ISLAM
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”MASA
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM” dengan lancar. Dalam
penulisan makalah ini kami tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada Dra. Hj.
Srijatun, MSI Selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, dan semua
pihak yang telah membantu selesainya penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan dan kehilafan. Oleh
karena itu kamiselaku penulis makalah ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah
ini terdapat banyak kesalahan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca yang
budiman pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
22 Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ahmad Tafsir (1994) menyatakan bahwa pendidikan dalam Islam merupakan sebuah
rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal,
mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai
seorang hamba (abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai ‘pemelihara’ (khalifah) pada
semesta-(Tafsir, 1994). Karenanya, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakn peserta
didik (generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar
memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat (lingkungan). Dalam
lintasan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini benar-benar bisa dilaksanakan pada
masa-masa kejayaan Islam. Hal ini dapat kita saksikan, di mana pendidikan benar-benar
mampu membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan
sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang Jazirah Arab, Asia Barat hingga Eropa Timur.
Untuk itu, adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik
merupakan sebuah keniscayaan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana periodesasi pendidikan islam?
Bagaimana pendidikan pada masa Rasulullah saw.?
Bagaimana pendidikan pada masa Al-Khulafah Al-Rasyidin?
Bagaimana pendidikan pada masa Bani Umawiyah?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
Mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam
Mengetahui pusat-pusat pendidikan islam
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
B. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
a. Pendidikan pada masa Rasulullah saw di Mekah
b. Pendidikan pada masa Rasulullah di MAdinah
C. Pendidikan Islam Pada Masa Khulafa Al-Rasyidin
D. Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERIODISASI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam. Oleh
karenanya, periodesasi pendidikan islam berada dalam periode-periode sejarah islam itu
sendiri.
Periodisasi pendidikan islam dibagi menjadi 5 periode, yaitu:
1. Periode pembinaan pendidikan islam, yang berlangsung pada zaman nabi Muhammad Saw
2. Periode pertumbuhan pendidikan islam, yang berlangsung sejak nabi Muhammad Saw
wafat sampai akhir bani Umayyah, yang diwarnai dengan berkembangnya ilmu-ilmu haliyah
3. Periode kejayaan pendidikan islam, yang berlangsung sejak permulaan daulah Abbasiyah
sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu aqliyah dan
timbulnya madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan islam.
4. Periode kemunduran pendidikan islam, yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai jatuhnya
Mesir ketangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi kebudayaan islam dan
berpindah pusat pengembangan kebudayaan ke dunia barat
5. Periode pembaharuan pendidikan islam, yang berlangsung sejak penduduk Mesir oleh
Napoleon sampai masa kini, yang ditandai dengan gejala kebangkitan kembali umat dan
kebudayaan islam.
Prof. Dr. Harun Nasution secara garis membagi sejarah islam kedalam tiga periode
yaitu periode klasik, pertengahan, dan modern.
Kemudian dalam buku Dra. Zuhairini dijelaskan bahwa periode-periode tersebut di
bagi menjadi lima masa, yaitu:
masa dari jatuhnya kekuasaan Khalifah di Bagdad tahun 1250 M s/d sekarang.
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada
tahun 610 M.dalam wahyu itu termaktub ayat al-qur’an yang artinya: “Bacalah (ya
Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan
dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua termaktub ayat al-qur’an yang artinya: Hai
orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah
kamu member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Dengan turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah,
supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk member
peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik
dan mengajarkan islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain.
Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan
teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin
Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat
itulah pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam.disanalah Nabi mengajarkan
dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan
wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan
orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam
kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu
dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-
sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan
pendidikan islam.
Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga
mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran islam.
Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.
Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah
pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepda manusia, supaya
mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan dan alam semesta seagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah. Pembinaan
pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
Pendidikan Keagamaan yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata jangan
dipersekutukan dengan nama berhala
Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan
kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam islam di Madinah
adalah sebagai berikut:
Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan islam pada masa itu adalah pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih
lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi
Muhammad saw dan gnerasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan
islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-
qur’an.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman
ayat 13-19 adalah sebagai berikut: Pendidikan Tauhid, Pendidikan Shalat, Pendidikan adab
sopan dan santun dalam bermasyarakat, Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga,
Pendidikan kepribadian, Pendidikan kesehatan, Pendidikan akhlak.
Sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada
yang mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan islam.
Pendidikan pada masa khalifah Abu Bakar tidak jauh berbeda dengan pendidikan
pada masa Rasulullah. Pada masa khalifah Unar bin Khattab, pendidikan sudah lebih
meningkat dimana pada masa khalifah Umar, guru-guru sudah diangkat dan digaji untuk
mengajar ke daerah-daerah yang baru ditaklukan. Pada masa khalifah Usman bin Affan,
pendidikan diserahkan pada rakyat dan sahabat tidak hanya terfokus di Madinah saja, tetapi
sudah di bolehkan ke daerah-daerah untuk mengajar.pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib,
pendidikan kurang mendapat perhatian, ini disebabkan pemerintahan Ali selalu dilanda
konflik yang berujung kepada kekacauan.
Visi Pendidikan di zaman Bani Umayyah secara eksplisit tidak dijumpai. Namun dari
berbagai petunjuk bisa diketahui bahwa visinya adalah unggul dalam ilmu agama dan umum
sejalan dengan kebutuhan zaman dan masing-masing wilayah Islam. Adapun misinya antara
lain :
c. Memberikan pelayanan pendidikan pada seluruh wilayah Islam secara adil dan merata.
Adapun Tujuannya adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam
secara seimbang dalam ilmu agama dan umum serta mampu menerapkannya bagi kemajuan
wilayah Islam. Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat dan warga yang
terdapat diseluruh wilayah kekuasaan Islam,sebagai dasar bagi dirinya dalam membangun
masa depan yang lebih baik. Visi,misi,tujuan dan sasaran pendidikan tersebut diatas, secara
eksplisit
atau tertulis tentu belum ada. Namun dari segi kebijakannya secara umum serta hasil-hasil
yang dicapai oleh dinasti ini mengandung visi,misi,tujuan dan sasaran tersebut.
b. Kelembagaan Pendidikan Bani Umayyah
a. Istana
b. Khuttab
Khuttab atau Maktab berasaal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat
menulis, jadi Khuttab adalah tempat belajar menulis. Khuttab merupakan tempat anak-anak
belajar menulis dan membaca, menghafal Al Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.
[6]
Adapun cara yang dilakukan oleh pendidik disamping mengajarkan Al Quran mereka
juga belajar menulis dan tata bahasa serta tulisan. Perhatian mereka bukan tertumpu
mengajarkan Al Quran semata dengan mengabaikan pelajaran yang lain, akan tetapi perhatian
mereka pada pelajaran sangat pesat. Al Quran dipakai sebagai bahasa bacaan untuk belajar
membaca, kemudian dipilih ayat-ayat yang akan ditulis untuk dipelajari. Disamping belajar
menulis dan membaca murid-murid jug mempelajari tata bahasa Arab, cerita-cerita Nabi,
hadist dan pokok agama.
Peserta didik dalam Khutab adalah anak-anak, tidak dibatasi baik miskin ataupun
kaya. Para guru tidak membedakan murid-murid mereka, bahkan ada sebagian anak miskin
yang belajar di Khuttab memperoleh pakaian dan makanan secara cuma-cuma. Anak-anak
perempuan pun memperoleh hak yang sama dengan anak-anak laki-laki dalam belajar.
c. Mesjid
Peranan Mesjid sebagai pusat pendidikan dan pengajaran senantiasa terbuka lebar
bagi setiap orang yang merasa dirinya tetap dan mampu untuk memberikan atau mengajarkan
ilmunya kepada orang-orang yang haus akan ilmu pengetahuan. Pada Bani Umayyah, Mesjid
merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi setelah khuttab. Pelajaran
yan diajarkan meliputi Al Quran, Tafsir, Hadist dan Fiqh. Juga diajarkan kesusasteraan,
sajak, gramatika bahasa, ilmu hitung dan ilmu perbintangan.
d. Badi’ah
Lembaga Pendidikan Badiah muncul seiring dengan kebijakan pemerintahan Bani
Umayyah untuk melakukan program Arabisasi yang digagas oleh khalifah Abdul Malik Ibn
Marwan. Secara harfiah badiah artinya dusun Badui di padang sahara yang di dalam terdapat
padang sahara yang didalam terdapat bahasa Arab yang masih fasih dan murni sesuai dengan
kaidah bahasa Arab. Akibat dari Arabisasi ini maka muncullah ilmu qawaid dan cabang ilmu
lainnya mempelajari bahasa Arab. Melaui pendidikan di Badiah ini,maka bahasa Arab dapat
sampai ke Irak,Syiria,Mesir, Lebanon,Tunisia,Al-Jazair,Maroko,di samping Saudi Arabia,
Yaman, Emirat Arab,dan sekitarnya. Dengan demikian banyak para penguasa yang mengirim
anaknya untuk belajar bahasa Arab ke Badiah.
e. Perpustakaan
Perpustakaan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Pada
pendidikan dan pengajaran yang berbasis penelitian, perpustakaan, memegang peranan yang
sangat penting. Ia menjadi jantung sebuah lembaga pendidikan.
Perpustakaan selanjutnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan buku,
melainkan juga melakukan kegiatan belajar mengajar. Seorang penulis atau pengarang
terkadang diundang ke perpustakaan untuk mempresntasikan temuan atau informasi yang ada
dalam buku yang ditulisnya. Di zaman Bani Umayyah perhatian dan pengembangan
terhadap perpustakaan mengalami peningkatan. Al-Hakam ibn Nasir (350 H.961M) misalnya
mendirikan perpustakaan yang besar di kordoba.
f. Al. Bimaristan
Al Bimaristan adalah rumah sakit tempat berobat dan merawat orang serta berfungsi
sebagai tempat melakukan magang dan penelitian bagi calon dokter. Di masa sekarang ini al-
Bimaristan di kenal dengan istilah Teaching hospital (Rumah sakit Pendidikan). Khalid Ibn
Yazid, Cucu mu’awiyah, misalnya tertarik pada ilmu kimia dan kedokteran.
Melalui wewenang yang ada padanya ia menyediakan jumlah dana dan memerintahkan
para sarjana Yunani yang ada di Mesir untuk menterjemahkan buku kimia,dan kedokteran ke
dalam bahasa Arab. Inilah kegiatan penerjemahan pertama dalam sejarah Islam. Tempat
untuk melakukan kegiatan keilmuan ini adalah al-Bimaristan. Khalifah al-waid ibn Abd
Malik termasuk khalifah yang banyak memberikan perhatian terhadap al-Bimaristan.
c. Kurikulum Pendidikan Bani Umayah
Kurikulum pendidikan pada Bani Umayyah meliputi :
a. Ilmu agama yakni Al-Qur’an,Hadis dan Fikih. Sejarah mencatat bahwa pada masa khalifah
Umar Ibn Abd al-Aziz (99-10 H) dilakukan proses pemubukuan Hadis, sehingga studi Hadis
mengalami perkembangan yang pesat.
b. Ilmu sejarah dan geografi yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah
dan riwayat.
d. Filsafat yaitu segala ilmu pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu
mantik,kimia,astronomi,ilmu hitung dan ilmu yang behubungan dengan hal tersebut, dan ilmu
Kedokteran.
Kurikulum pelajaran selanjutnya diatur secara lebih khsusus pada setiap lembaga
khusus pada setiap lembaga pendidikan. Untuk pendidikan di istana misalnya diajarkan
tentang Al-Qur’an, Al-Hadis, syair-syair yang terhormat riwayat para hukama (filsuf),
membaca, menulis, berhitung, dan ilmu-ilmu umum lainnya.
d. Pendidik
Pendidik adalah seorang yang tugasnya selain mentransfer ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai kepada peserta didik,juga menumbuhkan,membina,dan mengembangkan bakat
minat dan segenap potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga menjadi actual dan
terbedayakan secara optimal. Pendidik pada zaman Bani Umayyah di sesuaikan dengan tugas
dan fungsinya pada lembaga pendidikan sebagaimana disebutkan diatas, yaitu ada pendidik
yang bertugas di istana, dan ada pula pendidik yang bertugas di badiah, perpustakaan, dan al-
Bimaristan.
Para khalifah Bani Umayyah seperti Muawiyah ibn Abi Sufyan, Abd al-Malik ibn
Marwan,al Walid ibn Abd. Al-Malik,Umar ibn Abd, al-Aziz, dan Hasyim ibn Abd.al-Malik
sudah pasti mengeluarkan pembiayaan untuk pendidikan. Pengelolaan pendidikan dapat
diartikan sebagai kegiatan merencakan (planning), mengorganisasikan
(organizing),melaksanakan (actualling), mengawasi (controlling), membina (supervising),
dan menilai (evaluating) hal-hal yang berkaitan dengan seluruh aspek pendidikan :
kurikulum, proses belajar mengajar hasil pembelajaran, kinerja para guru dan staf, pelayanan
administrasi pendidikan,dan respon masyrakat merupakan sesuatu yang dinamis dan mudah
pengaruhi oleh berbagai faktor dan keadaan.
Adapun pemerintah pusat hanya menetapkan kebijakan yang bersifat umum saja,
misalnya kebijakan tentang peerlunya program Arabisasi di zaman khalifah Abd.al-malik ibn
Marwan. Melaksanakan program ini masing-masing provinsi menyelenggrakan program
tersebut sesuai dengan kebijakannya.
f. Lulusan
Lulusan pendidikan dapat diartikan mereka yang telah tamat mengikuti pendidikan
pada jenjang tertentu yang selanjutnya mendapat gelar atau sebutan yang menunjukkan
keahliannya, dan memiliki otoritas atau kepercayaan untuk mengajarkan ilmunya. Para
lulusan pendidikan di zaman Bani Umayyah ini terdiri dari para tabi’in, yaitu mereka yang
hidup berguru kepada para sahabat Nabi, atau generasi kedua setelah sahabat.
Para lulusan pendidikan tersebut sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang
mereka ikuti. Ada yang merupakan lulusan dari pendidikan istana, badiah,perpustakaan,dan
rumah sakit, serta ada pula yang belajar ilmu-ilmu dasar di masjid dan kuttab. Selanjutnya
dengan kecerdasan, keseungguhan,ketabahan, dan keuletannya, ia terus mengembangkan
ilmunya secara autodidak untuk selanjutnya menjadi seorang ahli. Belum ada informasi yang
pasti tentang berapa jumlah lulusan pendidikan zaman Bani Umayyah. Pada bagian ini hanya
akan dikemukakan beberapa orang saja yang namanya sering didengar di kalangan para
sarjana dan para pakar studi Islam. Mereka itu adalah Thawus bin Kaisan (ahli Ibadah atau
zahid), al-Hasan al-Bashri (ahli fiqih dan ahli tasawuf yang kuat hafalannya), Muhammad bin
Sirin (ahli Fiqih dan perawi hadis), al-Imam al-Zuhri (ahli Hadis dan hafidz), al-Imam Abu
Hanifah (ahli Fiqih) Abdurrahman bin Amr al-Auza’I (ahli fiqih), Sufyan al-Tsauri (ahli
Hadis) Malik bin Anas (ahli hadis dan fikqih), Waqi’ bin al-jarrah (ahli fiqih), yahya bin said
al-Qaththani (ahli Hadis),Muhammad bin Idris al-syafi’I (ahli fiqih), Yahya bin Ma;in (ahli
hadis) dan Ahmad bin Hambal (ahli Hadis dan fiqih).
Dalam perjalanan setiap pemerintahan sudah sangat lazim tentu ada beberapa faktor
sebagai pendukung dan tentunya ada faktor yang menjadi penghambat jalannya sebuah
pemerintahan tersebut. Dalam bidang pendidikan di masa pemerintahan bani Umayah dapat
di klasifikasikan dalam dua ranah yakni :
5. Perpustakaan
7. Masjid selain tempat Ibadah juga pusat komunikasi pengetahuan bagi umat Islam di waktu
masa tersebut.
8. Pendidik
V. Korelasi Pendidikan dimasa Bani Umayah dengan kondisi pendidikan saat sekarang.
Korelasi dengan zaman sekarang ini yakni Pendidikan juga di arahkan dalam
penguasaan dua hal yakni pendidikan yang bersifat agama dan umum. Peserta didik sekarang
tidak hanya diarahkan untuk menguasai pendidikan agama akan tetapi diarahkan juga dengan
pendidikan umum lebih khusus dalam penguasaan ilmu tekhnologi yang berkembang saat ini.
Sehingga saat ini dapat kita lihat berbagai macam terobosan pendidikan Islam dengan
berdirinya pendidikan Islam yang modern,atau pesantren modern yang tidak hanya
menguasai pengetahuan agama akan tetapi menguasai pendidikan umum.
3. Pendidik
Sebagaimana dengan kondisi sekarang ini pendidik merupakan salah satu kunci juga
dalam pengembangan pendidikan. Sehingga para pendidik saat ini benar-benar di perhatikan
dan secara real bagaimana pemerintah saat ini menerapkan berbagai macam upaya program
dalam rangka perhatian dalam pendidikan itu sendiri. Salah satu program yakni dengan
menerapkan proses sertifikasi guru atau pendidikan latihan profesi guru (PLPG) hal ini
dilakukan agar seorang guru mengajar sesuai dengan profesi mata pelajaran yang ia kuasai.
Menyangkut pembiayaan dalam pendidikan jika ditarik pada konteks sekarang ini
tentunya dapat langsung kita simpulkan tentunya menyangkut dengan anggran pendidikan itu
sendiri. Di hubungkan dengan faktor anggaran maka bila mengambil konteks Indonesia maka
sesuai dengan anggaran yang ditetapkan pemerintah oleh pemerintah bahwa anggaran
pendidikan kita sebesar 20 % dari APBN dan APBD. Maka ketika di singkronkan dengan
pembiayaan di zaman Bani Umayyah tentunya sangat berbeda dalam penetapan maupun
penerapannya. Hanya dalam kebijakan Bani Umayyah dalam pendidikan jelas mengeluarkan
pembiayaan pendidikan, meskipun penentuan berapa jumlah anggaran tersebut tidak
ditetapkan. Namun pembiayaan pendidikan dapat dilihat dengan berdirinya lembaga atau
sarana prasarana yang didirikan oleh Pemerintahan Bani Umayyah waktu itu dalam perhatian
dan pengembangan dunia Pendidikan, mulai dari pendirian lembaga khuttab,gedung sastra
dan bahasa, rumah sakit untuk praktikum calon dokter, serta perpustakaan.
Dari beberapa Korelasi diatas ada hal yang urgen dan menarik dalam pengembangan
pendidikan agama dan umum sebagaimana misi dari pendidikan Bani Umayyah yakni
keseimbangan antara pendidikan agama dan umum. Walaupun keseimbangan pengembangan
pendidikan agama dan umum di zaman Bani umayyah tidak semodern dalam konteks saat ini,
namun hal tersebut patut juga untuk menjadi perhatian bahwa di zaman tersebut sudah
memulai dan memikirkan konsep pendidikan tersebut. Dan dalam realitas sekarang ini hal
yang menjadi urgensial untuk menjadi fokus saat ini yakni arah tujuan pendidikan itu sendiri
baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.
A. KESIMPULAN
Periodisasi pendidikan islam dibagi menjadi 5 periode, yaitu:
1. Periode pembinaan pendidikan islam
2. Periode pertumbuhan pendidikan islam
3. Periode kejayaan pendidikan islam
4. Periode kemunduran pendidikan islam
5. Periode pembaharuan pendidikan islam
Prof. Dr. Harun Nasution secara garis membagi sejarah islam kedalam tiga periode
yaitu periode klasik, pertengahan, dan modern.
Kemudian dalam buku Dra. Zuhairini dijelaskan bahwa periode-periode tersebut di
bagi menjadi lima masa, yaitu:
masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M), ada dua masa yaitu sewaktu Rasulullah
di Mekah dan di Madinah
masa Khalifaur Rasyidin di Madinah ( 632-661 M), Pendidikan islam masih tetap
memantulkanAl-Qur’an dan Sunnah di ibu kota khilafah di Makkah, di Madinah dan di
berbagai negri lain yang ditaklukan oleh orang-orang islam.
masa kekuasaan Umawiyah di Damsyik (661-750 M), visinya adalah unggul dalam ilmu
agama dan umum sejalan dengan kebutuhan zaman dan masing-masing wilayah Islam.
masa dari jatuhnya kekuasaan Khalifah di Bagdad tahun 1250 M s/d sekarang.
B. SARAN
Demikianlah makalah tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, bila kesalahan dalam penulisan makalah
ini kami mohon maaf. Selanjutnya kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dudung Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam,2010. Jakarta: Rajawali Pers
2. Fahidin, Fuad Muhammad, Perkembangan Kebudayaan Islam, 1985. Jakarta: Bulan Bintang
3. Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, 1995, Jakarta: Bumi Aksara