Pada tahun 1776 asam oksalat berhasil disintesa untuk pertama kalinya oleh Scheele
dengan cara mengoksidasi gula dengan asam nitrat. Pada tahun 1784 telah dibuktikan bahwa
asam oksalat merupakan asam dari garam yang berasal dari jenis tanaman sorrel. Pada tahun
1829, menurut Gay Lussac asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk
gergaji dalam larutan alkali. Pada tahun 1856, Dale memproduksi asam oksalat dari serbuk
gergaji, dan proses ini berkembang dengan bahan baku lain seperti : sabut kelapa sawit,
sekam padi, tongkol jagung, baggase, kenaf, alang-alang dan bahan lain yang mengandung
kadar selullosa. Dan pada tahun 1973 di Perancis, “Rhone - Poulenc” memproduksi asam
oksalat dengan cara mengoksidasi propylene dengan asam nitrat. Di Amerika, asam oksalat
diproduksi dari pati jagung dan masih sedikit pabrik yang memproduksi asam oksalat dari
ethylene glikol dengan memanfaatkan proses oksidasi asam nitrat yang menggunakan katalis
besi dan vanadium atau asam sulfat. Asam oksalat juga diproduksi dengan cara mensintesa
asam formiat, tetapi proses ini jarang digunakan. Pada tahun 1975 Pfizer berhenti
memproduksi asam oksalat sebagai produk samping dari produksi asam sitrat yang
menggunakan proses fermentasi dari molases. Jepang juga mengembangkan teknologi lain
dalam pembuatan asam oksalat dengan cara mengoksidasi ethylene glikol yang dilakukan
oleh dua perusahaan besar yaitu “Mitsubishi Gas Chemical Co. dan Ube Industries,Ltd”.
B. Teori
Asam Oksalat, “ethanedioic acid” merupakan salah satu anggota dari golongan asam
dikarboksilat yang terdiri dari dua atom C pada masing- masing molekul dan mempunyai
rumus molekul C2H2O4 , sehingga dua gugus karboksilat berada berdampingan. Karena letak
gugus karboksilat yang berdampingan, asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang
lebih besar daripada asam-asam organik lain. Besarnya konstanta disosiasi (K 1) = 6,24.10-2
dan K2 = 6,1.10-5). Dengan keadaan yang demikian dapat dikatakan asam oksalat lebih kuat
daripada senyawa homolognya dengan rantai atom karbon lebih panjang. Namun demikian
Anion Oksalat 1
dalam medium asam kuat (pH <2) proporsi asam oksalat yang terionisasi menurun. Kegunaan
asam oksalat sangat banyak terutama di dalam bidang industri.
C. Identifikasi
1. Secara Umum
Anion Oksalat 2
Titik leleh = 101,5 o C
Densitas = 1,653 g/cm3
Panas pembentukan standart (ΔHf ) pada 18 oC adalah -1422 kJ/mol
Berat molekul : 126,07
Cp pada suhu 50 o C adalah 0,385
Cp pada suhu 100 oC adalah 0,416
f. Sifat Kimia Asam Oksalat :
Asam oksalat anhydrat menyublim pada suhu 150 oC tetapi jika dipanaskan
lagi akan terdekomposisi menjadi karbondioksida dan asam formiat.
Jika asam oksalat dipanaskan dengan penambahan asam sulfat akan
menghasilkan karbon monoksida, karbondioksida dan H2O.
Tidak dapat bercampur dengan basa, bahan yang mudah terbakar, bahan
pengoksidasi.
Dengan alkali bereaksi dahsyat.
Dengan furfuril alkohol kemungkinan bereaksi dahsyat, reaksi eksotermik.
Dengan bahan pengoksidasi kuat bahaya kebakaran dan ledakan.
Dengan perak atau campuran perak membentuk ledakan ledakan perak
oksalat.
Dengan natrium klorit mungkin terjadi ledakan.
Dengan natrium hipoklorit mungkin terjadi ledakan.
g. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dan
standar yang berlaku.
Simpan ditempat yang dingin dan kering.
Tempat penyimpanan butuh ventilasi.
Simpan terpisah dari bahan-bahan yang tidak dapat tercampur.
1. Dengan Reagen
Oksalat,(COO)22-
Kelarutan oksalat dari logam-logam alkali dan besi (II).larut dalam air;semua oksalat
lain tak larut atau sangat sedikit larut dalam air. Mereka semuanya larut dalam asam-
Anion Oksalat 3
asam encer . Beberapa oksalat larut dalam larutan pekat asam oksalat dengan
jalanmembentuk oksalat asam atau oksalat kompleks yang larut. Asam oksalat
(COOH)2.2H2O , dan menjadi anhidrat dengan dipanaskan 1100; zat ini mudah larut
dalam air (111 g l-1 pada 200).
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini ,harus dipakai larutan 0,1 M natrium oksalat,
(COONa)2,atau amonium oksalat, (COONH4)2.H2O.
1. Asam sulfat pekat: terjadi penguraian semua oksalat padat dengan disertai pelepasan
karbon monoksida dan karbon dioksida; zat yang terakhir ini dapat di deteksi dengan
mengalirkan gas yg keluar melaui air kapur (perbedaan dari format).dan zat yang
pertama dengan membakarnya pada mulut tabung. Dengan asam sulfat encer, tak
terjadi kerja yang dapat di lihat; namun, dengan mangan dioksida, akan dilepasnya
karbon dioksida.
2. Larutan perak nitrat : endapan oksalat yang putih dan seperti dadih susu, yang sangat
sedikit larut dalam air; larut dalam larutan ammonia dan dalam asam nitrat encer.
3. Larutan kalsium klorida : endapan putih kristalin, kalsium oksalat, dari larutan-larutan
netral, yang tak larut dalam asetat encer ,asam oksalat dan dalam larutan amonium
oksalat, tetapi larut dalam asam klorida encer dan dalam asam nitrat encer. Zat ini
adalah yang paling tidak larut dari semua oksalat (0,0067) g l-1 pada 130) dan bahkan
di endapkan oleh larutan kalsium sulfat dan asam asetat. Larutan barium klorida
serupa pula memberi endapan putih barium oksalat, yang sangat sedikit larut dalam
-1
air (0,016g l pada 80), tetapi larut dalam larutan asam asetat dan larutan asam
oksalat.
Anion Oksalat 4
(COO)22- + Ca2+ (COO)2Ca
5. Uji resorsinol taruh beberapa tetes larutan uji dalam sebuah tabung-uji : tambahkan
beberapa tetes asam sulfat encer dan satu dua bintik bubuk magnesium. Bila logam ini
telah larut , tambahkan kira-kira 0,1 g resorsinol.dan kocok sampai terlarut .
Dinginkan. Dengan hati-hati tuangkan sepanjang sisi tabung, 3-4 ml asam sulfat
pekat. Suatu cincin biru akan terbentuk pada perbatasan antara kedua cairan. Setelah
memanaskan lapisan asam sulfat pada dasar tabung dengan perlahan-lahan (HATI-
HATI), warna biru itu akan menyebar ke bawah dari batas antar permukaan, dan
akhirnya mewarnai seluruh lapisan asam sulfat. Sitrat tak mengganggu. Dengan
adanya tartrat, kita memperoleh suatu cincin biru dalam keadaan dingin atau pada
pemanasan dengan sangat perlahan-lahan (bandingkan uji yang serupa pada Tartrat,
dalam bagian berikut).
6. Uji mangan (II) sulfat : Satu larutan mangan(II)sulfat diolah dengan natrium
hidroksida, dan campuran yang dihasilkan, dipanaskan perlahan-lahan untuk
mengoksidasikan endapan dengan oksigen dari atmosfer menjadi mangan dioksida
berhidrat. Setelah di dinginkan, ditambahkan larutan oksalat yang telah dijadikan
asam dengan asam sulfat encer. Endapan melarut, dan terjadi warna merah, yang
mungkin disebabkan oleh pembentukan ion kompleks trioksalato-manganat(III) :
7. Kerja oleh panas semua oksalat terurai setelah dipijarkan. Oksalat dari logam-logam
alkali dan dari logam-logam alkali tanah, menghasilkan terutama karbonat-karbonat
dan karbon monoksida; sedikit karbon juga terbentuk. Oksalat dari logam-logam yang
karbonatnya mudah diuraikan menjadi oksida yang stabil, diubah menjadi karbon
Anion Oksalat 5
monoksida, karbon dioksida, dan oksidanya misal magnesium oksalat dan zink
oksalat. Perak oksalat menghasilkan perak dan karbon dioksida; perak oksida terurai
pada pemanasan. Asam oksalat terurai menjadi karbon dioksida dan asam format; zat
yang terakhir ini selanjutnya terurai sebagian (parsial) menjadi karbon monoksida
dan air.
(COO)2Ba BaCO3 + CO
HCOOH CO + H2O
8. Pembentukan uji biru anilina pada pemanasan oksalat-oksalat yang tak larut dengan
asam fosfat pekat dan difenilamina, atau pada pemanasan asam oksalat bersama-sama
difenilamina, terbentuklah zat pewarna biru anilina (atau biru difenilamina). Format,
asetat, tartrat, sitrat, suksinat, benzoat dan garam dari asam organik lainnya, tidak
bereaksi pada kondisi-kondisi eksperimen ini. Jika ada serta anion lain yang dapat
diendapkan oleh larutan kalsium klorida, misal tartrat, sulfat, sulfit, fosfat, dan
fluorida, paling baik panaskan endapan yang dibentuk oleh kalsium klorida itu dengan
asam fosfat seperti yang diuraikan dengan terperinci di bawah ini.
Taruh beberapa milligram cuplikan uji (atau sebagai alternatif, pakai residu yang
diperoleh dengan menguapkan 2 tetes larutan uji sampai kering) dalam sebuah tabung
uji-mikro, tambahkan sedikit difenilamina murni dan lumerkan di atas nyala api bebas.
Bila telah menjadi dingin, angkat bahan yang lumer itu ke dalam satu dua tetes
alcohol, pada mana zat yang terakhir ini akan di warnai biru.
Jika ada serta anion-anion yang dapat di endapkan oleh larutan kalsium klorida.
Kerjakanlah sebagai berikut. Endapkan larutan uji dalam asam asetat itu dengan
larutan dengan kalsium klorida, dan tampung endapan di atas saringan atau dalam
Anion Oksalat 6
tabung pemusing. Hilangkan air dengan endapan entah dengan mengeringkan atau
dengan mencuci dengan alcohol dan eter. Campurkan sejumlah kecil endapan dengan
difenilamina dalam tabung uji-mikro yang kering. Tambahkan sedikit asam fosfat
pekat , dan panaskan perlahan-lahan di atas nyala api bebas. Terbentuk kalsium fosfat
dan asam okslat bebas, dan zat yang terakhir ini berkondensasi dengan difenilamina
menjadi biru anilina, dan mewarnai asam fosfat yang panas itu menjadi biru. Warna ini
hilang setelah didinginkan. Larutkan bahan yang telah lumer ini dalam alcohol, pada
mana muncul pewarnaan biru. Tuangkan larutan dalam alkohol itu ke dalam air.
Dengan demikian kita mengendapkan kelebihan difenilamina, yang di warnai biru
karena mengadsorpsi zat pewarna. Zat pewarna ini dapat diekstraksi dengan eter dari
larutan air.
D. MANFAAT
Anion Oksalat 7
Asam oksalat adalah senyawa pembersih yang digunakan untuk automotive radiator,
boiler, “railroad cars” dan kontaminan radioaktif untuk plant reactor pada proses
pembakaran. Dalam membersihkan logam besi dan non besi asam oksalat
menghasilkan kontrol pH sebagai indikator yang baik. Banyak industri yang
mengaplikasikan cara ini berdasarkan sifatnya dan keasamannya.
5. Textiles
Asam oksalat banyak digunakan untuk membersihan tenun dan zat warna. Dalam
pencucian, asam oksalat digunakan sebagai zat asam, kunci penetralan alkali dan
melarutkan besi pada pewarnaan tenun pada suhu pencucian, selain itu juga asam
oksalat juga digunakan untuk membunuh bakteri yang ada didalam kain.
6. Dyeing
Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asam oksalat
sebagai agen pengatur mordan kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4%
kromium florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di didihkan dalam waktu 1 jam.
Kromic oksida pada wool diangkat dari pewarnaan. Ammonium oksalat juga
digunakan sebagai pencetakan Vigoreus pada wool, dan juga terdiri dari mordan (zat
kimia) pewarna.
E. BAHAYA
Asam oksalat adalah salah satu senyawa yang berbahaya terutama bagi kesehatan yaitu dapat
menimbulkan rasa terbakar pada saluran pernapasan, kulit , mata dan membran mukosa.
Selain itu jika asam oksalat bercampur debu dengan udara dapat terbakar atau meledak.
Akibat jika asam oksalat tertelan, terhirup atau terkena mata dalam paparan jangka pendek :
Tertelan : Rasa panas seperti terbakar, mual, diare, sakit perut, gejala seperti
mabuk, kerusakan ginjal.
Terhirup : Sama seperti yang dilaporkan pada penelanan jangka pendek,
muntah, susah bernapas, sakit kepala.
Terkena mata : Terasa panas seperti terbakar.Kontak dengan kulit,Terasa panas
seperti terbakar.
Akibat jika asam oksalat tertelan, terhirup atau terkena mata dalam paparan jangka panjang :
Anion Oksalat 8
Tertelan : Sama seperti efek pada paparan jangka pendek.
Terhirup : Rasa geli, warna kulit membiru.
Terhirup
Inhalasi dari debu atau uap dapat menyebabkan iritasi dan ulcerasi dari membran mukosa
pada saluran pernapasan atas, sakit kepala berat, batuk kronis, hidung berdarah, napas
yang pendek, muntah yang berulang-ulang, sakit punggung, kehilangan berat badan,
iritabilitas otot, nervous, anemia, albuminuria, dan prostrasi. Jika terabsorbsi pada suatu
jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan kerusakan ginjal seperti yang dijelaskan
pada penelanan akut.
Tertelan
Pada dosis yang pekat dapat menyebabkan iritasi berat pada membran mukosa saluran
pencernaan , rasa asam atau pahit yang mendadak , rasa terbakar , perih lambung ,
susah menelan, muntah darah, mual, muntah, kotoran berdarah, dehidrasi dan kematian
akibat luka pada saluran cerna dan shock sekunder. Jika kematian tidak terjadi akibat
efek lokal, efek sistemik dapat meliputi shock, hipotensi, dan hipokalsium yang disertai
respiratori, neurologikal, kardiovaskular, efek muskular, kolaps, kejang dan koma.
Gangguan pilorik efek paling umum jangka panjang. Kerusakan ginjal ditunjukkan oleh
oliguria, anuria, uremia, albuminuria, dan hematuria, mungkin juga akibat luka mekanik
akibat penimbunan oksalat, atau nekrosis tubular sebakai akibat suatu efek vascular dari
hipokalsium. Secara patologi, ginjal yang terlihat bengkak dan keruh, seklerosis tubula
dan degenerasi hyaline. Gejala pada pencernaan mungkin tidak terlihat pada larutan yang
encer. Gejala pertama dari keracunan ini ditunjukkan adalah rasa gatal pada otot kram
atau depressi sistem saraf pusat. Gejala lain mungkin meliputi denyut jantung yang lemah
dan tidak teratur salivasi, gangguan pada bagian hidung, lemah yang progresif,
anoreksia, edema serebral. Kematian mungkin juga disebabkan gangguan yang
berhubungan dengan ginjal atau gagal jantung.
Anion Oksalat 9
Terkena kulit
Kontak dengan kristal atau larutan dapat menyebabkan iritasi berat yang disertai rasa
perih, memerah dan terbakar. Jika terabsorbsi pada suatu jumlah yang cukup gejala yang
terjadi dapat seperti penelanan akut.
Terhirup
Inhalasi yang berulang-ulang dari uap asam oksalat yang panas menyebabkan kehilangan
berat badan, inflamasi kronis dari saluran napas atas dan kerusakan ginjal.
Terkena mata
Efek tergantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. kontak yang berulang dalam
jangka panjang dapat menyebabkan konjungtivitis atau efek seperti paparan akut.
Tertelan
Paparan berulang dan dalam waktu yang lama dapat menimbun asam oksalat pada tubulus
ginjal dan otak, yang disertai dengan efek pada jantung dan jaringan saraf. Studi kronik
terhadap binatang melalui pemberian makanan menunjukkan angka pertumbuhan yang
terhambat , penurunan berat badan, meningkatkan ratio organ / tubuh serta disrupsi
estrous cycle pada tikus betina.
Terkena kulit
Anion Oksalat 10
Kimia kering biasa, karbondioksida, air, busa biasa, busa tahan alkohol.
Pemadaman api
Pindahkan wadah dari area kebakaran jika memungkinkan tanpa ada resiko.
Dinginkan wadah dengan semprotan air hingga api benar-benar padam. Menjauhlah
dari ujung tangki.
Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area bebaskan dari paparan. Jika diperlukan, gunakan masker
berkatup atau peralatan serupa untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan
penyelamatan). Jaga suhu tubuh tetap normal dan istirahat. Segera hubungi dokter.
Terkena mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak, buka sekali-sekali kelopak mata bagian atas
dan bawah hingga tidak ada lagi sisa bahan kimia . Aliri terus dengan larutan garam
fisiologis (sampai siap untuk dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan verban steril. Segera
hubungi dokter.
Tertelan
Jangan membuat korban yang tidak sadar untuk muntah atau memberi cairan untuk
diminum. Beri minum susu. Bila terjadi muntah, letakkan kepala lebih rendah dari
panggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban pingsan, letakkan posisi kepala menghadap
kesamping. Segera hubungi dokter
Anion Oksalat 11