Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM PEMASARAN PADA ANALISIS ASPEK

STRUCTURE-CONDUCT-PERFORMANCE DI GAMPONG MANCANG


KECAMATAN SIMPANG KOERAMAT KABUPATEN ACEH UTARA

Oleh

HARIS RAHMAN

NIM 160320132

PADA ASPEK PERFORMANCE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memasarkan suatu produk pertanian perlu dilakukannya analisis


structure-conduct-performance dalam pemasaran. Hal ini dilakukan agar dalam
memasarkan suatu produk tidak ada rintangan dan persaingan yang menghambat
jalannya pemasaran, mulai dari struktur pasar, conduct atau perilaku pasar dan
performance atau penampialn pasar.

Dengan kita melakukan analisis ini, kita bisa mengetahui bagaimana


pangsa pasar dalam suatu pemasaran, hambatan atau dalam artian jumlah pesaing
yang ada dalam pasar. Tidak hanya sampai disitu, analisis S-C-P ini juga sangat
membantu kita dalam mengetahui bagaimana perilaku pasar seperti kerjasama
dengan pesaing, strategi melawan pesaing dan advertensi atau disebut juga
pemasaran yang dilakukan baik secara promosi secara media eletronik maupun
media cetak.

Selain itu, dengan kita melakukan analisis S-C-P kita juga bisa mengetahui
bagaimana performance atau kinerja suatu pasar seperti, haraga dan pola
keuntungan, X-efisiensi, efisiensi alokasi, kemajuan teknologi (inovasi) dan
keseimbagan distribusi dalam suatu pasar.
Untuk itu penulis pada hal ini akan membahas analisis S-C-P di gampong
Simpang Koeramat Kecamatan Macang Kabupaten Aceh Utara pada aspek
performance atau kinerja suatu pasar pada komoditi sawit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraiaran latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan


rumusan masalah sebgai berikut :

1. Apa saja yang menjadi kendala Performance atau kinerja pasar dari hasil
survei di lapangan?
2. Bagaimana performance atau kinerja pasar di gampong Simpang
Koeramat ?
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui apa saja kendala dari perfomance atau kinerja pasar yang
diperoleh dari hasil survei di lapangan.
2. Mengetahui bagaimana performance atau kinerja pasar di gampong
Simpang Koeramat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis S-C-P

Analisis Structure-Conduct-Performance digunakan untuk melihat atau


menganalisis struktur dan persaingan suatu pasar. Dalam analisis ini ada tiga
aspek penting yang diguanakan untuk menganalisis suatu pasar yaitu, struktur
pasar, conduct atau perilaku pasar dan performance atau kinerja pasar, sehingga
dengan kita menganalisis suatu pasar kita dapat mengetahui bagaimana
mekanisme, stuktur dan persaingan suatu pasar.

1) Struktur Pasar (Structure)

Struktur pasar merupakan komponen- komponen penting yang mendasar


dari suatu pasar seperti :

a) Pangsa Pasar

Merupakan persentase pasar yang ditentukan dalam ukuran unit maupun


reveneu dan dihitung berdasarkan specific entity. Pangsa pasar juga diartikan
sebagai bagian dari keseluruhan permintaan barang/jasa yang mencerminkan
kelompok atau golongan konsumen berdasarkan dari ciri khasnya, seperti tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jenis kelamin, umur dan status sosial.

b) Concentrasi Rasio (CR)

Konsentrasi Rasio atau biasa disingkat CR menunjukkan suatu persentase


dari total ouput industri yang menjadi tanggung jawab suatu perusahaan tertentu.
Rasio konsentrasi emapt perusahaan (CR4) dapat diartikan sebagai pangsa pasar
relatif dari total ouput industri yang dikuasai oleh empat perusahaan terbesar, dan
CR8 dapat diartikan sebagai persentasi dari pangsa pasar relatif delapan
perusahaan terbesarn yang ada di dalam industri.

c) Barrier to entry
Merupakan hambatan masuk yaitu perilaku ekonomi di dalam perusahaan
yang menjadi jumlah saingan yang ada di dalam pasar. Ada dua jenis hambatan
masuk yaitu hambatan struktural dan hambatan ekonomis.

2) Perilaku Pasar (Conduct)

Perilaku pasar merupakan sikap atau tindakan dari pelaku pasar tentang
bagaimana mengambil dan menjalankan strategi yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

Berikut beberapa jenis perilaku pasar antara lain :

a) Kerja sama dengan pesaing


b) Strategi melawan pesaing
c) Advertensi
3) Kinerja Pasar (Performance)

Performance atau kinerja pasar adalah gambaran bagaimana tingkat


kondisi atau keadaan suatu pasar dalam hal keberhasilan secara keseluruhan
dalam periode tertentu, seperti harga serta keuntungan, kemajuan teknologi,
keseimbangan distribusi dan efisiensi alokasi.

Berikut berupa hal-hal dari kinerja pasar :

a) Harga dan Pola Keuntungan


b) X-efisiensi
c) Efisisensi Alokasi
d) Kemajuan Teknologi
e) Keseimbangan Distribusi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kendala dari Performance/Kinerja Pasar

Berdasarkan hasil survei di lapangan dengan mewawancarai langsung


beberapa petani terkait kedala dalam pemasaran hasil komoditi sawit, kendala
yang dihadapi oleh para petani di gampong mancang seperti yang dipaparkan oleh
beberapa narasumber yaitu bapak Hidayat terkait performance atau kinerja pasar
beliau mengatakan bahwa yang menjadi permasalahan adalah masalah
pengangkutan hasil panen dari lahan ke toke/gudang pengumpul atau pun ke
pabrik sawit yang ada di Gergok sangatlah jauh dan akses kesana juga susah
dikarenakan petani tidak mempunyai kendaraan untuk memasarakan hasil
panennya.

Sedangkan dari narasumber kedua yaitu bapak Syukri beliau mengatakan


bahwa kendala yang beliau hadapi dalam memasarkan hasil panen sawit beliau
adalah kurang bagusnya sarana transportasi menuju gudang pengumpul yang
berada di Cot Mutahe dan pabrik sawit yang berada di Gergok, hal ini
dikarenakan askes jalan yang masih berkerikil dan belum diaspal sehingga
memakan waktu dan biaya yang sangat mahal.

Dan dari narasumber yang ketiga yaitu bapak Husaini mengatakan bahwa
kendala yang beliau hadapi adalah mahalnya biaya sewa untuk mengangkut hasil
panen yang harga sewa satu kali angkut adalah Rp. 100.000 Rupiah dan apabila
petani mempunyai hasil panen yang banyak tentu akan memerlukan biaya yang
sangat mahal pula ini yang menjadi kendala, serta harga sawit yang tak menentu
akibat dari ketidak pastian harga membuat petani menjadi rug mulai dari biaya
angkut dan biaya produksi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi kendala dari kinerja pasar
atau performance di Gampong Mancang adalah mahalnya biaya sewa
pengangkutan hasil panen, jauhnya akses menuju gudang pengumpul atau pabrik
sawit sebagai tempat untuk memasarkan, kemudian sarana transportasi yang
masih sangat jauh dari kata yang memadai sehingga menyulitkan untuk menuju
akses ke gampong tersebut dan ketidak pastian harga sawit yang membuat petani
menjadi sulit untuk memasarkan hasil panennya dan bahkan terancam rugi/gulung
tikar akibat banyaknya biaya yang dikelurakan.

3.2 Perfomance/Kinerja Pasar

Kinerja pasar atau performance adalah gambaran bagaimana tingkat


kondisi atau keadaan suatu pasar dalam hal keberhasilan secara keseluruhan
dalam periode tertentu yaitu terdapat di dalamnya komponen berupa hal-hal
sebagai berikut :

1) Harga dan Pola Keuntungan


2) X-efisiensi
3) Efisiensi Alokasi
4) Kemajuan Teknologi dan
5) Keseimbagan Distribusi

Pada gampong Mancang dapat digambarkan bagaimana kinerja pasar atau


performance yaitu pada hal berikut :

3.2.1 Harga dan Pola Keuntungan

Merupakan bagaimana tingakat harga yang dipasarkan mulai dari petani,


pedagang pengumpul, toke dan seterusnya sampai ke konsumen akhir dan
bagaimana pola keutungan yang diterapkan pada perusahaan atau wilayah
tertentu.

Pada Gampong Mancang hanya terdapat dua saluran pemasaran mulai dari
petani-gudang pengumpulan/toke di Cot Mutahe, kemudian dari petani-pabrik
sawit di Gorgok, tingakat harga yang di tetapkan pada petani yaitu satu kilo
sawit seharga Rp. 14.000 Rupiah. Dan apabila langsung dipasarkan ke Gergok
harga sawit sedikit lebih mahal.

Dalam pola keuntungan pada gampong Mancang, para petani sawit


melakukan pengolahan dan pemasaran hasil serta kepemilikan lahan yaitu secara
pribadi atau sendiri sehingga dalam pola keuntungan mereka menikmati hasil
sendiri dan apabila rugi mereka juga menanggungnya sendiri.

3.2.2 X-efisiensi

X-efisiensi terjadi saat biaya produksi lebih kecil dari biaya minimum
yang seharusnya. Pada gampong Mancang X-efisiensi masih belum bisa tercapai
karena para petani sawit dalam melakukan proses biaya produksi terkadang tidak
menentu seperti biaya tak terduga akibat komoditi sawit terkena hama penyakit
dan juga petani hanya menanam sawit tanpa adanya perawatan atau dapat
dikatakan hanya memanfaatkan unsur hara yang ada didalam tanah tersebut.

3.2.3 Efesiensi Alokasi

Efesiensi alokasi terjadi pada saat biaya pada jangka panjang sama dengan
jangka pendek sama dengan harga. Sehingga surplus konsumen semakin besar.
Pada gampong Mancang efesiensi alokasi bisa dikatakan belum tercapai karena
akibat dari ketidak pastian harga sawit yang tidak menentu yang terkadang naik
dan terkadang turun serta kualitas dari produk atau hasil dari komoditi itu sendiri
juga mempengaruhi harga.

3.2.4 Kemajuan Teknologi (Inovasi)

Kemajuan teknologi tidak hanya saja berupa alat dan mesin pertanian
tetapi juga inovasi seperti pola tanam, bibit unggul, obat-obatan dan hal lainya
yang terkait di dalam pertanian. Dengan adanya pembaharuan teknologi, hal ini
akan berdampak kepada bertambahnya kualitas produk yang dihasilkan sehingga
produk dapat berdaya saing dan dapat meningkatkan surplus konsumen.

Pada gampong Mancang kemajuan teknologi masih belum bisa


dimanfaatkan dengan baik akibat tidak adanya lembaga penyuluh yang membantu
petani untuk menerapkan inovasi baru dan hal-hal baru, sehingga hanya sebagian
kecil dari petani mancang yang mampu menerapkan dan mengadopsi tekonologi
serta terkendalanya masalah modal yang membuat petani tidak mampu
menjalankan teknologi yang diterapkan.
3.2.5 Keseimbangan Distribusi

Keseimbagan distribusi terdiri dari beberapa aspek yaitu :

 Kesejahteraan yang dinilai oleh uang


 Pendapatan yang dinilai oleh uang
 Kesempatan yang dilihat dari peluang yang dimiliki oleh setiap individu
untuk mengembangkan bakat serta kemampuanya.

Pada gampong mancang keseimbangan distribusi pada aspek


kesejahteraan yang dapat dinilai oleh uang, masyarakat petani dalam hal
kesejahteraan yaitu masih belum sejahtera karena pendapatan serta perekonomian
di gampong Mancang masih belum kuat dalam artian petani belum bisa
mendaptkan pendapatan yang tetap serta sarana-prasarana yang belum memadai.

Kemudian pada aspek pendapatan yang dinilai oleh uang rata-rata


masyarakat disana bermata pencarian petani sawit dan padi sawah, namun dalam
hal pendapatan petani disana tidaklah merata sehingga pendapatan yang
digambarkan pendatan dinilai oleh uang masih belum seimbang.

Dan kesempatan yang dapat dilihat oleh masyarakat dalam menciptakan


peluang dari setiap individu untuk mengembangkan bakat serta kemampuan
masih terbatas akibat rendahnya tingakat pendidikan serta pelatihan-pelatihan dari
lembaga penyuluh pertanian belum ada sama sekali, sehingga hanya masyarakat
yang tingkat pendidikannya yang tingga serta modal yang banyaklah yang mampu
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Analisis Structure-Conduct-Performance sangat perlu dilakukan untuk


mengetahui bagaimana mekanisme dan permasalahan yang ada dipasar sehingga
kita dapat merencanakan dan meningkatkan kualitas dan kuantuitas suatu
komoditi yang dihasilkan guan meraih keuntungan yang maksimal serta strategi
yang tepat untuk bersaing dengan para pesaing pasar.

Dalam performance atau kinerja pasar di gampong Mancang perlu adanya


peningkatan sarana dan prasarana, agar dalam setiap proses pemasaran berjalan
dengan lancar sehingga mampu memberikan manfaat dan keuntungan bagi
masyarakat.

4.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan kesimpulan diatas yaitu


perlu adanya kerjasama baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat serta
adanya pelatihan dan pengembangan bakat dan keterampilan untuk masyarakat
sehingga akan meningkatkan Performance atau penampilan dari kinerja suatu
pasar.

Anda mungkin juga menyukai