Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISIS JURNAL

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH :

DEWI NOPIA
ELY PURNAMA
KRISNA BAGUS WIDODO

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019/2020
1. Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme
menahun/kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemi) yang disebabkan karena jumlah insulin yang kurang atau jumlah
insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih akan tetapi kurang efektif, kondisi ini
disebut dengan resistensi insulin. Indonesia termasuk 10 besar negara dengan
jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) terbanyak. Pada tahun 2000 jumlahnya
8.426.000 orang, dan WHO memprediksi pada tahun 2030 jumlah ini akan
meningkat menjadi 21.257.000 orang (WHO, 2012). Meningkatnya jumlah
penderita Diabetes Melitus (DM) dapat disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah faktor keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, pola
makan yang salah, obat-obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah,
kurangnya aktifitas fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan stress.

2. Rumusan Masalah
Pertanyaan klinik:
1. Mana yang lebih efektif pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan relaksasi autogenik
menurunkan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2?
2. Yang mana prosedur yang bisa diterapkan pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan
relaksasi autogenik menurunkan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe
2?

(Patient, Penanganan Diabetes Melitus (DM) di rumah sakit yang ada


Population or
selama ini masih sebagian besar berfokus pada pengobatan
Problem)
konvensional yang telah diprogramkan oleh dokter, belum
memperhatikan penanganan stress pasien, sedangkan faktor
psikologis sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pasien.
Apabila stres yang dialami penderita diabetes dibiarkan saja,
dengan kadar gula darah tetap tinggi dan tidak dikelola dengan
baik, ditakutkan komplikasi akut (ketoasidosis diabetes/KAD,
asidosis laktat, koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik)
sampai komplikasi kronik (retinopati, nefropati, jantung koroner)
dapat terjadi (Sudoyo, dkk, 2006). Sehingga dengan itu perlu
penanganan secara holistik pada pasien Diabetes Melitus (DM).
(Intervention) Salah satu cara meredakan ketegangan emosional adalah relaksasi
otot progresif. Teknik ini memaksa individu untuk berkonsentrasi
pada ketegangan ototnya dan kemudian melatihnya untuk relaks.
Orang yang stres, secara emosional tegang dan mengalami
ketegangan otot. Teknik ini berusaha meredakan ketegangan otot
dengan harapan bahwa ketegangan emosionalpun berkurang.
(Comparasion or Relaksasi autogenik menurunkan kadar gula darah pasien diabetes
Intervention)
melitus tipe 2. Selama tujuh hari dimana dilakukan dua kali sehari.
Sebelum dan sesudah dalam sehari dilakukan teknik relaksasi
autogenik kadar gula darah pasien di ukur menggunakan alat
pengukur gula darah yang sudah dikalibrasi.
(Outcome) Responden dalam penelitian melaporkan bahwa pada saat
melakukan relaksasi otot progresif ada merasakan ketegangan otot
ketika bagian otot-otot tubuhnya diteganggkan dan merasakan
sesuatu yang rileks, nyaman, enak, dan santai ketika otot-otot
tubuh yang sebelumnya ditegangkan tersebut direlaksasikan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, terlihat bahwa
latihan relaksasi otot progresif mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien
diabetes melitus (DM).

Responden dalam penelitian diberikan tindakan terapi relaksasi


autogenik selama tujuh hari dimana dilakukan dua kali sehari.
Sebelum dan sesudah dalam sehari dilakukan teknik relaksasi
autogenik kadar gula darah pasien di ukur menggunakan alat
pengukur gula darah yang sudah dikalibrasi.

3. Metode/strategi penelusuran bukti


Jurnal pertama:
Judul: Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar Gula darah
pada pasien diabetes melitus di wilayah puskesmas Woha – bima tahun 2018
Alamat jurnal: JIME, Vol. 4. No. 1. ISSN 2442-9511 April 2018
Waktu penelitian: 2018

Jurnal kedua:
Judul: Relaksasi Autogenik Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2
Alamat jurnal: REAL in Nursing Journal (RNJ) Research of Education and Art
Link in Nursing Journal. ISSN: 2685-9068 (Print), 2685-1997 (Online). Vol. 1,
No. 3, Desember 2018
Waktu penelitian: 2018
4. Hasil Penelusuran

NO Judul Jurnal Validity Important Applicable


1 Pengaruh relaksasi Metode: Kuasi eksperimen dengan Membandingkan hasil intervensi dua kelompok, yaitu kelompok Diberi latihan Relaksasi otot progresif
otot progresif pre and post control group, yaitu
suatu desain yang memberikan intervensi dan kelompok kontrol yang keduanya diukur sebelum dan selama tiga hari dengan frekuensi
terhadap penurunan
perlakuan pada dua atau lebih sedah melakukan intervensi. Kelompok kontrol dalam penelitian ini latihan dua kali sehari dan durasi
kadar Gula darah kelompok, kemudian diobservasi
pada pasien diabetes sebelum dan sesudah implementasi penting untuk melihat perbedaan perubahan variabel terikat antara masing-masing sesi ± 15 menit
Populasi:9 responden
melitus di wilayah kelompok intervensi dan kelompok control. memperlihatkan adanya perbedaan
puskesmas Woha- ratarata KGD baik KGD jam 08.00,
bima tahun 2018 12.00, dan 17.00 sebelum dan setelah
latihan Relaksasi otot progresif.
2 Relaksasi AutogenikMetode: Quasi eksperiment Relaksasi autogenik diberikan selama tujuh hari dimana dilakukan dua Penelitian yang dilakukan pada 15
Menurunkan Kadar dengan pendekatan pre post
kali sehari. Diamati sebelum dan sesudah pemberian dalam sehari orang pasien DM tipe 2, diberikan
Gula Darah Pasien test
dilakukan teknik relaksasi autogenik kadar gula darah pasien di ukur selama tujuh hari sebanyak dua kali
Diabetes Melitus Sampel: sampel yang
Tipe 2 diambil sebanyak 15 orang menggunakan alat pengukur gula darah yang sudah dikalibrasi dari hasil sehari dan dilakukan pengukuran gula
dengan teknik purposive akan terlihat perubahan yang terjadi setelah diberikan terapi relaksasi darah sebelum diberikan dan sesudah
sampling dan kriteria sampel
diberikan.
pasien DM tipe 2 yang tidak
memiliki komplikasi penyakit
lanjutan.
5. Diskusi
Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar Gula darah pada
pasien diabetes melitus di wilayah puskesmas Woha – bima tahun 2018
Kelebihan:
a. Lebih mudah dalam mengaplikasikannya karena bisa dilakukan kapan saja
b. Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya rendah
Kekurangan:
a. Jika tidak dilakukan dengan benar maka tidak akan berefek untuk
menurunkan kadar gula darah
b. Tidak dapat dilakukan pada klien dengan penurunan kesadaran

Relaksasi Autogenik Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus


Tipe 2
Kelebihan:
a. Lebih mudah dalam mengaplikasikannya karena bisa dilakukan kapan saja
b. Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya rendah
Kekurangan:
a. Pengaplikasiannya harus konsentrasi dengan pemikirannya untuk mencapai
terapi yang maksimal
b. Tidak dapat dilakukan pada klien dengan penurunan kesadaran
c. Lebih lama untuk menurunkan kadar gula darah

6. Kesimpulan
Dari data diatas di dapatkan hasil bahwa Pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap penurunan kadar Gula darah lebih efektif dalam segi waktu dan segi
hasil kadar gula dalam darah karena dalam kurun waktu 3 hari sudah ada hasil
penurunan kadar gula dalam darah sedangkan Relaksasi Autogenik mempunyai
waktu yang cukup lama.

Banjarmasin, 15 Mei 2020

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

(Mira, Ns.,M.Kep) (Noorzainah, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai