Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 2

PERCOBAAN 6

KEKENTALAN ZAT CAIR (VISKOSITAS)


Disusun Oleh
Rini Dwi Yuliani (2018016001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM IPA 2

KEKENTALAN ZAT CAIR (VISKOSITAS)


PERCOBAAN 6

A. TUJUAN

1. Memahami azas kerja viscometer bola jatuh.

2. Memahami gaya gesek yang dialami benda bergerak dalam fluida berkaitan dengan
kekentalan fluida.

B. LANDASAN TEORI

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-
gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair
(viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat
cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang


dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan
antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Jika sebuah bola bergerak di dalam
suatu fluida, maka selain gaya gesekan zat cair dengan bola, ada gaya lain yang
bekerja yaitu gaya berat dan gaya Archimedes. Dengan demikian, maka pada sebuah
bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental akan mengalami tiga gaya tersebut
yaitu: zat cair/fluida akan mendapatkan beberapa pengaruh gaya seperti: gaya
Archimedes, gaya gravitasi yang menyebabkan timbulnya gaya berat dalam fluida dan,
gaya gesek fluida itu sendiri atau biasa dikenal dengan sebutan gaya stokes. Gaya
stokes akan menghambat gerakkan benda dalam viscometer sehingga sebuah kelereng
akan bergerak melambat sampai jarak tertentu.
Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair,
terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga
akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil
menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga
kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan
gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan
semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan
disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan
(viskositas). Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.

Viskositas adalah gesekan internal fluida. Viskositas adalah alasan


diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga
merupakan alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskositas merupakan hal yang
penting di dalam aliran fluida dalam pipa, aliran darah, pelumasan bagian dalam
mesin, dan contoh keadaan lainnya. [ CITATION You02 \l 1033 ]
Istilah viskositas umumnya digunakan untuk menjelaskan aliran fluida untuk
menandakan derajat gesekan internal pada fluida. Gesekan internal, atau gaya viskos,
berkaitan dengan hambatan yang dialami oleh dua lapisan fluida yang bersebelahan
untuk bergerak relatif satu terhadap yang lain. Viskositas menyebabkan sebagian
energi kinetik dari fluida berubah menjadi energi internal. [ CITATION Ser09 \l 1033 ]
Koefisien kekentalan fluida yang dilambangkan dengan η didefinisikan sebagai
perbandingan dari tegangan geser terhadap laju perubahan regangan geser. [ CITATION
Her14 \l 1033 ]
tegangan geser
η=
laju perubahan regangan geser
dv
F=ηA
dy

Satuan SI untuk η adalah Ns/m 2 = Pa. S (pascal. sekon). Pada sistem cgs,
satuan tersebut adalah dyne. s/ cm 2 dan satuan ini disebut Poise (P). Viskositas sering
dinyatakan dalam sentipoise ( cP ), yang besarnya seperseratus poise. [ CITATION
Gia01 \l 1033 ]
Viskositas air adalah 1,79 cP pada 0℃ dan 0,28 cP pada 100℃. Viskositas
minyak pelumas umumnya dari 1 sampai 10 P, dan viskositas udara pada 20℃ adalah
181 μP. [ CITATION You02 \l 1033 ]
Fluida yang mengalir dengan mudah seperti air atau minyak tanah, memiliki
viskositas yang lebih kecil daripada cairan kental seperti madu atau oli motor.
Viskositas seluruh fluida sangat tergantung pada suhu, bertambah untuk gas, dan
berkurang untuk cairan saat suhu meningkat. [ CITATION You02 \l 1033 ]
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya
gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya),
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance
medium (Bird,1993). Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat
kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

Konsep Viskositas:
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul
yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan
minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat
mengalir dari pada minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya
kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu
suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill
= nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida
ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal
hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida
(fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas:


1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan


konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya
solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga manaikkan viskositas.

4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.


Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah:

 Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena


 Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas
minyak goreng)
 Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita
 Tingkat kekentalan oli pelumas

C. ALAT DAN BAHAN

a. Penampang (botol air mineral 600 mL)

b. Stopwatch

c. Penggaris

d. Pinset/ penjepit

e. Kelereng besar/kecil

f. Air

g. Minyak goreng

h. Air sabun

D. CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan

2. Hitunglah massa jenis kelereng dengan mengukur diameter dan massanya

3. Masukkan kelereng ke dalam fluida yang berbeda

4. Ukurlah waktu pada saat kelereng melaju stabil (5 cm di bawah permukaan air) sampai
kedalaman tertentu.
E. HASIL PENGAMATAN

No Jenis zat cair Kedalaman (cm) Waktu (s) Kecepatan (cm/s)


.
1 Air 5 cm 16 5/16 = 0,31
2 Minyak goreng 5 cm 22 5/22 = 0,23
3 Air sabun cuci 5 cm 31 5/31 = 0,16

F. PEMBAHASAN

Dalam praktikum percobaan kekentalan zat cair (viskositas) ini yaitu: Pada
viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kelereng untuk
melewati jenis zat cair pada ketinggian tertentu. Didalam teori yang ada bahwa suatu
benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.

Didalam teori juga dijelaskan bahwa pengaruh kekentalan terhadap kecepatan


jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat cair atau fluida, maka daya untuk
memperlambat suatu gerakan jatuhnya bola semakin besar. Sehingga didalam
percobaan ini semakin kental suatu jenis zat cair, maka semakin lambat pergerakan
sebuah kelereng yang jatuh didalamnya. Sebaliknya, semakin encer suatu jenis zat cair
atau fluida, maka semakin cepat sebuah kelereng yang dijatuhkan kedalamnya.

Pada percobaan ini menggunakan jenis benda yaitu sebuah kelereng maka yang
berpengaruh dalam percobaan viskositas ini adalah jenis zat cair saja yaitu pada jenis
zat cair berupa air, minyak goreng dan air sabun cuci dimana masing-masing ketiga
jenis zat cair tersebut memiliki kedalaman sebesar 5 cm. Pada jenis zat cair berupa air,
sebuah kelereng semakin cepat tenggelam atau jatuh/bergerak didalam dasar air
dengan kedalaman zat cair tersebut 5 cm dan membutuhkan waktu sebesar 16 detik (s)
sehingga kecepatan yang diperoleh adalah 0,31 cm/s. Pada jenis zat cair berupa
minyak goreng, sebuah kelereng sedikit lebih lambat tenggelam atau jatuh/ bergerak
didalam dasar minyak goreng dengan kedalaman zat cair tersebut 5 cm dan
membutuhkan waktu sebesar 22 detik (s) sehingga kecepatan yang diperoleh adalah
0,23 cm/s. Dan pada jenis zat cair berupa air sabun cuci, sebuah kelereng semakin
sangat lambat tenggelam atau jatuh/bergerak didalam dasar air sabun cuci dengan
kedalaman zat cair tersebut 5 cm dan membutuhkan waktu sebesar 31 detik (s)
sehingga kecepatan yang diperoleh adalah 0,16 cm/s.

Sementara didalam teori bahwa pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan
kedalam zat cair atau fluida terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar
massa benda tersebut, maka semakin besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat
cair (fluida) berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya bola tersebut dalam fluida
(zat cair). Karena didalam percobaan ini menggunakan jenis benda dengan masa yang
sama yaitu kelereng maka yang berpengaruh dalam percobaan viskositas ini hanyalah
jenis zat cair saja yaitu pada jenis zat cair berupa air, minyak goreng dan air sabun
cuci.

Dalam percobaan ini suatu kelereng yang bergerak didalam suatu jenis zat
cair/fluida akan mendapatkan beberapa pengaruh gaya seperti: gaya Archimedes, gaya
gravitasi yang menyebabkan timbulnya gaya berat dalam fluida dan, gaya gesek fluida
itu sendiri atau biasa dikenal dengan sebutan gaya stokes. Gaya stokes akan
menghambat gerakkan benda dalam viscometer sehingga sebuah kelereng akan
bergerak melambat sampai jarak tertentu. Sehingga dalam hasil percobaan ini telah
sesuai dengan dasar teori yang ada.

G. KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan praktikum pada pecobaan mengenai kekentalan zat cair
(viskositas), dapat disimpulkan bahwa:

1. Semakin kental suatu zat cair atau fluida, maka akan semakin lambat kecepatan
kelereng yang bergerak atau jatuh didalamnya.
2. Sebuah kelereng bergerak di dalam suatu zat cair atau fluida, selain dipengaruhi
gaya gesekan zat cair dengan kelereng, terdapat juga gaya lain yang bekerja yaitu
gaya berat dan gaya Archimedes.
DAFTAR PUSTAKA

Ani widyawati, Susanti dan Dhimas Nur Setyawan. 2020. Buku Panduan Praktikum
Mandiri. Yogyakarta: FKIP UST.

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia.

Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Serway, Raymond A. dan Jewett, John W. 2009. FISIKA untuk Sains dan Teknik.
Jakarta: Salemba Teknika

Young, Hugh D dkk. 2002. FISIKA UNIVERSITAS Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
LAPORAN SEMENTARA

KEKENTALAN ZAT CAIR (VISKOSITAS)

NAMA : Rini Dwi Yuliani

KELAS/SEMESTER : Pend IPA A/ 4

A. DATA PENGAMATAN

No Jenis zat cair Kedalaman (cm) Waktu (s) Kecepatan (cm/s)


.
1 Air 5 cm 16 5/16 = 0,31
2 Minyak goreng 5 cm 22 5/22 = 0,23
3 Air sabun cuci 5 cm 31 5/31 = 0,16

B. KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan praktikum pada pecobaan mengenai kekentalan zat cair
(viskositas) dapat disimpulkan bahwa:

3. Semakin kental suatu zat cair atau fluida, maka akan semakin lambat kecepatan
kelereng yang bergerak atau jatuh didalamnya.
4. Sebuah kelereng bergerak di dalam suatu zat cair atau fluida, selain dipengaruhi
gaya gesekan zat cair dengan kelereng, terdapat juga gaya lain yang bekerja yaitu
gaya berat dan gaya Archimedes.

Samarinda, 16 Mei 2020

Dosen Pembimbing/Laboran Mahasiswa

(Susanti, M.Pd) (Rini Dwi Yuliani)


Lampiran Dokumentasi Kekentalan Zat Cair (Viskositas):

Gamabar: Alat dan bahan percobaan kekentalan zat cair (Viskositas): sabun cuci baju:
air; minyak goreng; kelereng; penggaris; gunting; botol mineral/penampang.

Gambar: Masing-masing bahan seperti air sabun cuci baju, minyak goreng dan air
dituangkan kedalam botol air mineral 600 mL dan diukur dengan
menggunakan stopwatch handphone.
Gambar: Viskositas pada air dengan kedalaman zat cair jenis air 5 cm dan waktu
tenggelam kelereng 16 detik.

Gambar: Viskositas pada air sabun cuci dengan kedalaman zat cair jenis air sabun cuci
5 cm dan waktu tenggelam kelereng 31 detik.
Gambar: Viskositas pada minyak goreng dengan kedalaman zat cair jenis minyak goreng
5 cm dan waktu tenggelam kelereng 22 detik.

Anda mungkin juga menyukai