Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fiya Fhadilah Ihsani

NIM : 11782201724
Nutri dan Zat Pengatur Tumbuhn (Tugas Ke 5)

1. Contoh Aplikasi Interaksi Auksin dan Sitokinin


Sebelumnya, sitokinin merupakan senyawa derifat adenin yang dicirikan oleh
kemampuannya menginduksi pembelahan sel (cell division) pada jaringan (dengan
adanya auxin). Bentuk dasar dari sitokinin adalah adenin (6-amino purine). Sitokinin
merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis). Beberapa macam
sitokinin merupakan sitokinin alami (misalnya kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya
merupakan sitokinin sintetik.
Ahli biologi tumbuhan juga menemukan bahwa sitokinin dapat meningkatkan
pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga
menunda penuaan daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses
kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman. Pada tumbuhan, efek
sitokinin sering dipengaruhi oleh keberadaan auxin.
Interaksi antagonis antara auxin dan sitokinin juga merupakan salah satu cara
tumbuhan dalam mengatur derajat pertumbuhan akar dan tunas, misalnya jumlah akar
yang banyak akan menghasilkan sitokinin dalam jumlah yang banyak. Peningkatan
konsentrasi sitokinin ini akan menyebabkan sistem tunas membentuk cabang dalam
jumlah yang lebih banyak. Interaksi antagonis ini umumnya juga terjadi di antara
ZPT tumbuhan lainnya.
Penelitian pertumbuhan pith tissue culture dengan menggunakan sitokinin
dan auxin dalam berbagai perbandingan telah dilakukan oleh Weier et al (1974,
dalam Moore, 1979). Dihasilkan bahwa apabila dalam perbandingan sitokinin lebih
besar dari auxin, maka hal ini akan memperlihatkan stimulasi pertumbuhan tunas dan
daun. Sebaliknya apabila sitokinin lebih rendah dari auxin, maka ini akan
mengakibatkan stimulasi pada pertumbuhan akar. Sedangkan apabila perbandingan
sitokinin dan auxin berimbang, maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan
berimbang pula. Tetapi apabila konsentrasi sitokinin itu sedang dan konsentrasi auxin
rendah, maka keadaan pertumbuhan tobacco pith culture tersebut akan berbentuk
callus.

Contoh Aplikasi Sitokinin dan auksin

Pada metode kultur jaringan, penggunaan auksin dan sitokinin sudah banyak
digunakan. Jika konsentrasi auksin lebih besar daripada sitokinin maka kalus akan
tumbuh, dan bila konsentrasi sitokinin lebih besar dibandingkan auksin maka tunas
akan tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan sitokinin 2 ppm cenderung nyata
meningkatkan jumlah pecah tunas, pertambahan tinggi dan jumlah daun, namun
cenderung menghambat pertambahan luas daun. Sedangkan pada pertambahan
diameter batang perlakuan tersebut tidak berpengaruh. Setelah berumur 4 tahun,
tanaman yang diberikan sitokinin 2 ppm masih menunjukkan tinggi tanaman dan
jumlah daun yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman lain.
Pada penelitian kultur invitro buah Makasar, pemberian sitokinin BAP dan
auksin 2,4-D berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Pada berbagai taraf
konsentrasi telah memberikan respon yang berbeda terhadap pertumbuhan eksplan
biji buah makasar. Semakin tinggi konsentrasi BAP maupun 2,4 D maka semakin
tinggi pula prosentase pembentukan kalus. BAP 1,5 mg/l merupakan konsentrasi
yang optimum dalam pertumbuhan biji buah makasar secara invitro untuk tujuan
perbanyakan.

2. Cara IAA Mensintesa DNA Pada Tanaman Tobacco Pith dan berikan contoh
tanaman yang lain.
Dalam pembelahan sel, dikemukakan bahwa IAA dan kinetin, apabila
digunakan secara tersendiri akan menstimulasi sintesis DNA dalam tobacco pith
culture. Dan menurut ahli tersebut, kehadiran IAA dan kinetin ini diperlukan dalam
proses mitosis walaupun IAA lebih dominan pada fase tersebut.
IAA termasuk fitohormon golongan auksin alami dan berperan sebagai zat
pemacu pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan sintesis DNA dan RNA,
serta pemanjangan sel dengan meningkatnya pertukaran proton.
Contoh lain pada tanaman padi yaitu dengan cara meningkatkan aktivitas
transkripsi DNA untuk membentuk template atau dengan mempengaruhi efektifitas
RNA poimerase (kresnawaty & santosa, 1988).

Anda mungkin juga menyukai