Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DISKUSI TOPIK

BLOK 6.C MINGGU 4

SYNDROME MENOPAUSE DAN PERIMENOPAUSE

Penanggung Jawab : Miranie Safaringga, SST., M.Keb

Kelompok :4

Anggota : Alif Aisyah Mutsaqoful F (1710332018)

Cindy Maharani Putri (1710333005)

PRODI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenagkan.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya.
Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar
seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus mentruasi sampai
melewati umur 50 tahun.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat monopaause ini
sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi
tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapt menjadi lebih
terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga
yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini

Menopause adalah apabila ovarium berhenti berfungsi : haid berhenti secara permanen
secara 1 tahun. Perimenopause adalah masa yang mengarah pada menopause umum nya
berlangsung 3 sampai 5 tahun. Pascamenopause adalah dimulai 1 tahun setelah haid terakhir

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sindrom pre menopause itu?
1.2.2 Bagaimana sindrome menopause itu?
1.2.3 Bagaimana asuhan kebidanan pada sindrom pre menopause dan menopause?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui sindrome pre menopause
1.3.2 Untuk mengetahui sindrom menopause
1.3.3 Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada sindrom premenopause dan menopause.
BAB II

ISI

2.1 Perimenopause

2.1.1 Pengertian Sindroma Perimenopause

Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging), yaitu ketika seorang
wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa non-reproduktif. Pada fase ini, wanita
akan mengalami menopause. Istilah menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang
artinya “bulan” dan pauo yang artinya “berhenti”. Adapun menopause didefinisikan sebagai
suatu “cut point” dimana seorang wanita mengalami henti haid/haid terakhir/Final Menstrual
Period (FMP) karena berhentinya aktivitas folikel ovarium dan diikuti dengan adanya amenorea
(tidak ada haid) sekurang-kurangnya 12 bulan berturut-turut.

Pada tahun 1996, WHO membuat beberapa definisi yang berkaitan degan menopause.
Natural menopause; didefinisikan sebagai berhentinya menstruasi secara permanen akibat
hilangnya aktivitas folikel ovarium. Natural menopause terjadi bilamana tidak terdapat
menstruasi selama 12 bulan dimana tidak terdapat kondisi patologis atau kelainan psikologis
yang menjadi penyebab.

Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada masa
perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause mengalami keluhan
vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan yang
berbeda-beda pada setiap individu. Keluhan tersebut akan mencapai puncaknya pada saat
menjelang dan setelah menopause kemuadian berangsur-angsur berkurang seiring dengan
bartambahnya usia dan tecapainya keseimbangan hormon pada masa senium.

2.1.2 Penyebab Sindrom Perimenopause

Perimenopause adalah perjalanan alamiah seorang wanita dan merupakan hal yang normal
terjadi. Seiring dengan pertambahan usia, produksi estrogen dan progesteron naik dan turun
secara tidak beratutan. Perubahan pada tubuh selama perimenopause merupakan hasil dari
peningkatan dan penurunan estrogen yang tidak beraturan. Perimenopause adalah suatu masa
peralihan menopause yang terjadi beberapa tahun sebelum menopause yang meliputi perubahan
ovolatorik menjadi anovulatorik, dengan tanda tidak keteraturan haid. Kadar estradiol akan
berada pada kisaran normal pada tahun-tahun sebelum menopause dan akan meningkat sekitar 1
tahun sebelum pertumbuhan dan perkembangan folikel berhenti.

Penurunan sekresi inhibin oleh folikel-foliker ovarium dimulai sekitar usia 35 tahun dan
menjadi lebih cepat setelah umur 40 tahun. Penurunan inhibin memungkinkan peningkatan FSH
yang mencerminkan kurangnya reaktivitas dan kemampuan folikel karena ovarium menua.
Tahun tahun perimenopause adalah suatu periode dimana kadar FSH pascamenopause lebih dari
20 IU/L, meskipun tetap terjadi perdarahan haid ,sedangkan LH masih tetap berada dikisaran
normal. Kadang- kadang masih terjadi pembentukkan folikel dan korpus luteum sehingga masih
mungkin terjadi kehamilan.

Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami setiap wanita. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan wanita memasuki fase perimenopause lebih cepat,
yaitu:

 Histerektomi
Pengangkatan rahim atau histerektomi akan meningkatkan risiko seseorang mengalami
menopause lebih cepat, terutama jika kedua indung telur (ovarium) juga ikut diangkat.

 Faktor keturunan
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan lebih
berisiko untuk mengalami kondisi serupa.

 Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun lebih
awal daripada wanita yang tidak merokok.

 Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Perimenopause

 aktivitas fisik
Tingkat aktifitas fisik berbanding terbalik dengan kadar estradiol pada wanita di akhir
transisi menopause. Tingkat aktifitas juga berbanding terbalik dengan kadar hormon
testoteron. Semakin tinggi tingkat aktifitas fisik maka kadar estradiol dan testoteron pada
wanita yang mengalami masa transisi menopause akan semakin rendah. Adapaun hormon
lainnya tidak terpengaruh secara signifikan oleh aktifitas fisik yaitu luteinizing hormone
(LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Dan hal ini juga berkaitan dengan gejala
pada masa transisi menopause.

 Jumlah kelahiran
Wanita nullipara akan memasuki masa perimenopause lebih awal dibandingkan dengan
wanita multipara. Dari hasil sebuah penelitian, diperkirakan usia perimenopause berkisar
antara 46 sampai 50 tahun.

 Oophorectomy
Wanita yang mangalami oophorectomy unilateral akan mengalami perimenopause lebih.

 Siklus haid
Wanita dengan siklus haid yang memendek akan lebih awal memasuki masa
perimenopause.

 Faktor sosial ekonomi


Insiden sindroma perimenopause 1,75 kali lebih tinggi dan umur rata-rata dimulainya
perimenopause 1,2 tahun lebih muda pada wanita yang memiliki riwayat keadaan
ekonomi yang sulit di masa kanak-kanak dan dewasa dalam hidupnya bila dibandingkan
dengan wanita yang tidak mengalami kesulitan ekonomi dalam hidupnya.
Kesulitan ekonomi seumur hidup dapat mempengaruhi fungsi ovarium lebih kuat
daripada kesulitan ekonomi pada masa kanak-kanak atau dewasa saja. Pada wanita yang
tidak bekerja dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah memiliki hubungan
yang signifikan dengan kejadian menopause lebih awal22. Tingkat pendidikan dan
ekonomi yang lemah tersebut menjadi faktor pemicu stres fisik dan sosial yang
berhubungan dengan amenorea dan disfungsi seksual.

 Indeks masa tubuh


Sebuah penelitian pada wanita Spanyol menunjukkan bahwa obesitas berhubungan
dengan munculnya gejala menopause yang berat. Indeks masa tubuh yang tinggi
merupakan faktor predisposisi bagi seorang wanita untuk lebih sering mengalami hot
flushes. Pada fase premenopause wanita yang mengalami obesitas memiliki kadar hormon
estradiol dan inhibin B yang secara signifikan

 Merokok
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa merokok memiliki hubungan positif dengan
gejala vasomotor. Merokok dapat memicu seorang wanita untuk mengalami hot flushes
lebih sering dan lebih berat. Pada wanita mantan perokok, tidak memiliki peningkatan
resiko untuk mengalami hot flushes sedang atau berat apabila dibandingkan dengan
wanita yang tidak pernah merokok sama sekali. Namun demikian, peningkatan resiko
mengalami hot flushes ditemukan secara bermakna pada wanita yang masih merokok di
saat masa transisi menopause.

 Status Perkawinan
Sebuah penelitian menemukan bahwa gejala kekeringan vagina secara signifikan lebih
ringan sebagaimana sering dilaporkan pada wanita yang belum menikah, janda, dan
wanita yang bercerai apabila dibandingkan dengan wanita yang menikah atau masih
memiliki suami.

2.1.4 Tanda dan Gejala


Saat melalui fase perimenopause, wanita akan mengalami beberapa gejala akibat
perubahan kadar hormon di dalam tubuh. Gejala utama perimenopause adalah siklus menstruasi
tidak teratur. Ketidakteraturan siklus ini bisa berupa :
 Menstruasi tiba lebih cepat atau lebih lambat

 Menstruasi berlangsung lebih singkat atau lebih lama

Semakin mendekati menopause, menstruasi akan semakin jarang, hingga beberapa bulan sekali.

2.2 Sindrom Menopause

2.2.1 Pengertian Sindrom Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan dan peuseis yang
berarti ‘penghentian sementara’. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah
menocease yang berarti ‘masa berhentinya menstruasi’. Dalam pandangan medis, menopause
didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk selamanya. Menopause merupakan saat
terjadinya haid atau menstruasi terakhir (Prawirohardjo, 2007). Menopause juga bisa diartikan
masa berhentinya menstruasi untuk selamanya biasanya menopause terjadi pada wanita 45–55
tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah berhenti menstruasi kurang lebih satu tahun,
berhentinya menstruasi dapat didahului oleh siklus menstruasi yang panjang dengan pendarahan
yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause bisa dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan,
dan pola hidup (Andira, 2010)

2.2.2 Penyebab Sindrome Menopause

Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua.
Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit memproduksi hormon kewanitaan.
Akibatnya, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti. Rata-rata
percepatan penghabisan folikel dan penurunan fertilitas dimulai pada umur 37-38 tahun.
Menopause terjadi pada umur rata-rata 50-51 tahun, jumlah folikel yang tersisa turun dibawah
ambang kritis sekitar 1000. Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa.
Terjadi peningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkata LH 3 kali lipat dan kadar maksimal
dicapai saat 1-3 tahun pascamenopause, selanjutnya terjadi penurunan bertahap walaupun sedikit.

2.2.3 Tanda dan Gejala


Gejala Vasomotor
a. Hot flashes
Hotflashes yaitu perasaan panas,gerah bahkan rasa seperti terbakar pada area
wajah, lengan,leher,dan tubuh bagian atas serta munculnya keringat berlebih
khususnya pada malam hari.Kondisi ini adalah kondisi yang paling sering dikeluhkan
dan menjadi pemberat utama dalam menghadapi masa klimakterium. Keadaan ini
umumnya berlangsung selama 3 sampai 5 menit, walaupun intesitas dan durasinya bisa
bervariasi pada tiap wanita. Pada beberapa orang keluhan ini bisa disertai oleh gejala
palpitasi, rasa berdenyut pada kepala dan leher, nyeri kepala, kadang mual, dan
ansietas. Perubahan fisiologis yang dapat terlihat adalah peningkatan temperatur
tubuh, denyut, nadi dan nafas (Reid, 2014).
Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah
wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat
yang berlebihan. Sekitar 75 % wanita mengalaminya selama 1 tahun, dan 25-50%
mengalaminya selama lebih dari 5 tahun. Hot flashes dapat berlangsung selama 30
detik sampai 5 menit.Keluhan hot flush mereda setelah tubuh menyesuaikan diri
dengan kadar estrogen yang rendah. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif
dalam meredakan keluhan hot flush pada 90% kasus (Suparni, 2016).
b. Kesulitan Tidur
Secara normal kebutuhan tidur orang dewasa pertengahan adalah tidur sekitar 7
jam sehari, 20% tidur Rapist Eye Movement (REM), mungkin mengalami Insomnia
dan sulit untuk dapat tidur. Sedangkan kebutuhan tidur dewasa tua adalah sekitar 6 jam
sehari, 20-25% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun
sewaktu tidur di malam hari. Gangguan tidur atau dapat diistilahkan insomnia sering
menjadi keluhan pada wanita menopause (Sihombing, 2010).
Menurut Lumbantobing (2007), insomnia merupakan suatu keadaan dimana
seseorang yang ingin tidur, tetapi mengalami kesulitan untuk memulai tidur (jatuh
tidur), sulit mempertahankan keadaan tidur dan bangun terlalu pagi. Keluhan lain yang
sering terjadi adalah sering terbangun dari tidur dan sulit untuk tidur lagi setelah
bangun malam.
Kurang nyenyak dalam tidur dapat menurunkan kualitas hidup sesorang. estrogen
memiliki efek terhadap kualitas tidur dan reseptor estrogen ditemukan dalam otak yang
mengatur tidur (Baziad, 2003).
Gilly A, (2003) mengatakan insomnia yang menimpa rasa menopause dapat
diakibatkan juga karena adanya keringat yang berlebih pada malam hari sehingga
menimbulkan rasa panas dan ketidaknyamanan, selain itu juga bisa diakibatkan oleh
intensitas buang air kecil yang sering.
c. Keringat Berlebih
keringat berlebih atau disebut juga hiperhidrosis nocturnal sering terjadi pada
malam hari meskipun kondisi tubuh sedang rileks dan cuaca tidak panas. Penurunan
hormon noradrenalin menimbulkan vasodilitasi pembuluh darah kulit, temperatur kulit
sedikit meningkat dan menimbulan perasaan panas selain itu pada malam hari akan
keluar keringat yang berlebih. Vasodilatasi dan pengeluaran keringat tersebut
menyebakan pengelauarn panas tubuh sehingga kadang-kadang beberapa wanita
menopause mengalami kedinginan (Reid, 2014).
d. Palpitasi
Palpitasi adalah suatu kondisi ketika jantung berdetak cepat berulang kali tanpa
ada tanda-tanda berhenti. Kontraksi prematur menyebabkan jantung berdenyut dua kali
dengan sangat cepat sehingga mengakibatkan lebih banyak darah yang memasuki
jantung pada denyutan ketiga. peningkatan jumlah darah ini mengakibatkan jantung
lebih banyak berkontraksi dan memiliki denyutan yang kuat. Palpitasi pada masa
menopause dapat disebabkan karean adanya penrunan hormon estrogen yang
memengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis (Reid, 2014).
e. Gangguan punggung dan tulang
Rendahnya kadar estrogen menjadi salah satu penyebab proses osteoporosis pada
wanita menopause. Kadar estrogen yang berkurang pada saat menopause, akan diikuti
dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Tubuh mengatasi
masalah ini dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang. Akibatnya,
tulang menjadi keropos dan rapuh. Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause
berkaitan dengan pembahasan kurangnya penyerapan kalsium. Berdasarkan literatur
yang ada diketahui bahwa kita kehilangan sekitar 1% tulang dalam setahun akibat
proses penuaan. Tetapi setelah menopause, terkadang wanita akan kehilangan 2%
tulang dalam setahun (Reid, 2014).
Gejala Psikologis
Selain gejala fisik seperti yang dikemukakan diatas, terdapat pula gejala psikis yang
menonjol pada wanita menopause seperti mudah tersinggung, susah tidur, kecemasan,
gangguan daya ingat, stress, depresi, tertekan, gugup dan kesepian. Ada juga wanita yang
kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, merasa tidak
dibutuhkan. Semua tanda dan gejala diatas mulai datang GApada waktu yang lebih awal
yaitu sekitar 3–5 tahun sebelum menopause atau sebanding dengan usia 40–45 tahun (Reid,
2014).
Gejala ini merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek psikologis maupun
kognitif wanita (Dita Andira, 2010, p.66) diantaranya:
a. Perubahan Emosi
Perubahan emosi disini tampak pada kelelahan mental, menjadi lekas marah, dan
perubahan suasana hati yang begitu cepat. Biasanya perubahan yang terjadi tidak
disadari oleh wanita tersebut. Maka diperlukan menerus, sulit membuat keputusan, rasa
bersalah, rasa sedih dan dorongan untuk menangis, terkadang penderita depresi
cenderung suka makan, minum, merokok, dan terkadang bisa pula kehilangan nafsu
makan (Dita Andira,2010). Pendekatan khusus seperti obrolan ringan dengan sahabat
atau siapa saja yang pernah mengalami hal yang sama sering kali dapat menjadi
dukungan emosi terbaik.
b. Mudah Lelah
Fatigue atau bisa diebut juga mudah lelah sering kali muncul ketika menjelang
masa premenopause karena terjadi perubahan hormonal pada wanita, yaitu terutama
hormon estrogen (Proverawati, 2010).
c. Penurunan Daya Ingat dan Mudah Tersinggung
Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmiter yang ada di otak.
neurotransmiter yang terdapat di otak antara lain: dopamin, serotonin, dan endorfin.
dopamin mempunyai fungsi untuk mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh, dan
seksual. kadar dopamin dipengaruhi oleh estrogen, selain itu enPERdorfin dapat
merangsang terbentunya dopamin. serotonin berfungsi untuk mempengaruhi suasana hati
dan aktivitas istirahat. sedangkan endorfin menjalankan fungsi yang berhub ungan dengan
ingatan dan persaan seperti rasa nyeri, sakit. Penurunan kadar endorfin, dopamin, dan
serotonin tersebut dapat mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat
dan suasana hati yang sering berubah atau mudah tersinggung (Proverawati, 2010).
d. Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan dan
kesedihan. Wanita menopause yang mengalami depresi akan lebih sering merasa sedih
karena kehilangan kemampuan reproduksinya. Pada masa menopause, anak-anak yang
sudah tumbuh dewasa cenderung sibuk dengan urusan masing-masing, saat itulah wanita
menopause benar- benar merasa kehilangan perannya.
Wanita menopause terjadi perubahan suasana hatiatauemosional yangberlangsung
drastis, merasatertekan, terpuruk. Gejala depresi diantaranya murung atau letih, sulit tidur
pulas terutama menjelang dini hari, lelah terus- menerus, sulit membuat keputusan, rasa
bersalah, rasa sedih dan dorongan untuk menangis, terkadang penderita depresi
cenderung suka makan, minum, merokok, dan terkadang bisa pula kehilangan nafsu
makan (Dita Andira,2010).

Gejala Urogenital
a. Vagina Kering
Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks. Keringnya vagina
dapat terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang secara berangsur–angsur
meminimalkan pengeluaran cairan vagina. Selain itu otot– otot vagina juga semakin
kendur dan daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung nantinya
berdampak pada menurunnya libido (Reid, 2014).
Penurunan kadar estrogen menyebabkan vagina menjadi kering dan kurang elastis.
Oleh karena itu sebagian wanita menopause akan merasakan sakit saat berhubungan
seksual. Biasanya wanita menopause juga akan merasakan gatal pada daerah vagina.
Kondisi tersebut menyebabkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina (Reid,
2014).
b. Masalah pada Kandung dan Saluran Kemih
Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan pada jaringan kandung
kemih dan saluran kemih. Menurunnya kadar estrogen juga akan menyebabkan terjadinya
penurunan kontrol dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk buang air
kecil. Adanya gejala lemahnya otot disekitar kandung kemih, akan meningkatkan resiko
terkena infeksi saluran kemih (Reid, 2014).
2.2.3 Faktor Risiko Menopause

a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak secara langsung berhubungan dengan kesehatan. Tetapi
tingkat pendidikan secara signifikan mempengaruhi tingkat pengetahuan wanita
mengenai menopause, sehingga mempengaruhi pula respon wanita (Lewina S, 1996).
Wanita yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima informasi tentang
masalah kesehatan, dimana pengetahuan yang lebih tentang menopause akan
membantu wanita dalam memahani dan mempersiapkan dirinya menjalani masa
menopause serta akan membantu wanita dalam melakukan pencegahan terhadap
keluhan-keluhan yang muncul (Kasdu, 2002).

b. Tingkat Sosial Ekonomi


Keadaan sosial ekonomi memengaruhi faktor fisik, kesehatan, dan lingkungan.
Apabila faktor-faktor diatas cukup baik akan mengurangi beban fisiologis dan
psikologis seorang wanita. Keadan ekonomi uga berkontrubusi secara tidak langsung
terhadap kesakitan wanita pada masa-masa menopause (Lewina S, 1996).

c. Gaya Hidup
 Merokok
Nikotin dalam rokok dapat memengaruhi metabolisme estrogen, sebagai
hormon yang salah satu tugasnya mengatur siklus haid, kadar estrogen harus
cukup dalam tubuh. Gangguan pada metabolisme akan menyebabkan haid tidak
teratur dan lebih cepat memasuki masa menopause (Noerpramana,2002).
Berdasarkan penelitian dokter dari Universitas Oslowanita yang aktif merokok
akan lebih mengalami menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok
(Aqila, 2010).
 Konsumsi Alkohol
Alkohol mempunyai efek langsung dan tidak langsung pada tulang melalui
regulasi mineral, seperti metabolit vitamin D, dan hormon paratiroid. konsumsi
alkohol pada wanita masa menopause lebih dari 200 ml/hari selama lebih dari 12
bulan meningkatkan kehilangan masa tulang dan risiko terjadinya fraktur
(Noerpramana, 2002).
 Konsumsi Kafein
Konsumsi atau minuman yang mengandung kafeinseperti kopisecara
berlebihan terbukti dapat meningkatkan hormon andrenalin dalam darah yang
menyebabkan peningkatan aktivitas otot jantung dalam memompa darah dan
meningkatkan tekanan darah, sehingga aliran darah ke berbagai organ tubuh
menigkat, hal inilah yang mendasari meningkatkan potensi hot flushes (Dita
Andira, 2010).

d. Budaya dan Lingkungan


Gejala masa menopause bukanlah fenomena biologis semata, tetapi
merupakan interaksi dari fenomena sosiologis, lingkungan dan kultural. Wanita
menopause di Eropa dan Amerika mempunyai keluhan psikologis yang tinggi, hal
ini disebabkan karena memliki kebudayaan menonjolkan nilai kecantikan dan
daya tarik seksual. Wanita menopause Arab dan Pakistan memiliki keagamaan
kuat dan tidak menonjolkan seksualitas keluhan psikologis masa menopause
jarang didapatkan (Noerpramana, 2002).Pengaruh budaya dan lingkungan sudah
dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat
menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini.

e. Usia Haid Pertama Kali (Menarche)


Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan
antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki
menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa
semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama
seorang wanita memasuki masa menopause.

f. Keturunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibudananak perempuannya
cenderung mengalami menopause pada usia yang sama. Salah satunya yaitu
sebuah studi adanya riwayat keluarga pada ibu seorang wanita yang mengalami
menopause dini (Biela, 2002). Beberapa hasil penelitian telah berhasil
mengindentifikasi gen yang turut menentukan menopause seorang wanita, gen
tersebut dijumpai pada kromosom 9 quantive-trait loci. Tapi diperlukan beberapa
penelitian untuk mengatahui apakah genetika menjadi faktor kunci dalam
menentukan usia menopause (Stolk, 2009).

g. Status Gizi
Menurut Mulyani (2013), faktor yang juga mempengaruhi menopause
lebih awal biasanya dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin
mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup
sehat seperti berhenti merkok, serta mengkonsumsi makanan yang baik
ASUHAN KEBIDANAN PADA SINDROM MENOPAUSE DAN PERIMENOPOUSE

Hari, tanggal Pengkajian: Minggu, 10 Mei 2020


Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Praktek Mandiri Bidan Aisyah, Mantingan

Pengumpulan data Interpretasi data Diagnosa Tindaka Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi


potensial n segera
Data Subjektif Diagnosa : Depresi Tidak ada 1. jelaskan hasil 1. Menjelaskan hasil 1. Ibu mengerti
Biodata Ny. Z 47 thn dengan pemeriksaan pemeriksaan pada dengan penjelasan
Nama : Ny. Z Perimenopause bahwa keadaan ibu bahwa ibu yang diberikan
Usia : 47 thn ibu adalah sedang dalam fase bidan dan ibu
Suku : Jawa DS : normal perimenopouse merasa lega
Agama: Islam - Ibu cemas dan
Pend : SMA takut - Ibu 2. Tentukan 2. Menentukan 2.Ibu bersedia
Pekerjaan : IRT merasakan haid lebih kebutuhan gizi kebutuhan gizi yang untuk rutin
Alamat : Sambirejo, lama dan siklusnya dan membuat seimbang dengan mengonsumsi sayur
Mantingan, Ngawi Jawa cepat preskripsi diet menganjurkan untuk dan buah serta
Timur - ibu mudah lelah, sesuai juga mengonsumsi memilih makanan
gerah (hot flashes), kemampuan ibu buah dan sayur dengan gizi
pusing dan mudah secara rutin. Buat seimbang dan
Anamnesa marah. 3. Jelaskan preskripsi diet beragam
Keluhan Utama : proses dengan memilih
ibu sedang cemas dan takut DO : perubahan pada makanan yang 3. ibu mengerti
karena haid yang dialaminya - payudara dan sistem mengandung nilai tentang proses
dirasa lebih berat dan puting mengecil dan reproduksi dan gizi seimbang dan perubahan yang
berlangsung lebih lama dari kendur, pigmentasi masalah yang beragam terjadi pada sistem
biasanya. Siklus haid dirasa berkurang dapat timbul reproduksinya dan
lebih cepat dari biasanya. Ibu - vagina kering dan pada saat 3. Menjelaskan akan berusaha
sering mudah lelah, gerah menipis sebelum proses perubahan memenuhi
(hot flashes), pusing dan - kulit kering dan yang terjadi pada kebutuhan untuk
mudah marah. beberapa hari elistisitas menopause sistem mengatasi
terakhir ibu juga mengalami berkurang/kendur reproduksinnya dan masalahnya
insomnia masalah yang dapat
timbul saat ini
Pengumpulan data Interpretasi  Diagnosa Tindakan  Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
data potensial segera
Riwayat Menstruasi : Masalah : 4. Membantu 4. Membantu ibu 4. ibu bersedia dan
Menarche 13 tahun, Lama 7-8 - perubahan ibu mengatur pola tidur akan mengatur pola
hari, Siklus 28 hari, pola atur pola tidur ibu secara teratur dan tidur secara teratur
Dismenorea tidak ada nyeri menstruasi ibu menghidari kafein dan melakukan
saat haid. Haid yang - gangguan dan anjurkan serta menganjurkan aktivitas yang
dialaminya sekarang dirasa stabilitas menghindari aktivitas seperti mandi dapat membantu
lebih berat dan berlangsung emosi kafein serta air hangat di malam tidur
lebih lama dari biasanya yaitu - gangguan anjurkan hari dan minum
10 hari. Siklus haid kali ini pola tidur aktivitas yang yogurt sebelum tidur 5. ibu mengerti
dirasa lebih cepat yaitu 15 hari, - perubahan dapat penjelasan bidan
namun 4 bulan sebelumnya ibu kulit membantu 5. Memberi konseling dan merespon
tidak haid sama sekali. - perubahan untuk tidur terkait kecemasan ibu dukungan emosi
seksualitas dan memberi dengan baik serta
- perubahan 5. Konseling dukungan emosi serta bersedia untuk
Riwayat kesehatan ibu dan keadaan gangguan memotivasi ibu untuk lebih bersyukur dan
keluarga : payudara kecemasan ibu lebih bersyukur dan lebih mendekatkan
Ibu dan keluarga tidak pernah dan beri lebih mendekatkan diri pada Allah
menderita penyakit TBC, DM, dukungan diri pada Allah SWT SWT
hipertensi, gasis, kanker, Kebutuhan : emosi pada
jantung, hati, dan asma. - support klien serta beri 6. Memberi penjelasan 6. Ibu bersedia
mental pentingnya untuk
- stabilisasi motivasi penggunaan sunscreen menggunakan
Pola Hubungan Seksual : emosi agama untuk mencegah sunscreen,
Ibu mengatakan melakukan - Pengaturan kerusakan karena moisturizing dan
hubungan seksual sudah 1 pola tidur 6. Beri sinar matahari dan mid soap untuk
bulan lalu karena sudah tidak - kesehatan penjelasan menganjurkan menjaga kesehatan
bergairah lagi dan sempat kulit tentang
keluar perdarahan setelah - KIE tentang pencegahan penggunaan kulitnya
berhubungan. seksualitas kerusakan kulit moisturizing & mild
- SADARI dan anjurkan soap untuk menjaga
untuk menjaga kelembaban kulit
Riwayat Operasi kelembaban
Ginekologi : kulit
Ibu mengatakan tidak pernah
operasi ginekologi
Pengumpulan data Interpretasi  Diagnosa Tindakan  Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
data potensial segera
Riwayat Obstetri : 7. jelaskan 7. Menjelaskan 7. Ibu mengerti
Ibu sudah pernah hamil 3x dan fisiologi fisiologi perubahan penjelasan bidan
sudah melahirkan pervaginam perubahan usia usia dan hubungan dan mampu
3 anak yang kini usianya 15 dan hubungan dengan aktivitas mengulang
tahun, 18 tahun dan 21 tahun. dengan seksualnya serta penjelasan bidan
tidak ada komplikasi selama aktivitas memberi alternatif serta ibu
hamil, bersalin dan nifas. seksualnya aktivitas seksual mengatakan akan
serta beri berusaha
Riwayat KB & obat alternatif 8. Mengajarkan klien melaksanakan
hormonal : aktivitas untuk memeriksa alternatif aktivitas
Ibu pernah menggunakan seksual payudara secara seks tersebut
metode KB MAL dan dilanjut SADARI dan
IUD selama 3 tahun baik 8. Ajarkan menjelaskan masalah 8. Ibu mengerti
setelah kelahiran anak pertama klien untuk yang dapat terjadi cara melakukan
maupun kedua. Ibu memeriksa SADARI dan
mengatakan tidak pernah payudara dan 9. Meminta mengerti penjeasan
memakai obat hormonal. jelaskan persetujuan ibu bidan tentang
masalah yang (informed conset) masalah yang dapat
Riwayat Perkawinan : dapat terjadi untuk dilakukannya terjadi
Status Perkawinan sah Lama 2 rujukan untuk
tahun usia menikah 24 tahun 9. Minta penanganan lebih 9. Ibu bersedia
persetujuan ibu lanjut terkait untuk dilakukannya
Riwayat Alergi, Intoleransi (informed
dan Diet Khusus : conset) untuk vaginanya yang kering rujukan untuk
Ibu mengatakan tidak ada dilakukannya penanganan lebih
alergi dan intoleransi terhadap rujukan untuk lanjut terkait
sesuatu dan tidak pernah diet penanganan vaginanya yang
khusus lebih lanjut kering
terkait
vaginanya
yang kering

Pengumpulan Data
Riwayat Penggunaan Obat :
Ibu mengatakan pernah mengonsumsi obat penurun demam sesekali

Pola kegiatan sehari – hari :


Pola nutrisi : Selama nifas ibu makan 3x sehari dengan menu nasi, tempe/telur/daging. kadang memakan buah. ibu
tidak suka sayur dan susu, namun sering minum teh/ kopi. Beberapa bulan terakhir ibu sering tidak nafsu makan.
Pola Hidrasi : Ibu minum 8x sehari. Porsi 1 gelas
Pola eliminasi : Ibu sering BAK hingga 8-10x sehari, warna urin kuning jernih dan cair. BAB 1x sehari warna kuning
dan lembek. Tidak ada keluhan.
Pola istirahat : Ibu tidur siang 1-2 jam dan 1-2 jam tidur malam karena insomnia
Pola Hygiene : Ibu mandi 2x sehari. Mengganti pakaian 2x sehari. Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur.
Keramas 2x seminggu

Kebiasaan sehari-hari :
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum alkohol dan
konsumsi narkoba. Namun aktivitas di rumah sering menyebabkan kelelahan.

Riwayat Psikologis :
ibu merasa cemas dan khawatir karena takut akan ada masalah serius terkait mestruasi dan kesehatannya.
Riwayat Psikososial :
Ibu menikah pada usia 24 tahun dan suami 25 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami, lama
pernikahan 23 tahun. Saat ini ibu tinggal bersama suaminya. Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan
tetangga baik dan bahagia hidup dengan keluarganya saat ini

Pengumpulan Data
Data obyektif
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : CM
Tanda-tanda vital :
T : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36,5oC
R : 22 x/mnt
BB/TB : 60 kg / 160 cm
IMT : 23.4
Lila : 24 cm

- Wajah : Simetris, tidak ada oedema.


- Mata: Simetris, konjungtiva agak pucat, sklera putih.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe.
- Payudara : Simetris, tidak ada massa, ukuran mengecil dan kendur, puting susu mengecil, pigmentasi berkurang
- Abdomen : bising usus (+), tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas operasi, kandung kemih kosong
- Genetalia : Tidak ada varices dan massa, vagina kering dan menipis. Sekret vagina encer
- Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak oedem, kuku tangan tidak pucat. Kaki kanan dan kiri tidak ada varises dan
tidak odema, reflex patella positif, kuku kaki tidak pucat.
- Kulit : kering dan elistisitas berkurang/kendur
Pemeriksaan penunjang :
1. Laboratorium (tes darah, urin dan feses)
2. USG Transvaginal
3. Pap Smear
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang terjadi pada masa
perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan pascamenopause mengalami keluhan
vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan yang
berbeda-beda pada setiap individu. Perubahan pada tubuh selama perimenopause merupakan
hasil dari peningkatan dan penurunan estrogen yang tidak beraturan. Perimenopause merupakan
kondisi normal yang dialami setiap wanita dan gejala utama perimenopause adalah siklus
menstruasi tidak teratur.

Menopause juga bisa diartikan masa berhentinya menstruasi untuk selamanya biasanya
menopause terjadi pada wanita 45–55 tahun. Diagnosis menopause dibuat setelah berhenti
menstruasi kurang lebih satu tahun, berhentinya menstruasi dapat didahului oleh siklus
menstruasi yang panjang dengan pendarahan yang berkurang. Rata-rata percepatan penghabisan
folikel dan penurunan fertilitas dimulai pada umur 37-38 tahun. Menopause terjadi pada umur
rata-rata 50-51 tahun, jumlah folikel yang tersisa turun dibawah ambang kritis sekitar 1000.
Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa. Gejala yang terjadi dapat
berupa Gejala Vasomotor, Gejala Psikologis dan Gejala Urogenital.
DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.2011

Proverawati, A., & Sulistyawati, E. (2010). Menopause dan sindrom premenopause. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


229/MENKES/SK/II/2010

Anda mungkin juga menyukai