Anda di halaman 1dari 85

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

Y DENGAN HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LILIN KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

ALDONA SEPTIANI
1914901020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu

sama lain (Harmoko, 2012).Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah

unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga

adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah,

perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama

lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Menurut

WHO (1969) keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah , adopsi atau perkawinan (Setiadi, 2008). Sedangkan menurut

Depkes RI ( 1988) keluarga adalah inti terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu

atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

Secara Global WHO (World Health organization ) penyakit tidak menular

menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola

struktur masyarakat dari garis ke industry dan perubahan dari gaya hidup, social ekonomi

masyarakat di duga sebagai hal yang melarbelakangi meningkatnya prevalensi penyakit

tidak menular, sehingga angka kejadian penyakit tidak menular bervariasi dalam transisi
epidemiologi. Salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak

menular tersebut yaitu hipertensi.hipertensi selain dikenal sebagai penyakit, juga

merupakan factor resiko penyakit jantung, pembuluh darah, ginjal, stroke, dan diabetes

mellitus (Depkes RI 2003).

Hampir 1 miliyar orang di seluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi.

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Ditahun

2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup dengan hipertensi. Hipertensi

membunuh hamper 8 miliyar orang setiap tahun di dunia dan hamper 1,5 juta orang

setiap tahun nya di kawasan asia timur-selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di

asia Timur-Selatan menderita hipertensi. (WHO,2015).

Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan dengan gaya hidup

seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan stress psikososial. Hipertensi sudah menjadi

masalah kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang

lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini. Pengendalian hipertensi, bahkan di Negara

maju pun, belum memuaskan (Depkes, RI, 2007).

Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2013), hipertensi di Indonesia

merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinngi yaitu sebesar 25,8%.

Pravalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9)%, Kalimantan selatan (30,8)%, kalimatan

timur (29,6)% jawa barat (29,4)% (Kemenkes RI, 2014).

Pravalensi hipertensi di provensi sumatera selatan menunjukan sudah mencapai

sebesar 22,6%. Data dari dinas kesehatan provensi sumatera selatan tahun 2014

hipertensi merupakan 5 penyakit terbanyak yang di derita oleh masyarakat dengan jumlah

penderita 84.345 orang.


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90

mmHg. (Smeltzer, 2001). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya

antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114

mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini

berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan

sistolik (Smith Tom, 1995).

Penatalaksanaan pasien hipertensi dapat dilakukan secara medikamentosa dan non

medikamentosa.WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan

khasiat dari obat tradisional.Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman

dari pada penggunaan obat modern.Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki

efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. 7 Seledri atau celery

( Apium graveolens ) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk menangani

penyakit hipertensi. Pada sebuah percobaan perfusi pembuluh darah menunjukkan apigenin

mempunyari efek sebagai vasodilator perifer yang berhubungan dengan efek

hipotensifnya.dan pada percobaan lainnya menunjukkan efek hipotensif seledri

berhubungan dengan integritas sistem saraf simpatik.

Mekanisme umum tanaman obat dalam mengontrol tekanan darah antara lain,

memberikan efek dilatasi pada pembuluh darah dan menghambat angiotensin converting

enzym (ACE). Penghambatan sistem renin-angiotensin dapat menurunkan kemampuan

ginjal dalam meningkatkan tekanan darah.13 Banyak jenis tanaman obat yang dilaporkan

mempunyai efek untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan salah satunya adalah
seledri.Seledri memiliki efek yang baik untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

tekanan darah tinggi (hipertensi).Tekanan darah umumnya mulai turun sehari setelah

pengobatan yang diikuti dengan membaiknya subjektif seperti tidur terasa nyaman, dan

jumlah urin yang dikeluarkan meningkat.

Berdasarkan survey data awal yang di lakukan di puskesmas sungai lilin, prevalensi

kejaidan hipertensi merupakan salah satu penyakit terbanyak yang menepati urutan utama

Di wilayah kerja puskemas sungai lilin. (Puskesmas sungai lilin, 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny.Y yang peneliti lakukan pada bulan April

2020 bahwa Ny.y mengalami hipertensi dengan tanda-tanda kuduk berat, pusing, dan

jantung berdebar-debar dan untuk mengurangi gaejala tersebut Ny.y meminum obat anti

hipertensi yang telah di berikan oleh dokter sebelumnya.

Untuk fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus pada

pasien hipertensi dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S dengan kasus

Hipertensi pada Ny.y Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lilin Kota Palembang Tahun

2020”.

B. Rumusan Masalah

Bagaiamanakah Asuhan Keperawatan Keluarga pada pasien hipertensi dengan

judul” Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S Dengan Kasus Hipertensi Pada Ny.Y Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lilin Kota Palembang Tahun 2020”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu mengelola Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S Dengan Kasus Hipertensi

Pada Ny.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lilin Kota Palembang Tahun 2020.
2. Tujuan khusus

a. Mampu Mengetahui Konsep Dasar Teori Tentang Hipertensi

b. Mampu Melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Pada

Ny.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lilin Kota Palembang Tahun 2020.

c. Mampu Mengaplikasikan Jurnal Terkait Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

Hipertensi Pada Ny.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Lilin Kota Palembang

Tahun 2020.

d. Mampu Melakukan Telaah Jurnal Terkait Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

Hipertensi Pada Ny.Y Di Wilayah kerja Puskesmas Sungai Lilin Kota Palembang

Tahun 2020.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus Hipertensi dan lebih dikembangkan

oleh penulis lain dengan diagnose keperawatan lainnya.

2. Bagi Instasi Pendidikan

Hasil karya ilmiah dijadikan sebagai bahan untuk pelaksanaan pendidikan serta

masukan dan perbandingan untuk penulis selanjutnya dengan Asuhan Keperawatan

Keluarga dengan Kasus Hipertensi


BAB II
TINJUAN TEORITIS

A. Konsep Teori Asuhan Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga

selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).Menurut Departemen

Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

. Menurut WHO (1969) keluarga merupakan anggota rumah tangga

yang saling berhubungan melalui pertalian darah , adopsi atau perkawinan

(Setiadi, 2008). Sedangkan menurut Depkes RI ( 1988) keluarga adalah inti

terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

2. Struktur Keluarga

Friedman, Bowden, & jones (2003) dalam Harmoko (2012), membagi

struktur keluaragamenjadi empat elemen yaitu : komunikasi, peran keluarga,

nilai dan norma keluarga, dan kekuatan keluarga.


a. . Struktur komunikasi keluarga

komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional,

komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi sirkular. Komunikasi

emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat

mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara

anggota keluarga. Pada komunikasi verbal, anggota keluarga dapat

mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan

bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup

sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga dalam keluarga, misalnya

saat istri marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasikan apa yang

membuat istri marah.

b. Struktur Peran Keluarga

Peran masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun

informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.

c. Struktur Nilai Dan Norma Keluarga

Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap Sesuatu hal apakah

baik atau bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang

dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah

kepada nilai yang dianut di masyarakat, dimana norma-norma dipelajari

sejak kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui

perasaan tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan

dan meningkatkan harga diri (Susanto, 2012). Nilai merupakan suatu

system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,


mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga

merupakan suatu pendoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan

norma dan peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut

masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga.

d. Struktur kekuatan keluarga

Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik maupun potensial

dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain

berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain:

hak untuk mengontrol seperti orang tua terhadap anak ( legimate power),

seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-lain

(resource or expert power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan

adanya harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang

dipaksakan sesuai keinginannya (coercive power), pengaruh yang di lalui

dengan persuasi (informational power), pemgaruh yang diberikan melalui

manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective

power).

3. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan

kelangsungan keturunan, tetapi juga memelihara dan membesarkan

anak dengan gizi yang seimbang, memelihara dan merawat anggota

keluarga juga bagian dari fungsi biologis keluarga.


b. Fungsi psikologis

Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya antara lain untuk

memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian

diantara anggota keluarga membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi pada anak

membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan

perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak. Meneruskan nilai-nilai

budaya

d. Fungsi ekonomi

Keluarga menjalankan fungsi ekonomisnya untuk mencari sumber-

sumber penghasilan keluarPga, menabung untuk memenuhi kebutuhan

yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak dan jaminan hari tua

e. Fungsi pendidikan

Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk menyekolahkan anak

dalam rangka untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk

prilaku anak,, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik

anak sesuai dengan tingkat perkembangannya


4. Tugas keluarga di bidang kesehatan

Menurut Setiadi (2008), Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan

yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal

keadaan kesehatan dan perubahan -perubahan yang dialami anggota

keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini

merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang

tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa

diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi

atau bahkan teratasi.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali

keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri.

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

mendapatkan tindak lanjut atau perawatan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan

atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan


melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. Memodifikasi

lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan kesehatan yang ada).

5. Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kozier, 1995).

Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan

bersifat stabil. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

akan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga.

Berikut ini tugas keluarga menurut Friedman (1998), adalah sebagai berikut:

mengenal masalah kesehatan; keluarga mampu mengidentifikasi masalah-

masalah dalam keluarga.

Fungsi keluarga membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, yaitu

keluarga mampu membuat keputusan dan merencanakan tindakan

keperawatan keluarga, dalam melakukan perawatan keluarga yakni keluarga

mampu merawat anggota keluarga sebelum anggota keluarga membawa anggota

keluarga ke tempat pelayanan kesehatan. Keluarga juga mampu mempertahankan

atau menciptakan suasana rumah yang sehat, untuk kelangsungan hidup anggota

keluarga, serta tetap mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas


kesehatan masyarakat. Keluarga akan menggunakan fasilitas kesehatan sesuai

dengan kemampuan keluarga.

6. Kemampuan Keluarga

Perilaku manusia sangat kompleks yang terdiri dari 3 domain yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom, 1956 dalam Potter dan Perry,

2005). Ketiga domain tersebut lebih dikenal pengetahuan, sikap dan praktik.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting karena

digunakan untuk menerima informasi baru dan mengingat informasi tersebut.

Saat keluarga diberikan informasi baru, maka keluarga tersebut akan

membentuk tindakan keluarga yang merujuk pada pikirarasional, mempelajari

fakta, mengambil keputusan dan mengembangkan pikiran (Craven, 2006)

7. Tahap-tahap perkembangan keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun

secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman,

1999) :

a. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan

membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan

(psikologis) keluarga masing-masing :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak


b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran

anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan

sexual dan kegiatan keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang

lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling

repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak


d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir

pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota

keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk

kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-

7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan

keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta

kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah

anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal

bersama orang tua :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan

pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya

meninggal

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).


B. Konsep Teori Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada

populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 –

104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114

mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.

Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap

lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensimenurut WHO, yaitu:

1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140

mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg

2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg

dan diastolik 91-94 mmHg

3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama

dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.

Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and

Treatment of Hipertension, yaitu:


1. Diastolik

a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal

b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi

c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan

d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang

e. >115 mmHg : Hipertensi berat

2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)

a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal

b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi

c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak

(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg

membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi

dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata

(retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah). Tingginya tekanan darah bervariasi, yang

terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah, diantaranya yaitu:

1. Hipertensi Emergensi

Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat

antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau

progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan

organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam

kurun waktu menit/jam.


2. Hipertensi Urgensi

Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya

gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala

yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan

dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam

(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam

sampai hari).

C. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan

perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport  Na.

2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah

meningkat.

3. Stress Lingkungan.

4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran

pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hipertensi Primer

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti

genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin


angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur

bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),

ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam

yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok,

minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).

2. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes

melitus, stroke.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-

perubahan pada:

1. Elastisitas dinding aorta menurun.

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur

20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh

darah perifer.

D. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia

simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya

noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,

yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah

yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi

volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan

curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”

disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff

sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel

jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan

pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan

Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada

terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan

darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi

natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan

tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung.

(Suyono, Slamet. 1996).

E. Tanda Dan Gejala

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual

muntah, epistaksis, kesadaran menurun.


Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.

2. Sakit kepala

3. Pusing / migraine

4. Rasa berat ditengkuk

5. Penyempitan pembuluh darah

6. Sukar tidur

7. Lemah dan lelah

8. Nokturia

9. Azotemia

10. Sulit bernafas saat beraktivitas

F. PemeriksaanPenunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:

1. Pemeriksaan yang segera seperti:

a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).

d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.


e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.

f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).

g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan

hipertensi.

h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).

i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.

k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.

l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel

kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan

terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran

jantung.

2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang

pertama):

a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal / ureter.

b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.


e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien

f. Komplikasi

Efekpada organ, otak (pemekaranpembuluhdarah, perdarahan, kematianselotak:

stroke), ginjal (malambanyakkencing, kerusakanselginjal, gagalginjal), jantung

(membesar, sesaknafas, cepatlelah, gagaljantung).


g. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:

1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi

ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa

obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr,

diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.

2. Penurunan berat badan

3. Penurunan asupan etanol

4. Menghentikan merokok

5. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk

penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam

olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan

lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-

87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar

antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x

perminggu dan paling baik 5 x perminggu

6. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:

a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada

subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek

dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik

seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti

kecemasan dan ketegangan.

b. Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk

dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan

Kesehatan (Penyuluhan).

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

7. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi

juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat

bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup

penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint

National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood

Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada padapenderita.

H. Cara Pencegahan

1. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya

hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi

garam yang berlebihan dianjurkan untuk:

a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi

hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.

b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.

d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita

hipertensi berupa:

a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan

tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan

stabil mungkin.

c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.

d. Batasi aktivitas.

I. Diit Hipertensi

1. Konsumsi lemak dibatasi


2. Konsumsi kolesterol dibatasi

3. Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese

4. Makanan yang boleh dikonsumsi

a. Sumber kalori (beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula).

b. Sumber protein hewani (daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram

perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak).

c. Sumber protein nabati (kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom).

d. Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah terbatas).

e. Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,

kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel).

f. Buah-buahan (semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah

terbatas).

g. Bumbu (pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak

lebih 15 gram perhari).

h. Minuman (teh  encer, coklat encer, juice buah).

5. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi

a. Makanan yang banyak mengandung garam.

b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol

c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh.

d. Lemak hewan:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.

e. Makanan yang banyak menimbulkan gas.

6. Obat Tradisional Untuk Hipertensi


Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara

tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang perlu

diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis, serta

kemungkinan adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat – obat tradisional

tersebut diantaranya:

a. Buah Belimbing

Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga

bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya. Caranya

yaitu buah belimbing yang sudah masak diparut halus. Kemudian parutan

belimbing diperas sehingga menjadi satu gelas sari belimbing. Air perasan ini

diminum setiap pagi, lakukan selama tiga minggu sampai satu bulan. Setelah satu

bulan sari belimbing ini dapat diminum dua hari sekali. Tidak perlu

menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan. Bagi mereka yang sudah

terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya gunakan buah belimbing yang besar

sehingga air perasannya lebih banyak.

b. Daun Seledri

Cara penggunaannya dengan menumbuk segenggam daun seledri sampai

halus, saring dan peras deengan kain bersih dan halus. Air saringan usahakan satu

gelas diamkan selama satu jam, kemudian diminum pagi dan sore dengan sedikit

ampasnya yang ada di dasar gelas. Menurut penelitian daun seledri bisa

memperkecil fluktuasi kenaikan tekanan darah.

c. Bawang Putih
Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih mentah setiap

pagi dan sore hari. Pilih bawang putih yang kulitnya berwarna coklat kehitaman

karena mutunya lebih baik. Jika tidak mau memakannya dalam keadaan mentah

bisa direbus atau dikukus dulu. Namun karena banyak zatnya yang bisa berkhasiat

yang dapat ikut larut ddalam air rebusannya, sebaiknya ditambaah menjadi 8

sampai 9 siung sekali makan.

d. Buah Mengkudu / Pace

Buah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi. Caranya hampir sama

dengan buah belimbing, yaitu dengan cara memarut halus, kemudian diperas

memakai kain kassa yang bersih, diambil airnya. Minum sari mengkudu setiap

pagi dan sore hari secara teratur

e. Avokad

Caranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas

air putih. Tunggu air rebusan hingga menjaadi 2 gelas, saring. Satu gelas diminum

pagi hari, satu gelas lagi diminum sore hari.

f. Melon

g. Semangka

h. Mentimun
BAB III

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


(PENJAJAKAN/PENGKAJIAN TAHAP I)

A. Pengkajian keluarga
1. Data umum
a. Nama KK : Tn S
b. Alamat : Jln. Palembang-Jambi Musi Banyuasin Sumatra selatan.
c. Pekerjaan : Pedagang
d. Pendidikan : SD sederajat
e. Hubungan dengan keluarga: suami/ kepala keluarga

No Nama Jk Umur Pddk status imunisasi Ket


BCG Polio DPT Hepatits cmpk
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1 Ny.Y P 55 SD V v v v v v v v - - - - Tdk lengkap


2 An.A P 22 S1 v v v v v v v v v v v v Lengkap
Genogram keluarga

Stroke Stroke Hipotensi Hipertensi

(kecelekaan)

Ket

= perempuan hidup = kakek laki-laki meninggal

= laki-laki hidup = nenek perempuan meninggal


Kesimpulan

Keluargan Tn.S memiliki tiga turunan, di keluarga Tn.S tidak ada yang mempunyai riwayat

penyakit menular, tetapi mempunyai riwayat penyakit keturunan, seperti stroke dan darah tinggi.

Dari keluarga Tn.S memeliki kedua orang tua yang sudah meninggal disebekan karena penyakit

stroke, dan Tn.s memiliki 6 saudara laki-laki dan 1 orang meninggal karena kecelakaan lalu

lintan tahun 2016 yang lalu. Kemudian dari keluarga Ny.Y juga mempunyai kedua orang tua

yang sudah meninggal disebabkan oleh penyakit hipotensi dan hipertensi. Ny.y juga memiliki 10

bersaudara yaitu 5 laki-laki dan 5 perempuan. Kemudian Tn.S dan Ny.y memiliki 4 orang anak,

3 orang sudah menikah dan meninggalkan rumah, 1 orang belum menikah dan masih menempuh

dunia pendidikan di bangku kuliah. Kemudian Tn.S dan Ny.y juga memiliki cucu 3 orang

berjenis kelamin perempuan. Jadi sekarang keluarga Tn.S yang tinggal serumah berjumlah 3

orang saja, yaitu Tn.S, Ny.y dan An.A .

6. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga tradisonal, keluarga besar seperti yang terdiri dari

ayah Tn.s (58 th) istri Ny.y (55 th) dan memiliki 4 orang anak, 3 perempuan dan 1 laki-laki.

Ny.Y berumur 36 th sebagai anak pertama peremuan telah meninggalkan rumah (menikah,

anak kedua perempuan Ny.S 33 th telah menikah, Tn.W 30 Th anak ke tiga telah menikah dan
meninggalkan rumah dan An.A anak terakhir 22 th sedang mengeban pendidikan di bangku

kuliah.

Kesimpulan: keluarga inti yang terdiri dari , suami, istri dan anak.

7. Suku Bangsa:

Semua keluarga Tn.S semua bersuku bangsa Indonesia. Tn.S dan Ny.Y berasal dari suku

minangkabau , walaupun tinggal di daerah sumatera selatan (Palembang) tetapi keluarga Tn.S

tetap mengikuti budaya dan adat istiadat minang seperti mengunakan bahasa minang dalam

kehidupan sehari-hari dan tidak bisa mengunakan bahasa Palembang dengan utuh meskipun

telah merantau di daerah Palembang sejak 25 tahun yang lalu.

Kesimpulan : keluarga Tn.S belum mengunakan bahasa Palembang seutuh nya untuk

menyesuaikan lingkungan.

8. Agama:

Keluarga menganut agama islam

Tn.S di setiap hari nya melaksanakan shalat 5 waktu , sedangkan Ny.Y selalu shalat tepat

waktu dan melaksanakan shalat sunat seperti shalat tahajud dan dhuhadan tak lupa mengaji

Al-QUR’AN., Ny.Y selalu mengikuti acara keagaman yang diadakan di setiap kompleks

seprti acara tahlilan, dan penggajian, sedangkan An.A mengerjakan shalat 5 waktu dalam

sehari dan mengaji al-qur’an setiap habis shalat.

Kesimpulan : keluarga Tn.S melaksanakan kegiatan agama secara rutin di setiap hari nya..

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Status social ekonomi Tn.S pada saat ini sangat menurun dibadingkan hari sebelumnya, di

karenakan adanya virus covid 19 yang terjadi pada saat ini, Tn.S hanya seorang pedagang

jadi sumber pendapatan sehari-hari dari barang danganganya, sekarang barang dagangan Tn.S

sangat sepi pembeli, yang sebelumnya pendapatan sehari bisa mencapai Rp, 500-700 rb dan

cukup untuk biaya sehari-hari , kini menjadi turun Rp, 100-150 rb perhari yang mana

pengeluaran untuk sehari bisa menncpai > 100 rb untuk membeli bahan makanan dan

kebutuhan lainya sperti sabun, gula, kopi dll, sumber pendapatan keuangan yang lain yaitu

Tn.S berbisnis pinang yang hasilnya di dapatkan setiap bulanan nya, dari bisnis pinang inilah

Tn.S bisa mencukupi kebutuhan keluarga, seperti membayar tagihan listrik, uang arisan dan

uang kuliah An.A.

kesimpulan dari status social Tn.S yaitu, akibat dari wabah virus covid 19 ini pendapatan

sehari-hari Tn.S menjadi menurun, dimana pemasukan dan penguluaran sangat pas-pasan

mencukupi kebutuhan sehari-hari, hal ini menimbulkan stressor bagi kelaurga Tn.s

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga :

Keluarga Tn.S jarang sekali berekreasi bersama keluarga dikarenakan sibuk berdangang,

untuk saat ini aktivitas kelurga hanya melakukan aktivitas seperti gotong royong

membersihkan halaman rumah, bercanda gurau bersama. Semenjak ada wabah virus covid 19

keluarga sangat membatasi berinteraksi sesama masyarakat lainya, untuk saling menjaga dan

untuk memurus mata rantai penyebaran covid 19.

Kesimpulan : kurang nya waktu bersama keluarga di sebabkan karena mempunyai kesibukan

masing-masing, tetapi karena wabah covid 19 ini keluarga Tn.S memiliki banyak waktu untuk

berkumpul bersama dirumah

ll. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini:

Tahap perkembangan keluarga Tn.S yaitu Tn.S dan Ny.y sekarang memasuki tahap lanjut usia

dan An.A memasuki tahap perkembangan dewasa

12. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :

 Tugas perkembangan keluarga yang beluem terpenihi yatu dimana Tn.S dan Ny.Y

belum sepenuhnya mengetahui persiapan apa saja yang akan dilakukan dimasa tua dan

apa saja yang perlu dipersiapkan.

 Keluarga Tn.S belum menyesuaikan cara mengelola perkekonomian antara pemasukan

dan pengeluaran yang menurun akibat virus covid 19 ini.

Kesimpulan : kesiapan peningkatan proses keluarga yang sejahtera belum sepenuhnya

terpenuhi oleh anggota keluarga.

13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Tn.S pernah mengalami riwayat penyakit luka tertusuk paku ( tetanus ), sekarang Tn.S

mengalami batuk-batuk akibat kecaduan merokok, kebiasaan merokok sejak muda yang

dimiliki Tn.S yang membuatnya sangat ketergantungan untuk merokok, apabila tidak

merokok Tn.S akan merasakan pusing dan lidah nya pahit. Sedangkan Ny.Y mempunyai

riwayat penyakit hipertensi sampai sekarang akibat pola hidup yang tidak sehat dan An.A

pernah mengalami riwayat diare dan sekarang An.A tidak memiliki penyakit apapun.

Kesimpulan : dalam keluarga Tn.S tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular ,

tetapi mempunyai riwayat keturunan sebelumnya seperti hipertensi dan stroke.

14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya;

Bapak dari Tn.S sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu akibat riwayat penyakit stroke,

sedangkan ibu dari Tn.S meninggal sejak 4 tahun yang lalu akibat dari riwayat penaykit
stroke juga, sedangkan bapak dari Ny.Y sudah meninggal sejak 7 tahun yang lalu akibat

riwayat penyakit hipotensi, sedangkan ibu dari Ny.Y meninggal sejak 10 tahun yang lalu

akibat riwayat penyakit hipertensi.

Kesimpulan: riwayat kesehatan keluarga sebelumnya tidak ada yang mempunyai riwayat

penaykit menular, tetapi memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi dan stroke

III. Pengkajian lingkungan

15. Karakteristik Rumah

 Keluarga Tn.S tinggal di rumah permanen dengan luas 150 m 2 dan luas tanah 150 m2 dan

luas bangunan 100 m2 terdiri dari 75% berlantai plester dan semen 25% (ruang dapur dan

kamar mandi ). Ventilasi cukup baik cahaya matahari bisa masuk melalui jendela maupun

pintu. Penerangan dengan mengunakan listrik. Sedangkan air bersih diperoleh dari PAM.

Pengelolaan sampah dilakukan dengan penempatan ditempat tertutup yang selanjutnya

diambil oleh petugas sampah. Limbah keluarga langsung terbuang melalui selokan

dibelakang rumah yang mengalir ke sungai. WC terletak didalam kamar mandi denga septic

tank berada di luar rumah .


 Denah Rumah

WC

Kamar 3

Kamar 2 ruang dapur

Ruang keluarga

WC

Ruang tamu

Kamar utama

Keterangan :

a. Ruang tamu

b. Ruang tidur l

c. Ruang tidur ll

d. Ruang santai keluarga

e. Ruang makan

f. Ruang dapur
g. Kamar mandi dan WC

16. Karakteristik Ketangga dan Komunitas

Tetangga keluarga Tn.S pada umumnya bekerja sebagaian besar pedangang dan ada juga

yang berprofesi sebagai pegawai bank, dan kerja PT. jarak rumah mereka agak berdekatan.

Ikatan antar keluarga baik, saling tolong menolong masih menjadi kebiasaan diwilayah

tersebut, serta saling peduli antar sesama apabila ada yang memerlukan bantuan.

Kesimpulan: karakteristik jarak rumah tetangga cukup berdekatan antar rumah dan rumah

lain nya.

17. Mobilitas Geoggrafis Keluarga

Keluarga Tn.S merupakan salah satu keluarga yang bertempat tinggal menetap jadi belum

pernah pindah dari rumah yang sekarang.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interkasi dengan Komunitas

Semenjak ada wabah covid 19 di Indonesia. Tn.S sudah mulai mengurangi berkumpulan

bersama orang banyak, walaupun kadang sesekali berkumpul tetapi tidak waktu lama,

sedangan Ny.Y sudah membatasi interkasi sesama komunitas, seperti tidak melakukan

pengajian yang biasanya dilakukan setiap bulan. Dan An.A tidak lagi berbincang-bicang

atau berinterksi langsung bersama teman komunitasnya, kalaupun ada keperluan atau pesan

yang perlu disampaikan, itu melalui social media, seperti whatsaap, dan instagram.

Kesimpulan nya adalah keluarga Tn.S sudah mulai membatasi dan sudah mulai menyadari

pentingnya social distancing untuk kepentingan bersama guna memutus mata rantai covid 19

dan tidak ada permasalahan antara keluarga dan komunitas.


19. System Pendukung Keluarga

Keluarga Tn.S mempunyai alat pendukung kesehatan seperti tensi digital dan alat timbang

berat badan. An.A sangat mendukung apapun hal yang berkaitan dengan kesehatan seperti

memeriksa tekanan darah secara rutin kepada Ny.Y dan menyediakan obat seperti obat

parecetamol, CTM dan obat anti hipertesi

Kesimpulan :keluarga sudah memiliki jaminan kesehatan yang memadai dari pemerintah

dan keluarga.

IV. Struktur Keluarga

20. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga mengunakan bahasa minang di setipa hari nya antar anggota keluarga,

berkomunikasi dengan keluarga yang jauh dengan mengunakan memanfaat kan teknologi

social media, seperti handphone atau video call.

Kesimpulan: tidak ada masalah dalam komunikasi keluarga.

21. Struktur Kekuatan Keluarga

Tn.S mengatakan bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam pengambilan

keputusan dan juga mempunyai peranan penting dalam mengubah prilaku anaknya.

22. struktur peran (formal dan informal).

a. Suami

- sebagai kepala keluarga

- mendidik dan merawat anak


- sebagai role model/contoh bagi anak-anaknya

- mencari nafkah

b. Isteri

- mendidik dan merawat anak

- sebagai penyedia segala kebutuhan keluarga

- mengurus rumah tangga

c. Anak

- berbakti kepada orang tua

- belajar

- menuruti nasehat orang tua

V. Fungsi Keluarga

24. Fungsi Afektif

Keluarga Tn.senang berkeluar

ga sehingga mempunyai satu orang keturunan. Di keluarga saling menghargai satu sama lain antar

anggota keluarga.

25. Fungsi Sosialisasi

Interaksi di dalam keluarga Tn.S baik, Tn.S mengatakan keluarga selalu mengajarkan dan

menekankan bagaimana berprilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

26. Fungsi Perawatan Keluarga

 Praktik diit keluarga

Tn.S tidak ada melakukan diit khusus, sedangkan Ny,Y sedang melaksanakan diit rendah

garam di karenakan Ny.Y menderita penyakit hipertensi. Dan An.A sedang melakukan

program diit untuk menaikan berat badan.


 Kebiasaan tidur dan istirahat

Tn.S jarang melakukan tidur siang, Tn.S mempunyai kebiasaan tidur 6 jam perhari.

Sedangkan Ny.y memiliki jadwal tidur yang teratur yaitu tidur siang selama 1 jam dan

tidur malam selama 7 jam. Dan An .A juga memeliki jadwal tidur yang cukup yaitu 6-7

jam perhari.

Kesimpulan nya yaitu keluarga Tn.S memiliki kebiasaan tidur dan istirahat yang cukup

dan tidak memeliki masalah gangguan pola tidur dan istirahat.

 Latihan fisik dan rekreasi

Tn.S jarang sekali melakukan aktivitas fisik seperti olahraga ataupun lari, Ny.Y jarang

melakukan aktifitas fisik seperti lari ataupun senam pagi. Sedangkan An.A rutin

melakukan aktifitas fisik seperti senam zumba setiap pagi.

Kesimpulan : keluarga Tn.S masih jarang melakukan aktifitas fisik seperti olahraga dan

senam setiap hari nya

 Kebiasaan penggunaan obat-obatan keluarga

Tn.S memiliki kebiasaan meminum obat batuk setiap kali batuk timbul seperti obat OBH

44, sedangkan Ny.Y mempunyai kebiasaan meminum obat anti hipertensi setiap hari

dalam penatalaksanaan yang benar dalam dosis dokter . Dan anak An.A tidak memeliki

kebiasaan menggunakan obat-obatan menggunakan obat-obatan.

 Praktik perawatan gigi

Tn.S pernah melakukan perawatan gigi yaitu membersihkan karang gigi ke dokter gigi,

Ny.Y juga pernah melakukan pearwatan gigi ke dokter. Sedangkan An.A juga pernah

melakukan perawatan gigi yaitu mencabut dan membersihkan karang gigi Dan Keluarga
Tn.S tidak ada melakukan perawatan gigi. kesimpulan nya yaitu keluarga Tn.S

melakukan perawatan gigi dan tidak ditemukan masalah kesehatan di perawatan gigi.

 Pelayanan perawatan gawat darurat

Keluarga Tn.S tidak ada melakukan pelayanan darurat

 Sumber pembiayaan

Keluarga Tn.S memperoleh sumber pembiayaan dari berdagang dan berbisnis pinang.

VI. Stress dan Koping Keluarga

27. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Tn.S jangka pendek yang di alami yaitu belum mampu untuk mengontrol atau mengurangi

kecaduan merokok, sedangkan Stress jangka panjang yang dialami yaitu perekenomian

menurunan menurun akibat virus covid 19 sedangkan kebutuhan sehari-hari harus tetap

terpenuhi. Ny.Y stressor jangka pendek yag dialami yaitu belum mampu mengontrol diit

rendah garam untuk mencegah hipertensi yang sedang dialami, sedangkan stressor jangka

panjang yang dialami yaitu, Ny.y merasa cemas akan kasus covid 19 yang sedang terjadi,

yang kian hari kian menakutkan, Ny.y merasa cemas yang berlebihan seperti tidak mau

menonton siaran berita tentang virus covid 19, dan merasa virus covid 19 ini begitu sulit

untuk ditanggani. Dan An.A stressor jangka pendek yang dialami yaitu belum mampu

melakukan program diit untuk menaikan berat badan, sedanglan stressor jangka panjang

yang dialami yaitu semua kegiatan dibatasi dan tidak bisa berkreasi seperti yang biasa

dilakukan. Kesimpulannya yaitu: dampak dari virus corona ini sangat menganggu

psikologis bagi keluarga Tn.S terutama bagi Ny.Y yang begitu cemas akan adanya virus

corona, Ny.Y sangat mengakhawatirkan keluarga dan merasa lebih sensitive terhadap

kesehatan keluarga.
28. Kemapuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/ Stersor

Kemampuan keluarga dalam menghadapi kosndisi yakni tetap tenang dan terus berusaha

yaitu tetap menjaga kebersihan dan tetap jaga jaga jarak sama siapa pun dan terus berdoa.

29. Strategi koping yang digunakan

Keluarga Tn.S mengunkan koping keluarga dengan cara apabilan ada Menurut penuturan

keluarga apabila ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan dengan anggota keluarga.

30. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga Tn.S mengatakan strategi yang digunakan untuk kelurga dalam menghadapi

masalah yaitu menghadapinya dengan tenang tanpa emosi dan panic tapi memikirkan jalan

keluarnya
N PENFIS Tn.S Ny.Y An.A

O
1 Kepala Inspeksi : simetris, Inspeksi : simetris, Inspeksi : simetris,

rambut bersih rambut bersih rambut bersih

beruban, penyebaran beruban, penyebaran berwarna hitam,

rambut rata, muka rambut rata, muka penyebaran rambut

tidak pucat, lesi (-), tidak pucat, lesi (-), rata, muka tidak

jejas (-) jejas (-) pucat, lesi (-), jejas

Palpasi: Palpasi: (-)

pembengkakan (-), pembengkakan (-), Palpasi:

nyeri tekan nyeri tekan pembengkakan (-),

(-) (-) nyeri tekan

(-)

2 Mata konjungtiva merah konjungtiva merah konjungtiva merah

muda, sklera putih, muda, sklera putih, muda, sklera putih,

pupil isokor, Tn.S pupil isokor, Ny.N pupil isokor, mata

mengunakan mengunakan kacamata bersih tidak ada


kacamata ketika ketika membaca, mata kotoran.

membaca, mata bersih tidak ada

bersih tidak ada kotoran.

kotoran.

3 Hidung Simetris, nyeri (-), Simetris, nyeri (-), Simetris, nyeri (-),

luka (-), benjolan (-) luka (-), benjolan (-) luka (-), benjolan (-)

4 Mulut Keadaan mulut Keadaan mulut bersih, Keadaan mulut

bersih, karies gigi karies gigi (+) dan ada bersih, gigi masih

(+) dan ada beberapa beberapa gigi yang lengkap, karang gigi

gigi yang tanggal. tanggal. (-)

5 Telinga Inspeksi: Inspeksi: Pendengaran Inspeksi:

Pendengaran masih masih baik, luka (-), Pendengaran masih

baik, luka (-), kotoran yang keluar baik, luka (-),

kotoran yang keluar (-), kotoran yang keluar

(-), Palpasi : nyeri tekan (-),

Palpasi : nyeri tekan (-), pembengkakan (-) Palpasi : nyeri tekan

(-), pembengkakan (-), pembengkakan

(-) (-)
6 Leher Pembesaran kelenjer Pembesaran kelenjer Pembesaran kelenjer

tiroid (-), kelenjer tiroid (-), kelenjer tiroid (-), kelenjer

getah bening (-) getah bening (-) getah bening (-)

7 Dada Jantung inspeksi : Jantung inspeksi : Jantung inspeksi :

letus cardis tidak letus cardis tidak letus cardis tidak

tampak, jantung tampak, jantung tampak, jantung

terkompensasi, terkompensasi, terkompensasi,

Palpasi : Palpasi : Palpasi :

letus cardis ada pada letus cardis ada pada letus cardis ada pada

spatum intercosta V spatum intercosta V spatum intercosta V

disebelah medial disebelah medial disebelah medial

sinistra, letak cardi s sinistra, letak cardi s sinistra, letak cardi s

tidak bergeser untuk tidak bergeser untuk tidak bergeser untuk

melihat kuat atau melihat kuat atau melihat kuat atau

tidak, tidak, tidak,

Perkusi : kanan Perkusi : kanan atas : Perkusi : kanan atas

atas : SIC II linea SIC II linea pada : SIC II linea pada

pada stenalis sinistra stenalis sinistra dextra stenalis sinistra

dextra Kanan bawah: SIC IV dextra

Kanan bawah: SIC linea sinistra dextra Kanan bawah: SIC

IV linea sinistra Kiri bawah: SIC V IV linea sinistra

dextra linea media dextra


Kiri bawah: SIC V clavikularis sinistra. Kiri bawah: SIC V

linea media Kesan perkusi jantung linea media

clavikularis sinistra. pekak. clavikularis sinistra.

Kesan perkusi Auskultasi: Kesan perkusi

jantung pekak. Reguler jantung pekak.

Auskultasi: HR : 84 Auskultasi:

Reguler PARU : Reguler

HR : 84 Inspeksi : simetris HR : 84

Palpasi : kesimetrisan

PARU : paru dengan PARU :

Inspeksi : simetris menggunakan telapak Inspeksi : simetris

Palpasi : tangan, taktil premitus Palpasi :

kesimetrisan paru sama. kesimetrisan paru

dengan Perkusi : dengan

menggunakan Batas paru hepar : ICS menggunakan

telapak tangan, taktil 4- ICS 6 telapak tangan, taktil

premitus sama. Batas atas kiri jantung premitus sama.

Perkusi : : ICS 2 - ICS 3 Perkusi :

Batas paru hepar : Batas atas kanan. Batas paru hepar :

ICS 4- ICS 6 jantung: ICS 2- ICS 3. ICS 4- ICS 6

Batas atas kiri Batas kiri bawah Batas atas kiri

jantung : ICS 2 - ICS jantng linea media jantung : ICS 2 - ICS

3 clavicularis ICS 3
Batas atas kanan. kekiri. Batas atas kanan.

jantung: ICS 2- ICS Auskultasi : jantung: ICS 2- ICS

3. Vesikuler 3.

Batas kiri bawah Batas kiri bawah

jantng linea media jantng linea media

clavicularis ICS clavicularis ICS

kekiri. kekiri.

Auskultasi : Auskultasi :

Vesikuler Vesikuler

8 Abdomen Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :

Simetris, lesi (-), Simetris, lesi (-), jejas Simetris, lesi (-),

jejas (-), benjolan (-) (-), benjolan (-) jejas (-), benjolan (-)

Palpasi : Palpasi : Palpasi :

nyeri tekan (-) nyeri nyeri tekan (-) nyeri nyeri tekan (-) nyeri

lepas (-), massa (-) lepas (-), massa (-) lepas (-), massa (-)

Perkusi : Perkusi : Perkusi :

tympani pada hepar, tympani pada hepar, tympani pada hepar,

pekak pada gaster. pekak pada gaster. pekak pada gaster.

Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:

Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)

9 Eksremitas Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas :


ktdak ada keluhan ktdak ada keluhan ktdak ada keluhan

pada ekstremitas atas pada ekstremitas atas pada ekstremitas atas

Ekstremirtas bawah : Ekstremirtas bawah : Ekstremirtas bawah :

Tidak ada eluhan Tidak ada eluhan pada Tidak ada eluhan

pada ekstremitas ekstremitas bawah. pada ekstremitas

bawah. bawah.

Kekuatan otot : Kekuatan otot : penuh Kekuatan otot :

penuh 555 555 penuh

555 555 555 555 555 555

555 555 555 555

Kesimpulan : tidak ada kelainan/masalah yang identic di keluarga Tn.S

VIII. Harapan Keluarga

Keluarga berharap kepada petugas kesehatan agar mutu pelayanan dan membantu masalah

Tn.S. Tn.S berharap bisa mengerti tentang penyakit hipertensi dan masih butuh penjelasan

lebih lanjut tentang cara perawatan/cara mengatasi hipertensi


B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Data fokus

Data subjektif Data objektif


1. Keluarga mengatakan Ny.Y sudah 1. Tampak Ny.Y tidak rutin meminum

menderita penyakit hipertensi sejak obat hipertensi setiap hari yang

15 tahun yang lalu dianjurkan dokter

2. Ny.Y mengatakan tidak rutin 2. Tampak keluarga selalu

minum obat anti hipertensi setiap memperingatkan Ny.y untuk diit

hari sesuai dengan anjuran dokter rendah garam

3. Keluarga mengatakan sudah 3. Tampak Ny.Y masih makanan yang

memperingatkan Ny.y untuk diit tinggi garam seperti ikan asin dan

rendah garam untuk mencegah rendang

hipertensi tetapi Ny.Y sering 4. TTV Ny.y: TD: 190/100 mmMg

mengabaikan nya S: 36,80C

4. Keluarga mengatkan Ny.y masih N: 90X/m

memakan yang tinggi garam seperti RR: 18x/m

ikan asin dan daging 5. Tampak Ny.y jarang melakukan

5. Keluarga mengatakan membawa latihan aktivitas fisik seperti

Ny.y kepelayanan kesehatan apabila olahraga dan senam


sudah muncul tanda-tanda 6. An.A memeriksa TD Ny.Y

hipertensi 7. Tampak keluarga menyediakan alat

6. Tn.S mengatakan mempunyai pendukung kesehatan seperti TD

kebiasaan merokok setiap hari nya dan obat-obata seperti parecetamol

7. Tn.S mengatakan apabila tidak dan CTM.

merokok ia merasakan pusing 8. Tampak Tn.S merokok setiap hari

8. Keluarga mengatakan sudah nya

memperingatkan Tn.S untuk tidak 9. Tampak Tn.S pusing apabila tidak

merokok merokok

9. Keluarga mengatakan sering 10. Tampak Tn.S jarang melakukan

memakan makanan yang bersantan latihan fisik seperti olahrag dan

dan berlemak senam

10. Tn.S mengatakan jarang sekali 11. Tn.S tampak batuk-batuk

melakukan aktivitas fisi seperti 12. Tn.S tampak tidak mau minum obat

olahraga dan senam apabila merasa kan gejala batuk-

11. Tn.S mengatakan sering mengalami batuk

batuk-batuk 13. Tn.S tampak menyukai makanan

12. Ny.y mengatakan kaki nya terasa yang bersantan dan berlemak

sakit 14. Tampak Ny.y sering merasakan

13. Ny.y mengatakan sakit apabila jalan sakit pada kaki nya

terlalu lamam 15. Tampak Ny.Y berjalan dengan hati-

14. Keluarga mengatakan sering hati

menganjurkan Ny.y untuk banyak 16. Tampak Ny.y meminum obat herbal
istirahat seperti rebusan air kunyit dan jahe

15. Keluarga mengatakan NY.y sering untuk memperkuat imun

meminum obat herbal seperti 17. Tampak keluarga mengajurkan

minum air rebusan jahe, dan kunyit Ny.y untuk banyak istirahat

16. An.A mengatakan untuk meredam 18. Tampak Ny.y cemas terhadap

kaki Ny.y dengan air hangat penyakit yang dialaminya yaitu

17. Tn.S mengatakan malas untuk hipertensi dan rematik

minum obat apabila merasa sakit

atau batuk

2. Analisa data

N Analisa data Masalah

O
1. DS: Ketidakefektifan

- Keluarga mengatakan Ny.Y sudah pemeliharaan kesehatan

menderita penyakit hipertensi sejak 15

tahun yang lalu

- Ny.Y mengatakan tidak rutin minum

obat anti hipertensi setiap hari sesuai

dengan anjuran dokter

- Keluarga mengatakan sudah

memperingatkan Ny.y untuk diit rendah

garam untuk mencegah hipertensi tetapi

Ny.Y sering mengabaikan nya


- Keluarga mengatkan Ny.y masih

memakan yang tinggi garam seperti ikan

asin dan daging

- Keluarga mengatakan membawa Ny.y

kepelayanan kesehatan apabila sudah

muncul tanda-tanda hipertensi

- Ny.y mengatakan kuduknya terasa berat

secara tiba-tiba.

DO:

- Tampak Ny.Y tidak rutin meminum obat

hipertensi setiap hari yang dianjurkan

dokter

- Tampak keluarga selalu memperingatkan

Ny.y untuk diit rendah garam

- Tampak Ny.Y masih makanan yang

tinggi garam seperti ikan asin dan

rendang

- TTV Ny.y: TD: 190/100 mmMg

S: 36,80C

N: 90X/m

RR: 18x/m

- Tampak Ny.y jarang melakukan latihan

aktivitas fisik seperti olahraga dan senam


- An.A memeriksa TD Ny.Y

- Tampak keluarga menyediakan alat

pendukung kesehatan seperti TD dan

obat-obata seperti parecetamol dan

CTM.

DS:

- Tn.S mengatakan mempunyai kebiasaan

2 merokok setiap hari nya Prilaku kesehatan

- Tn.S mengatakan bisa menghabiskan 2 cenderung beresiko

bungkus rokok setiap harinya

- Tn.S mengatakan semenjak terjadi virus

corona sudah mulai mengurangi

kebiasaan merokok

- Tn.S mengatakan mengalami batuk

kering

- Tn.S mengatakan jarang sekali mencuci

tangan atau membersihkan diri setalah

dari laur atau bedagang

- Tn.S jarang sekali memperhatikan

kesehatan

DO:

- Tampak Tn.S merokok setiap hari nya

- Tampak Tn.S mengahabiskan 2 bungkus


rokok setiap hari nya

- Sejak wabah virus corona Tn.S sudah

mulai mengurangi kebiasaan merokok

- Tampak Tn.S batuk –batuk

- Tampak Tn.S jarang meminum obat

apabila sakit

- Tampak Tn.S jarang sekali

memperhatikan kesehatan seperti jarang

mencuci tangan

DS:

- Ny.y mengatakan kaki nya terasa sakit Resiko jatuh

3.. - Ny.y mengatakan sakit apabila jalan

terlalu lamam

- Keluarga mengatakan sering

menganjurkan Ny.y untuk banyak

istirahat

- Keluarga mengatakan NY.y sering

meminum obat herbal seperti minum air

rebusan jahe, dan kunyit

- An.A mengatakan untuk meredam kaki

Ny.y dengan air hangat


DO:

- Tampak Ny.y sering merasakan sakit

pada kaki nya

- Tampak Ny.Y berjalan dengan hati-hati

- Tampak Ny.y meminum obat herbal

seperti rebusan air kunyit dan jahe untuk

memperkuat imun

- Tampak keluarga mengajurkan Ny.y

untuk banyak istirahat

- Tampak Ny.y cemas terhadap penyakit

yang dialaminya yaitu hipertensi dan

rematik.
3. Prioritas Masalah

a. Skala Menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga

No Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : Keluarga kurang

Skala : mampu

 Tidak/ Kurang sehat/ Aktual 3 1 3/3 X 1= 1 menjalankan

 Ancaman Kesehatan/ Resiko 2 perilaku hidup

 Keadaan Sejahtera/ Potensial 1 sehat .

2 Kemungkinan Masalah dapat Pemberian

diubah ½X2=1 penjelasan yang

Skala : tepat dapat

 Mudah 2 2 membantu

 Sebagian 1 menurunkan

 Tidak Dapat 0 rasa takut


3 Potensial Masalah untuk Penjelasan dapat

Dicegah membantu

Skala : mengurangi rasa

 Tinggi 3 1 2/3 X 1 = takut

 Cukup 2 0,6

 Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah Keluarga
Skala : menyadari

 Masalah berat, harus segera 2 1 ½ X 1 = dengan

ditangani 0,5 mematuhi diet

 Ada masalah tetapi tidak yang

perlu ditangani 1 dianjurkan dapat

 Masalah tidak dirasakan mengUrangi

rasa khawatir

0 Ny.N
JUMLAH 3,1

C. Format Rencana Keperawatan Keluarga


D. Data NANDA / NOC / SLKI NIC / SIKI
SDKI
Kode Diagnosi Kode Hasil Kode Intervensi
s

Keluarga mampu Keluarga


mengenal masalah mampu
DS: 00080 Ketidakefek
mengenal
- Keluarga tifan Pengetahuan :
1831 manajemen hipertensi masalah :
mengatakan pemeliharaa
Ny.Y sudah n kesehatan 1802 Pengetahuan : Pendidikan
5510
menderita anjuran pengaturan kesehatan :
diet hipertensi
penyakit pengajaran proses
hipertensi Pengetahuan : penyakit yang
1831
sejak 15 regimen pengobatan dialami
tahun yang 5614
Pengajaran diet
lalu
yang tepat/
- Ny.Y
dianjurkan
mengatakan
tidak rutin Pengajaran :
minum obat 5616 pengobatan yang
anti ditentukan
hipertensi
setiap hari
sesuai
dengan
anjuran
dokter
- Keluarga
mengatakan
sudah
memperingat
kan Ny.y
untuk diit Keluarga mampu Keluarga
rendah memutuskan mampu
garam untuk untuk memutuskan
mencegah meningkatkan untuk
hipertensi atau memperbaiki meningkatkan
tetapi Ny.Y kesehatan: atau
sering memperbaiki
1606 Berpartisipasi dalam
mengabaikan kesehatan:
memutuskan
nya 5250
perawatan kesehatan Dukungan
- Keluarga
2202 membuat
mengatkan Kesiapan caregiver
keputusan
Ny.y masih dalam perawatan di5270
memakan rumah Dukungan
1700
yang tinggi emosional
garam seperti Kepercayaan
7040
ikan asin dan kesehatan Dukungan

daging 2605 5310 caregiver


Partisipasi keluarga
- Keluarga
dalam perawatan Membangun
mengatakan
profesional harapan
membawa
Ny.y
kepelayanan
Keluarga merawat Keluarga mampu
kesehatan
anggota keluarga merawat anggota
apabila
untuk
sudah keluarga yang
muncul meningkatkan atau 1100 sakit :
tanda-tanda memperbaiki
hipertensi 1622 kesehatan 1400 Manajemen nutrisi
yang tepat
- Ny.y
Perilaku kepatuhan: 7040
mengatakan Manajemen nyeri
menyiapkan diet
kuduknya
terasa berat 1632 dengan tepat Dukungan pemberi
secara tiba- perawatan
Perilaku kepatuhan: 7110
tiba.
melakukan aktivitas Peningkatan
1605
DO: yang tepat keterlibatan

2205 keluarga
- Tampak Kontrol nyeri
Ny.Y tidak
Kemampuan
rutin
keluarga
meminum
memberikan
obat
perawatan langsung
hipertensi
setiap hari
yang
Keluarga mampu
dianjurkan Keluarga mampu
memodifikasi
dokter memodifikasi
1908 6485 lingkungan :
- Tampak lingkungan:
2009 Manajemen
keluarga
Deteksi resiko
selalu lingkungan rumah
memperingat Dukungan keluarga yang aman
kan Ny.y 1910 selama pengobatan 5440
Peningkatan
untuk diit
Menyiapkan support sistem
rendah
lingkungan rumah
garam
yang aman
- Tampak
Ny.Y masih
makanan
yang tinggi
garam seperti
ikan asin dan
rendang
- TTV Ny.y: Keluarga mampu Keluarga mampu
TD: 190/100 memanfaatkan memanfaatkan
1806
mmMg fasilitas kesehatan: fasilitas kesehatan

7400 :
S: 36,80C Pengetahuan tentang
sumber-sumber Panduan pelayanan
N: 90X/m
kesehatan kesehatan
1603 7400
RR: 18x/m
Perilaku mencari Bantuan sistem

- Tampak pelayanan kesehatan kesehatan

Ny.y jarang 2605 Partisipasi keluarga


melakukan
dalam perawatan
latihan
keluarga
aktivitas fisik
seperti
olahraga dan
senam
- An.A
memeriksa
TD Ny.Y
- Tampak
keluarga
menyediakan
alat
pendukung
kesehatan
seperti TD

Data NANDA / SDKI NOC / SLKI NIC / SIKI

Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi


DS: Modifikasi
D.0099 Perilaku Perilaku Kesehatan L.1247
Perilaku
- Tn.S Kesehatan Meningkatnya 2
Cendrung Observasi
L.1210 penerimaan
mengatakan Beresiko  Identifikasi
7
terhadap status
mempunyai perilaku upaya
kesehatan
kesehatan yang
kebiasaan Kemampuan
dapat
merokok melakukan
ditingkatkan
tindakan
setiap hari Terapeutik
pencegahan
 Berikan
nya masalah kesehatan
lingungan yang
- Tn.S meningkat
dapat
Kemampuan
mengatakan meningkatkan
peningkatan
kesehatan
bisa
kesehatan
Edukasi
menghabisk
 Anjurkan
an 2 menggunakan air
bersih
bungkus
 Anjurkan
rokok setiap
mencuci tangan
hari nya dengan sabun
dan air bersih
- Tn.S
 Anjurkan
mengatakan
melengkapi
sejak terjadi nutrisi tubuh

nya wabah dengan makan


buah dan sayur
sudah mulai

mengruangi

kebiasaan
merokok

- Tn.S

mengatakan

jarang

sekali

melakukan

aktivitas fisi

seperti

olahraga

dan senam

- Tn.S

mengatakan

mempunyai

kebiasaan

merokok

setiap hari

nya

- Tn.S

mengatakan

jarang

sekali

mencuci

tangan
sehabis

berpergian

dari luar

rumah

DO:

- Tampak

Tn.S

merokok

setiap hari

nya

- Tampak

keluarga

Tn.S

memakan

makanan

yang

bersantan

dan

berlemak

setiap

harinya

- Tampak

Tn.S jarsng
melakukan

aktivitas

fisik seperti

senam dan

olahraga

- Tampak

Tn.S jarang

meminum

obat apabila

sakit

- Tampak

Tn.S jarang

sekali

memperhati

kan

kesehatan
Data NANDA / SDKI NOC / SLKI NIC / SIKI

Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi


DS: Keluarga mampu
0143 Resiko jatuh 14138 Keluarga mampu 14540
mengenal
- Ny.y mengenal masalah :
masalah :
mengatak -manajemen
-identifikasi faktor
lingkungan
an kaki resiko jatuh
keselamatan
-identifikasi faktor
nya terasa
lingkungan
sakit Keluarga mampu
Keluaga mampu
memutuskan
- Ny.y memutuskan
tindakan untuk
-manajemen
mengatak meningkatkan
pengobatan
an sakit kesehatan :
-Manajemen
-peningkatan
apabila demensia
komunikasi :kurang
Keluarga mampu
jalan pendengaran
merawat anggota
terlalu -peningkatan
keluarga yang sakit
komunikasi kurang
lamam -monitor
penglihatan
kemampuan
- Keluarga
berpindah
mengatak Keluarga mampu
-mengunakan alat
memodifikasi
an sering bantu untuk berjalan
-lingkungan yang
Keluarga mampu
menganju tidak terorganisasi
memodifkasi
rkan Ny.y lingkungan
Keluarga mampu
untuk -manajemen
memanfaatkan
keselamatan
banyak fasilitas pelayanan
lingkungan
istirahat kesehatan :
-pencegahan jatuh
Konsultasi bantuan
- Keluarga -Modifikasi
mengatak system kesehatan lingkungan untuk
meminimalkan
an NY.y
bahaya
sering
Keluarga mampu
meminum memanfaatkan
fasilitas kesehatan
obat
Konsultasi bantuan
herbal
system kesehatan
seperti

minum

air

rebusan

jahe, dan

kunyit

- An.A

mengatak

an untuk

meredam

kaki Ny.y

dengan

air hangat

DO:

- Tampak

Ny.y

sering
merasaka

n sakit

pada kaki

nya

- Tampak

Ny.Y

berjalan

dengan

hati-hati

- Tampak

Ny.y

meminum

obat

herbal

seperti

rebusan

air kunyit

dan jahe

untuk

memperk

uat imun

- Tampak

keluarga
mengajur

kan Ny.y

untuk

banyak

istirahat

- Tampak

Ny.y

cemas

terhadap

penyakit

yang

dialaminy

a yaitu

hipertensi

dan

rematik.
Implementasi Dan Evaluasi

Diagnosa : ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap hipertensi

Hari/ Jam DX Implementasi Evaluasi

tgl

Minggu, 09.00
Ketidakefektifan Pertemuan ke 3 S : Keluarga Tn.S

12/04/2020 WIB Pemeliharaan keluarga mampu mengenal khususnya Ny.y


Kesehatan masalah kesehatan keluarga mengatakan sudah
khususnya Ny.y dengan mengerti dengan proses
hipertensi dengan penyakit dan dukungan
pendidikan kesehatan dan pembuatan keputusan
dukungan membuat hipertensi
keputusan O : Keluarga Tn.S
- Mengetahui tentang khusus Ny.y tampak
proses penyakit sudah paham dengan
hipertensi penkes yang diberikan,
- Mengetahui apa saja hal ini terbukti dengan
dukungan keluarga dapat
pembuatan mengulangi kembali
keputusan hipertensi tentang proses penyakit
dan dukungan membuat
keputusan hipertensi
A : Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke tugas
keperawatan keluarga
berikutnya yaitu
mengenal masalah
kessehatan

Ketidakefektifan Pertemuan ke 4 S:
Senin, 13.15 Pemeliharaan keluarga mampu mengenal keluarga mengatakan
Kesehatan masalah kesehatan keluarga mengetahui tentang
13/04/2020 WIB
khususnya Ny.y dengan penyakit
hipertensi dengan mengenal - Keluarga
masalah mengetahui
a. Mengetahui tentang tentang
pengertian hipertensi pengertian
b. Mengetahui tentang hipertnsi
hipertensi - Keluarga
c. Mengetahui tentang mengetahui
hipertensi tentang penyebab
d. Mengetahui tentang hipertensi
pengobatan/ - Keluarga
penatalaksanaan mengetahui
hipertensi penatalaksanaan
e. Mengetahui tentang hipertensi
manifestasi klinis dari - Keluarga tentang
hipertensi manifestasi klinis
dari hipertensi
O:
tampak kelaurga Ny.y
menyebutkan
pengetahuan tentang
hipertensi
- Keluarga
menyebutkan
pengertian
hipertensi
- Keluarga
menyebutkan
penyebab
hipertensi
- Keluarga
menyebutkan
penatalaksanaan
hipertensi
- Keluarga
menyebutkan
manifestasi klinis
A:
ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
P:
Lanjutkan masalah
keperawatan berikutnya.

Ketidakefektifan S : Keluarga Ny.y


Selasa, 11.00
Pemeliharaan Pertemuan ke 5 mengatakan sudah
14/04/2020 WIB kesehatan keluarga mampu mengenal mengerti dengan
masalah kesehatan keluarga memutuskan tindakan
khususnya Ny.y dengan kesehatan
hipertensi dengan O : Keluarga Ny.y
memutuskan tindakan tampak sudah paham
kesehatan dengan memutuskan
a. Mengetahui tentang tindakan kesehatan yang
akibat lanjut dari diberikan, hal ini terbukti
hipertensi dengan keluarga dapat
b. Mampu memutuskan mengulangi kembali
tindakan kesehatan tentang akibat lanjut dan
yang tepat untuk Ny.y tindakan kesehatan yang
dengan hipertensi di berikan dengan
hipertensi
A : Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke tugas
keperawatan keluarga
berikutnya yaitu minum
rebusan daun seledri

Ketidakefektifan

Rabu. 09.15 Pemeliharaan Pertemuan ke 6 S : Keluarga Tn.S


Kesehatan keluarga mampu mengenal khususnya Ny.y
15/04/2020 WIB masalah kesehatan keluarga mengatakan sudah
khususnya Ny.y dengan mengerti dengan terapi
hipertensi dengan terapi rebusan daun seledri
miminum rebusan daun O : Keluarga Tn.S
seledri khususnya Ny.y tampak
a. Memberi pengetahuan sudah paham dengan
keluarga pengobatan memutuskan tindakan
tradisonal dengan kesehatan yang
terapi rebusam daun diberikan, hal ini terbukti
seledri dengan keluarga dapat
b. Mendemonstrasikan mempraktekkan cara
cara pembuatan pembuatan rebusan daun
rebusan daun seledri seledri

- TTV Ny.y
sebelum
meminum
rebusan daun
selesdri TD:
190/100 mmMg

S: 36,80C

N: 90X/m

RR: 18x/m

- Sesudah
meminum daun
seledri turun
menjadi TD:
140/70 mmHg,
RR=18 X mnt,
N= 78 x mnt

A : Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke tugas
keperawatan keluarga
berikutnya yaitu
manajemen nutrisi untuk
pasien hipertensi

Ketidakefektifan Pertemuan ke 7
Pemeliharaan keluarga mampu mengenal
Kamis, 13.10
kesehatan masalah kesehatan keluarga S : Keluarga Tn.S

16/04/2020 WIB khususnya Ny.y dengan khususnya Ny.y

hipertensi dengan mengatakan sudah


manajemen nutrisi untuk mengerti dengan
pasien hipertensi makanan untuk penderita
a. Memberi hipertensi
pengetahuan O : Keluarga Tn.S
keluarga tentang khususnya NY.y tampak
makanan yang baik sudah paham dengan
bagi penderita memutuskan tindakan
hipertensi kesehatan yang
b. Memberi diberikan, hal ini terbukti
pengetahuan dengan keluarga dapat
keluarga tentang menyebutkan makanan
makanan yang di yang baik serta makanan
perbolehkan dan yang di bolehkan dan
yang dilarang bagi dilarang bagi pasien
penderita hipertensi hioertensi
A : Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
teratasi sebagian
P : Lanjutkan ke tugas
keperawatan keluarga
berikutnya yaitu
pencegahan jatuh
DX 2: prilaku kesehatan cenderung beresiko terhadap bahaya rokok di musim covid 19

Hari / Jam DX Implementasi Evaluasi


Tgl
Rabu 16.15 Prilaku - Mengidentifikasi S:
15/04/202 WIB kesehatan factor internal dan - Keluarga
0 cenderung eksternal yang dapat mengatakan Tn.S
beresiko meningkatkan atau sudah mulai
mengurangi motivasi menyadari akan
untuk berprilaku sehat bahaya nya
- Menentukan merokok
pengetahuan - Tn.S mengatakan
kesehatan dan gaya akan mulai
hidup pada individu mengurangi
keluarga takaran rokok
- Memberikan perhari
pendidikan pada Tn.S - Keluarga
tentang bahaya mengatakan Tn.s
merokok sudah mulai
- Menjelaskan kepada melakukan
klien dampak lanjut aktifitas fisik yang
dari bahaya merokok ringan seperti lari
- Menekan kan pagi
pentingnya pola O:
makan yang sehat, - TN.S sudah
tidur dan olahraga ddl paham akan
bagi individu bahaya nya
- Menjelaskan penting merokok
mencuci tangan - Tn.S sudah mulai
- Menjelaskan mengurangi
bagaimana cara takaran merokok
mencuci tangan yang - Tn.S tampak
benar melakukan
aktivitas fisik
yang ringan
seperti olahraga
pagi
A:
Prilaku kesehatan
cenderung beresiko
teratasi sebagian
P: masalah teratasi
sebagian lajut TUK 2

17.25 Prilaku - Mengidentifikasi S:


Kamis. WIB kesehatan factor internal dan - Tn.S mengatakan
16/04/202 cenderung eksternal yang dapat sudah mengetahui
0 beresiko meningkatkan atau dampaknya
mengurangi motivasi merokok di wabah
untuk berprilaku sehat virus coroma
- Menentukan - Tn.S mengatakan
pengetahuan sudah mulai
kesehatan dan gaya melakukan
hidup pada individu aktivitas fisik
keluarga setiap hari nya
- Menjelaskan kepada O:
klien dampak lanjut - Tampak Tn.S
dari bahaya merokok sudah mulai
- Menekan kan menyadari
pentingnya pola dampak bahaya
makan yang sehat, merokok di wabah
tidur dan olahraga ddl virus corona
bagi individu - Tampak Tn.S
- Menjelaskan penting sudah mulai
mencuci tangan melakukan
- Menjelaskan aktivitas fisik
bagaimana cara seperti olahraga
mencuci tangan yang setiap pagi
benar A:
Prilaku kesehatan
cenderung beresiko sudah
teratasi sebagian
P:
Masalah teratasi
sebagian, lanjut TUK 3

16.45 Prilaku - Mengidentifikasi S:


WIB kesehatan factor internal dan - Tn.S mengatakan
Jum’at, cenderung eksternal yang dapat jarang mencuci
17/04/202 beresiko meningkatkan atau tangan apabila
0 mengurangi motivasi sudah melakukan
untuk berprilaku sehat kegiatan di luar
- Menjelaskan penting rumah
mencuci tangan - Tn.S mengatakan
- Menjelaskan jarang
bagaimana cara memperhatikan
mencuci tangan yang kesehatan
benar - Tn.S mengatakan
sudah mulai bisa
menjekaskan cara
mencuci tangan
yang benar
O:
- Tampak Tn.S
jarang mencuci
tangan apabila
sudah keluar
rumah
- Tampak Tn.S
jarang
memperhatikan
kebersihan
- Tampak Tn.S
sudah mulai
mengerti
bagaimana cara
mencuci tangan
yang benar
A:
prilaku kesehatan
cenderung beresiko
teratasI sebagian
P:
Masalah tertasi sebagian,
lanjut TUK

17.00 - Mengidentifikasi S:
WIB factor internal dan - Tn.S mengatakan
eksternal yang dapat sudah mampu
Sabtu, meningkatkan atau menyadari penting
18/04/202 mengurangi motivasi nya cara mencuci
0 untuk berprilaku sehat tangan dengan
- Menjelaskan penting benar
mencuci tangan - Tn.S mengatakan
- Menjelaskan sudah bisa
bagaimana cara melakukan cara
mencuci tangan yang mencuci tangan
benar dengan benar
O:
- tampak Tn.S
sudah paham
tentang penting
nya mencuci
tangan
- tampak Tn.S
sudah mampu
cara mencuci
tangan dengan
benar
A:
prilaku kesehatan
cenderung beresiko
teratasi
P:
masalah teratasi
DX 3 : Resiko Jatuh terhadap factor usia

Hari/ Jam DX Implementasi Evaluasi


Tgl
09.15 Resiko jatuh setelah dilakukan S:
Minggu WIB intervensi 2x24 jam di - Ny.y
19/04/202 harapkan masalah teratasi mengatakan
0 1. identifikasi factor kaki kanan nya
resiko jatuh bengkak dan
2. identifikasi factor sedikir nyeri
lingkungan yang - Ny.y
meningkatkan mengatakan
resiko jatuh kesulitan
3. gunakan alat bantu untuk berjalan
untuk - Ny.y sangat
berjalan/mengunak berhati-hati
an tongkat kalau berjalan
4. pastikan tongkat O:
untuk tumpuan - Kaki kanan
kuat Ny.y tampak
5. anjurkan nyeri
mengunkan alas - Ny.y tampak
kaki yang tidak memberikan
licin minyak urut
6. anjurkan individu pada kaki
keluarga resiko kanan nya
tinggi bahaya - Ny.y tampak
lingkungan sangat berhati-
hati kalau
berjalan
A:
resiko jatuh
P:
Kompres hangat
10.15 Resiko jatuh setelah dilakukan S:
Senin. WIB intervensi 2x24 jam di - Ny.y
20/04/202 harapkan masalah teratasi mengatakan
0 1. identifikasi factor kaki kanan nya
resiko jatuh bengkak dan
2. identifikasi factor sedikir nyeri
lingkungan yang - Ny.y
meningkatkan mengatakan
resiko jatuh kesulitan
3. gunakan alat bantu untuk berjalan
untuk - Ny.y sangat
berjalan/mengunak berhati-hati
an tongkat kalau berjalan
4. pastikan tongkat O:
untuk tumpuan - Kaki kanan
kuat Ny.y tampak
5. anjurkan nyeri
mengunkan alas - Ny.y tampak
kaki yang tidak memberikan
licin minyak urut
6. anjurkan individu pada kaki
keluarga resiko kanan nya
tinggi bahaya - Ny.y tampak
lingkungan sangat berhati-
hati kalau
berjalan
A:
resiko jatuh
P:
Kompres hangat

Anda mungkin juga menyukai