Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengantar atau introduction artinya memperkenalkan secara umum, seingga diperoleh
gambaran menyeluruh dari ruang lingkup permasalahan secara garis besar. Pengantar bersifat
meluas tetapi tidak mendalam. Dapat diartikan juga dengan mengantar atau memperkenalkan
hukum yang berlaku sekarang di Negara Republik Indonesia. Hukum sama artinya dengan
aturan, kaidah atau norma.
Dalam hukum memang sangat sulit di temukan suatu definisi yang sunggu-sungguh 
dapat     memadai kenyataan. Para sarjana hukum memberikan definisi  tentang hukum terdapat
perbedaan pandangan, dan menurut sreranya masing- masing  sesuai dengan objek penelitiannya.
Hal ini di sebabkan masing-masing sarjana  hukum terpaku pada pandangannya sendiri.
Tegasnya, para sarjana itu terikat pada alam sekitar dan kebudayaan yang ada ataupun terikat
pada situasi yang mengelilinginya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini ditujukan untuk merumuskan permasalahan yang
akandibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalammakalah, sebagai berikut :
1. Apa yang pengertian hokum ?
2. Apa tujuan hukum ?
3. Apa saja sumber hukum ?
4. Apa itu kodefikasi hukum ?
5. Apa itu norma hukum ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian hukum
2. Untuk memahami tujuan hukum
3. Untuk mengetahui sumber hukum
4. Untuk memahami kodefikasi hukum
5. Untuk mengetahui apa itu norma hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian hukum
Hukum adalah peraturan yang tertulis mapun tidak tertulis yang mengatur manusia dalam
hidup bermasyarakat, yang apabila dilanggar ada sanksi yang tegas. Hukum adalah sistem yang
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk
penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara
dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum,
perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di
mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali
keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat
negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf
Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada
dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."

Pengertian PHI atau Pengantar Hukum Indonesia terdiri dari tiga kata “Penghantar”,


“Hukum”, dan “Indonesia”. Pengantar berarti menantarkan pada tujuan tertentu.  yang Pengantar
dalam bahas Belanda disebut inleiding dan introduction (bahasa inggris) yang berarti
memperkenalkan secara umum atau secara garis besar yang tidak mendalam atas sesuatu hal
tertentu. Pada istilah Pengantar Hukum Indonesia yang diperkenalkan secara umum atau secara
garis besar adalah hukum Indonesia.

Istilah “Hukum Indonesia” yang dimaksud adalah hukum yang berlaku di Negara


Indonesia pada waktu sekarang. Hukum yang berlaku pada waktu sekarang disuatu tempat atau
wilayah disebut “Hukum Positif”, artinya hukum yang (dipositifkan) berlaku untuk masyarakat
tertentu dan dalam waktu tertentu. Hukum positif juga disebut ius constitutum, artinya hukum
yang sudah ditetapkan untuk diberlakukan saat ini pada suatu tempat atau Negara tertentu.

Di bawah ini akan di kutip beberapa pendapat para ahli hukum tentang definisi hukum sebagai
berikut :
a. Plato, hukum adalah system peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang
mengikat masyarakat.
b. Aristoteles , hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat
masyarakat tetapi juga hakim.
c. Autin , hukum adalah peraturan yang di tiadakan untuk memberi bimbingan kepada
mahluk yang berakal oleh mahluk yang berakal yang berkuasa atasnya.
d. Bellfroid ,hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib masyarakat itu di
dasarkan atas kekuasan yang ada pada masyarakat.

2
e. E.M. Meyers, hukum adalah semua peraturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan
ditujukan pada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi pedoman penguasa
Negara dalam melakukan tugasnya.
f. Duguit, hukum adalah aturan tingka laku para anggota masyarak, aturan yang daya
penggunaanya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari
kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar peraturan itu.
g. Immanuel Kant, hukum adalah keseluruhan syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan dengan kehendak bebas dari orang lain memenuhi
peraturan hukum tentang kemerdekaan.
h. Van Kant, hukum adalah serumpun peraturan yang bersifat memaksa yang di adakan
untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang dalam masyarakat.
i. Van Apeldoorn, hukum adalah suatu gejalah sosial; tidak ada masyarakat yang tidak
mengenal hukum maka hukum itu menjadi suatu aspek dari kebudayaan seperti agama,
kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan.
j. S.M. Amin, hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sangsi-
sangsi.
k. E. Utrecht, hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perinta dan larangan) yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh seluru anggota
masyarakat yang bersangkutan . Ole karena itu , pelanggaran petunjuk hidup tersebut
dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau pengusa itu.
l. M.H. Tirtaamidjata, hukum adalah semua aturan (norma) yang harus di turut dalam
tingka laku dan tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti
kerugian jika melangar peraturan itu yang akan membahayakan diri sendiri atau harta,
umpamanya orang akan kehiklangan kemerdekaannya, didenda, dan sebagainya.
m. J.T.C. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, hukum ialah aturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan tingka laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang di
buat oleh badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan tadi
berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukumman.

2. Tujuan hukum
Tugas hukum ini merupakan konsepsi dwitunggal, yang biasanya terdapat dalam
perumusan kaeda hukum, misalnya Pasal 338 KUHP, dengan rumusannya ,”Barang siapa
dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, di hukum karena makar mati,…., adalah
memberikan nilai kepastian hukum.
Menurut Sudikno Mertokusumo, bahwa tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan.
Demikian juga Soejono mengatakan, bahwa hukum yang di adakan atau di bentuk
membawa misi tertentu, yaitu keinsafan masyarakat yang di tuangkan dalam hukum sebagai
sarana pengendali dan menguba agar terciptanya kedamaian dan ketentraman masyarakat.

3
Adapun Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto menjelaskan, bahwa tujuan hukum adalah
kedamaian hidup antar pribadi yang meliputi ketertiban ekstern antar pribadi dan ketenangan
ekstern pribadi. Konsepsi kedamayan berarti tidak ada gangguan ketertiban dan juga tidak ada
kekangan terhadap kebebasan ( maksudnya, ada ketentraman atau ketenangan pribadi). Di dalam
kehidupan bersama senantiasa menghendaki ketertiban. Sebaliknya manusia secara nidividu,
menginginkan adanya kebebasan yang mengara kepada ketentraman atau ketenangan pribadi.
A. Tujuan hukum menurut teori
1. Teori etis (etische theorie)
Teori ini mengajarkan bahwa hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan.
Menurut teori ini, isi hukum semata-mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa
yang adil dan apa yang tidak adil. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles filsuf
Yunani dalam bukunya Ethica Nicomachea dan Rhetorica yang menyatakan ”hukum
mempunyai tugas yang suci yaitu memberi kepada setiap orang yang berhak menerimanya”.
Selanjutnya Aristoteles membagi keadilan dalam 2 jenis, yaitu :

 Keadilan distributif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah menurut
jasanya. Artinya, keadilan ini tidak menuntut supaya setiap orang mendapat bagian yang
sama banyaknya atau bukan persamaannya, melainkan kesebandingan berdasarkan
prestasi dan jasa seseorang.
 Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah yang
sama banyaknya tanpa mengingat jasa masing-masing. Artinya hukum menuntut adanya
suatu persamaan dalam memperoleh prestasi atau sesuatu hal tanpa memperhitungkan
jasa masing-masing.
Keadilan menurut Aristoteles bukan berarti penyamarataan atau tiap-tiap orang memperoleh
bagian yg sama.
2. Teori utilitas (utiliteis theorie)
Menurut teori ini, tujuan hukum ialah menjamin adanya kemamfaatan atau kebahagiaan
sebanyak-banyaknya pada orang sebanyak-banyaknya. Pencetus teori ini adalah Jeremy Betham.
Dalam bukunya yang berjudul “introduction to the morals and legislation” berpendapat bahwa
hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah/mamfaat bagi orang.
Apa yang dirumuskan oleh Betham tersebut diatas hanyalah memperhatikan hal-hal yang
berfaedah dan tidak mempertimbangkan tentang hal-hal yang konkrit. Sulit bagi kita untuk
menerima anggapan Betham ini sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, bahwa apa yang
berfaedah itu belum tentu memenuhi nilai keadilan atau dengan kata lain apabila yang berfaedah
lebih ditonjolkan maka dia akan menggeser nilai keadilan kesamping, dan jika kepastian oleh
karena hukum merupakan tujuan utama dari hukum itu, hal ini akan menggeser nilai kegunaan
atau faedah dan nilai keadilan.

4
3.  Teori campuran             
Teori ini dikemukakan oleh Muckhtar Kusmaatmadja bahwa tujuan pokok dan pertama dari
hukum adalah ketertiban. Di samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan
yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya.
4.Teori normatif-dogmatif,
    Tujuan hukum adalah semata-mata untuk menciptakan kepastian hukum (John Austin dan van
Kan). Arti kepastian hukum disini adalah adanya melegalkan kepastian hak dan kewajiban. Van
Kan berpendapat tujuan hukum adalah menjaga setiap kepentingan manusia agar tidak diganggu
dan terjaminnya kepastiannya.
5. Teori Peace (damai sejahtera)
Menurut teori ini dalam keadaan damai sejahtera (peace) terdapat kelimpahan, yang kuat tidak
menindas yang lemah, yang berhak benar-benar mendapatkan haknya dan adanya perlindungan
bagi rakyat. Hukum harus dapat menciptakan damai dan sejahtera bukan sekedar ketertiban.
B. Tujuan hukum menurut pendapat ahli :
1.       Purnadi dan Soejono Soekanto, tujuan hukum adalah kedamaian hidup antar pribadi yang 
pribadi dan meliputi ketertiban ekstern antara ketenangan intern pribadi.
2.      van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.
Hukum menghendaki perdamaian. Perdamain diantara manusia dipertahankan oleh hukum
dengan melindungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, kehormatan,
kemerdekaan, jiwa, harta benda terhadap pihak yg merugikan
3.      R. Soebekti, tujuan hukum adalah bahwa hukum itu mengabdi kepada tujuan negara yaitu
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan para rakyatnya. Hukum melayani tujuan negara
tersebut dengan menyelenggarakan “keadilan” dan “ketertiban”
4.      Aristoteles, hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi kepada setiap orang yang ia
berhak menerimanya. Anggapan ini berdasarkan etika dan berpendapat bahwa hukum bertugas
hanya membuat adanya keadilan saja
5.      SM. Amin, SH tujuan hukum adalah mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia,
sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara
6.      Soejono Dirdjosisworo, tujuan hukum adalah melindungi individu dalam hubngannya
dengan masyarakat, sehingga dengan demikian dapat diiharapkan terwujudnya keadaan aman,
tertib dan adil7. Roscoe Pound, hukum bertujuan untuk merekayasa masyarakat artinya hukum
sebagai alat perubahan sosial (as a tool of social engeneering), Intinya adalah hukum disini
sebagai sarana atau alat untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi
maupun dalam hidup masyarakat.

5
7.      .Bellefroid, tujuan hukum adalah menambah kesejahteraan umum atau kepentingan umum
yaitu kesejahteraan atau kepentingan semua anggota2 suatu masyarakat.
8.      Van Kant, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap2 manusia supaya kepentingan itu
tidak dapat diganggu.
9.      Suharjo (mantan menteri kehakiman), tujuan hukum adalah untuk mengayomi manusia
baik secara aktif maupun secara pasif. Secara aktif dimaksudkan sebagai upaya untuk
menciptakan suatu kondisi kemasyarakatan yang manusia dalam proses yang berlangsung secara
wajar. Sedangkan yang dimaksud secara pasif adalah mengupayakan pencegahan atas upaya
yang sewenang-wenang dan penyalahgunaan hak secara tidak adil.
Usaha mewujudkan pengayoman ini termasuk di dalamnya diantaranya :
a. mewujudkan ketertiban dan keteraturan
b. mewujudkan kedamaian sejati
c. mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat
d. mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat
Kesimpulan Tujuan Hukum :

 Tujuan hukum itu sebenarnya menghendaki adanya keseimbangan kepentingan,


 ketertiban, keadilan, ketentraman, kebahagiaan,damani sejahtera setiap manusia.
 Dengan demikian jelas bahwa yang dikehendaki oleh hukum adalah agar kepentingan
setiap orang baik secara individual maupun kelompok tidak diganggu oleh orang atau
kelompok lain yang selalu menonjolkan kepentingan pribadinya atau kepentingan
kelompoknya.
 Inti tujuan hukum adalah agar tercipta kebenaran dan keadilan

3. Sumber-sumber hukum

a. Pengertian sumber hukum


Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-aturan yg
mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukum
secara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan. dsb.

6
Kansil ,SH sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yakni aturan2 yang kalau dilanggar mengakibatkan
sangsi yang tegas dan nyata.
Meskipun pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, sejalan dengan
pendekatan yang digunakan dan sesuaio dengan latar belakang dan pendidikannya, secara umum
dapat disebutkan bahwa sumber hukum dipakai orang dalam dua arti. Arti yang pertama untuk
menjawab pertanyaan “mengapa hukum itu mengikat ?” Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan
“apa sumber (kekuatan) hukum hingga mengikat atau dipatuhi manusia”. Pengertian sumber
dalam arti ini dinamakan sumbe hukum dalam arti materiil. Kata sumber juga dipakai dalam arti
lain, yaitu menjawab pertanyaan “dimanakah kita dapatkan atau temukakan aturan-aturan hukum
yanmg mengatur kehidupan kita itu ?” Sumber dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum
dalam arti formal”. Secara sederhana, sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukakannya aturan-aturan hukum.
b. Macam-macam sumber hukum
Sebagaimana diuraikan diatas ada 2 sumber hukum yatu sumber hukum dalam arti materil dan
formil.

 Sumber hukum materiil

Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum. Dapat ditinjau dari
berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, agama, dll. Dalam kata lain
sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan
hukum (pengaruh terhadap pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor
yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana materi
hukum tiu diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum.
Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.
Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan tugasnya.
Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan tunduk
pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang bersangkutan.
Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, dll
Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu terdiri dari tiga
jenis yaitu (van Apeldoorn) :
1) Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita dapat menemukan
hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini dibagi menjadi :

7
 Sumber hukum yg merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum secara
historis : dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.
 Sumber hukum yg merupakan tempat pembentuk UU mengambil hukumnya.

2) Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu Sumber hukum dalam


arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor yang menentukan isi hukum positif, seperti
misalnya keadaan agama, pandangan agama, kebudayaan dsb.
3) Sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini dibagi lebih
lanjut menjadi dua :
Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.
Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu:
Ø pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari Tuhan
Ø pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi hukum berasal dari akal manusia
Ø pandangan mazhab hostoris; menurut pandangan isi hukum berasal dari kesadaran hukum.
b) Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempuyai kekuatan mengikat,
mengapa kita tunduk pada hukum

 Sumber hukum formal

Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar
berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal merupakan dasar kekuatan
mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak hukum.
Apa beda antara undang-undang dengan peraturan perundang-undangan ?
Undang-undang dibuat oleh DPR persetujuan presiden, sedangkan peraturan perundang-
undangan dibuat berdasarkan wewenang masing-masing pembuatnya, seperti PP, dll atau
Peraturan Perundang- undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum (Pasal 1 ayat 2 UU No. 10 tahun 2004)

 Macam-macam sumber hukum formal :


1) Undang-undang, yaitu suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara
Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai 2 arti :
 Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang merupakan UU karena cara
pembuatannya (misalnya, dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan parlemen)
 Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat
setiap penduduk.

8
Menurut UU No. 10 tahun 2004 yang dimaksud dengan UU adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden (pasal 1 angka 3)
Syarat berlakunya ialah diundangkannya dalam lembaran negara (LN = staatsblad) dulu oleh
Menteri/Sekretaris negara. Sekarang oleh Menkuhham (UU No. 10 tahun 2004). Tujuannya agar
setiap orang dapat mengetahui UU tersebut (fictie=setiap orang dianggap tahu akan UU =
iedereen wordt geacht de wet te kennen, nemo ius ignorare consetur= in dubio proreo, latin).
Konsekuensinya adalah ketika seseorang melanggar ketentuan hukum tidak boleh
beralasan bahwa ketentuan hukum itu tidak diketahuinya. Artinya apabila suatu ketentuan
perundang-undangan itu sudah diberlakukan (diundangkan) maka dianggap (difiksikan) bahwa
semua orang telah mengetahuinya dan untuk itu harus ditaati.
Berakhirnya/tidak berlaku lagi jika :
 Jangka waktu berlakunya telah ditentukan UU itu sudah lampau
 Keadaan atau hal untuk mana UU itu diadakan sudah tidak ada lagi
 UU itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat atau instansi yang lebih
tinggi.
 Telah ada UU yang baru yang isinya bertentangan atau berlainan dgn UU yg dulu
berlaku.
Lembaran negara (LN) dan berita negara :
LN adalah suatu lembaran (kertas) tempat mengundangkan (mengumumkan) semua
peraturan negara dan pemerintah agar sah berlaku. Penjelasan daripada suatu UU dimuat dlm
tambahan LN, yg mempunyai nomor urut. LN diterbitkan oleh Menteri sekretaris negara, yg
disebut dgn tahun penerbitannya dan nomor berurut, misalnya L.N tahun 1962 No. 1
(L.N.1962/1)
Berita negara adalah suatu penerbitan resmi sekretariat negara yg memuat hal-hal yang
berhubungan dengan peraturan-peraturan negara dan pemerintah dan memuat surat-surat yang
dianggap perlu seperti : Akta pendirian PT, nama orang-orang yang dinaturalisasi menjadi WNI,
dll,
Catatan : Jika berkaitan dengan peraturan daerah diatur dalam lembaran daerah
Kekuatan berlakunya undang-undang :
 UU mengikat sejak diundangkan berarti sejak saat itu orang wajib mengakui
eksistensinya UU.
 Sedangkan kekuatan berlakunya UU berarti sudah menyangkut berlakunya UU secara
operasional.
 Agar UU mempunyai kekuatan berlaku ahrus memenuhi persyaratan yaitu 1). Kekuatan
berlaku yuridis, 2). Kekuatan berlaku sosiologis dan, 3) kekuatan berlaku fiolosofis.

9
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut (Pasal 7 UU No.
10/2004) :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah (propinsi, kabupaten, desa)

D. Kodifikasi Hukum 
            Kodifikasi Hukum adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-
undang secara sistematis dan lengkap. Ditinjau dari segi bentuknya, hukum dapat dibedakan atas:
 Hukum Tertulis (statute law, written law), yaitu hukum yang dicantumkan dalam
berbagai peraturan-peraturan.
 Hukum Tak Tertulis (unstatutery law, unwritten law), yaitu hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan perundangan (hukum kebiasaan).
 Unsur-unsur dari suatu kodifikasi:
a. Jenis-jenis hukum tertentu
b. Sistematis
c. Lengkap
 Unsur-unsur dari suatu kodifikasi :
a. Jenis-jenis hukum tertentu
b. Sistematis
c. Lengkap
 Tujuan kodifikasi hukum tertulis untuk memperoleh :
a. Kepastian hukkum
b. Penyederhanaan hukum
c. Kesatuan hukum
 Contoh kodifikasi hukum:
Di Eropa :
a. Corpus Iuris Civilis, yang diusahakan oleh Kaisar Justinianus dari kerajaan Romawi
a. Kepastian hukum
b. Penyederhanaan hukum
c. Kesatuan hukum
 Timur dalam tahun 527-565.
b. Code Civil, yang diusahakan oleh Kaisar Napoleon di Prancis dalam tahun 1604.
 Di Indonesia :
a. Kitab Undang-undang Hukum Sipil (1 Mei 1848)

10
b. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (1 Mei 1848)
c. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (1 Jan 1918)
d. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (31 Des 1981)

Aliran-aliran (praktek) hukum setelah adanya kodifikasi hukum


 Aliran Legisme, yang berpendapat bahwa hukum adalah undang-undang dan diluar
undang-undang tidak ada hukum.
 Aliran Freie Rechslehre, yang berpenapat bahwa hukum terdapat di dalam masyarakat.
 Aliran Rechsvinding adalah aliran diantara aliran Legisme dan aliran Freie Rechtslehre.
Aliran Rechtsvinding berpendapat  bahwa hukum terdapat dalam undang-undang yang
diselaraskan dengan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Menurut teori ada 2 macam kodifikasi hukum, yaitu :


 Kodifikasi Terbuka
            Kodifikasi terbuka adalah kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya
tambahan-tambahan diluar induk kodifikasi. Hal ini dilakukan berdasarkan atas kehendak
perkembangan hukkum itu sendiri system ini mempunyai kebaikan ialah :
“ Hukum dibiarkan berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi
disebut sebagai penghambat kemajuan hukum disini diartikan sebagai peraturan.”
 Kodifikasi Tertutup
            Kodifikasi tertutup Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya
dimasukkan ke dalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.
Isi dari kodifikasi tertutup diantarnya :
 Politik hukum lama
 Unifikasi di zaman hindia belanda (Indonesia) gagal
 Penduduk terpecah menjadi :
 Penduduk bangsa eropa
 Penduduk bangsa timur asing
 Penduduk bangsa pribadi (Indonesia)
 Pemikiran bangsa Indonesia terpecah-pecah pula
 Pendidikan bangsa Indonesia :
 Hasil Pendidikan barat
 Hasil pendidikan timur

E. Kaidah / Norma Hukum


Kaidah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh
penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat
dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat negara, sehingga berlakunya kaidah hukum dapat

11
dipertahankan. Kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan nyata yang
dilakukan manusia. Kaidah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang itu baik
atau buruk, yang diperhatikannya adalah bagaimana perbuatan lahiriyah orang itu. Coba kita
pikirkan contoh berikut, ada seorang pria menikahi seorang wanita dengan sah sesuai dengan
aturan agama dan negara tetapi sebenarnya didalam hatinya ada niat buruk untuk menguras harta
kekayaan si pihak wanita dan lain – lain. Dari contoh tersebut secara lahiriyah sesuai dengan
kaidah hukum karena dia menikahi dengan jalur tidak melanggar hukum tapi sebenarnya batin
pria tersebut adalah buruk.
Karena ada kaidah hukum maka hukum dapat dipandang sebagai kaidah. Hukum sebagai
kaidah adalah sebagai pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau
diharapkan. Pada konteks ini masyarakat memandang bahwa hukum merupakan patokan-patokan
atau pedoman-pedoman yang harus mereka lakukan atau tidak boleh mereka lakukan. Pada
makna ini aturan-aturan kepala adat atau tetua kampung yang harus mereka patuhi bisa dianggap
sebagai hukum, meskipun tidak dalam bentuk tertulis. Kebiasaan yang sudah lumrah dipatuhi
dalam suatu masyarakat pun meskipun tidak secara resmi dituliskan, namun selama ia diikuti dan
dipatuhi dan apabila yang mencoba melanggarnya akan mendapat sanksi, maka kebiasaan
masyarakat ini pun dianggap sebagai hukum.
Menurut sifatnya kaidah hukum terbagi 2, yaitu :
 hukum yang imperatif, maksudnya kaidah hukum itu bersifat a priori harus ditaati,
bersifat mengikat dan memaksa.
 hukum yang fakultatif maksudnya ialah hukum itu tidak secara apriori mengikat. Kaidah
fakultatif bersifat sebagai pelengkap.
Ada 4 macam norma yaitu :
 Norma Agama adalah peraturan hidup yang berisi pengertian-pengertian, perintah-
perintah, larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan yang
merupakan tuntunan hidup ke arah atau jalan yang benar.
 Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati. Peraturan ini
berisi suara batin yang diakui oleh sebagian orang sebagai pedoman dalam sikap dan
perbuatannya.
 Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang muncul dari hubungan sosial antar
individu. Tiap golongan masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan tertentu
mengenai kesopanan.
 Norma Hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang diakui oleh negara dan harus
dilaksanakan di tiap-tiap daerah dalam negara tersebut. Dapat diartikan bahwa norma
hukum ini mengikat tiap warganegara dalam wilayah negara tersebut.

BAB III

12
PENUTUP

1. Kesimpulan

Hukum adalah peraturan yang tertulis mapun tidak tertulis yang mengatur
manusia dalam hidup bermasyarakat, yang apabila dilanggar ada sanksi yang tegas.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi
dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam
hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum
pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum
menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia
dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan
dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari
pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat
negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan
militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih
baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela." Dan disini bisa
kita ketahui apa saja itu tujuan,sumber,kodifikasi dan norma yang ada di dalam
hukum.

2. SARAN
Semoga makalah yang kami buat ini berguna bagi masyarakat dan khususnya
mahasiswa agar bisa mempelajari tentang apa itu hukum dan bagaimana cara kerjanya
dan bagaimana cara menaatinya.

Daftar pustaka

13
 https://vindanoviasari17.wordpress.com/2013/10/28/ringkasan-materi-pengantar-
hukum-indonesia/
 http://jun1dio.blogspot.co.id/2012/05/pengantar-hukum-indonesia.html
 http://remdy.blogspot.co.id/2014/01/makalah-pengantar-hukum-indonesia_4722.html
 https://tiarramon.wordpress.com/2009/12/20/pengantar-hukum-indonesia-2/
 http://canisken.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-tujuan-hukum.html
 https://patriciasimatupang.wordpress.com/2012/03/24/kodifikasi-hukum-kaidah-norma/
 http://rendrapermana-meilleurstar-fz.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-tujuan-sumber-
sumber.html
 http://katauntukibu.blogspot.co.id/2012/03/pengertiantujuansumberkodifikasiekonomi.ht
ml
 http://hukum-on.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-ekonomi-dan-hukum-ekonomi.html
 http://faqih-3eb21.blogspot.co.id/2012/03/tugas-1-pengertian-hukum-tujuan.html

14

Anda mungkin juga menyukai