Anda di halaman 1dari 10

1

EFEKTIVITAS SEDIAAN TINGTUR EKSTRAK DAUN BANDOTAN


(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

EFFECTIVENESS OF TINCTURE OF BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.)


LEAF EXTRACT AGAINST WOUND HEALING IN WHITE RATS
(Rattus norvegicus)

Anastasia Mbewu, Oktavina Kartika Putri


Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) adalah sejenis tanaman pengganggu yang bagian daunnya dapat
digunakan sebagai penyembuh luka karena mempunyai sifat hemostatik. Penelitian sebelumnya telah
dilakukan dengan konsentrasi 15% dibuat dalam sediaan krim dan menunjukkan aktivitas dapat
mempercepat pertumbuhan serabut kolagen. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
sediaan tingtur ekstrak etanol daun bandotan dengan variasi konsentrasi 5%, 15%, dan 45% terhadap
penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus). Metode dalam penelitian ini yakni determinasi
tumbuhan, ekstraksi dengan metode maserasi, pengeringan ekstrak dengan metode freeze drying,
pembuatan sediaan tingtur dengan variasi konsentrasi yakni 5%, 15% dan 45% dan pengujian efektivitas
sediaan tingtur ekstrak daun bandotan pada tikus putih yang telah diberi luka sayat. Hasil penelitian
menunjukkan sediaan tingtur ekstrak daun bandotan dengan konsentrasi 5%, 15%, dan 45% mempunyai
efektivitas terhadap penyembuhan luka pada tikus putih dengan penutupan luka yang sempurna
dibandingkan dengan pemberian povidon iodin. Kesimpulan dari penelitian ini sediaan tingtur ekstrak
daun bandotan dengan variasi konsentrasi 5%, 15%, dan 45% mempunyai efektivitas terhadap
penyembuhan luka pada tikus putih dan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penyembuhan luka
pada tikus putih.

Kata Kunci : ekstrak daun bandotan, penyembuhan luka baru, sediaan tingtur.

ABSTRACT

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) is a kind of disturbing plant whose leaves parts can be used as
wound healer because it has the character of hemostatic. Previous research have been done with a
concentration of 15% made in cream and showed activity can accelerate the growth of collagen fibers.
The purpose of this research is to know the effectiveness of tincture of ethanol extract of bandotan leaves
with variation of concentration 5%, 15%, and 45% on wound healing in white rats (Rattus norvegicus).
The method of this research is plant determination, extraction with maseration method, drying of
extraction with freeze drying method, making tincture with concentration variation of 5%, 15% and 45%
and testing effectiveness of tincture of leaves extract of bandotan in white rats which have been given
2

wound cut. The results showed tincture of leaves extract of bandotan with concentrations of 5%, 15%,
and 45% had effectiveness to wound healing in white rats with perfect wound closure compared with
povidone iodine. The conclusion of this research is tincture of leaves extract of bandotan with variation
of concentration 5%, 15% and 45% have effectiveness on wound healing in white rats and there were
significant differences in wound healing in white rats.

Kata Kunci : bandotan leaves extract, healing of new wound, tincture.

penyembuhan luka telah dilakukan oleh


PENDAHULUAN
Afrianti (2014) dengan konsentrasi
Tanaman bandotan adalah
15% pada mencit putih jantan. Ekstrak
tanaman yang dapat tumbuh di daerah
dengan konsentrasi 15% tersebut dibuat
subtropis dan tropis (Prasad, 2011).
dalam bentuk sediaan krim ekstrak
Tanaman bandotan mempunyai banyak
etanol daun bandotan dan menunjukkan
khasiat antara lain sebagai obat luka,
aktivitas dapat mempercepat
antivirus, antibakteri, antiinflamasi,
pertumbuhan serabut kolagen.
diuretik, gangguan saluran pencernaan,
Berdasarkan penelitian yang
demam, hemostatik, keseleo dan pegal
dilakukan oleh Afrianti (2014), maka
linu (Achmad et al., 2008). Daun
peneliti ingin membandingkan
bandotan sering digunakan untuk
efektivitas ekstrak etanol daun
menutup luka terbuka. Daun bandotan
bandotan dengan variasi konsentrasi
mempunyai efek hemostatik dengan
5%, 15% dan 45% yang diformulasi
menurunkan perdarahan, prothrombin
dalam bentuk sediaan topikal untuk
dan clotting time serta meningkatkan
pengobatan luka. Bentuk sediaan
konsentrasi plasma fibrinogen yang
topikal pada penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap percepatan
sediaan tingtur. Tujuan dari pembuatan
koagulasi darah. Clotting time akan
sediaan tingtur yakni dapat dijadikan
mempengaruhi jalur ekstrinsik
sebagai suatu sediaan farmasi dengan
koagulasi darah. Konsentrasi
proses pembuatan sediaan yang
fibrinogen yang meningkat dapat
sederhana dan lebih efisien digunakan
membantu pembentukan bekuan fibrin
sebagai obat luka baru. Ekstrak yang
yang stabil (Bamidele, 2010).
digunakan untuk pembuatan sediaan
Penelitian terhadap ekstrak
tingtur adalah ekstrak kering agar mutu
etanol daun bandotan untuk
3

sediaan tingturnya baik, tidak dengan variasi konsentrasi 5%, 15%,


ditumbuhi bakteri dan memberikan dan 45% mempunyai efektivitas
efek terapi yang baik. Diharapkan terhadap penyembuhan luka pada tikus
sediaan tingtur ekstrak daun bandotan putih (Rattus norvegicus).

METODE PENELITIAN Ekstraksi Daun Banotan


Penelitian ini merupakan Determinasi tanaman bandotan
penelitian eksperimental untuk dilakukan di Materia Medica Batu
mengetahui efektivitas sediaan tingtur (MMB) untuk mengetahui klasifikasi
ekstrak daun bandotan dengan variasi dan bentuk fisik secara langsung
konsentrasi 5%, 15% san 45% terhadap tanaman. Kemudian dilakukan
penyembuhan luka pada tikus putih pembuatan ekstrak dipilih daun
(Rattus norvegicus). bandotan yang segar, dicuci dan
dimaserasi dengan etanol 70% selama
Alat dan Bahan tiga hari. Maserat disaring lalu
Alat yang digunakan dalam dipekatkan dengan menggunakan
penelitian ini, yaitu kandang hewan, rotary evaporator (Afrianti, 2014);
timbangan analitik, pipet tetes, beaker (Voight, 1995). Kemudian dilakukan
glass, gelas ukur, batang pengaduk, pengeringan ekstrak daun bandotan
penggaris, corong gelas, corong dengan freeze drying untuk
buchner, blender, botol 100 mL, mengantisipasi kerusakan komponen
pencukur bulu, silet (tiger), pinset, ekstrak khususnya yang tidak tahan
gunting, sarung tangan, masker, wadah panas, mempertahankan stabilitas dan
ekstraksi, wadah sediaan tingtur, rotary struktur bahan. Pengeringan ekstrak
evaporator, dan freeze dryer. Bahan dengan freeze drying dilakukan pada
yang digunakan dalam penelitian ini, suhu < -500 C (Food Review 2013).
yaitu ekstrak daun bandotan, tikus Pengeringan ini dilakukan di
putih, povidon iodin, air, eter, etanol Laboratorium Fisiologi, Struktur dan
70% dan kapas. Perkembangan Hewan, Universitas
Brawijaya
4

Pembuatan Sediaan Tingtur


Tabel 1. Formula Sediaan Tingtur Ekstrak Kering Daun Bandotan

Bahan Formula (%)


I II III
Ekstrak Daun Bandotan 5% 15% 45%
Pelarut (Etanol) Ad 15 mL Ad 15 mL Ad 15 mL

Ditimbang ekstrak kering daun luka sayatan dengan panjang ± 1,5 cm


bandotan dengan jumlah masing- pada punggung tikus.
masing konsentrasi 5%, 15% dan 45% Pada penelitian ini tikus putih
adalah 0,75 g; 2,25 g dan 6,75 g. Diukur dibagi dalam 5 kelompok perlakuan
15 mL etanol dimasukkan masing- yang berbeda sesuai dengan
masing ekstrak kering yang sudah kelompoknya. Masing-masing
ditimbang ke dalam beaker glass. kelompok dibagi menjadi sub
Ditambahkan pelarut etanol sebanyak kelompok yang terdiri dari 3 ekor tikus.
15 mL diaduk hingga homogen. Kelompok I (tanpa perlakuan),
Pemeriksaan organoleptis yang kelompok II (povidon iodin), kelompok
tercantum dalam Farmakope dilakukan III (sediaan tingtur ekstrak daun
terhadap warna, bau, dan bentuk dari bandotan 5%), kelompok IV (sediaan
sediaan tingtur. tingtur ekstrak daun bandotan 15%) dan
kelompok V (sediaan tingtur ekstrak
Pengujian Efektivitas Sediaan daun bandotan 45%). Tiap kelompok
Tingtur perlakuan diteteskan povidon iodin dan
Pembuatan luka dilakukan pada sediaan tingtur pada bagian luka
daerah kulit punggung tikus yang telah sebanyak dua kali sehari.
dirontokkan bulunya. Sebelum Pengamatan dilakukan mulai
pembuatan luka, tikus dianestesi hari kedua setelah pengobatan pada
dengan menggunakan eter, kemudian hewan uji, sampai lukanya kering dan
dirontokkan bulunya dibersihkan tertutup. Parameter yang diamati
dengan alkohol 70%. Setelah itu, dibuat meliputi, waktu keringnya luka, waktu
5

penutupan luka dan ukuran luka penutupan luka. Masing-masing


(Wijaya, 2014), (Hairima, 2013). konsentrasi dilihat proses
penyembuhan luka yang paling efektif
Analisis Data kemudian dibandingkan dengan
Hasil pengamatan dilakukan kelompok perlakuan povidon iodin dan
dengan melihat grafik adanya dilanjutkan dengan analisa data
perubahan pada luka seperti waktu menggunakan One-Way Anova dengan
kering luka, ukuran luka, dan alat bantu program SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN conyzoides L. Morfologi daun bandotan


Berdasarkan hasil determinasi sendiri yakni memiliki pertulangan
tanaman bandotan yang dilakukan di menyirip, tangkai pendek dan berwarna
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur hijau. Kandungan yang terdapat dalam
UPT Materia Medica Batu, tanaman daun bandotan adalah minyak atsiri,
bandotan berasal dari suku Asteraceae, kumarin, tanin, sulfur, saponin,
marga Ageratum, dan jenis Ageratum flavonoid dan polifenol.

Tabel 2. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Bandotan


Berat daun bandotan basah 1000 g
Jumlah pelarut 5000 mL
Jumlah ekstrak setelah dievaporasi 1150 mL
Jumlah ekstrak sebelum dikeringkan 700 mL
Jumlah ekstrak setelah dikeringkan 9,947 g
Presentase rendemen 1,634%

dilakukan pengentalan ekstrak terlebih


Ekstrak kering yang diperoleh dahulu.
tidak kering sempurna, karena Pemeriksaan organoleptis yang
tingginya kadar air, adanya senyawa dilakukan pada sediaan tingtur adalah
saponin yang bersifat higroskopis dan bau, berwarna dan bentuk. Sediaan
ekstrak yang diperoleh masih berupa tingtur ekstrak daun bandotan berwarna
cairan. Untuk mendapatkan ekstrak hijau, bentuk cairan dan berbau khas
yang kering sempurna, maka harus bandotan. Sediaan tingtur
6

menunjukkan sifat kelarutan yang tidak sehingga mempengaruhi sifat


sempurna, karena esktrak yang kelarutannya.
diperoleh tidak kering sempurna
8 7 7 7 7
Hari/Panjang luka (cm)

7 6 6
6 5 5 5 5 5 5
5 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 2 2 2 2
2
1 0.2 0.2 0 0 0 0.5 0.5 0.5 0.2 0.2 0.3 0.3 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3
0
KN1 KN2 KN3 KP1 KP2 KP3 5% 1 5% 2 5% 3 15% 115% 215% 345% 145% 245% 3
Kelompok perlakuan

Waktu keringnya luka (hari) Waktu penutupan luka (hari) Ukuran luka (cm)

Gambar 1. Grafik Parameter Pengamatan Penyembuhan Luka

Keterangan: KN1 = Kontrol Negatif 1


KN2 = Kontrol Negatif 2
KN3 = Kontrol Negatif 3
KP1 = Kontrol Positif 1
KP2 = Kontrol Positif 2
KP3 = Kontrol Positif 3

Berdasarkan grafik di atas hari ke-5 sedangkan untuk kelompok


waktu keringnya luka untuk kelompok kontrol negatif dan kelompok
kontrol positif (+), kelompok konsentrasi 5% waktu penutupan luka
konsentrasi 15%, dan kelompok terjadi pada hari ke-7.
konsentrasi 45% terjadi pada hari ke-2 Penyusutan ukuran luka dan
sedangkan untuk kelompok kontrol bekasnya secara berurutan mulai dari
negatif (-) dan kelompok konsentrasi penyusutan paling besar sampai paling
5% waktu keringnya luka terjadi pada kecil adalah kelompok kontrol positif
hari ke-3. (+), kelompok konsentrasi 45%,
Penutupan luka untuk kelompok konsentrasi 15%, kelompok
kelompok konsentrasi 45% terjadi pada konsentrasi 5% dan kelompok kontrol
hari ke-4, kelompok kontrol positif dan negatif. Kelompok kontrol positif
kelompok konsentrasi 15% terjadi pada mengalami penyusutan ukuran luka dan
7

bekasnya yang lebih besar artinya kontrol negatif (-), oleh karena
menunjukkan penyembuhan luka akan itu untuk melihat ada tidaknya
tetapi lukanya belum tertutup sempurna perbedaan efek penyembuhan luka
sedangkan kelompok konsentrasi 5%, yang signifikan maka dilanjutkan pada
15% dan 45% mengalami penyusutan pengujian ANOVA terhadap panjang
ukuran luka dan bekasnya yang lebih luka. Hasil pengujian anova one way
kecil artinya menunjukkan menunjukkan bahwa adanya perbedaan
penyembuhan luka dan lukanya sudah data yang signifikan dimana Nilai sig
tertutup sempurna. 0,000 < 0,05, maka perlu dilanjutkan uji
Kelompok kontrol positif (+) untuk melihat adanya perbedaan
dan kelompok pemberian sediaan signifikan yang kecil dari nilai rata-rata
tingtur (5%, 15%, dan 45%) panjang luka antar perlakuan dengan
memberikan efek penyembuhan luka menggunakan uji LSD. Hasil pengujian
pada tikus putih. Kontrol negatif (-) LSD menunjukan pasangan perlakuan
memberikan efek penyembuhan luka kontrol negatif dan konsentrasi 45%
pada tikus putih dengan membutuhkan terdapat perbedaan yang signifikan
waktu yang lama. Kontrol negatif (-) yaitu 0,019, pasangan kontrol positif
tikus dengan replikasi ke-3 tidak dan konsentrasi 5% terdapat perbedaan
bertahan lama (mati), disebabkan yang signifikan yaitu 0,000, pasangan
karena penyuntikan eter yang tidak kontrol positif dan konsentrasi 15%
dilakukan dengan baik sesuai prosedur. terdapat perbedaan yang signifikan
Perlakuan dengan pemberian yaitu 0,000. Sehingga dapat
sediaan tingtur ekstrak daun bandotan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
memiliki daya penyembuhan luka yang yang signifikan dari masing-masing
lebih cepat jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan.
kelompok kontrol positif (+) dan
8

Kontrol negative Kontrol positif Konsentrasi 5% Konsentrasi 15%

Konsentrasi 45%

Gambar 2. Pengamatan Hari ke-8

Pengamatan yang dilakukan yang berperan dalam penyembuhan


pada hari ke-8 menunjukkan bahwa luka dengan kata lain sediaan tingtur
kelompok tikus kontrol negatif (-) dan ekstrak daun bandotan memiliki
kontrol positif (+) menunjukkan aktivitas penyembuhan yang lebih baik
penutupan luka yang belum sempurna, dibandingkan dengan kontrol positif
sedangkan kelompok dengan (+).Kelompok tikus dengan konsentrasi
konsentrasi 5%, 15%, dan 45% 5%, 15%, dan 45% yang menunjukkan
menunjukkan penutupan luka yang proses penyembuhan luka yang paling
sempurna. Kelompok tikus dengan cepat adalah konsentrasi 45%, dengan
pemberian sediaan tingtur ekstrak daun waktu keringnya luka pada hari ke-2,
bandotan memiliki daya penyembuhan penutupan luka pada hari ke-4 dan
yang mampu melewati kontrol positif penyusutan ukuran luka yang lebih
(+), artinya pada sediaan tingtur ekstrak besar yaitu 0,3 cm.
daun bandotan mengandung zat aktif

KESIMPULAN variasi konsentrasi 5%, 15%, dan 45%


Berdasarkan hasil penelitian mempunyai efektivitas terhadap
dapat disimpulkan bahwa sediaan penyembuhan luka pada tikus putih dan
tingtur ekstrak daun bandotan dengan terdapat perbedaan yang signifikan
9

terhadap penyembuhan luka pada tikus Scientia Vol. 6 No. 1, Februari


2016.
putih.
Astuti, 2010. (Dalam Jurnal Ilmiah
UCAPAN TERIMA KASIH Farmasi Naibaho, Olivia H.
2013. Pengaruh Basis Salep
Rasa terima kasih Terhadap Formulasi Sediaan
dipersembahkan kepada UPT Materia Salep Daun Kemangi (Ocimum
sanctum L.) pada kulit
Medica Batu yang sudah menyediakan Punggung Kelinci yang dibuat
bahan baku dan Laboratorium Infeksi Staphylococcus aureus.
Program Studi Farmasi, FMIPA
Fisiologi, Struktur dan Perkembangan UNSRAT Manado.
Hewan, Universitas Brawijaya yang
Bamidele, 2010. (Dalam Jurnal
telah membantu mengeringkan ekstrak. Penelitian Aggraeni,
Retinaning. 2013. Pengaruh
pemberian Topikal Ekstrak
DAFTAR RUJUKAN Daun Bandotan (Ageratum
Achmad, Sjamsul Arifin. 2008. Ilmu conyzoides L.) terhadap
Kimia dan Kegunaan Peningkatan Jumlah Sel
Tumbuhan-Tumbuhan Obat Fibroblas pada Soket Pasca
Indonesia. Bandung: Penerbit Pencabutan Gigi Tikus Wistar.
ITB Bandung. Karya Tulis Ilmiah tidak
diterbitkan. Surabaya:
Afrianti, Ria. 2014. Pengamatan Universitas Airlangga
Serabut Kolagen pada Proses Surabaya).
Penyembuhan Luka dalam
Sediaan Krim Ekstrak Etanol Cronquist. 1981. (Dalimartha,
Daun Bandotan (Ageratum Setiawan. 2009. Atlas
conyzoides L.). Prosiding Tumbuhan Obat Indonesia Jilid
Seminar Nasional dan 6. Jakarta: Pustaka Bunda, Grup
Workshop “Perkembangan Puspa Swara, Anggota IKAPI).
Terkini Sains Farmasi dan
Klinik IV”. Padang: Sekolah Dalimartha, Setiawan. 2009. Atlas
Tinggi Farmasi Indonesia Tumbuhan Obat Indonesia Jilid
Yayasan Perintis Padang. 6. Jakarta: Pustaka Bunda, Grup
Puspa Swara, Anggota IKAPI.
Afrianti, Ria. 2016. Pengujian
Efektivitas Penyembuhan Luka Departemen Kesehatan Republik
Mencit Diabetes Melitus Yang Indonesia. 1995. Farmakope
Diberikan Sediaan Krim Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Ekstrak Etanol Daun Bandotan. Departemen Kesehatan.
10

Departemen Kesehatan Republik System). Jom FTEKNIK


Indonesia. 2000. Parameter Volume 1 No.2
Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Cetakan Prasad, 2011. (Dalam Jurnal Penelitian
Pertama. Jakarta: Departemen Aggraeni, Retinaning. 2013.
Kesehatan. Pengaruh pemberian Topikal
Ekstrak Daun Bandotan
Gramedia Pustaka Utama. 2013. Freeze (Ageratum conyzoides L.)
Drying Tecnologi: for Better terhadap Peningkatan Jumlah
Quality & Flavor of Dried Sel Fibroblas pada Soket Pasca
Products. Majalah Food Pencabutan Gigi Tikus Wistar.
Review Indonesia Vol. Karya Tulis Ilmiah tidak
Viii/N0.2, hlm. 53-56. Februari diterbitkan. Surabaya:
2013. Universitas Airlangga
Surabaya).
Hairima, Mohammad Andrie., dkk.
2013. Uji Aktivitas Salep Obat Rairisti, Asa. 2014. Uji Aktivitas
Luka Fase Air Ekstrak Ikan Ekstrak Etanol Biji Pinang
Toman (Channa micropeltes) (Areca Catechu L.) Terhadap
pada Tikus Putih Jantan Galur Penyembuhan Luka Sayat Pada
Wistar. Pontianak: Program Tikus Putih (Rattus Norvegicus)
Studi Farmasi, Fakultas Jantan Galur Wistar. Skripsi
Kedokteran, Universitas tidak diterbitkan. Pontianak:
Tanjungpura Pontianak. Universitas Tanjungpura.

Imandani, Irmi Nasdalia. 2013. Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep.


Efektivitas Getah Pelepah Talas Jakarta: Penerbit Buku
(Colocasia esculenta Schott.) Kedokteran EGC.
Terhadap Penyembuhan Luka
Terbuka pada Mencit Putih Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran
(Mus musculus). Karya Tulis Teknologi Farmasi. Penerjemah
Ilmiah tidak diterbitkan. Soendari, N.S. Edisi V. Gajah
Malang: Akademi Farmasi Mada University Press,
Putra Indonesia Malang. Yogyakarta, 566-567.

Kristanti, Alfinda Novi., dkk. 2008. Wijaya, Bryan Alfonsius. 2014. Potensi
Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Ekstrak Etanol Tangkai Daun
Airlangga University Press. Talas (Colocasia esculenta [L])
Sebagai Alternatif Obat Luka
Martin, Awaludin. 2014. Pengeringan Pada Kulit Kelinci
Bengkuang Dengan Sistem (Oryctolagus cuniculus).
Pengeringan Beku Vakum Manado: FMIPA UNSRAT
(Vacuum Freeze Drying Manado.

Anda mungkin juga menyukai