Tugas Project PBB 3-02 - Karlina Sari - 16
Tugas Project PBB 3-02 - Karlina Sari - 16
Oleh :
KARLINA SARI
2301190065
PAJAK AP 3-02/16
Latar Belakang
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pungutan atas tanah dan bangunan
yang muncul karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi
seseorang atau badan yang memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh manfaat dari
padanya. Setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk membayar dan melunasi Pajak Bumi dan
Bangunan. Wajib Pajak dapat berperan dalam hal pengawasannya seperti memastikan
membayar sesuai dengan jumlah yang ditagih dan perhitungan yang benar ataupun
mengawasi proses penerbitan dan penagihan PBB secara benar dan jujur.
Tidak seperti tunggakan pajak Non-Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah
terintegrasi dengan Sistem Infomasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). Administrasi
1
tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan dalam pengelolaannya dikembalikan kepada
kebijakan masing-masing Kantor Pelayanan Pajak. Penyempurnaan administrasi
tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan dirasa perlu agar setiap Kantor Pelayanan Pajak
memiliki pengaturan administrasi yang optimal dan tersentralisasi oleh sistem pusat
sehingga proses penagihan pajak dapat berjalan dengan baik dan maksimal.
2
BAB II
Pembahasan
Surat teguran atau surat peringatan adalah surat yang diterbitkan untuk
melaksanakan penagihan pajak. Jika dalam waktu tujuh hari setelah tanggal
jatuh tempo penanggung pajak atau wajib pajak belum melunasi utang
pajaknya, maka surat teguran ini akan sampai ke tangan penanggung pajak.
b. Surat paksa
c. Surat sita
Surat sita adalah surat yang diterbitkan jika dalam waktu 2 x 24 jam
sejak diterbitkannya surat paksa, penanggung pajak belum membayarkan
3
pajaknya. Ada biaya yang dikenakan untuk surat sita ini yakni Rp 100.000.
Biaya ini digunakan untuk pelaksanaan sita.
d. Lelang
2. Data atas wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak PBB tidak dapat dilakukan
secara otomatis, karena belum terintegrasi sistem pusat. Sehingga perlu
4
dilakukan pengelolaan data terlebih dahulu dan tidak secara otomatis akurat (up-
to-date)
3. Proses administrasi yang tidak sederhana dan belum sempurna. Di era teknologi
diharapkan pengelolaan tunggakan pajak Bumi dan Bangunan dapat diselaraskan
dengan sistem pusat dan tersentralisasi.
4. Belum ada sistem pengawasan ketetapan pajak yang secara otomatis dapat
menampilkan data tunggakan yang sudah dilakukan tindakan penagihan dan yang
belum ditindaki, sehingga Kantor Pelayanan pajak harus berinovasi dengan
membuat register dan sistem untuk mempermudah setelah melakukan tindakan
penagihan.
5. Pembayaran atas ketetapan yang harus diawasi yang di perbarui secara manual.
Pengawasan yang optimal diperlukan untuk mengetahui kepatuhan Wajib Pajak
dalam pembayaran PBB.
6. Pengawasan data upaya hukum yang dilakukan oleh wajib pajak yang belum
terintegrasi sistem pusat.
C. Ide Terobosan
1. Membangun sistem sesuai dengan yang dibutuhkan mengenai Pajak Bumi Dan
Bangunan sehingga proses penerbitan surat-surat tindakan penagihan Pajak Bumi
Dan Bangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
3. Digitalisasi produk hukum Pajak Bumi Dan Bangunan serta berkas penagihan dari
mulai terbit Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) sampai upaya hukum
yang dilakukan oleh Wajib Pajak.
5
Pelayanan Pajak dalam pengelolaan administrasi tunggakan Pajak Bumi Dan
Bangunan. Penyempurnaan tersebut dimaksudkan untuk memperlancar
pelaksanaan penagihan pajak dan lebih memberikan rasa keadilan pada
Penanggung Pajak.
5. Validasi Data Tunggakan Pajak dengan mencocokkan data tunggakan pajak yang
terbit dengan sistem yang akan di sempurnakan. Dengan memiliki sistem nasional
untuk data tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan seperti pada pajak non-PBB yaitu
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) diharapkan dapat digunakan
untuk kepentingan analisis data tunggakan dan validasi data tunggakan pajak
secara nasional.
6
Bab III
Kesimpulan
A. Kesimpulan
B. Saran
7
Daftar Pustaka
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak. 2011. Tentang Kebijakan Penagihan Pajak.