NIM : 4193520008
Kelas : Biologi Nondik A 2019
MAMALIA
Mamalia (Binatang Menyusui) atau binatang menyusui ialah berada dalam kelas hewan
vertebrata yang secara utama dicirikan dengan adanya suatu kelenjar susu, yang berada pada
betina , mamalia tersebut menghasilkan susu ialah sebagai sumber makanan anaknya. Otak pada
mamalia tersebut mengatur suatu sistem peredaran darah
Mamalia adalah hewan yang menyusui anaknya. Umumnya mamalia ini berkembang
biak dengan melahirkan, dan tubuhnya tertutupi oleh rambut. Mamalia merupakan kelas tertinggi
dalam taksa hewan, bayangkan saja, ia dapat hidup diberbagai tipe habitat dibelahan bumi, mulai
dari kutub khatulistiwa, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun pasir.
Ada 5.488 spesies mamalia yang tersebar diseluruh dunia, 32% diantaranya merupakan
endemik di Indonesia. Berdasarkan ukuran dan berat tubuh, mamalia dibagi kedalam mamalia
besar dan kecil. Mamalia kecil berat tubuh individu dewasanya berkisar antara 2g-5kg. Yang
mana mamalia kecil ini mempunyai tingkat metabolisme dan juga reproduksi yang tinggi, akan
tetapi rentang usia hidupnya lebih pendek.
Ciri-ciri Mamalia
Mamalia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Kelenjar susu
Kelenjar susu pada mamalia sama dengan manusia, yang mana ketika nipledihisap, akan
terjadi peransangan terhadap susu yang terletak didalam payudara mamalia yang mana
akan terjadi kontraksi sel epitel otot. Hormon yang berpengaruh terhadap proses ini
adalah oksitosin
Rambut
Mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya
Paru-paru
Mamalia bernafas dengan paru-paru. Oksigen yang dihirup akan sampai ke paru-paru
kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan sel di seluruh tubuh.
Ototdiafragma
Otot diafragma adalah otot yang terletak dibawah paru paru. Otot ini akan bergerak
ketika proses bernafas terjadi. Hal ini akan membantu paru paru untuk mengembang
sehingga oksigen masuk kedalam paru paru dalam jumlah yang cukup. Begitu juga
dengan pengeluaran karbondioksida.
Jantung beruang empat
Jantung pada mamalia terdiri atas dua bilik dan dua serambi. Ke empat ruang jantung ini
bekerja secara bersamaan dan continue untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Suhu tubuh tetap
Suhu tubuh pada mamalia umumnya diatur oleh hipotalamus. Sebuah bagian kecil pada
otak yang berfungsi untuk mengatur suhu. Contohnya pada beruang kutub, mereka tetap
dapat bertahan dalam keadaan dingin dikarenakan suhu tubuhnya yang disesuaikan secara
otomatis.
Fertilisasi internal
Fertilisasi internal adalah pembuahan di dalam. Mamalia berkembang biak dengan cara
melahirkan.
Rangka
Mamalia memiliki rangka pembentuk tubuh. Rangka tersebut terdiri dari otot dan tulang.
Tulang ini juga berfungsi sebagai pelindung organ-organ penting yang terdapat di dalam
tubuh mamalia.
Anggota gerak depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,
berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak. Pada kulit terdapat
banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat.
Kelompok hewan mamalia mempunyai struktur anatomi yang menarik untuk dipelajari
karena secara anatomis struktur tubuh hewan mamalia memiliki ciri-ciri khusus, baik struktur,
perkembangan dan susunannya lebih sempurna. Pada umumnya bagian-bagian tubuh mamalia
dapat dibedakan dengan nyata, seperti caput atau kepala, truncus atau badan dan cauda atau
bagian ekor.
Sistem Rangka
Sistem rangka pada mamalia banyak mengalami proses penulangan tetapi juga terjadi
pengurangan jumlah elemen rangka tubuh contohnya pada tulang tengkorak. Tulang prefrontal,
postfrontal, postorbital, dan quadrate juga mereduksi dan pada beberapa mamalia empat tulang
oksipital bergabung. Hubungan tulang rusuk dengan rongga dada kurang fleksibel, jumlah
pasangan rusuk bervariasi, sekitar 9-24 pasang. Di arah posterior rongga dada ada tulang pinggul
yang kuat dan cukup fleksibel. Tulang ekor sampai pinggul merupakan tulang belakang yang
sangat penting yang bergabung bersama membentuk sacrum atau tulang selangkang. Tulang ekor
jumlahnya bermacam-macam menurut panjang ekor. Tulang rusuk minimal memiliki dua
kondilus (kepala) yaitu capitulum costa yang merupakan kondilus bagian ventral yang bersendi
pada bagain sentrum vertebra yang disebut parapofisis.
Kondilus yang satu disebut tuberculum costa yaitu kondilus bagian dorsal yang bersendi
pada bagain sentrum vertebra yang disebut diapofisis, sedangkan tulang iga atau sering disebut
true ribs bersambungan langsung dengan sternum (tulang dada).
Sistem Otot
Otot pada mamalia berkembang meliputi otot wajah, otot kelopak mata, otot hidung dan
otot bibir yang mana otot tersebut mampu bergerak atau menggerakkan kulit ataupun rambut.
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada mamalia lebih maju daripada vertebrata lainnya, pada mamalia
memiliki ruangan jantung yang terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel. Atrium kanan dihubungkan
dengan ventrikel kanan oleh katub triskuspidalis, sedangkan atrium kiri dan ventrikel kiri
dihubungkan oleh katub mitral atau bikuspidalis. Lebih jelasnya dapat dilihat gambar
perbandingan jantung vertebrata
Sistem Pencernaan
Menurut Kickman (2001), saluran pencernaan mamalia terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Perbedaan antara sistem pencernaan hewan
memamah biak dengan manusia terutama pada susunan dan fungsi gigi serta lambung.
Umumnya mamalia mempunyai gigi, bibir biasanya dapat digerakkan kecuali pada Monotremata
dan paus. Kelenjar oval (mulut) khususnya berhubungan dengan sekresi atau pengeluaran lendir.
Oleh karena umumnya mamalia hidup terestial maka kelenjar oral ini untuk menjaga kelembaban
mulut, tunas rasa/kecap di lidah dan membantu menelan makanan.
Lambung sangat kompleks ditemukan pada ruminansia (pemamah biak, paus dan
sirenian). Lambung hewan pemamah biak ada 4 bagian, yaitu pertama ruangan penyimpanan
temporer disebut rumen. Makanan dikunyah dan masuk dalam bagain ini dibasahi dan diaduk
sampai berkali-kali kemudian dari sini masuk ke perut kedua yang disebut reticulum. Kunyahan
ini kemudian dikeluarkan lagi (dimuntahkan kedalam mulut ketika binatang itu sedang istirahat,
dan vegetasi dikunyah lagi, ditelan keduakalinya dan masuk kedalam lambung ketiga yaitu
omasum atau pesalterium. Disini pengadukan dilanjutkan sebagai akibat dari gerak peristaltic
dan masuk ke ruangan keempat disebut abomasums. Selanjutnya makanan yang sudah tercampur
dengan sekresi dari kelenjar pencernaan pada dinding abomasum, kemudian masuk kedalam
duodenum atau bagian anterior usus kecil. Gambar bagian-bagian penyusun lambung pada
ruminansia
Organ Indera
Indera penciuman tidak hanya untuk mendeteksi sesama anggota spesies, melainkan juga
untuk mendeteksi musuh dan makanan 9Gunderson, 1976). Mata mamalia pada dasarnya mirip
dengan vertebrata lain, walaupun tentu ada modifikasi sehubungan dengan tingkah laku. Seperti
pada bangsa burung, mamalia nokturnal memiliki sel bentu batang pada retinanya lebh doimnan,
sementara pada spesies diurnal sel kerucut pada betina tersebut lebih banyak.
Indera pendengaran yang paling berkembang dengan baik adalah pada mamalia. Hanya mamalia
yang memiliki struktur eksternal (Gunderson, 1976). Telinga mamal memiliki cupping dengan
corong suara memancar ke kanal luar auditori. Di akhir kanal tersebut gelombang suara
menyentuh gendang pendengaran atau membran timpani kemudian di transmisikan menyeberang
ke telinga tengah atau ruang timpani yang dihubungkan oleh tulang kecil ke kohlea atau telinga
dalam. Selanjutnya impuls menuju ke otak melalui saraf auditori. Bagian dorsal telinga dalam
mamal terutama berisi tiga kanal semisirkular merupakan organ sangat esensial untuk
keseimbangan atau orientasi kedudukan.
Telingan bagian tengah berisi 3 osikula yang menstransmisikan vibrasi dari membran timpani ke
telinga bagian dalam. Alat auditori beberapa mamal menunjukkan spesialisasi. Kelelawar, pausm
dan pinniped mampu mendeteksi suara gema yang dihasilkan sendiri untuk mendeteksi adanya
obyek di lingkungannya saat hewan itu bergerak. Kelelawar menghasilkan suara berfrekuensi
tinggi saat terbang. Navigasi kelelawar menggunakan alat echolocation. Suara tersebut
direfleksikan kembali dari obyek di sekitar berdasar gema dan refleksi yang diterima berupa
keberadaan obyek
DAFTAR PUSTAKA
Hala Y. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin M. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Levine N D. Protozoologi Vertebrata. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.