
Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam menunjang proses belajar megajar.
Oleh karena itu, motivasi perlu dikembangkan agar hasil belajar siswa menjadi maksimal.
Seseorang yang memiliki motivasi mempunyai kecendrungan untuk mencurahkan segala
kemampuannya untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa lebih giat
lagi, dan frekuensi belajarnya semakin meningkat, sehingga hasil belajarnya pun meningkat.
Dengan demikian, berdasarkan penelitian ini, penggunaan media pembelajaran didalam kelas
menjadikan siswa lebih memahami materi pembelajaran serta mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa didalam kelas.
12
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil data di atas dapat diambil bahwa melalui koresponden data siswa serta analisis data.
Maka penulis selanjutnya menyimpulkan dari koresponden angket yang telah kami bagikan
kepada beberapa siswa melalui whatssapp sebagai berikut :
1. Adanya peran guru dalam membimbing anak baik itu secara rohani maupun
pengetahuan yang dimiliki anak sangat berpengaruh kepada anak dalam rasa ingin tahu
mereka untuk terus berperestasi untuk mengembangkan pengetahuan mereka untuk itu
peran guru sangat penting terhadap anak terutama hal yang dapat dilakukan guru
kepada siswa sebelum melaksanakn proses belajar mengajar ada baiknya guru
menanyakan kabar kepada siswa untuk mendekatkan diri kepada siswa agar siswa
terbuka untuk meceritakan keluh kesahnya kepada guru .
2. Hasil data yang menunjukan bahwa motivasi belajar merupakan hal yang penting
dalam menunjang proses belajar mengajar, untuk itu guru sangat berperan kepada
siswa dalam memberikan motivasi kepada peserta didik dalam konteks agar siswa
semakin giat dalam belajar karena guru sangat memiliki peran penting bagi siswa
dalam tahap perkembangan peserta didiknya.
5.2. Saran
Peran guru sangat penting dalam perkembangan pengetahuan peserta didik untuk itu orangtua
dan guru dapat membimbing dan menuntun siswa untuk tetap terus berprestasi di sekolah
untuk itu ada baiknya seorang pendidik menanamkan 3 ikrar seorang pendidik. Dimana yang
pertama seorang pendidik tepat berada di depan sebagai panutan dan cotoh yang baik kepada
peserta didik, yang kedua guru berada di tengah untuk membangun, menciptakan
keterampilan , serta berkarya untuk peserta didik , dan yang ketiga guru berada di belakang
guna mendorong serta memberi motivasi dalam bentuk dukungan agar peserta didik tidak
patah semangat dalam belajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Assidiqi H., 2015. Membentuk Karakter Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran search,
Solve, Create, and Share. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol (1). No (1). Hal 45
Hartati,B.2010.Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA.Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia.Vol 6.Hal 128-132.
Nasution M., 2017. Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Ilmiah Bidang
Rahayu,dkk.2011.Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia.Vol 7.Hal 106-110.
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Pusat Bahasa Depdiknas.
14
LAMPIRAN BIODATA
15