Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan
yang telah diterima melalui panca indera dan ditujukan untuk mencapai
suatu kebenaran. Otak manusia diciptakan oleh Tuhan untuk berpikir dan
bernalar. Dalam suatu kegiatan belajar manusia dituntut untuk berfikir
kritis dalam memecahkan suatu masalah. Dalam bentuk peta berpikir
rangkaian kunci yang harus dihadapkan dengan penalaran yang bertujuan
meyakinkan kita mengenai sudut pandang. Jika kita menanggapi penalaran
seseorang, kita hanya terlibat dengan beberapa komentar yang berlawanan
akan tetapi kita juga harus berusaha dengan jelas untuk apa mereka
beragumentasi.
Dalam dunia pendidikan berpikir kritis telah menjadi suatu istilah
yang sangat populer. Karena banyaknya alasan para pendidik lebih tertarik
mengajar keterampilan berpikir dengan berbagai corak isi dan informasi.
Informasi mengenai fenomena yang terjadi membuat manusia dapat
berpikir kritis dengan menemukan berbagai macam masalah yang harus
mereka pecahkan.
Semua bergantung pada diri masing-masing. Cara berpikir
ditentukan oleh setiap individu tersebut. Ada individu yang secara
langsung dapat mengemukakan pendapatnya dengan cara melakukan
berpikir kritis. Ada juga yang menggunakan penilaian perasaan. Namun
hal yang paling penting berkenaan dengan berfikir kritis yaitu jika Anda
belajar bagaimana menyusun sebuah argumen, membuat keputusan, dan
lain sebagainya. Anda juga harus sungguh-sungguh menaruh perhatian
pada pentingnya ketidakjelasan, kedwiartian, dan sebagainya sehingga
Anda melihat dan secara otomatis mengajukan pertanyaan yang benar.

1
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai argumen, dan bagaimana
mengklarifikasi ungkapan untuk berbagai maksud.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian argumen?
2. Apa saja struktur dasar argumen?
3. Apa saja jenis-jenis argumen?
4. Bagaimana bentuk standar argumen?
5. Bagaimana mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan dan
gagasan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian argumen.
2. Untuk mengetahui struktur dasar argumen.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis argumen.
4. Untuk mengetahui bentuk standar argumen.
5. Untuk mengetahui mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan
dan gagasan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Argumentasi
1. Pengertian Argumen
Menurut Vincent, dalam bukunya yang berjudulBecoming A
Critical Thinker: A Mater Student texts Argumen diartikan sebagai:
“the statement of a point of view and the evidence that supports it in a
way intended to be persuasive to other people.”jadi argumentasi
merupakan suatu pernyataan yang didukung oleh bukti-bukti yang
dapat mengubah atau mempengaruhi pikiran orang lain. Argumen
juga dapat diartikan sebagai proses untuk memperkuat suatu klaim
melalui analisis berpikir kritis berdasarkan dukungan dengan bukti-
bukti dan alasan yang logis. Bukti-bukti ini dapat mengandung fakta
atau kondisi objektif yang dapat diterima sebagai suatu kebenaran
(Inch &Warnick, 2006)
Dari dua pengertian ini, jelaslah bahwa argumentasi adalah suatu
pernyataan (klaim) yang tidak hanya semata-mata diucapkan
sajadengan kata- kata tanpa dasar. Argumentasi juga harus selalu
berorientasi pada fakta, data atau bukti-bukti yang objektif sehingga
dapat diterima kebenarannya. Oleh karenanya untuk berargumentasi
seseorang akan melakukan kegiatan analisis dan berpikir kritis. Lebih
jauh lagi argumentasi juga memiliki sifat persuasif atau dapat
mengubah maupun mempengaruhi  pikiran orang lain.  Hal ini juga
ditegaskan oleh Driver dan teman-teman, bahwa argumentasi adalah
proses yang digunakan seseorang untuk menganalisis informasi
kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. (Driver, Newton, &
Osborne. 1998).

3
Menurut Vincent argumen dapat bervariasi dalam panjang dari satu
kalimat untuk sebuah esai singkat atau bahkan ke 100.000-kata buku.
Jenis yang paling sederhana dari argumen terdiri dari menyatakan apa
yang kita pikirkan dan mengapa kita berpikir itu. Sedangkan dalam
bentuk yang lebih panjang atau kompleks argumen mengandung
jaringan pernyataan atau klaim, bersama-sama dengan data pendukung
(2009: 187).

2. Struktur Dasar Argumen


Struktur dasar dari sebuah argumen sebagai berikut.
a. Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu
percaya dan akhirnya mau bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis/pembicara.

Dasar: berpikir logis &kritis berdasar fakta &bukti yang


meyakinkan.

Penalaran: bagaimana merumuskan pendapat yang benar sebagai


hasil dari suatu proses berpikir untuk merangkaikan fakta-fakta
menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.

Proposisi: Pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau


dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
b. Stuktur Argumen dari Stephen Toulmin
1) Claim
Kesimpulan atau pernyataan yang ingin kita ajukan. Stated
reason
2) Grounds

4
Segala data atau informasi yang kita miliki yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat sebuah pernyataan
3) Warrant
Pernyataan yang menghubungkan claim dengan grounds yang
ada
4) Backing
Bukti-bukti yang mendukung warrant
5) Qualifier
Pernyataan yang menunjukkan besarnya kemungkinan claim
kita
6) Condition for Rebuttal (kondisi penyangkalan)
Pernyataan tentang pengecualian-pengecualian terhadap claim

3. Jenis-jenis Argumen
a. Argumen Deduktif
Argumen deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal
dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) keperyataan
khusus sebagai simpulan.
Contoh :
Premis (1) Semua aset memberi manfaat ekonomis bagi
perusahaan
Premis (2) Gedung dan Bangunan adalah aset perusahaan
Konklusi: Gedung dan bangunan memberi manfaat ekonomis bagi
perusahaan
b. Argumen Induktif
Argumen induktif adalah pernyataan atau keadaan yang khusus
dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi dari keadaan khusus tersebut.
Contoh:
Premis: Sekelompok penderita kanker semuanya perokok
Konklusi: Merokok menyebabkan kanker

5
4. Bentuk Standar Argumen
Dalam logika, argumen adalah seperangkat pernyataan yang
mengungkapkan premis - premis (apa pun yang terdiri dari bukti
empiris dan kebenaran aksiomatik) dan kesimpulan berbasis bukti.
Argumen valid jika dan hanya jika itu akan bertentangan dengan
kesimpulan yang salah jika semua premis benar. Validitas tidak
membutuhkan kebenaran dari premis-premis, melainkan hanya
mensyaratkan bahwa kesimpulan mengikuti dari para pembentuk tanpa
melanggar kebenaran bentuk logis . Jika juga alasan argumen yang
valid terbukti benar, ini dikatakan baik .
Kondisional yang sesuai dari argumen yang valid adalah kebenaran
logis dan negasi dari kondisional yang bersesuaiannya adalah
sebuah kontradiksi. Kesimpulannya adalah konsekuensi logis dari
premisnya.
Argumen yang tidak valid dikatakan "tidak valid".
Contoh argumen yang valid diberikan oleh silogisme terkenal berikut:
 Semua manusia fana.
 Socrates adalah seorang pria.
 Karena itu, Socrates fana.
Apa yang menjadikan argumen ini valid bukanlah bahwa ia
memiliki premis yang benar dan kesimpulan yang benar, tetapi
keharusan logis dari kesimpulan tersebut, mengingat kedua premis
tersebut. Argumennya akan sama validnya jika premis dan
kesimpulannya salah. Argumen berikut adalah dari bentuk logis yang
sama tetapi dengan premis yang salah dan kesimpulan yang salah, dan
itu sama-sama valid:
 Semua cangkir berwarna hijau.
 Socrates adalah sebuah cangkir.
 Karena itu, Socrates berwarna hijau.
Tidak peduli bagaimana alam semesta dibangun, itu tidak akan
pernah menjadi masalah bahwa argumen-argumen ini harus ternyata
memiliki premis yang benar secara simultan tetapi kesimpulan yang

6
salah. Argumen di atas dapat dikontraskan dengan argumen berikut
yang tidak valid:
 Semua manusia abadi.
 Socrates adalah seorang pria.
 Karena itu, Socrates fana.
Dalam hal ini, kesimpulannya bertentangan dengan logika deduktif
dari premis-premis sebelumnya, dan bukan berasal darinya. Oleh
karena itu, argumen secara logis 'tidak valid', meskipun
kesimpulannya dapat dianggap 'benar' secara umum. Premis 'Semua
manusia abadi' juga akan dianggap salah di luar kerangka logika
klasik. Namun, dalam sistem itu 'benar' dan 'salah' pada dasarnya
berfungsi lebih seperti keadaan matematika seperti biner 1s dan 0s
daripada konsep filosofis yang biasanya dikaitkan dengan istilah-
istilah itu.
Pandangan standar adalah apakah suatu argumen valid atau tidak
adalah masalah bentuk logis argumen tersebut. Banyak teknik yang
digunakan oleh ahli logika untuk mewakili bentuk logis
argumen. Contoh sederhana, diterapkan pada dua ilustrasi di atas,
adalah sebagai berikut: Biarkan huruf 'P', 'Q', dan 'S' berdiri, masing-
masing, untuk himpunan manusia, himpunan manusia, dan
Socrates. Menggunakan simbol-simbol ini, argumen pertama dapat
disingkat menjadi:
 Semua P adalah Q.
 S adalah P.
 Oleh karena itu, S adalah Q.
Demikian pula, argumen kedua menjadi:
 Semua P bukan Q.
 S adalah P.
 Oleh karena itu, S adalah Q.
Argumen diistilahkan secara formal sah jika memiliki konsistensi
diri struktural, yaitu jika ketika operan antar premis semuanya benar,
kesimpulan yang diperoleh selalu juga benar. Pada contoh ketiga,

7
premis awal tidak dapat secara logis menghasilkan kesimpulan dan
karenanya dikategorikan sebagai argumen yang tidak valid

B. Mengklarifikasi dan Menginterpretasi Pernyataan dan Gagasan


Menurut KBBI mengklarifikasi adalah menjernihkan, menjelaskan,
dan mengembalikan sesuatu kepada yang sebenarnya. Sedangkan
menginterpretasi, yaitu menafsirkan. Proses penalaran sering kali
memerlukan klarifikasi. Mungkin makna istilah-istiah yang digunakan
atau klaim-klaim yang dibuat tidak jelas, kabur, tidak tepat atau bermakna
ganda. Sebagaimana sudah dijelaskan, agar dapat menilai argmen secara
kritis pertama-tama kita harus memahaminya; hal ini berarti tidak hanya
memahami dengan jelas alasan-alasan, kesimpulan-kesimpulan, dan
asumsi-asumsi yang dipresentasikan, tetapi juga memahami dengan jelas
maksud semua ini. Sering kali, dalam contoh-contoh sederhana (seperti
banyak kita lihat sebelumnya), hal ini sama sekali tidak menimbulkan
masalah, tetapi dalam contoh-contoh yang lebih kompleks sangat
mengherankan bagaimana pertanyaan-pertanyaan tentang makna dan
interpretasi acapkali muncul. Barangkali merupakan panduan yang tepat
untuk mengatakan sekali Anda merasa, Anda tidak memahami dengan
segera apa yang sedang dikatakan Anda berurusan dengan pertanyaan
mengenai makna dan interpretasi.
Tentu saja, ukuran ketidakjelasan tidak selalu merupakan hal yang
buruk. Misalkan seseorang membuat pernyataan, 'Jones tinggi'. Jelas sekali
ketinggian merupakan konsep yang sesungguhnya tidak jelas. Tetapi, jika
kita memperhatikan konteks pernyataan itu, maka kíta akan mengetahui
apakah pernyataan itu terujuk pada seorang pemain bola basket dewasa,
seorang anak berusia enam tahun, atau seorang atlet pacuan kuda,
kemudian mungkin cukup tepat untuk mengetahui maksudnya.
Sebagaimana dikatakan Scriven: istilah yang samar-samar (1) memiliki
beberapa arti, (2) acapkali memilika arti yang lebih banyak lagi ketika kita
mempunyai konteks di mana berdasarkan konteks itu kita dapat membuat
kesimpulan-kesimpulan lebih lanjut, (3) dapat diberikan definisi abstrak

8
dengan merujuknya pada istilah abtra lain ('tinggi rata-rata'), dan (4) dapat
diberikan arti yang sedikit lebih tepat jika kita membatasi arti itu pada
pemakaian istilah tersebut dalam konteks tertentu (Scriven, 1976, hlm.
108).
Dengan mengingat kembali contoh ini, mudah sekali untuk
mengatakan tidak tepat, dan sering kali membosankan, untuk menuntut
klarifikasi dalam setiap situasi, karena konteks akan membuat maknanya
menjadi cukup jelas untuk tujuan komunikasi. Menilai ketika cukup adalah
cukup merupakan bagian sentral dari keterampilan mengklarifikasi.
Namun demikian, ada banyak situasi mana klarifikasi dibutuhkan dan
dalam bab ini kita menjelaskan bagaima menghadapi situasi-situasi
semacam itu - bagaimana mengklarifikasi ungkapan-ungkapan dan klaim-
klaim yang tidak dapat kita pahami dengan segera. Kita akan menjelaskan
beberapa prosedur yang akan membantu Anda untuk mengklarifikasi apa
yang dimaksudkan penulis atau pembicara lewat apa yang mereka katakan,
dan tentu saja, termasuk apa yang Anda katakan sendiri. Apa yang
dibutuhkan bergantung pada audiens dan tujuan klarifikasi.
1. Apa Masalahnya (Kekaburan, Ambiguitas, Kebutuhan akan
Contoh atau Apa)
Ketika Anda berharap dengan situasi di mana Anda merasa tidak
jelas dengan apa yang dimaksudkan seseorang, hal pertama mesti
dilakukan adalah memahami semampu Anda sifat masalah itu dan
tujuan menyediakan klarifikasi.
Jika Anda tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan frase
'makanan organik', bagaimana Anda menelusurinya? Barangkali
konteks akan membantu; konteks itu mungkin menyatakan bahwa
'makanan organik' adalah makanan-makanan yang diproduksi tanpa
menggunakan pestisida kimiawi dan pupuk buatan dan hal ini mungkin
cukup untuk tujuan Anda. Seandainya konteks tidak membantu atau
jika menginginkan banyak detail, bagaimana Anda bisa mendapatnya?
Kecil kemungkinan kamus akan membantu Anda, sekalipun itu
mungkin juga. Anda bisa bertanya kepada seseorang yang Anda

9
percaya memiliki keahlian yang relevan, barangkali seorang guru
biologi atau seorang penjaga kebun yang rajin. Tetapi makanan
organik adalah istilah yang relatif baru dimasukkan dalam bahasa;
makanan organik berarti sesuatu yang berbeda untuk orang yang
berbeda dan pemakaiannya selalu berkembang sepanjang waktu.
Ketika masalah-masalah baru muncul, maknanya pun berubah,
misalnya, arti yang baru saja diberikan tetap terbuka terhadap
pertanyaan apakah tanaman pangan yang dimodifikasi secara genetik
termasuk 'makanan organik jika dikembangkan tanpa menggunakan
pestisida kimiawi dan pupuk buatan. Inilah hal di mana istilah itu
memiliki suatu arti tetapi sedikit banyaknya masih kabur (vague); hal
ini mungkin tidak menjadi masalah, tetapi jika Anda membutuhkan
lebih banyak detail, mungkin satu-satunya cara yang baik untuk
menemukannya adalah bertanya kepada pengarang apa yang
dimaksudkan.
Jika Anda mengetahui apa itu 'arsitektur Baroque', bagaimana
Anda menjelaskannya kepada seorang teman? Seandainya Anda tidak
mengetahuinya, sekali lagi konteks mungkin memberitahu Anda
secukupnya, atau Anda dapat mencari di kamus atau bertanya kepada
seseorang yang Anda harapkan mengetahuinya (seperti sejarawan atau
arsitek). Shorter Oxford English Dictionary akan menjelaskan kepada
Anda 'arsitektur Baroque' 'dicirikan oleh gaya yang semarak dan
memiliki banyak hiasan yang lazim pada abad 17 dan awal abad 18'.
Hal ini tentu saja mengesampingkan banyak bangunan modern yang
berbentuk kubus tanpa dekorasi, tetapi barangkali Anda akan masih
merasa Anda memiliki sedikit gagasan bagaimana mengidentifikasi
bangunan-bangunan Baroque. Hampir pasti cara terbaik untuk
memahami arti ungkapan ini ialah melihat beberapa gambar yang
menunjukkan contoh-contoh bangunan Baroque yang baik - barangkali
dengan beberapa penjelasan mengenai ciri-ciri khususnya. Hal ini
masih membiarkan gagasan itu tetap terbuka untuk beberapa gagasan

10
lain tetapi Anda dapat mengenal beberapa contoh yang jelas yang
mungkin cukup untuk tujuan-tujuan Anda.
Frase 'membuktikan secara pasti' tidak mengandung kata-kata yang
problematik tetapi kalau, sebagai seorang juri dalam kasus kriminal,
Anda ingin mengetahui maksudnya, masalah Anda ialah mengetahui
standar atau kriteria yang dipakai, apa yang dianggap sebagai 'bukti-
bukti yang belum lengkap'. Karena frase ini sudah umum
pemakaiannya, mungkin Anda berharap istilah ini terdokumentasi
dengan baik dalam buku-buku hukum dan dapat dijelaskan kepada
Anda oleh hakim, sehingga cukup lazim untuk bertanya kepadanya
(ahli dalam kasus ini) bagaimana Anda seharusnya menginterpretasi
frase itu, dan petunjuknya mesti cukup untuk tujuan Anda.
2. Siapa Audiensnya ( Apa Latar Belakang Pengetahuan dan
Keyakinan Audiens yang Dapat Diasumsikan)
Keyakinan Audiens yang Dapat Diasumsikan) Kembali ke contoh-
contoh yang baru saja kita diskusikan, jelas sekali klarifikasi apa yang
dibutuhkan akan bergantung pada audiens. Misalnya, jika pribad yang
bertanya apa itu 'makanan organik' tidak memiliki gambaran apa
maksud frase itu, mungkin cukup berdasarkan konteks untuk
mengatakan 'diproduksi tanpa pestisida kimiawi dan pupuk buatan';
tetapi, jika audiensnya terdiri dari orang-orang yang membuat kontrak
dengan para petani untuk makanan yang dijual di supemarket dan yang
ingin merasa pasti mereka dapat dengan aman membeli beberapa
produk mereka sebagai produk 'organik', mereka mungkin
membutuhkan lebih banyak detail. Dan lagi, 'makanan organik'
mungkin menjadi topik seminar universitas untuk para spesialis dalam
bidang produksi makanan, dan Anda bisa membayangkan untuk
audiens semacam itu mungkin masih perlu diberi lebih banyak detail
lagi mengenai gagasan-gagasan yang tersembunyi di belakang
permintaan akan makanan organik agar membantu mereka
memutuskan apakah makanan yang dimodifikasi secara genetik yang

11
diproduksi tanpa pestisida kimiawi dan pupuk buatan dapat dianggap
sebagai makanan organik pula.
Kalau seseorang bertanya apa itu ´arsitektur Baroque' karena sama
sekali tidak memiliki gambaran mengenai arsitektur seperti itu,
mungkin cukup untuk tujuannya dengan mengatakan 'dicirikan oleh
gaya yang semarak dan memiliki banyak hiasan yang lazim pada abad
17 dan awal abad 18'; tetapi, jika seseorang sudah mengetahui banyak
tentang hal itu dan ingin supaya mampu mengenal contoh-contoh yang
jelas mengenai bangunan-bangunan seperti itu, mungkin harus
diperlihatkan beberapa contoh yang baik atau beberapa gambarnya.
Sekali lagi, jika seseorang menulis buku tentang arsitektur Baroque
bagi audiens spesialis universitas, ia harus mengemukakan lebih
banyak detail lagi, membedakan antara "Classical' dan 'Rococo', dan
lain-lain.
3. Berdasarkan Audiensnya, Apakah yang Akan Memberikan
Cukup Klarifikasi untuk Tujuan Terkini
Ada banyak berbagai cara untuk mengklarifikasi gagasan-gagasan,
bergantung ada kebutuhan, maka sekarang kita menjelaskan beberapa
dari cara-cara inidengan contoh-contoh yang sesuai. Kadang-kadang,
Anda ingin merasa jelas dengan apa yang dimaksudkan oleh orang
lain, dalam kasus mana metode-metode ini akan membantu, tetapi
kadang-kadang pula, orang lain ingin mengklarifikasi apa yang Anda
maksudkan, sehingga Anda harus mengingat metode-metode ini ketika
Anda sendiri menulis atau berbicara untuk orang lain, agar gagasan-
gagasan yang Anda presentasikan terlihat jelas bagi audiens Anda.
Kita membagi penjelasan kita ke dalam dua bagian: sumber-sumber
yang mungkin dan cara-cara mengklarifikasi ungkapan-ungkapan:
a. Sumber-sumber Klarifikasi yang Mungkin
1) Definisi Kamus (Menginformasikan Pemakaian Biasa)
Bayangkan Anda sedang membaca sesuatu dan Anda
menemukan kata dan Anda tidak memahami arti kata tersebut.
Konteks mungkin memampukan Anda untuk membuat

12
perkiraan yang baik, tetapi, kalau Anda ingin memeriksa,
acapkali jalan yang jelas untuk beraksi adalah mencari di dalam
kamus. Itulah tujuan adanya kamus - memberitahu Anda
bagaimana kata itu biasanya digunakan dan barangkali juga
memberi pemakaian-pemakaian spesial. Misalnya, jika Anda
sedang membaca beberapa novel Charlotte Bronte dan Anda
menjumpai kalimat, 'Bantuan eleemosynary masih belum
menenangkan kaum buruh', rasanya tak mungkin Anda akan
mengetahui arti kata 'eleemosynary'. Konteks mungkin
memberi Anda petunjuk dan hal ini mungkin cukup, tetapi jalan
yang jelas adalah mencari di dalam kamus. New Shorter Oxford
English Dictionary mendefinisikannya sebagai, "Tentang,
mengenai, atau sifat dari, sedekah atau derma; amal'. Hal ini
mungkin memberi Anda cukup berdasarkan konteks. Tentu
saja, beberapa ketidakjelasan akan tetap tinggal (misalnya,
apakah organisasi amal seperti OXFAM bisa disebut sebagai
'eleemosynary"?), tetapi itu mungkin tidak menjadi persoalan.
Kamus dapat membantu ketika Anda ingin mengklarifikasi
istilah-istilah, tetapi memiliki peran yang sangat khusus dalam
proses mengklarifikasi gagasan- gagasan. Singkatnya, kamus
memberitahu Anda cara penggunaan kata-kata secara normal,
umum, dan standar oleh para penutur asli suatu bahasa. Kamus
menyampaikan pemakaian yang lazim dan ditujukan kepada
audiens umum, audiens yang tidak mengetahui arti sebuah kata
dan perlu mendapat penjelasan singkat berkenaan dengan kata-
kata lain yang lebih familiar dari bahasa yang sama (lihat
Erunis, 1996, hlm. 321 tentang 'definisi-definisi yang
disampaikan).
2) Definisi/Penjelasan dari Ahli yang Berwenang dalam
Bidangnya (Menginformasikan Pemakaian Khusus)
Kadang-kadang, ketika Anda membaca materi yang relatif
spesial, Anda akan menghadapi kebutuhan akan klarifikasi dan

13
kamus saja tidak cukup karena bahasa itu digunakan dalam
pengertian/arti teknis, spesial, atau terbatas yang harus Anda
pahami. Kamus yang baik mungkin menunjukkan Anda arah
yang benar, tetapi acapkali Anda harus memeriksa beberapa
buku teks standar, buku pedoman/petunjuk, atau ahli yang
berwenang dalam bidang itu untuk memperoleh penjelasan
mengenai pemakaiannya yang spesial. Misalnya, Anda
mungkin sedang membaca sesuatu yang mengharuskan Anda
untuk mengetahui arti 'standar deviasi', 'rata-rata/mean', dan
'nilai tengah/median' dalam statistik, atau kesalahan', 'bukti
berdasarkan desas-desus', 'bukti-bukti tak langsung dalam
hukum, atau 'upah riil', 'pertumbuhan ekonomi', 'ratio harga-
pendapatan dalam ekonomi, atau 'gaya', 'molekul', 'virus' dalam
sains.
Untuk memeriksa makna kata-kata teknis seperti itu, Anda
bisa mencarinya apakah itu di dalam buku teks atau buku
petunjuk dalam bidang itu (ensiklopedia, umum atau khusus,
mungkin juga merupakan sumber yang baik). Sebagai
alternatif, Anda bisa bertanya kepada seseorang yang Anda
perkirakan mengelahuinya, seperti ahli statistik, pengacara, ahli
ekonomi, atau ahli sains dalam contoh-contoh kita (atau guru
yang meminta Anda membaca novel Bronte dalam contoh kita
sebelumnya). Asalkan pribadi yang Anda tanya dan inilah yang
disebut sumber yang dapat memiliki keahlian yang relevan
dipercaya - hal ini pun akan menjadi cara yang baik untuk maju
dan satu keuntungan berkonsultasi dengan ahli yang berwenang
seperti itu ialah dia dapat menyesuaikan penjelasannya dengan
audiensnya (seperti dalam contoh kita di atas tentang
menjelaskan makna poligon' kepada seorang anak).
3) Menentukan Makna; Menetapkan Makna
Dalam dua subbab sebelumnya kita sudah membahas
bagaimana beberapa ungkapan yang digunakan secara umum

14
oleh penutur asli suatu bahasa atau bagaimana ungkapan-
ungkapan itu digunakan oleh beberapa kelompok khusus,
seperti ahli matematika, ahli ekonomi, atau pengacara.
Penggunaan bahasa sehari-hari di antara penutur asli biasanya
hanya berkembang dan berubah tanpa seorang pun membuat
setiap keputusan khusus. Pemakaian khusus seperti yang kita
bahas dalam poin (b) mungkin berkembang dengan cara yang
mirip, tetapi lazimnya akan lebih banyak melibatkan keputusan
para spesialis untuk memakai sebuah frase dalam cara yang
bisa menangkap beberapa gagasan penting dalam bidangnya.
Kadang-kadang, kita berhadapan dengan kebutuhan membuat
keputusan seperti itu. Misalnya, pada awal buku ini kita ingin
berbicara tentang kata-kata yang mengindikasikan bahwa
perdebatan atau penalaran sedang terjadi, sehingga kita
memperkenalkan frase 'indikator-indikator argumen' dan
memberinya arti yang sangat spesifik. Dengan cara yang sama,
sewaktu menulis tentang berpikir kritis, saya ingin menghindari
penggunaan contoh-contoh ahli logika lama yang sudah usang
(seperti 'Semua manusia akan mati, Socrates itu manusia, oleh
karena itu Socrates akan mati'), sehingga saya memperkenakan
pola 'argumen riil' dan menjelaskan saya akan memakainya
dalam arti argumen-argumen yang akan atau sudah digunakan
untuk meyakinkan orang lain satu titik pandang', dan argumen-
argumen ini bakal menjadi fokus tulisan saya(lihat Fisher,
1988, hlm. 15). Apa yang terjadi dalam kasus int adalah kita
tidak bermaksud menyampaikan pemakaian yang sudah
ditetapkan tetapi kita ingin menyatakan, menetapkan, atau
menentukan satu pemakaian yang dapat menangkap beberapa
gagasan yang penting bagi kita.
Para pengacara harus membedakan antara macam-macam
bukti yang berbeda, sehingga, sebagaimana sudah kita lihat,
mereka memperkenalkan istilah-istilah seperti bukti-bukti tak

15
langaung, bukti berdasarkan desas-desus, dan lain-lain dan
telah memberinya arti khusus Ahli-ahli ekonomi melakukan
sesuatu yang mirip dengan 'uang gaji' dan 'upah ril. Pengacara,
ahli ekonomi, dan banyak yang lainnya lagi, menemukan
gagasan-gaganan baru yang ingin mereka tangkap dan
kemudian berhadapan dengan kebutuhan untuk memberi makna
baru terhadap kats-kata atau frase-frase, untuk menetapkan,
menyatakan atau menentukan makna yang memenuhi tujuan
mereka. Untuk mendukung keputusan semacam itu Anda harus
memperlihatkan keputusan itu memenuhi tujuan yang Anda
maksudkan. Tentu saja, membuat keputusan seperti itu masih
tetap terbuka terhadap beberapa pertanyaan penting
sebagaimana contoh berikut ilustrasikan.
UK's Race Relations Act (1968) melarang diskriminasi
'berdasarkan warna kulit, ras atau etnis atau asal bangsa' dalam,
di antara hal-hal lain, menjual atau menyewakan rumah. Jadi,
kalau Anda menolak menyewakan rumah Anda kepada
seseorang hanya karena kulitnya hitam atau karena
berketurunan Jerman, Anda melanggar hukum ini. Tetapi apa
yang terjadi jika Otoritas Wilayah Perumahan memutuskan
Anda hanya dapat dipilih untuk menjadi anggota dewan
perumahan di wilayah itu kalau Anda adalah warga negara
Inggris. Seberarnya kasus ini muncul ketika Ealing Berough
Council membuat peraturan sermacam itu di awal tahun 1970-
an. Peraturan mereka mengeluarkan Mr Zesko, yang
berkebangsaan Polandia (meskipun dia sudah tinggal lama di
Inggris) dan mereka sendiri mengalami konflik dengan Race
Relutions Board kepada House of Lords (Majelis Tinggi).
Pertanyaannya ialah apakah diskriminasi "berdasarkan asal
bangsa' mencakup diskriminasi berdasarkan kebangsaan sah
seseorang. Hal ini tidak mudah diputuskan; sesungguhnya, ada
alasan-alasan yang masuk akal untuk masing-masing

16
interpretasi. Dalam kasus ini, kedua pihak berargumentasi
mengenai alasan mereka dan beragam hakim yang terlibat
berbeda dalam interpretasinya mengenai hukum itu dan
memberi alasan atas interpretasinya yang berlawanan tersebut.
Jelas sekali mencek di dalam kamus buku teks resmi tidak akan
banyak membantu di sini; dalam kasus ini apa yang dibutuhkan
ialah keputusan. Suatu keputusan yang memberi arti terhadap
istilah-istilah dst.
b. Cara-cara Mengklarifikasi Istilah dan Gagasan
Kita akan menjelaskan lima (5) cara untuk mengklarifikasi
ungkapan Ca) dengan memberikan ungkapan lain yang banyak
memiliki kesamaan arti, ) menjalerkan poin (a) menurut istilah
yang persis sekali dengan memberikan ungkapan lain yang
memiliki kesamaan arti yang persis, (c) dengan menberikan ontch
(dan non-contoh), (d) dengan menarik kontras, (e) dengan
menjelaskan sejarah sebuah ungkapan.
1) Memberikan Ungkapan yang 'Sinonim' – Parafrase
"Sinonim' (yang berasal dari bahasa Yunani) berarti
'memiliki arti yang sama'. Jadi, salah satu cara untuk
menjelaskan arti sebuah ungkapan ialah mengemukakan
beberapa ungkapan lain yang 'memiliki arti yang sama' tetapi
audiens mengharapkan agar ungkapan-ungkapan tersebut bisa
dimengerti, biasanya karena audiens familiar dengan kata-kata
yang menyediakan penjelasan. Kadang-kadang hal ini
dinamakan parafrase. Sebenarnya, perjelasan yang baru saja
saya berikan mengenai kata 'sinonim' justru mengklarifikasi
istilah itu dengan menyediakan ungkapan yang sinonim, atau
parafrase, yang mudah dimengerti kebanyakan orang. Kamus
umumnya menjelaskan arti dengan memberi ungkapan-
ungkapan yang sinonim (atau parafrase) dan kata-kata teknis
biasanya didefinisikan dengan cara yang sama misalnya, kita

17
melihat hal ini ketika membahas istilah 'bukti-bukti tak
langsung' dan 'demokrasi.
2) Memberikan Kondisi yang Perlu dan Cukup (atau Definisi
'Jika dan Hanya Jika'
Kadang-kadang kita menjelaskan makna sebuah ungkapan
dengan memberi ungkapan yang sinonim atau parafrase yang
berarti banyak kesarmaan, tanpa harus memberi arti yang
persis sama. Namun demikian, kadang-kadang kita mau
menjelaskan arti sebuah ungkapan yang sangat persis; oleh
sebab itu, kita menginginkan supaya penjelasan kita pun sangat
persis. Berikut ini adalah beberapa contoh di mana maksudnya
ialah makna kata-kata yang dicetak miring harus dijelaskan
secara persis oleh kata-kata yang mengikuti kata 'adalah':
Segitiga adalah bidang geometris datar yang memiliki tiga sisi
yang lurus.
Momentum adalah massa dikalikan kecepatan.
Jejaka adalah manusia, pria, dan belum kawin tetapi pantas
untuk kawin.
Ada satu tradisi yang sangat penting dalam filsafat dan
beberapa bidang lain (tradisi ini berasal dari Plato) bahwa
definisi jenis ini merupakan ideal di mana kita harus
mengaplikasikannya pada kata-kata yang biasa. Oleh
karenanya, sebagai contoh, para filsuf telah mencoba
mendefinisikan pengetahuan dengan sangat persis, seperti
berikut ini:
mengetahui P' jika dan hanya jika
 P benar.'
 'A meyakini P.'
 'A dibenarkan karena meyakini P.
Di mana A adalah pribadi dan P merupakan klaim yang bisa
benar atau salah.

18
Kadang-kadang benar untuk mencoba memberikan
penjelasan yang sangat persis mengenai makna kata-kata
karena kata-kata itu digunakan dengan sangat Persis, seperti
yang sering terjadi dalam bidang matematika dan sains.
Namun demikian, kata-kata yang biasa dalam keseharian hidup
cenderung digunakan agak lebih bebas sehingga merupakan
satu kesalahan untuk mencoba menjelaskannya secara persis
pula. Tentu saja, hal ini bergantung pada tujuan Anda. Kalau
Anda hanya ingin menjelaskan penggunaan sehari-hari, Anda
harus mempertahankan keluwesannya, tetapi, kalau Anda ingin
membuat pemakaian itu lebih tepat untuk tujuan khusus, hal itu
mungkin benar pula. Misalnya, pemakaian biasa kata 'argumen'
agak bebas, tetapi kita memberi kata itu arti yang lebih persis
untuk memampukan kita berfokus pada jenis 'argumen' yang
menarik perhatian kita.
Dalam kasus definisi filsuf mengenai pengetahuan ini
terbukti problematik, karena penjelasan mengenai arti
'pengetahuan' ini dimaksudkan untuk menangkap penggunaan
yang biasa dari kata tersebut tetapi filsuf-filsuf lain mampu
berpikir tentang kekecualian, kasus di mana kita ingin
mengatakan ´A mengetahui P tetapi di mana tiga kondisinya
tidak memuaskan (atau sebaliknya, di mana kondisi
memuaskan tetapi kita tidak ingin mengatakan 'A mengetahui
P').
Umumnya, Anda akan menemukan jarang sekali orang
dapat menjelaskan arti istilah 'kondisi yang perlu dan cukup'
kecuali dalam matematika dan sains (atau di mana Anda secara
sengaja mendefinisikan ungkapan baru dengan cara itu).
Kebanyakan bahasa sehari-hari memiliki 'ketidakjelasan'
mengenai aplikasinya yang mencegah kita dari kesempatan
memberi definisi ´jika dan hanya jika' atau definisi-definisi
persis lainnya. Filsuf Ludwig Wittgenstein (misalnya,

19
Philosophical Investigations) menunjukkan bahwa ini
merupakan fakta yang sangat penting tentang penggunaan
bahasa kita, sehingga kita mesti hati-hati untuk tidak menjadi
lebih persis daripada yang sesungguhnya kita bisa jika kita
mencoba memahami pemakaian yang normal. Kita mungkin
bisa memberi beberapa jenis ungkapan umum yang memiliki
banyak kesamaan dan kita mungkin bisa memberi contoh-
contoh yang baik dan non-contoh, dan menarik beberapa
kontras tetapi itu mungkin terbatas; penutur asli suatu bahasa
sering kali menyebut atau menggunakan karakteristik yang
agak bervariasi ketika mencoba memutuskan apakah sesuatu
itu sungguh-sungguh X atau bukan dan hal ini mungkin hanya
cara bahasa itu digunakan (lihat Scriven, 1976, hlm. 133).
3) Mengemukan Contoh (dan Non-Contoh) yang Jelas
Acapkali sangat membantu memberi contoh yang benar-
benar baik untuk mengklarifikasi gagasan (dan contoh di mana
gagasan itu dengan jelas tidak berlaku). Sebagaimana sudah
dijelaskan sebelumnya, barangkali cara terbaik menjelaskan
apa itu arsitektur baroque ialah dengan memberi contoh-contoh
yang baik; contoh-contoh yang berlainan dengan gaya itu akan
membantu menentukan batasannya, mungkin sebagus yang
Anda perlukan. Di lain tempat hal ini pun benar; misalnya,
para juri terbantu untuk menginterpretasi frase 'membuktikan
secara pasti' kalau diberi contoh-contoh yang menyatakan
sesungguhnya kasus itu demikian dan contoh-contoh yang
menyatakan sebaliknya. Oleh sebab itu, kalau pertanyaannya
ialah apakah 'X membunuh Y' dan kita mengetahui sidik jari X
terdapat pada senjata yang dipakai untuk membunuh Y, darah
Y ditemukan pada pakaian X segera setelah terjadi
pembunuhan, saksi-saksi yang dapat dipercaya mengatakan
mereka melihat X menembak Y, X sangat cemburu terhadap
hubungan Y dengan isteri X, X memiliki riwayat kekerasan, X

20
tidak bisa berdalih ketika terjadi pembunuhan dia tidak ada di
sana, dan benar-benar mengakuinya setelah polisi
menunjukkan bukti-bukti kepada X, tentu saja terbukti secara
pasti X membunuh Y. Dengan gampang Anda bisa
memikirkan versi yang agak lemah mengenai kasus ini di
mana Anda tidak akan mengatakan itu terbukti secara pasti.
Contoh yang benar-benar baik yang membantu
mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan kadang-kadang
dinamakan contoh 'paradigma' (contoh yang memperlihatkan
bagaimana sesuatu itu bekerja).
4) Menarik Kontras (Termasuk per Genus et Differentiam)
Satu hal yang sangat bermanfaat untuk dilakukan ketika
mempertimbangkan arti klaim atau istilah ialah menanyakan
apa perbedaan-perbedaan yang bisa ditarik apa yang bisa
dikeluarkan. Misalnya, ketika kita mengatakan 'Jones
tinggi',kita membedakan Jones dengan anggota-anggota
kelompok yang pendek atau tingginya rata-rata. Ketika kita
membahas apa itu berpikir kritis dalam bab 1, kita
membedakannya dengan melompat langsung ke kesimpulan,
menentukan menurut kata hati, dan masih banyak lagi.
Sebelum mengerjakan setiap tugas yang berkaitan dengan
'berpikir kritis', barangkali Anda hanya memiliki gagasan yang
samar-samar mengenai makna ungkapan itu. Kalau Anda ingin
mendapat pemahaman yang lebih jelas pada tahap itu, Anda
mungkin memikirkan bagaimana Anda mendengar orang
menggunakan istilah itu (sebagaimana kami meminta Anda
melakukannya pada pertanyaan 1.1) atau mencari di dalam
kamus atau buku petunjuk lain yang cocok, seperti
ensiklopedia atau karya-karya klasik dalam tradisi berpikir
kritis. Jika Anda melakukan hal pertama di antara hal-hal ini,
Anda mungkin akan menemukan awalnya lebih mudah untuk
mengatakan apa yang bukan berpikir kritis daripada

21
mengatakan apakah berpikir kritis itu (yang menggambarkan
poin yang layak dibuat dalam hubungannya dengan
mengklarifikasi gagasan). Misalnya, kebanyakan orang akan
setuju bahwa seseorang yang meyakini apa saja yang dibaca
dalam surat kabar harian, atau yang membuat keputusan
menurut kata hati, tanpa mempertimbangkan alasan-alasan
yang mendukung atau melawan, atau bekerja secara rutin
dalam jalur produksi, menjalankan aksi-aksi yang berulang
tanpa harus berpikir tentang aksi-aksi itu tidak melibatkan
proses berpikir kritis. Sebaliknya, pemikir yang kritis akan
menentukan berita-berita harian mana yang dapat dipercaya
sebagiannya dengan mempertimbangkan reliabilitas sumber-
sumber (dan meragukan berita dari National Enguirer's yang
mengatakan Kapal Titanic muncul kembali ke permukaan),
dan mempertimbangkan pilihan-pilihan dan baik-buruknya
sebelum mengambil keputusan yang berarti (dan mungkin,
misalnya, mencari masukan yang independen sebelum
membeli mobil bekas). Refleksi yang lumayan panjang ini
bahkan mengidentifikasi berpikir kritis sebagai aktivitas 'yang
betul-betul dipertimbangkan', aktivitas reflektif' –aktivitas
yang berbeda dari aktivitas yang tidak reflektif, impulsif, dan
rutin. Kadang-kadang perbedaan ditarik denganmengatakan
apa jenis hal yang sedang Anda bicarakan dan apa perbedaan
hal jenis itu dari hal-hal lainnya; buku-buku dalam bidang ini
sering kali menamakannya per genus et differentiam kalau
Anda membaca seputar pokok bahasan itu.
5) Menjelaskan Sejarah Sebuah Ungkapan
Anda sudah melihat contoh mengenai hal ini dalam bab 1 di
mana saya menjelaskan sejarah istilah 'berpikir kritis'. Tentu
saja, seandainya Anda sampai pada topik bahasan ini tanpa
memiliki gambaran apa itu berpikir kritis, mungkin membantu
untuk melihat apa yang ada dalam kamus. New Shorter Oxford

22
English Dictionary (1993) milik saya tidak memiliki kata awal
untuk 'berpikir kritis' semacam ini dan memberikan beberapa
definisi yang berbeda terhadap istilah kritis', yang paling
relevan adalah, 'cenderung menilai, khususnya secara tidak
baik, cerewet, mencela: terampil atau berpartisipasi dalam
kritik, khususnya sastra atau seni; menyediakan kritik teks:
mencakup penilaian atau observasi yang cermat; bagus, persis,
tepat pada waktunya. Hal ini mulai mengarahkan Anda pada
jalur yang benar tetapi tidak sangat membantu dan kalau Anda
benar-benar mau mempelajari apa sebenarnya pokok bahasan
itu Anda sesungguhnya membutuhkan penjelasan yang
menyeluruh. Menjelaskan perkembangan historis gagasan itu
acapkali akan membantu dalam kasus jenis ini (sebagian
karenaperkembangan itu terjadi sebagai tanggapan untuk
mengakui masalah-masalah dalam bidang itu). Cukup mudah
untuk berpikir tentang gagasan-gagasan lain di mana Anda
mungkin harus melihat sejarah perkembangannya guna
memperoleh pahaman cerdas, demokrasi, hukuman,
kekuasaan, massa ... Sebelumnya kita berbicara tentang
audiens universitas dan kepada audiens semacam ini gagasan-
gagasan (seperti 'makanan organik', 'arsitektur Baroque', dan
lain-lain) mungkin perlu dijelaskan; penjelasan-penjelasan
yang demikian jelas sering kali membutuhkan perhatian yang
luas akan sejarah suatu gagasan dan mengharuskan kita
menmeriksa karya-karya klasik berkenaan dengan pokok
bahasan untuk informasi itu.

23
4. Masalah yang Menuntut Klarifikasi dalam Penalaran
Kadang kala, sebuah ungkapan bisa digunakan dalam konteks
penalaran menut cara yang mengaburkan makna ungkapan yang
sesungguhnya dan hal ini dapat menyesatkan (para) pemikir Ini
merupakan contoh yang menggambarkan salah satu cara menyesatkan
orang:
Satu-satunya bukti yang dapat diberikan bahwa objek itu kelihatan
ialah orang benar-benar melihatnya. Satu-satunya bukti bahwa bunyi
itu kedengaran ialah orang benar-benar mendengamya: dan demikian
pula dengan sumber-sumber lain dari pengalaman. Dengan cara yang
sama, saya melihat, satu-satunya bukti yang mungkin untuk
menunjukkan sesuatu diinginkan, ialah - Orang benar-benar
memginginkannya.
Angumen ini, yang dikutip dari buku John Stuart Mill, yang
berjudul On Liberty, tampaknya sangat berpengaruh sampai Anda
menyadari kelihatan' dan kedengaran berarti dapat dilhat' dan depat
didengar' sedangkan 'diinginkan biasanya tidak berarti dapat
diinginkan' tetapi berarti "baik' atau 'semestinya diharapkan atau kira-
kira seperti itu. Sehingga penalaran hanya kelihatan masuk akal kalau
Anda tidak memperhatikan hal itu.
Benikut ini merupakan contoh lain yang lebih sederhana. Tate and
Lyle biasa mengiklankan gula dengan karakter yang disebut Mr Cube,
mengatakan hal-hal seperti :
Agar kegiatan olahraga Anda sukses, Anda membutuhkan diet
yang seimbang, banyak sekali energi. Sebagaimana semua orang
lakukan setiap hari dalam hidupnya. Dan salah satu cara paling murah
mendapatkan energi Anda butuhkan adalah gula halus murni Ingzris
milik Tate and Lyle.
Nah, apakah gula akan memberi Anda energi yang membuat Anda
merasa penuh energi penuh tenaga? Sebagaimana seorang komentator
jenaka, Magnus Fyke, berkomentar.

24
Makna ilmiah emerg sangat rowet. Onggokan batu di puncak
tebing penuh dengan enerp kanema pka seseorang mendorongnya ke
pinggir tebing onggokan batu ita dapat membuat seseorang terguling.
Pudding Roly Poly pemuh dengan mergi dalam nuansa kimiawi, tetapi
jika Anda memakannya. pudding itu tidak memberi Anda tenaga yang
cukup.

25
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Argumen bukanlah sebuah perdebatan yang ingin menjatuhkan lawan
dengan cara yang kurang nalar, namun argumen harus dipandang sebagai
hal yang sangat penting terkait dengan suatu pengembangan logika.
Argumen dan logika adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
Argmen itu adalah logika dan logika itu merupakan ilmu tentang
argumen. Belajar menyusun argumentasi sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran, hal ini akan membantu siswa dalam meningkatkan
keteramplian berpikir kritis yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Untuk membuat argumentasi setidaknya dibutuhkan
pemahaman dasar tentang bentuk baku, sehingga dalam pengembangannya
tidak akan terjadi kesalahan atau fallacy.
Terkait dengan kualitas sebuah argument, diperlukan evaluasi yang
terukur dan sistematis. Untuk mengevaluasi kualitas argumentasi dapat
diukur dari sisi konsep dan epistemologis. Fakta atau bukti-bukti argument
harus juga disajikan setelah dievaluasi keberadaannya, selanjutnya
dibutuhkan sebuah prosedu runtuk mengevaluasi argument agar
didapatkan hasil yang lebih efisien dan akurat.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Fisher, Alex. 2008. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

https://www.coursehero.com/file/p368esrv/22-23-Argumen-Deduktif-dan-
Induktif-beserta-contohnya-Jawab-Argumen-Deduktif/

http://pepenk26.blogspot.com/2015/04/argumentasi.html

https://id.scribd.com/doc/241157464/Penulisan-Ilmiah-4-Menyusun-Argumen. 

https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&
tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Validity_(logic)&usg=ALkJrhhn9HmUp
XUs9kkAzXNMemWSEmjb-g

27

Anda mungkin juga menyukai