dari
Minyak Jarak Pagar dan
Metanol
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ati’ah
Pratiwi 1
D500 120
Prarancangan pabrik Metil Ester
dari
Minyak Jarak Pagar dan 2
Metanol
dapat diperbarui (renewable), dapat terurai (biodegrable). Disamping itu,
emisi gas buang dari biodiesel ini bebas dari sulfur, tidak beracun (non toxic), dan
terbakar sempurna dengan bilangan asap (smoke number) yang lebih tinggi yaitu 62
sehingga biodiesel memiliki sifat ramah lingkungan.
Dalam pembuatan biodiesel menggunakan proses “transesterifikasi” yaitu dengan
mengubah trigliserida menjadi metil ester dan gliserol. Molekul trigliserida akan
melepaskan tiga asam lemak menggantikan gugus alkohol dari ester dengan gugus
alkohol lain. Dalam proses ini, menggunakan basa atau asam sebagai katalisnya. Hal
ini bertujuan untuk menurunkan viskositas dan meningkatkan daya pembakaran
minyak, sehingga dapat memenuhi syarat sebagai bahan bakar alternatif (Susilo,
2006).
Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai berbagai jenis tumbuhan
yang mempunyai potensi sebagai bahan baku biodiesel yang dikelola oleh komoditas
perkebunan penghasil minyak nabati. Komoditas perkebunan penghasil minyak
nabati di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel
diantaranya ubi kayu, kelapa sawit, kelapa, kacang, jagung dan jarak pagar. Sebagian
besar minyak nabati banyak diproduksi untuk keperluan pangan. Untuk itu
dibutuhkan tanaman yang menghasilkan minyak bukan untuk keperluan pangan
tetapi untuk menggantikan BBM. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel adalah tanaman jarak pagar. Sehingga pemanfaatannya
sebagai bahan baku biodiesel tidak akan mengganggu penyediaan kebutuhan minyak
nabati (makan) nasional, kebutuhan industri oleokimia dan ekspor Crude Palm Oil.
Terdapat 175 jenis tanaman jarak, namun yang banyak tumbuh dan dikenal oleh
masyarakat Indonesia adalah jarak pagar (Jatropha curcas linneus) dan jarak Kaliki
(ricinus communis linn) (Sudradjat, 2006). Jarak pagar dikenal sebagai tanaman
konservasi karena dapat tumbuh diberbagai jenis tanah dan iklim. Pengembangan
minyak jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel mempunyai potensi yang sangat
besar karena selainmenghasilkan minyak dengan produktivitas tinggi yaitu sekitar
1.590 kg/1.892 liter minyak/ha/tahun, juga dapat berfungsi sebagai pengendali erosi
serta perbaikan tanah (Syah, 2006). Hampir seluruh bagian tanaman dari tanaman
Ati’ah
Pratiwi
D500 120
jarak pagar dapat dimanfaatkan, daun sebagai bahan makanan pada peternakan ulat
sutera, tempurung biji untuk arang aktif, getah dan daun biopestisida, kayu tua untuk
pulp kertas, papan serat, bahan bakar dan serat kulit buah untuk kompos. Limbah
proses pembuatan biodiesel akan menghasilkan bungkil untuk makanan ternak,
biopestida serta gliserin untuk bahan kimia dan kosmetika. Pada area tanaman yang
luas, produksi nektarnya dapat diekplorasi untuk produksi lebah madu. Hal ini
dapatmeningkatkan pertumbuhan industri rakyat seperti sabun cuci, pupuk,
biopestisida, gliserin, pulp kertas, papan serat dan lain-lain (Sudradjat, 2006).
Mengingat semakin meningkatkannya kebutuhan energidan semakin menipisnya
cadangan energi maka peranan biodiesel dari minyak jarak pagar sebagai energi
alternatif menjadi sangat penting sehingga timbul pemikiran untuk mendirikan pabrik
ini di Indonesia. Biodiesel dari minyak jarak pagar ini, merupakan bahan bakar yang
ramah lingkungan dan dapat diperbaharui sehingga dapat mengurangi jumlah impor
solar. Selain itu, dengan turunnya jumlah impor solar akan menghemat devisa negara,
dapat memberi nilai ekonomi pada tanaman jarak pagar sehingga memicu
perekonomian untuk rakyat kecil, pemilik kebun jarak pagar dan pengolah biji jarak,
serta memicu munculnya industri-industri baru sehingga mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
3.000,000
2.500,000
2.000,000
1.500,000
1.000,000
500,000
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Di Indonesia telah ada beberapa pabrik biodiesel dari minyak nabarti yang
telah berdiri. Misalnya, di kawasan Puspitek Serpong telah beroperasi pabrik
biodiesel dengan kapasitas 1,5 ton/hari, pabrik milik BPPT yang telah beroperasi
dengan kapasitas 3 ton/hari, pabrik milik PT Rajawali Nusantara Indonesia 1,5
ton/hari, dan lain-lain (Susilo,2006). Namun pada umumnya pabrik biodiesel yang
telah berdiri menggunakan minyak sawit (Crude Palm Oil) sebagai bahan baku,
sedangkan yang menggunakan bahan baku minyak jarak pagar masih dalam skala
kecil. Berikut pabrik biodiesel dari minyak jarak :
Dari data pada tabel 1.2 diatas diperoleh keputusan bahwa pabrik biodiesel yang
akan didirikan dirancang dengan kapasitas 65.000 ton/tahun. Kapasitas ini dipilih
sebagai langkah awal dalam tahap pengenalan biodiesel dari minyak jarak. Jika
konsumen pasar semakin meningkat maka akan diperluas dan ditingkatkan
kapasitasnya, agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun dapat diekspor
ke luar negeri.
1.3.Lokasi Pabrik
Dalam menentukan lokasi pabrik juga harus dipertimbangkan faktor-faktor
penunjang satu sama lain yang saling berkaitan. Lokasi suatu pabrik ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya : sumber bahan baku, transportasi, utilitas, lapangan
kerja, fasilitas, luas lahan yang dibutuhkan, serta pengaruh politik-ekonomi dan lain-
lain.
Berdasarkan beberapa pertimbangan, pabrik biodiesel dari minyak jarak pagar ini
akan didirikan di wilayah Gresik, Jawa Timur. Berikut pertimbangan-pertimbangan
ynag harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik biodiesel ini:
1.Faktor Utama
2. Faktor Pendukung
1.4.3. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl
ester dari rantai panjang asam lemak yang digunakan sebagai bahan alternatif
mesin diesel yang terbuat dari sumberdaya hayati yang berupa minyak lemak
nabati atau lemak hewani yang mengandung trigliserida. Proses pembuatan
biodiesel dari minyak nabati disebut transesterifikasi. Transesterifikasi merupakan
perubahan bentuk dari ester menjadi bentuk ester yang lain. Ester merupakan
suatu rantai hidrokarbon yang terikat akan terikat dengan molekul yang lain. Satu
molekul minyak nabati terdiri dari tiga ester yang terikat pada satu molekul
gliserol.Sekitar 20% molekul minyak nabati adalah gliserol (Syah, 2006).
Biodiesel bersifat ramah lingkungan dan dapat diperbaharui (renewable)
dapat terurai (biodegradable), memiliki sifat pelumasan terhadap piston karena
termasuk kelompok minyak yang tidak mengering, mampu mengeliminasi efek
rumah kaca dan kontiunitas ketersediaan bahan baku terjamin. Biodiesel bersifat
ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik
dibandingkan minyak diesel/solat, yaitu sulfur, bilangan asap rendah dan angka
cetana antara 57-62, terbakar sempurna dan tidak beracun (Said, 2010).
Biodiesel tidak secara spontan meletup atau menyala dalam keadaan
normal
dengan karena
bahan mempunyai
bakar dieseltitik bakar bumi
minyak yang tinggi, yaitu bakarnya
yang titik 150⁰ C. Hal ini berbeda
hanya 52⁰ C.
Sedangkan emisi biodiesel jauh lebih rendah daripada emisi diesel minyak bumi.
Biodiesel mempunyai karakteristik emisi seperti berikut (Syah, 2006):
1. Emisi karbon dioksida netto (CO2) berkurang 100%.
2. Emisi sulfur dioksida berkurang 100%.
3. Emisi debu berkurang 40-60%.
4. Emisi karbon monoksida (CO) berkurang 10-50%.
5. Emisi hidrokarbon berkurang 10-50%.
6. Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) berkurang, terutama PAH
yang beracun, seperti : phenanthren berkurang 97%, benzofloroathen
berkurang 56%, benzapyren berkurang 71%, serta aldehid dan
senyawa aromatik berkurang 13%.
7. Meningkatkan emisi nitro oksida (NOx) sebesar 5-10%, tergantunga
umur kendaraan dan modifikasi mesin.
Telah diketahui bahwa biodiesel mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan bakan bakar diesel dari minyak bumi. Keuntungan dari
biodiesel meliputi (Said, 2010):
a. Campuran dari 20% biodiesel dengan 80% petrolium diesel dapat
digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi.
b. Industri biodiesel dapat menggunakan lemak atau minyak daur ulang.
c. Biodiesel tidak beracun.
d. Biodiesel memiliki cetane number yang tinggi, yaitu di atas 100
sedangkan cetane diesel hanya 40.
e. Penggunaan biodiesel dapat diperpanjang.
f. Biodiesel menggantikan bau petroleum dengan bau yang lebih enak.
... (1.2)
katalis
a. Trigliserida + CH3OH digliserida + R1COOCH3 ……..(1.3)
katalis
c. Monogliserida + CH3COOH gliserol + R3COOCH3...(1.5)
b. Bahan pembantu
Bahan pembantu yang akan digunakan adalah natrium hidroksida yang
diperoleh dari PT. Tjiwi Kimia dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Natrium Hidroksida
- Wujud : padat
- Rumus olekul : NaOH
- Berat molekul : 39,9971 g/mol
- Titik didih (1 atm) : 1388⁰ C
Proses yang dilakukan dalam pembuatan biodiesel dari trigliserida minyak jarak
pagar menggunakan proses transesterifikasi dengan cara mereaksikan metanol dan
trigliserida. Dimana pada proses ini menggunakan bahan tambahan yaitu Natrium
hidroksida (NaOH) sebagai katalis untuk mempercepat reaksi selain itu juga memberikan
konversi produk yang lebih tinggi, bahan yang kurang korosif serta murah dan mudah
didapat. Untuk bahan baku yaitu minyak jarak pagar juga murah dan mudah didapatkan.
Reaksi dapat berlangsung pada kondisi tertentu yaitu pada suhu 60 ̊C pada
tekanan 1 atm selama 60 menit dengan fase cair-cair menggunakan reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB). Proses pembuatan metil ester ini berjalan secara eksotermis dan
merupakan reaksi reversible (bolak-balik).