8.1 PENDAHULUAN
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat
listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika
lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric
Power Converter
Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat menjaga kestabilan tegangan
dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan atau variasi pada beban atau sumber listrik
(Tegangan dan Arus Input).
Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan ataupun arus listriknya dapat
berubah ketika beban berubah atau sumber listriknya mengalami perubahan.
Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang tegangan atau Arusnya dapat diatur
sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power
Supply yaitu Regulated Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power
Supply.
Jenis-jenis Power Supply
1. DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus listrik dalam
bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu Positif dan Negatif untuk
bebannya. Terdapat 2 jenis DC Supply yaitu :
a. AC to DC Power Supply
AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah sumber tegangan listrik AC
menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan Elektronika. AC to DC Power Supply pada
umumnya memiliki sebuah Transformator yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai Penyearah
dan Kapasitor sebagai Penyaring (Filter).
b. Linear Regulator
Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang berfluktuasi menjadi konstan
(stabil) dan biasanya menurunkan tegangan DC Input.
2. AC Power Supply
AC Power Supply adalah Power Supply yang mengubah suatu taraf tegangan AC ke taraf
tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply yang menurunkan tegangan AC 220V ke 110V
untuk peralatan yang membutuhkan tegangan 110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC 110V
ke 220V.
1. Transformator
Tranformator, transformer atau disingkat dengan trafo yang dipakai untuk DC power supply adalah
jenis step down yang berguna untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen
elektronika yang ada pada rangkaian adaptor atau DC power supply.
Transformator bekerja atas dasar prinsip induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama
brebentuk lilitan yakni lilitan primer dan juga lilitan sekunder. Lilitan primer adalah input
transformator, sedangkan yang menjadi output adalah lilitan sekunder. Meski tegangan sudah
diturunkan, output dari transformator masih berbentuk arus bolak balik atau arus AC yang harus
diproses lebih lanjut.
2. Rectifier
Rectifier atau penyearah gelombang merupakan rangkaian elektronika dalam power supply atau catu
daya yang berguna untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC sesudah tegangan
diturunkan transformator step down. Rangkaian rectifier umumnya terdiri dari komponen dioda dan
terdapat dua jenis rectifier dalam power supply yakni half wave rectifier yang hanya memiliki 1
komponen dioda dan full wave rectifier yang memiliki 2 atau 4 komponen dioda.
3. Filter
Dalam rangkaian DC power supply, filter atau penyaring berguna untuk meratakan sinyal arus yang
keluar dari rectifier. Filter tersebut biasanya terdiri dari komponen kapasitor atau kondensator berjenis
elektrolit atau ELCO Electrolyte Capacitor].
4. Voltage Regulator
Untuk menghasilkan tegangan atau arus DC tetap serta stabil, maka dibutuhkan voltage regulator yang
berguna untuk mengatur tegangan sehingga tegangan output tidak akan dipengaruhi dengan arus
beban, suhu dan juga tegangan input yang berasal dari output filter.
Voltage regulator biasanya terdiri dari dioda zenert atau IC [integrated circuit]. Pada DC power supply
yang canggih, umumnyavoltage regulator juga dilengkapi dengan short circuit protection atau
perlindungan atas hubungan singkat, current limiting atau pembatas arus ataupun over voltage
protection atau perlindungan atas kelebihan tegangan.
Jenis DC Power Supply
DC power supply dikategorikan oleh mekanisme yang digunakan untuk mentransfer dan mengubah
daya input ke daya output. Ada tiga kategori utama DC power supply, yakni:
DC power supply linear: Untuk menerima input AC dan menyediakan satu atau lebih output DC
yang bisa diaplikasikan ke komputer serta industru. Ini memakai elemen aktif yang biasanya
berupa transistor daya yang beroperasi di wilayah liniernya untuk menghasilkan tegangan yang
diinginkan. Tegangan output diatur dengan menjatuhkan kelebihan daya input dalam panas
pada komponen disipatif seri atau resistor atau transistor. DC power supply linear akan
memberikan regulasi yang sangat baik, riak yang kecil dan juga output noise yang sedikit.
Switching DC power supply: Memakai elemen atau pengatur switching untuk menghasilkan
tegangan yang diinginkan. Ini juga sering disebut dengan switching mode product atau
switching mode power supply [SMOSs]. Power supply ini menggabungkan komponen
elektronik secara terus menerus mengaktifkan dan mematikan frekuensi yang sangat tinggi.
Tindakan switching ini menghubungkan dan memutus perangkat penyimpanan energi atau
induktor atau kapasitor ke dan dari sumber input tegangan atau beban keluaran. Desain SMPs
akan menghasilkan kepadatan daya yang tinggi namun ukurannya lebih kecil untuk output
daya yang sama dan mengurangi konsumsi daya sehingga lebih efisien jika dibandingkan
dengan DC power supply linear.
DC power supply SCR: Memakai topologi penyearah terkendali silikon atau SCR untuk
menyediakan tegangan serta arus keluaran yang diatur dengan sangat baik. Silicon rectifier
terkontrol merupakan thristor empat lapis dengan terminal kontrol input, terminal output dan
katoda atau terminal yang umum untuk kedua terminal input dan output.
Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing
blok berdasarkan Diagram blok diatas.
Transformator (Transformer/Trafo)
Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah
Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan
komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja
berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu
lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan
Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator
masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.
Filter (Penyaring)
Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari
Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau
ELCO (Electrolyte Capacitor).
Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage
Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu,
arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri
dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit
Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage
Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan
1. Power Supply AT
Power supply AT adalah jenis power supply yang dapat dibilang sudah lama sekali.
Dimasa jayanya, power supply jenis ini sering dipakai oleh komputer ber Pentium II dan
Pentium III. Walaupun sekarang sudah jarang ditemui, namun power supply AT
sesungguhnya mempunyai kelebihan.
Power Supply jenis ini mempunyai kabel power yang tersambung ke motherboard yang
terbagi menjadi dua, yaitu konektor P8 dan P9. Resiko salah psang dengan
menggunakan power supply AT ini sangat sedikit, mengingat untuk memasangnya
membutuhkan ketelitian yang tinggi. Kesalahan yang biasa terjadi adalah terbalik
mengingat terdapat dua konektor penghubung. Untuk pemasangan yang benar kalian
harus memperhatikan kabel power warna hitam pada masing-masing konektor.
Pasangkan dengan tepat pada tengah-tengah sambungan untuk menghindari
konsleting. Untuk mematikan power supply AT, kalian harus menetak tombol power
secara langsung karena jenis ini terhubung secara langsung dengan chasing komputer.
Kelebihan dengan power supply ATX daripada AT adalah pada tombol powernya. Jika
memakai power supply ATX 20 PIN sudah dilengkapi dengan auto shutdown yang
fungsinya mematikan power supply ketika komputer dimatikan. Sehingga kita tidak
perlu menekan tombol power seperti pada power supply AT. Dari jenis-jenis power
supply yang telah disebutkan diatas, maka power suplly ATX saat ini lebih banyak
dipakai dan digunakan disetiap komputer.
Selain pengklasifikasian diatas, Power Supply juga dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah DC Power Supply, AC Power Supply, Switch Mode Power Supply,
Programmable Power Supply, Uninterruptible Power Supply, High Voltage Power Supply. Berikut
ini adalah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis Power Supply.
Daya DC tegangan tinggi langsung diperoleh dari sumber listrik DC. Kemudian, daya
DC tegangan tinggi ini dinyalakan biasanya di kisaran 15KHz-5KHz. Dan kemudian
diumpankan ke unit transformator step down 50Hz. O / p transformator ini diumpankan
ke rectifier, maka power o / p yang telah diperbaiki digunakan sebagai sumber beban
dan waktu ON osilator dikontrol dan regulator loop tertutup terbentuk.
Frekuensi switching dipilih sedemikian rupa dan harus dijaga agar tetap normal (di
atas 20KHz) dan tindakan pengalihan dikendalikan oleh umpan balik
menggunakan osilator PWM. Tegangan AC ini diumpankan ke o / p transformator
untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat tegangan. Kemudian, transformator o / p
ini diperbaiki & diasah menggunakan filter o / p dan penyearah. Tegangan o / p
dikendalikan oleh rangkaian umpan balik dengan menyamakannya dengan tegangan
referensi.
Rangkaian SMPS yang memiliki daya o / p sangat rendah (kurang dari 100W) disebut
sebagai fly-back converter SMPS. Jenis SMP ini sangat rendah dan rangkaiannya
sederhana dibandingkan dengan sirkuit SMPS lainnya. Jenis SMP ini digunakan untuk
aplikasi berdaya rendah. Tegangan I / p yang tidak diatur dengan besaran konstan
akan diubah menjadi tegangan o / p dengan menggunakan MOSFET; frekuensi
switching sekitar 100 kHz.
Jenis SMP ini hampir sama dengan flyback converter type SMPS. Tapi, pada tipe
SMPS ini, sebuah kontrol dihubungkan pada o / p gulungan sekunder transformator
untuk mengendalikan saklar. Dibandingkan dengan flyback converter, rangkaian
penyaringan dan rektifikasi rumit.
Ini juga disebut sebagai konverter buck DC-DC, bersama dengan transformator yang
digunakan untuk penskalaan dan isolasi. Sebagai tambahan pada kapasitor “D1” dioda
& “C”, sebuah induktor L & dioda D dihubungkan pada akhir o / p. Jika saklar ‘S’
dinyalakan ON, maka i / p diberikan pada gulungan utama transformator. Oleh karena
itu, tegangan skala dihasilkan pada gulungan sekunder transformator.
Transformator masukan
Trafo masukan digunakan untuk mengubah tegangan saluran masuk ke tingkat power
supply yang diinginkan. Ini juga mengisolasi rangkaian keluaran dari suplai jalur. Anda
juga dapat menggunakan transformer step-down.
Rectifier
Filter Capacitor
Resistor Bleeder
Resistor Bleeder juga dikenal sebagai power supply drain resistor. Hal ini dihubungkan
melintasi kapasitor filter untuk mengalirkan muatan tersimpan sehingga daya sistem
tenaga tidak berbahaya.
Pasokan listrik linier yang diatur sama dengan catu daya linier yang tidak diatur kecuali
bahwa regulator 3-terminal digunakan menggantikan resistor pemeras. Tujuan utama
pasokan ini adalah untuk memberikan tingkat daya DC yang dibutuhkan pada beban.
Power DC menggunakan suplai AC sebagai input. Aplikasi yang berbeda memerlukan
tingkat tegangan atribut yang berbeda, namun saat ini pasokan listrik DC memberikan
tegangan keluaran yang akurat.
Dan voltase ini diatur oleh sirkuit elektronik sehingga menghasilkan tegangan keluaran
konstan pada berbagai macam beban output.
Smoothing
Setelah diperbaiki dari sinyal AC, DC perlu diratakan untuk menghilangkan tingkat
tegangan yang bervariasi. Kapasitor nilai besar umumnya digunakan untuk tujuan ini.
Regulator tegangan
Regulator linier memiliki perangkat pass aktif (BJT atau MOSFET) (seri atau shunt)
yang dikendalikan oleh penguat diferensial gain tinggi. Ini membandingkan tegangan
keluaran dengan tegangan referensi yang tepat dan menyesuaikan perangkat untuk
mempertahankan voltase keluaran tingkat konstan..
Shunt Regulator
Ini adalah regulator yang paling banyak digunakan untuk suplai daya linier. Sesuai
dengan namanya, elemen seri ditempatkan di sirkuit dan resistannya bervariasi
melalui peralatan elektronik kontrol untuk memastikan voltase keluaran yang benar
dihasilkan untuk arus yang diambil.
Pengatur shunt
Pengatur shunt kurang banyak digunakan sebagai elemen utama dalam pengatur
tegangan. Dalam hal ini, elemen variabel ditempatkan di seluruh muatan. Ada resistor
sumber yang ditempatkan secara seri dengan input dan regulator shunt bervariasi
untuk memastikan voltase di beban tetap konstan.
Kelemahan dari jenis pasokan ini adalah bahwa semua transformator harus dibuat
secara custom dan kompleksitas power supplty tidak sesuai dengan produksi rendah
atau aplikasi daya rendah yang ekonomis.
UPS adalah sumber daya Cadangan dalam kasus kegagalan daya atau fluktuasi,
memungkinkan cukup waktu untuk mematikan sistem secara teratur atau untuk
generator siaga agar dinyalakan. UPS biasanya terdiri dari sekumpulan baterai isi
ulang dan penginderaan daya dan sirkuit pengkondisian.
Power Supply dipasang tepat di bagian belakang kotak. Jika Anda mengikuti kabel
daya komputer, Anda akan menemukan bahwa printer terhubung ke bagian belakang
catu daya. Bagian belakangnya itulah yang merupakan satu-satunya bagian power
supply yang memungkinkan semua orang dapat melihatnya. Ada juga kipas yang
dibuka di bagian belakang power supply untuk mengirimkan udara keluar dari bagian
belakang kotak komputer.
1. Power Supply DC
2. Power Supply AC
Berdasarkan jenis teknik konversi dan arah pengendalian daya, power supply DC
dibagi kedalam 3 (tiga) tipe yaitu :
( ) (8.1)
(8.2)
Dimana Np adalah jumlah belitan primer transformator, Np adalah jumlah belitan reset dan ar
adalah ratio belitan.
(8.3)
(8.4)
Rangkaian Full Bridge converter ditunjukkan pada Gambar 8.1(e). Ketika transistor
Q1 dan Q2 turned on, Vs lewat diprimer trafo, ketika transistor Q3 dan Q4 turned on,
transistotegangan balik primer sebesar –Vs.
(8.5)
8.2.2 Resonant DC Power Supply
Jika variasi keluaran tegangan DC tidak luas, inverter pulsa resonant dapat digunakan.
Konfigurasi resonant DC power supply dapat dilihat pada gambar 8.2
a) Half-Bridge Inverter
b) Full-Bridge Inverter
Dalam beberapa aplikasi seperti charging dan discharging baterei, dapat digunakan
Bidirectional DC Power Supply seperti ditunjukkan pada Gambar 8.3. Arah aliran daya
ditentukan oleh nilai Vo, Vs, dan perbandingan belitan transformator ( a = Ns/Np). Untuk aliran
daya dari sumber ke beban, inverter dioperasikan dalam mode inversion, jika :
(8.6)
Untuk aliran daya dari output ke input, inverter dioperasikan sebagai penyearah, jika :
(8.7)
Sama halnya dengan power supply DC, power supply AC dibagi kedalam tiga tipe yaitu :
Ukuran trafo pada Gambar 8.4 dapat mereduksi frekuensi tinggi dari dc link separti
ditunjukkan pada Gambar 8.5
Konfigurasi resonant AC Power Supply dapat dilihat seperti pada Gambar 8.6
Konfigurasi Bidirectional AC power supply dapat dilihat seperti pada Gambar 8.7
Contoh 8.1 :
Tegangan rata-rata DC dari power supply push-pull seperti Gambar 8.1(c), Vo = 24 V, beban
resistif R = 1 Ω, tegangan jatuh pada transistor Vt = 1.2 V dan tegangan jatuh pada diode Vd =
1.7 V, factor belitan trafo a = 0.25. Hitunglah :
Diketahui :
Vo = 24 V
R=1Ω
Vt = 1.2 V
Vd = 0.7
V a = 0.25
Ditanyakan :
Penyelesaian :
a. Io = Vo/R = 24/1 = 24 A
Po = Vo, Io = 24.(24) = 576 W
Tegangan sekunder,
V2 = Vo+ Vd = 24 + 0.7 = 24.7 V
Tegangan Primer,
V1 = V2/a = (24.7)/0.25 = 98.8 V
Tegangan input,
Vs = V1 + Vt = (98.8(1.2) = 100 V
Daya Input,
Pi = Vs. Is = 1.2 IA + 1.2 IA + Vd.Io + Po
Substitusi Ia = Is /2, diperoleh
Is (99.2 – 1.2) = (0.7 x 24) + 576
Is = (92.8) / (98) = 6.048 A
b. Pi = Vs . Is = 100 x 6.048 = 604 W sehingga
Efisiensi, 𝛈 = 576 / 604 = 95.3 %
c. IA = Is /2
d. Ip = Is = 6.048 A
e. √ √ ( )
f. Voc = 2 Vs = 2 x 100 = 200 V