BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Stator
Merupakan bagian yang tidak berputar (tetap/diam) yang mengeluarkan
tegangan bolak-balik. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja
yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name
plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang
berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Berikut ini
adalah gambar dari stator :
Rumah stator
Inti stator
Lilitan stator
Alur stator
Kontak hubung
Sikat (terletak di luar)
2.2.2 Rotor
Jika lilita stator berfungsi untuk menghasilkan lilitan tegangan, maka stator
adalah bagian yang berputar yang menghasilkan medan magnit dan medan
mganit tersebut diinduksikan ke stator. Rotor dapat berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Berikut adalah
gambar rotor dari generator arus bolak-balik :
Gambar 3 Rotor
Komponen dari rotor tersebut adalah ;
Kutub magnit
Lilitan penguat megnit
Cincin srert (slip ring)
Poros
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan
frekuensi dari GGL yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini.
P.n
f.
120
Keterangan:
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)
Sedangkan, cara kerja dari generator arus bolak-balik adalah sebgagai berikut
:
Ketika kumparan diputar, kumparan mengalami perubahan garis gaya
magnet yang semakin sedikit, sehingga pada kedua sisi kumparan mengalir
arus listrik mengitari kumparan hingga kumparan sinusoid.
Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya
magnet sehingga tidak ada listrik yang mengalir pada kumparan.
Pada posisi ini kumparan mendapat garis–garis magnet maksimum.
Kumparan terus berputar hingga perubahan tempat pada kedua sisi.
e
Sin α = sin ωt = dimana, e = Em sin α
r
Sudut 900 dimana e = r
e e
Sin α = sin 900 = = =1
r e
Sudut 900 dimana, e = Em
Keterangan :
e = tegangan sesaat
t = waktu (detik)
Em = tegangan maksimal
-Em = tegangan minimal
ω = kecepatan sudut (2πf)
t = Waktu (detik)
i = Im Sin ω.t dimana ……… ω.t = α
e = Em Sin ω.t dimana ……… ω.t = α
α = ω.t = 2π.f.t
dimana untuk 1 x putaran α = 360 derajat
keterangan :
f= frekuensi ( Hz )
t = waktu ( secon ).
ℑ 1
√2 2 √ 2 m
Ief = I = = . I = 0,7071 . Im
Em 1
Eef = E = = √ 2 . Em = 0,7071 . Em
√2 2
2
Irata-rata = Irt =
Im = 0,636 . Im
π
fb ( faktor bentuk ) adalah perbandingan antara harga efektif dengan harga rata-
rata.
ℑ 0,7071. I m
fb = = = 1,11
Irt 0,636 . I m
fp ( faktor puncak ) : adalah perbandingan antara harga maksimum dengan harga
efektif.
ℑ Im
Ief I m/ √ 2 √ 2=¿
fp = = = 1,414
P.n P
= karena p =
120 2
p.n
=
60
Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
n = jumlah putaran (rpm)
Jumlah slot per phasa (S/ph)
S S
=
ph m
Jumlah slot per kutub magnet per phasa (q)
S
q=
m. p
Pergeseran sudut antara slot terdekat (d)
180 derajad Listrik
d= S dimana 1800L = jarak antara kutub magnet terdekat
p
Bila pada kumparan 1, 2, dan 3 terkonsentrasi dalam satu slot, maka GGL
armature totalnya :
E = 3 . Es
Es = ggl armatur satu kumparan
Faktor distribusi (Kd)
ggl kumparan terdistribusi
Kd =
ggl kumparan terkonsentrasi
Atau dengan formula lain :
1
sin(q . d )
2
Kd =
1
q sin d
2
Pitch factor (Kp) atau bentangan kumparan, terbagi menjadi 2 macam :
a. Kumparan bentangan penuh (full pitch)
Bentuk kumparan terletak dalam satu bentangan kutub magnet (pool steck)
atau 180 0L. (Kp = 1)
b. Kumparan bentangan tidak penuh/diperpendek
Kumparan tidak dalam satu bentangan penuh tetapi lebih kecil (<180 0L)
jumlah pengurangan slot
α= x 180 0L
jumlah slot bentangan penuh
Contoh soal :
Sebuah generator fasa tunggal mempunyai 4 buah kutub magnet dan berputar
setiap menitnya 1500 Rpm. Setiap kutub magnet mempengaruhi dua buah alur
stator yang berisi belitan stator. Besarnya fluks magnet 0,01 weber. Setiap alur
stator terdapat 3 batang penghantar, Hitunglah ggl per fasa generator tersebut
diatas?
Diketahui : Generator abb fasa tunggal
fw = 0,8 , P = 4 ,
n = 1500 Rpm
Tiap kutub magnet mempengaruhi 2 alur stator.
ф / kutub magnet = 0,01 weber
( Zs ) = 3 penghantar
Ditanyakan : berapakah nilai dari ggl atau Ea ?
Jawab : GGL
Ea = 4,44. ф. f . W. fw ( Volt )
p
.n
fw = 0,8 2
f= Hz
60
f = ( 4 . 1500 ) : 120 = 50 Hz
Z = 4 . 2 . 3 = 24
W = Z / 2 = 24 / 2 = 12
Ea = 4,44. ф. f . W. fw ( Volt )
Ea = 4,44 . 0,01 . 50 . 12 . 0,8 = 21,312 Volt.
Ea = 21,312 Volt
Eo = 4,44. ϕ . f . W . Kd . Kp (volt)
Keterangan :
If = Arus listrik pd kump. Medan magnet
Rf = Hambatan kump medan
Ra = Hambatan armatur
XL = Reaktansi bocor (reaktansi armatur)
Vt = V = Tegangan out put
Ea = gaya gerak listrik armatur.
Xs = XL + Xa
b. PF = tertinggal/mengikuti/logging
Eo
= ( V cos φ+ Ia . Ra ) kuadrat+¿ ¿ 2
ph √
Secara Vektoris
c. PF = Mendahului/Ladding
Eo
= ( V cos φ+ Ia . Ra ) kuadrat+¿ ¿ 2
ph √
Secara Vektoris
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti
diperlihatkan pada Gambar 8. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk
jenis beban yang berbeda-beda.
- Warna merah : ΦA
- Warna biru : ΦF
Gamb. a : Arus jangkar I sefasa dg V
- Jenis beban : Tahanan ( resistif ).
- ΦA tegak lurus thd ΦF
Gamb. b : Arus jangkar I mendahului
- V dg sdt ϕ
- Jenis beban : kapasitif
- ΦA mengikuti thd ΦF dg sdt ( 90 ⁰ - ϕ )
Gamb. c : Arus jangkar I mendahului
- 90 ⁰ thd V
- Jenis beban : kapasitif murni
- ΦA memperkuat ΦF shg terjadi pemagnitan
Gamb. d : Arus jangkar I mengikuti
- 90 ⁰ thd VJenis beban : induktif murniΦA memperlemah ΦF shg
terjadi pengaruh pendemagnetan.
Diagram vektor arus & tegangan setiap phasa dari gen sinkron:
- P.f = lagging artinya terdapat pergeseran fasa ϕ . I mengikuti V
i 1=I R
i 2=I S
i 3=I T
Diagram tegangan
1
OA= √3 Ea1
2
1
OB=2 x √ 3 Ea1
2
¿ √ 3 Ea1
Pada hubungan bintang, arus di dalam sama dengan arus di luar, tegangan di
dalam lebih kecil tegangan di luar.
b. Generator belitan segitiga
Tegangan dalam = tegangan luar, arus luar > arus dalam
Diagram Arus
B. MOTOR SINKRON
dengan frekuensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron.
kutub rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga
mencapai –95% kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan
motor mencapai sinkronisasi. Torque yang diperlukan untuk menarik motor
hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan
harus terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban.
Selama kondisi tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan
kutub medan dc berada dalam satu garis (gambar dibawah bagian a). Seiring
dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke belakang, relative
terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada perubahan kecepatan.
Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque.
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut:
Ns = 120 f / P
di mana :
Kutub yang ditampilkan di bagian kanan adalah tipe rotor brush yang
menggunakan cincin slip untuk aplikasi arus medan DC.
Tegangan rendah DC digunakanuntuk memutar bidang. Tipe
tegangan yang tipikal digunakan adalah 120VDC dan 250 VDC.
Polaritas cincin slip tidaklah kritikal dan harus secara berkala dibalik
untuk menyamakan pada pemakaian cincin slip.
Cincin polaritas negatif akan memperlama pemakaian dibandingkan
cincin positif karena faktor elektrolisis. Cincin slip biasanya terbuat dari
Pada motor sinkron, ggm dibangkitkan arus medan (DC) pada belitan
rotor. Jika arus medan ini cukup, maka motor tidak membutuhkan suplai
energi reaktif dari sisi stator yang bersumber dari jaringan listrik.
Sehingga motor bekerja dengan faktor daya = 1.
Jika penguatan arus medan kurang, maka motor sinkron akan menarik
daya reaktif yang bersifat induktif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja
dengan factor daya(pf) terbelakang (lagging). Artinya motor menjadi
pembangkit daya reaktif yang bersifat induktif.
Kebalikannya jika kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron
akan menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga
motor bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya
motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif.
Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan
memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekwensi dan generator motor.
T = Bsx Bs(sin δ)
δ disebut sudut beban karena besarnya tergantung pembebanan.
Pada saat beban nol nilai δ=0. Jika dibebani, medan rotor tertinggal dari
rotor sebesar δ, kemudian berputar sama lagi. Beban maksimum tercapai
pada δ=90o. Jika beban dinaikkan terus melebihi batas itu, maka motor akan
kehilangan sinkronisasi dan akhirnya akan berhenti.
Pada Motor sinkron 3 fasa, mengalir arus seimbang pada tiap fasa dengan
beda sudut fasa 120o
ia = Im sin ωt
ib = Im sin (ωt-120o)
ic = Im sin (ωt-240o)
Tiap arus fasa membangkitkan ggm F yang merupakan fungsi sudut ruang ө
seperti ia à Fa.cos θ. Dengan Fa=Fm. sin ωt
Maka ggm F tiap fasa yang dibangkitkan :
Fa = Fm sin ωt.cos θ
Fb = Fm sin (ωt-120o).cos (θ-120o)
Fc = Fm sin (ωt-240o) .cos (θ-240o)
Resultan ketiga ggm, Fr=Fa+ Fb +Fc
Dan jika kemudian disederhanakan dengan persamaan trigonometri akan
diperoleh:
F(θ,t) = 3/2 Fm.cos (θ-ωt)
Yang berarti resultan-mmf adalah medan putar sebagai fungsi dari ruang
dan waktu, seperti terlihat dalam gambar berikut :
Motor singkron 3φ ,12 kutup, memiliki impedansi jangkar 100 ohm, dan reaktansi
0,5 ohm/fasa. Beroperasi dengan 2000 V, 3φ , 25Hz. Bila pengaturan 80% dari
kemampuan, hitunglah daya maksimum dan torsi dalam Nm sebelum mesin keluar
dari sinkronisasi?
Eb = 80%
V2 = 1600 Volt
R = 0,5 Ohm
Zs = 10 ohm
v 1/v 2 v 22 R
Pd −
Zs Zs 2
C. MOTOR INDUKSI
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang
paling luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini
bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus
rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor
dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator.
Rangka stator motor induksi didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung
dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek atau
gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena
itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan
lebih efektif.
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti
stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur
merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan
antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah
udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga
didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator
dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana penempatan
stator dan rotor pada motor induksi.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (n s
=, 120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum
Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip.
Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya
akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan
putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi. Bila beban
motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu:
bagian stator dan bagian rotor (Gambar 13). Stator adalah bagian motor
yang diam terdiri: badan motor, inti stator, belitan stator, bearing, dan
terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas
rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian
rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi
tidak komutator dan sikat arang.
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik
3 phasa. Motor induksi sering juga disebut motor ti dak serempak atau
motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi lihat Gambar 15.
Keti ka tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S
(south = selatan), garis-garis gaya mahnet
mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N
(north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik-menarik
dengan kutub S.
Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S
pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar.
Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih
berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu
putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi
kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena
ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka
disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron.
Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan
yang masing-masing berbeda sudut 120° Gambar 15. Ujung belitan phasa pertama
U1- U2, belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
Susunan belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan
yang masing-masing berbeda sudut 120° Gambar 15. Ujung belitan phasa pertama
U1- U2, belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal Gambar
13, terbentuknya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan
dua kutub, dapat diterangkan dengan empat kondisi.
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I 2 dan arus I 3 bernilai negatip
dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju
pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S (south
= selatan) dan kutub N (north = utara).
2. Saat sudut 120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I 1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca).
Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120° dari posisi awal.
3. Saat sudut 240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I 2 bernilai negatip, belitan
U2, W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2,
dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N
kedua.
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N
kembali keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat
dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator
akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut
kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung
secara teoritis.
Motor induksi (Gambar 14) memiliki rugi-rugi yang terjadi karena dalam motor
induksi terdapat komponen tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen
induktor belitan stator. Pada motor induksi terdapat rugi- rugi tembaga, rugi inti,
dan rugi karena gesekan dan hambatan angin.
makin besar arus beban maka rugi tembaga makin besar juga. Daya input motor
sebesar P1, maka daya
yang diubah menjadi daya output sebesar P2.
Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum
jam (kanan) Gambar 14, dan putaran berlawanan jarum jam (ke kiri) dilihat dari
poros motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi
berkutub dua memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat
memiliki putaran poros mendekati 1.450
Rpm.
Karakteristik torsi motor induksi (Gambar 15), disebut torsi fungsi dari slip (T =
f(slip)). Garis vertikal merupakan parameter torsi (0–100%) dan garis horizontal
parameter slip (1,0–0,0). Dikenal ada empat jenis torsi, yaitu:
1. MA, momen torsi awal,
Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi
saat slip
0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip 0,05. Torsi
beban harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari
torsi motor, akibsatnya motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat
belitan stator terbakar. Untuk mengatasi kondisi beban lebih dalam rangkaian
kontrol dilengkapi dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang
dipasang dengan kontaktor.
Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal karakteristik
putaran = fungsi torsi, n = f (torsi) lihat Gambar 15. Garis vertikal menunjukkan
parameter putaran, garis horizontal menunjukkan parameter torsi. Ketika motor
berputar pada garis n’ didapatkan torsi di titik M’. Ketika putaran berada di nn
didapatkan torsi motor di Mn. Daerah kerja
putaran motor induksi berada pada area n’ dan nn sehingga torsi kerja motor
induksi juga
berada pada area M’ dan Mn. Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat juga
disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n’ ke nn pada torsi justru terjadi
Saat motor induksi distarting secara langsung, arus awal motor besarnya
antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan
yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 kW,
arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor
dengan daya diatas 30 kW sampai dengan 100 kW akan menyebabkan drop
tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada
penerangan yang berkedip.
3. Transformator
4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
1. Kumparan rotor generator sinkron berputar dengan kecepatan 250 rpm dan
menghasilkan frekuesi 50 hz. Jumlah slot pada stator 216 dan masing-masing slot
berisi 5 buah penghantar belitan full pitch dalam sambungan bentuk bintang. Semua
konduktor atau kumparan pada masing-masing phase tersambung seri, dan besarnya
fluks per kutub magnet pada distribusi tegangan tanpa beban 30 m wb
Ditanyakan :
Penyelesaian
Diketahui :
Ditanyakan:
a. Kd = ... ?
W
b. =…?
ph
Ea
c. =… ?
ph
d. VL=… ?
Jawab:
d
sin q
2
Kd=
d
q sin
2
S
q=
P. m
f . 120 50 .120
P= = =24
n 250
20 °
sin3
2 sin 30° 0,5 0,5
Kd= = = = =0,95979 0,96
20 ° 3 sin 10° 3 0,17365 0,52095
3 sin
2
a. Z = S . Zs = 216 . 5 = 1080
Z Z 1080
= = =360
ph m 3
Z
W ph 360
= = =180
ph 2 2
Ea W
b. =4,44 .ɸ . f . Kd . kp .
ph ph
Ea
=4,44 . 30.10−3 . 50 . 0,96 . 1 . 180
ph
¿ 4,44 .3 .5 . 0,96 . 1 . 18
¿ 1.150,85 Volt
Ea
c. VL=√ 3.
ph
¿ √ 3. 1.150,85 Volt
¿ 1.993,3 Volt
2. Bagian stator dari slternator 3 phasa, 16 kutub magnet, mempunyai 144 slot dan 4
buah konduktor tiap-tiap slot di dalam two layer ( lapis ganda), dan kumparan
masing-masing phasa tersambung seri. Apabila kecepatan putar bagian rotor 375
rpm. Hitung EMF armature per phasa bila besar fluks per kutub magnet 50 m.wb dan
bentangan kumparan (coil span) 1500L
Diketahui:
Ea
Ditanya: =… ?
ph
Jawab:
Ea W
=4,44 .ɸ . f . Kd . kp .
ph ph
d
sin q
2
Kd=
d
q sin
2
S
q=
P. m
144
q= =3
16 .3
20 °
sin3
2 sin 30° 0,5 0,5
¿ = = = =0,95979 0,96
20 ° 3 sin 10° 3 0,17365 0,52095
3sin
2
Kp = cos ½ 300
= 0,966
Z = S . Zs = 144 . 4 = 576
Z Z 576
= = =192
ph m 3
W h 192
= = =96
ph 2 2
Ea W
=4,44 .ɸ . f . Kd . kp .
ph ph
¿ 4,44 .5.10-3 . 50 . 0,96 . 0,966 . 96
5.1 Transformator
Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik
ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetis,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer
dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan
berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Dalam bidang teknik listrik
pemakaian ransformator dikelompokkan menjadi:
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan
transformator tegangan.
Gambar 19 Transformator
Prinsip kerja tranformator adalah sebagai
berikut.
1. Kumparan primer dihubung-kan kepada sumber teganganyang hendak diubah besar-
nya. Karena tegangan primer itu tegangan bolak-balik, maka besar dan arah
tegangan itu berubah-ubah.
2. Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah pula.
Perubahan medan magnet ini menginduksi tegangan bolak-balik pada kumparan
sekunder. Dari sebuah percobaan dapat ditunjukkan, bahwa:
1. Perbandingan antara tegangan primer, Vp, dengan tegangan sekunder, Vs sama
dengan perbandingan antara jumlah lilitan primer, Np , dan lilitan sekunder, Ns.
2. Perbandingan antara kuat arus primer, Ip, dengan kuat arus sekunder, Is, sama
dengan perbandingan jumlah lilitan sekunder dengan lilitan primer.
Daftar pustaka