Anda di halaman 1dari 18

Instrument Pasar Modal

Oleh:
Ahmad Sholihin : 170601011047
Norjanah : 170601010080
Kamariyatul Herlina : 170601011050

A. Pendahuluan

Dalam pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik


dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa
mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja
melalui penerimaan pajak dan penerimaan lainnya. Bagi pemerintah untuk pembangunan,
potensi dana masyarakat Indonesia harus bisa dioptimalkan dengan tepat. Untuk itu, dibentuk
pasar modal yang dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat pemerintah amat
berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar modal, karena berpotensi untuk
penghimpunan dana secara masif,sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbesar volume
kegiatan pembangunan. 1
Saat ini telah memasuki era globalisasi, yang mana setiap negara harus tunduk pada
peraturan ekonomi regional dan organisasi ekonomi dunia serta tidak bebas lagi atau
terlarang menentukan aturan main yang bertentangan atau yang tidak sesuai dengan aturan
internasioanl yang telah disepakati. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
globalisasi ekonomi dan pembangunan nasional secara bersamaan, pasar modal sebagai salah
satu alternatif pembiayaan pembangunan, harus dapat memfasilitasi perkembangan ekonomi
pasar.2
Salah satu model pembangunan ekonomi di era globalisasi adalah maju pesatnya
pasar modal di suatu Negara. Pasar modal sebagai alternative pendanaan bagi pengembangan
dunia usaha mempunyai peran strategis dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional,
juga berfungsi sebagai salah satu sarana investasi bagi pemodal yang mempunyai kelebihan

1
Dinda Mutia Rachmania, “Perlindungan Investor dalam Penerbitan Dana Investasi Real Estat”, Dipenogoro
Law Journal. Vol. 5 No.3, 2016, hal. 1

2
Ibid.
dana. Aktivitas pasar modal di Indonesia pun sudah dimulai sejak tahun 1912 pertama kali di
Jakarta dan hingga sekarang perkembangan dari pasar modal ini makin berkembang pesat.3
Pasar modal sendiri menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995
mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting
bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar
modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrument keuangan.4
Banyak sekali instrument-instrument yang ada di pasar modal dengan ketentuan-
ketentuan yang membuat investor tertarik salah satunya dengan adanya keutungan disetiap
instrumentnya. Maka dari itu disini penulis ingin menjelaskan insturument-instrument yang
ada diterbitkan dan di perdagangkan di pasar modal, diantaranya : saham, obligasi, rek
sadana, sukuk, instrument derivative, efek beragun aset, dan dana investasi real estate. Disini
juga penulis akan menjelaskan apa saja jenis, keuntungan dan risiko disetiap instrumennya.

B. Instrument-instrument di Pasar Modal


Hingga saat ini, efek yang diterbitkan dan di perdagangkan di pasar modal Indonesia
adalah :
1. Saham (stock)
2. Saham Preferen (preferred stock)
3. Obligasi (bond)
4. Obligasi Konversi (convertible bond)
5. Right (right)
6. Waran (warrant)
7. Reksadana
8. Kontrak Berjangka Indeks Saham (index futures)
9. Kontrak Opsi Saham (Single stock option)
10. Surat Utang Negara (SUN)
3
Ibid.
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2014), hlm. 182.
11. Instrument Syariah

Saham
Saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh beberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.5
Jenis-jenis Saham

1. Dilihat dari segi kemampuan dalam hak Tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :
a. Saham biasa (common stocks), yaitu merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.6

Karakteristik Saham Biasa

1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.


2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
3. Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika
perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi
sahamnya.
5. Hak untuk memiliki saham baru terlebih dahulu (preemptive rights).7

Keuntungan Membeli Saham

1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Investor yang berhak menerima dividen adalah investor yang memegang

5
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab Edisi 3
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 5.
6
Ibid.
7
Ibid,. hlm 6.
saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat
pengunguman dividen.8
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, yaitu
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen
saham, yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah
saham hingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.9
2. Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Pembetukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan peawaran atas
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh penawaran
(supply) dan permintaan (demand) atas saham tersebut. Supply dan demand
tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas
saham tersebut (kinerja perusahaan dan industry di mana perusahaan tersebut
bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti kodisi ekonomi Negara,
kondisi sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang berkembang.10

Resiko investasi Saham Biasa


Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan retrun atau keuntungan
dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun, seiring dengan berfluktuasinya
harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar
dalam waktu singkat.11
Resiko investor yang memiliki saham, di antaranya :
1. Tidak mendapat dividen.
Potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh
kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital Loss.
Dalam aktivitasnya perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual
8
Ibid,. hlm 9.
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid,. hlm 10.
saham dengan harga jauh lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian
seorang investor megalami capital loss.12
Disamping meghadapi resiko tersebut, seorang pemegang saham juga
masih dihadapakan dengan potensi resiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak
secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan
peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan
bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut
dikeluarkan dari Bursa atau di delist.
2. Saham dikeluarkan dari Bursa (Delisting)
Suatu saham perusahaan dikeluarkan umumya karena kinerja yang buruk,
misalnya dalam waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami
kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut
selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan
peraturan pencatatan Efek di Bursa.
3. Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)
Jika suatu saham di hentikan perdagangannnya oleh otoritas Bursa efek
maka degan demikian investor tidak dapat menjual sahamnya sehingga
suspensi dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat,
misalnya satu sesi perdagangan, duas sesi perdagangan, tetapi terdapat pula
berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.13

b. Saham preferen (preferred stocks), merupakan saham yang memiliki karakteristik


gabungan antara obligasi dan saham biasa, Karena bisa menghasilka pendapatan
tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor. 14

Karakteristik Saham Preferen

1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen.


2. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu
setelah kreditur apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).
12
Ibid.
13
Ibid,. hlm 11.
14
Ibid,. hlm 6.
3. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan
disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
4. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagaian
kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.15

Kelebihan Saham Preferen


Lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap
kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.
Kelemahan Saham Preferen

1. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pijaman/ utang, saham preferen


kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.
2. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.
3. Tidak memiliki waktu jatuh tempo.
4. Sulit diperjualbelikan disbanding saham biasa karena biasanya jumlah saham
preferen yang beredar jauh lebih sedikit.
5. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai nominalnya.16

2. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas :


a. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan
yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industry sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar dividen lebih dari rata-rata dividen yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasaya mampu
menciptakan pendapatan yang lebih tiggi dan secara teratur membagikan
dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi pertumbuhan harga saham.
c. Saham pertumbuhan (growth stocks-well known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di
industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga
growth stocks (lesser-kown), yaitu saham dari emiten yangtidak sebagai leader

15
Ibid,. hlm 8.
16
Ibid,. hlm 9.
dalam industry namun memiliki ciri growth stock. Umunya saham ini berasal
dari daerah dan kurang popular dikalangan emiten.
d. Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak
bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang,
meskipun belum pasti.
e. Saham sklikal (counter cylical stocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi
ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan
dividen yang tiggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dan memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi.17

Obligasi
Obligasi (bond) adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi
meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar
bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi terebut. Jadi, pihak yang membeli obligasi akan mendapatkan
keuntungan melalui pembayaran kupon yang umumya lebih besar dari tingkat suku bunga
bank dan suatu ketika dapat pula memperoleh keuntungan lain yaitu denganmenjual obligasi
tersebut lebih tiggi dari harga belinya. Dalam hal ini investor memperoleh capital gain.18

Karakteristik obligasi
1. Memiliki Masa Jatuh Tempo
Masa berlaku suatu obligasi sudah ditentukan secara pasti pada saat obligasi tersebut
diterbitkan.
2. Nilai Pokok Utang
Besarnya nilai obligasi yang dikeluarkan sebuah perusahaan telahditetapkan sejak
awal obligasi tersebut diterbitkan.
3. Kupon Obligasi
Pendapatan utama pemegang obligasi adalah berupa bunga yang dibayar perusahaan
kepada pemegang obligasi pada waktu-waktu telah ditentukan misalnya dibayar setiap
tiga bulan, atau setiap enam bulan sekali. Pada obligasi istilah bunga disebut kupon.

17
Ibid,. hlm 7.
18
Ibid,. hlm 12.
4. Peringkat Obligasi
Adanya peringkat obligasi ialah agar investor memiliki gambaran tingkat resiko
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar maka didalam dunia obligasi dikeal
suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi.
5. Dapat Diperjualbelikan
Jika suatu saat nilai obligasi meningkat, maka pemegang obligasi dapat menjual
obligasi tersebut melalui dealer atau pialang obligasi. Pialang obligasi akan menerima
fee atas transaksi obligasi tersebut.19

Keuntungan Membeli Obligasi

1. Memberikan pendapatan tetap berupa kupon


Hal ini merupakan ciri utama obligasi, dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pendapatan berupa bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi.
2. Keutungan atas penjualan
Jika ia mejual lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka tentu saja pemegang
obligasi tersebut mendapat selisih yang disebut dengan capital gain.20

Kerugian Obligasi
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relative rendah, tetapi obligasi
tetap mengandung beberapa risiko, antara lain :

1. Risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi atau tidak mampu
mengembalikan pokok obligasi.
Jika penerbit obligasi tidak mampu membayar bunga, maka biasanya pembayaran
bunga ditangguhkan atau diundur sesuai kesepakatan dengan para pemegang obligasi.
2. Risiko tingkat suku bunga.
Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan pergerakan tingkat suku bunga.
Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tigkat suku bunga. Jika suku
bunga naik maka harga obligasi akan turun, dan begitupun sebaliknya. Perdagangan
obligasi sangat dipegaruhi tingkat suku bunga.21

Jenis-jenis Obligasi

19
Ibid,. hlm 13.
20
Ibid,. hlm 14.
21
Ibid,. hlm 16.
Ada beberapa sudut pandang yang dapat digunakan untuk menentukan jenis-jenis
obligasi, dapat dilihat pada bagian berikut:

1. Dari sisi pihak yang menerbitkan obligasi, maka obligasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Obligasi Korporasi (corporate bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan perusahaan,
baik perusahaan public seperti misalnya Telkom, indosat maupun perusahaan
public nonpublic seperti PLN, Pegadaian, dan lain-lain.
b. Obligasi Pemerintah (government bonds), yaitu obligasi atau surat utang yang
dikeluarkan pemerintah suatu Negara. Di Indonesia jenis obligasi ini terbagi atas
Obligasi Rekap, Obligasi Penjaminan, dan Surat Utang Negara (SUN).
c. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah daerah. 22

2. Dari sisi tingkat suku bunga atau kupon yang ditawarkan, obligasi dapat dibedakan
menjadi:
a. Obligasi bunga tetap (fixed rate), yaitu obligasi yang memberikan kupon dengan
persentase yang tetap.
b. Obligasi bunga mengambang (floating rate), yaitu obligasi yang besar kuponnya
tidak ditetapkan, melainkan berdasarkan ukuran tertentu.
c. Obligasi bunga tetap dan mengambang (combination rate bonds), yaitu besarnya
kupon yang merupakan kombinasi antara bunga tetap dan bunga mengambang.
d. Obligasi nol (zero coupon), yaitu jenis obligasi yang tidak memberikan kupon
secara periodik. Bunga dan pokok obligasi diberikan sekaligus ketika jatuh tempo.
23

3. Penerbitan obligasi terkadang dilengkapi dengan opsi/pilihan tertentu baik opsi


tersebut berada pada sisi penerbit atau pemegang obligasi. Dari sisi ini, obligasi dapat
dibedakan menjadi:
a. Convertible bond (obligasi konversi), yaitu obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi mengkonversikan atau menukar obligasi ke sejumlah saham
pihak penerbit.

22
Ibid,. hlm 17.
23
Ibid.
b. Exchangeable bond, yaitu obligasi dimana penerbit menyertakan opsi call pada
perjanjian obligasi. Opsi tersebut memberikan hak kepada investor untuk menukar
obligasi menjadi sejumlah saham biasa.
c. Callable bond, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada penerbit atau etimen
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
d. Putable bonds, adalah obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut. 24
4. Salah satu faktor yang memberikan keamanan investor atas investasi pada obligasi
adalah jaminan dan penerbit. Dilihat dari sisi ini, obligasi dapat dibedakan menjadi:
a. Obligasi yang dijamin (secured bond), yaitu obligasi yang dijamin dengan asset
atau kekayaan tertentu dari penerbitnya atau jaminan lain dari pihak ketiga.
b. Obligasi yang tidak dijamin (unsecured bonds), yaitu obligasi yang tidak dijamin
dengan asset atau kekayaan tertentu dari penerbitnya, tetapi dijamin dengan
kekayaan penerbit secara umum. 25

Sukuk
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) mendefinisikan sukuk sebagai suatu surat
berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin dan fee,
serta membayar kembali. Tujuan diterbitkannya sukuk adalah untuk memperluas basis
sumber pem-biayaan anggaran negara atau perusahaan, mendorong pengembangan pasar
keuangan syariah, menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah, diversifikasi basis
investor, mengembangkan alternatif instrumen investasi, mengoptimalkan pemanfaatan
barang milik negara atau perusahaan, dan memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum
terjaring oleh sistem obligasi dan perbankan konvensional.26
Jenis Obligasi Syariah (Sukuk)
Berdasarkan kontrak aset finansial di pasar sekunder, sukuk terbagi menjadi dalam dua
kategori yaitu:
1. Sukuk yang Dapat Diperdagangkan.

24
Ibid,. hlm 18.
25
Ibid.
26
Dede Abdul Fatah, “Perkembangan Obligasi Syariah (sukuk) di Indonesia : Analisis Peluang dan
Tantangan”, AL-‘ADALAH. Vol. X No.1, 2011, hal. 36
Ada beberapa sukuk yang dapat diperdagangkan di antaranya: Pertama sukuk
mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
mudharabah di mana satu pihak menyediakan modal dan pihak lain mempunyai
keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut dibagi berdasarkan presentase bagi
hasil yang telah disepakati pada awal transaksi, dan kerugian yang timbul ditanggung
sepenuhnya oleh pemilik modal. Kedua sukuk musyarakah, yaitu sukuk yang
diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah di mana dua pihak atau
lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha.
Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah
partisipasi modal masing-masing. Ketiga sukuk ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan
berdasarkan perjanjian atau akad ijârah di mana satu pihak bertindak sendiri atau
melalui wakilnyamenjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak
lain berdasarkan harga dan priode yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan
aset.
2. Sukuk yang Tidak Dapat Diperdagangkan. Sukuk yang tidak dapat diperdagangkan di
antaranya: Pertama, sukuk Istishna atau murabahah. Kedua, sukuk salam: dalam
bentuk ini, dana dibayarkan di muka dan komoditi menjadi utang. Dana juga dapat
dalam bentuk sertifikat yang merepresentasikan utang. Sertifikat ini juga tidak dapat
diperdagangkan.27

Karakteristik Sukuk
1. Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat (beneficialtitle)
2. Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai dengan jenis akad
yang digunakan
3. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir
4. Penerbitan melalui special purpose vehicle(SPV)
5. Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.28

Reksa Dana
Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

27
Ibid,. hlm 38.
28
Ibid,. hlm 40.
menghitung risiko atas investasi mereka. Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di
investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. 29
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga,
dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa
Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak
yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.30
Keuntungan dan Resiko dari Reksa Dana
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain:

1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Dengan Reksa
Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang,
artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham,
obligasi.
2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut
dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot
untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada
manajer investasi tersebut.31

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang


keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya
harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam
portfolio Reksa Dana tersebut.

29
Sadidji Widoatmodjo, Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015),
hlm. 154

30
Ibid,. hlm 156.
31
2. Risiko Likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
3. Risiko Wanprestasi. Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat
timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak
segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait
dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam,
yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.32

Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)


2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds)
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)33

Derivatif atau Surat Berharga Turunan


Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait
dengan kinerja asset lain. Asset lain disebut sebagai underlying aset. Secara umum, terdapat
dua instrument utama derivatif yaitu: opsi atau kontrak opsi saham dan kontrak berjangka. 34

Opsi
Opsi merupakan salah satu bentuk surat berharga derivative atau turunan. Opsi
merupakan sebuah kontrak antara dua pihak yang membeli kontrak (disebut Taker)
mempunyai hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu
instrument yang menjadi dasar dari kontrak tersebut, misalnya saham. Dengan demikian
maka opsi tersebut opsi saham. Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak taker
membayar sejumlah premi kepada si penjual kontrak. 35
Ada dua bentuk opsi yang dikenal, yaitu:

32
Ibid.
33
Ibid,. hlm 160.
34
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab Edisi 3
(Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 25
35
Ibid.
a) Opsi beli memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pembeli kontrak opsi (taker) untuk
membeli sejumlah tertentu dari sebuah intrumen yang menjadi dasar kontark tersebut.
b) Opsi jual memberikan hak (bukan kewajiban) kepada penjual kontrak opsi untuk menjual
sejumlah tententu dari sebuah instrument yang menjadi kontrak dsara tersebut.36

Kontrak Berjangka
Kontrak berjangka adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat
berupa indeks, saham obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak
berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. Kontrak berjangka sendiri
diluncurkan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 13 agustus 2001 dan menjadi produk
kontrak indeks dan derivatiF pertama di BES.

Efek Beragun Aset


Efek Beragun Aset (EBA) adalah efek (surat berharga) yang terdiri sekumpulan aset
keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial seperti tagihan kartu
kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang
yang dijamin pemerintah, dan arus kas. Aset keuangan yang dikumpulkan menjadi satu ini
menjadikan aset yang kecil dan tidak berharga menjadi bernilai, juga dengan adanya
difersifikasi tersebut mengurangi tingkat risiko. Sekuritisasi aset ini membuat aset-aset ini
dapat menjadi sarana investasi dari para investor.37
Manfaat EBA bagi investor
Dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui pembelian instrumen ini
yakni :
1. Sebagai suatu alternatif pendanaan jangka panjang yaitu untuk masa 3 tahun hingga
10 tahun, dimana Kontrak investasi kolektif EBA akan lebih menarik bagi investor
dibanding dengan surat utang yang lain seperti obligasi dan promes,karena didukung
dengan aset yang likuid dengan risiko yang relatif kecil.
2. Meski penerbit EBA (originator) pailit, tagihannya akan senantiasa tetap ada.Ini
berbeda dari pembeli obligasi atau promes, yang akan kehilangan dananya kalau
perusahaan penerbit obligasi atau promes yang bersangkutan mengalami kepailitan.38

36
Ibid,. hlm 26.
37
Sadidji Widoatmodjo, Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015),
hlm. 55.

38
Ibid.
Beberapa keunggulan dari EBA
1. Biaya dana yang murah, para penerbit EBA akan mengeluarkan biaya yang lebih
murah dimana dengan meningkatnya rating atas kualitas piutang yang dijaminkan
yang berarti terjaminnya pasokan arus kas dari EBA sehingga dapat ditawarkan
dengan tingkat pengembalian rendah untuk investor dan investornya menyukainya
karena investasinya lebih aman.
2. Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar
tetapi juga oleh perusahaan kecil atau perusahaan non-investasi.
3. Sumber likuiditas khususnya untuk perusahaan menengah kecil yang sering
menghadapi masalah peminjaman secara tradisional maka sekuritisasi sangat
membantu perkembangan perusaahaan tersebut.39
Resiko yang mungkin ditimbulkan oleh EBA
1. Resiko suku bunga, dimana EBA akan mengalami fluktuasi harga akibat pengaruh
dari perubahan suku bunga, harga EBA akan turun bila terjadi peningkatan suku
bunga.
2. Pelunasan lebih awal (early call) akan memengaruhi yield yang diterima bila terjadi
pelunasan lebih awal.
3. Gagal bayar, pemegang EBA akan mengalami kerugian apabila debitur dari asset
jaminan mengalami kebangkrutan atau tidak mampu membayar tepat pada waktunya
atas bunga dan pinjaman pokok.40

Dana Investasi Real Estat


Dana Investasi Real Estat merupakan wadah untuk menghimpun dana masyarakat,
yang selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan Real Estat
dan atau kas dan setara kas. Dalam Dana Investasi Real Estat aset yang menjadi dasar
penerbitan adalah properti atau setiap jenis tanah dan bangunan yang menghasilkan (income
generating property). Di Indonesia sendiri keberadaan Dana Investasi Real Estat termasuk
dalam kerangka Kontrak Investasi Kolektif (KIK). 41
Kontrak Investasi (KIK) sendiri merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan
Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi

39
Ibid,. hlm 57.
40
Ibid,. hlm 58.
41
Dinda Mutia Rachmania, “Perlindungan Investor dalam Penerbitan Dana Investasi Real Estat”, Dipenogoro
Law Journal. Vol. 5 No.3, 2016, hal. 2
wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. 42
Resiko dari Dana Investasi Real Estat
1. Penyewa yang gagal bayar
2. Turunnya nilai property
3. Risiko likuiditas. Pada saat investor mencairkan dananya sehingga MI harus menjual
asetnya, dimana menjual aset properti tidak selikuid menjual aset dipasar modal.43
Manfaat dari Dana Investasi Real Estat

1. Peningkatan pembangunan sektor property


2. Peningkatan pembangunan infrastruktur
3. Peningkatan potensi pendapatan daerah dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame,
parkir, PBB dan lain-lain.44

C. Kesimpulan
Instrument yang diperdagangkan dan diterbitkan di pasar modal diantaranya ialah
saham, obligasi, sukuk, reksa dana, instrument derivative, efek beragun aset dan dana
investasi real estate. Saham sendiri ialah sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Jenis dari saham dilihat dari segi
hak nya terdiri dari saham biasa dan saham preferen.
Selain itu keuntungan dari saham sendiri salah satunya ialah mendapatkan dividen
dan risikonya pun terjadinya capital loss di setiap penjualannya. Selanjutnya obligasi
ialah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah
dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala,
dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi terebut. Obligasi pun memiliki keuntungan yaitu dengan adanya
pembagian kupon pada setiap jatuh tempo dan riskonya perusahaan tidak dapat
membayar kupon obligasi.
Adapun sukuk ialah suatu surat berharga jangka panjang yang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi

42
Ibid.
43
Ibid,. hlm 3.
44
Ibid.
syariah berupa bagi hasil, margin dan fee, serta membayar kembali. Selain itu sukuk
memiliki dua jenis yaitu terdiri dari yang dapat diperdagangkan ialah
mudharabah,musyarakah,dan ijarah. Jenis kedua yang tidak diperdagangkan ialah
murabahah dan istisna.
Selanjutnya reksa dana umumnya, reksa dana diartikan sebagai wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di
investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Selain itu instrument
derivative atau surat berharga turunan yang terdiri dari opsi dan kontrak berjangka.
Salah satu instrument pasar modal lainnya pun ialah efek beragun aset adalah efek
(surat berharga) yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari
surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit
pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan arus
kas. Dan terakhir ialah Dana Investasi Real Estat merupakan wadah untuk menghimpun
dana masyarakat, yang selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang
berkaitan dengan Real Estat dan atau kas dan setara kas.

DAFTAR PUSTAKA

Widoatmodjo Sadidji (2015). Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia. Jakarta:PT Elex Media
Komputindo.
Fatah, D. A. (2011). Perkembangan Obligasi Syariah (sukuk) di Indonesia: Analisis
Peluang dan Tantangan. AL-‘ADALAH, X(1).
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2012). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan
Tanya Jawab Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT RajaGrafindo.
Rachmania, D.M. (2016). Perlindungan Investor dalam Penerbitan Dana Investasi Real Estat.
Dipenogoro Law Journal, 5(3), 17.

Anda mungkin juga menyukai