Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ERWIN BUDIYANTO
Erwin Budiyanto
NIM B04130064
ABSTRAK
ABSTRACT
ERWIN BUDIYANTO. Antibacterial Activity Test Cinnamon Bark Extract
(Cinnamomum burmannii) Against Salmonella sp. and Escherichia Coli .
Supervised by USAMAH AFIFF and RINI MADYASTUTI.
ERWIN BUDIYANTO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan November 2016 sampai Maret 2017 ini berjudul
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum
Burmannii) terhadap Salmonella sp. dan Escherichia Coli
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drh Usamah Affif, MSc dan
Ibu Rini Madyastuti, S.Si, Apt, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak
memberi saran dan masukan terkait dengan penulisan karya ilmiah dengan baik
dan benar. Di samping itu, penghargaan Penulis sampaikan kepada Prof Drh
Dondin Sajuti, MST, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan doa dan dukungan sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Ismet yang telah
membantu Penulis selama penelitian. Tidak lupa, ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Ase Suherman dan Ibu Yati Rohayati selaku orang tua
tercinta yang telah memberi dukungan moril, materi dan doa sehingga Penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penulis
sampaikan kepada angkatan 50 (Gyrfalcon) dan sahabat-sahabat saya (Andre,
Kemal, Amira, Verizza, Nurul, Fadia, Evi, Rani, Kresna, Tirza, Rahma, Astrid,
dan Ariel) yang telah memberikan dukungan dan semangat hingga Penulis dapat
menyelesaikan tahap ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Erwin Budiyanto
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
Kayu manis (Cinnamomum burmannii) 2
Antibiotik 3
Salmonella sp. 3
Escherichia coli 4
METODE 5
Waktu dan Tempat Penelitian 5
Bahan dan Alat 5
Metode Penelitian 5
Identifikasi Bakteri 5
Pembuatan suspensi ekstrak kayu manis 5
Pengujian daya kerja ekstrak kayu manis terhadap Salmonella sp. dan
Escherichia coli 6
Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
SIMPULAN DAN SARAN 10
Simpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 10
RIWAYAT HIDUP 14
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1 Hasil uji fitokimia ekstrak etanol kulit batang kayu manis
Antibiotik
Salmonella sp.
Hanning 2015). Menurut Jawetz et al. (2005), klasifikasi Salmonella sp. sebagai
berikut:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Gamma Proteobacteria
Kelas : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella sp.
Salmonella sp. dapat tumbuh cepat dalam media yang sederhana (Jawetz et
al 2005), hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan sukrosa, membentuk
asam dan kadang gas dari glukosa dan maltosa, biasanya memproduksi hidrogen
sulfide atau H2S. Pada biakan agar, salmonella sp. membentuk koloni besar,
bergaris tengah 2-8 mm, bulat agak cembung, jernih, dan smooth. Pada media
Blood Agar Plate (BAP), salmonella sp. tidak menyebabkan hemolisis, sedangkan
pada media Mac Conkey koloni salmonella tidak memfermentasi laktosa dan
konsistensinya smooth (WHO 2003).
Sistem nomenklatur yang digunakan dalam Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) untuk genus Salmonella sp. didasarkan pada rekomendasi dari
Pusat Kerjasama WHO. Menurut CDC, genus Salmonella mengandung dua
spesies, S. Enterica dan S. bongori. Pada tanggal 18 Maret 2005, sebuah spesies
baru, "Salmonella subterranean" telah disetujui secara sah oleh Komisi Yudisial
(Shelobolina 2004). Menurut Popoff (2001), S. enterica terdiri dari enam
subspesies: S. enterica subsp. Enterica (I), S. enterica subsp. Salamae (II),
S.enterica subsp. Arizonae (IIIa), S. enterica subsp. Diarizonae (IIIb), S. enterica
subsp. Houtenae (IV) dan S. Enterica subsp. Indica (IV).
Salmonellosis merupakan istilah yang menunjukkan adanya infeksi
salmonella sp.. Manifestasi klinik salmonellosis pada manusia dan hewan salah
satunya adalah gastroenteritis. Gastroenteritis atau keracunan makanan
merupakan infeksi usus dan tidak ditemukan toksin sebelumnya (Karsinah et al.
1994).
Escherichia coli
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 sampai Maret 2017 di
Laboratorium Bakteriologi Divisi Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Laboratorium Farmasi,
Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah cotton buds, triptic soy
agar (TSA), mueller hinton agar (MHA), Triple Sugar Iron Agar (TSIA), kultur
Salmonella sp., kultur Escherichia coli, minyak imersi, xilol, kristal violet, lugol,
safranin, reagen oksidase, manitol, maltosa, sukrosa, laktosa, glukosa, urea, sitrat,
indol, reagen Ehrlich, alkohol 70%, tissue, akuades steril, 0.5 McFarland 1,
ekstrak kayu manis, antibiotik gentamicin dalam bentuk liquid (cair), dan gom
arab.
Alat yang digunakan pada penelitian adalah inkubator 37 oC, label, spidol,
mistar 30 cm, mortar, alu, timbangan analitik, tabung reaksi steril dan penutup,
cawan petri steril, api bunsen, vortex, pipet mikro steril, lap, ose, needle, tabung
durham, gelas objek, penutup kaca, pinset, lemari pendingin, rak tabung reaksi,
tabung mikro, gelas beker, dan mikroskop.
Metode Penelitian
Identifikasi Bakteri
Isolat bakteri Salmonella sp. yang berasal dari hewan ular dan trenggiling
serta Escherichia coli dari hewan kucing dan trenggiling merupakan koleksi
bakteri dari Laboratorium Terpadu Divisi Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran
6
Pengujian daya kerja ekstrak kayu manis terhadap Salmonella sp. dan
Escherichia coli
Pengujian daya kerja ekstrak kayu manis terhadap bakteri Salmonella sp.
dan Escherichia coli mengacu pada agar well diffusion method (Magaldi 1997).
Metode ini serupa dengan metode disc diffusion. Agar well diffusion method
menggunakan sumuran pada media, yaitu dengan membuat sumur pada agar padat
yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak sumur disesuaikan
dengan tujuan penelitian, kemudian bahan yang akan diuji dimasukan ke dalam
sumur. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat
ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling sumur (Kusmayati dan Agustini
2007). Metode tersebut didasarkan pada hubungan ukuran zona hambat dan
sensitivitas atau resistensi bakteri pada konsentrasi tertentu.
Bakteri yang akan diuji diremajakan dengan cara membiakkan bakteri pada
media TSA selama 24 jam. Bakteri yang telah diremajakan kemudian dibuat
suspensi dalam akuades dengan tingkat kekeruhan sesuai dengan 0.5 McFarland
1. Setelah itu, suspensi bakteri digoreskan pada media MHA menggunakan
cotton bud secara merata dan didiamkan selama beberapa saat. Selanjutnya,
sumur dibuat dengan menggunakan tabung durham pada media.
Suspensi ekstrak kayu manis dimasukan kedalam sumur menggunakan
mikropipet, satu sumur untuk antibiotik gentamicin 0.5 mcg/µL sebagai kontrol
positif (KP), dan satu sumur untuk gom arab sebagai kontrol negatif (KN).
Kemudian masing-masing sumur diisi dengan suspensi ekstrak kayu manis
sebanyak 20 µL pada masing-masing konsentrasi suspensi, antibiotik gentamicin
0.5 µg/µL sebanyak 20 µL, gom arab sebanyak 20 µL disimpan dalam inkubator
37 oC selama 24 jam. Setelah 24 jam, hasil dari pengujian daya kerja ekstrak kayu
manis, antibiotik, dan gom arab terhadap bakteri Salmonella sp. dan
Escherichia coli diamati dengan cara mengukur diameter zona hambat yang
terbentuk.
7
Isolat Bakteri
pewarnaan gram
Gram negatif
kokus batang
uji oksidase
positif negatif
Mac Conkey
laktosa (-)
laktosa (+)
positif negatif
positif negatif
positif negatif
negatif positif
uji H2S
Uji H2S
Analisis Data
Hasil pengujian daya kerja ekstrak kulit batang kayu manis menunjukan
bahwa ekstrak yang digunakan memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonella
sp. dan tidak memiliki daya hambat terhadap Escherichia coli. Adapun hasil
pengujian yang telah dilakukan disajikan pada Tabel 2.
Diameter rata-rata zona hambat ekstrak kulit batang kayu manis terhadap
bakteri Salmonella sp. yang diisolasi dari hewan trenggiling dan ular pada K1,
K2, K4 adalah 0 ± 0.00 mm, sedangkan pada K6 dan K8 pada Salmonella sp. dari
trenggiling dan ular secara berturut-turut adalah 10.33 ± 0.58 mm, 10.33 ± 1.53
mm dan 10.67 ± 0.58 mm, 10.33 ± 0.58 mm. Diameter zona hambat yang
dibentuk kontrol positif terhadap Salmonella sp. dari trenggiling adalah 25.00 ±
1.00 mm dan terhadap Salmonella sp. dari ular adalah 26.00 ± 1.00 mm.
Tabel 2 Diameter zona hambat ekstrak kulit batang kayu manis terhadap bakteri
aSalmonella sp. dan Escherichia coli (mm).
% Salmonella sp. Escherichia coli
Ekstrak
Trenggilinga Ularb Trenggilinga Kucingc
Kayu
(Rataan ± SD) (Rataan ± SD) (Rataan ± SD) (Rataan ± SD)
Manis
KN 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00
KP 25.00 ± 1.00 26.00 ± 1.00 25.67 ± 1.53 25.00 ± 0.00
K1 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00
K2 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00
K4 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00 0 ± 0.00
K6 10.33 ± 0.58 10.33 ± 1.53 0 ± 0.00 0 ± 0.00
K8 10.67 ± 0.58 10.33 ± 0.58 0 ± 0.00 0 ± 0.00
Keterangan: KN=gom arab; KP=gentamicin; K1=konsentrasi ekstrak 10%;
a
Berbeda pada Escherichia coli, zona hambat dari ekstrak kulit batang kayu
manis tidak terbentuk sama sekali pada tiap konsentrasi, baik Escherichia coli dari
trenggiling ataupun dari kucing. Rata-rata diameter zona hambat yang dibentuk
oleh Gentamicin pada Escherichia coli dari trenggiling dan kucing secara
berturut-turut adalah 25.67 ± 1.53 mm dan 25.00 ± 0.00 mm.
9
Gambar 2 Zona hambat yang dibentuk oleh ekstrak kulit batang kayu manis
terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp.
Keterangan: a1=Escherichia coli asal kucing; a2=Escherichia coli asal
trenggiling; b1=Salmonella asal ular; b2=Salmonella asal trenggiling;
KN=gom arab; KP=gentamicyn; K1=konsentrasi ekstrak 10%;
K2=konsentrasi ekstrak 20%; K4=konsentrasi ekstrak 40%;
K6=konsentrasi ekstrak 60%; K8=konsentrasi ekstrak 80%.
10
Simpulan
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait strain bakteri Salmonella sp.
dan Escherichia coli serta ekstraksi kulit batang kayu manis jenis yang lain
dengan menggunakan pelarut yang berbeda.
11
DAFTAR PUSTAKA
Repi NB, Mambo C, Wuisan J. 2016. Uji efek antibakteri ekstrak kulit kayu
manis (Cinnamomum burmannii) terhadap Escherichia coli dan
Streptococcus pyogenes [skripsi]. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Rismunandar, Paimin F. 2001. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
Shan B, Cai YZ, Brooks JD. 2007. Antibacterial properties and major bioactive
components of cinnamon stick (Cinnamomum burmanii): activity against
foodborne pathogenic bacteria, J of agricultural and food chemistry. (55):
5484-5490.
Shelobolina ES, Sullivan SA, O'neill KR, Nevin KP, Lovley DR. 2004. Isolation,
characterization, and U(VI) reducing potential of a facultatively anaerobic,
acid resistant bacterium from low pH, nitrate and U(VI) contaminated
subsurface sediment and description of Salmonella subterranea sp. Appl
Environ Microbiol. (70):2959-2965.
Tampubolon A. Affif U, Madyastuti R. 2015. Uji daya hambat ekstrak etanol kulit
batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) sebagai antimikroba terhadap
bakteri pada wajah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tan MX, Gan DH, Wei LX, Pan YM, Tang SQ, Wang HS. 2011. Isolation and
characterization of pigment from Cinnamomum buramannii peel. Food
Research International. (44):2289-2294.
Tranggono S, Haryadi, Suparmo, Murdiati A, Sudarmadji S, Rahayu K, Naruki S,
Astuti M. 1991. Bahan Tambahan Makanan (Food Additive). Yogyakarta
(ID): UGM.
[WHO] World Health Organization. 2003. Background Document: the diagnosis,
prevention and treatment of typhoid fever. Geneva (US): Departmen Of
Vaccines and Biologicals, World Health Organization.
[WHO] World Health Organization. 2014. Antimicrobial Resistance Global
Report on Surveillance. Geneva (US): Department Of Vaccines and
Biologicals, World Health Organization.
Wahjono H. 2007. Peran Mikrobiologi Klinik pada Penanganan Penyakit Infeksi.
Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
Wang R, Wang R, Yang B. 2009. Extraction of essential oils from five cinnamon
leaves and identification of their voaltile compound compositions.
Innovative Food Science and Emerging Technologies. (10):289-292.
Wijesekera ROB. 1991. The Medicinal Plant Industry. Washington DC (US):
CRC Pr.
Yu, H. S., Lee, S. Y., & Jang, C. G. (2007). Involvement of 5-HT1A and GABAA
receptors in the anxiolytic-like effects of Cinnamomum cassia in mice.
Pharmacology Biochemistry and Behavior. (87):164−170.
14
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Juli 1995 di Subang, Jawa Barat. Penulis
adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Ase Suherman dan
ibu Yati Rohayati. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1
Karang Bagja Subang pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di MTSN
Al-Hidayah Subang hingga tahun 2010. Tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 1
Jalancagak dan melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa organisasi yaitu
sebagai anggota aktif Himpunan Minat Profesi Satwa Liar (2014-2015), ketua
cluster carnivore Himpunan Minat Profesi Satwa Liar (2015-2016). Dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir , penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi
yang berjudul “Uji Aktivasi Antibakteri Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum
burmannii) terhadap Salmonella sp. dan Escherichia coli”.