Anda di halaman 1dari 14

DevIsland

Makalah Agama Islam Tentang Etika, Moral, dan Akhlak

AKDevi AKDevi

3 tahun yang lalu

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi taufik dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika, Moral, dan Akhlak” tepat pada waktu
yang telah ditentukan.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para sahabat dan
sahabiyah yang senantiasa istiqamah dalam menjalankan syariah-Nya. Dan semoga kita juga dimasukkan
Allah SWT. dalam golongan ini, Amin.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami, Ibu Dra. Hj. Rafi’ah Ghazali, M.Ag
atas bimbingan yang diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan juga kami ucapkan terima kasih.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan. Oleh karena
itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun sehingga kedepannya kami bisa menjadi lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapa bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita semua.

Banjarmasin, 13 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I Pendahuluan 3

Latar Belakang 3

Rumusan Masalah 3

Metode Penulisan 3

Tujuan Penulisan 3

BAB II Pembahasan 4

Konsep Etika, Moral dan Akhlak 4

Etika 4

Moral 4

Akhlak 5

Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak 6

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak 6

Indikator Manusia Berakhlak 6

Pengaruh Era Globalisasi dan Modernisasi terhadap Etika, Moral, dan Akhlak Generasi Muda 7
Sikap Positif 7

Sikap Negatif 8

Cara Membentuk Manusia Berakhlak 8

BAB III Analisis 9

Kondisi Akhlak Remaja saat ini dan Permasalahan yang Ditimbulkan 9

BAB IV Penutup 11

Kesimpulan 11

Saran 11

Daftar Pustaka 12

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan akhlak mulia secara
komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan pelaksanaannya. Ajaran Islam tentang iman,
islam, dan ihsan misalnya, dinilai belum sempurna jika tidak menimbulkan dampak pembinaan akhlak
dan karakter mulia.

Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin beraneka ragam. Umat muslim
cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, yang tidak mencerminkan bahwa mereka
umat muslim yang pada hakikat nya tidak boleh berlebih-lebihan. Bahkan lupa dengan adanya etika,
moral dan akhlak yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Karena pada
kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.

Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di Sekolah Dasar,
bahkan pengenalan ertika, moral, dan akhlak sudah di ajarkan dalam lingkup keluarga. Namun ternyata
pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku
kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia dan tidak berguna.

Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi penerus
bangsa tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu kami menyusun makalah ini agar
setidaknya dapat menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral, dan akhlak masyarakat.

Rumusan Masalah

Apakah pengertian dari etika, moral dan akhlak ?

Apakah hubungan tasawuf dengan akhlak ?

Apakah indikator manusia berakhlak ?

Bagaimanakah pengaruh era globalisasi dan modernisasi bagi etika, moral dan akhlak manusia?

Bagaimana cara membentuk manusia berakhlak ?

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan untuk pembuatan makalah ini adalah research. Dimana dalam
pencarian teori, peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang
berhubungan. Misalnya media online dan buku.

Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang di bimbing oleh Dra. Hj. Rafi’ah
Ghazali, M.Ag.

BAB II

PEMBAHASAN
Konsep Etika, Moral dan Akhlak

Secara substansial etika, moral, dan akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan
keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia
dan alam dalam arti luas. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan
keburukan itu sendiri.

Etika

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang
asas asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan
upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda
sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin misalnya, mengartikan etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Etika berhubungan dengan 4 hal sebagai berikut. Pertama dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika
berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika
bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak,
absolut dan tidak pula universal. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai,
penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan
tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Keempat dilihat dari segi
sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan ciri-cirinya yang demikian, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain
etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

Moral
Arti moral dari segi bahasa Latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik atau buruk.

Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English.
Dalam buku ini dikemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut.

Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah,baik dan buruk;

Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah;

Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Berdasarkan kutipan tersebut di atas,dapat dipahami bahwa moral adalah dapat dipahami bahwa moral
adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang
tersebut tingkah lakunya baik.

Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa arab, khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Akhlak ialah hal ihwal yang melekat pada jiwa (sanubari). Dari situ timbul perbuatan-perbuatan secara
mudah tanpa dipikir panjang dan diteliti terlebih dahulu (spontanitas). Apabila hal ihwal atau tingkah
laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji, menurut pikiran dan syariah, maka tingkah
laku itu disebut akhlak yang baik. Apabila menimbulkan perbuatan perbuatan yang buruk, maka tingkah
laku disebut akhlak yang buruk. Akhlak terpuji dan baik tidak akan terbentuk begitu saja, landasan dalam
islam adalah Al-Quran dan hadist, yakni kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya. Kedua landasan itu dapat
dijadikan cermin dan ukuran akhlak seorang muslim. Ukuran itu ialah iman dan takwa.

Betapa penting kedudukan akhlak dan Islam. Al-Qur’an memuat ayat-ayat yang secara spesifik berbicara
masalah akhlak,malah setiap ayat yang berbicara hukum sekalipun, dapat dipastikan bahwa ujung ayat
tersebut selalu dikaitkan dengan akhlak atau ajaran moral. Ayat-ayat yang pangkalnya menjelaskan
ketentuan hukum,biasanya ujung ayat mengutarakan masalah akhlak. Sebagai contoh terdapat dalam
Q.S Al-Baqarah ayat 183 Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Bertaqwa artinya menjauhi perbuatan perbuatan buruk dan melakukan perbuatan perbuatan baik.

Perbedaan Etika , Moral, dan Akhlak

Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akar
pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral menggunakan tolak ukur norma-norma yang tumbuh dan
berkembang serta berlangsung dalam masyarakat ( adat istiadat), dan dalam akhlak menggunakan
ukuran Al-Qur’an dan hadist.

Akhlak yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadist, maka akhlak bersifat mutlak, absolut, dan tidak dapat
diubah. Sementara etika dan moral berdasar pada sesuatu yang berasal dari manusia, maka lebih
bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.

Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengatakan bahwa antara
etika dan moral memiliki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia
selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati. Hati yang
suci tidak hanya bisa dekat dengan Tuhan tetapi juga dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf
disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci.

Jika ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah
akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan,
keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan
hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak,
menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati. Yaitu dengan ijtinab al-manhiyyat, adaa al-
wajibat,adaa al-naafilat dan Riyadhah.
Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau
hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang
dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia
di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), dan istiqamah
dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu tasawuf.

Indikator Manusia Berakhlak

Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq) kata al-Ghazali, adalah tertanamnya iman dalam hati dan
teraplikasikannya takwa dalam perilaku. Sebaliknya, manusia yang tidak berakhlak (su’al-khulug) adalah
manusia yang ada nifaq (kemunafikan) di dalam hatinya. Nifak adalah sikap mendua terhadap Allah.
Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan.

Taat akan perintah Allah dan tidak mengikuti keinginan hawa nafsu dapat menyilaukan hati. Sebaliknya,
melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa kemudian
menghapusnya dengan kebaikan tidak akan gelap hatinya, hanya saja cahaya itu berkurang.

Dengan mengutip beberapa ayat dan hadis, selanjutnya al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia
beriman:

Manusia beriman adalah manusia yang khusyu’ dalam salatnya.

Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faidahnya).

Selalu kembali kepada Allah.

Mengabdi hanya kepada Allah.

Selalu memuji dan mengagungkan Allah.

Bergetar hatinya jika nama Allah disebut.

Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatannya.

Tidak banyak bicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan,dan lain-lain.
Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak, antara lain adalah memiliki budaya
malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan
jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak berbuat, penyabar, tenang hatinya selalu
bersama Allah, bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam,
tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci
karena Allah.

Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, manusia berakhlak adalah manusia yang menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajibannya dalam hubungannya dengan Allah, sesama makhluk dan
alam semesta.

Pengaruh Era Globalisasi dan Modernisasi terhadap Etika, Moral, dan Akhlak Generasi Muda

Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau
meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang berasal dari kata
global atau globe artinya bola dunia atau mendunia. Jadi, globalisasi berarti suatu proses masuk ke
lingkungan dunia. Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap pemuda-pemudi dalam
bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Sikap Positif

Penerimaan secara terbuka (open minded), lebih dinamis, dan tidak terbelenggu hal-hal lama yang
bersikap kolot.

Pola fikir pemuda-pemudi bangsa ini lebih cerdas dan tidak sulit mendapatkan pendidikan karena
hampir semua wilayah sudah di samaratakan terhadap dunia pendidikan.

Mempermudah mayarakat dalam segala aspek dan bidang tertentu.

Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Tidak lagi terikat oleh budaya atau aturan-aturan tertentu(bisa terbuka).

Mengembangkan sikap antisipatif dan selektifkepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan
atau sedang terjadi.

Sikap Negatif

Tertutup, was-was, dan tidak perduli (apatis).

Mudah terjadinya konflik antar kelompok ataupun individu.


Masyarakat ada sebagian menerima ada juga sebagian yang menolak terhadap globalisasi.

Masyarakat awam kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi.

Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasidengan menerima setiap bentuk hal-hal baru
tanpa adanya seleksi/filter.

Mudah terjadi penyimpangan dan lain sebagainya tentunya masih banyak hal-hal negatif lain yang tanpa
kita sadari itu akan membawa kerugian bagi bangsa ini ataupun kemajuan yang bernilai positif untuk
bangsa ini.

Cara Membentuk Manusia Berakhlak

Pertama, memantapkan pendidikan akidah akhlak baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.

Kedua, mengintegrasi antara pendidikan dan pengajaran. Sesungguhnya pada setiap pengajaran
terdapat nilai edukatif, misalkan pengajaran matematika mendidik manusia agar berpikir sistematis dan
logis, objektif, jujur, ulet, dan tekun. Begitu juga fisika mendidik manusia agar syukur nikmat yang
terdapat pada penciptaan-Nya.

Ketiga, adanya tanggung jawab bersama. Pendidikan akidah akhlak bukan hanya tanggung jawab guru
agama saja tapi tanggung jawab semua pendidik, orang tua, dan semua elemen masyarakat, tanpa
terkecuali pengambil kebijakan di pemerintahan.

Keempat, pendidikan harus menggunakan semua kesempatan, berbagai sarana termasuk teknologi
modern, dan dengan teknologi itu pula dapat dijadikan sarana pembentukan akhlak.

BAB III

ANALISIS

Kondisi Akhlak Remaja Saat Ini Dan Permasalahan Yang Ditimbulkan

Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang diadapat dari berbagai
masyarakat :
15-20 % dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.

Hingga Juni 2009 telah tercatat 6.332 kasus AIDS dan 4.527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8 %
dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun.

Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari
60 % adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 % berusia 15 tahun atau kurang.

Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20% diantaranya adalah aborsi yang
dilakukan oleh remaja.

Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun pengguna narkoba selalu naik. Korban paling banyak berasal
dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan pengguna.

Jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2008 hanya
713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian,
narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.

Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35%
dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.

Kemorosotan akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk melakukan hal
yang tidak baik.

Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kurang memperhatikan anaknya, bisa-bisa anaknya
merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja
terkena pergaulan bebas.

Ingin mengikuti tren, bisa saja awalnya para remaja merokok karena ingin terlihat keren, padahal hal itu
sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya
seperti narkoba dan seks bebas.

Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

Kurangnya pendidikan Agama dan moral.

Faktor-faktor diatas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan berkembang
pesatnya teknologi pada zaman sekarang , arus informasi menjadi lebih transparan. Kemampuan
masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat mengganggu akhlak. Pesatnya
perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat melupakan tujuan utama manusia diciptakan,
yaitu untuk beribadah.

Untuk mengatasi masalah ini,kami memberikan beberapa solusi berdasarkan permasalahan yang ada di
atas sebagai berikut.

Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena
pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.

Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan
pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus,
kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.

Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari
lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa merokok
meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat
menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak
hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan
benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian
tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya
dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan
akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah
S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dalam kehidupan modern yang ditandai oleh berbagai tantangan dan cobaan yang bersifat mendasar,
tampaknya perlu diatasi dengan cara yang mendasar pula, yaitu dengan kembali kepada ajaran Al-
Qur’an dan Al-Hadist, khususnya yang berkaitan dengan akhlak tasawuf.

SARAN

Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan, agar generasi muda penerus bangsa memiliki etika,
moral, dan akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Rafi’ah. 2016. Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum. Banjarmasin : Aswaja
Pressindo.

Nata, Abuddin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Bagikan ini:

Terkait

Makalah Kliping Aplikasi Bioteknologi Dalam Kehidupan

Desember 6, 2017

dalam "#Biologi #biologiumum #keanekaragaman #hayati #makalah"


Makalah Terjemahan A Preview Buku Cell Biology

Mei 2, 2018

dalam "#makalah #terjemahan #A #preview #buku #cell #biology"

Makalah Kliping Masalah, Produk, Aplikasi, Dan Peranan Biokimia Dalam Masyarakat

April 24, 2018

dalam "#makalah #kliping #masalah #produk #aplikasi #peranan #biokimia #masyarakat"

Kategori: Uncategorized

Berikan Komentar

DevIsland

Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai