Kelompok :4
PRODI S1 KEBIDANAN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenagkan.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya.
Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar
seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus mentruasi sampai
melewati umur 50 tahun.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat monopaause ini
sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi
tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapt menjadi lebih
terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga
yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini
Menopause adalah apabila ovarium berhenti berfungsi : haid berhenti secara permanen
secara 1 tahun. Perimenopause adalah masa yang mengarah pada menopause umum nya
berlangsung 3 sampai 5 tahun. Pascamenopause adalah dimulai 1 tahun setelah haid terakhir
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui sindrome pre menopause
1.3.2 Untuk mengetahui sindrom menopause
1.3.3 Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada sindrom premenopause dan menopause.
BAB II
ISI
2.1 Perimenopause
Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging), yaitu ketika seorang
wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa non-reproduktif. Pada fase ini, wanita
akan mengalami menopause. Istilah menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang
artinya “bulan” dan pauo yang artinya “berhenti”. Adapun menopause didefinisikan sebagai
suatu “cut point” dimana seorang wanita mengalami henti haid/haid terakhir/Final Menstrual
Period (FMP) karena berhentinya aktivitas folikel ovarium dan diikuti dengan adanya amenorea
(tidak ada haid) sekurang-kurangnya 12 bulan berturut-turut.
Pada tahun 1996, WHO membuat beberapa definisi yang berkaitan degan menopause.
Natural menopause; didefinisikan sebagai berhentinya menstruasi secara permanen akibat
hilangnya aktivitas folikel ovarium. Natural menopause terjadi bilamana tidak terdapat
menstruasi selama 12 bulan dimana tidak terdapat kondisi patologis atau kelainan psikologis
yang menjadi penyebab.
Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada masa
perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause mengalami keluhan
vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan yang
berbeda-beda pada setiap individu. Keluhan tersebut akan mencapai puncaknya pada saat
menjelang dan setelah menopause kemuadian berangsur-angsur berkurang seiring dengan
bartambahnya usia dan tecapainya keseimbangan hormon pada masa senium.
Perimenopause adalah perjalanan alamiah seorang wanita dan merupakan hal yang normal
terjadi. Seiring dengan pertambahan usia, produksi estrogen dan progesteron naik dan turun
secara tidak beratutan. Perubahan pada tubuh selama perimenopause merupakan hasil dari
peningkatan dan penurunan estrogen yang tidak beraturan. Perimenopause adalah suatu masa
peralihan menopause yang terjadi beberapa tahun sebelum menopause yang meliputi perubahan
ovolatorik menjadi anovulatorik, dengan tanda tidak keteraturan haid. Kadar estradiol akan
berada pada kisaran normal pada tahun-tahun sebelum menopause dan akan meningkat sekitar 1
tahun sebelum pertumbuhan dan perkembangan folikel berhenti.
Penurunan sekresi inhibin oleh folikel-foliker ovarium dimulai sekitar usia 35 tahun dan
menjadi lebih cepat setelah umur 40 tahun. Penurunan inhibin memungkinkan peningkatan FSH
yang mencerminkan kurangnya reaktivitas dan kemampuan folikel karena ovarium menua.
Tahun tahun perimenopause adalah suatu periode dimana kadar FSH pascamenopause lebih dari
20 IU/L, meskipun tetap terjadi perdarahan haid ,sedangkan LH masih tetap berada dikisaran
normal. Kadang- kadang masih terjadi pembentukkan folikel dan korpus luteum sehingga masih
mungkin terjadi kehamilan.
Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami setiap wanita. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan wanita memasuki fase perimenopause lebih cepat,
yaitu:
Histerektomi
Pengangkatan rahim atau histerektomi akan meningkatkan risiko seseorang mengalami
menopause lebih cepat, terutama jika kedua indung telur (ovarium) juga ikut diangkat.
Faktor keturunan
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan lebih
berisiko untuk mengalami kondisi serupa.
Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun lebih
awal daripada wanita yang tidak merokok.
Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Perimenopause
aktivitas fisik
Tingkat aktifitas fisik berbanding terbalik dengan kadar estradiol pada wanita di akhir
transisi menopause. Tingkat aktifitas juga berbanding terbalik dengan kadar hormon
testoteron. Semakin tinggi tingkat aktifitas fisik maka kadar estradiol dan testoteron pada
wanita yang mengalami masa transisi menopause akan semakin rendah. Adapaun hormon
lainnya tidak terpengaruh secara signifikan oleh aktifitas fisik yaitu luteinizing hormone
(LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Dan hal ini juga berkaitan dengan gejala
pada masa transisi menopause.
Jumlah kelahiran
Wanita nullipara akan memasuki masa perimenopause lebih awal dibandingkan dengan
wanita multipara. Dari hasil sebuah penelitian, diperkirakan usia perimenopause berkisar
antara 46 sampai 50 tahun.
Oophorectomy
Wanita yang mangalami oophorectomy unilateral akan mengalami perimenopause lebih.
Siklus haid
Wanita dengan siklus haid yang memendek akan lebih awal memasuki masa
perimenopause.
Merokok
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa merokok memiliki hubungan positif dengan
gejala vasomotor. Merokok dapat memicu seorang wanita untuk mengalami hot flushes
lebih sering dan lebih berat. Pada wanita mantan perokok, tidak memiliki peningkatan
resiko untuk mengalami hot flushes sedang atau berat apabila dibandingkan dengan
wanita yang tidak pernah merokok sama sekali. Namun demikian, peningkatan resiko
mengalami hot flushes ditemukan secara bermakna pada wanita yang masih merokok di
saat masa transisi menopause.
Status Perkawinan
Sebuah penelitian menemukan bahwa gejala kekeringan vagina secara signifikan lebih
ringan sebagaimana sering dilaporkan pada wanita yang belum menikah, janda, dan
wanita yang bercerai apabila dibandingkan dengan wanita yang menikah atau masih
memiliki suami.
Semakin mendekati menopause, menstruasi akan semakin jarang, hingga beberapa bulan sekali.
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan dan peuseis yang
berarti ‘penghentian sementara’. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah
menocease yang berarti ‘masa berhentinya menstruasi’. Dalam pandangan medis, menopause
didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk selamanya. Menopause merupakan saat
terjadinya haid atau menstruasi terakhir (Prawirohardjo, 2007). Menopause juga bisa diartikan
masa berhentinya menstruasi untuk selamanya biasanya menopause terjadi pada wanita 45–55
tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah berhenti menstruasi kurang lebih satu tahun,
berhentinya menstruasi dapat didahului oleh siklus menstruasi yang panjang dengan pendarahan
yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause bisa dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan,
dan pola hidup (Andira, 2010)
Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua.
Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit memproduksi hormon kewanitaan.
Akibatnya, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Rata-rata
percepatan penghabisan folikel dan penurunan fertilitas dimulai pada umur 37-38 tahun.
Menopause terjadi pada umur rata-rata 50-51 tahun, jumlah folikel yang tersisa turun dibawah
ambang kritis sekitar 1000. Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa.
Terjadi peningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkata LH 3 kali lipat dan kadar maksimal
dicapai saat 1-3 tahun pascamenopause, selanjutnya terjadi penurunan bertahap walaupun sedikit.
Gejala Urogenital
a. Vagina Kering
Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks. Keringnya vagina
dapat terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang secara berangsur–angsur
meminimalkan pengeluaran cairan vagina. Selain itu otot– otot vagina juga semakin
kendur dan daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung nantinya
berdampak pada menurunnya libido (Reid, 2014).
Penurunan kadar estrogen menyebabkan vagina menjadi kering dan kurang elastis.
Oleh karena itu sebagian wanita menopause akan merasakan sakit saat berhubungan
seksual. Biasanya wanita menopause juga akan merasakan gatal pada daerah vagina.
Kondisi tersebut menyebabkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina (Reid,
2014).
b. Masalah pada Kandung dan Saluran Kemih
Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan pada jaringan kandung
kemih dan saluran kemih. Menurunnya kadar estrogen juga akan menyebabkan terjadinya
penurunan kontrol dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk buang air
kecil. Adanya gejala lemahnya otot disekitar kandung kemih, akan meningkatkan resiko
terkena infeksi saluran kemih (Reid, 2014).
2.2.3 Faktor Risiko Menopause
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak secara langsung berhubungan dengan kesehatan. Tetapi
tingkat pendidikan secara signifikan mempengaruhi tingkat pengetahuan wanita
mengenai menopause, sehingga mempengaruhi pula respon wanita (Lewina S, 1996).
Wanita yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima informasi tentang
masalah kesehatan, dimana pengetahuan yang lebih tentang menopause akan
membantu wanita dalam memahani dan mempersiapkan dirinya menjalani masa
menopause serta akan membantu wanita dalam melakukan pencegahan terhadap
keluhan-keluhan yang muncul (Kasdu, 2002).
c. Gaya Hidup
Merokok
Nikotin dalam rokok dapat memengaruhi metabolisme estrogen, sebagai
hormon yang salah satu tugasnya mengatur siklus haid, kadar estrogen harus
cukup dalam tubuh. Gangguan pada metabolisme akan menyebabkan haid tidak
teratur dan lebih cepat memasuki masa menopause (Noerpramana,2002).
Berdasarkan penelitian dokter dari Universitas Oslowanita yang aktif merokok
akan lebih mengalami menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok
(Aqila, 2010).
Konsumsi Alkohol
Alkohol mempunyai efek langsung dan tidak langsung pada tulang melalui
regulasi mineral, seperti metabolit vitamin D, dan hormon paratiroid. konsumsi
alkohol pada wanita masa menopause lebih dari 200 ml/hari selama lebih dari 12
bulan meningkatkan kehilangan masa tulang dan risiko terjadinya fraktur
(Noerpramana, 2002).
Konsumsi Kafein
Konsumsi atau minuman yang mengandung kafeinseperti kopisecara
berlebihan terbukti dapat meningkatkan hormon andrenalin dalam darah yang
menyebabkan peningkatan aktivitas otot jantung dalam memompa darah dan
meningkatkan tekanan darah, sehingga aliran darah ke berbagai organ tubuh
menigkat, hal inilah yang mendasari meningkatkan potensi hot flushes (Dita
Andira, 2010).
f. Keturunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibudananak perempuannya
cenderung mengalami menopause pada usia yang sama. Salah satunya yaitu
sebuah studi adanya riwayat keluarga pada ibu seorang wanita yang mengalami
menopause dini (Biela, 2002). Beberapa hasil penelitian telah berhasil
mengindentifikasi gen yang turut menentukan menopause seorang wanita, gen
tersebut dijumpai pada kromosom 9 quantive-trait loci. Tapi diperlukan beberapa
penelitian untuk mengatahui apakah genetika menjadi faktor kunci dalam
menentukan usia menopause (Stolk, 2009).
g. Status Gizi
Menurut Mulyani (2013), faktor yang juga mempengaruhi menopause
lebih awal biasanya dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin
mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup
sehat seperti berhenti merkok, serta mengkonsumsi makanan yang baik
ASUHAN KEBIDANAN PADA SINDROM MENOPAUSE DAN PERIMENOPOUSE
Pengumpulan Data
Riwayat Penggunaan Obat :
Ibu mengatakan pernah mengonsumsi obat penurun demam sesekali
Kebiasaan sehari-hari :
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum alkohol dan
konsumsi narkoba. Namun aktivitas di rumah sering menyebabkan kelelahan.
Riwayat Psikologis :
ibu merasa cemas dan khawatir karena takut akan ada masalah serius terkait mestruasi dan kesehatannya.
Riwayat Psikososial :
Ibu menikah pada usia 24 tahun dan suami 25 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami, lama
pernikahan 23 tahun. Saat ini ibu tinggal bersama suaminya. Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan
tetangga baik dan bahagia hidup dengan keluarganya saat ini
Pengumpulan Data
Data obyektif
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : CM
Tanda-tanda vital :
T : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36,5oC
R : 22 x/mnt
BB/TB : 60 kg / 160 cm
IMT : 23.4
Lila : 24 cm
Kesimpulan
Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada masa
perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause mengalami keluhan
vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan yang
berbeda-beda pada setiap individu. Perubahan pada tubuh selama perimenopause merupakan
hasil dari peningkatan dan penurunan estrogen yang tidak beraturan. Perimenopause merupakan
kondisi normal yang dialami setiap wanita dan gejala utama perimenopause adalah siklus
menstruasi tidak teratur.
Menopause juga bisa diartikan masa berhentinya menstruasi untuk selamanya biasanya
menopause terjadi pada wanita 45–55 tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah berhenti
menstruasi kurang lebih satu tahun, berhentinya menstruasi dapat didahului oleh siklus
menstruasi yang panjang dengan pendarahan yang berkurang. Rata-rata percepatan penghabisan
folikel dan penurunan fertilitas dimulai pada umur 37-38 tahun. Menopause terjadi pada umur
rata-rata 50-51 tahun, jumlah folikel yang tersisa turun dibawah ambang kritis sekitar 1000.
Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa. Gejala yang terjadi dapat
berupa Gejala Vasomotor, Gejala Psikologis dan Gejala Urogenital.
DAFTAR PUSTAKA
Proverawati, A., & Sulistyawati, E. (2010). Menopause dan sindrom premenopause. Yogyakarta:
Nuha Medika.