Pendahuluan
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup menjadi
306 per kelahiran hidup
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
Definisi pemberian ASI atau menyusui menurut WHO adalah sebagai berikut:
1. Menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak memberi
bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan
vitamin atau mineral tetes: ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai
1
bayi berumur 6 bulan.
2. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain
ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur
enam bulan, baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan
prelakteal.
Angka cakupan program ASI eksklusif di Puskesmas Pedes tahun 2016 adalah
51.09% kurang dari target depkes yaitu 90% dan kurang dari rata-rata angka cakupan
di tingkat kabupaten Karawang yaitu 72.77%. Walaupun bila melihat dari target
RPJMN tahun 2019 yaitu 50% sudah mencapai target.
Berdasarkan hal diatas, maka dipikirkan perlu untuk dilakukan evaluasi pada
program ASI eksklusif di Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam
upaya meningkatkan pencapaian pemberian ASI eksklusif di periode mendatang
sebagai mana telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi serta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2
2. Studi Edmond K, et al pada tahun 2006, kematian bayi terutama oleh karena
infeksi dapat dicegah dengn pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan
sejak awal kelahirannya tanpa memberikan makanan tambahan kepada bayi.
1. Berdasarkan SDKI tahun 2012 hanya sekitar 42% bayi di Indonesia yang
mendapat ASI secara eksklusif.
1.3. Tujuan
3
5. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Pedes
pada bulan Februari 2017 dan Agustus 2017
4
program ASI eksklusif sehingga dapat memenuhi tolok ukur cakupan program
1 .5. Sasaran
Semua ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi berusia 0-6 bulan di seluruh
wilayah kerja Puskesmas Pedes, Kabupaten Karawang pada bulan Januari
sampai dengan Desember 2017.
5
Bab II
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari laporan hasil kegiatan
program ASI eksklusif periode Januari sampai dengan Desember 2017 di Puskesmas
Pedes, yang berisi kegiatan antara lain :
▪ Laporan bulanan bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di
Puskesmas Pedes periode Januari sampai dengan Desember 2017
▪ Pelatihan kader ASI oleh konselor ASI pada periode Januari sampai dengan
Desember 2017
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data, analisis data,
dan pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan
pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pedes periode Januari
sampai dengan Desember 2017 dengan cara membandingkan cakupan hasil program
terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan
menggunakan pendekatan sistem.
6
Bab III
Kerangka Teoritis
Tolok ukur adalah nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang
meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan dan umpan balik pada program
pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan. (lampiran, tabel 3)
8
Bab IV
Penyajian Data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder dan tersier yang berasal dari:
4. Laporan bulanan bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di
Puskesmas Pedes periode Januari sampai dengan Desember 2017.
7. Laporan kegiatan pelatihan kader ASI oleh konselor ASI periode Januari
sampai dengan Desember 2017.
9
kota Kabupaten. Kondisi geografis Puskesmas Pedes Kecamatan
Pedes sebagian besar terdiri dari dataran rendah dengan luas wilayah
5.115 Ha yang terbagi menjadi 8 Desa, 65 RW dan 136 RT, dengan
jumlah penduduk 58.132 jiwa. Dengan batas wilayah meliputi :
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 37.933 jiwa dan
jumlah perempuan 29.530 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu Desa
Jatimulya dengan jumlah 9.905 jiwa. (Lampiran II)
10
2) Jumlah balita pada kecamatan pedes adalah 3.448 jiwa, jumlah bumil
adalah 1.050 jiwa, jumlah bulin bufas 1.035 jiwa. (Lampiran II)
10
10
terbanyak adalah Islam dengan presentase 99,90%. 10
▪ Wilayah Administrasi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pedes terdiri dari 8 desa, 136 RT, 65 RW,
38 dusun, dengan jarak desa terjauh 12 km dari Puskesmas Pedes. Desa-desa
tersebut adalah :
1. Desa Payungsari
2. Desa Kertajaya
3. Desa Kertaraharja
4. Desa Rangdumulya
5. Desa Labanjaya
6. Desa Jatimulya
7. Desa Kertamulya
8. Desa Malangsari
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Pedes, antara
lain sebagai berikut :
1. Puskesmas pembantu : 1 buah
2. Poskesdes : 1 buah
3. Pusling : 7 buah
4. Ambulance : 1 buah
5. Posyandu : 49 buah
6. Klinik bersalin : 8 buah
11
7. PONED : 1 buah
8. Klinik 24 jam : 2 buah
9. BPS : 3 buah
10. Pengobatan tradisional : 2 buah
11. Apotek : 1 buah
12. Paraji : 13 buah
4.3.1. Masukan
a. Tenaga
▪ Bidan : 11 orang
b. Dana
APBD : Ada
c. Sarana
▪ Infocus : Ada
▪ Layar : Ada
▪ Leaflet : Ada
▪ Poster : Ada
12
▪ Alat tulis : Ada
d. Metode
▪ Penyuluhan
1. Perorangan
2. Kelompok
13
memberikan ASI yang disimpan kepada bayi pada ibu yang bekerja.
• Pojok ASI
• Pelatihan Kader
4.3.2. Proses
a. Perencanaan (Planning)
14
Perencanaan tertulis mengenai penyuluhan :
1. Perorangan
Akan dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan di UPTD Puskesmas Pedes
jam 08.00 – 12.00.
1. Kelompok
• Pelatihan kader
Pencatatan dilakukan setiap saat bayi berkunjung ke Posyandu oleh bidan desa
di KMS kemudian di rekapitulasi pada register bayi pada kunjungan bulan
Februari dan Agustus.
Pelaporan dilakukan 2 kali setahun pada bulan Februari dan Agustus pada
laporan tahunan puskesmas.
b. Pengorganisasian (Organizing)
15
Kepala UPTD Puskesmas
DTP Pedes
16
2) Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada Kepala Puskesmas Pedes setiap bulan.
3. Konselor ASI
• Pelaksanaan (Actuating)
1. Penyuluhan
a) Perorangan
Dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan kepada ibu hamil dan ibu yang
mempunyai bayi berusia 0-6 bulan melalui wawancara di UPTD Puskesmas
Pedes, jam 08.00-12.00 namun tidak terdapat pencatatan dan pelaporan mengenai
hal ini.
b) Kelompok
1. Pencatatan
17
a) Pemindahan catatan informasi ASI pada KMS dengan kode-kode atau
simbol (√, X, A) yang telah diisi ke dalam register bayi. Hal ini
dilakukan setiap bulan pada saat bayi berkunjung ke Posyandu.
Berdasarkan register bayi, pada kunjungan terakhir (Februari atau
Agustus) dilakukan penghitungan jumlah masing-masing kode-kode
atau simbol (√, X, A).
b) Bidan di desa merekapitulasi jumlah masing-masing kode atau symbol
(√, X, A) pada kunjungan terakhir (Februari dan Agustus) di Posyandu
ke dalam formulir rekapitulasi di desa/kelurahan.
c) Tenaga pelaksana gizi (TPG) Puskesmas merekapitulasi jumlah kode
atau symbol (√, X, A) kunjungan terakhir dari desa ke dalam formulir
rekapitulasi di Puskesmas.
d) Pelaporan
1. Dilakukan pelaporan 2 kali dalam 1 tahun pada laporan tahunan
puskesmas oleh petugas Program Gizi berdasarkan laporan dari
bidan-bidan desa.
▪ Pengawasan (Controlling)
4.3.3. Keluaran
4) Jumlah bayi lahir hidup dan yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
di wilayah Puskesmas Pedes.
18
7) Cakupan ASI eksklusif sebesar 69.93% belum mencapai target
Tabel 2. Bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Pedes periode Februari 2017 dan Agustus 2017
Tabel 2. Bayi usia 0 – 6 bulan yang datang dan tercatat dalam register
pencatatan/KMS di wilayah kerja Puskesmas Pedes periode Februari
2017 dan Agustus 2017
= (656/938)x100%= 69.93%
19
11) Cakupan pencatatan dan pelaporan
4.3.4. Lingkungan
1. Lingkungan fisik
Lokasi puskesmas : mudah dijangkau oleh bidan desa karena terdapat akses
jalan yang dapat dilalui sepeda motor, dan jarak desa ke puskesmas paling
jauh 12 km sehingga tidak mempengaruhi pelaksanaan program secara
signifikan.
Adanya rapat kerja (lokakarya) bulanan bersama kepala puskesmas satu bulan
sekali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah
dilaksanakan.
4.3.6. Dampak
20
2. Dampak tidak langsung : meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Bab V
Pembahasan Masalah
21
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
22
pendidikan pemberian dan bagaimana cara
masyarakat pemberian ASI eksklusif masih
kurang.
Bab VI
Perumusan Masalah
6.2.1. Masukan
Material : Tidak adanya lembar balik dan formulir wawancara ibu hamil
6.2.2. Proses
▪ Perencanaan
23
pelaksanaan posyandu
6.2.3. Lingkungan
▪ Tingkat pengetahuan manfaat pemberian dan bagaimana cara pemberian
ASI eksklusif masih kurang
Bab VII
Prioritas Masalah
No Parameter Masalah
I II III IV
1 Besar masalah 5 4 3 3
2 Besar ringan akibat yang 4 3 4 2
ditimbulkan
3 Keuntungan sosial karena 5 3 3 4
selesainya masalah
4 Teknologi yang tersedia 5 4 3 2
5 Sumber daya yang tersedia untuk 5 4 4 2
menyelesaikan masalah
Jumlah 24 18 17 13
Keterangan:
24
5: Sangat penting
4: Cukup penting
3: Penting
2: Kurang penting
1: Tidak penting
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
25
8.1. Masalah 1: Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan periode Januari sampai
dengan
Penyebab Masalah:
▪ Masukan :
Kurangnya media dan fasilitas untuk menambah pengetahuan ibu hamil,
keluarga yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan tentang kebaikan pemberian
ASI berupa lembar balik dan formulir wawancara ibu hamil.
e. Proses
Belum ada penjadwalan pelatihan kader oleh konselor ASI mengenai
program gizi dan disesuaikan dengan anggaran
a. Pelaksanaan
Ada pelatihan kader oleh konselor ASI namun hanya empat kali sejak
tahun 2017
Penyelesaian Masalah :
26
8.2. Masalah 2: Cakupan penyuluhan kelompok mengenai ASI eksklusif di
luar gedung periode Januari-Desember 2017 sebesar 0% dari tolok ukur
100%.
Penyebab Masalah :
1. Tidak ada jadwal penyuluhan yang tersusun disertai materi yang belum
direncanakan sehingga penyuluhan tidak terarah dan tidak berkesinambungan.
3. Suasanya posyandu ada beberapa yang kurang layak, sehingga sistem pelayanan 5
meja tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Penyelesaian Masalah :
▪ Pembuatan jadwal berisi tanggal waktu, lokasi posyandu dan materi yang akan
disampaikan selama 1 tahun.
▪ Pemberian motivasi atau reward bagi bidan desa / konselor oleh kepala
puskesmas bagi desa terbaik dalam cakupan ASI eksklusif.
27
Bab IX
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan dengan
pendekatan sistem di Puskesmas Pedes untuk periode Juni 2018, didapatkan
beberapa permasalahan dalam program ASI eksklusif yang mampu
mempengaruhi keberhasilan program. Adapun hasil yang didapatkan adalah
sebagai berikut :
9.2. Saran
28
d. Melakukan pelatihan kader secara rutin setiap bulan dan melakukan
pertemuan dengan kader secara rutin untuk evaluasi program.
29
Daftar Pustaka
www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/reg-
timur/Bappenas.pdf
▪ Maharani D. Pemberian ASI cegah 800 ribu kematian bayi per tahun. Kompas,
1 Februari 2016. Dibaca dari :
http://health.kompas.com/read/2018/06/20/130000523/Pemberian.ASI.Cegah.
800.Ribu.Kematian.Bayi.per.Tahun
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2013/08/Permenkes-No.-15-th-2013-ttg-Fasilitas-
Khusus-Menyusui-dan-Memerah-ASI.pdf
▪ Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Peraturan pemerintah republik
Indonesia nomor 33 tahun 2012. [Diunduh pada: 20 Juni 2018]. Tersedia
dari :http://www.gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Pokok-Pokok
%20PP%20Nmr%2033%20Thn%202012%20Ttg%20Pemberian%20ASI
%20Eksklusif.pdf
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/2045
30