NIM : 17405244025 Tugas Geografi Transportasi & Komunikasi
Pembangunan Transportasi Dara
Pengertian transportasi AKAP dan AKDP Transportasi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) adalah klasifikasi perjalanan transportasi antar kota yang menghubungkan dua kota yang terletak pada provinsi yang berbeda. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.687/AJ.206/DRJD/1993 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum diwilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur, AKAP adalah angkutan antar kota antar provinsi yang trayeknya melalui lebih dari satu wilayah Provinsi Daerah Tingkat I. Sedangkan Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek (Kepmen No. 35 Tahun 2003). Moda Transportasi Darat untuk Antar Provinsi 1. Mobil Pribadi Kendaraan pribadi memang hingga saat ini masih merajai pilihan masyarakat sebagai moda transportasi perjalanan antarprovinsi mereka. Mengingat bila perjalanan ditempuh bersama seluruh anggota keluarga, pilihan menggunakan mobil pribadi jadi lebih murah. Apalagi bila biayanya dibandingkan dengan total tiket pesawat untuk semua keluarga. 2. Bus Pilihan kedua jatuh pada moda transportasi darat yaitu bus. Dibandingkan pesawat dan kereta api, bus dan kereta memang bisa memuat banyak orang. Harganya juga beragam. Hanya dibandingkan dengan kereta api, bus lebih menawarkan benefit yaitu bus dapat menurunkan penumpang di tempat atau lokasi yang kita inginkan, asalkan sejalur dengan laju bus tersebut. 3. Kereta Api Moda transportasi kereta juga punya benefitnya tersendiri. Selain harga yang relatif murah, perjalanan menggunakan kereta api ternyata dapat mempersingkat waktu. Untungnya lagi, tiket kereta bisa dipesan jauh hari sekitar 90 hari sebelum keberangkatan. Benefit ini bisa dijadikan pertimbangan saat memilih jenis transportasi untuk perjalanan mendatang. Prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang. Aspek yang menjadi penting dari sektor transportasi adalah aksesibilitas, karena perlunya transportasi guna mendukung kedua peran yang disampaikan di atas sehingga akan memudahkan aksesibilitas orang dan barang. Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susah-nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Sebagai sarana transportasi publik, maka transportasi harus memenuhi kriteria pelayanan publik. Transportasi yang baik bagi pelayanan publik harus memenuhi tiga kriteria dasar, yaitu kenyamanan, keamanan, dan kecepatan. Ketentuan pertama adalah kenyamanan, yaitu aspek kenyamanan harus dapat dirasakan oleh penumpang yang menggunakan jasa transportasi. Penumpang akan merasa nyaman di dalam sarana transportasi bila di sarana tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi penumpangnya, salah satunya adalah pendingin udara, kedap terhadap asap kendaraan bermotor, dan proses yang dijalani calon penumpang sebelum dan setelah berada dalam sarana transportasi. Ketentuan kedua adalah keamanan, yaitu aspek rasa aman yang dirasakan oleh penumpang selama mendapatkan pelayanan transportasi. Beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur rasa aman diantaranya adalah sistem tertutup dimana sarana transportasi tidak mudah diakses oleh pihak lain yang bukan penumpang. Pada kasus bus, termasuk di dalamnya adalah halte atau terminal yang hanya diakses oleh penumpang yang sudah membeli tiket bus. Selain itu, adalah sistem naik dan turun penumpang. Untuk menjaga keamanan, penumpang harus naik dan turun hanya pada halte dan terminal yang telah ditetapkan, dan penumpang tidak dapat naik dan turun pada tempat selain halte dan terminal resmi. Dengan demikian, sistem tertutup ini dapat memberikan rasa aman bagi penumpang dari ancaman pencurian, pencopetan, perampokan, atau insiden-insiden lainnya yang mengancam keselamatan penumpang dalam menggunakan jasa transportasi. Ketentuan ketiga adalah kecepatan, yaitu ketentuan terpenuhinya waktu sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan atau tepat. Ketentuan ini hanya dapat terpenuhi bila sarana transportasi didukung dengan prasarana yang khusus, sebagai contoh adalah rel khusus yang dimiliki oleh kereta api. Sehingga dengan mengadopsi prasarana kereta api, maka pada transportasi bus pun dapat diterapkan dengan membangun jalur khsusus atau disebut dengan busway. Jika dilihat dari aspek kepentingan publik, sistim transportasi yang meliputi transportasi darat, laut dan udara mengemban fungsi sebagai pelayan publik, baik skala domestik maupun internasional. Oleh karena itu, pengembangan transportasi mestinya didasarkan pada pengembangan yang berkelanjutan (sustainability), yaitu melihat jauh kedepan, berdasar perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan lingkungan. Demikian juga dengan perencanaan jangka pendek, seharusnya didasarkan pada pandangan jangka panjang, sehingga tidak terjadi perencanaan bongkar-pasang. Untuk daerah perkotaan, masalah transportasi saat ini adalah bagaimana memenuhi permintaan jumlah pengguna jalan yang semakin meningkat, tanpa menimbulkan kemacetan lalu lintas, permasalahan transportasi tidak sebatas pada kemacetan lalu lintas, namun juga pada perencanaan sistim transportasi. Oleh karena itu diperlukan suatu penanganan trasportasi secara menyeluruh. Besarnya populasi kendaraan pribadi ditambah pola angkutan umum tradisional telah menimbulkan biaya sosial besar, pemborosan BBM, depresi kendaraan yang terlalu cepat, kecelakaan lalulintas, hilangnya opportunity cost, timbulnya stress, meningkatnya polusi udara dan kebisingan. Kenyamanan, keamanan, privacy, fleksibilitas pergerakan dan prestise merupakan faktor-faktor utama yang menyebabkan kendaraan pribadi tetap memiliki keunggulan sebagai moda transportasi di daerah urban. Selain itu, akibat dari rendahnya tertib bertransportasi menyebabkan tingginya angka kecelakaan di Indonesia.
Permasalahan Transportasi di Indonesia
1. Permasalahan Polusi udara Udara yang bersih dan bebas polusi adalah hak masyarakat Indonesia untuk menghirupnya. Gas dan debu yang berasal dari kendaraan bermotor, sehingga mempengaruhi dan mengurangi fungsi udara. Polusi dari kendaraan bermotor dan operasi semua alat transportasi memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi kendaraan bermotor adalah timbulnya hujan asam, penipisan lapisan ozon, perubahan cuaca. Pengaruh negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan yaitu seperti penyakit ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), batuk, kanker kulit dan kemandulan. Polusi getaran Karena alat transportasi merupakan sumber getaran, maka harus diperhitungkan dalam perencanaan sarana transportasi yang baru. Karena polusi getaran sangat mempengaruhi ketahanan suatu jalan yang dilewatinya. Banyak jalan raya yang tidak layak namun tetap dipertahankan. Berlobang dan penuh genangan air jika hujan adalah pemandangan yang dijumpai pada beberapa ruas jalan. Kejadian ini bisa diakibatkan jenis transportasi yang terlalu berat atau kualitas jalan yang tidak memenuhi standard. 2. Polusi Suara Polusi suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi. Suara itu menimbulkan kebisingan dan suasana yang tidak menyenangkan. Selanjutnya akan muncul pengendara yang memiliki tingkat stress tinggi karena suasana jalanan yang tidak menyenangkan. Larinya bisa kepada kesehatan pengendara yang tidak stabil. 3. Kondisi Angkutan umum tidak terawat dengan baik Mesin bis yang sudah tua dan sering mogok. Badan dan kursi bis juga reyot, atap bis yang bocor masih bisa dijumpai. Pemilik transportasi seperti kurang melakukan perawatan yang baik dan berkala. Meski saat ini sudah lahir moda transportasi online, namun sepertinya malah melahirkan masalah baru. Konflik sosial terjadi antara pengemudi transportasi konvensional dengan modern. 4. Rendahnya Tingkat Kesadaran Pengendara Pengguna jalan seperti pengendara motor & pengemudi mobil (pribadi dan umum) masih banyak yang melanggar peraturan. Seperti: angkot ngetem, angkot ke lajur kiri untuk berhenti masih ada yang berhenti tiba-tiba tanpa menyalakan lampu sein. 5. Belum Meratanya Pembagian Jalan Masih banyak daerah yang memperlihatkan transportasi umum dan transportasi pribadi berjalan disatu ruas jalan. Seharusnya ada pemisahan, transportasi pribadi harus mempunyai jalan sendiri, begitu juga transportasi umum. 6. Kecelakaan Lalu Lintas Menurut data badan pusat statistik tahun 2008, ada 59,164 ribu kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan 20,188 korbannya meninggal dunia, 23,440 ruka berat dan 55,731 luka ringan. Sedangkan kerugiannya mencapai Rp.131,207 Juta. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas terutama di darat sangatlah beragam, mulai dari faktor pengemudi, faktor kendaraan dan faktor cuaca.
Solusi Dari Permasalahan Transportasi di Indonesia
1. Perencanaan yang Menyeluruh Karena masalahnya sudah komplek, maka tidak bisa menyelesaikannya secara parsial atau setengah-setengah saja. Butuk solusi yang menyeluruh, sehingga dengan cara ini tidak cuma menyelesaikan masalah namun menimbulkan masalah yang baru. 2. Kebijakan Pemerintah Apapaun rencana solusi dan sebaik apa pun jika tidak ada kebijakan pemerintah yang mendukung maka semuanya akan sia-sia saja. Dan tugas menyelesaikan permasalah transportasi sebenarnya tanggung jawab pemerintah atau pihak yang berwenang. 3. Sumber Pendanaan Yang Cukup Dalam menelurkan solusi, akan bisa berjalan mulus jika didukung dengan anggaran dana. Karena bisa saja solusi itu membutuhkan dana yang tidak sedikit, seperti membuat jalan baru. Contoh saat ini, pemerintah membuat transportasi massal guna mengurangi kemacetan.
Jenis angkutan darat barang dan non barang
Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di kirim untuk antar kota memakai berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain dengan kereta api, truk dan container (sistem peti kemas). Angkutan penumpang (passanger traffic) dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu : a. Pengangkutan penumpang antarkota dengan meggunakan kendaraan. b. Alat pengangkutan yang dipakai adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api. c. Selain itu angkutan penumpang penyebaran secara geografis ialah transmigrasi, angkutan turis dalam negri juga luar negri ke daerah daerah. Sarana dan prasarana transportasi darat di Kota Depok tersebut seperti kereta api, bus, metro mini, dan angkot perlu didukung manajemen yang efektif. Kebijakan manajemen transportasi darat Kota Depok tersebut, terutama dimaksudkan sebagai sarana yang efektif dan efisien serta sangat penting baik dalam menunjang keberhasilan dan kelancaran pembangunan bidang transportasi di Kota Depok maupun dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah. Di samping itu, kebijakan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi di wilayah ini, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga (Zein dan Hanifah, 2008: 185). Dengan demikian, kebijakan tersebut diharapkan dapat menyebabkan pengurangan konsentrasi tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan keterampilan pada wilayah tertentu saja. Kemajuan pembangunan bidang transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan di Kota Depok dan antar wilayah serta mengurangi perbedaaan antar wilayah, sehingga mendorong terjadinya pembangunan di Kota Depok dan antar wilayah di Jabotabek. Dengan adanya manajemen transportasi darat yang modern di Kota Depok, harapannya dapat menghilangkan atau mengurangi berbagai hambatan yang ada.