LAPORAN 3.1 Sampai Monev
LAPORAN 3.1 Sampai Monev
LAPORAN 3.1 Sampai Monev
Disusun oleh :
Avinda Deviana 22020114120028
Bernadeth Ajeng 22030114130106
Bima Raka Wondy 22020114130136
Budi Haryadi P. 22020114120092
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu adalah anggota keluarga yang berperan penting dalam mengatur semua urusan di
dalam rumah tangga seseorang, termasuk juga dengan pendidikan anak dan kesehatan seluruh
anggota keluarga. Hampir seluruh keluarga meletakkan ibu sebagai peran untuk memutuskan
suatu keputusan terkait apapun termasuk juga keputusan penyelenggaraan kesehatan. Namun
tidak jarang dilaporkan bahwa angka kematian ibu akibat dari kehamilan, nifas, bahkan pasca
nifas.
Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu saat ini bahkan
menggunakan Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai salah satu indikator yang peka dalam
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut WHO, AKI adalah kematian
selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penangannya, tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan / cedera.
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2012, didapatkan
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 359 tiap 100.000 kelahiran hidup.
Meskipun sebenarnya angka ini sudah terhitung menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya,
namun penurunan angka kematian ibu ini belum cukup signifikan apalagi jika dibandingkan
dengan target MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 yaitu 102 tiap 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Potensi untuk mencapai target ini dapat dikatakan off track, yang artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya.
Pemerintah bersama masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap
ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu
dan bayi, serta perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi. Termasuk juga di dalamnya
akses terhadap keluarga berencana (KB).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengidentifikasi permasalahn keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga ibu
postpartum dan BBL.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan komunikasi dengan keluarga dalam mengidentifikasi atau pengkajian
permasalahan kesehatan.
b) Mampu melakukan identifikasi atau pengkajian permasalahan kesehatan pada keluarga
(Ibu hamil, bayi, anak, dan dewasa) sesuai dengan kompetensi.
c) Mampu melakukan identifikasi atau pengkajian permasalahan kesehatan lingkungan
dalam keluarga.
d) Mengetahui kondisi ibu postpartum dan BBL.
e) Mengetahui keadaan keluarga ibu postpartum beserta derajat kesehatan dan
pengetahuan kesehatannya.
f) Melakukan tatalaksana lebih lanjut berdasarkan keadaan bio-psiko-sosial ibu
hamil yang telah dilakukan survey.
g) Melatih kemampuan berkomunikasi langsung dengan responden selaku klien
kesehatan.
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
1. Identitas Responden
A. Identitas Ibu
1. Nama : Sulinah
2. Usia : 31 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Status perkawinan :
5. Perkawinan ke :1
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Penghasilan :-
8. Lama menikah : 9 tahun
9. Agama : Islam
10. Golongan darah :
11. Alamat : Rowosari Tengah RT 4 RW 4
12. No. Hp : (sama dengan suami)
B. Identitas Suami
1. Nama : Ansori
2. Usia : 32 tahun
3. Pendidikan : MI
4. Perkawinan ke :1
5. Pekerjaan : Kuli batu
6. Penghasilan : Rp 400.000/minggu (jika ada pekerjaan)
7. Agama : Islam
8. Golongan darah : tidak tahu
9. Alamat : Rowosari Tengah RT 4 RW 4
10. No. Hp : 085868444210
2. Demografi
Keduduka
Status Pekerjaa
No. Nama n di L/P Usia Agama Suku Pendidikan
Marital n
Keluarga
Kepala
1 Ansori L 32 tahun Islam Jawa Menikah MI Kuli batu
keluarga
Ibu rum
2 Sulinah Istri P 31 tahun Islam Jawa Menikah SMP
tangga
Adil Damar Anak Belum
3 L 9 tahun Islam Jawa MI (kelas 2) Pelajar
Pramudipta pertama menikah
Andara Lintang Anak Belum
4 P 1 bulan Islam Jawa - -
Pradipta kedua menikah
u
g h h h
u g g g
g u u u
g g g g
g g g g
v g g g
3. v v
g v
g g g
4. Genogram (keterangan belum) v
v v v
v
v v v
v v
v v
Asam urat, g g g
Liver ±25 g
kolesterol v th yg lalu v v
v
v v v v
g g g g
v v v Ny. Sv
g g g g
v v v v
Tn. A, v v v v
merokok v v v v
v v v v
v v v v
An. A
An. A v v v
v
v v v
v
v v v
v
v v v
v v
v v
Keterangan v v v
v
v v v v
: Laki-laki hidup v v v v
: Perempuan hidup v v v v
: Meninggal v v v v
v v v v
----- : Tinggal serumah v v v
v
v v v v
v g g g
g
B. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
a) Kesakitan
Bayi Ny. S mengalami infeksi pencernaan pada umur 2 minggu setelah
dilahirkan. Tanda dan gejala yang muncul awalnya demam dan mengalami
penurunan berat badan secara terus-menerus. Bayi Ny. S dibawa berobat ke
tempat praktik bidan mandiri dan diberi obat paracetamol, setelah belum ada
perkembangan selama 5 hari. Bayi Ny. S akhirnya dibawa ke rumah sakit dan
mendapat perawatan selama 5 hari.
b) Penyakit genetic
Keluarga Ny. S tidak memiliki riwayat penyakit genetic
c) Kematian
Tidak ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir.
2. Fungsi Psikologi
Keluarga Tn. A dan Ny. S tidak memiliki masalah psikologi dan hubungan antar
keluarganya berjalan baik. Pengambilan keputusan mengenai masalah kesehatan
keluarga dilakukan oleh Ny. S. Saat waktu luang keluarga menyempatkan waktu
untuk berekreasi minimal 1 tahun sekali.
3. Fungsi Ekonomi
Tn. A bekerja sebagai kuli batu dengan penghasilan tidak menentu per bulannya ±Rp.
1.600.000 (dibawah UMR). Sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah tangga yang tidak
memiliki penghasilan.
4. Fungsi Pendidikan
Didalam keluarga terdapat 1 orang anak usia 8 tahun bersekolah MI. Keluarga Ny. S
memiliki rencana pendidikan bagi anak-anaknya, tetapi tidak memiliki dana
khusus/tabungan untuk pendidikan.
5. Fungsi Religius
Keluarga Ny. S biasa melakukan ibadah dirumah, tetapi tidak memiliki ruangan
khusus untuk beribadah sehari-hari.
7. Skor APGAR
No
Pernyataan poin
.
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga saya,
1 untuk membantu saya pada waktu saya mendapat 2
kesusahan. (Adaptation)
Saya puas dengan cara keluarga saya, untuk
2 membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan 1
masalah dengan saya. (Partnership)
Saya puas bahwa keluarga saya, menerima dan
3 mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas 2
atau arah baru. (Growth)
Saya puas dengan cara keluarga saya, mengekspresikan
4 afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti 2
marah, sedih atau mencintai. (Affection)
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
5 1
menyediakan waktu bersama-sama. (Resolve)
Nilai total skor APGAR pada keluarga ini adalah 8 yang menandakan tidak ada disfungsi
keluarga.
8. SCREEM
Dari survey Family SCREEM maka keluarga dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil dari
penghitungan survey yang bilamana didapatkan hasil
0-6 : tidak ada sumber daya dalam keluarga
7-12 : sumber daya dalam keluarga cukup
13-18 : sumber daya dalam keluarga memadai
SKOR : 14
KESAN : sumber daya dalam keluarga memadai
9. Gambarlah Denah Rumah! (Skala= 1:100 cm)
WC
Dapur
Kamar Tidur
7m
Ruang Tamu+Keluarga
5m
2. Kebiasaan olahraga
Anggota keluarga Ny. S dapat dikatakan tidak teratur melakukan olahraga.
Ny. S sibuk mengurusi keperluan rumah tangga, sedangkan Tn. A jika sedang tidak
bekerja lebih sering menghabiskan waktu untuk beristirahat. Ad, rutin melakukan
olahraga karena mata pelajaran di sekolah, sedangkan jika di rumah Ad sering
menggunakan sepeda untuk bermain bersama temannya.
3. Personal hygiene
Keluarga Ny. S memiliki kebiasaan mandi 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan
sore. Mereka rutin menggosok gigi 2 kali sehari dengan sikat gigi milik sendiri.
Keluarga Ny. S memiliki WC sendiri di dalam rumahnya. Kebiasaan mencuci tangan
keluarga Ny. S belum dapat dikatakan baik karena mereka tidak selalu mencuci
tangan setelah BAB dan sebelum makan.
5. Rumah sehat
Keluarga Ny. S jarang membuka jendela ruang keluarga dan di dalam
kamarnya tidak terdapat jendela keluar. Rumah dan halaman kadang dibersihkan
tergantung kesibukan anggota keluarga karena Ny. S sendiri masih fokus mengurus
anaknya yang baru lahir. Keluarga Ny. S selalu membuah sampah rumah tangga di
tempat sampah dan membuang tinja bayi setiap hari ke jamban. Alat masak yang
digunakan dalam rumah Ny. S adalah kompor gas.
C. Keadaan Lingkungan
1. Komponen rumah
Berdasarkan pengamatan dari fisik rumah responden, didapatkan hasil sebagai berikut :
a) Langit-langit : Tidak ada.
b) Dinding : Semi permanen, pasangan bata atau yang tidak plester
c) Lantai : Plesteran yang retak dan berdebu
d) Jendela kamar tidur : Tidak ada
e) Jendela ruang keluarga : Ada permanen
f) Ventilasi : Ada, luas ventilasi <10% luas lantai
g) Lubang asap dapur : Ada, luas ventilasi <10% luas lantai
h) Pencahayaan : Terang dan tidak silau sehingga dapat untuk membaca
normal
i) Memelihara hewan ternak: Tidak.
2. Sarana sanitasi
Berdasarkan pengamatan dari lingkungan sarana sanitasi rumah responden, didapatkan
hasil sebagai berikut :
a) Pembuangan air limbah : Ada, dialirkan ke selokan terbuka
b) Pembuangan sampah : Ada, kedap air dan tertutup
c) Air bersih : Sumur artetis
Jarak Sumber Air Bersih 2 meter dari tempat pembuangan kotoran
d) Jamban keluarga : Leher angsa
D. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Indikator rumah tangga sehat
No Indikator Ya Tidak
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan √
2. Bayi diberi ASI saja sampai berusia 6 bulan √
3. Balita minimal ditimbang 8 x dalam satu tahun √
4. Mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup √
untuk memenuhi zat gizi: Energi, protein,
lemak, vitamin dan mineral
5. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk √
masak, mandi dan cuci
6. Keluarga menggunakan jamban keluarga sehat √
yang berbentuk leher angsa
7. Setiap anggota keluar membuang sampah pada √
tempatnya
8. Setiap anggota keluarga menempati ruangan √
rumah minimal 9 m2
9. Semua ruangan tempat tinggal berlantai kedap √
air, bukan tanah
10. Anggota keluarga yang berumur >10 tahun √
melakukan aktifitas fisik 30 menit/hari minimal
3x/minggu
11. Anggota keluarga tidak ada yang merokok √
didalam rumah
12. Anggota keluarga mencuci tangan dengan √
sabun sebelum makan dan sesudah BAB
13. Anggota keluarga menggosok gigi minimal 2x √
sehari dengan sikat gigi masing-masing
14. Anggota keluarga tidak ada yang membeli, √
menjual dan menggunakan miras serta narkoba
15. Anggota keluarga menjadi anggota √
pemeliharaan kesehatan (termasuk dana sehat,
ASKES, ASKES KIN, Jamsostek, JKN, KIS,
dan lain-lain)
16. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk √
(PSN) yang dibuktikan dengan tidak adanya
jentik baik didalam maupun diluar rumah
Nilai total PHBS pada keluarga ini adalah 12 yang menandakan Keluarga Sehat Utama.
Keterangan
SS : Sangat sesuai : skor 4
S : Sesuai : skor 3
TS : Tidak sesuai : skor 2
STS : Sangat tidak sesuai : skor 1
Interpretasi
Jenis pola Komponen Nomor Skor
asuh pernyataan
Otoriter Kasih sayang/ kehangatan 18 3
21 2
kurang
28 3
Keterlibatan orang tua 6 2
9 2
kurang
10 1
Pengawasan orang tua / 1 3
4 3
kontrol ketat
12 2
20 3
TOTAL 24
Demokratis Kasih sayang/ kehangatan 3 3
5 3
baik
8 3
Keterlibatan orang tua baik 2 3
15 4
23 3
27 3
Pengawasan orang tua / 13 3
24 4
kontrol baik
26 4
TOTAL 33
Permisif Kasih sayang/ kehangatan 14 3
19 1
berlebihan
22 2
Keterlibatan orang tua 7 2
17 2
kurang
30 3
Pengawasan orang tua / 11 2
16 1
kontrol longgar
25 3
29 3
TOTAL 22
Kesimpulan
Pola asuh anak keluarga Ny. S terhadap anaknya, adalah Demokratis
A. Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan infeksi pada neonates
- Meningkatkan pengetahuan perawatan payudara
- Meningkatkan pengetahuan cara menyusui
- Meningkatkan motivasi keluarga untuk menjalankan pola hidup sehat
B. Rencana Intervensi
No. Masalah Kesehatan Intervensi kolaborasi
1. Kurangnya pengetahuan 1. Memberikan edukasi mengenai tanda dan gejala
pencegahan infeksi pada infeksi pada bayi baru lahir
bayi 2. Memberikan edukasi manajemen kebersihan
lingkungan bayi
3. Mengajarkan cara/teknik cuci tangan yang benar
bagi keluarga sebelum berinteraksi dengan bayi
4. Bekerja sama dengan bidan setempat untuk
proses monitoring kesehatan bayi
2. Kurangnya pengetahuan 1. Memberikan edukasi klien mengenai pentingnya
perawatan payudara perawatan payudara
2. Memberikan edukasi mengenai perubahan yang
terjadi payudara (putiing masuk, lecet, bengkak,
dan kurangnya suplai ASI)
3. Mengajarkan klien menjaga kebersihan payudara
4. Mengajarkan klien massage payudara
3. Kurangnya pengetahuan 1. Memberikan edukasi tentang pentingnya ASI,
cara menyusui manfaatnya untuk pertumbuhan bayi.
2. Jelaskan tanda (bahwa) bayi membutuhkan
makan (misalnya refleks rooting, menghisap)
3. Jelaskan mengenai cara menyusui yang benar
dengan menjamin adanya kelekatan bayi ke dada
dengan cara yang tepat, (bayi) memegang dada
ibu serta (adanya) kompresi dan terdengar suara
menelan.
4. Kesiapan penerapan healthy 1. Memberikan edukasi tentang kebudayaan
life style kebiasaan mengkonsumsi jamu-jamuan
2. Edukasi mengenai dampak kebiasaan merokok
terhadap keluarga
3. Memberikann edukasi mengenai gizi seimbang
dan cara menerapkannya dalam konsumsi
makanan sehari-hari
4. Pemberian rekomendasi menu yang sesuai
dengan kebutuhan gizi tiap anggota keluarga
(diutamakan rekomendasi untuk variasi
makanan)
5. Sosial-ekonomi yang 1. Konseling dengan keluar mengenai keadaan
kurang ekonomi dan perilaku sehari-hari sehingga tidak
semakin membebani ekonomi keluarga
BAB IV
IMPLEMENTASI
A. Intervensi
2. Kurangnya Edukasi dan Leaflet dan Ibu dapat Ibu telah dapat Mendukung Pendamping Penyuluhan
pengetahuan demonstrasi boneka mendemonstrasikan mendemonstrasi ibu untuk an mengenai mengenai
perawatan massage payudara cara massage kan cara dapat tetap menyusui ASI
payudara dan dan cara untuk massage menyusui yang benar eksklusif
payudara dan cara
cara menyusui payudara dan dengan cara dan MP-
menyusui menyusui yang cara menyusui yang benar ASI
benar yang benar
4. Kesiapan - Penjelasan Poster dan - Terjadi - Bapak telah - Keluarga Pendamping Penyuluhan
penerapan mengenai leaflet perubahan mengurangi mendukun an dan mengenai
healthy life bahaya merokok kebiasaan frekuensi g bapak edukasi bahaya
style merokok untuk mengenai merokok
dan akibatnya merokok
- Merokok tidak menguran kebiasaan dan pola
bagi keluarga - Terjadi dekat bayi dan gi merokok di makan
- Penjelasan perubahan setelah frekuensi keluarga
mengenai variasi makanan merokok merokok dan variasi
alternatif langsung - Terus makan ibu
pengganti rokok membersihkan mendukun menyusui
- Penjelasan diri g untuk
- Makanan yang meningkat
mengenai zat
dikonsumsi kan variasi
gizi yang ibu dan makanan
dibutuhkan dan keluarga lebih
perlu bervariasi
ditambahkan
untuk asupan
ibu menyusui
- Merekomendasi
kan
penambahan
variasi makanan
sehari-hari ibu