Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN TEORI

STRUKTUR FUNGSI SEL DAN JARINGAN

KELOMPOK : 03

NAMA DAN NIM ANGGOTA KELOMPOK :

1. WARYATI (18308141009)
2. NUZUL JAUHAROH A.U (18308141010)
3. EKA MAYASARI (18308141011)
4. KHOIRUNNISA (18308144021)
5. TOMI PANGESTU (18308141027)
KELAS : BIOLOGI B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
Kajian Teori Struktur Fungsi Sel dan Jaringan
Sel adalah suatu unit struktural dan fungsional terkecil penyusun Makhluk
Hidup. Selberasal dari kata cella yang berarti ruangan berukuran kecil.Maka sel merupakan
unit terkecil organisasi yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologi. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel, karena itulah sel dapat berfungsi secara
autonomy asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi. ( A neil.Campbell.dkk.2010)
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun
1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop.
Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Pada tahun
1831, Robert Brown mengatakan bahwa sel merupakan satu ruangan kecil yang dibatasi oleh
membran, yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma
sel atau sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau
disebut nukleoplasma. Beberapa tahun kemudian (1839) seorang ahli fisiologi Jerman,
Theodor Schwann, mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun atas sel. Kemudian
muncul pertanyaan dari mana asal sel tersebut? Ahli fisika Jerman Rudolf Virchow
menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sebelumnya. Teori “sel berasal dari sel” tersebut
diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli mikrobiologi Prancis, Louis Pasteur, yang dilakukan
antara tahun 1859-1861.( Kimball. 1992)

Jenis Sel pada makhluk hidup


Pada dasarnya sel terbagi menjadi dua jenis, yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotk.Sel prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan sel
eukariotik, Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem endomembran
sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran, tidak
memiliki organel yang dibatasi oleh sistem membran. Sel eukariotik memiliki organel yang
dibatasi oleh sistem membran yang sering disebut sebagai membran inti, pada sel prokariotik
biasanya banyak di dapati makhluk dengan bersel 1 atau uniseluler sedangkan pada sel
eukariotik merupakan sel dengan makhluk yang multiseluler dimana di dalamnya meliputi sel
Tumbuhan dan sel hewan. (Soediarto, Ahmad., dkk, 1991)
Pada sel hewan dan sel tumbuhan ini memiliki perbedaan pada susunan struktur
selnya karena pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang dapat memberi bentuk pada sel
tumbuhan juga membuatnya kaku sehingga bentuknya tetap tidak dapat berubah-ubah
berbeda dengan sel hewan yang tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk selnya tidak
beraturan. (Soediarto, Ahmad., dkk, 1991)

Organel-Organel yang ada pada sel


Dalam sel terdapat organel-organel yang berfungsi secara khusus dalam memenuhi
kebutuhan sel itu sendiri dan organel-organel tersebut adalah :

1. Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan
untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel.
2. Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini mengandung
enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati, rusak atau sudah tua.
3. Aparatus Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik protein,
polisakarida maupun lemak.
4. Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis produk. Ada
dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya terdapat butiran ribosom)
dan RE halus (RE yang tidak memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis
protein, sedangkan RE halus berfungsi  dalam sintesis lemak dan sterol.
5. Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik
kromosom ke arah kutub yang berlawanan.
6. Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna).
7. Vakuola, organel yang berfungsi  dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak
atsiri dan sisa metabolisme sel.
8. Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya flagela (untuk
pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk pembelahan sel).
9. Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang). berfungsi dalam
pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot.
10. Badan Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim
katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim katalase dan oksidase)
11. Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk sel dan
sebagai pelindung sel.
12.  Membran plasma, tersusun atas lemak- lemak protein atau lipoprotein. Mengatur keluar
masuknya zat, menyampaikan tanda dan menerima rangsangan serta pertahanan.
13.  Sitoplasma, cairan setengah kental  yang mengandung bahan kimia organis dan anorganis
serta terdapat organel didalamnya. Sitoplasma merupakan tempat terjadinya atau
berlangsungnya metabolisme sel. Dalam sitoplasma terdapat organel-organel yaitu retikulum
endosplasma, ribosom, aparathus golgi, lisosom, mitokondrea, plastid dan sentriol.
14.  Inti sel merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus
memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini
berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada
beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit.
Komposisi nukleus terdiri atas membran nukleus, matriks, dan anak inti.

Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai asal, bentuk, fungsi, dan struktur yang
sama. Pada tumbuhan, jaringannya yang tersusun atas sel sel yang mempunyai kemampuan
totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan, artinya jaringan tumbuhan merupakan
jaringan yang kemampuan membelah, memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga
dari kemampuannya jaringannya. Tumbuhan dapat diperbanyak dengan vegetatif mengingat
kemampuan totipotensi itu tubuh, tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan
berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya
sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Sedangkan untuk melakukan proses-proses hidup
pada tumbuhan terdapat bermacam-macam sel yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Sel parenkim, adalah sel dengan dindig tipis, membentuk jaringan parenkim yang
merupakan jaringan dasar pembentuk korteks.
2. Sel kolenkim, adalah sel yang serupa dengan sel parenkim namun memiliki dinding
tebal, terutama pada sudut-sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim umumnya
terdapat di daerah korteks.
3. Sel epidermis, adalah sel dengan dinding tebal (penebalan primer), membentuk
jaringan epidermis yang merupakan jaringan pelindung.
4. Sel sklerenkim, adalah sel yang membentuk jaringan sklerenkim dan mempunyai
penebalan sekunder.
5. Trakeid, adalah sel yang ujungnya meruncing dan ada penebalan dinding, dan
merupakan bagian dari xilem.
6. Trakea, adalah sel yang melakukan penebalan dinding dan berderet memanjang
sejajar sumbu tubuh.
7. Pembuluh tapis, adalah sel yang terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel-sel
yang memiliki dinding ujung yang berpori halus (Parjatmo, 1987: 10).
Terbentuknya jaringan pada tumbuhan adalah karena adanya pembelahan dari sel-sel,
yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat
antara yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukan jaringan-jaringan tersebut
sangat erat pula hubungannya dengan pembentukan berbagai alat pada tumbuhan seperti akar,
batang, daun, bunga, buah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini tiap jaringan biasanya hanya
melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti jaringan meristem yang mampu membelah
terus-menerus dan membentuk sel-sel baru (Waluyo, 1993: 71).
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong-golongkan berdasarkan umur,
komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan
menjadi jaringan jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan dan bisa
berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut
jaringan meristem. Selain jaringan meristem, pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa.
Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya. (Waluyo,
1993: 76).
Pada jaringan meristem terdapat sitoplasma yang penuh dan kemampuan totipotensi
yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa.
Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi jaringan meristem primer dan jaringan meristem
sekunder. Jaringan meristem primer terletak pada bagian organ yang paling muda (pada tunas
dan ujung organ). Jaringan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan embrional yang
mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang, dan berdefrensiasi serta spesialisasi
membentuk jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat menghsailkan hormon auksin,
sehingga membuat terjadinya pembelahan secara terus-menerus kearah memanjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan
meristem primer ini menyebabkan akar dan batang bertambah panjang. Sedangkan jaringan
meristem sekunder merupakan jaringan dewasa yang mempunyai kemampuan totipotensi,
yang pertumbuhannya kearah membesar, sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh
tumbuhan. Jaringan meristem sekunder berada dibagian tengah organ, sesuai dengan
fungsinya untuk melakukan pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya.
Contoh jaringan meristem sekunder adalah kambium.
Selain jaringan meristem primer dan meristem sekunder, jaringan meristem juga
dibedakan berdasarkan letaknya, yaitu sebagai berikut:
 meristem apical (ujung), merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel
initial yang berada pada ujung-ujung dan cabang batang serta akar dari alat-alat
tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
panjang.
 meristem interkalar (antara), pada tumbuhan monokotil pemanjangan sumbu pucuk
disebabkan oleh bagian bagian meristematik yang terdapat di bagian ruas. Meristem
yang menyebabkan pemanjangan ruas disebut meristem interkalar. Jaringan ini
terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput.
 maristem lateral (samping), merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel
initial yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan(antara jaringan-jaringan
dewasa). Akibat dari meristem ini tumbuhan mengalami perbesaran kesamping.
Jaringan ini letaknya sejajar dengan permukaan organ misalnya kambium pembuluh
dan gabus. (Soerodakoesoemo, 1987:2).
Jaringan dewasa adalah Jaringan dewasa adalah jaringan yang sel-selnya telah
berhenti atau sementara berhenti untuk tumbuh. Sel-sel penyusun dapat berupa sel hidup atau
sel mati, bentuknya pipih atau prisma, berdinding tipis atau tebal dan dibagian tengahnya
terdapat vakuola.
Berdasarkan fungsinya, jaringan dibedakan menjadi:
1. Jaringan pelindung
Jaringan pelindung berfungsi untuk menyelubungi permukaan tubuh, pada
bagian tubuh primer berupa epidermis dan pada bagian yang telah mengalami
pertumbuhan sekunder diganti oleh periderm yang tersusun oleh sel gabus. Jaringan
epidermis terletak paling luar dan disusun oleh sel-sel hidup dengan dinding sel yang
tipis dan terletak menutupi organ tumbuhan. Selain berfungsi sebagai pelindung
jaringan di bawahnya yang lunak,epidermis juga berfungsi sebagai pencegah
kehilangan air, penyimpanan air, penyerap air dan sebagai kelenjar
(soesilo,1986:226).

2. Jaringan dasar atau parenkim


Jaringan Parenkim merupakan jaringan terbesar yang terdapat pada tumbuhan
karena mengisi hampir sebagian besar jaringan di tubuh tumbuhan baik pada akar,
batang, daun, biji maupun buah. Jika ditinjau secara filogenetis, jaringan parenkim
dapat dianggap sebagai jaringan-jaringan pada tumbuhan yang susunannya
merupakan pemula. Jadi sesuai dengan pengertian diatas yaitu jaringan parenkim
merupakan jaringan dasar (Sutrian, 1992:123).
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh
tanaman pada jaringan ini. Jaringan Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang
dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel
primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada
parenkim. Nama lain dari jaringan parenkim adalah jaringan dasar. Jaringan
parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang
mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara
disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan
dilakukan oleh jaringan parenkim.
Menurut bentuknya parenkim dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
sebagai berikut:
 Parenkim palisade, merupakan penyusun mesofil daun, kadang-kadang pada biji,
dengan bentuk sel panjang, tegak dan mengandung banyak klorofil.
 Parenkim bunga karang, penyusun mesofil daun, bentuk serta susunannya tidak
teratur, ruang antar selnya relative besar.
 Parenkim bintang(aktinenkim), bentuknya seperti bintang, saling bersambungan di
ujungnya sehingga banyak mempunyai ruang antar sel.
 Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan kea rah dalam serta banyak
mengandung kloroplas, penyusun mesofil daun padi dan daun pinus.

3. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang
membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air
dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) XilemXilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa
tipe sel
yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai
saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal
sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut,
sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai
kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang
membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun
pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding
sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel
mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat
perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata
yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung
selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi
ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel
selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga
merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa
panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin
spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas
beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim,
serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang
membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri
atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya
memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk
seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil
fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

4. Jaringan penguat
Sistem jaringan penguat terdiri dari dua jaringan sederhana yaitu kolenkim dan
sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini dapat berada tersebar di antara jaringan dasar,
tetapi dapat pula mengelompok membentuk jaringan yang terpisah (Soesilo dkk.
1986 : 31)
a) Jaringan kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan
penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya
terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang
plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel – sel
tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini
tampak sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif. Hubungan erat
antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan
ini terletak bersebelahan.
b) Jaringan Sklerenkim
Jaringan Sklerenkim adalah jaringan pendukung / penguat pada tanaman.
Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi
sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel
dewasa (gambar jaringan sklerenkim). Sel – sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim
mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau sklereid yang keras . Serat atau fibre
biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur
(longitudinal section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu pada batok kelapa adalah
contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras baik buah dan biji.
5. Jaringan gabus
Jaringan gabus tersusun dari sel-sel memipih yang mati tanpa ruang antar sel.
Sel-sel tersebut dibatasi oleh lamela bahan berlemak, disebut suberin. Jaringan ini
dihasilkan oleh cambium gabus atau felogen.yang pada batang kebanyakan
tumbuhan, muncul dalam sel-sel korteks terluar, dan pada akar umumnya dibentuk
dalam perisikel. Semua jaringan, dari kambium pembuluh keluar, membentuk
pegagan sumbu.
6. Jaringan sekretori
Tumbuhan mengeluarkan senyawa-senyawa dalam tubuhnya melalui jaringan
sektori yang terbagi atas jaringan rekresi, ekskresi dan sekresi berdasarkan pada
seberapa jauh senyawa yang dihasilkan jaringan itu telah memasuki proses
metabolisme. Jaringan rekresi yang mpentinga adalah hidatoda yang merupakan
struktur tempat mengeluarkan air. Letaknya diujung trakeid, dapat berupa bangunan
sederhana atau berupa jaringan kompleks. Jaringan sekresi dapat berupa rambut
kelenjar atau kelenjar. Senyawa yang dihasilkan bermacam senyawa organik.
Jaringan sekresi terdapat dalam berbagai bagian idioblas, sampai jaringan
komplesks. Jaringan sekresi berbeda-beda ada yang berbuku-buku ada yang tidak.
Saluran itu ada yang terpisah-pisah ada juga yang bergabung membentuk jala.

Jaringan-jaringan tersebut diatas bersama jaringan yang lain membentuk bermacam-


macam organ, diantaranya organ vegetatif. Organ tersebut terdiri dari daun, batang dan akar.
Berikut penjelasan masing-masing organ vegetatif tersebut:
a. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat
pencengkeram pada tanah atau penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki
bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain.
Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar
adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel,
sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari
perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.

b. Batang
Batang merupakan salah satu organ vegetatif pada tumbuhan. Pada tumbuhan
dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat
di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan
dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem
terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan
dikotil. Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam
pertumbuhan sekunder.

c. Daun
Daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Pada daun,
terdapat struktur morfologi yang berbeda pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.
Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun, bangun
daun atau bentuk helaian daun, tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun,
dan permukaan. Daun tidak hanya digunakan sebagai tempat fotosintesis, tetapi
daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan).
Daftar pustaka
 A Neil. Campbell dkk.2010.Biologi.Jakarta:Erlangga
 Kimball. 1992. Biologi Universitas. Jakarta:Erlangga
 Soediarto, Ahmad. Dkk. 1991. Anatomi tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
 Waluyo, Joko. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: FKIP Universitas
Jember
 Parjatmo, Widjojo.1995.Biologi Umum.Bandung:Angkasa Bandung.
 Soerodokoesoemo, Wibisono.1987.Materi Tumbuhan Modul 1-6.Jakarta:Universitas
Terbuka.
 Soesilo, dkk. 1986. Buku Materi Pokok Biologi. Jakarta. Karunika Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai