BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lautan hampir 70% dari total keseluruhan luas negara Indonesia. Oleh karena
itu, Indonesia memiliki potensi hasil perikanan dan kelautan yang sangat
secara optimal. Menurut data Dirjen perikanan, total potensi ini diperkirakan
sebesar 7,2 juta ton/tahun, dan yang bisa dimanfaatkan baru sekitar 40% atau
2,7 juta ton/tahun (Harianingsih, 2010). Salah satu potensi ini adalah hewan-
hewan invertebrata yang juga termasuk dalam famili crustacea, dimana pada
banyak.
1
PREPARASI NANOPARTIKEL PENTAGAMAVUNON-0 DENGAN MEMANFAATKAN KITOSAN
INDUSTRI LOKAL SEBAGAI MATRIKS 2
DAN PENAUT SILANG NATRIUM ALGINAT MENGGUNAKAN METODE GELASI IONIK
WAHYUNGKI TAMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kelarutan obat dalam air. Kitosan memiliki muatan positif yang dapat
aktif pada tanaman kunyit (Curcuma longa), yang merupakan hasil sintesis
(Da’i, 1998). PGV-0 memiliki sifat non polar, sehingga sulit larut di dalam
Kitosan nantinya akan melapisi PGV-0 dalam ukuran nano, dimana ukuran
polar.
nanokapsul, dimana zat aktif terjerap di dalam polimer sintetik atau semi
PREPARASI NANOPARTIKEL PENTAGAMAVUNON-0 DENGAN MEMANFAATKAN KITOSAN
INDUSTRI LOKAL SEBAGAI MATRIKS 3
DAN PENAUT SILANG NATRIUM ALGINAT MENGGUNAKAN METODE GELASI IONIK
WAHYUNGKI TAMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dilakukan, dengan berdasarkan atas adanya interaksi ionik antar dua senyawa
B. Rumusan Masalah
metode ionik gelasi dengan memanfaatkan kitosan industri lokal dan alginat?
optimal?
lambung buatan?
C. Tujuan Penelitian
alginat.
D. Manfaat Penelitian
komposisi yang tepat dalam penggunaan kitosan, alginat, dan PGV-0 dalam
hasil yang positif untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri.
E. Tinjauan Pustaka
1. Kitosan
persentase luas laut 70% dari total luas negara Indonesia. Hal ini yang
seperti udang dan kepiting. Udang dan kepiting merupakan komoditi ekspor
unggulan Indonesia dari hasil laut, dimana sebagian besar diekspor ke Jepang,
Uni Eropa, dan Amerika serikat. Udang dan kepiting diekspor dalam bentuk
udang beku, tanpa kepala dan kulit, dengan demikian hasil samping berupa
kulit dan cangkang dari industri ekspor tersebut sangat melimpah dan menjadi
dibuat dari limbah cangkang hewan invertebrata hal ini karena kitin yang
kitinnya bisa mencapai 70%. Kitosan dapat dikatakan juga sebagai kitin yang
Roughes pada tahun 1859 dengan cara merefluks kitin dengan menggunakan
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kitosan industri lokal memiliki
kualitas tidak kalah jika dibandingkan kitosan produksi lain dengan harga
al., 2008). Suatu molekul dikatakan kitin bila mempunyai derajat deasetilasi
(DD) sampai 10% dan kandungan nitrogennya kurang dari 7%, dan dikatakan
kitosan bila nitrogen yang terkandung pada molekulnya lebih besar dari 7%
(a)
(b)
Proses isolasi kitin dan kitosan dari cangkang hewan crustaceae secara
Penggilingan
Pengayakan
Deproteinasi
(Larutan NaOH selama 2 jam pada 65oC)
Demineralisasi
(larutan HCl selama 30 menit pada temperatur kamar)
Pengeringan
Bubuk kitin
Deasetilasi
(Larutan NaOH selama ½ jam pada 100oC)
Pengeringan
Kitosan termasuk basa lemah, tidak larut dalam air dan pelarut organik,
tapi larut dalam larutan asam dengan rentang pH 4-6. Kelarutan kitosan ini
PREPARASI NANOPARTIKEL PENTAGAMAVUNON-0 DENGAN MEMANFAATKAN KITOSAN
INDUSTRI LOKAL SEBAGAI MATRIKS 8
DAN PENAUT SILANG NATRIUM ALGINAT MENGGUNAKAN METODE GELASI IONIK
WAHYUNGKI TAMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
bergantung pada distribusi gugus amina bebas dan N-asetil. Umumnya pada
NH3+) (Patel et al., 2005). Deasetilasi kitin akan menghilangkan gugus asetil
dan menyisakan gugus amino yang bermuatan positif, sehingga kitosan akan
pada berat molekul dan derajat deasetilasi dari kitosan (Bowman et al., 2006).
molekul, yaitu kitosan rantai pendek, kitosan rantai sedang, dan kitosan rantai
pendek lebih mudah larut dalam pelarut asam organik. Sedangkan pada
kitosan rantai panjang memiliki kelarutan yang lebih rendah dan viskositas
yang tinggi. Hal ini dapat mempangaruhi kestabilan larutan kitosan (Mao et
al., 2009).
hanya saja dalam bentuk gel bersifat rapuh sehingga perlu dimodifikasi.
Modifikasi kitosan dapat dilakukan baik secara kimia maupun fisika yang juga
linker dan polimer alami. Modifikasi ini telah diujicoba untuk sistem
pada suhu 280oC. Degradasi enzimatis terhadap kitosan dapat dilakukan oleh
Semakin tinggi nilai derajat deasetilasi kitosan, maka jumlah gugus asetil
kitosan semakin sedikit dan jumlah gugus amina primer kitosan semakin
pada asam encer, karena amina primer pada kitosan bersifat nukleofilik dan
yang diproduksi oleh PT. Biotech Surindo dengan spesifikasi medical grade.
digunakan sebesar 73,64% hal ini sedikit berbeda dengan derajaat deasetilasi
yeng tertera di dalam COA dimana derajat deasetilasi yang terterah adalah
2010).
dibanding kitosan sigma, tetapi memiliki kualitas yang cukup baik. Ada
beberapa perbedaan antara kitosan sigma dan kitosan industri yaitu, derajat
umumnya kurang dari 1% hal ini dapat terjadi karena proses deproteinasi
perbedaan yang lain juga terletak pada kadar abu, kemampuan mengikat
dan sumber kitosan lebih baik sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Pentagamavunon-0 (PGV-0)
kelarutan dalam etanol 3,8 mg/5 mL dan dalam metanol 14,9 mg/5 mL
1998). Struktur kimia PGV-0 mempunyai sifat yang tidak larut dalam air
namun larut dalam etanol, metanol, DMSO dan etil asetat. PGV-0 hasil
memiliki kelemahan kelarutan yang buruk dalam air. Kelarutan yang rendah
terabsorbsi dalam tubuh. Hasil penelitian tentang nasip obat dalam tubuh atau
dalam darah menjadi sangat eratik. Profil farmakokinetik yang kurang baik
ini diduga berkaitan dengan daya larutnya yang kecil dalam pelarut polar dan
saluran pencernaan, sehingga dengan kadar yang kecil dalam aliran darah
PREPARASI NANOPARTIKEL PENTAGAMAVUNON-0 DENGAN MEMANFAATKAN KITOSAN
INDUSTRI LOKAL SEBAGAI MATRIKS 12
DAN PENAUT SILANG NATRIUM ALGINAT MENGGUNAKAN METODE GELASI IONIK
WAHYUNGKI TAMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
rendah menyebabkan senyawa ini tidak bisa terabsorpsi melalui difusi pasif.
PGV-0 memiliki BM 352,13 satuan masa atom dan struktur yang rigid, hal
ini yang menjadi salah satu faktor sulitnya PGV-0 dalam menembus
membran usus secara para seluler. Densitas muatan PGV-0 yang negatif
mampu menghambat proliferasi sel kanker yaitu sel Myloma, sel HeLa, dan
3. Nanopartikel
atom dan molekul (Ridwan dan Azwar, 2007). Nanopartikel adalah salah satu
dalam ukuran skala nanometer, yaitu ukuran antara 1-1000 nm. Nanopartikel
sebagai jembatan antara material bulk dengan struktur atomik atau molekuler.
sehingga apabila digabung menjadi material yang berukuran besar maka sifat
banyak faktor, antaralain ukuran dari nanopartikal yang diinginkan, sifat obat
dibuat dalam bentuk sistem matriks di mana seluruh partikel obat terdispersi
polimer yang meliputi suatu inti mengandung air atau minyak (Hermawan,
menunjukkan struktur dinding membran dan obat dijebak pada inti atau
2009).
sesuai tanpa mempengaruhi aktivitas obat dan menjaga obat tidak rusak
4. Alginat
Alginat adalah istilah umum untuk senyawa dalam bentuk garam dan
yang diekstraksi dari alga laut coklat atau dari gulma lumut laut. Rumput laut
coklat penghasil alginat yang banyak tumbuh di daerah subtropis adalah jenis
bahan dasar yang baik. Pada prinsipnya, untuk mendapatkan alginat harus
Menurut Marsh et al., Lunde et al., Hirst & Spekman (dalam Chapman
(a) (b)
Alginat merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua unit monomer
yang hampir sama yaitu asam L-glukoronat (G) dan asam D-manuronat (M).
Perbedaan kedua unit monomer tersebut hanya terletak pada asam karboksilat
(COOH-) yang terletak pada atom karbon 5. Adanya kedua monomer tersebut
PREPARASI NANOPARTIKEL PENTAGAMAVUNON-0 DENGAN MEMANFAATKAN KITOSAN
INDUSTRI LOKAL SEBAGAI MATRIKS 16
DAN PENAUT SILANG NATRIUM ALGINAT MENGGUNAKAN METODE GELASI IONIK
WAHYUNGKI TAMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
partikel, bobot molekul, kadar kalsium, ukuran partikel dan rasio asam
alginat dalam pH asam yang cenderung berada dalam bentuk terion dan
memiliki muatan yang negatif. Oleh karena itu alginat dapat melindungi
kitosan yang mudah terprotonasi saat berada dalam suasana asam dengan
5. Gelasi Ionik
yang dapat menangkap air di dalamnya menjadi suatu struktur yang kompak
amin kitosan dan gugus yang bermuatan negatif yang ada pada alginat
(Tiyaboonchai, 2003).
ultrasonik dan metode high speed. Teknik gelasi ionik ini merupakan suatu
teknik preparasi yang sederhana. Pertama kitosan dalam pelarut asam asetat
F. Landasan Teori
interaksi elektrostatik antara gugus kation amin kitosan dan gugus bermuatan
negatif polianion (Bodmeir et al., 1989; Xu abd Du, 2003). Dalam penelitian
ini interaksi elektrostatik yang terjadi adalah gugus kation amin kitosan yang
kation amin pada kitosan yang tidak berikatan dengan gugus karbonil dan
gugus hidroksil PGV-0, sehingga berada dalam bentuk kation amin bebas.
Natrium alginat merupakan polimer yang berasal dari alam dan bersifat
negatif, sehingga mampu berikatan dengan gugus amina bebas kitosan yang
bermuatan positif. Adanya alginat juga ikut berperan melindungi obat dalam
PREPARASI NANOPARTIKEL PENTAGAMAVUNON-0 DENGAN MEMANFAATKAN KITOSAN
INDUSTRI LOKAL SEBAGAI MATRIKS 19
DAN PENAUT SILANG NATRIUM ALGINAT MENGGUNAKAN METODE GELASI IONIK
WAHYUNGKI TAMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kompleks dan mengikat kitosan dengan kuat pada kondisi pH asam sehingga
tidak larut.
formula yang terpilih dapat memberikan hasil yang maksimal dan memiliki
G. Hipotesis
buatan.