Bahasa yang dipelajari anak pertama kali adalah bahasa cinta
Betapa Intonasi suara yang kita gunakan dapat membantu kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita harus belajar untuk bilang iya kalo memang iya dan tidak kalo memang tidak, jangan karena sungkan sama orang lain jadinya malu atau ga enakan akhirnya menyakiti diri sendiri. Basic komunikasi dlu kuasai baru belajar parenting. Kalo komunikasi sama orang dewasa aja belum khatam atau belum bener gimana mau komunikasi sama anak? because their first love is their parents. Setiap orang punya blueprint nya masing-masing termasuk bahasa cinta yang dibawa akan berbeda-beda berdasar pada apa yang dia amati dan adopsi dari keluarganya. Memiliki komunikasi yang buruk itu bukan takdir termasuk nggak bisa mengasuh anak itu juga bukan takdir, itu semua bisa dipelajari, bisa dilatih, jadi jangan kuatir. Mempersiapkan pernikahan adalah satu hal, tapi menjadi orang tua itu hal yang lain (different skill) merupakan pembelajaran seumuran hidup (long life learning). Kita kalo bosen kerja di suatu tempat bisa resign ke tempat lain tapi menjadi orang tua itu nggak bisa kayak gitu, jadi orang tua engga ada resign nya dam ngga bisa. Sedih ngga sih kalo kita melakukan sesuatu itu karena ketidaktahuan. Otak anak itu konkret (oprasional) maksutnya, dia bisa merekam apa yang dia lihat, dia dengar, dan dia rasakan. Anak juga bisa membaca sikap dan perubahan raut wajah kita. Bahasa cinta yang paling simple adalah Assertiveness… saying your needs without hurting others dengan menyampaikan apa yang kita rasakan dan bukan apa yang kita pikirkan. Contoh, Avoid : kamu selalu deh ninggalin aku kalo lagi jalan Try : aku sedih kalo kamu ngga di samping aku pas lagi jalan, aku suka kalo kita jalannya bisa barengan. Jadi orang dewasa/orang tua enggak perlu gengsi untuk meminta maaf sama anak karena secara tidak langsung itu akan menjadi pelajaran berharga untuk anak kita kelak ketika dewasa. Menunjukkan sisi lemah orang tua itu sebenrnya nggak apa-apa (vulnerable), kalo kita bisa vulnerable ke anak Contoh, - Kalo mau nangis di depan anak gppa, anak perlu belajar its okey untuk menjadi kalah, its okey untuk menjadi sedih dan lain sebagainya dan jelaskan juga ke anak kalo kita lagi mengatasinya. - Pada saat kita tahu ada momen-momen tertantu yang memicu kita marah, kita perlu membuat janji sama anak kita. Contoh, “Boleh nggak kalo mama lagi marah mama dikasih waktu untuk diem dlu atau mama dikasih waktu untuk melakukan sesuatu, sama kaya mama ngasih waktu kamu saat kamu lagi marah” (meredakan kemarahan) karena pada saat kita marah kita udah nggak bisa mikir lagi, kalo kita bereaksi untuk melampiaskan amarah kita pada saat itu yang ada kita bakalan nyesel. Makanya penting untuk sadar, “oh sekarang aku lagi marah nih” dan ada baiknya untuk Menunda reaksi atau lebih baik tidak bereaksi terlebih dahulu. - Jangan tiba-tiba diem/ngambek atau Ghosting (tiba-tiba ilang) kalo lagi marah karena orang nggak akan paham dan nggak ada orang yang suka didiemin, yaudah katakan aja “aku lagi marah sama kamu, I don’t wanna say anything that you know aku perlu nenangin diri dulu. - Kita harus inget tujuan komunikasi itu apa ? untuk menyampaikan pesan kan dan orang lain nangkep, tp kalo kita ngambek pesan itu nggak akan sampai jadi harus pake cara lain. Kalo kita cinta sama seseorang kita pasti bisa bikin salah tapi kita juga bisa minta maaf dan perbaiki. Mencintai yang adil bukan berarti sama, tapi memberi sesuai porsi yang dia butuhkan. Contoh ada anak yang dengan ditepuk-tepuk pundaknya aja dia udah seneng, tapi ada juga anak yang butuh untuk dipeluk.