BUAH SEMU
KELAS : BIOLOGI B
2018
A. Latar Belakang
Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga. Pada
banyak species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah
berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan
berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam
dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak
berasal dari buah. Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah
mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi,
'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, 'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong kacang
tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak
termasuk buah sejati.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji.
Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni
sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura)
atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam
pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal
dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai
menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai
ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya
disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang
mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Ashari, 2004).
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui struktur bunga yang merupakan bagian dari buah semu
2. Mengetahui jenis-jenis dan contoh buah semu
C. Dasar Teori
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah
berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur.
Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan,
yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari
melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh
serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju
bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan
sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat
diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni
persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel
keduanya (Hidayat, 1995).
Buah adalah salah satu organ tumbuhan untuk pembiakan, mengandung biji
setelah pembuahan pistil (bunga betina) tumbuh jadi buah. Ovum tumbuh menjadi biji,
dinding ovarium jadi kulit buah. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura)
atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam
pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal
dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai
menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati (Campbell, 2003).
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji.
Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni
sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh
dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan
dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur.
Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai
dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.
Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi kemudian diikuti pula oleh pembuahan,
maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal
buah akan tumbuh menjadi biji (Evika. 2005). Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai
bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal
buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau
membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau
nux).Sementaraitu, kelopakbunga(sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik
(pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan
buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji
banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji
yang terbuahi (Hidayat, 1995).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan
bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut
berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah,
maka buah itu lalu disebut buah semu (Kimball, 1999).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga,
dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh,
sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding
luar, eksokarp (exocarpium), atauepikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding
dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang
disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada
penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan
partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak
mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak mengandung lembaga, jadi bijinya
tak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita
dapati pada pohon pisang (Musa paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 1985).
Bagian – bagian buah :
1. Lapisan Luar (Eksokarp)
(Campbell.2003)
F. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan untuk pengamatan.
G. Hasil
J. Daftar pustaka
Hidayat. 1995. Mikrobiologi Hasil Pertanian. Malang : IKIP Malang press
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Yogyakarta : Gadjah
…………….Mada University Press.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Jakarta : Erlangga.
Evika, sandi savitri,2005. taksonomi tumbuhan tinggi. Malang: UIN Press.
Team Pengajar. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Morfologi Tumbuhan. Bandung: UIN
…………….SGD Bandung