TIU
– Mahasiwa mampu menjelaskan aspek laboratorium
penyakit anemia defisiensi besi
TIK
– Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anemia
– Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab
defisiensi besi
– Mahasiswa mampu membedakan aspek laboratorium
anemia defisiensi besi dari anemia oleh karena
penyebab lain
ANEMIA
Hemoglobin (Hb) :
• protein khusus dalam eritrosit
• berfungsi membawa oksigen ke jaringan dan
mengembalikan karbondioksida dari jaringan ke paru
Anemia : menurunnya kadar hemoglobin darah
kemampuan oksigenasi jaringan & organ menurun
Kadar Hb dipengaruhi jenis kelamin, usia, ras/etnis,
geografis (tinggi dari permukaan laut), metode
pemeriksaan dan lain-lain
Anemia merupakan gejala sehingga perlu ditemukan
penyebabnya
Nilai Normal Hb
HEME
+ GLOBIN
x
Thalassemia
hemoglobin
Parameter laboratorium anemia
Jumlah eritrosit
Manual dengan pengenceran atau alat otomatis
Normal 4,6-5,4x106/μl (♀) & 4,6-6,2x106/μl (♂)
Jumlah retikulosit
% dari jumlah eritrosit ( N: 0,5 – 1,5%)
Dengan pengecatan supravital atau alat otomatis
Hb dan retikulosit normal aktivitas sumsum tulang normal
Hb rendah dan retikulosit normal respon thdp anemia
kurang (gangguan/ penurunan produksi sumsum tulang atau
kadar eritropoeitin)
Retikulosit me pd Hb normal kehilangan/ kerusakan
eritrosit dgn kompensasi sumsum tulang
Indeks eritrosit
MCV (“Mean corpuscular volume”)
Volume rerata eritrosit (Ht/ eritrosit dlm juta x 1000)
Normal : 80-98 femtoliter (fL)
MCV normal (normositik), MCV rendah (mikrositik),
MCV tinggi (makrositik)
MCH (“Mean corpuscular hemoglobin”)
Rerata hemoglobin sel (Hb per liter / eritrosit dlm
juta)
Normal adalah 26-32 pikogram (pg)
MCHC
(“Mean corpuscular hemoglobin concentration”)
Kandungan Hb dalam darah (Hb / Ht)
Normal : 32-36%
Red cell distribution width
MAKROSITIK NORMOKROMIK
(MCV TINGGI&MCHC NORMAL):
A. Anemia megaloblastik
B. Penyakit hepar
C. Preleukemia
DEFISIENSI BESI
Deplesi besi
dimana simpanan besi turun atau tidak ada, kadar
besi serum, saturasi transferin dan Hb normal.
Defisiensi besi tanpa anemia
turun atau tidak adanya simpanan besi, kadar besi
serum dan saturasi transferin yang rendah tanpa ada
anemia yang jelas
Anemia defisiensi besi
terjadi penurunan atau tidak adanya simpanan besi,
kadar besi serum dan saturasi transferin rendah dan
disertai penurunan kadar Hb
ANEMIA DEFISIENSI BESI
KEBUTUHAN MENINGKAT :
A. Kehamilan
B. Pertumbuhan
PEMASUKAN BERKURANG
A. Malabsorbsi : gastrektomi, coeliac disease
B. Diit buruk
Faktor risiko terjadinya defisiensi
besi
Usia : infant (terutama dengan sejarah
prematuritas), masa pertumbuhan, wanita
postmenopause, usia lanjut
Jenis kelamin : risiko meningkat pada wanita
Reproduksi : menoragi
Renal : hematuria (jarang)
Saluran cerna : perubahan nafsu makan, penurunan berat
badan, perdarahan dari rektum/ melena,
operasi lambung
Penggunaan : terutama aspirin, obat anti inflamasi non
obat steroid
Fisiologi : kehamilan, infant, masa pertumbuhan, ibu
menyusui
PARAMETER LABORATORIUM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
1. Indeks eritrosit
2. Fe serum
3. Ferritin serum
4. Transferin &”Total iron binding capacity” (TIBC)
5. Soluble transferin receptor (sTfR)
6. Indeks sTfR-F (reseptor transferin /log feritin)
serum
7. “Percent Saturation of TIBC”/ Saturasi
transferin
8. Free Eritrosit Protophorphirin
9. Besi sumsum tulang
10. Morfologi eritrosit pada SADT
PARAMETER LABORATORIUM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Indeks eritrosit
MCV, MCH, MCHC menurun
Fe serum : menurun
jumlah kadar besi dalam sirkulasi yang terikat
pada transferin
Dewasa normal : 50-160 μg/dL (9-29 μmol/L)
Ferritin serum
Menggambarkan bagian cadangan besi
Merupakan protein fase akut
Kadar normal/ meningkat pada keganasan/
inflamasi
Pada IDA tanpa komplikasi : menurun
Transferin &”Total iron binding capacity” (TIBC)
Besi plasma terikat pada transferin dan TIBC
merupakan pemeriksaan untuk mengukur protein ini
jumlah besi total yang dibutuhkan untuk
menjenuhkan transferin (TFR), yang merupakan
protein transportasi besi utama
Nilai rujukan TIBC pada dewasa adalah 250-400
μg/dL (45-72 μmol/L)
Transferin disintesis lebih banyak saat terjadi
penurunan simpanan besi pada anemia defisiensi
besi akan terjadi peningkatan kadar transferin
TIBC akan meningkat pada pasien dengan defisiensi
besi
Soluble transferin receptor (sTfR)
Pengambilan besi berkaitan dengan jumlah reseptor
sTfR meningkat pada defisiensi besi
Nilai normalnya adalah 25 – 50%
OVALOSIT
ANISOSITOSIS
Basophilic Stippling
• Numerous, small
purple inclusions in
RBCs.
• Aggregates of
ribosomal RNA.
ANEMIA ANEMIA THALASSE ANEMIA
DEFISIENSI PENYAKIT MIA SIDERO
BESI KRONIK TRAIT BLASTIK
Transferin
– Mengandung 2 atom besi
– Angkut besi ke jaringan yang mengandung
reseptor transferin (eritroblas pd sumtul)
Sebagian besi disimpan dlm RES dalam
bentuk ferritin & hemosiderin :
– Ferritin kompleks besi-protein yg larut air
– Hemosiderin kompleks besi-protein yg
tidak larut air
Distribusi Besi dalam tubuh (pria,70kg)
http://www.cdc.gov/ncbddd/hemochromatosis/training/pathophysiology/iron_cycle_popup.htm
Indeks eritrosit
http://www.cdc.gov/ncbddd/hemochromatosis/training/pathophysiology/iron_cycle_popup.htm
Iron store
Iron store
Approximately 3.5 g of iron is stored by the human body
Most of the iron in the body is distributed within red blood cell
hemoglobin (2,300 mg)
Approximately 10% is present in muscle fibers (in myoglobin)
and other tissues (in enzymes and cytochromes) (350 mg)
The remaining body iron is stored in the liver (200 mg),
macrophages (500 mg), and bone marrow (150 mg). On
average, 1–2 mg of iron is lost from the body on a daily basis
through desquamation of epithelial cells of the skin,
gastrointestinal tract, bile ducts and urinary tract, and via
blood loss during menstruation.
Iron absorption from the digestive tract is the sole means by
which iron homeostasis is regulated.
http://www.nature.com/nrgastro/journal/v7/n11/fig_tab/nrgastro.2010.151_F1.html
TIBC
(Total iron binding capacity)