JUMP 1 : TERMINOLOGI
1. perforasi sentral subtotal : terdapatnya lubang pada gendang telinga di bagian tengah
yang lebih besar dari 3/4 luas penampang timpani
2. region mastoid : regio di bagian kiri sampai kanan kepala sejajar dan setinggi processus
mastoideus os temporal
3. Mengapa keluhan ini berlangsung sejak usia 4 tahun dan terutama bila sedang mengalami
batuk, pilek dan demam dan pada saat dia sering berenang ke sungai ?
Jadi untuk keluhan yang berulang 4 tahun yang lalu itu terjadi karena perforasi yang
menetap, menyebabkan rongga timpani selalu berhubungan dengan dunia luar sehingga
kuman bias masuk dengan bebas ke kavum timpani dan bisa menyebabkan infeksi
sehingga mudah terjadi infeksi berulang dan terus menerus.
Kalo untuk batuk, pilek dan demam terjadi karena otitis media sering diawali dengan
infeksi pada saluran nafas seperti radang tenggorokan, pilek lalu menyebar ke telinga
tengah melalui tuba eustachius
Kalo untuk berenang jadi salah satu penyebab dari kurangnya menjaga kebersihan pada
telinga menyebabkan air dapat mudah masuk kedalam telinga sehingga bakteri dapat
menginvasi pada telinga luar menyebabkan peradangan pada telinga.
9. mengapa adiknya amri mengalami keluhan nyeri serta dan keluar cairan seperti nanah
akibat kemasukan serangga ditelinga kiri ?
keluhan nyeri dan keluar cairan seperti nanah : bisa diakibatkan oleh sengatan atau gigitan
serangga yang merasa terancam karena terperangkap dalam liang telinga, serangga yang masuk
ke telinga mungkin saja akan membuat gigitan atau goresan pada gendang telinga menyebabkan
pecah/bocornya pada gendang telinga menimbulkan rasa nyeri dan keluarnya cairan berupa
nanah.
Kongenital didapat
Prognosis danKomplikasi
Tuli kongenital salah satu masalah pada anak yang berdampak pada perkembangan
bicara, social, kognitif dan akademik. Penderita akan mengalami gangguan perkembangan
komunikasi, bahasa dan prestasi sekolah, tidak mampu untuk bersosialisasi, berperilaku
emosional, misalnya cepat marah, stress, yang pada akhirnya menjadikannya menjadi manusia
yang berkualitas rendah dan kualitas kerja yang rendah pula. Permasalahan yang muncul adalah
kesulitan mendeteksi apakah bayi itu dalam keadaaan normal atau tuli. Biasanya orangtua baru
menyadari adanya gangguan pendengaran pada anak jika tidak ada respon terhadap suara keras
atau terlambat bicara. Penting bagi orangtua untuk tanggap terhadap perkembangan anak
terutama respon terhadap stimulasi suara sekitarnya. Jika ada sedikit saja kelainan,
misalnya pada respon terhadap suara,anatomi leher dan kepala, kemampuan berbicaran dan
mengeluarkan suara, dan sebagainya, tidak adanya salahnya untuk memeriksakannya ke
dokter.
Untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran apabila tidak ada sarana yaitu dengan
memberikan bunyi-bunyian pada jarak 1 meter di belakang anak.
Alat bantu dengar dapat meningkatkan pengertian percakapan pada situasi yang berbeda
dan mendukung fungsi-fungsi lain dari pendengaran manusia. Dengan adanya variasi jenis dan
derajat gangguan dengar pada masing-masing orang dan bahkan antara satu telinga dengan
telinga lainnya, tersedia berbagai model yang berbeda yang disesuaikan dengan kondisi
pendengaran dan kebutuhan khusus masing - masing pemakai. 16
1. Model Generasi microStyle : Dengan sentuhan seni alat bantu dengar microStyle kecil
dan ringan. Desain ergonomic, dikombinasikan dengan tubing yang sangant tipis,
menghasilkan solusi kosmetik yang memuaskan. Alat ini tersembunyi di belakang telinga
dan anda akan lupa sedang menggunakan "sampai anda merasakan perbedaan suara yang
anda dengar".
2. Model Dalam Telinga (ITE) : : Alat bantu dengar yang digunakan tersembunyi dalam
telinga, secara estetik menyenangkan, untuk kondisi pendengaran ringan sampai sedang.
Model ITE yang terkecil disebut CIC (Completely-in-Canal), digunakan di liang telinga
doleh sebab itu akan sulit terlihat dari luar.
3. Model Belakang Telinga (BTE models): Alat bantu dnegar yang handal dan powerful, di
pasang di belakang telinga. Dapat digunakan pada semua derajat gangguan pendengaran, alat
ini terbukti bermanfaat pada gangguan sangat berat dengan peralatan khusus untuk
mendengar di kondisi yang sulit (FM systems dll).
CORPUS ALEINUM
Benda asing dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing di telinga merupakan masalah yang
sering ditemukan oleh dokter THT, dokter anak dan dokter layanan primer terutama di pelayanan
gawat darurat.1,3,4 Benda asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat bervariasi, baik
berupa benda mati atau benda hidup, seperti binatang, komponen tumbuh-tumbuhan, atau
mineral.
EPIDEMIOLOGI
Benda asing di telinga merupakan kasus yang sering ditemukan pada instalasi gawat
darurat THT. Insidennya mencapai 11% untuk semua kasus benda asing termasuk di hidung dan
tenggorok.2 Benda asing di liang telinga paling sering terjadi pada anak usia < 5 tahun,
sedangkan pada dewasa lebih jarang terjadi. Dalam pelayanan darurat THT dari sebuah rumah
sakit tersier di Sao Paulo, terdapat 15.640 kasus dalam periode waktu Februari 2010 sampai
Januari 2011. Benda asing menyumbang 827 kunjungan, atau 5,3% dari semua kasus. Pasien
memiliki usia rata-rata 19,8 tahun dan usia rata-rata 8 tahun. Insiden lebih besar ditemukan pada
individu yang berusia < 8 tahun dengan insiden puncak pada usia 3 tahun.
ETIOPATOGENESIS
Benda asing yang masuk ke liang telinga dapat berupa benda mati organik dan non
organik, atau benda hidup.7 Pada anak kecil sering ditemukan kacang hijau, manik, mainan, karet
penghapus dan terkadang baterai. Pada orang dewasa yang relatif sering ditemukan adalah
kapas cotton bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan
serangga kecil seperti kecoa, semut atau nyamuk.
Faktor-faktor yang berperan dalam masuknya benda asing di liang telinga adalah
keinginan untuk mengeksplorasi rongga-rongga tubuh (orifisium) terutama pada anak. Hal ini
terjadi akibat kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak dari benda-benda yang berisiko
masuk ke liang telinga. Faktor lainnya antara lain rasa ingin tahu (curiosity), iritasi karena
otalgia, ketertarikan pada benda-benda kecil, keinginan untuk bersenang-senang (fun making),
retardasi mental dan ADHD. Sementara pada dewasa biasanya disebabkan karena kecelakaan/
ketidaksengajaan atau karena gangguan jiwa.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien dewasa pada umumnya dapat mengatakan kepada pemeriksa bahwa ada sesuatu
dalam telinganya. Sementara pada anak, berdasarkan usianya, mungkin dapat mengetahui bahwa
ada benda asing dalam telinganya atau muncul dengan keluhan nyeri telinga atau telinga berair.
Pasien mungkin dapat merasakan ketidaknyamanan dan keluhan mual atau muntah jika ada
serangga yang hidup di liang telinga. Gejala lainnya dapat berupa gangguan pendengaran atau
rasa penuh di liang telinga.
Pada pemeriksaan fisik, temuan dapat bervariasi tergantung benda dan lama waktu benda
tersebut sudah berada di liang telinga. Benda asing yang baru saja masuk ke dalam telinga
biasanya muncul tanpa kelainan selain adanya benda asing tersebut yang terlihat secara langsung
atau dengan otoskopi. Nyeri atau perdarahan dapat terjadi pada benda yang melukai liang telinga
atau jika terjadi ruptur membran timpani, atau akibat usaha pasien yang memaksakan
pengeluaran benda tersebut. Jika sudah terlambat, dapat ditemukan eritema, pembengkakan dan
sekret berbau dalam liang telinga. Serangga dapat merusak liang telinga atau membran timpani
melalui gigitan atau sengatan.
TATALAKSANA
Banyak teknik untuk tatalaksana benda asing ditelinga yang tersedia, dan pilihan
tergantung pada situasi klinis, jenis benda asing yang dicurigai, dan pengalaman dokter. Pilihan
meliputi irigasi air, forsep pengangkat (misal: forsep alligator), loop
cerumen, right-angle ball hooks, dan kateter hisap. Serangga hidup dapat dibunuh cepat dengan
menanamkan alkohol, 2% lidokain (Xylocaine), atau minyak mineral ke liang. Hal ini sebaiknya
dilakukan sebelum pengangkatan, tetapi tidak boleh digunakan jika membran timpani mengalami
perforasi. Benda asing berbentuk bulat tidak dapat diangkat dengan forsep. Metode ini
menimbulkan rasa nyeri dan dapat mengakibatkan laserasi di liang telinga dan benda asing
masuk lebih dalam sehingga membutuhkan bius umum untuk mengangkatnya. Teknik irigasi
dapat dilakukan untuk benda yang kecil dan dekat dengan membran timpani. Aseton dapat
digunakan untuk melarutkan benda asing styrofoam atau untuk melunakkan cyanoacrylate
(contoh: lem perekat).
Tindakan pertama untuk mengangkat benda asing sangat penting karena angka
keberhasilan dapat berkurang jika tindakan pertama gagal. Selain itu, komplikasi akan meningkat
jika pengangkatan berulangkali gagal. Pada saat pengangkatan sering dirasakan nyeri, dan dapat
menyebabkan perdarahan yang menyebabkan keterbatasan visualisasi. Oleh sebab itu kadang
diperlukan sedasi atau anestesi. Indikasi lainnya meliputi pasien yang mengalami trauma pada
membran timpani, benda asing yang melekat kuat pada 2/3 medial liang telinga atau yang
dicurigai menyentuh membran timpani, benda asing dengan pinggir yang tajam (seperti pecahan
kaca) atau kegagalan pengangkatan yang berulang-ulang.