SKRIPSI
Oleh:
Hanim Mawar Andini
NIM: 131224069
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
{HR. Turmudzi}
{Anonim}
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
ALLAH S.W.T
Yang telah memberikan rahmat, berkah, kesabaran, kekuatan, dan karunia-Nya untuk
Yang dengan tulus memberikan doa-doa, motivasi, serta dukungan baik metal maupun
Adikku Tersayang
Terima kasih telah menghibur dikala jenuh dan memberikan semangat yang tiada batas,
Sahabat-sahabatku Terkasih
Devina Alianto, Jenilda Rosana Louis, F.X Dwi Pamungkas, Yulius Anggeh, Rosalina
Ninda Karisa, Yusinta Muliati, Renita Tri Ekmawati, dan Gabriella Ayu Pertiwi.
Terima kasih atas saran, semangat, bantuan, dan kesetiaan kalian sampai detik ini,
Kekasihku
Almamater Tercinta
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan di
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
Penulis
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Unuversitas Sanata Dharma:
Nama : Hanim Mawar Andini
Nomor Mahasiswa : 131224069
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal, 20 November 2017
Yang menyatakan,
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Andini, Hanim Mawar. 2017. Jenis-jenis Tindak Tutur dan Makna Pragmatik
Bahasa Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Karangreja Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
Penelitian ini memaparkan mengenai jenis-jenis tindak tutur bahasa guru
serta makna pragmatik yang terdapat dalam tuturan guru pada pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangreja tahun ajaran 2016/2017. Sumber
data dalam penelitian ini adalah guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Karangreja. Data penelitian berupa tuturan yang digunakan guru
kepada siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia, yang terkumpul pada bulan
Mei-Juni 2017 berjumlah 93 tuturan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
simak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
rekam dan catat. Peneliti mengumpulkan tuturan-tuturan guru pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dan kemudian melakukan klasifikasi atau pengelompokan
berdasarkan jenis tindak tutur dan makna pragmatiknya. Data dalam penelitian ini
dianalisis menggunakan teknik analisis padan ekstralingual, seperti
menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa.
Hasil penelitian ini menemukan beberapa jenis tindak tutur yang
digunakan dalam tuturan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu tindak
tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur tidak literal, tindak tutur
langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung literal. Adapun jenis tindak tutur
yang paling dominan sering muncul dari tuturan guru adalah tindak tutur langsung
dan tindak tutur tidak langsung literal. Kedua jenis tindak tutur ini paling
menonjol dan banyak digunakan guru dalam pembelajaran untuk bertanya,
memerintah, menginformasikan, serta bertanya dengan maksud memerintah, dan
menginformasikan dengan maksud menyuruh kepada siswa.
Makna pragmatik yang sering muncul dalam tuturan guru pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangreja, yaitu makna
perintah. Selain itu makna pragmatik lainnya seperti sapaan biasanya diutarakan
sebelum pembelajaran, teguran untuk siswa yang ribut di kelas, nasihat,
klarifikasi, suruhan, pujian, peringatan, sindiran, dan saran juga muncul dalam
tuturan guru.
Kata kunci: jenis-jenis tindak tutur, pragmatik, bahasa guru.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Andini, Hanim Mawar. 2017. The Types of Speech Act and Teachers’ Language
Pragmatic Meaning in Indonesian Language Learning in Senior High
School 1 Karangreja School Year 2016/2017. Thesis. Yogyakarta:
PBSI, JPBS, FKIP, USD.
This research explains about the types of teachers’ speech act along with
pragmatic meaning implied in teachers’ speech during Indonesian language
subject in Senior High School 1 Karangreja school year 2016/2017. The data
source in this research is a teacher in the learning of Indonesian language in
Senior High School 1 Karangreja. The data of this research is in the form of
speeches that are used by the teacher to the students in Indonesian language
learning. The collected data in May-June add up to 93 speeches. The type of this
research is qualitative descriptive. The method of data-gathering in this research
uses refer method. The recording technique was used rewrite an object in the
froms of speech act used in the teacher’s speech in Indonesian language learning.
The researcher collects the teacher’s speeches in Indonesian language learning
and classifies or groups them based on the types of the speech act and their
pragmatic meaning. To analyze the data, the researcher used extra-lingual
comparing method, namely a method used to analyze extra-lingual element, such
as connecting language matter with other matters outside language matter.
Findings from this research found several types of speech act used in the
teacher’s speech in Indonesian language learning, which are direct speech act,
indirect speech act, literal speech act, literal direct speech act, and literal indirect
speech act. As for the most dominant and often-showing speech act is the direct
speech act and literal indirect speech act. These two types of speech act are the
most prominent and the most often to be used by the teacher in the learning for
asking, instructing, informing, and asking which intend to instruct, and informing
which intend to order the students.
Findings from this research found pragmatic meanings that often show in
teacher’s speech act in Indonesian language learning in Senior High School 1
Karangreja is instructive meaning. Besides, other pragmatic meaning such as
greetings are usually expressed before the learning activity, admonition for
students who are noisy in the class, advice, clarification, errand, compliment,
warning, sarcasm, and suggestion are also found in the teacher’s speech act as
well.
Keywords: types of speech act, pragmatic, teachers’ language.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah S.W.T Yang Mahakuasa
dan lancar. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai
(USD) Yogyakarta.
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan lancar berkat
bantuan, doa, dukungan, dean kerja sama dengan berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Allah S.W.T
2. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program studi Pendidikan
Yogyakarta.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini.
6. Para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberi
9. Mulasih Tary, S.Pd., M.Hum., dan Indra, S.Pd., selaku guru mata pelajaran
penulis, serta ikut mendukung, memberi saran dan motivasi kepada penulis
di sekolah.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Bapak, Ibu, Budhe, Uwa, adik dan semua keluarga yang telah mendukung
dalam doa dan selalu memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
12. Teman-teman PBSI angkatan 2013 kelas A dan B yang telah memberi
dan keterbatasan. Akhirnya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.3 Tindak Tutur sebagai Bagian dari Lingkup Kajian Pragmatik ........................ 15
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Saran.............................................................................................................................. 93
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
dalam berinteraksi dengan orang lain. Sehubungan dengan hal ini, Chaer dan
penutur hendak menyampaikan tujuan dan maksud tertentu kepada mitra tutur.
Interaksi ini dilakukan oleh manusia untuk dapat menyampaikan ide, gagasan,
interaksinya dengan orang lain. Pengertian ragam bahasa yaitu penelitian pada
segi keistimewaan sebuah bahasa yang berbeda secara sistematis, sama ketika
kita membandingkan group kelompok penutur yang berbeda atau penutur yang
sama pada keadaan yang berbeda (Frank, 2005:134). Ragam bahasa itu sendiri
dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi tiga jenis yaitu berdasarkan media, cara
pandang tutur, dan topik pembicaraan. Pada saat ini, banyak masyarakat yang
mengalami perubahan dan begitu juga dengan ragam bahasa. Agar banyaknya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa,
mengetahui tindak tutur yang disampaikan oleh guru juga sangat berpengaruh
disampaikan oleh guru. Proses komunikasi ini akan menjadi tidak efektif dan
efisien apabila bahasa yang digunakan oleh penutur tidak mampu dipahami
komunikasi ini, nantinya akan memunculkan peristiwa tutur dan tindak tutur.
suatu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua belah pihak, yaitu penutur
dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, waktu, tempat dan situasi tertentu.
pembelajaran di dalam kelas. Hal ini menjadi kunci utama dalam tindak tutur
yang dilakukan oleh guru. Guru sebagai input atau sumber pembelajaran dari
jelas dan menarik kepada siswa, sehingga pada akhirnya akan tercipta kegiatan
guru dalam melakukan tindak tutur di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memahami semua
efisien, dan menyenangkan. Selain itu sebagai guru profesional, seorang guru
Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Penggunaan
(1) tindak tutur dan (2) teori prinsip-prinsip pragmatik dipakai sebagai basis
bahasa tersebut. Sehubungan dengan hal itu, melalui penelitian ini akan dikaji
pemakaian tindak tutur dalam interaksi belajar mengajar mata pelajaran bahasa
pemilihan bahasa yang digunakan guru pada setiap tingkatan pendidikan dapat
siswa SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Dengan demikian, seorang guru
1. Jenis-jenis tindak tutur apa saja yang terdapat dalam bahasa guru pada
ajaran 2016/2017?
2. Makna pragmatik apa sajakah yang muncul dalam bahasa guru pada
ajaran 2016/2017?
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena itu, penting adanya pengertian dari setiap istilah yang mampu
pemakaian bahasa.
(Wibowo, 2001:3).
Sistematika penyajian ini terdiri atas Bab I, II. III, IV, dan V. Bab I
penyajian.
Bab II adalah kerangka teori. Bab ini berisi seputar tinjauan terhadap
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti dan landasan teori, dalam pembahasan landasan teori berisi teori yang
Bab III adalah metode penelitian. Bab ini membahas tentang jenis
pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta triangulasi data.
Bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi tentang
analisis dan data pembahasan. Bab ini menguraikan deskripsi data dan
pembahasan hasil data sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab kajian teori ini akan dipaparkan: 1) penelitian yang relevan,
sebagai bagian dari lingkup kajian pragmatik, tindak tutur, klasifikasi tindak
tutur, jenis-jenis tindak tutur, fungsi tindak tutur, konteks, tindak tutur dalam
interaksi belajar mengajar, dan 3) kerangka berpikir. Ketiga hal ini akan
Susmiati (2012) dengan judul Tindak Tutur Ekspresif Guru terhadap Siswa
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Iwan Khairi Yahya (2013) dengan
judul Tindak Tutur Direktif Dalam Interaksi Belajar Mengajar Mata Pelajaran
adalah ditemukannya fungsi tindak tutur ekspresif guru antara lain: fungsi
itu ditemukan juga perlokusi yang ditimbulkan oleh tindak tutur ekspresif
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
fungsi tindak tutur direktif yang lain dengan jumlah 315 tuturan dari jumlah
826 tuturan direktif. Jenis tindak tutur direktif yang ditemukan meliputi jenis
menuntut.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutik Susmiati (2012) dan Iwan Khairi
Yahya (2013) meneliti tindak tutur dengan kajian pragmatik. Hal yang
membedakan dua pihak tersebut dengan penelitian ini terletak pada objek
penelitian. Sutik Susmiati menekankan pada jenis ekspresif tindak tutur guru,
sedangkan Iwan Khairi Yahya menekankan pada jenis direktif tindak tutur
guru. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian yang lebih
tidak hanya mengacu pada satu jenis tindak tutur sehingga mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mendeskripsikan secara jelas makna dan jenis tindak tutur apa sajakah yang
hal- hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalah dan ruang lingkup
pembahasan sebagai landasan dalam penyususnan skripsi. Pada Bab ini akan
2.2.1 Pragmatik
kebahasaan yang terikat konteks. Konteks memiliki peran yang kuat dalam
12
tuturan–tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang
kalimat, Tarigan (1986:34). Hal ini diperjelas lagi dengan pendapat Wijana
pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji
maksud penutur.
garis besar definisi pragmatik sangat berkaitan erat dengan bahasa dan
konteks. Selain itu, pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji
ini, perlu dipahami bahwa kemampuan berbahasa yang baik tidak hanya
pragmatik.
dengan tindak tutur sebagai aspek utama penelitian yang dilaksanakan, perlu
13
Praanggapan, (b) Tindak tutur, (c) Entailment. Adapun di bawah ini definisi
2.2.2.1 Praanggapan
Pendapat Wijana ini lebih menekankan pada posisi kalimat yang kedua
menghasilkan tuturan.
14
bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih
dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindakan dalam
hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan
tindak tutur adalah perilaku seseorang dalam bertutur bersifat psikologis yang
2.2.2.3 Entailment
yang bernama Asti itu pernah berhubungan sebadan dengan seorang pria
15
maksud tuturan pada entailment itu bersifat mutlak dan harus ada (necessary
consequence).
tuturan dan maksudnya bersifat mutlak atau menjadi keharusan. Ida Bagus
pengetahuan yang sama (the same background knowledge) antara penutur dan
tahun 1965. Kumpulan makalahnya yang dibukukan oleh J.O. Umson pada
tahun 1965 dengan judul How To Do Thing with Word. Teori ini baru
berkembang dan dikenal dalam dunia linguistic setelah Searle pada tahun
1969 menerbitkan buku dengan judul Speech Act and Essay in the Philosophy
of Language.
ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan). Menanyakan apa yang
16
Pragmatik is the study of the conditions of human language uses as these are
selalu harus ditentukan oleh konteks situasi tutur di dalam masyarakat dan
Tindak tutur dianggap sebagai hal pokok di dalam pragmatik dan juga
mengacu terhadap makna dan arti dari ucapan yang dimaksudkan oleh
penutur.
tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala berbahasa yang terjadi pada
17
bagian dari interaksi sosial. Hal ini disampaikan oleh Sumarsono (2009:323).
Sedangkan hal serupa juga disampaikan oleh Chaer dan Agustina (2004:50)
diantaranya faktor bahasa, lawan bicara, situasi, dan struktur bahasa yang
digunakan. Dengan kata lain, tindak tutur merupakan kegiatan interaksi sosial
tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur,
yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan
tersebut:
tutur ini disebut sebagai The Act of Saying Something (Wijana, 1996:17).
Tindak tutur lokusi merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna
lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai
dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu.
dalam bentuk lokusi ini tidak dipermasalahkan lagi fungsi tuturannya karena
makna yang dimaksudkan adalah memang benar makna yang terdapat pada
Nadar (2009:14) Ilokusi adalah tindakan apa yang ingin dicapai oleh
meminta dan lain sebagainya. Hal senada juga diungkapkan oleh Wijana
19
menggolongkan tindak tutur ilokusi dalam aktifitas bertutur itu ke dalam lima
Kalimat (1) bila diucapkan oleh seorang guru kepada siswanya, tidak
(perlocutionary force), atau efek bagi yang mendengarkannya. Hal yang sama
juga disampaikan oleh Chaer dan Agustina (2004:53) tindak tutur perlokusi
adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain
20
kepercayaan pendengar.
(2004:31) berpendapat bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang
demikian dapat disimpulkan bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur
terlambat masuk kelas, kalimat ini merupakan tindak ilokusi untuk memohon
memakluminya.
mengenai tiga jenis tindak tutur, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi di atas,
ada beberapa jenis lagi tindak tutur menurut Sarle dalam Leech (1963: 163)
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.2.5.1 Asertif
2.2.5.2 Direktif
2.2.5.3 Komisif
(doa).
2.2.5.4 Ekspresif
2.2.5.5 Deklaratif
22
mengenai tiga jenis tindak tutur, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi di atas,
tindak tutur literal dan non literal. Terdapat juga berbagai macam tindak tutur
tujuan penuturan.
dapat disimpulkan adanya dua hal yang amat mendasar dalam pembicaraan
tindak tutur ini, yakni: (1) adanya tuturan yang bersifat langsung dan (2)
adanya tuturan yang pada hakikatnya memang berciri tidak langsung. Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
jarak tempuh. Adapun yang dimaksud dengan jarak tempuh dalam hal ini
adalah jarak antara titik ilokusi yang secara konseptual berada di dalam diri si
penutur, dengan titik tujuan ilokusi yang terdapat dalam diri si mitra tutur.
Semakin jauh jarak tempuhnya, akan semakin tidak langsunglah tuturan itu.
langsung adalah tindak tutur yang memiliki jarak tempuh yang dekat antara
titik tolak ilokusi dan titik tujuan ilokusi. Selain itu, Rahardi (2003:75)
tersebut.
dapat disimpulkan bahwa tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang
dalam bertutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Contoh:
Konteks: dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya pada saat selesai
makan.
Ibu : “Nak, bawa piring-piringnya ke belakang!”
Anak : “Iya, Bu.”
tidak langsung biasanya tidak dijawab secara langsung, tetapi harus segera
tuturan yang tidak serta merta dapat dijawab langsung, harus memerhatikan
pendapat Yule, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur tidak langsung adalah
tidak adanya hubungan struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksud adalah
bahasa dan fungsi adalah tujuan penuturan. Tindak tutur tidak langsung itu
2014:92).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Contoh:
Konteks: dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya pada saat melihat ruang
tamu berantakan.
Ibu : “Apa tidak malu jika nanti temanmu datang ke rumah?”
tanya, tetapi maknanya tidak sekedar untuk bertanya melainkan secara tidak
adalah tindak tutur yang dimaksudnya sama dengan makna kata-kata yang
menyusunnya.
Contoh:
Konteks: dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya pada saat siswa
selesai menyapu kelas.
Guru : “Wah, kelasnya bersih sekali.”
Maksud tuturan guru di atas memang untuk memuji kelas yang bersih setelah
26
disimpulkan bahwa tindak tutur literal adalah tindak tutur yang di dalamnya
speech act) adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau
Contoh:
Konteks: dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya pada saat melihat
banyak kertas berserakan di dalam kelas.
Guru : “Wah, kelasnya bersih sekali.”
Maksud tuturan guru di atas ingin mengatakan bahwa kelasnya sangat kotor.
dapat disimpulkan bahwa tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur antara
(direct literal speech act) adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus
tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraannya. Contoh: (a)
Orang itu sangat pandai. Maksudnya memberitakan orang itu sangat pandai.
(c) Jam berapa sekarang? Maksudnya menanyakan pukul berapa ketika itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Wijana menekankan pada kesamaan antara modus tuturan dan makna dan
bahwa tindak tutur langsung literal adalah adanya kesesuaian antara modus
literal (indirect literal speech act) adalah tindak tutur yang diucapkan dengan
penutur. Contoh: (a) Lantainya kotor sekali. Maksudnya tuturan ini tidak
kalimat tanya. Wijana menekankan tindak tutur langsung tidak literal pada
modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud tetapi makna kata-kata yang
tidak langsung literal merupakan tuturan yang dituturkan dengan bentuk yang
tidak sesuai dengan tindakan yang diharapkan tetapi ada kesamaan antara
literal (direct nonliteral speedh act) adalah tindak tutur yang diutarakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan tetapi kata-kata
tuturnya tidak bagus. (b) Kalau makan biar kelihatan sopan, buka saja
mulutmu! Maksudnya menyuruh lawan tuturnya yang mungkin dalam hal ini
anak, atau adiknya untuk menutup mulut sewaktu makan agar terlihat sopan.
Wijana membalikan dari arti tindak tutur tidak langsung literal, yaitu jika
tindak tutur tidak langsung literal tidak sesuai antara modus tuturan dan
tindak tutur langsung tidak literal, yaitu kesesuaian antara modus tuturan
dengan maksud.
langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diungkapkan sesuai dengan
literal (indirect nonliteral speech act) adalah tindak tutur yang diutarakan
dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud
29
tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang tidak sesuai antara bentuk
enam jenis, kemudian dari tiap-tiap jenis tindak tutur direktif dibagi menjadi
serta.
30
mitra tutur.
dan waktu yang spesifik yang dihadapi seseorang atau kelompok orang.
sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, (2) pengetahuan yang sama-
Lebih jauh lagi, menurut Brown & Yule (1983) konteks adalah
lingkungan atau keadaan tempat bahasa digunakan. Halliday & Hasan (1994)
yaitu sesuatu yang inheren dan hadir bersama teks, sehingga dapat diartikan
menurut Mulyana (2005: 21) konteks dapat dianggap sebagai sebab dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terkait konteks, sementara Searle, Kiefer dan Bierwich dalam Nadar (2009: 5)
suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara
penutur, mitra tutur, dan konteks. Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan dalam
studi pragmatik.
konteks, petutur dapat menafsirkan tuturan penutur dalam sebuah situasi tutur
karena konsep merupakan hal yang dinamis karena pada kenyataannya dunia
dalam proses komunikasi dan ekpresi linguistik serta interaksi mereka yang
dapat dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(1996) dengan tegas menyatakan bahwa konteks yang semacam itu dapat
mencakup aspek-aspek luar kebahasaan seperti berikut ini: (1) Penutur dan
lawan tutur, (2) Konteks tuturan, (3) Tujuan tuturan, (4) Tuturan sebagai
bentuk tindakan atau aktivitas, (5) Tuturan sebagai produk tindak verbal.
Konsep penutur dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan
Aspek-aspek yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur ini adalah usia,
latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dsb (Wijana,
dicermati pada diri penutur maupun mitra tutur di antaranya adalah jenis
kelamin, umur, daerah asal, dan latar belakang keluarga serta latar belakang
33
sebuah tuturan. Dari kedua pendapat para ahli di atas, maka dapat
terlepas oleh latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, dan tingkat
komunikasi tidak terikat dari tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan tingkat
2. Konteks Tuturan
aspek fisik atau seting sosial yang relevan dari tuturan bersangkutan. Konteks
bersifat fisik lazim disebut koteks, sedangkan konteks seting sosial disebut
konteks. Dalam pragmatik konteks itu pada hakikatnya adalah semua latar
dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur, serta yang
34
given uterance.” Pengetahuan dan pemahaman jati dirinya adalah semua latar
jelas akan dapat membantu para pelibat pertuturan itu untuk menafsirkan
interpretasi dari sebuah tuturan baik dari penutur kepada mitra tutur maupun
masing-masing.
Mey dalam Nadar (2009) dan Cummings (2005) dikutip oleh Ida
berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat di pahami. Maksud dari
pendapat Mey adalah bahwa konteks merupakan aspek penting bagi penutur
ujaran masing-masing.
bahwa konteks tuturan adalah salah satu aspek yang mendukung pemahaman
atau penangkapan maksud dari sebuah tindak tutur antara penutur dan mitra
tutur dengan melihat latar belakang yang melatari peristiwa tutur antara
35
3. Tujuan Tuturan
oleh maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan
maksud dan tujuan tutur yang sudah jelas dan amat tertentu sifatnya.
tujuan tuturan adalah buah atau produk akhir dari sebuah tuturan yang
didasari oleh maksud. Tidak mungkin seseorang bertutur tanpa adanya tujuan
berhubungan dengan tindak verbal (verbal act) yang terjadi dalam situasi
36
yang lebih kongkret dibandingkan dengan tata bahasa. Tuturan sebagai entitas
yang konkret jelas penutur dan lawan tuturnya, serta waktu dan tempat
tuturan sebagai bentuk tindakan atau wujud dari sebuah aktivitas linguistik,
bentuk tindakan karena ketika seorang penutur dan lawan tutur dalam bertutur
pasti menghasilkan tindakan, baik secara suara, mimik, dan gaya tubuh.
karena pada dasarnya tuturan yang muncul di dalam sebuah proses penuturan
itu adalah hasil atau produk dari tindakan verbal dari para pelibat tuturnya,
37
mewadahinya.
berkomunikasi.
setiap percakapan lisan maupun tertulis antara penutur dnegan lawan tutur,
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Adanya interaksi antara guru dan
interaksi tersebut dapat menarik minat dan dirasakan bermanfaat bagi siswa.
dengan orang lain tentunya ada perbedaan antara bertindak tutur kepada
tutur yang dimaksudkan oleh guru secara tepat dan proses pembelajaran dapat
38
selain harus mampu bertindak tutur sesuai dengan konteks dan situasi, guru
monoton. Selain itu, guru juga harus mampu menggunakan strategi yang
dapat memudahkan siswa sebagai mitra tutur untuk menerima materi yang
disampaikan. Jika guru tidak dapat melakukan tindak tutur secara baik, maka
berpikir merupakan skema mendasar dan fondasi bagi setiap pemikiran dari
39
beberapa jenis tindak tutur yang memiliki beragam jenis berdasarkan fungsi
faktor tersendiri dalam kajian pagmatik. Dalam hal ini khususnya di dunia
antara guru dan siswa, mengetahui pragmatik lebih mendalam agar mampu
memberikan gambaran yang jelas terhadap hasil tindak tutur dan makna yang
Seperti kita ketahui bahwa ragam bahasa yang digunakan oleh guru
itu, dengan memahami jenis tindak tutur dan makna pragmatk dari bahasa
metode penelitian yang ada kaitannya dengan masalah penelitian serta untuk
tutur bahasa guru merupakan salah satu atau sebuah tuturan. Dengan
40
Analisis data ini merupakan cara peneliti dalam mengolah data supaya dapat
41
sebagai berikut:
PENDEKATAN PRAGMATIK
TINDAK TUTUR
JENIS-JENIS MAKNA
TINDAK TUTUR PRAGMATIK
BAHASA
GURU
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
memuat tentang (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan objek penelitian, (3)
metode dan teknik pengumpulan data, (4) teknik analisis data, dan (5)
triangulasi data.
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah data tuturan lisan deskripsi
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
jenis dan makna tindak tutur yang muncul. Penelitian ini mempunyai sasaran
untuk mengetahui jenis dan makna tindak tutur pada pembelajaran Bahasa
maknanya.
yang dituturkan guru kepada siswa. Data yang ditampilkan diperoleh dengan
ini adalah jenis-jenis tindak tutur dari bahasa guru pada pembelajaran Bahasa
pertanyaan dari rumusan masalah dan pada akhirnya tujuan penelitian dapat
tercapai. Data dan kualitas data merupakan hal pokok yang paling penting
44
atau identitas teknik ditentukan adanya oleh alat yang dipakai (Sudaryanto,
2015:9).
lisan. Data lisan diperoleh dengan cara menyimak tuturan guru kepada siswa
teknik SBLC ini peneliti tidak terlibat langsung dalam dialog, konverensi,
atau imbal wicara; jadi tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-
orang yang saling berbicara. Peneliti hanya sebagai pemerhati dengan penuh
yang valid teknik lanjutan yang dapat sekaligus dilakukan adalah teknik
penyediaan data, penganalisisan data yang telah disediakan itu, dan penyajian
hasil analisis data yang bersangkutan. Pada tahap penyediaan data merupakan
45
terkumpul mulai dianalisis. Tahap analisis data ini merupakan upaya peneliti
menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Analisis ini dimulai
tepat pada saat penyediaan data tertentu yang relevan selesai dilakukan dan
analisis yang sama diakhiri atau sudah ditemukan. Tahap analisis data
menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa dari
jenis-jenis tindak tutur dari bahasa guru pada pembelajaran bahasa Indonesia
menangani masalah yang terkandung pada data-data yang telah diperoleh atau
didapat dan telah ditriangulasi oleh seorang pakar bahasa. Proses yang
46
kata-kata biasa.
campur tangan peneliti yang berdasarkan data yang mereka ambil (Frankie &
Wallen, 2000). Tiga proses atau cara yang akan digunakan bisa berupa
dari sumber satu, itu harus disinkronkan dengan sumber data lain (Gall, Gall,
kepada fenomena dengan menilai bukti dari sumber. Sebuah data dapat
diklaim valid jika data yang dimiliki diperoleh dari beberapa sumber bisa
47
Bertolak dari pendapat para ahli di atas, maka data penelitian tentang
jenis-jenis tindak tutur dan makna pragmatik bahasa guru pada pembelajaran
oleh pakar bahasa, yaitu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. sebagai penyidik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tiga hal, yaitu (1) deskripsi data, (2) hasil
bahasa guru serta makna pragmatik yang terdapat dalam tuturan guru pada
2016-2017.
langsung dan tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal dan tindak tutur
tidak literal. Adapun interseksi berbagai jenis tindak tutur yaitu tindak tutur
langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung
tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penelitian ini
jenis tindak tutur dan makna pragmatik dari bahasa guru dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia yang akan dianalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50
menyesuaikan kalimat yang diujarkan sesuai dengan konteks atau dengan kata
bersama oleh penutur dan mitra tutur, serta mendukung interpretasi mitra tutur
atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur itu dalam keselurahan proses
Bahasa Indonesia yang akan dianalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Konteks:
Dituturkan oleh seorang guru di
dalam kelas pada saat ada seorang
siswa yang bertanya terkait tugas
sebelumnya.
52
Konteks:
Dituturkan oleh seorang guru kepada
siswanya di dalam kelas pada saat ia
selesai mengabsensi semua hadir pada
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Konteks:
Tuturan ini disampaikan oleh seorang
guru kepada siswanya di dalam kelas
pada saat ia menjelaskan contoh
amanat pada cerita rakyat.
53
Jumlah 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Hasil analisis penelitian ini disajikan dengan urutan sebagai berikut, (1)
mendeskripsikan makna pragmatik apa sajakah yang hadir dari tuturan guru pada
2016/2017.
tindak tutur yang digunakan dalam tuturan guru pada pembelajaran Bahasa
Indonesia, yaitu tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur
tidak literal, tindak tutur langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung literal.
memerintah, dan memberikan informasi. Akan tetapi, setiap tuturan guru yang
Ditinjau dari segi pragmatik ditemukan beberapa makna yang terkandung dalam
tuturan guru yaitu perintah, teguran, suruhan, pujian, peringatan, nasihat, sindiran,
makna pragmatik yang terkandung dari tuturan guru pada pembelajaran Bahasa
55
4.2.1 Jenis-jenis Tindak Tutur yang Terdapat dalam Bahasa Guru pada
Jenis-jenis tindak tutur dalam Wijana (1996), yaitu tindak tutur langsung
dan tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal.
sementara itu, interseksi berbagai jenis tindak tutur yaitu tindak tutur langsung
literal dan tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal,
dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memaparkan berbagai macam jenis tindak tutur yang digunakan guru di kelas
untuk berkomuniksai dengan siswa. Hasil data yang dianalisis dapat dipaparkan
sebagai berikut.
penelitian ini ditemukan 38 yang merupakan jenis tindak tutur langsung. Berikut
ini dipaparkan 5 dari 38 data yang tergolong tindak tutur langsung literal.
Data (1) Guru :“Baik, saya absen dulu ya. Apakah hari ini hadir semua?”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di dalam
ruang kelas pada saat ia akan mengawali pembelajaran.
Pada data (1) dijumpai tuturan “Baik, saya absen dulu ya. Apakah hari ini
langsung karena tuturan tersebut menggunakan kalimat tanya untuk bertanya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tujuannya penutur ingin mengetahui jawaban dari mitra tutur terkait siapa saja
Berikut ini dipaparkan contoh data kedua yang tergolong tindak tutur
langsung.
Tuturan guru pada data (13) yang berbunyi “Coba dibaca yang pertama”,
ditujukan kepada seluruh siswa pada saat selesai menjelaskan materi sebelumnya.
Tuturan tadi dapat diklasifikasikan sebagai tindak tutur langsung karena tuturan
Berikut ini dipaparkan contoh data ketiga yang tergolong tindak tutur
langsung.
sebagai tindak tutur langsung karena tuturan tersebut menggunakan kalimat tanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
untuk bertanya dan tujuannya penutur ingin mengetahui jawaban dari mitra tutur
Berikut ini dipaparkan contoh data keempat yang tergolong tindak tutur
langsung.
Tuturan (67) yang berbunyi “Coba tunjuk jari yang belum maju”, juga
seluruh mitra tutur yang belum maju bercerita di depan kelas. Tuturan tadi dapat
Berikut ini dipaparkan contoh data kelima yang tergolong tindak tutur
langsung.
Data (73) Guru :”Nah, itu ada 25 soal. Kalian tolong perhatikan
saya dulu, jangan ngobrol terus!”
Siswa : (Berhenti berbicara)
Konteks : Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru yang
kesal kepada siswanya karena mereka tidak memperhatiakan
penjelasannya.
Selain keempat data di atas, peneliti juga menemukan jenis tindak tutur
langsung pada data (73) yang berbunyi “Jangan ngobrol terus”. Tuturan ini
Tuturan tadi dapat diklasifikasikan sebagai tindak tutur langsung karena tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tersebut menggunakan kalimat perintah untuk menegur mitra tutur agar berhenti
tuturan maka akan semakin tidak langsunglah maksud dari tuturan itu.
tergolong tindak tutur tidak langsung. Berikut ini dipaparkan 4 contoh dari 7 data
Tuturan (51) diutarakan oleh seorang guru kepada siswanya yang terlihat
asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, ketika siswa lain sibuk
catatan, tetapi secara tidak langsung menegur Hanida untuk tidak mengobrol
Berikut ini dipaparkan contoh data kedua yang tergolong tindak tutur tidak
langsung.
Data (55) Guru : “Waktunya tinggal hari ini dan besok karena jumat
libur.”
Siswa : (Menyimak)
Konteks : Tuturan ditujukan kepada seluruh mitra tutur di
kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung, terkait
waktu yang tersisa sebelum UKK dimulai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dengan waktu yang tersisa sebelum UKK. Tuturan guru ini tidak sekadar
Berikut ini dipaparkan contoh data ketiga yang tergolong tindak tutur tidak
langsung.
Tuturan (91) diutarakan oleh seorang guru kepada siswanya pada saat
kondisi kelas tidak kondusif. Tuturan guru ini tidak hanya berfungsi untuk
agar tidak gaduh ketika sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Berikut ini dipaparkan contoh data keempat yang tergolong tindak tutur
tidak langsung.
Data (92) Guru : “Sudah ya, berarti hari ini adalah pertemuan
terakhir pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
XE. Minggu depan UKK.”
Siswa :“Allhamdulilah.”
Konteks : Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
dalam kelas pada saat ia akan mengakhiri pembelajaran.
Tuturan guru pada data (92) yang berbunyi “Minggu depan UKK”, juga
tergolong jenis tindak tutur tidak langsung. Tuturan guru tersebut ditujukan
60
siswanya ini dapat diklasifikasikan sebagai tuturan tidak langsung karena penutur
tutur untuk belajar dan mempersiapkan diri mengikuti ujian kenaikan kelas.
Wijana (1996:32) Tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act) adalah
tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan makna kata-kata yang
tindak tutur tidak literal karena apa yang dimaksudkan oleh guru tidak sama
menemukan 2 data tuturan guru yang tergolong jenis tindak tutur tidak literal.
Berikut ini disajikan data tuturan yang tergolong jenis tindak tutur tidak literal.
sekali”, ditujukan kepada salah satu siswa bernama Rina yang dianggap memiliki
tulisan tangan tidak rapi. Kalimat yang diucapkan guru tersebut bukanlah tuturan
yang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penutur. Jadi, tuturan ini termasuk
61
Data (52) Guru : “Adam, semangat sekali. Sudah makan belum tadi?”
Adam : “Sudah, Pak.”
Konteks: Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
seorang siswa (Adam) yang terlihat tiduran di kelas pada saat
pembelajaran sedang berlangsung.
Selanjutnya, tuturan (52) yang berbunyi “Adam, semangat sekali. Sudah
makan belum tadi”, dituturkan oleh seorang guru kepada salah satu siswa
bernama Adam yang terlihat tiduran di kelas pada saat pembelajaran sedang
berlangsung. Kalimat yang diucapkan guru tersebut bukanlah tuturan yang sesuai
dengan yang dimaksudkan oleh penutur. Dengan demikian, tuturan ini termasuk
literal speech act) adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan
tuturan guru dapat dikatakan sebagai tindak tutur langsung literal karena maksud
penelitian, peneliti menemukan 22 data tuturan guru yang tergolong tindak tutur
langsug literal. Berikut ini dipaparkan 5 dari 22 data yang tergolong tindak tutur
langsung literal.
Data (11) Guru : “Husst.. tolong hargai Aris yang sedang bercerita.
Jangan pada gaduh!”
Siswa : (Diam).
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya pada
saat kondisi kelas tidak kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Peneliti menemukukan jenis tindak tutur langsung literal pada data (11)
yang berbunyi “Huust, tolong hargai Aris yang sedang bercerita. Jangan pada
gaduh”. Tuturan tersebut tercipta karena kondisi kelas tidak kondusif ketika salah
satu mitra tutur sedang bercerita tentang cerita rakyat dari Desa Siwarak. Tuturan
tadi dapat diklasifikasikan sebagai tindak tutur langsung literal karena modus
tuturan berupa teguran dan makna kata-katanya digunakan untuk menegur mitra
Berikut ini dipaparkan contoh data kedua yang tergolong tindak tutur
langsung literal.
Data (45) Guru : “Kalau durhaka bisa dikutuk menjadi batu. Tolong
jangan meniru Malin Kundang. Kalau kalian besok sudah
sukses, pulang ke rumah menemui ibu, lalu ibumu tak
secantik dan seganteng kamu lagi. Jadi, jangan
melupakan perjuangan seorang ibu!”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks : Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
ruang kelas pada saat selesai membaca cerita Malin Kundang.
modus tuturan guru tadi berupa nasihat dan makna kata-katanya juga merupakan
sebuah nasihat untuk siswa agar tidak durhaka kepada ibu. Nasihat tersebut
terlihat dari kalimat ”Jangan meniru Malin Kundang, .... Jadi, jangan melupakan
Berikut ini dipaparkan contoh data ketiga yang tergolong tindak tutur
langsung literal.
Data (64) Guru : “Tolong yang piket hari ini ambil buku paket
Bahasa Indonesia di kelas XD lantai atas ya!”
Siswa : “Yok... yok ambil buku.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
guru tersebut berupa „perintah‟. Perintah guru tersebut terlihat dari kalimat “Ambil
buku paket.....”. Tuturan guru tersebut antara modus dan makna kalimat sama
Berikut ini dipaparkan contoh data keempat yang tergolong tindak tutur
langsung literal.
Data (90) Guru : “Kalian kalau nulis nama jangan sampai salah,
pakai huruf kapital semua.”
Siswa : “Baik, Bu.”
Konteks: Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
siswanya di dalam kelas karena sebagian besar tulisan mereka
sulit untuk dibaca.
Tuturan (90) merupakan jenis tindak tutur langsung literal karena modus
peringatan, yaitu “Kalian kalau nulis nama jangan sampai salah, pakai huruf
Berikut ini dipaparkan contoh data kelima yang tergolong tindak tutur
langsung literal.
Data (54) Guru : “Kegiatan utama kalian itu belajar. Jadi, kalau
mau sukses ya belajar.”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks: Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
siswanya di dalam kelas sehubungan dengan siswa yang
mengeluh karena banyak materi yang harus dipelajari untuk
UKK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
modus tuturan guru tadi berupa nasihat dan makna kata-katanya juga merupakan
sebuah nasihat untuk siswa agar tidak malas belajar. Nasihat tersebut terlihat dari
kalimat “Kegiatan utama kalian itu belajar. Jadi, kalau mau sukses ya belajar.”
4.2.1.5 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal (Indirect Literal Speech Act)
(indirect literal speech act) adalah tindak tutur yang diucapkan dengan modus
kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata-kata
yang menyusunnya sesuai dengan yang dimaksudkan penutur. Dalam tindak tutur
ini maksud memerintah diutarakan dengan kalimat berita atau tanya. Berdasarkan
hasil penelitian, peneliti menemukan 24 data tuturan guru yang tergolong tindak
tutur tidak langsung literal. Berikut ini dipaparkan 5 contoh dari 24 data yang
Berikut ini dipaparkan contoh data pertama yang tergolong tindak tutur
Tuturan guru pada data (10) yang berbunyi “Ada yang bisa memberikan
contoh cerita rakyat dari Banyumas atau Purbalingga”, merupakan jenis tindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tutur tidak langsung literal. Tutuan ini ditujukan kepada mitra tutur terkait konsep
menanyakan contoh dari cerita rakyat. Tuturan guru kepada siswanya ini dapat
kalimat tanya untuk membuat suatu tindak ilokusi tidak langsung yaitu
memerintahkan mitra tutur memberikan jawaban terkait contoh cerita rakyat dari
Berikut ini dipaparkan contoh data kedua yang tergolong tindak tutur tidak
langsung literal.
Data (59) Guru : “Begitu saja ya, tugas dibuat karena sudah mau
UKK.”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks : Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
siswanya di dalam kelas sebelum mengakhiri pembelajaran.
Tuturan (59) tergolong tindak tutur tidak langsung literal. Tuturan guru
yang berbunyi “Begitu saja ya, tugas dibuat karena sudah mau UKK”, tidak
hanya sekadar menginformasikan kepada siswa terkait waktu UKK yang semakin
dekat, akan tetapi secara tidak langsung membuat suatu tindak ilokusi yaitu
Berikut ini dipaparkan contoh data ketiga yang tergolong tindak tutur tidak
langsung literal.
Data (19) Guru : “Nah, kemudian jenis cerita rakyat yang kedua itu
apa?”
Siswa : “Legenda.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada data (19) peneliti menemukan tuturan guru yang berbunyi “Nah,
kemudian jenis cerita rakyat yang kedua itu apa”. Tuturan guru ini, merupakan
tuturan tidak langsung literal karena penutur menggunakan kalimat tanya untuk
membuat suatu tindak ilokusi tidak langsung yaitu memerintahkan mitra tutur
untuk memberikan jawaban terkait jenis cerita rakyat setelah fabel. Kemudian
mitra tutur menjawab „legenda‟, hal ini menandakan bahwa mitra tutur mengerti
Berikut ini dipaparkan contoh data keempat yang tergolong tindak tutur
Tuturan (32) merupakan tindak tutur tidak langsung literal karena penutur
langsung, yaitu memerintahkan mitra tutur untuk belajar secara mandiri materi
asala-usul tumbuhan.
Berikut ini dipaparkan contoh data kelima yang tergolong tindak tutur
67
Pada data (32) juga merupakan jenis tindak tutur tidak langsung literal.
Hal ini dapat dilihat dari tuturan guru yang berbunyi “Latar si apa”. Tutuan ini
ditujukan kepada mitra tutur terkait konsep latar dalam cerita rakyat. Kemudian
dalam cerita rakyat. Tuturan guru kepada siswanya ini, dapat diklasifikasikan
sebagai tuturan tidak langsung literal karena penutur menggunakan kalimat tanya
untuk membuat suatu tindak ilokusi tidak langsung yaitu, memerintahkan mitra
4.2.2 Makna Pragmatik yang Hadir dalam Jenis-jenis Tindak Tutur Bahasa
menyesuaikan kalimat yang diujarkan sesuai dengan konteks atau dengan kata
bersama oleh penutur dan mitra tutur, serta mendukung interpretasi mitra tutur
atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur itu dalam keselurahan proses tuturan.
Berikut makna pragmatik yang terdapat dalam bahasa guru pada pembelajaran
68
melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini dipaparkan 4 contoh data yang bermakna
perintah.
Tuturan guru di atas tidak hanya sekadar untuk bertanya kepada mitra tutur
mengenai amanat yang terdapat pada cerita Malin Kundang. Hal ini didukung
oleh jawaban dari mitra tutur (Lia) yang menjawab “Jangan jadi anak
durhaka.”
Data (60) Guru :“Baik, sebelum memulai pelajaran doa dulu ya,
silahkan berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing!”
Siswa : (Berdoa)
Konteks : Tututran ini disampaikan oleh seorang guru
kepada siswanya di dalam kelas pada saat pembelajaran akan
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tuturan guru di atas bermakna perintah yang ditujukan kepada mitra tutur
untuk memulai pelajaran dengan berdoa. Kemudian mitra tutur berdoa secara
pribadi. Hal tersebut menandakan bahwa mitra tutur mengerti maksud penutur.
Data (92) Guru : “Sudah ya, berarti hari ini adalah pertemuan
terakhir pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
XE. Minggu depan UKK.”
Siswa :“Allhamdulilah.”
Konteks : Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
dalam kelas pada saat ia akan mengakhiri pembelajaran.
bercakap atau bisa juga berupa ucapan. Dalam penelitian ini dipaparkan 2
Data (1) Guru :“Baik, saya absen dulu ya. Apakah hari ini hadir semua?”
Siswa: “Iya, Pak.”
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di dalam
ruang kelas pada saat ia akan mengawali pembelajaran.
kehadiran siswa yang maknanya berupa sapaan. Hal ini dapat dilihat dari
70
semuanya.”
Data (12) Guru : “Husst.. tolong hargai Aris yang sedang bercerita.
Jangan pada gaduh!”
Siswa : (Diam)
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
dalam kelas pada saat kondisi kelas tidak kondusif.
Tuturan guru di atas bermakna teguran kepada mitra tutur untuk tidak
membuat kegaduhan di dalam kelas ketika ada siswa yang sedang bercerita.
dengan teman sebangkunya ketika siswa lain sibuk mencatat. Tuturan guru ini
71
Tuturan guru tersebut ditujukan kepada siswa pada saat kondisi kelas tidak
kondusif. Tuturan guru ini tidak sekadar berfungsi untuk bertanya. Namun,
dibalik pertanyaan itu mengandung maksud menegur siswa agar tidak gaduh
makna yang terkandung berupa suruhan. Hal ini dapat dilihat dari kalimat
menyuruh mitra tutur untuk membaca secara mandiri dan aktif mencari
72
makna yang terkandung berupa suruhan. Hal ini dapat dilihat dari kalimat
yang berbunyi “Coba tujuk jari yang belum maju”. Tuturan ini jelas
menyuruh mitra tutur yang belum bercerita di depan kelas untuk tunjuk jari.
Kemudian mitra tutur yang merasa belum maju menunjukan jarinya. Hal ini
menandakan bahwa mitra tutur yang belum maju bercerita mengerti maksud
penutur.
Data (88) Guru : “Jadi, kalau ada kata-kata sulit kalian bisa cari di
KBBI. Download KBBI! kalian tidak perlu bertanya
hal yang tidak perlu ditanyakan.”
Siswa : “Iya, Bu.”
Konteks: Tuturan guru tersebut ditujukan kepada seluruh
siswa di dalam kelas untuk mengunduh KBBI.
Tuturan guru di atas menggunakan modus kalimat perintah. Namun,
makna yang terkandung berupa suruhan. Hal ini dapat dilihat dari kalimat
yang berbunyi “Download KBBI”. Tuturan ini jelas menyuruh siswa untuk
sehingga siswa tidak perlu bertanya kepada guru kata-kata yang sebenarnya
73
Tuturan guru di atas bermakna pujian yang ditujukan kepada siswa pada
Indonesia. Pujian tersebut dapat dilihat dari kalimat yang berbunyi “Wah,
Tuturan guru di atas secara tidak literal bermakna sindiran yang ditujukan
kepada seorang siswa (Rina). Kalimat sindiran tersebut berbunyi “Wah, Rina
tidak rapi.
Data (52) Guru : “Adam, semangat sekali. Sudah makan belum tadi?”
Adam : “Sudah, Pak.”
Konteks: Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
seorang siswa (Adam) yang terlihat tiduran di kelas pada saat
pembelajaran sedang berlangsung.
Tuturan guru di atas secara tidak literal bermakna sindiran yang ditujukan
74
Nasihat dapat diartikan sebagai suatu ajaran atau pelajaran baik yang
diberikan guru kepada siswa. Dalam penelitian ini dipaparkan 2 contoh data
bermakna nasihat.
Data (45) Guru : “Kalau durhaka bisa dikutuk menjadi batu. Tolong
jangan meniru Malin Kundang. Kalau kalian besok
sudah sukses, pulang ke rumah menemui ibu, lalu
ibumu tak secantik dan seganteng kamu lagi. Jadi,
jangan melupakan perjuangan seorang ibu!”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
dalam kelas pada saat menjelaskan unsur amanat dalam cerita
rakyat.
tuturan ini dimaksudkan memberikan nasihat kepada mitra tutur untuk tidak
tersebut terlihat dari kata ”Jangan meniru Malin Kundang, .... Jadi, jangan
Data (54) Guru : “Kegiatan utama kalian itu belajar. Jadi kalau
mau sukses ya belajar!”
Siswa : “Iya, Pak.”
sukses harus belajar dengan giat karena tugas utama seorang pelajar adalah
belajar. Nasihat tersebut terlihat dari kata “Kegiatan utama kalian itu belajar.
75
Data (90) Guru : “Kalian kalau nulis nama jangan sampai salah, pakai
huruf kapital semua.”
Siswa :”Baik, Bu.”
Konteks: Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
siswanya di dalam kelas karena sebagian besar tulisan mereka
sulit untuk dibaca.
tutur menjawab baik Bu. Hal tersebut menandakan bahwa mitra tutur mengerti
maksud penutur.
76
Saran dapat diartikan sebagai suatu pendapat, usul, atau anjuran yang
Data (16) Guru : “Dulu saya didongengi senang banget, tapi kalau
anak-anak zaman sekarang itu sukanya main
gadget. Sebenarnya bisa itu gadget dimanfaatkan
dengan baik dan browsing dongeng-dongeng di
internet untuk mengasah imajinasi.”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru di dalam kelas pada
saat ia mengetahuai bahwa banyak siswanya yang masa
kecilnya jarang mendengarkan dongeng.
imajinasi dapat terasah secara optimal. Tuturan guru ini dikatakan bermakna
saran karena untuk mengasah imajinasi tidak harus dari internet, tetapi bisa
melalui berbagai macam media seperti, surat kabar, buku, televisi, radio, dsb.
Data (16) Guru : “Teman kalian bilang contohnya Gajah dan tikus,
benar atau tidak ini?”
Siswa : “Benar, Pak.”
Konteks : Dituturkan oleh seorang guru kepada siswa di
dalam kelas sehubungan dengan jawaban salah seorang
siswa tentang contoh dari cerita fabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
klarifikasi dari mitra tutur. Kemudian siswa menjawab tidak. Hal tersebut
tutur tentang kelegendaan Danau Toba. Kemudian dijawab iya legenda. Hal
Kemudian dijawab sudah Bu oleh semua mitra tutur. Hal tersebut menandakan
mendeskripsikan makna pragmatik apa sajakah yang hadir dari bahasa guru pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2016/2017.
tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal tindak tutur
tidak literal. sementara itu, interseksi berbagai jenis tindak tutur, yaitu tindak
tutur langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur
langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Berdsarkan
hasil analisis penelitian, peneliti menemukan beberapa jenis tindak tutur yang
muncul dalam bahasa guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi tindak
tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur tidak literal, tindak tutur
makna. Makna tersebut dapat dilihat dari segi pragmatik. Menurut Rahardi
Konteks pragmatik adalah segala macam aspek yang sifatnya diluar bahasa yang
menjadi penentu pokok bagi kehadiran sebuah makna kebahasaan. Ditinjau dari
segi pragmatik ditemukan beberapa makna yang terkandung dalam tuturan guru
bahasa guru dan makna pragmatik yang hadir dari tuturan guru pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2016/2017.
4.3.1 Jenis-jenis Tindak Tutur yang Terdapat dalam Bahasa Guru pada
pendapat Chaer tersebut, tindak tutur terbagi menjadi beberapa jenis yang
tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, tindak tutur tidak literal, tindak
tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung
tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Selain dipengaruhi
kemampuan bahasa seseorang, berbagai jenis tindak tutur ini juga dipengaruhi
Adapun berbagai macam jenis tindak tutur yang ditemukan dalam bahasa
tujuan tuturan, dan tuturan sebagai bentuk tindakan. Dalam penelitian ini,
peneliti menemukan lima jenis tindak tutur yang digunakan guru pada
pembelajaran Bahasa Indonesia yakni tindak tutur langsung, tindak tutur tidak
langsung, tindak tutur tidak literal, tindak tutur langsung literal, dan tindak tutur
80
Jenis tindak tutur yang pertama yakni tindak tutur langsung. Peneliti
kalimat tanya untuk bertanya, dan kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak,
menemukan penanda tuturan guru yang tergolong sebagai tindak tutur langsung.
disampaikan secara langsung tanpa ada makna tersirat yang terkandung dalam
tuturan tersebut. Jika dilihat dari hasil temuan dan analisis, sebagian besar tindak
tutur langsung ini berupa perintah dan pertanyaan yang diutarakan secara
Sejalan dengan pendapat Wijana di atas, maka tuturan guru yang berupa
perintah untuk menyuruh. Tindak tutur langsung yang berupa kalimat tanya
ketika guru memerintah secara langsung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tuturan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Data (1) Guru :“Baik, saya absen dulu ya. Apakah hari ini hadir
semua?”
Siswa : “Iya, Pak.”
Konteks: Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
dalam ruang kelas pada saat ia akan mengawali pembelajaran.
Pada data (1) peneliti menemukan tuturan guru yang berbunyi “Baik, saya
absen dulu ya. Apakah hari ini hadir semua”. Konteksnya, penutur sedang
Kemudian siswa menjawab iya Pak, artinya mereka secara langsung mengerti apa
Tuturan pada data (67) di atas, ditujukan kepada seluruh siswa yang belum
maju bercerita di depan kelas. Tuturan tadi dapat diklasifikasikan sebagai tindak
untuk menyuruh mitra tutur mengangkat tangan bagi yang merasa belum maju
bercerita. Kemudian siswa yang belum maju mengangkat tangan, artinya mereka
Bertolak dari jenis tindak tutur langsung, jenis tindak tutur kedua yaitu
tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur tidak langsung merupakan kebalikan dari
tindak tutur langsung. Jika tindak tutur langsung suatu tuturan yang tidak
mengandung makna tersirat dan dapat dijawab secara langsung, berbeda dengan
tindak tutur tidak langsung yang biasanya tidak dapat dijawab secara langsung,
82
Selain itu, untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan dengan
kalimat berita atau tanya agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya
sekurang-kurangnya 7 jenis tindak tutur tidak langsung yang digunakan guru pada
2016/2017.
tuturan guru dikatakan tidak langsung apabila kalimat tanya diutarakan untuk
guru berupa kalimat tanya yang berupa teguran, tujuannya agar mitra tutur/siswa
tidak merasa tersinggung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tuturan berikut:
Tuturan (51) dan (91) memiliki kesamaan yaitu diutarakan oleh seorang
guru secara tidak langsung menggunakan kalimat tanya untuk menegur siswa agar
tidak gaduh dan berbicara sendiri ketika sedang mengerjakan tugas. Jadi, dengan
menggunakan kalimat tanya untuk menegur diharapkan tidak membuat mitra tutur
83
Berikut ini contoh tindak tutur tidak langsung dari tuturan guru yang
Data (92) Guru : “Sudah ya, berarti hari ini adalah pertemuan
terakhir pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
XE. Minggu depan UKK.”
Siswa :“Allhamdulilah.”
Konteks : Dituturkan oleh seorang guru kepada siswanya di
dalam kelas pada saat ia akan mengakhiri pembelajaran.
Pembahasan ketiga yaitu jenis tindak tutur tidak literal. Tindak tutur tidak
literal atau nonliteral speech act adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama
tuturan guru yang tergolong jenis tindak tutur tidak literal. Hal ini terlihat dari
seorang guru kepada siswanya pada saat ia melihat catatan salah satu siswa (Rina)
yang dianggap tidak rapi. Tuturan guru ini dikatakan tidak literal karena makna
Jenis tindak tutur keempat yaitu tindak tutur langsung literal. Tindak tutur
langsung literal lebih menekankan pada apa yang dituturkan oleh guru benar-
benar sama antara modus tuturan dan maknanya. Dengan kata lain, maksud
84
penelitian, tuturan guru yang tergolong jrnis tindak tutur langsung literal dijumpai
dalam modus kalimat perintah dengan maksud memerintah mitra tutur untuk
mengambil buku paket, seperti pada tuturan (64) yang berbunyi “Tolong yang
piket hari ini ambil buku paket Bahasa Indonesia di kelas XD lantai atas ya!”.
Kedua, maksud bertanya dengan kalimat tanya seperti pada tuturan (20) “Kalau
Danau Toba itu legenda bukan?”, dan ketiga terlihat pada tuturan (45) yang
berbunyi “Kalau durhaka bisa dikutuk menjadi batu. Tolong jangan meniru
Malin Kundang. Kalau kalian besok sudah sukses, pulang ke rumah menemui ibu,
lalu ibumu tak secantik dan seganteng kamu lagi. Jadi, jangan melupakan
perjuangan seorang ibu!”, modus tuturan guru tersebut berupa nasihat dan
maknanya juga nasihat kepada mitra tutur untuk tidak durhaka kepada ibu.
Jenis tindak tutur terakhir yaitu tindak tutur tidak langsung literal. Sesuai
dengan pengertiannya bahwa, tindak tutur tidak langsung literal merupakan tindak
tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud
tuturan guru yang termasuk tindak tutur tidak langsung literal, peneliti
menemukan bahwa sebagian besar menggunakan modus kalimat tanya dan berita
guru ini biasanya berupa kalimat tanya yang menanyakan suatu materi tertentu,
tujuannya untuk mengetes pemahaman siswa. Namun, tuturan guru tersebut tidak
85
lebih lanjut terkait jenis tindak tutur tidak langsung literal dapat dilihat pada
tuturan (10) yang berbunyi “Cerita rakyat itu cerita yang berkembang di rakyat
dan lebih banyak dari obrolan mulut ke mulut, akhirnya menjadi budaya cerita
rakyat. Ada yang bisa memberikan contoh cerita rakyat dari Banyumas atau
Purbalingga?”.
paling menonjol adalah tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung
literal. Kedua jenis tindak tutur ini paling menonjol dan banyak digunakan guru
4.3.2 Makna Pragmatik yang Hadir dalam Jenis-jenis Tindak Tutur Bahasa
memerintah, dan memberikan informasi. Akan tetapi, setiap tuturan guru yang
sendiri. Konteks pragmatik adalah segala macam aspek yang sifatnya diluar
bahasa yang menjadi penentu pokok bagi kehadiran sebuah makna kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Latar belakang serta pengetahuan yang sama antara penutur dan mitra tutur akan
baik dari penutur kepada mitra tutur dan sebaliknya, dilatarbelakangi oleh
pengetahuan masing-masing.
komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Jika antara penutur dan mitra tutur
tidak dapat menangkap makna atau maksud dari tuturan, akan dapat
ditemukan beberapa makna yang terkandung dalam tuturan guru yaitu perintah,
Data (25) Guru : “Selanjutnya, jenis cerita pelipur lara. Apa itu pelipur
lara?”
Siswa : “Cerita yang menghibur.”
Konteks: Tuturan ini disampaikan oleh seorang guru kepada
siswanya di dalam kelas pada saat ia menjelaskan jenis-jenis
cerita rakyat.
tanya. Kalimat tanya ini dapat dilihat dari pertanyaan guru pada kalimat “Apa itu
cerita pelipur lara?”. Pertanyaan ini ditujukan untuk memerintah siswa supaya
87
bahwa pertanyaan yang diajukan oleh guru tidak sekadar untuk bertanya dan
cerita pelipur lara. Bertolak dari makna perintah yang bersifat tidak langsung,
penelitian ini juga menemukan bentuk perintah secara langsung, seperti pada
tuturan (4) yang berbunyi “Nanti selesai pelajaran, tugas minggu lalu
digunakan guru dalam berinteraksi dengan siswa tidak hanya berupa pertanyaan
guru dengan siswa yang menggunakan modus kalimat perintah yang bermakna
„menasihati‟. Seperti pada contoh data (40) Guru : “Kalau durhaka bisa dikutuk
menjadi batu. Tolong jangan meniru Malin Kundang. Kalau kalian besok sudah
sukses, pulang ke rumah menemui ibu, lalu ibumu tak secantik dan seganteng
kamu lagi. Jadi, jangan melupakan perjuangan seorang ibu!”. Tuturan guru
seperti pada contoh di atas, biasanya banyak dijumpai pada saat ada suatu materi
yang di dalamnya mengandung pesan moral yang wajib diberikan kepada siswa
Bertolak dari tuturan guru yang bermakna nasihat, pada saat proses
yang bermakna memberikan saran. Saran dapat diartikan sebagai suatu pendapat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
data bermakna „saran‟ dari guru kepada siswa. Data (18) Guru : “Dulu saya
didongengi senang banget, tapi kalau anak-anak zaman sekarang itu sukanya
main gadget. Sebenarnya bisa itu gadget dimanfaatkan dengan baik dan browsing
misalnya, “Sebenarnya bisa itu gadget dimanfaatkan dengan baik dan browsing
ditujukan kepada siswanya pada saat ia mengetahui bahwa banyak siswa yang
semasa kecilnya jarang mendengarkan dongeng. Tuturan guru di atas tidak hanya
berupa informasi, tetapi terkandung maksud memberikan saran kepada mitra tutur
internet. Dengan demikian, imajinasi dapat terasah secara optimal. Tuturan guru
ini dikatakan bermakna saran karena untuk mengasah imajinasi tidak harus dari
internet, tetapi bisa melalui berbagai macam media seperti, surat kabar, buku,
langsung maupun tidak langsung lebih sering muncul ketimbang makna yang lain.
Selanjutnya, makna pragmatik kedua yang sering muncul yaitu klarifikasi. Guru
Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangreja sering bertanya suatu hal untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
aktif bertanya. Selain kedua makna tersebut, makna pragmatik lainnya seperti
sapaan biasanya diutarakan sebelum pembelajaran, teguran untuk siswa yang ribut
di kelas, nasihat, suruhan, pujian, peringatan, sindiran, dan saran juga sesekali
Karangreja tahun ajaran 2016/2017, peneliti menemukan 5 jenis tindak tutur serta
10 makna pragmatik yang hadir dalam tuturan guru. Hasil analisis dan
pembahasan penelitian ini, berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 7 Jember adalah, ditemukannya fungsi tindak
tutur ekspresif guru antara lain: fungsi sapaan, fungsi mengungkapkan rasa marah,
Selain itu, ditemukan juga perlokusi yang ditimbulkan oleh tindak tutur ekspresif
modus obligatif, dan modus desiratif. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh
Iwan Khairi Yahya (2013) dengan judul Tindak Tutur Direktif dalam Interaksi
Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di SMA Negeri 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Mlati Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian Iwan
dan fungsi tindak tutur direktif yang lain dengan jumlah 315 tuturan dari jumlah
826 tuturan direktif. Jenis tindak tutur direktif yang ditemukan meliputi jenis
tindak tutur direktif yang ditemukan meliputi fungsi meminta, memohon, berdoa,
Penelitian yang dilakukan oleh Sutik Susmiati (2012) dan Iwan Khairi
Yahya (2013) meneliti tindak tutur dengan kajian pragmatik. Hal yang
membedakan dua pihak tersebut dengan penelitian ini, terletak pada objek
penelitian. Sutik Susmiati (2012) menekankan pada jenis ekspresif tindak tutur
guru, sedangkan Iwan Khairi Yahya (2013) menekankan pada jenis direktif tindak
tutur guru. Oleh karena itu, peneliti mencoba menemukan jenis-jenis tindak tutur
dan menemukan jenis tindak tutur yang paling dominan digunakan adalah, tindak
tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung literal. Kedua jenis tindak tutur ini
91
dalam tuturan guru yaitu perintah, sapaan, teguran, suruhan, pujian, sindiran,
dominan sering muncul pada tuturan guru adalah perintah, klarifikasi, dan
peringatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan memaparkan dua hal pokok, yaitu (1) simpulan data dan
(2) saran. Simpulan berisi rangkuman keseluruhan isi dari penelitian ini,
peneliti lain.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV mengenai “Jenis-jenis
Tindak Tutur dan Makna Pragmatik Bahasa Guru pada Pembelajaran Bahasa
tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur tidak literal,
tindak tutur langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung literal. Adapun
jenis tindak tutur yang paling dominan sering muncul dari tuturan guru adalah
tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung literal. Kedua jenis
tindak tutur ini paling menonjol dan banyak digunakan guru dalam
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kedua, ditinjau dari segi pragmatik makna yang muncul dalam bahasa
maupun tidak langsung lebih sering muncul ketimbang makna yang lain.
Guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangreja sering bertanya suatu hal
pujian, peringatan, sindiran, dan saran juga sesekali hadir dalam tuturan guru.
tindak tutur guru bukanlah persoalaan yang mudah. Penentuan makna tidak
hanya dilihat dari segi konteks, tetapi modus tuturan juga mempengaruhi
5.2 Saran
2. Bagi peneliti yang berminat dengan tema yang sama perlu menindaklanjuti
penelitian dengan kajian lebih lengkap dari semua aspek tuturan, supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
penelitian ini menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday & Ruqaiya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks; Aspek-aspek
Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Khairil, Yahya Iwan. 2013. Tindak Tutur Direktif dalam Interaksi Belajar
Mengajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di SMA Negeri
1 Mlati Sleman Yogyakarta. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
UNY.
Parker, Frank. 1986. Linguistics for Non-Linguist. London: Little, Brown and
Company Inc.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Susmiati, Sutik. 2012. Tindak Tutur Ekspresif Guru Terhadap Siswa dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 7 Jember.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Jember.
TABULASI DATA PENELITIAN JENIS-JENIS TINDf\.K TUTUR DAN MAKNA PRAGMATIK BAHASA GURU PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NItGERI I KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN
AJARAN2016/2017
Keterangan:
1. Berilah tanda centang pada kolom triangulasi jika setuju atau tidak> terhadap jenis tindak tutur yang ditentukan
2. Berilah catatan pada kolom keterangan triangulator
Data 1
Trianggulasi
Keterangan
No. Data Tuturan Konteks Jenis Tindak Tutur MaknaPragmatik
Setuju Tidak Triangulator
1. Guru : "Baik, saya Penutur: guru. Tindak tutur ~angsung Tuturan guru.tersebut
absen dulu ya. Apakah Mitra tutur: siswa. karena modus kalimat menggunakan kalimat
han ini hadir semua?" Konteks: Tuturan tanya diguna~an untuk tanya Apakah hari' int
Siswa : "Iya, Pak." ditujukan kep"ada bertanya. hadir semua?
seluruh mitra tutur di Maknanya berupa sapaan
ruang kelas· sebelum yang ditujukan kepada
pembelajaran ';
seluruh siswa.
;;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimulai.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XH.
i
2. Guru : "Wah, Penutur: guru. Tindak tutur ~iteral Tuturan gttu diutarakan
temyata kalian rajin- l\'litra tutur: siswa karena apa y~ng dengan makna memuji v' ~~f~
.
rajin val"
''''' Konteks: Tuturan dimaksudkart oleh guru siswa.kelas XH karena
rO~~
Siswa : "Jelas, Pak." ditujukan kepada sarna dengan: makna semua hadir dalam
seluruh mitra tutur di kata-kata yaJ1g pembelajaJ:1an Bahasa
kelas karena semua menyusunnyCfl· Indonesia.
.lvv'cL~
hadirpada
pembelajaran Bahasa -hf'~'
Indonesia.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Guru : "Kehadiran Penutur: guru. Tindak tutur [angsung Tuturan guru tersebut
mempengaruhi Mitra tutur: siswa karena kalimat perintah seCara langsung
vi lL~f-~
nilai. Kalian Konteks: Tuturan diutarkan dettgan maksud maknanyaperupa
hams rajin ditujukan kepada untuk memet;intahkan pemberitabuan kepada
berangkat
sekolah!"
Siswa : "Iya, Pak."
seluruh mitra tutur di
kelas untuk selalu
rajin berangkat
mitra tutur. mitra tutur !iagar selalu
rajin .berangkat sekolah
karena akatll
h-bf~
sekolah. berpengarupg pada nilai.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
loL~rlu-:
5. Guru : "Dari bab 7 Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan tersebut tidak
v"
pada Mitra tutur: siswa langsung literal karena hanya sekedar untuk
pertemuan Konteks: Tuturan kalimat yang bertanya Sudah paharn ~
sebelumnya ditujukan kepada diungkapkan tidak sesuai apa be/urn mengenai
sudahpaham seluruh mitra tutur dengan maksud tabel dan grqfik? kepada ~J
apa belum terkait pemahaman pengutaraannya, tetapi mitra tutur di kelas.
mengenai tabel dari materi tabel dan makna kata-kata yang Namun, maknanya
dan grafik?" grafik. menyusunnya sesual adalah menyuruh mitra
Siswa : "Sudah Waktu: dengan apa yang tutur menjawab
paham, Pak." Jam ke-6 dan 7 dimaksudkan penutur. pertanyaan. Kemudian
pelajaran Bahasa dijawab oleh mitra tutur
Indonesia. KelasXH. sudah paham Pak.
Dengan demikian
maksud penutur
dimengerti mitra tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Guru : " Sekarang Penutur: guru. Tindak tutur Itidak Tuturan tetsebut tidak
kita lanjut bab 8. Mitra tutur: siswa langsung literal karena hanya sekedar untuk
Siapa yang tabu apa Konteks: Tuturan kalimat yang! bertanya Siapa yang tau
isi dari bab 8?" ditujukan kepada diungkapkanj tidak sesuai isi dari bah 8? kepada
Rina : "Manusia dan seluruh mitra tutur dengan maksud mitra tutur"di kelas.
I
i
(
~
catatannya?" seluruh mitra tutur dimengerti· o~eh semua penutur ingin mengetahui
Siswa "Sudah terkait catatan materi siswa deng~jawaban jawaban mitra tutur. ~
selesai, Pak." manusia dan mereka. Kemudian dijawab oleh
1ingkungannya. mitra tutur ~udah selesai
Waktu: Pak. Deng'ln demikian
Jam ke-6 dan 7 maksud penutur
pelajaran Bahasa dimengerti ,oleh mitra
Indonesia. tutur.
Tempat: kelas XH.
8. Guru: "Nah, sekarang Penutur: guru. Tindak tutur ~idak Tuturan tersebut
masuk materi Mitra tutur: siswa langsung lite~al karena menggun~an modus vi
cerita rakyat. Konteks: tuturan kalimat yang kalimat tanya. Namun,
Apa pengertian ditujukan kepada diungkapkan tidak sesuai maksud tuturan guru
dari cerita seluruh mitra tutur dengan maks*d tersebut tidCflk hanya
rakyat? pada ssat memasuki pengutaraanya. sekedar untuk bertanya,
Siswa: "Cerita yang materi cerita rakyat. melainkan memerintah
berkembang Waktu: mitratutur nntuk
dan dipercayai Jam ke-6 dan 7 menjelaskam pengertian
masyarakat." pelajaran Bahasa cerita rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
9. Guru : " Contohnya Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut
/Jt~rL-v·
Tangkuban Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya menggunakan kalimat
Prahu cerita Konteks: tuturan tersebut berperan untuk tanya Tangkuban Prahu /v~.
dari daerah ditujukan kepada bertanya. cerita dari daerah mana
mana, Diah?" mitra tutur (Diah) Diah? Maknanya f~~
Diah : "Bandung." mengenai letak penutur ingin mengetahui
wilayah Tangkuban jawaban mitra tutur ~~+OCMy
Prallu. (Diah). Kemudian
Waktu: dijawab oleh oleh mitra
JatTI ke-6 dan 7 tutur Bandung. Dengan
pelajaran Bahasa demikian maksud
Indonesia. penutur dimengerti oleh
Tempat: kelas XH. mitra tutur.
10. Guru : "Kalian Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut ,,/ '" -
semua sudah Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya menggunakan kalimat
pemah ke Konteks: Tuturan tersebut berperan untuk tanya ka/ian sudah
Bandung dan ditujukan kepada bertanya dan berhasil pernah ke Bandung dan
mengunJungt seluruh mitra tutur dimengerti oleh semua mengu~ungiTangkuban
Tangkuban terkait Tangkuban Slswa. Prahu? Maknanya
Prahu?" Prallu. penutur ingin mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Guru : "Husst.. Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tel1sebut
tolong hargai Mitra tutur: siswa literal karena modus dan bennakna menegur /
Aris yang Konteks: tuturan maksud berupa teguran. kepada mitratutur untuk
sedang ditujukan kepada mendengarkan Aris yang
bercerita. seluruh mitra tutur sedang ber¢erita.
Janganpada untuk mendengarkan Kemudian tnitra tutur
gaduh!" temannya yang berhenti dati
Siswa : (Diam). sedang bercerita. kegaduhannya . Hal
Waktu: tersebut menandakan
Jam ke-6 dan 7 bahwa mitra tutur
pelajaran Bahasa mengerti maksud
Indonesia. penutur.
Tempat: kelas XH.
13. Guru : "Jadi warak Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan gUJ\U tersebut
itu badak. Oh, Mitra tutur: siswa langsung literal karena tidak dimaksudkan untuk ~
pantas ya di Konteks: Tuturan kalimat tanya tersebut sekedar bertanya. Makna
Gua Lawa itu ditujukan kepada tidak sekedar bertanya. sesungguhriya yaitu
adapatung seluruh mitra tutur Makna sesungguhnya memerintalikan mitra
badaknya Ada terkait cerita yaitu perintah untuk tutur untuk menceritakan
juga kalau di Baturaden. Waktu: bercerita.. cerita Baturaden.
Banyumas itu Jam ke-6 dan 7
Baturaden. pelajaran Bahasa
Ada yang tahu Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Guru : "Nah, Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan coba dibaca ,
vi
kemudian Mitra tutur: siswa karena kalim~t perintah ya.ng pertama! tersebut
lanjut ke jenis- Konteks: Tuturan digunakan u~tuk bermakna memerintah
jenis cerita ditujukan kepada memerintahkkn mitra mitra tutur untuk
rakyat~ coba seluruh mitra tutur tutur. membaca bruku paket
dibaca yang untuk membaca jenis pertaJila dari cerita
pertama!" jenis-jenis cerita rakyat. Kemudian mitra
Siswa : "Iya, Pak." rakyat yang ada pada tutur menj8jwab iya Pak .
bukupaket. Hal tersebut menandakan
Waktu: bahwa mitra tutur
Jam ke-6 dan 7 mengerti maksud
pelajaran Bahasa penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Guru: "Selanjutnya, Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan guru tersebut
fabel atau Mitra tutur: siswa langsung literal karena mmggunakan modus
cerita Konteks: tuturan modus kalimat tanya kalimat tanya. Namun,
binatang. ditujukan kepada digunakan untuk kalimat tersebut tidak
Cerita binatang mitra tutur di ruang memerintah. sekedar ditujukan untuk
itu cerita yang kelas terkait bertanya, rnelainkan
bagaimana?" pengertian fabel. u. untuk memerintah mitra
Siswa: "Cerita yang Waktu: tutur menjelaskan
tokoh- Jam ke-6 dan 7 pengertian fabel. Hal
tokohnya pelajaran Bahasa tersebut didukung oleh
binatang." Indonesia. jawaban siswa yang
Tempat: kelas XH. menjelaskan dengan baik
tentang pengertian fabel.
16. Guru : "Ternan Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru tersebut
kalian bilang Mitra tutur: siswa literal karena modus merupkan kalimat tanya
J
contohnya Konteks tuturan: kalimat yang digunakan untuk menanyakan
Gajah dan guru bertanya sarna-sarna bennaksud kebenaran cerita Gajah
tikus, benar kepada siswa tentang meminta klarifikasi dan Tikus, maknanya
atau tidak ini?" kebenaran salah satu kepada siswa tentang penutur ingin meminta
Siswa : "Benar, Pak." contoh fabel kebenaran cerita gajah klarifikasi dari mitra
berjudul Gajah dan dan tikus. tutur. Kemudian siswa
Tikus. Waktu: menjawab tidak. Hal
Jam ke-6 dan 7 tersebut menandakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Guru : "Kalau Penutur: guru. Tindak tutur ~angsung Tuturan tersebut
Zaman dulu Mitra tutur: siswa literal karenalkalimat merupakani kalimat tanya ~
saya keeil, Konteks: Tuturan tanya tersebut berperan kalian per~ah
kakeksaya ditujukan kepada untuk bertanya dan didongengi?Maknanya
pasti dongeng seluruh mitra tutur berhasil dim~ngerti oleh penutur ingin mengetahui
kancil nyolong terkait pengalaman semua siswa ~engan jawaban mitra tutur.
timun. Kalian mendengrakan jawaban mer¢ka. Kemudian ada yang
pemah dongeng sewaktu menjawab pernah ada
didongengi ?" keeil. juga tidak. Hal tersebut
Waktu: menandakanbahwa mitra
Siswa:"Pemah.. Jam ke-6 dan 7 tutur meng¢rti maksud
Tidak.. ~' pelajaran Bahasa penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Guru : "Dulu saya Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan tersebut tidak
didongengisenang Mitra tutur: siswa langsung lite~al karena hanya berupa informasi
/ f~~
banget, tapi kalau Konteks: Tuturan kalimat berita tersebut tetapi terkapdung ~~
~ -&-r
anak-anak zaman ditujukan kepada tidak sekedar maksud memberikan
sekarang itu sukanya seluruh mitra tutur memberikan informasi. saran kepa4a mitra tutur
I
19. Guru: "Nah, Penutur: guru. Tindak tutur t[dak Tuturan gu1tU
kemudian jenis Mitra tutur: siswa langsung liter~l karena menggunak'an modus
cerita rakyat Konteks: tuturan modus kalim~t tanya kalimat tanya. Namun,
yang kedua itu ditujukan kepada digunakan untuk kalimat tanya tersebut
apa?" mitra tutur di ruang memerintah mitra tutur. tidak sekedar untuk
Siswa: "Legenda." kelas sebelum bertanya, m~lainkan
membahas lebih memerintabkan mitra
lanjut jenis kedua tutur untuk menjawab
dari cerita rakyat. pertanyaan penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. Guru : "Kalau Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut ~
Danau Toba Mitra tutur: siswa literal karena kalimat merupakan kalimat tanya
itu legenda Konteks: tuturan tanya tersebut berperan danau Toba itu legenda
bukan?" klarifikasi ditujukan untuk mendapatkan bukan? Maknanya
Siswa : "Iya kepada seluruh mitra klarifikasi dan mitra penutur ingin
legenda." tutur terkait jenis tutur. mendapatkan klarifikasi
cerita dari Danau dan mitra tutur.
Toba. Kemudian dijawab iya
Waktu: legenda. Hal tersebut
Jam ke-6 dan 7 menandakan bahwa mitra
pelajaran Bahasa tutur mengerti maksud
Indonesia. penutur.
Tempat: kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Guru : "Selain asal- Penutur: guru. Tindak tutur ~idak Tuturan tersebut tidak
usul binatang Mitra tutur: siswa langsung lite~al karena hanya befUpa r~
dan tempat, Konteks: tuturan kalimat pembieritahuan pemberitahuan, tetapi J~>~~
asal-usul ditujukan kepada tersebut tidakl sekedar terkandung ,maksud -t»--t(.).'ll" oL ~
tumbuhan juga seluruh mitra tutur memberikan ~nformasi. memerintah mitra tutur
perlu untuk memahami Makna sesuntguhnya untuk mell1ahami asal- ~~
dipahami." secara mandiri yaitu perintabj. usul tumbuhan. pro~Lk
Siswa : "Iya, Pak". mengenai asal-usul Kemudian rnitra
~
tumbuhan. Waktu: menjawab iya Pak. Hal
Jam ke-6 dan 7 tersebut menandakan
pelajaran Bahasa bahwa mitra tutur
Indonesia. mengerti maksud
Tempat: kelas XH. penutur.
23. Guru : "Untuk yang Penutur: guru. Tindak tutur l~ngsung Tuturan tersebut
asal-usul Mitra tutur: siswa
t/
literal karena kalimat bermakna perintah
bintang, baca Konteks: tuturan yang digunak~ itu jelas kepada mitra tutur untuk
sendiri! ditujukan kepada memerintahkan siswa membaca secara mandiri
Siswa : "Iya, Pak.~~ seluruh mitra tutur kelas XH untdk materi asal-llsul binatang.
untuk membaca membaca sec~ra mandiri. Kemudian Ihitra tutur
secara mandiri menjawab iya Pak. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. Guru : "Wah Rina Penutur: guru. Tindak tutur literal Tuturan tersebut V· J{O"-.&.A-t-o-
tulisanl1ya bagus Mitra tutur: siswa karena apa yang diutarakan dengan
sekali!" (Mendekati Konteks: tuturan dimaksudkan· oleh guru maksud memuji mitra ~d.ov&-
salah satu siswa yang berupa pujian sarna dengan makna tutur bemama Rina
duduk paling depan). ditujukan kepada kata-kata yang karena memang benar- .-tL~
Rina : (Tersenyum). mitra tutur bemama menyusunnya. benar tulisannya bagus.
Rinakarena
memiliki tulisan
yangbagus.
V\lraktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Guru : "Selanjutnya, Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan tersebut JJ,~.
jenis cerita 1\1itra tutur: siswa langsung literal karena menggunakan kalimat
pelipur lara. Konteks: tuturan kalimat yang tanya apa itu cerita ~bfoUl
Apa itu pelipur ditujukan kepada diungkapkan tidak sesuai pelipur lara?
lara?" seluruh mitra tutur dengan maksud Namun, kalimat tersebut
Siswa : "Cerita yang mengenai pengertian pengutaraannya, tetapi tidak ditujukan untuk
menghibur." dari cerita pelipur makna kata-kata yang bertanya, melainkan
lara. menyusunnya sesuai untuk memerintah mitra
Waktu: dengan apa yang tutur untuk menjelaskan
Jam ke-6 dan 7 dimaksudkan penutur. pengertian cerita pelipur
pelajaran Bahasa lara.
Indonesia.
T empat: kelas XH.
26. Guru : "Fungsi Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut berupa
t/ tfi(L~
cerita pelipur lara l\litra tutur: siswa literal karena kalimat teguran kepada mitra
untuk menghibur hati. Konteks: tuturan yang digunakan itu jelas tutur (Amel) untuk tidak ~&",:,"A_~/A ~
Dalarn cerita ini berupa teguran menegur mitra tutur tiduran pada saat jam
g{~
(
27. Guru : "Kok Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut
nulisnya di buku Mitra tutur: siswa literal karena kalimat menyuruh mitra tutur t-~ ~/CI--
matelnatika, mbok Konteks: tuturan yang digunakan itujelas untuk memberikan kertas ~~~
tema11nya dikasih berupa perintah menyuruh mitra tutur kepada temannya yang ~
kertas!" (Mendekati
salah seorang siswa).
Fauzi
ditujukan kepada
seluruh mitra tutur
untuk memberikan
untuk memberikan kertas
kepada temannya yang
kehabisan buku.
kehabisan buku.
Kemudian mitra tutur
(fauzi) memberikan
/koo/
(Memberikan kertas kertas kepada teman kertasnya. Hal tersebut
dari bukunya ) yang kehabisan menandakan bahwa mitra
buku. tutur mengerti maksud
Waktu: Jam ke-6 penutur.
dan 7 pelajaran
Bahasa Indonesia.
Tempat: kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28. Guru : "Ini tidak Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut
usah ditulis! Cerita Mitra tutur: siswa karena kalimat perintah bennakna pemberitahuan ~~~
Malin Deman yang Konteks: tuturan untuk menyatakan kepada seluruh mitra
~~fed
menceritakan tentang
perkawinan tokoh
ditujukan kepada
seluruh mitra tutur
pemberitahuan. tutur untuk tidak
mencatat cerita Malin ALt~t~<
bemama Malin untuk tidak perlu Deman. Kellludian mitra
Deman dengan mencatat cerita tutur menja;wab iya Pak.
~
seorang putri cantik."
Siswa : "Iya, Pak."
Malin Deman.
Waktu:
Hal tersebut menandakan
~/~~
bahwa mitra tutur
Jam ke-6 dan 7 mengerti maksud -bfcd)
pelajaran Bahasa penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
29. Guru : "Selanjutnya Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut ,/-
cerita si Umbut Muda. Mitra tutur: siswa karena kalimat perintah bermakna pemberitahuan PCL/~
Kalian kan sudah tau Konteks: tuturan untuk menyatakan kepada seluruh mitra
judul-judulnya, nanti ditujukan kepada pemberitahuan. tutur untuk mencari di
h~
~j~r~~
cari di internet cerita seluruh mitra tutur internet cerita dari judul-
utuhnya!" untuk mencari di judulyang$udah
Siswa : "Iya Pak." internet cerita utuh diberikan. Kemudian
darijudulceritayang mitra tutur menjawab iya ~
sudah diberikan. Pak. Hal tetsebut ~.
Waktu: menandakan bahwa mitra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30. Guru : "Selanjutnya, Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan gutU tersebut
cerita jenaka Mitra tutur: siswa langsung karep.a modus menggunakan modus
vi
ada yang Konteks: tuturan kalimat tanya i kalimat tanya. Namun,
tahu?' ditujukan kepada dimaksudkan untuk maksudnya ,tidak sekedar
Siswa : "Cerita yang mitra tutur mengenai memerintah. untuk bertanya,
isinya lucu." cerita jenaka. melainkan memerintah
Waktu: mitra tutur menjelaskan
Jam ke-6 dan 7 pengertian rakyat.
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
31. Guru : "Contohnya Penutur: guru. Tindak tutur l~gsung Tuturan tersebut t//
Pak Belalang, Lebai Mitra tutur: siswa literal karena ~alimat bermakna suruhan
Malang bisa dibaca Konteks: tuturan yang digunak$l itu jelas kepada selumh mitar
dan dicari sendiri!" ditujukan kepada memerintahkah siswa tutur untuk mencari dan
I
Siswa : " Iya Pak." seluruh mitra tutur kelas XH unt$ belajar membaca secara mandiri
untuk mempelajari secara mandiri.. cerita Pak Belalang dan
sendiri cotoh dari Lebai Malang. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
Trianggulasi
Keterangan
No. Data Tuturan Konteks Jenis Tindak Tutur Makna Pragmatik
Setuju Tidak Triangulator
\
32. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur lang~ung Tuturan guru bennakna
"Pertemuan Mitra tutur: siswa. karena kalimat yang pemberitahuan kepada ~l~r
sebelumnya sudah Konteks: tuturan digunakan guru b¢rupa mitra tutur bawasannya
sampai jenis-jenis ditujukan kepada perintah kepada mitra pembahasan akan
cerita rakyat, seluruh mitra tutur tutur untuk cekatan dilanjutkan materi
-l-v~ .{;;..~
dilanjutkan untuk memberikan dalam mencatat. selanjutnya dan lebih
pembahasan penegasan bawasannya cekatan dalam mencatat
selanjutnya. pembahasan akan materi berikutnya .
Nulisnya agak dilanjutkan materi Kemudian dijawab iya
cepat ya!" selanjutnya. Pak. Hal tersebut
Siswa : "Iya, Pak." Waktu: menandakan bahwa mitra
Jam ke-4 dan 5 tutur mengerti maksud
pelajaran Bahasa penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru bermakna
"Pembahasan Mitra tutur: siswa karena kalimat yang pemberitahuan kepada
V
K[~~~-,
selanjutnya yaitu Konteks: tuturan digunakan guru berupa mitra tutur yang buku I~~
tentang unsur- ditujukan kepada perintah kepada mitra catatan Bahasa Indonesia
unsur cerita rakyat.
Kalau ya11g buku
seluruh mitra tutur di
kelas bagi yang buku
tutur untuk menggunakan sudah habis untuk ~
buku catatan lain apabila menggunakan alematif
catatannya habis, catatan habis, habis. buku catatan lain.
pakai buku lain dipersilahkan Kemudian dijawab iya
dulu!" menggunakan altematif Pak. Hal tersebut
Siswa : "Iya, Pak." buku lain. menandakan bahwa mitra
Jam ke-4 dan 5 tutur mengerti maksud
pelajaran Bahasa penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
34. Guru: "Unsur Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru ini
~
pertama yaitu Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya merupakan kalimat tanya
tema. Tema cerita Konteks: tuturan tersebut berperan untuk yang maknanya penutur
seputar kerajaan ditujukan kepada bertan~ya dan berhasil ingin meminta klarifikasi
atau istana seluruh mitra tutur di dimengerti oleh semua dari mitra tutur. Kemudian
sentris. Ceritanya kelas mengenai contoh siswa dengan jawaban dijawab iya Pak. Hal
diwalnai oleh telna yang ada dalam singkat mereka. tersebut menandakan
peristiwa yang cerita rakyat. bahwa mitra tutur
tidal( Inasuk aka!. Waktu: mengerti maksud penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
35. Guru : "Binatang Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru ini
difabel bisa Mitra tutur: siswa karena kalimat tartya merupakan kalimat tanya ~
berbicara kira-kira Konteks: tuturan tersebut berperan tmtuk yang maknanya!penutur
menurut kalian ditujukan kepada bertanya dan berh~sil ingin metninta klarifikasi
masuk akal tidak?" seluruh mitra tutur di dimengerti oleh s~mua dari mitra tutur.!Kemudian
Siswa : "Tidak." kelas mengenai cerita- mitra tutur dengati dijawab tidak. Ilal itu
cerita dalam fabel. jawaban singkat niereka. menandakan bahwa mitra
Waktu: tutur mengerti maksud
Jam ke-4 dan 5 penutur.
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
37. Guru: "Unsur Penutur: guru. Tindak tutur tidak1 Tuturan guru tersebut
selanjutnya adalah Mitra tutur: siswa langsung literal k4rena tidak hanya sekedar untuk t/
latar. Latar si apa?" Konteks: tuturan kalimat yang bertanya kepada mitra
Siswa: ditujukan kepada diungkapkan tidak sesuai tutur di kelas. Namun,
"Tempat terjadinya seluruh mitra tutur dengan maksud memerintahkanmitra tutur
suatu peristiwa." terkait pengertian latar pengutaraannya, t~tapi untuk menjawab
dalam cerita rakyat. makna kata-kata ~ang pengertian latar. Hal
Waktu: menyusunnya seslflai tersebut didukung oleh
Jam ke-4 dan 5 dengan apa yang jawaban dari mitra tutur
pelajaran Bahasa dimaksudkan peniItur. yang menjawab. tempat
Indonesia. terjadinya suatu peristiwa.
Tempat: kelas XH.
38. Guru: "Iya, seperti Penutur: guru. Tindak tutur lang~ung Tuturan guru tersebut
t-/ IL~f~'
istana, hutan, Mitra tutur: siswa karena kalimat tartya merupakan kalimat tanya
atau tempat- Konteks: tuturan tersebut berperan -pntuk yang yang maknanya
tempat khusus. ditujukan kepada betanya dan berh~sil penutur inginmengetahui ~cd
Bisa mengikuti seluruh mitra tutur dimengerti oleh s4mua jawaban mitra tutur. ~
tidak ini terkait contoh-contoh siswa denganjaw~ban Kemudian dijawab bisa
catatannya? latar dalam cerita mereka. Pak oleh semuamitra
Siswa : "Bisa." rakyat. tutur. Hal tersebut
Waktu: menandakan bahwa mitra
Jam ke-4 dan 5 tutur mengerti maksud dari
pelajaran Bahasa penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
39. Guru Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru tersebut jelas
"Selanjutnya Mitra tutur: siswa literal karena kalimat menegur mitra tutur yang
V' rit~t-~
tentang kebahasaan Konteks: tuturan teguran tersebut bemama Adam untuk .
dari cerita rakyat, ditujukan kepada mitra digunakan untuk tidak tidur pada saat jam
Adamjangan tutur (Adam) untuk menegur mitra tutur. pembelajaran. Kemudian ,~ .~
tidur!" tidak tidur saat penutur dijawab oleh Adam (mitra
Adam : "Iya, sedang menjelaskan tutur) iya Pak. Hal tersebut
Pak," materi. menandakan bahwa siswa
Waktu: mengerti maksud penutur.
Jam ke-4 dan 5
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
40. Guru: "Lanjutkan, Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru tersebut
bahasa dalatTI cerita Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya merupakan kalimat tanya
menggut1akan kata- Konteks: tuturan tersebut berperan untuk yang maknanya penutur
kata beku atau ditujukan kepada bertany"a dan berhasil ingin meminta klarifikasi
baku?" seluruh mitra tutur di dimengerti oleh semua dari mitra tutur. Kemudian
Siswa: "Baku." kelas terkait kebahasaan siswa denganjawaban dijawab oleh mitra tutur
Guru: "Iya, baku." dalatTI cerita rakyat. mereka. baku Pak. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
41. Guru: "Unsur Penutur: guru. Tindak tutur Tuturan guru tetsebut
selanjutnya adalah Mitra tutur: siswa tidak langsung litttral tidak hanya sekedar untuk
V
sudut pandang. Konteks: tuturan karena kalimat ya*g bertanya kepad~ mitra
Dalam sebuah ditujukan kepada diungkapkan tid~ sesuai tutur di kelas.Namun,
cerita biasanya seluruh mitra tutur di dengan maksud memerintahkan mitra tutur
menggunakan kelas terkait pengutaraannya, t¢tapi untuk menjawab perihal
sudutpandang penggunaan sudut makna kata-kata y~ng penggunaan sudut
orang ke berapa?" pandang dalam cerita. menyusunnya sesuai pandang. Hal tersebut
I
42. Guru : "Semua Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan guru tersebut ~'
materi yang Mitra tutur: siswa langsung karena talimat tidak hanya berupa
ada di buku Konteks: tuturan berita tersebut tid~ informasi tetapi
paket ini ditujukan kepada sekedar memberikanI
terkandung m~sud
keluar di seluruh mitra tutur di infonnasi. MaknaI memerintah mitra tutur
UKK·. " kelas bawasannya sesungguhnya ya~tu untuk belajar di buku
Siswa : "Banyak materi di buku paket perintah. paket sebagai bahan UKK
banget, akan diujikan pada yang diungkapan secara
Pak." waktu UKK. tidak langsung dengan
Waktu: kalimat berita.
Jam ke-4 dan 5
pelajaran Bahasa
Indonesia. I
Siswa : "Banyak
43. Penutur: guru. Tindak tutur lang$ung Tuturan guru tersebut ~V
{~e~f-~
banget, Mitra tutur: siswa literal karena mo4us dan secara langsung
Pak." Konteks: tuturan maksudnya berup~ saran. dimaksudkan memberikan
Guru : "Maka
dari itu
ditujukan kepada saran kepada mitra tutur r~~L
seluruh mitra tutur di untuk segera
belajarnya kelas untuk segera mempersiapkan diri ~~J;
dicicil dari mempersiapkan diri menghadapiU~.
sekarang." dalam menghadapi Kemudian dijawab iya
Siswa: "Iya, Pak." UKK. Pak. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
44. Guru : "Unsur Penutur: guru. Tindak Ttutur tidak Tuturan guru tersebut
selanjutI1ya yaitu Mitra tutur: siswa langsung literal karena tidak hanya sekedar untuk
amanat. Dalam Konteks: tuturan kalimat yang bertanya kepada mitra
cerita Malin ditujukan kepada diungkapkan tidak sesuai tutur di kelas. Namun,
KundaI1g ada seluruh mitra tutur di dengan maksud memerintahkan mitra tutur
amanatnya tidak, kelas terkait amanat pengutaraannya, tetapi untuk menjawab mengenai
siapa yang tau?" dari cerita Malin makna kata-kata yang amanat yang terdapat pada
Lia : "Ada. Kundang.. menyusunnya sesuai cerita Malin Kundang. Hal
Jal1gan jadi Waktu: dengan apa yang tersebut didukung oleh
al1ak Jam ke-4 dan 5 dimaksudkan penutur. jawaban dari mitra tutur
durhaka." pelajaran Bahasa (Lia) yang menjawab
Indonesia. jangan jadi anak durhaka.
Tempat: kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45. Guru : "Kalau Penutur: guru. Tindak tutur lang~ung Tuturan guru tersebut
durhaka bisa Mitra tutur: siswa literal karena kalil\nat secara langsung /
dikutuk menjadi Konteks: tuturan yang digunakan itujelas
I
dimaksudkan memberikan
batu. Tolong ditujukan kepada seluuh memberikan nasiHat
I
nasihat kepada mitra tutur
jangan meniru mitra tutur di kelas kepada mitra tutwt untuk untuk tidak bersikap
Malin Kundang. untuk tidak bersikap menghargai perju~gan seperti Malin Kundang
Kalau kalian besok seperti Malin Kundang. ibu. dan menghargai
sudah sukses, Waktu: perjuangan ibu. Kemudian
pulang ke rumah Jam ke-4 dan 5 dijawab iya Pak~ Hal
menemui ibu, lalu pelajaran Bahasa tersebut menandakan
ibumu tak secantik Indonesia. bahwa mitra tuttlr
dan seganteng Tempat: kelas XH. mengerti maksud dari
kamu lagi. Jadi, penutur.
jangan melupakan
perjuangan seorang
ibu!"
Siswa : "Iya, Pak."
i
i
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
46. Guru : "Baiklah, Penutur: guru. Tindak tutur lang~ung Tuturan guru tetsebut
materi cerita rakyat Mitra tutur: siswa karena kalimat taJi.ya merupakan kalimat tanya
/ ~fvcfu-:,
sudah selesai. Konteks: tuturan tersebut berperan tmtuk yang maknanya:penutur
~
Jenisnya tadi ada ditujukan kepada betanya. ingin mengetahui jawaban
legenda, mitos,
jenaka, dan pelipur
seluruh mitra tutur
terkait pemahaman
mitra tutur. Kemudian
dijawab sudahPak oleh ~'~
lara. Lalu, unsur j enis dan unsur dari semua mitra tutltlr. Hal
ada tema, latar, cerita rakyat. tersebut menandakan
kebahasaan,dan Waktu: bahwa mitra tutur
amanat. Dari cerita Jam ke-4 dan 5 mengerti maksud penutur.
rakyat mengenai pelajaranBahasa
jenis dan unsur Indonesia.
sudahjelas Tempat: kelas XH
apa belum?"
Siswa : "Sudah,
Pak."
pemberitahuan ke~ada
Lv ~cLb
lanjut ke materi ditujukan kepada menulis judul y~ng tertera
berikutnya yaitu seluruh mitra tutur di tutur untuk menuli~ judul pada bab 9. Kellludian
bab 9. Ditulis dulu kelas untuk mencatat pada bab 9. dijawab iya Pak. Hal
judulnya! Menulis judul pada bab 9. tersebut menandakan
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48. Guru : "Menulis Penutur: guru. Tindak tutur tidakJ Tuturan guru tersebut
gagasan pembaca Mitra tutur: siswa langsung literal k4rena tidak hanya sekedar untuk
dalam bentuk Konteks: tuturan kalimat yang bertanya kepada mitra
paragraf yang ditujukan kepada diungkapkan tidal{ sesuai tutur di kelas. Namun,
biasanya isinya seluruh mitra tutur di dengan maksud maknanya memerintah
mengajak dan kelas terkait bentuk pengutaraannya, t~tapi mitra tutur untuk menjawb
meyakinkan. paragraf yang isinya makna kata-kata yang perihal bentuk paragraf
Paragrafyang berupa ajakan. menyusunnya; seslj1ai yang isinya bentpa ajakan.
isinya berupa Waktu: dengan apa yang Hal tersebut didukung oleh
ajakan namanya Jam ke-4 dan 5 dimaksudkan penljLtur. jawaban dan mitra tutur
apa?" pelajaran Bahasa yang menjawab paragraj
Siswa : "Paragraf.. Indonesia. persuasif.
Guru : "Apa?" Tempat: kelas XH
Siswa
"Argumel1tasi."
Guru : "Kalau
argumentasi kan
meyampaikan
argumen atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
pendapat."
Siswa
"Persuasif."
Guru : "Iya,
persuasif itu kan
mengajak. Contoh,
ayo masuk ke SMA
karangrej a nannti
ketemu guru yang
ganteng-ganteng.""
Siswa : "Huu."
Data 2
51. Guru : "Hanida Penutur: guru. Tindak tutur tidak i Tuturan guru tel1sebut
sudah mencatat Mitra tutur: siswa langsung karena ntodus bennakna menegur mitra
t/
belurn?" Konteks: tuturan tuturan tersebut tidak tutur yang terlihat tidak
Hanida: "Sudah, ditujukan kepada rnitra sekedar untuk be~anya, menulis.
Pak." tutur (Hanida) yang tetapi maksudnya perupa
sedang rnengobrol teguran..
dengan ternan
sebangkunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Waktu:
Jam ke-4 dan 5
pelajaral1 Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XH.
52. Guru: "Adanl Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut
lelllas sekali, sudall Mitra tutur: siswa literal karena kalimat merupakan kalimat tanya
maka11 belum Konteks: tuturan tanya tersebut berperan yang maknanya penutur
tadi?" ditujukan oleh Initra untuk memberikan bersikap peduli dengan
Adam: "Sudah, tutur (Adam) yang perhatian kepada mitra mitra tutur.
Pak." tiduran di kelas. Waktu: tutur.
Jam ke-4 dan 5
pelajaran Ba11asa
Indonesia.
Tempat: kelas XH
53. Guru: "Mellcatat Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut
pengertian paragraf Mitra tutur: siswa literal karena kalimat merupakan kalimat tanya
persuasifnya sudah Kontel{s: tuturan tanya tersebut berperan yang maknanya penutur
sudall selesai ditujukan kepada untuk betanya dan ingin mengetahui jawaban
belllll1'?" seluruh Initra tutur di berhasil dimengerti oleh mitra tutur. Kemudian
Siswa: "Sudall, kelas. \Vaktu: mitra tutur. dijawab sudah Pak oleh
Pak." Jam ke-4 dan 5 mitra tutur. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
54. Guru: "Kegiatan Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru tersebut
utama kalian itu Mitra tutur: siswa literal karena modus secara langsung
belajar. Jadi kalau Konteks: tuturan yang digunakan itujelas dimaksudkan memberikan
mau sukses ya berupa nasihat berupa nasihat kepada nasihat kepada mitra tutur
belajar!" ditujukan kepada mitra tutur untuk belajar untuk belajar dengan giat.
Siswa : "Iya, Pak." seluruh mitra tutur di dengan giat.. Kemudian mitra tutur
kelas. Waktu: menjawab iya Pak. Hal
Jam ke-4 dan 5 tersebut menandakan
pelajaran Bahasa bahwa mitra tutur
Indonesia. mengerti maksud dari
Tempat: kelas XH. penutur.
56. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur tidakt Tuturan guru tersebut
"Selanjutnya Mitra tutur: siswa langsung literal k~ena tidak hanya sek~dar untuk
tI
menulis teks Konteks: tuturan kalimat yang bertanya kepada mitra
pidato. Ini tidak ditujukan kepada mitra diungkapkan tida~ sesuai tutur (Romlah) di kelas.
usah dijelaskan tutur (Romlah) terkait dengan maksud Namun, memerintahkna
i
panjang lebar pidato. Waktu: pengutaraannya, t¢tapi mitra tutur (Rorplah) untuk
sudah tau ya. Jam ke-4 dan 5 makna kata-kata yang menjawab perihal definisi
I •
Intinya pidato itu pelajaran Bahasa menyusunnya ses"\lal pidato. Hal tersebut
i
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 2
57. Guru: "Untuk Penutur: guru. Tindak tutur lang~ung Tuturan tersebut secara ./ {L~Jvlu-...'
tugas membuat Mitra tutur: siswa literal karena kali~at bermkana pemberitahuan
tabel, tolong Konteks: tuturan yang digunakan b~rupa kepada mitra tutur untuk
semuanya
mengumpulkan
ditujukan kepada
seluruh mitra tutur
pemberitahuan kepada
mitra tutur untuk :
mengumpulkan ltugas
membuat tabel sebelum
JA.
--
~
~oJ:
ya." untuk mengumpulkan mengumpulkan tqgas. UKK. Kemudian mitra
Siswa : "Iya, Pak." tugas. tutur menjawab !iya Pak.
Waktu: Hal tersebut menandakan
Jam ke-4 dan 5 bahwa mitra tutur
pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
Indonesia kelas XH.
59. Guru: "Begitu Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan tersebut tidak
saja ya, tugas Mitra tutur: siswa langsung literal karena hanya berupa infonnasi
dibuat karena Konteks: tuturan kalimat berita tersebut tetapi terkandung maksud
sudah luau UKK." ditujukan kepada tidak sekedar memerintah mitra tutur
Siswa : "Iya, Pak." seluruh mitra tutur di memberikan infonnasi. untuk segera
kelas sebeillm ~aknasesungguhnya menyelesaikan tugas
mengakhiri yaitu perintah. sebelum UKK yang
pembelajaran. diungkapan secara tidak
Waktu: langsung dengan kalimat
Jam ke-4 dan 5 berita.
pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
Trianggulasi
No. Keterangan
Data Tuturan Konteks Jenis Tindak Tutur Makna Pragmatik
Setuju Tidak Triangulator
60. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru tdrsebut
"Baik, sebelum Mitra tutur: siswa. karena kalimat yang bermakna persilaan yang
vr· f~~f~
memulai pelajaran Konteks: tuturan digunakan berupa ditujukankepada mitra
doa dulu ya, ditujukan kepada perintah untuk berdoa. tutur untuk memulai
silahkan berdoa
menurut agama dan
seluruh mitra di kelas
sebelum pembelajaran
pelajaran dengan berdoa.
Kemudian mitra tutur ~ -kf~
keyakinan masing- dimulai. berdoa secara pribadi. Hal
masing!." Waktu: tersebut menandakan
Siswa : (Berdoa) Jam ke-6 dan 7 bahwa mitra tufur
pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
61. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan guru tersebut
"Masih semangat Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya merupakan kalitnat tanya
semuanya?" Konteks: tuturan tersebut berperan yang maknanya berupa
Siswa : "Masih, Bu." ditujukan kepada untuk bertanya dan sapaan kepada siswa.
seluruh mitra tutur di berhasil dimengerti
kelas sebagai motivasi oleh semua siswa.
sebelum belajar.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
62. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur l~gsung Tuturan guru tersebut ./ ~~
"Han ini siapa saja Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya merupakan kalimat tanya
yang tidak hadir?" Konteks: tuturan tersebut berperan yang maknanya penutur A_ ./JIt1. .....
11'---"-
Siswa : "Ritki, Bu." ditujukan kepada untuk bertany* dan ingin mengetahui jawaban
seluruh mitra tutur di berhasil dimetigerti mitra tutur. Kemudian
kelas terkait
kehadiran.
oleh semua siSwa
dengan jawab~
dijawab Rifki Bu. Hal
tersebut menandakan
-&f~
Waktu: mereka. bahwa mitra mtur
Jam ke-6 dan 7 mengerti maksllld penutur.
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
63. Guru
"Bagi yang sudah
Penutur: guru.
Mitra tutur: siswa
Tindak tutur tidak
langsung liter41 karena
Tuturan guru tersebut
bermakna memerintah
~
rajin berangkat, Konteks: tuturan modus kalimat berupa kepada mitra tutur untuk
dipertahankan ditujukan kepada pembeitahuan~ tetapi tetap konsisten
kehadiran kalian seluruh mitra tutur di maksudnya ad~lah mempertahankan
ya." kelas untuk tetap perintah. kehadiran di skolah.
Siswa : "Iya, Bu.~' konsisten berangkat Kemudian mitra tutur
sekolah. menjawab iya Bu. Hal
\'y'faktu: tersebut menandakan
Jam ke-6 dan 7 bahwa mitra tutur
pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
64. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur l$gsung Tuturan· guru tersebut
(L~}~
"Tolol1g, yang Mitra tutur: siswa literal karena Malimat secara langsung
piket hari ini ambil Konteks: tuturan yang digunakap itu dimaksudkan meminta
buku paket Bahasa ditujukan kepada memerintahkan mitra tolong kepada mitra tutur
p ~~
Indonesia di kelas mitra tutur yang piket tuturuntuk (piket kelas) untuk
XD lantai atas ya!~' pada hari itu untuk mengambil buku mengambil buku paket di .0foVC
Siswa : "Yok..yok ambil mengambil buku paket. kelas XD. Kemudian mitra
buku." paket. tutur menjawab yok yok
Waktu: ambil buku.
Jam ke-6 dan 7 Hal tersebut menandakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan guru tersebut
"Pada pertemuan lalu Mitra tutur: siswa langsung literal tidak hanya sekedar untuk
kita sudah belajar apa Konteks: tuturan karena kalimat yang bertanya kepada mitra
ya?" ditujukan kepada diungkapkan tidak tutur di kelas. Namun,
Siswa: seluruh mitra tutur sesuai dengan maksud memerintah mitra tutur
"Bercerita cerita terkait kegiatan yang diutarakan. untuk menjawab perihal
rakyat di depan belajar pada pembelajaran sebelumnya.
kelas." pertemuan Hal tersebut didukung oleh
sebelumnya. jawaban dari mitra tutur
Waktu: yang menjawab bercerita
Jam ke-6 dan 7 cerita rakyat di depan
pelajaran Bahasa kelas.
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
66. Guru: "Ada yang belum Penutur: guru. Mitra Tindak tutur t~dak Tuturan guu tersebut tidak
maju dan tutur: siswa
I
67. Guru "Coba tunjuk Penutur: guru. Tindak tutur l~gsung Tuturan tersebut jelas
jari yang belum maju!" Mitra tutur: siswa karena kalima~ rnenyuruh rnitra tutur yang
Siswa : (Tunjuk jari) Konteks: tuturan perintah tersebrut belurn bercerita di depan
i
ditujukan kepada digunakan unt¢tk kelas untuk tunJukjari.
mitra tutur yang memberikan p~rintah Kernudian rnitr~ tutur yang
belum bercerita di kepada mitra ~tur. rnerasa belum rnaju
depan kelas. rnenunjukan jarinya. Hal
Waktu: tersebut rnenandakan
Jam ke-6 dan 7 bahwa rnitra tutUr yang
pelajaran Bahasa belurn maju bercerita
Indonesia kelas XE. rnengerti rnakslld penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur l~gsung Tuturan tersebut 7oLRa.wfi~
"Sampai sini ada Mitra tutur: siswa literal karena l,(alimat merupakan kalimat tanya
'.
yangperlu Konteks: tuturan tanya tersebutl yang maknanya penutur
ditanyakan lagi?" ditujukan kepada berperan untu~ ingin mengetahui jawaban ~. ~evt
Siswa: "Tidak." mitra tutur yang betanya dan b~rhasil mitra tutur yang
mendapatkan tugas dimengerti ol~h semua mendapatkan t\lgas
pengganti. siswa dengan jawaban pengganti . Kemudian
Waktu: mereka. dijawab tidak oleh semua
Jam ke-6 dan 7 mitra tutur. Hal tersebut
pelajaran Bahasa menandakan bahwa mitra
Indonesia. tutur mengertimaksud
Tempat: kelas XE. penutur.
69. Guru : "Jadi, paham Penutur: guru. Tindak tutur 14ngsung Tuturan tersebut ,L (p..,.5jv~
ya tugasnya Mitra tutur: siswa karena kalima~ tanya merupakan kalimlat tanya
I
Data 3
70. Guru Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut secara
"Tolong buku paket11ya Mitra tutur: siswa literal karena kalimat langsung dimaksudkan
dibagika11 dulu!" Konteks: tuturan perintah digunakan memerintah mitra tutur
Siswa: ditujukan kepada untuk memerintahkan untuk membagikan buku
(Me111bagikan seluruh lnitra tutur di mitra tutur paket ke semua meja.
buku) kelas untuk membagikan buku. Kemudian mitra tutur
Inembagikan buku langsung membagikan
paket. Waktu: buku paket ke setiap mej a.
JaIn ke-6 dan 7 Hal tersebut menandakan
pelajaran Bahasa bahwa mitra tutur
Indonesia. mengerti maksud penutur.
Tempat: kelas XE.
71. Guru Penutur: guru. Tindak Tutur Tuturan tersebut secara
"Tolong perhatika11 Mitra tutur: siswa langsung literal langsung dimaksudkan
saya! I(alian buka I(onteks: tuturan karena modus kalimat memerintah mitra tutur
ulangan semester ditujukan kepada yang digunakan untuk lnembuka buku
dua di halalna11 seluruh Initra tutur di memerintahkan mitra paket halaman 245
245." kelas untuk membuka tutur untuk melnbuka Kemudian seluruh mitra
Siswa : "Iya, Bu." buku paket halaman buku. tutur langsung membuka
245. \\Taktu: bukunya masing-masing.
Jam ke-6 dan 7 Hal tersebut menandakan
pelajaran Bahasa bahwa mitra tutur
Indonesia kelas XE. mengerti maksud penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72. Guru : "Ada ya, Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebltlt secara
ini juga sobek Mitra tutur: siswa (.,/
literal karena modus bemakna perintah yang
halamarulya ya. Konteks: tuturan kalimat yang ditujukan kepada mitra
Yang sobek dan ditujukan kepada digunakan tutur untuk bergabung
tidak ada soalnya, seluuh mitra tutur memerintahkan mitra dengan temannya jika ada
silahkan gabung ke untuk bergabung tutur halaman yang sobek.
temarulya yang dengan temannya jika Kemudian dijawab iya Bu.
lain!" halaman buku Hal tersebut m¢nandakan
Siswa : "Iya, Bu." paketnya sobek. bahwa mitra tutur
Waktu: mengerti maksud penutur.
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
73. Guru Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut secara
"Nah, itu ada 25 Mitra tutur: siswa
t/
karena kalimat langsung menegur mitra
soal kalian tolong Konteks: tuturan perintah digunakan tutur untuk tidak ngobrol
perhatikan saya ditujukan kepada untuk menegur mitra ketika penutur sedang
dulu, jangan seluruh mitra tutur tutur. menjelaskan. Kemudian
ngobrol terus!" untuk memperhatikan suasana kembali kondusif
Siswa : (Berhenti penjelasan penutur. Hal tersebut menandakan
bicara). Waktu: jam ke-6 dan bahwa mitra tufur
7 pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
Indonesia kelas· XE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
74. Guru : " ltu ada Penutur: guru. Tindak tutur l~gsung
J.L~r~
Tuturan tersebut secara
25 soal pilihan Mitra tutur: siswa literal karena modus bennakna.pemberitahuan
V
tuturannya b~pa
ganda semua, tulis
jawabannya saja
Konteks: tuturan
ditujukan kepada pemberitahua~.
kepada mitra tu.tur untuk
hanya menulis jawaban
~
ty-
ya!" seluruh mitra tutur di tidak perlu menulis ulang ~~
Siswa : "Iya, Bu." kelas tekait jawaban soal. Kemudian dijawab
dari soal yang ada di iya Bu. Hal tersebut
buku. menandakan bahwa mitra
Waktu: I
tutur mengerti maksud
Jam ke-6 dan 7 penutur.
pelajaran Bahasa
Indonesia. I
Tempat: kelas XE I
I
sarna lain. Kemudian
dijawab iya Bu.· Hal ~
mencontek. Waktu: tersebut menanclakan
Jam ke-6 dan 7 bahwa mitra tutur
pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XE
"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
78. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut secara
"Ayok dikerjakan dulu Mitra tutur: siswa karena kalimat langsung dimaksudkan
itu! " Konteks: tuturan perintah diutarakan memerintah mitra tutur
Siswa : "Baik, Bu." ditujukan kepada untuk memerintah. untuk mengerjakan soal di
seluruh mitra tutur di buku paket. Kemudian
kelas untuk mitra tutur menjawab iya
Inengerjakan soal di Bu. Hal tersebut
buku paket. Waktu: menandakan bahwa mitra
Jam ke-6 dan 7 tutur mengerti maksud
pelajaran Bahasa penutur.
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
79. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan guru tersebut
"Ada soal yang belum Mitra tutur: siswa langsung karena bukan sekedar bertanya,
kalian pahalni?" Konteks: tuturan modus kalimat melainkan bermakna untuk
Siswa: "I<.ata usang, ditujukan kepada digunakan bukan menyuruh mitra tutur
Bu." seluruh mitra tutur di sekedar bertanya, menanyakan soal-soal
kelas terkait melainkan bermaksud yang suiit dipahami
pemahaman soal. menyuruh mitra tutur. Kemudian salah seorang
Waktu: tutUf. siswa menjawab kata
Jam ke-6 dan 7 usang Bu.
pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
81. Guru: "Kata 'guru' Penutur: guru. Tindak tutur l~ngsung Tuturan tersebut fe-eke...- M~
masih sering digunakan Mitra tutur: siswa karena kalimat tanya merupakan kalimat tanya J
tidak? Konteks: tuturan tersebut berpef-an yang maknanya penutur ~i.la-~' -
~~
Siswa: "Masih." ditujukan kepada untuk betanyal dan ingin mengetes mitra tutur. ~
seluruh mitra tutur di
kelas terkait kata
berhasil dime4gerti
oleh mitra tut4r.
Kemudian dijawab masih
oleh mitra tutut. Hal
f
I
usang. Waktu: tersebut menandakan
Jam ke-6 dan 7 i bahwa mitra tutur
I
pelajaran Bahasa I
I mengerti maksud penutur.
Indonesia. i
83. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur l~gsung Tuturan tersebat V C~ --Ill '~_~
....... """""
" Kemudian raja, kalian Mitra tutur: siswa literal karena JFalimat merupakan kalimat tanya
pemah mendengar kata
raja?"
Konteks: tuturan
ditujukan kepada
tanya tersebut I
berperan untu~
yang maknanya penutur
ingin megetes mitra tutur.
~~d'.~~
I
rO'~~'
usang. Waktu: tutur.
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia. kelas XE.
84. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur 14ngsung Tuturan guru tersebut
Pemah, oke ya. Mitra tutur: siswa karena kalimat yang secara langsung bennakna fd(hVr-~'
Jadi, disini kata Konteks: tuturan digunakan itu I persilaan yang ditujukan ~&A-
yangjarang kalian
~!~'d~
ditujukan kepada memerintahkaP mitra kepada mitra tutur untuk
dengar dan j arang mitra tutur terkait tutur. belajar contoh-contoh kata
digunakan. Di penjelasan dan contoh usang di dalam !,buku
dalam buku ini ada kata usang yang ada di
I
paket. Kemudi$1 mitra ~M
contohnya. buku. Waktu: tutur menjawab iya Bu.
Silahkan kalian Jam ke-6 dan 7 Hal tersebut menandakan
bisa buka pelajaran Bahasa bahwa mitra tufur
contohnya!" Indonesia. mengerti maksud penutur.
Siswa: Tempat: kelas XE.
"Iya, Bu."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
85. Guru Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan guru tersebut (II
"Biasa11ya pada Mitra tutur: siswa langsung literal karena menggunakan modus
zaman dahulu kala, Konteks: tuturan modus kalimat tanya kalimat tanya. NllillUn,
men:yebut raja itu ditujukan kepada dimaksudkan untuk makana sebenamy"a adalah
dengan sebutan seluruh mitra tutur di memerintah mitra memerintah mitra tutur
apa? ." kelas terkait contoh tutUT. untuk menjawab
Siswa : "Paduka." kata usang. pertanyaan.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
86. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut secara
v' icL€~}'~
"Jadi, kata-kata usar:g Mitra tutur: siswa Iiteral karena kalimat langsung dimaksudkan
memang bahasanya Konteks: tuturan yang digunakan itu menyuruh mitra tutur ~
sulit dipahami. Kalian ditujukan kepada jelas memerintahkan membaca berulang-ulang
0'-~{~ ~..A
harus membacanya seluruh mitra tutur mitra tutur . untk dapat memahami
berulang-ulang, untuk tentang cara kata-kata usang.
tau artinya!" Inemahami kata-kata Kemudian mitra tutur
Siswa : "Iya, Bu." usang. menjawab iya Bu. Hal
Waktu: tersebut menandakan
Jam ke-6 dan 7 bahwa mitra tutur
pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
87. Guru: "Kemarin ibu Penutur: guru. Tindak tutur tidak Tuturan guru tetsebut
vi r(~?~
sudah menyuruh kalian Mitra tutur: siswa langsung literal tidak hanya sekedar untuk
.
untuk download KBBI, Konteks: tuturan karena kalimat yang bertanya kepada mitra
tau kan KBBI?" ditujukan kepada diungkapkan tidak tutur di kelas. Namun, rO~;k.-
Siswa : "Kamus Besar seluruh mitra tutur di sesuai dengan maksud memerintahkan mitra tutur
Bahasa Indonesia." kelas agar pengutaraannya, tetapi untuk menjawab perihal ~Oi~ ~u-k
menggunakan KBBI makna kata-kata yang kepanjangan dari KBBI.
untuk mencari kata- menyusunnya sesuai Hal tersebut didukung oleh
kata usang.. dengan apa yang jawaban dari mjtra tutur
Waktu: dimaksudkan penutur. yang menjawab Kamus
Jam ke-6 dan 7 Besar Bahasa Indonesia.
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
88. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur lapgsung Tuturan guru tetsebut
"Jadi, kalau ada Mitra tutur: siswa literal karena ~alimat secara langsung
kata-kata sulit Konteks: tuturan yang digunakap itu dimaksudkan rnenyuruh
kalian bisa cari di ditujukan kepada jelas memerint~hkan mitra tutur untuk
i
KBBI. Download seluruh mitra tutur di mitra tutur. mengunduh KBBI.
KBBI! kalian kelas untuk Kemudian mitra tutur
tidak perlu mengunduh KBBI. menjawab iya Bu. Hal
bertanya hal yang Waktu: tersebut menandakan
tidak perlu Jam ke-6 dan 7 bahwa mitra tutur
ditanyakan." pelajaran Bahasa mengerti maksud penutur.
Siswa: "Iya, Bu." Indonesia.
Tempat: kelas XE.
90. Guru:
"Kalian kalau nulis
Penutur: guru.
Mitra tutur: siswa
Tindak tutur langsung Tuturan guru tersebut
literal karena modus bermakna memperingatkan
/
nama Jangan Konteks: tuturan dan maksudnya kepada mitra tutur untuk
sampai salah, pakai berupa peringatan berupa peringatan memperhatikan penulisan
hurufkapital ditujukan kepada yang ditujukan kepada identitas diri pada lembar
semua." seluruh mitra tutur di mitra tutur. jawab. Kemudian mitra
Siswa :"Baik, Bu." kelas untuk tutur menjawab baik Bu.
memperhatikan Hal tersebut menandakan
penulisan identitas bahwa mitra tutur
pada lembar jawaban. mengerti maksud penutur.
Waktu:
Jam ke-6 dan 7
pelajaran Bahasa
~ndonesia.
Tempat: kelas XE.
91. Guru: "Sudah selesai Penutur: guru.
belum?" Mitra tutur: siswa
Tindak tutur tidak Tuturan guru tersebut /
langsung karena merupakan kalimat tanya
Siswa : "Belum" Konteks: tuturan modus kalimat yang maknanya penutur
Guru : "Selesaikan ditujukan kepada digunakan bukan ingin menegur mitra tutur
dulu." seluruh mitra tutur sekedar bertanya, karena kondisi kelas mulai
karena kondisi kelas melainkan bermaksud tidak kondusif.
mulai tidak kondusif. untuk menegur.
\\'aktu:
Jam ke-6 dan 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data 3
pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
92. Guru: "Sudah ya, Penutur: guru. Mitra Tindak tutur tidak Tuturan tersebut tidak
berarti hari ini tutur: siswa langsung karena hanya berupa informasi
adalah pertemuan Konteks: tuturan kalimat berita tersebut tetapi terkandung maksud
terakhir ditujukan kepada tidak sekedar memerintah mitra tutur
pembelajaran seluruh mitra tutur di memberikan mempersiapkan diri
Bahasa Indonesia kelas sebelum informasi. Makna belajar dengan giat untuk
di kelas XE. mengakhiri sesungguhnya yaitu menghadapi UKK.
Minggu depan pembelaj aran. perintah.
UKlZ." Waktu:
Siswa: Jam ke-6 dan 7
"All11alndulilah." pelajaran Bahasa
Indonesia.
Tempat: kelas XE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93. Guru: Penutur: guru. Tindak tutur langsung Tuturan tersebut bennakna
"Yang belum Mitra tutur: siswa karena kalimat yang pemberitahuan yang
menyelesaikan Konteks: tuturan digunakan itu jelas ditujukan kepada untuk
tugas, segera berupa peringatan memerintahkan mitra segera menyelesaikan dan
diselesaikan. ditujukan kepada tutur . mengumpulkan tugas
Jangan sampai seluruh mitra tutur di supaya tidak menghambat
nanti tugas-tugas kelas bagi yang belum nilai akhir. Kernudian
kalian itu mengumpulkan tugas. mitra tutur menjawab iya
menghambat kalian Waktu: Bu. Hal tersebut
naik kelas ya. Jam ke-6 dan 7 menandakan bahwa mitra
Siswa: "Iya, Bu." pelajaran Bahasa tutur mengerti maksud
Indonesia. penutur.
Tempat: kelas XE.