Anda di halaman 1dari 14

Teknik Industri

Universitas Muria
Bahasa Kudus

Penalaran

Disusun oleh: Adhitya Sigit Fanani


NIM : 201957049 1
Bahasa Indonesia Penalaran
Kelas : Teknik Industri A
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Bahasa

Definisi Penalaran
Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan
indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi
baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar.
Kata “menalar” berasal dari kata bahasa Arab “nazar (ep/Ep-p)+
presfiks me-“ artinya melihat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa menalar
artinya cara orang memandang sesuatu dari sudut logikanya. Dengan
nalarnya, orang menghubungkan pengamatan (observasi berdasarkan
empirik) dengan kejadian-kejadian yang ada di dunia ini. Kemudian,
pengamatan dan kejadian-kejadian tersebut menjadi suatu konsep dan
pengertian baru.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut
dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi.
Penalaraan memiliki beberapa pengertian, yaitu:
1. Proses berpikir logis, sistematis, terorgnisasi dalam urutan
yang paling berhubungan sampai simpulan.
2. Menghubunghubungkan fakta atau data sampai dengan suatu
simpulan
3. Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu
simpulan atau pengertian bare.
4. Dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, penalaran
dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis
dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai
menghasilkan suatu derajat hubungan suatu simpulan.
5. Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu
simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.

2
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Konsep dan Lambang Penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas fikiran yang abstrak. Untuk
mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan untuk
penalaran berbentuk bahasa sehingga wujud penalaran akan tampak berupa
argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep yang abstrak.
Lambangnya adalah kata, Lambang proposisi Lambang beroposisi adalah
kalimat (kalimat berita) dan lambing penalaran. Argumentlah yang dapat
menentukan kebeneran konklusi dari premis. Argumentlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dan premis.
Berdasarkan paparan diatas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia
adalah aktivitas berfikir yang saling berkait. Tidak ada proporsi tanpa
pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersamaan dengan
terbentuknya pengertian, perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Dengan kata lain,
dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi, sedangkan
proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

3
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Syarat-syarat Kebenaran dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran,maksudnya tentu adalah untuk
menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam
menalar dapat dipenuhi. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu
yang memang salah. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar
konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus
meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti
penalaran memiliki bentuk yang tepat diturunkan dari aturanaturan berfikir
yang tepat, sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai
premis tepat.
1. Metode Induktif
Metode berfikir Induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang
disimpulkan pada fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode
berfikir induktif.
2. Metode Deduktif
Jika dalam penalaran, konklusi lebih sempit dari premisnya, penalaran
tersebut disebut dengan deduktif.

4
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Macam-macam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk
menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam
menalar dapat dipenuhi. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benaar atau sesuatu
yang memang salah. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar
konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar disini harus
meliputi sesuatu yaang benar secara formal maupun material formal berarti
penalaraan memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan
berpikir yaang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan
sebaagai premis tepat.

Berikut ialah merupakan unsur penalaran karangan ilmiah, yaitu:

1. Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan
berisi sekurangkurangnya dua variabel.

2. Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk


proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya
atau kesalahannya.

3. Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:

a. Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta, misalnya: Anak


bodoh tidak dapat memanfaatkan potensinya.

b. Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan


pengujian.

c. Proposisi hipotetik yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat


yang harus dipenuhi. Misalnya: Jika dijemput, X akan ke rumah.

d. Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek


dan predikat. Misalnya: X akan menikahi Y.

5
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
e. Proposisi positif universal yaitu pernyataan positif yang mempunyai
kebenaran mutlak. Misalnya: Semua hewan akan mati.

f. Proposisi positif persial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur


penyataan tersebut bersifat positif. Misalnya: Sebagian orang ingin
hidup kaya.

g. Proposisi negatif universal yaitu kebalikan dari proposisi positif


universal. Misalnya: Tidak ada gajah tidak berbelalai.

h. Proposisi negatif persial yaitu kebalikan dari proposisi positif persial.


Misalnya: Sebagian orang hidup menderita.

4. Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti,
dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5. Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan
(alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justufikasi
(pembenaran).
6. Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-
unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7. Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam
karangan.
8. Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan
dianalisis.
9. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi
analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan
lain-lain.
10.Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi
itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
11.Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif dan
deduktif.
12.Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atau hasil pembahasan, dapat
berupa implikasi atau inferensi.

6
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan
observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan
umum. Penalaran yng bertolak dari pernyataan pernyataan khusus (premis)
untuk menghasilkan kesimpulan yang umum. Kesimpulan ini dapat berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induktif pada dasarnya terdiri atas tiga macam, yaitu: generalisasi,
analogi, dan sebab akibat.
a. Generalisasi
Generalisasi merupakan proses penalaraan yaang bertumpu padaa
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk
menghasilkan kesimpulan umum.
Contoh: Jika dipanaskan, kawat memuai. Jika dipanaskan, tembaga
memuai. Jika dipanaskan , besi memuai. Jadi, jika dipanaskan, benda
logam memuai.
Macam-macam generalisasi
 Generalisasi Sempurna: adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
 Generalisasi Tidak Sempurna Adalah generalisasi dimana
kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai
celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna Generalisasi yang
tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila
melalui prosedur pengujian yang benar.

b. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni
kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus
yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan
yang sebelumnya.

7
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Contoh Analogi:
Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak
persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota
tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi.
Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya
juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula
timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah
mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars

c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah proses penalaran yang diperoleh dari gejala-
gejala yang saling berhubungan dan prinsip sebab-akibat yang di
haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian
memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya.
Leucippus (filsuf Yunani) mengatakan bahwa tidak ada satu pun hal
tanpa sebab. Untuk ini dapat dicontohkan metode agremen: jika dua
atau lebih kasus dalam suatu gejala terdapat satu dan hanya satu
kondisi yang dapat, maka kondisi itu dpat diterima sebagai penyebab.

P Q R menghasilkan Y
QS T menghasilkan Y
Oleh karena itu Q menghasilkan Y

Dapat pula dilakukan dengan metode deference.

RT U menghasilkan Z
RU tidak menghasilkan Z
Maka T-lah yang menghasilkan Z

Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung


dalam tiga pola :
 Sebab ke akibat Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab
menuju kesimpulan sebagai efek. Sebab Akibat pada intinya
berpola A dan menyebabkan B. Selain itu, Pola A dapat
menyebabkan B,C,D dll. Jadi efek dari peristiwa bisa menjadi
akibatnya.
Contoh : Lemparan anak itu menyebabkan jambu jatuh.
 Akibat ke sebab Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat
menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Contoh : Yura ke Dokter dikarenakan sakit.
 Akibat ke akibat Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut
sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh : Kebakaran karena arus pendek itu menyebabkan adanya
korban jiwa berjatuhan.

8
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Di bawah ini contoh dari penalaran Induktif:
Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian
perkara suatu kecelakaan lalu lintas di perempatan Rawamangun Muka,
persimpangan Rawamangun Muka-Utan Kayu dan Cililitan-Tanjung Priuk
yang terjadi tanggal 10 juli 2000 pukul 12.30. Sebuah sepeda motor dari
arah Tanjung Priuk menabrak mobil sehingga pintu di bagian kiri rusak,
penyok sedalam 10 cm, dan sepeda motor tergeletak di dekat mobil yang
ditabraknya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara sepeda
motor terkapar jatuh 1,5 meter di sebelah kiri sepeda motornya. Dalam
pengamatannya, melalui proses perhitungan waktu polisi menyatakan bahwa
pada saat mobil melintas dari arah Cililitan ke Rawamangun Muka lampu
hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi menyatakan bahwa,
dalam keadaan lampu merah sepeda motor berkecepatan tinggi dari arah
Tanjung Priuk menabrak mobil yang sedang berbelok dari arah selatan ke
arah Rawamangun Muka. Hasil pengamatan, pengendara sepeda motor
terbukti bersalah.
Kesimpulan:
Pengendara sepeda motor harus membiayai perbaikan mobil yang
ditabraknya danmembayar denda atas kesalahannya.

9
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan
penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan
diakhiri dengan simpulan khusus yang berupa prinsip. Karangan deduktif
mempunyai bermacam-macam jenis berdasarkan teknik pengembangannya
maupun uraian isinya.
Karangan kualitatif sering digunakan dalam pembahasan masalah-
masalah humaniora (sastra, kemanusiaan, cinta kasih, penderitaan, dan lain-
lain). Namun, kualifikasi produk yang bernilai ekonomi, seperti: keindahan
pakaian, kecantikan, keserasian, dan lain-lain dapat pula menggunakan jenis
karangan ini.
Dalam karangan (laporan penelitian) deduktif kuantitatif ditandai
dengan penggunaan angka kuantitatif yang bersifat rasional. Secara rinci
proses tersebut menguraikan:
a. Bidang observasi: berdasarkan bidang studi kajian,
b. Rumusan masalah: pertanyaan yang akan dibahas,
c. Kerangka teori: berisi pada pembahasan varibel.
d. Tujuan: tahap kegiatan yang hendak dicapai,
e. Rumusan hipotesis dan penjelasannya,
f. Deskripsi data: diperlukan untuk pengujian hipotesis,
g. Desain penelitian (metode penelitiana): proses pengumpulan data,
pengolahan, hasil analisis data, sampai dengan simpulan,
h. Analisis data,
i. Hasil analisis,
j. Simpulan deduktif: interpretasi atas hasil

10
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Macam-macam penalaran Deduktif:
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses pengambilan keputusan/kesimpulan
(konklusi) dari 2 macam premis yang ada sebelumnya. Sehingga kita
dapat menarik kesimpulan dari 2 premis yang ada sebelumnya yang
kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.
Contoh :
Semua manusia pasti akan meninggal
Yona adalah manusia
Jadi, Yona pasti akan meninggal
Bentuk-Bentuk Silogisme:
a. Silogisme kategorial
Silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik ,
demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak
harus merupakan proposisi universal , sedangkan pangkalan khusus
tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau sinjuler, tetapi
bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan
pangkalan umumnya.
b. Silogisme Hipotesis
Argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang
menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem
konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidk
memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui
premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi,
sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
Macam tipe silogisme hipotetik:
a) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
antecedent,
seperti: Jika hujan , saya naik mobil 11 Sekarang Hujan, Jadi
saya naik mobil.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
konsekwensinya ,
seperti: Bila hujan , bumi akan basah Sekarang bumi telah
basah. Jadi hujan telah turun
c) Silogisme hipotetik yang premis Minornya mengingkari
antecendent,
seperti : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa ,
maka kegelisahan akan timbul . Politik pemerintah tidak
dilaksanakan dengan paksa , Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian
konsekwensinya,
seperti: Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan
gelisah Pihak penguasa tidak gelisah Jadi mahasiswa tidak turun
ke jalanan

11
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
2. Entimem
Entimem merupakan suatu bentuk silogisme juga. Tetapi, di dalam
entimem salah satu premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena
sudah sa ma-sama diketahui.
Contoh: Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain. Kalimat di
atas dapat dipenggal menjadi dua:

a. Menipu adalah dosa


b. Karena (menipu) merugikan orang lain.

Kalimat a merupakan kesimpulan sedangkan kalimat b adalah premis


minor(karena bersifat khusus). Maka silogisme dapat disusun:

Mn : menipu merugikan orang lain


K :menipu adalah dosa.

Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis


mayor. Untuk melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor
selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin subjeknya menipu. Kita
dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya: Perbuatan
yangmerugikan orang lain adalah dosa. Untuk mengubah entimem
menjadi silogisme, mula-mula kitacari dulu ke- simpulannya. Kata-kata
yang menandakan kesimpulan ialah kata-kata seperti jadi,maka, karena
itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa
premis yang dihilangkan.

12
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
Kesalahan Penalaran
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping
kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita
persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses
penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua
jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa
yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses
penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Jenis Salah Nalar:
1. Deduksi yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau
tidak memenuhi persyaratan.
Contoh:
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
2. Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu
sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh:
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi
manusia Pancasilais sejati. Anak-anak tidak boleh memegang barang
porselen karena barang itu cepat pecah.
3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat
dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak
diketahui orang lain.

13
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus
4. Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
5. Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan
yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan
memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik.
6. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat
seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena
petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.

14
Bahasa Indonesia Penalaran
Tenik Industri Universitas Muria Kudus

Anda mungkin juga menyukai