0a451 Sistem Ekonomi Islam PDF
0a451 Sistem Ekonomi Islam PDF
Di dalam ajaran islam, islam memandang umat manusia sebagai keluarga, maka
setiap manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan Allah. Tetapi konsep
persaudaraan terhadap seluruh anggota masyarakat tidaklah ada artinya kalau tidak
disertai dengan keadilan ekonomi yang memungkinkan setiap orang memperoleh hak
atau sumbangan terhadap masyarakat. Allah melarang hak orang lain, sebagaimana
dijelaskan dalam Q.S. al-Syu‟ara ayat 183:
“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”
Setiap sistem ekonomi pasti didasarkan pada ideologi yang memberikan landasan
dan tujuannya di satu pihak, dan aksioma-aksioma serta prinsip-prinsipnya di lain
pihak. Sebagai konsekuensinya suatu sistem untuk mendukung ekonomi islam
seharusnya diformulasikan berdasarkan pandangan islam tentang kehidupan.2
ِ ْٛ َعب ِن ِى ْانغ
ت َ ٰٗ َصت ُ َشدٌَُّٔ ِإن َ َٔ ۖ ٌَُُٕصٕنُُّ َٔ ْان ًُؤْ ِي
ُ ع ًَهَ ُك ْى َٔ َس َ ََٔقُ ِم ا ْع ًَهُٕا ف
َّ َٖ َشٛض
َ ُاَّلل
ٌََُُُٕ ِجّئ ُ ُك ْى ِث ًَب ُك ُْت ُ ْى ت َ ْع ًَهَٛش َٓبدَحِ ف
َّ َٔان
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang
beriman akam melihat pekerjaan itu.”
1
: Monzer Kahf, Ph.D. 1979. Ekonomi Islam (telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 2
2
: Suhrawardi K Lubis. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta : Sinar Grafika. Hal 14,15.
3
: Dikutip dari : http://ebookbrowse.com/7-masyarakat-madani-dan-kesejahteraan-umat-makalah-pdf-
d245510227
Dan karena kerja membawa kepada ampunan, sebagai sabda Rasulullah
Muhammad saw:
“Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu
sore itu ia mendapat ampunan.” (HR. Thabrani dan baihaqi)
Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia
guna mewujudkan ketentraman kebahagian hidup seluruh umat di dunia dan di akhirat
sebagai nilai ekonomi tertinggi. Ketentraman hidup tidak sekedar dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi
ketentraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi antara pemenuhan dalam
kebutuhan hidup di dunia dan kebutuhan untuk di akhirat harus ada keseimbangan.
Sistem ekonomi islam adalah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek
(penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok
masyarakat, maupun pemerintah/penguasa dalam rangka mengkoordinasi faktor
produksi, distribusi, dan pemanfaatannya barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam
peraturan/ perubdang-undangan islam (sunnatullah).
Ekonomi islam dan sistem ekonomi islam merupakan perwujudan dari paradigma
Islam. Perkembangan ekonomi Islam dan Sistem ekonomi Islam bukan untuk
menyaingi sistem perekomian kapitalis, tetapi lebih ditunjukkan untuk mencari suatu
sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-
kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada sebelumnya. Adapun yang
membedakan sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah
sebagaimana diungkapkan oleh Suroso, Imam Zadjuli dan Achmad Ramzy Tadjoeddin
(1992:39) :
1. Asumsi dasar/ norma pokok ataupun aturan main dalam proses maupun interaksi
kegiatan ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem ekonomi islam yang menjadi
asumsi dasarnya adalah “syariat islam”. Syariat islam tersebut diberlakukan secara
menyeluruh baik terhadap individu, keluarga, kelompok masyarakat, usahawan,
4
: Arief furqan. 2002. Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi. Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam. Hal : 26-31.
maupun penguasa/ pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk
keperluan jasmani maupun rohaniah.
2. Prinsip ekonomi islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan alam.
3. Motif ekonomi islam adalah mencari “keberuntungan” di dunia dan di akhirat selaku
khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.5
5. MANAJEMEN ZAKAT
1.1 Pengertian Zakat
Dilihat dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti
berkah, tumbuh, bersih dan baik. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kata dasar
“zaka” berarti bertambah dan tumbuh, sedangkan segala sesuatu yang bertambah
disebutkan dengan zakat. Adapun dari segi istilah, banyak ahli yang mengatakan
ataupun mendefinisikan. Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah harta tertentu
diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. Menurut Imam Nawawi
jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu
menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan dari
kebinasaan. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah, jiwa dan kekayaan orang yang
berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya akan bertambah. Hal ini berarti bahwa
makna tumbuh dan berkembang itu tidak banyak diperuntukkan buat harta kekayaan
5
: Suhrawardi K Lubis. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta : Sinar Grafika. Hal 15.
tetapi lebih jauh dari itu. Dengan mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwa
orang yang menunaikan kewajiban zakat itu menjadi bersih. Hal ini sesuai dengan
ayat Al-Qur‟an:
Dari tujuan-tujuan diatas tergambar bahwa zakat merupakan salah satu ibadah
khusus kepada Allah yang mempunyai dampak positif yang sangat besar bagi
kesejahteraan masyarakat. Dengan terlaksananya lembaga zakat dengan baik dan
benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat berkurang.
Harta benda yang ada didunia ini macam-macam jenisnya, namun demikian dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Emas dan Perak
Semua ulama sepakat bahwa emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya.
Pendapat ini berdasarkan firman Allah SWT :
Pengelolaan Zakat
6
: Dikutip Dari (arief furqan. 2002. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum. Jakarta : Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam. Hal 134-155.
dengan arti biarpun faedah harta itu diambil, tubuh benda itu masih tetap ada
(Abdoerraoef, 1986: 147).
ٌىٛع ِه
َ ِّ اَّللَ ِث َ ٍنٍَ تََُبنُٕاْ ْان ِج َّش َحتَّٗ تُُ ِفقُٕاْ ِي ًَّب ت ُ ِحجٌَُّٕ َٔ َيب تُُ ِفقُٕاْ ِي
ّ ٌَّ ِ ءٍ فَئْٙ ش
Dalam perspektif fiqh islam, untuk adanya wakaf harus dipenuhi 4 (empat)
rukun atau unsur dari wakaf tersebut, yaitu:
Adapun syarat- syarat sebagai wakif sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 217
ayat (1) dan ayat (2) Kompilasi Hukum Islam yaitu:
Adapun nadzir yang perorangan menurut ketentuan dalam Pasal 219 Kompilasi
Hukum Islam harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
Baik nadzir perorangan maupun badan hukum, sama-sama harus didaftarkan pada
Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat setelah mendengar saran dari Camat dan Majelis
Ulama Kecamatan untuk mendapatkan pengesahan.
Ruang lingkup jenis harta benda wakaf tidak terbatas kepada wakaf benda tidak
bergerak seperti tanah, bangunan, tetapi dapat pula mewakafkan benda bergerak baik yang
berwujud maupun tidak berwujud.
Menurut ketentuan dalam pasal 16 ayat (2) UU No. 41 Tahun 2004, Ruang lingkup
jenis benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan sebagaiman meliputi:
1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;
2. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud
diatas;
3. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
4. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan
yang berlaku;
5. Benda yang tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian dalam ketentuan Pasal 16 ayat (3) UU No.41Tahun 2004 diatur dalam
ruang lingkup jenis benda bergerak yang dapat diwakafkan sebagai berikut:
1. Uang;
2. Logam mulia;
3. Surat berharga;
4. Kendaraan;
5. Hak atas kekayaan intelektual;
6. Hak sewa;
7. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-
undanganyang berlaku.
Badan ini mempunyai fungsi sangat srategis terutama dalam rangka pembinaan dan
pengawasan terhadap nazhir untuk dapat melakukan pengelolaan wakaf secara produktif.7
7
Rachmadi usman. 2009. Hukum perwakafan di Indonesia. Jakarta :Sinar. Grafika Offset. Hal 51-134
DAFTAR PUSTAKA
- Kahf,Monzer. 1979. Ekonomi Islam (telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- Lubis,Suhrawardi K. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta : Sinar Grafika.
- Usman, Rachmadi. 2009. Hukum Perwakafan di Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika
Offset.
- http://ebookbrowse.com/7-masyarakat-madani-dan-kesejahteraan-umat-makalah-pdf-
d245510227
- http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=16&aid=97&pid=arabicid