Anda di halaman 1dari 49

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. GENERATOR AC 1 PHASA DAN 3 PHASA


2.1 Generator AC
Listrik sudah menjadi bagian yang penting bagi kehidupan manusia saat ini.
Arus listrik dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghidupkan berbagai
macam alat-alat lisrik. Arus listrik didapatkan dari proses konversi sumber energi
lainya energi panas, energi gerak, dll) menjadi energi listrik.
Generator merupakan sebuah alat yang mampu menghasilkan arus listrik.
salah satu jenis generator adalah generator arus bolak balik yang akan dibahas saat
ini. Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai
alternator atau generator AC (alternating current) atau juga generator singkron.
Alat ini sering dimanfaatkan di industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang
menggunakan arus listrik sebagai sumber penggerak. Generator arus bolak-balik
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

2.2 Konstruksi Generator Arus Bolak-Balik


Konstruksi generator DC dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu stator (bagian
yang tidak berputar) dan rotor (bagian yang berputar). Berikut ini adalah gambar
konstruksi generator arus bolak balik

Teknik Tenaga Listrik 2013


4

2.2.1 Stator
Merupakan bagian yang tidak berputar (tetap/diam) yang mengeluarkan
tegangan bolak-balik. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja
yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name
plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang
berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Berikut ini
adalah gambar dari stator :

Gambar 2 penampang stator

Komponen-komponen dari stator tersebut adalah :

Teknik Tenaga Listrik 2013


5

 Rumah stator
 Inti stator
 Lilitan stator
 Alur stator
 Kontak hubung
 Sikat (terletak di luar)
2.2.2 Rotor
Jika lilita stator berfungsi untuk menghasilkan lilitan tegangan, maka stator
adalah bagian yang berputar yang menghasilkan medan magnit dan medan
mganit tersebut diinduksikan ke stator. Rotor dapat berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Berikut adalah
gambar rotor dari generator arus bolak-balik :

Gambar 3 Rotor
Komponen dari rotor tersebut adalah ;
 Kutub magnit
 Lilitan penguat megnit
 Cincin srert (slip ring)

Teknik Tenaga Listrik 2013


6

 Poros
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan
frekuensi dari GGL yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini.
P.n
f.
120

Keterangan:
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)

2.3 Prinsip Kerja Generator Arus Bolak Balik


Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-
ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Besar
tegangan generator bergantung pada :
 Kecepatan putaran (N)
 Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
 Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)

Sedangkan, cara kerja dari generator arus bolak-balik adalah sebgagai berikut
:
 Ketika kumparan diputar, kumparan mengalami perubahan garis gaya
magnet yang semakin sedikit, sehingga pada kedua sisi kumparan mengalir
arus listrik mengitari kumparan hingga kumparan sinusoid.
 Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya
magnet sehingga tidak ada listrik yang mengalir pada kumparan.
 Pada posisi ini kumparan mendapat garis–garis magnet maksimum.
 Kumparan terus berputar hingga perubahan tempat pada kedua sisi.

Teknik Tenaga Listrik 2013


7

 Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang bertambah


banyak, sehingga pada setiap sisi kumparan mengalir arus listrik yang
berlawanan hingga posisi kumparan sinusoidal.
 Agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor
pada stator, rotor diberi eksitasi. Karena ada dua kutub yang berbeda, utara
dan selatan, maka tegangan yang dihasilkan pada stator adalah tegangan
bolak-balik dengan gelombang sinusoidal

2.4 Tegangan listrik Arus Bolak-Balik

Gambar 4 Tegangan listrik AC

e
Sin α = sin ωt = dimana, e = Em sin α
r
Sudut 900 dimana e = r
e e
Sin α = sin 900 = = =1
r e
Sudut 900 dimana, e = Em

Keterangan :
e = tegangan sesaat

Teknik Tenaga Listrik 2013


8

t = waktu (detik)
Em = tegangan maksimal
-Em = tegangan minimal
ω = kecepatan sudut (2πf)

2.5 Arus listrik Bolak-Balik

Gambar 5 diagram Arus Listrik AC

i = Arus listrik sesaat i = Im . sin ω t


Im = Arus listrik maksimal i = Im . sin α
-Im = Arus listrik minimal
ω = 2π.f = Kecepatan sudut

Teknik Tenaga Listrik 2013


9

t = Waktu (detik)
i = Im Sin ω.t dimana ……… ω.t = α
e = Em Sin ω.t dimana ……… ω.t = α
α = ω.t = 2π.f.t
dimana untuk 1 x putaran α = 360 derajat
keterangan :
f= frekuensi ( Hz )
t = waktu ( secon ).

ℑ 1
√2 2 √ 2 m
Ief = I = = . I = 0,7071 . Im

Em 1
Eef = E = = √ 2 . Em = 0,7071 . Em
√2 2
2
Irata-rata = Irt =
Im = 0,636 . Im
π
 fb ( faktor bentuk ) adalah perbandingan antara harga efektif dengan harga rata-
rata.
ℑ 0,7071. I m
fb = = = 1,11
Irt 0,636 . I m
 fp ( faktor puncak ) : adalah perbandingan antara harga maksimum dengan harga
efektif.
ℑ Im
Ief I m/ √ 2 √ 2=¿
fp = = = 1,414

 tegangan efektif yang dibangkitkan setiap belitan dalam generator = faktor


belitan x ggl. Dimana ggl setiap belitan = Ert
Eef = E = fb . Ert
 Pool steck (τ) : jarak antara dua buah kutub magnet terdekat.
 Bila rotor berputar 2 x τ , maka setiap belitan stator mengalami 4 x perubahan ф
Jadi Tegangan ( ggl ) yang dibangkitkan setiap belitan untuk satu kali putaran
adalah:
e = 4. ф dimana ф ( weber ).

Teknik Tenaga Listrik 2013


10

Apabila berputar selama 1 secon, maka ggl nya :


e = 4. ф. f ( Volt ) atau Ert = 4. ф. f ( Volt )
Eef = E = fb.Ert. = 4.fb. ф. f (Volt)
= 4.1,11. ф. f ( Volt )
= 4,44. ф. f ( Volt )

Apabila jumlah belitan stator = w , maka ggl menjadi :


E = 4,44. ф. f . w ( Volt )

E ( ggl armatur per fasa = Ea ) , jadi :


Ea = 4,44. ф. f . w ( Volt )
Rumus diatas hanya berlaku , apabila belitan statornya terkonsentrasi.
Artinya satu kutub magnet hanya mempengaruhi satu alur stator. Untuk belitan
stator yang tidak terkonsentrasi (terbagi), artinya satu kutub magnet mempengaruhi
belitan dibeberapa alur stator, maka ggl tersebut diatas harus dikalikan dengan
faktor belitan (fw) atau faktor distribusi (Kd). Sehingga
Ea = 4,44. ф. f . W. fw ( Volt )
Atau Ea = 4,44. ф. f . W. kd ( Volt )
Harga kd dan fw dapat diambil sbb :
 Untuk Generator fasa tunggal : kd = fw = 0,8
 Untuk Generator tiga fasa : kd =fw = 0,96
Tetapi apabila komponen kd diketahui, maka kd harus dihitung dengan formula
tertentu.
 Besarnya tegangan efektif (E), ggl induksi per phasa adalah:
Ea = 4,44. ϕ . f . W . fW (volt)
Ea = 4,44. ϕ . f . W . Kd (volt)
Dimana :
P
.n
f = 2 (Hz)
60

Teknik Tenaga Listrik 2013


11

P.n P
= karena p =
120 2

p.n
=
60
Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
n = jumlah putaran (rpm)
 Jumlah slot per phasa (S/ph)
S S
=
ph m
 Jumlah slot per kutub magnet per phasa (q)
S
q=
m. p
 Pergeseran sudut antara slot terdekat (d)
180 derajad Listrik
d= S dimana 1800L = jarak antara kutub magnet terdekat
p
 Bila pada kumparan 1, 2, dan 3 terkonsentrasi dalam satu slot, maka GGL
armature totalnya :
E = 3 . Es
Es = ggl armatur satu kumparan
 Faktor distribusi (Kd)
ggl kumparan terdistribusi
Kd =
ggl kumparan terkonsentrasi
Atau dengan formula lain :
1
sin(q . d )
2
Kd =
1
q sin d
2
 Pitch factor (Kp) atau bentangan kumparan, terbagi menjadi 2 macam :
a. Kumparan bentangan penuh (full pitch)

Teknik Tenaga Listrik 2013


12

Bentuk kumparan terletak dalam satu bentangan kutub magnet (pool steck)
atau 180 0L. (Kp = 1)
b. Kumparan bentangan tidak penuh/diperpendek
Kumparan tidak dalam satu bentangan penuh tetapi lebih kecil (<180 0L)
jumlah pengurangan slot
α= x 180 0L
jumlah slot bentangan penuh

Gambar 6 Kumparan bentangan


1
α = x 180 0L
6
= 30 0L
1
Kp = cos α
2
1
= cos . 300
2
= 0,966
Sehingga persamaan GGLnya menjadi ;
Ea = 4,44. ϕ . f . W . Kd . Kp (volt)

 Contoh soal :
Sebuah generator fasa tunggal mempunyai 4 buah kutub magnet dan berputar
setiap menitnya 1500 Rpm. Setiap kutub magnet mempengaruhi dua buah alur
stator yang berisi belitan stator. Besarnya fluks magnet 0,01 weber. Setiap alur

Teknik Tenaga Listrik 2013


13

stator terdapat 3 batang penghantar, Hitunglah ggl per fasa generator tersebut
diatas?
Diketahui : Generator abb fasa tunggal
fw = 0,8 , P = 4 ,
n = 1500 Rpm
Tiap kutub magnet mempengaruhi 2 alur stator.
ф / kutub magnet = 0,01 weber
( Zs ) = 3 penghantar
Ditanyakan : berapakah nilai dari ggl atau Ea ?
Jawab : GGL
Ea = 4,44. ф. f . W. fw ( Volt )
p
.n
fw = 0,8 2
f= Hz
60
f = ( 4 . 1500 ) : 120 = 50 Hz
Z = 4 . 2 . 3 = 24
W = Z / 2 = 24 / 2 = 12
Ea = 4,44. ф. f . W. fw ( Volt )
Ea = 4,44 . 0,01 . 50 . 12 . 0,8 = 21,312 Volt.
Ea = 21,312 Volt

2.6 Generator Sinkron Tanpa Beban


Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar
pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan
jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:

Eo = 4,44. ϕ . f . W . Kd . Kp (volt)

Teknik Tenaga Listrik 2013


14

Dimana, Eo = ggl pada beban nol


Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan
naik sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi
generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti
diperlihatkan pada gambar 7b.

Gambar 7a dan 7b.merupakan kurva dan rangkaian ekuivalen

Keterangan :
If = Arus listrik pd kump. Medan magnet
Rf = Hambatan kump medan
Ra = Hambatan armatur
XL = Reaktansi bocor (reaktansi armatur)
Vt = V = Tegangan out put
Ea = gaya gerak listrik armatur.

 GGL armatur tanpa beban ( Eo ) adalah :


Eo/ph = V + I {Ra + j (Xs)}
Eo/ph = V + I.Zs
Zs = {Ra + j (Xs)}

Teknik Tenaga Listrik 2013


15

J = bilangan khayal ( imajiner ) = √-1

Xs = XL + Xa

Za = √ ( Ra+ XL )2 dimana ( Za = impedansi armatur )


Zs = √ ( Ra+ Xs ) 2 dimana ( Zs = impedansi sinkron )
 Pengaruh Faktor Daya Beban (PF) thd GGL Armatur Tanpa Beban.
a. PF = 1 , dipakai jika <φ = 0
Eo
= ( V + Ia . Ra ) kuadrat +(Ia . Xs)2
ph √
Secara Vektoris

b. PF = tertinggal/mengikuti/logging
Eo
= ( V cos φ+ Ia . Ra ) kuadrat+¿ ¿ 2
ph √
Secara Vektoris

Teknik Tenaga Listrik 2013


16

c. PF = Mendahului/Ladding
Eo
= ( V cos φ+ Ia . Ra ) kuadrat+¿ ¿ 2
ph √
Secara Vektoris

Rumus 2 dan 3 lebih lengkap digunakan ketika <φ ≠ 0

2.7 Generator Berbeban.


Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan
terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan
pada:
 Resistansi jangkar (Ra)
 Reaktansi bocor jangkar (XL)
 Reaksi (Reaktansi ) Jangkar (Xa)

Teknik Tenaga Listrik 2013


17

a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

b. Reaktansi Bocor Jangkar


Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi
tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks
Bocor
c. Reaksi Reaktansi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani
akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang
dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu
fluksi resultan (ΦR ) sebesar :
ΦR = ΦA + ΦF

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti
diperlihatkan pada Gambar 8. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk
jenis beban yang berbeda-beda.

Gambar 8 reaksi jangkar untuk jenis beban yang berbeda-beda.


 Keterangan gambar :

Teknik Tenaga Listrik 2013


18

- Warna merah : ΦA
- Warna biru : ΦF
 Gamb. a : Arus jangkar I sefasa dg V
- Jenis beban : Tahanan ( resistif ).
- ΦA tegak lurus thd ΦF
 Gamb. b : Arus jangkar I mendahului
- V dg sdt ϕ
- Jenis beban : kapasitif
- ΦA mengikuti thd ΦF dg sdt ( 90 ⁰ - ϕ )
 Gamb. c : Arus jangkar I mendahului
- 90 ⁰ thd V
- Jenis beban : kapasitif murni
- ΦA memperkuat ΦF shg terjadi pemagnitan
 Gamb. d : Arus jangkar I mengikuti
- 90 ⁰ thd VJenis beban : induktif murniΦA memperlemah ΦF shg
terjadi pengaruh pendemagnetan.

 Diagram vektor arus & tegangan setiap phasa dari gen sinkron:
- P.f = lagging artinya terdapat pergeseran fasa ϕ . I mengikuti V

Teknik Tenaga Listrik 2013


19

- P.f = 1 artinya Cos ϕ = 1 , I sefasa dg V

- P.f = leading artinya terdpt pergeseran fasa. I mendahului thd V.

 Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh


yang terjadi, yaitu :
- Total Tegangan Jatuh pada Beban
- I.Ra + j (I.Xa + I.XL)

Teknik Tenaga Listrik 2013


20

= I {Ra + j (Xa + XL)


= I {Ra + j (Xs)}
= I.Zs
- Za = {Ra + j (XL)}
- Zs = {Ra + j (Xs)}
- J = bilangan khayal ( imajiner ) = √-1
- Za = √ Ra² + XL² dimana ( Z = impedansi )
- Zs = √ Ra² + Xs² dimana ( Zs = impedansi sinkron ).
- Ea/ph = V + I {Ra + j (XL)}
- Ea/ph = V + I.Za
 Pengaruh Faktor Daya Beban (PF) thd GGL Armatur Berbeban.
- PF = 1 c0s ϕ = 1  L ϕ= 0 derajat
- Ea/ph = √ (V + Ia . Ra) ²+(Ia . XL) ²
- PF = tertinggal ( Lagging )  cos ϕ tak = 0 dgn cos ϕ < L1
- Ea/ph = √(V . cos ϕ+ Ia . Ra)²+(V . sin ϕ+ Ia . XL)²
- PF = mendahului ( leading ) cos ϕ tak = 0 dgn cos ϕ < L1
- Ea/ph = √ (V.Cos ϕ + Ia.Ra)² + (V.Sin ϕ - Ia.XL)²

2.8 Generator AC (Sinkron) 3 phasa


a. Generator belitan bintang

Semua kumparan masing-masing slot disambung seri dan dibagi 3.

Teknik Tenaga Listrik 2013


21

E RS=Ea 1−Ea 2 E RS=Ea 1 x √3


E ST =Ea 2−Ea 3 E ST =Ea 2 x √3
E RT =Ea 3− Ea1 E RT =Ea 3 x √ 3

i 1=I R
i 2=I S
i 3=I T

Diagram tegangan

1
OA= √3 Ea1
2

Teknik Tenaga Listrik 2013


22

1
OB=2 x √ 3 Ea1
2
¿ √ 3 Ea1
Pada hubungan bintang, arus di dalam sama dengan arus di luar, tegangan di
dalam lebih kecil tegangan di luar.
b. Generator belitan segitiga
Tegangan dalam = tegangan luar, arus luar > arus dalam

i 1=i 3+ IR IR=i 1−i 3=i 1 √ 3 Ea1=E RS


i 2=i 1+ IS IS¿ i 2−i 1=i 2 √ 3 Ea2=E ST

Teknik Tenaga Listrik 2013


23

i 3=i 2+ IT IT¿ i 3−i 2=i 3 √ 3 Ea3=E RT

Diagram Arus

B. MOTOR SINKRON

Teknik Tenaga Listrik 2013


24

3.1 Pengertian Motor Sinkron

Gambar 9. Motor Sinkron

Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap


pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC)
untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh
karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator
motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim,
sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.

3.2 Bagian Dasar Motor Sinkron


Rotor – Perbedaan utama antara motor sinkron dan motor induksi
adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan putar yang
sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab
medan magnet rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen
atau arus DC excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
di hadapkan pada medan magnet lainnya.
Stator – Menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding

Teknik Tenaga Listrik 2013


25

dengan frekuensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron.

3.3 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Gambar 10. Prinsip kerja Motor Sinkron

Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC ) membangkitkan


fluksi medan putar stator (B s) dan suplai listrik searah (DC) membangkitkan
medan rotor (Bs). Rotor berputar karena terjadi interaksi tarik-menarik
antara medan putar stator dan medan rotor. Namun dikarenakan tidak
adanya torka-start pada rotor, maka motor sinkron membutuhkan prime-
mover yang memutar rotor hingga kecepatan sinkron agar terjadi coupling
antara medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br).

Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada


satu sumbu.Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan
kepada belitan stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc dan
memberikan eksitasi medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh
diberikan kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali dinyalakan dengan
menggunakan belitan sangkar tupai (squirrel-cage) yang dipasang di hadapan

Teknik Tenaga Listrik 2013


26

kutub rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga
mencapai –95% kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan
motor mencapai sinkronisasi. Torque yang diperlukan untuk menarik motor
hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque.

Gambar 11. Prinsip Kerja Motor Sinkron

Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan
harus terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban.
Selama kondisi tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan
kutub medan dc berada dalam satu garis (gambar dibawah bagian a). Seiring
dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke belakang, relative
terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada perubahan kecepatan.
Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque.

3.4 Kontruksi Motor Sinkron

Teknik Tenaga Listrik 2013


27

Gambar 12. Kontruksi Motor Sinkron

Motor sinkron adalah motor ac yang memiliki kecepatan konstan,


namun kecepatan dapat diatur karena kecepatannya berbanding lurus
dengan frekuensi. Motor sinkron secara khusus sangat baik digunakan untuk
kecepatan rendah. Kelebihan dari motor sinkron ini antara lain, dapat
dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading, tidak ada slip yang
dapat mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini memiliki
efisiensi tinggi. Sedangkan kelemahan dari motor sinkron adalah tidak
mempunyai torka mula, sehingga untuk starting diperlukan cara-cara
tertentu. Bila metode starting telah dapat dikembangkan kemudian hari,
maka motor ini akan lebih unggul dibandingkan motor listrik yang lain.

3.5 Matematis Motor Sinkron

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut:
Ns = 120 f / P
di mana :

Teknik Tenaga Listrik 2013


28

Ns = kecepatan serempak, dalam rpm


F = frekuensi daya AC
p = jumlah kutup per lilitan phase
Slip dari motor AC dihitung dengan :
Di mana :
( Ns−Nr)
s=
Ns
Nr = Kecepatan putar, dalam rpm
S = Slip normal, 0 sampai 1.

3.6 Karakteristik Motor Sinkron

Gambar 13 Karakteristik Motor Sinkron

Kutub yang ditampilkan di bagian kanan adalah tipe rotor brush yang
menggunakan cincin slip untuk aplikasi arus medan DC.
Tegangan rendah DC digunakanuntuk memutar bidang. Tipe
tegangan yang tipikal digunakan adalah 120VDC dan 250 VDC.
Polaritas cincin slip tidaklah kritikal dan harus secara berkala dibalik
untuk menyamakan pada pemakaian cincin slip.
Cincin polaritas negatif akan memperlama pemakaian dibandingkan
cincin positif karena faktor elektrolisis. Cincin slip biasanya terbuat dari

Teknik Tenaga Listrik 2013


29

baja untuk umur pemakaian yang lama.

Gambar 14 Karakteristik Motor Sinkron

Gambar diatas memperlihatkan bahwa Torka adalah fungsi sin δ,


dengan δ adalah sudut daya. Pada motor sinkron nilai δ negatif dan nilainya
positif pada generator sinkron. Torka maksimum dicapai pada δ= +/- 90 o.
Jika melebihi batas itu, maka motor atau generator akan kehilangan
stabilitas dan sinkronisasi dan pada akhirnya akan berhenti.

Gambar 15 Model Motor Sinkron (Model dan Diagram Fasor)

2.6.1 Pengaruh Penguatan Medan


Untuk membangkitkan fuksi dibutuhkan daya reaktif yang bersifat
induktif.

Teknik Tenaga Listrik 2013


30

Pada motor sinkron, ggm dibangkitkan arus medan (DC) pada belitan
rotor. Jika arus medan ini cukup, maka motor tidak membutuhkan suplai
energi reaktif dari sisi stator yang bersumber dari jaringan listrik.
Sehingga motor bekerja dengan faktor daya = 1.
Jika penguatan arus medan kurang, maka motor sinkron akan menarik
daya reaktif yang bersifat induktif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja
dengan factor daya(pf) terbelakang (lagging). Artinya motor menjadi
pembangkit daya reaktif yang bersifat induktif.
Kebalikannya jika kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron
akan menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga
motor bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya
motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif.

2.6.2 Penggunaan Motor Sinkron

Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan
memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekwensi dan generator motor.

3.7 Proteksi Motor Sinkron

Ada banyak metode kendali motor AC (motor induksi, motor sinkron)


dengan kelebihan dan kekurangannya. Namun secara umum metode ini
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kendali Skalar (v/f Konstan)
2. Kendali Berorientasi Medan (Field Oriented Control, FOC)
3. Kendali Torsi Langsung (Direct Torque Control, DTC)

Teknik Tenaga Listrik 2013


31

Sesuai dengan namanya proteksi motor ini menggunakan panas


sebagai pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak dipergunakan saat
ini. Biasanya disebut TOR, Thermis atau overload relay. Cara kerja alat ini
adalah dengan menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk
mempengaruhi bimetal. Nah , bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk
menghentikan aliran listrik pada motor melalui suatu control motor starter
(baca motor starter). Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus
pada dial di alat tersebut. Jadi alat tersebut memiliki range adjustment misal
TOR dengan range 1 ~ 3,2 Amp disetting 2,5 Amp. Artinya, kita membatasi
arus dengan TOR pada level 2,5 Amp saja.

Overload Motor Protection, yang dimaksud motor ini adalah electric


motor yang oleh orang awam disebut dinamo. Dan disini dikhususkan yang
terjadi pada motor AC 3 phase. Fungsi dari motor ini adalah sebagai
penggerak atau untuk mengkonversi energi listrik menjadi mekanik/ gerak
seperti lift, conveyor, blower, crusher dll. Dalam dunia industri saat ini peran
yang dilakukan motor ini sangat vital. Untuk itu proteksi sangat diperlukan
untuk menjaga kelancaran suatu proses. Sistem proteksi motor ini sudah
lama dikenal dan berkembang seiring kemajuan teknologi. Mulai dari
penggunaan eutic relay, thermal, sampai elektronik. Secara umum sistem
kerja alat tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan thermal dan
elektronik.

3.8 Pengukuran Motor AC Sinkron

2.8.1 Pembangkitan Torka


Interaksi antara medan putar stator (B s) dan medan rotor (Br) yang
membangkitkan torka seperti terlihat dalam persamaan berikut:

Teknik Tenaga Listrik 2013


32

T = Bsx Bs(sin δ)
δ disebut sudut beban karena besarnya tergantung pembebanan.
Pada saat beban nol nilai δ=0. Jika dibebani, medan rotor tertinggal dari
rotor sebesar δ, kemudian berputar sama lagi. Beban maksimum tercapai
pada δ=90o. Jika beban dinaikkan terus melebihi batas itu, maka motor akan
kehilangan sinkronisasi dan akhirnya akan berhenti.

2.8.2 Pembangkitan Medan Putar

Pada Motor sinkron 3 fasa, mengalir arus seimbang pada tiap fasa dengan
beda sudut fasa 120o
ia = Im sin ωt
ib = Im sin (ωt-120o)
ic = Im sin (ωt-240o)
Tiap arus fasa membangkitkan ggm F yang merupakan fungsi sudut ruang ө
seperti  ia à Fa.cos θ. Dengan Fa=Fm. sin ωt
Maka ggm F tiap fasa yang dibangkitkan :
Fa = Fm sin ωt.cos θ
Fb = Fm sin (ωt-120o).cos (θ-120o)
Fc = Fm sin (ωt-240o) .cos (θ-240o)
 Resultan  ketiga ggm, Fr=Fa+ Fb +Fc
Dan jika kemudian disederhanakan dengan persamaan trigonometri akan
diperoleh:
F(θ,t) = 3/2 Fm.cos (θ-ωt)
Yang berarti resultan-mmf adalah medan putar sebagai fungsi dari ruang
dan waktu, seperti terlihat dalam gambar berikut :

Teknik Tenaga Listrik 2013


33

3.9 Latihan Soal

Motor singkron 3φ ,12 kutup, memiliki impedansi jangkar 100 ohm, dan reaktansi
0,5 ohm/fasa. Beroperasi dengan 2000 V, 3φ , 25Hz. Bila pengaturan 80% dari
kemampuan, hitunglah daya maksimum dan torsi dalam Nm sebelum mesin keluar
dari sinkronisasi?

Jawab : V1 = 2000 volt

Eb = 80%

V2 = 1600 Volt

R = 0,5 Ohm

Zs = 10 ohm

Daya maksimum yang dihasilkan oleh mesin singkron:

v 1/v 2 v 22 R
Pd −
Zs Zs 2

Teknik Tenaga Listrik 2013


34

C. MOTOR INDUKSI

Teknik Tenaga Listrik 2013


35

4.1 Pengertian Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang
paling luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini
bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus
rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor
dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator.

Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-


hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum
dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi
3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di
dalam berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi 1-fase dioperasikan
pada sistem tenaga 1-fase yang banyak digunakan terutama pada
penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase
mempunyai daya keluaran yang rendah.

4.2 Kontruksi Motor Induksi

Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut.


1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang
dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan
rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor
ke rotor.

Teknik Tenaga Listrik 2013


36

3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet


dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.

Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bahagian-bahagian


sebagai berikut.
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat
meletakkan belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.

Rangka stator motor induksi didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung
dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek atau
gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena
itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan
lebih efektif.

Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi


menjadi dua jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1, yaitu.
1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)
a) Rangka Stator b) Rotor Belitan c) Rotor Sangkar
Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai
berikut.

Teknik Tenaga Listrik 2013


37

1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti
stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur
merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan
antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah
udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga
didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator
dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana penempatan
stator dan rotor pada motor induksi.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (n s
=, 120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum
Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya
akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan
putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi. Bila beban
motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu:
bagian stator dan bagian rotor (Gambar 13). Stator adalah bagian motor

Teknik Tenaga Listrik 2013


38

yang diam terdiri: badan motor, inti stator, belitan stator, bearing, dan
terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas
rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian
rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi
tidak komutator dan sikat arang.

Gambar 16. Fisik motor induksi

Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan


motor DC, dikarenakan tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang
(Gambar 14). Sehingga pemeliharaan motor induksi hanya bagian
mekanik saja, dan konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat
handal dan jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor induksi
yang perlu dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan
kekencangan baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau
bahkan lepas akibat pengaruh getaran secara terus- menerus.

Teknik Tenaga Listrik 2013


39

4.3 Prinsip Kerja Motor Induksi

Gambar 17. Prinsip kerja motor induksi

Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik
3 phasa. Motor induksi sering juga disebut motor ti dak serempak atau
motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi lihat Gambar 15.
Keti ka tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S
(south = selatan), garis-garis gaya mahnet
mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N
(north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik-menarik
dengan kutub S.
Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S
pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar.
Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih
berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu
putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi
kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena
ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka
disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron.

Teknik Tenaga Listrik 2013


40

Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan
yang masing-masing berbeda sudut 120° Gambar 15. Ujung belitan phasa pertama
U1- U2, belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.

Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan
yang masing-masing berbeda sudut 120° Gambar 15. Ujung belitan phasa pertama
U1- U2, belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal Gambar
13, terbentuknya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan
dua kutub, dapat diterangkan dengan empat kondisi.
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I 2 dan arus I 3 bernilai negatip

dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan

pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju

pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S (south
= selatan) dan kutub N (north = utara).

2. Saat sudut 120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I 1 dan arus I3 bernilai

negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan

pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca).

Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi awal.

3. Saat sudut 240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I 2 bernilai negatip, belitan

U2, W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2,

dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N

bergeser 120° dari posisi

kedua.

4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N
kembali keposisi awal sekali.

Teknik Tenaga Listrik 2013


41

Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat
dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator
akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut
kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung
secara teoritis.

4.4 Rugi-Rugi dan Efisiensi Motor Induksi

Motor induksi (Gambar 14) memiliki rugi-rugi yang terjadi karena dalam motor
induksi terdapat komponen tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen
induktor belitan stator. Pada motor induksi terdapat rugi- rugi tembaga, rugi inti,
dan rugi karena gesekan dan hambatan angin.

Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I2 · R,

makin besar arus beban maka rugi tembaga makin besar juga. Daya input motor
sebesar P1, maka daya
yang diubah menjadi daya output sebesar P2.

4.5 Putaran Motor Induksi

Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum
jam (kanan) Gambar 14, dan putaran berlawanan jarum jam (ke kiri) dilihat dari
poros motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi
berkutub dua memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat
memiliki putaran poros mendekati 1.450
Rpm.

Teknik Tenaga Listrik 2013


42

Gambar 18. Putaran motor dilihat dari sisi poros

Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan


L1- terminal U, L2- terminal V dan L3-terminal W. Putaran arah berlawanan
jarum jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel phasa,
misalkan L1- terminal U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan memasang
dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk putaran kanan,
dan putaran ke kiri. Aplikasi praktis untuk membuka dan menutup pintu garasi
dengan motor induksi dapat memanfaatkan kaidah putaran kanan dan kiri ini,
dengan melengkapi dengan sensor cahaya atau sakelar manual motor dapat
dihidupkan
untuk membuka dan menutup pintu garasi

4.6 Karakteristik Torsi Motor Induksi

Karakteristik torsi motor induksi (Gambar 15), disebut torsi fungsi dari slip (T =
f(slip)). Garis vertikal merupakan parameter torsi (0–100%) dan garis horizontal
parameter slip (1,0–0,0). Dikenal ada empat jenis torsi, yaitu:
1. MA, momen torsi awal,

2. MS, momen torsi pull-up,

3. MK, momen torsi maksimum,

4. MB, momen torsi kerja.

Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi
saat slip

0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip 0,05. Torsi

Teknik Tenaga Listrik 2013


43

beban harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari
torsi motor, akibsatnya motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat
belitan stator terbakar. Untuk mengatasi kondisi beban lebih dalam rangkaian
kontrol dilengkapi dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang
dipasang dengan kontaktor.

Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal karakteristik
putaran = fungsi torsi, n = f (torsi) lihat Gambar 15. Garis vertikal menunjukkan
parameter putaran, garis horizontal menunjukkan parameter torsi. Ketika motor
berputar pada garis n’ didapatkan torsi di titik M’. Ketika putaran berada di nn
didapatkan torsi motor di Mn. Daerah kerja

putaran motor induksi berada pada area n’ dan nn sehingga torsi kerja motor
induksi juga
berada pada area M’ dan Mn. Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat juga
disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n’ ke nn pada torsi justru terjadi

peningkatan dari M’ ke Mn.

Karakteristik motor induksi lainnya lihat Gambar 15 mencakup parameter


efisiensi, faktor kerja, ratio arus, dan ratio putaran. Dengan membaca karakteristik
motor induksi dapat diketahui setiap parameter yang dibutuhkan. Saat torsi
mencapai 100% dapat dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja cos : 0,8; efiseiensi

motor 0,85; dan ratio putaran n/ns: 0,92.

4.7 Pengasutan Motor Induksi

Saat motor induksi distarting secara langsung, arus awal motor besarnya
antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan
yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 kW,
arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor
dengan daya diatas 30 kW sampai dengan 100 kW akan menyebabkan drop

Teknik Tenaga Listrik 2013


44

tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada
penerangan yang berkedip.

Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor,


tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi.
Ada beberapa cara teknik pengasutan, di antaranya:
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)

2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)

3. Transformator

4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)

5. Pengasutan Soft starting

6. Tahanan Rotor lilit


Soal

1. Kumparan rotor generator sinkron berputar dengan kecepatan 250 rpm dan
menghasilkan frekuesi 50 hz. Jumlah slot pada stator 216 dan masing-masing slot
berisi 5 buah penghantar belitan full pitch dalam sambungan bentuk bintang. Semua
konduktor atau kumparan pada masing-masing phase tersambung seri, dan besarnya
fluks per kutub magnet pada distribusi tegangan tanpa beban 30 m wb

Ditanyakan :

a. Besarnya factor distribusi (kd)


b. Banyaknya kumparan setiap phasa (w/ph)
c. GGL induksi per phasa pada kumparan armature (Ea/ph)
d. Tegangan jala-jala

Penyelesaian

Diketahui :

 Generator sinkron 3 phasa dengan hubungan bintang


 m = 3; n=250 rpm; f=50Hz
 jumlah slot stator (s) =216
 jumlah penghantar setiap slot (Zs) = 5 penghantar

Teknik Tenaga Listrik 2013


45

 Bentangan belitan (full pitch) kp =1


 Fluksi / kutub magnet (ɸ/ktb) = 30 m.wb = 3.10-3 wb

Ditanyakan:

a. Kd = ... ?
W
b. =…?
ph
Ea
c. =… ?
ph
d. VL=… ?

Jawab:

d
sin q
2
Kd=
d
q sin
2

S
q=
P. m

Teknik Tenaga Listrik 2013


46

f . 120 50 .120
P= = =24
n 250

216 216 slot


q= = =3
24 . 3 72 ktb
ph

180 ° L 180 ° L 180° L


d= = = =20 ° L
S 216 9
P 24

20 °
sin3
2 sin 30° 0,5 0,5
Kd= = = = =0,95979 0,96
20 ° 3 sin 10° 3 0,17365 0,52095
3 sin
2

a. Z = S . Zs = 216 . 5 = 1080

Z Z 1080
= = =360
ph m 3
Z
W ph 360
= = =180
ph 2 2

Ea W
b. =4,44 .ɸ . f . Kd . kp .
ph ph
Ea
=4,44 . 30.10−3 . 50 . 0,96 . 1 . 180
ph
¿ 4,44 .3 .5 . 0,96 . 1 . 18
¿ 1.150,85 Volt

Ea
c. VL=√ 3.
ph
¿ √ 3. 1.150,85 Volt
¿ 1.993,3 Volt

Teknik Tenaga Listrik 2013


47

2. Bagian stator dari slternator 3 phasa, 16 kutub magnet, mempunyai 144 slot dan 4
buah konduktor tiap-tiap slot di dalam two layer ( lapis ganda), dan kumparan
masing-masing phasa tersambung seri. Apabila kecepatan putar bagian rotor 375
rpm. Hitung EMF armature per phasa bila besar fluks per kutub magnet 50 m.wb dan
bentangan kumparan (coil span) 1500L

Diketahui:

 Sebuah alternator 3 phasa (m=3)


 Jumlah kutub magnet (P) = 16
 Jumlah slot stator (s) =144
 Jumlah penghantar tiap slot (Zs) = 4 penghantar
 Lebar bentangan belitan =1500L
 Putaran rotor (n) = 375 rpm
 ɸ/ktb = 50 mwb =50.10-3 wb

Ea
Ditanya: =… ?
ph

Jawab:

Ea W
=4,44 .ɸ . f . Kd . kp .
ph ph

d
sin q
2
Kd=
d
q sin
2

S
q=
P. m

144
q= =3
16 .3

180° L 180 ° L 180 ° L


¿ = = =20 °
S 144 9
P 16

Teknik Tenaga Listrik 2013


48

20 °
sin3
2 sin 30° 0,5 0,5
¿ = = = =0,95979 0,96
20 ° 3 sin 10° 3 0,17365 0,52095
3sin
2

Kp = cos ½ 300

= 0,966

Z = S . Zs = 144 . 4 = 576

Z Z 576
= = =192
ph m 3
W h 192
= = =96
ph 2 2

Ea W
=4,44 .ɸ . f . Kd . kp .
ph ph
¿ 4,44 .5.10-3 . 50 . 0,96 . 0,966 . 96

D. Transformator dan Instalasi Tenaga Listrik

5.1 Transformator
Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik
ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetis,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer
dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan
berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Dalam bidang teknik listrik
pemakaian ransformator dikelompokkan menjadi:
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan
transformator tegangan.

Teknik Tenaga Listrik 2013


49

Gambar 19 Transformator
Prinsip kerja tranformator adalah sebagai
berikut.
1. Kumparan primer dihubung-kan kepada sumber teganganyang hendak diubah besar-
nya. Karena tegangan primer itu tegangan bolak-balik, maka besar dan arah
tegangan itu berubah-ubah.
2. Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah pula.
Perubahan medan magnet ini menginduksi tegangan bolak-balik pada kumparan
sekunder. Dari sebuah percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:
1. Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan tegangan sekunder, Vs sama
dengan perbandingan antara jumlah lilitan primer, Np , dan lilitan sekunder, Ns.
2. Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat arus sekunder, Is, sama
dengan perbandingan jumlah lilitan sekunder dengan lilitan primer.

5.2 transformator tanpa beban

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber


tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I 0 yang juga sinusoidal
dan dengan menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 900 dari V1.
Arus primer I0 menimbulkan fluks (Ф) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.

Gambar 20 Transformator Dalam Keadaan

Teknik Tenaga Listrik 2013


50

Gambar 21 Rangkaian Ekivalen

Gambar 22 Gelombang Io Tertinggal 90o

5.3 Efisiensi transformator


Efisensi transformator didefinisikan sebagai berikut:
Daya keluaran(Watt)
η=
Daya masukan(Watt)
Karena daya keluaran sama dengan daya masukan dikurangi rugi-rugi daya,
maka efisiensi dapat dinyatakan sebagai:
rugi−rugi daya( watt)
η=1−
daya masukan(watt)
Untuk transformator rugi-rugi daya dapat segera diperoleh melalui uji beban
nol dan uji hubung singkat, yaitu jumlah rugi inti dan rugi tembaga. Regulasi
tegangan transformator didefinisikan sebagai perubahan besarnya tegangan
sekunder bila arus berubah dari beban penuh ke beban nol dengan tegangan primer
dijaga tetap. Jadi
[ V '2 + I ' 2 ( ℜ+ jXe ) ]−[V ' 2 ]
Regulasi tegangan¿
[V ' 2 ]

Teknik Tenaga Listrik 2013


51

Daftar pustaka

Sumanto. (1996). Mesin Sinkron. Andi Yogyakarta. Yogyakarta

PT PLN JASDIKLAT. (1997). Generator. PT PLN Persero. Jakarta

Teknik Tenaga Listrik 2013

Anda mungkin juga menyukai