Anda di halaman 1dari 5

BIOGRAFI ULAMA’ NUSANTARA SYEIKH HAMZAH AL-FANSURI

Syeikh Hamzah al-Fansuri sosok seorang cendekiawan, ulama' tasawuf, dan


budayawan yang berdiam di Aceh. Beliau hidup pada pemerintahan Sulthan Alaiddin
Riayatsyah (pertengahan abad ke-16 M) hingga awal pemerintahan Sulthan Iskandar Muda
Mahkota Alam (awal abad ke-17 M). Bargansky menginformasikan bahwa Syekh hidup
hingga akhir masa pemerintahan Sulthan Iskandar Muda (1607-1636) dan wafatnya beberapa
tahun lalu setelah datangnya Nurruddin Ar-Raniy yang kedua kalinya di Aceh pada tahun
1637.1
Beliau berasal dari pancur sebuah tempat yang berada di pesisir Barus, Tapanuli
Tengah, Sumatera Utara. Pacur dalam sebutan Arabisasi Fansur, sebagaimana yang
menempel diujung nama Hamzah Fansuri. Akan tetapi dalam sajak-sajaknya beliau
menyebutkan bahwa dirinya berasal dari Shahr Nawi, sebuah kota di Siam tempat
bermukimnya pedagang dan ulama' islam dari Persia dan Arab, meskipun belum bisa
dipastikan bahwa dimana beliau dilahirkan, pasti kedua tempat tersebut adalah tempat yang
penting untuk beliau.2
Ulama Indonesia banyak yang terkenal lantaran karya-karyanya yang telah tersebar
luas di penjuru dunia Islam, diantaranya; Nuruddin Ar-Raniri, Hamzah Fansuri, Abdurrauf
Singkel, dan syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Hamzah al-Fansuri dalam bidang
keilmuan telah mempelajari penulisan risalah tasawuf atau keagamaan yang begitu sistematis
dan sifatnya ilmiah. Sebelum karya-karya beliau tampak, masyarakat muslim Melayu
memperlajari masalah-masalah agama, tasawuf, dan sastra dengan melalui kitab-kitab yang
telah ditulis beliau dalam bahasa Arab atau Persia. Selain beliau telah mempelajari penulisan
risalah tasawuf atau keagamaan dalam bidang keilmuan, Di dalam bidang sastra beliau juga
mempelopori pula penulisan syair-syair filosofis dan mistis yang bercorak Islam, dalamnya
kandungan dalam syair-syair beliau tersebut sukar ditandingi oleh para penyair yang
semasanya atau sesudahnya. (“Biografi Syeikh Hamzah Fansuri”
https://www.slideshare.net/mobile/rinanurjanah1/biografi-syeikh-hamzah-fansuri Diakses pada 17 Januari
2018)

Beliau ahli dalam ilmu fiqh, tasawuf, falsafah, sastra, mantiq, sejarah dan lain-lain.
Dalam bidang bahasa pula beliau sangat menguasai dengan kemas seluruh sektor ilmu
Arabiyah dan sangat fasih dalam berucap, berkebolehan berbahasa Urdu, Parsi, Melayu dan
Jawa. Riwayat hidup tidak banyak diketahui, beliau diperkirakan menjadi penulis pada masa
kesultanan Alaiddin Riayatsyah yang merupakan Sulthan yang ke-4 dengan gelarnya sayyid
mukammil.
Setelah Syekh menuntaskan cerita perjalanan beliau dengan tujuan untuk menggali
ma'rifat Tuhan dan juga menempuh pendidikan hingga beliau mampu untuk memupuk dan
memimpin pesantren di Oboh Simpangkanan Singkel. Banyaknya tempat yang pernah beliau
tinggali ketika mencari ma'rifat, antara lain; Kudus, Banten, Johor, Siam, India, Persia, Irak,
Mekkah dan Madinah. Sedangkan tempat-tempat yang beliau pernah tinggali ketika
menempuh pendidikan yakni di Singkel dan beberapa tempat yang ada di Aceh dan di

1
“Sejarah Hidup Hamzah Fansuri”, https://m.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=517493604991096&id=509968922410231, Diakses pada 26 Juli, 2014)
2
Bobbi Aidi Rahman, "Sastra Arab dan Pengaruh-pengaruhnya Terhadap Syair-syair Hamzah al-Fansuri".
Tsaqofah & Tarikh Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2016)

1
lanjutkan ke India, Persia dan Arab. Oleh karena itu beliau sangat fasih dalam berucap
dengan berbagai bahasa, diantaranya; Melayu, Urdu, Parsi dan Arab. Selain beliau sangat
fasih dalam berucap, beliau juga menguasai berbagai ilmu yang telah beliau pelajari sehingga
ilmu yang beliau dapatkan juga ditularkan kepada para muridnya di Banda Aceh, Geugang,
Barus, dan Singkel. Ilmu-ilmu yang pernah beliau pelajari diantaranya; Ilmu Fiqh, Tasawwuf,
Tauhid, Ahlaq, Mantiq, Sejarah, Bahasa Arab dan Sastranya. Setelah ditempuhnya
pendidikan di Kudus, beliau tinggal di kampung kecil dan terpenting yang teletak di tengah
hutan. Dan disitulah beliau mengalami keadaan yang fana hingga dapat mencapai
penyatuannya dengan sang khaliq yang merupakan cita-cita beliau, menemui wujud dirinya
yang sejati, dan seakan-akan dilahirkan kembali.
Syekh Hamzah al-Fansuri telah terpengaruh oleh pemikiran mistiko falsafi yang
begitu tinggi, maka ajarannya tidak hanya berarti pada maqom ma'rifah saja, sebagaimana
kaum mistiko-sunni, akan tetapi melampauinya kepada tingkat yang paling puncak yaitu
merasakan kebersatuan diri dengan sang Tuhan yang disebut dengan Ittihad. Dari segi lain
yang dimiliki oleh Hamzah Fansuri ialah adanya kepedulian sosial. Akan tetapi yang lebih di
khusus kan adalah yang berkaitan dengan perbedaan strata sosial antara para budak dan
tuannya masing-masing. 3
Karya-karya Syekh Hamzah al-Fansuri yang terbukukan dalam buku-buku yang
terkenal dalam kesusastraan Melayu/ Indonesia, tercatat buku-buku syairnya, antara lain:
1. Syair burung pingai
2. Syair dagang
3. Syair pungguk
4. Syair sidang faqir
5. Syair ikan tongkol
6. Syair perahu
7. Syair Thair al-'Uryan.4
Ada beberapa karangan Syekh Hamzah al-Fansuri yang berbentuk kitab ilmiah antara
lain:
1. Asfarul 'arifin fi bayaani 'ilmis suluki wa tauhid
2. Syarbul 'asyiqiin
3. Al-Muhtadi
4. Ruba'i Hamzah al-Fansuri.5
Para penulis atau para penyair Melayu abad ke-17 dan 18 mayoritasp berada di bawah
bayang-bayang kejeniusan dan kepiawaian Syekh Hamzah Fansuri. Di dalam bidang
kesusastraan, Syekh Hamzah Fansuri adalah sosok pertama yang memperkenalkan syair,
puisi 4 baris dengan skema sajak akhir a-a-a-a-a, syair sebagai suatu ungkapan dengan bentuk
pengucapan yang indah dan menarik seperti halnya pantun sangat populer dan digemari oleh
para penulis sampai pada abad ke-20. Di dalam bidang kebahasaan pun hasil Karya Syekh
Hamzah Fansuri sulit untuk dapat diingkari. Pertama, sebagai penulis pertama kitab keilmuan
di dalam bahasa Melayu Syekh Hamzah Fansuri telah berhasil mengangkat martabat bahasa
3
"Sejarah Syekh Hamzah al-Fansuri", http://wiyonggoputih.blogspot.com/2015/07/sejarah-syaikh-hamzah-al-
fansuri.html?m=1 Diakses pada 20 Juli 2015)
4
Mira Fauziah, "Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri". Substantia Vol. 15, No. 2, Oktober 2013) 299.
5
Ibid,. Hal. 301.

2
Melayu dari sekedar lingua franca menjadi suatu bahasa intelektual dan ekspresi keilmuan
yang canggih dan modern. Dengan demikian kedudukan bahasa Melayu di bidang
penyebaran ilmu dan persuratan menjadi sangat penting dan bahasa-bahasa nusantara yang
lain, termasuk bahasa Jawa yang sebelumnya jatuh dan setelah nya biasa menjadi lebih
berkembang. Kedua, jika kita membaca syair-syair dan risalah-risalah tasawuf Syekh
Hamzah Fansuri, akan tampak betapa besarnya jasa Syekh Fansuri dalam proses Islamisasi
bahasa Melayu. Islamisasi bahasa adalah sama dengan Islamisasi pemikiran dan kebudayaan.
Di dalam bidang filsafat, ilmu Tafsir dan kajian serta analisis sastra, Syeikh Hamzah
Fansuri sudah pernah mempelopori penerapan metode takwil atau hermeneutika keruhanian
kepiawaian. Syekh Hamzah Fansuri di dalam bidang hermeneutika sangat terlihat. Asrar Al
Arifin (rahasia ahli makrifat), sebuah risalah tasawuf klasik paling berbobot yang pernah
dibuat oleh ahli tasawuf nusantara, Syekh Hamzah Fansuri telah memberi Tafsir dan takwil
atas puisinya sendiri, dengan analisis yang tajam dan dengan landasan pengetahuan yang
sangat luas mencakup metafisika logika-logika, epistemologi dan estetika. Asrar bukan saja
merupakan salah satu akhlak tasawuf paling original yang pernah ditulis di dalam bahasa
Melayu, tetapi juga pakan kitab keagamaan klasik yang paling original, jernih dan Cemerlang
bahasanya, dengan memberi takwil terhadap syair-syairnya sendiri Syekh Hamzah Fansuri
berhasil menyusun sebuah risalah tasawuf yang sangat dalam isinya dan luas Cakrawala
permasalahannya.
Syekh Hamzah Fansuri pernah menerangkan bahwa untuk mengenal jati diri
seseorang, seorang Sufi harus mengawalinya dengan suatu metode Tafakur tertentu. Suatu
metode dengan latihan yang sebenarnya juga banyak digunakan oleh berbagai jenis aliran
mistik keagamaan atau spiritual di berbagai belahan dunia, yang lebih dikenal dengan istilah
meditasi. Selama ini pengertian meditasi atau Tafakur sering disalah tafsirkan hanya sebagai
latihan pernapasan, atau berdzikir, atau merapal mantra. (“Biografi Syeikh Hamzah Fansuri”
https://www.slideshare.net/mobile/rinanurjanah1/biografi-syeikh-hamzah-fansuri Diakses pada 17 Januari
2018)

Ajaran Wujudiyah Syekh Hamzah al-Fansuri. Syekh Hamzah al-Fansuri merupakan


pelopor Wujudiyah di Nusantara. Pandangan tasawuf yang dimiliki oleh Beliau yang berbau
Wujudiyah (panteisme). Tokoh yang dianggap amat berpengaruh terhadap pemikiran tasawuf
Hamzah Fansuri yakni Ibnu ‘Arabi dengan melalui karya-karyanya. Bahkan/sampai-sampai
Hamzah Fansuri dianggap sosok pertama yang menjelaskan paham Wahdat al-Wujud Ibnu
‘Arabi akan/bagi kawasan Asia Tenggara. Banyak beliau mengutip pendapat dari para sufi
yang beraliran wujudiyah dan non-wujudiyah yang/untuk menjelaskan dan memperkuat
pendapat Ibnu ‘Arabi yang dinisbatkan/dituturkan kepadanya, seperti Abu Yazid al-
Busthami, al-Junaid al-Baghdadi, al-Hallaj, al-Ghazali, al-Mas’udi, Farid al-Din al-Attar,
Jalal al-Din al-Rumi, al-‘Iraqi, al-Maghribi Syah Ni’matullah, dan al-Jami.
Selain Syekh Hamzah al-Fansuri dengan keahliannya menerjemahkan dan
menghimpun pendapat mereka, beliau juga menyusun kata-kata dengan amat luar biasa,
sehingga dapat sesuai dengan paham Wahdat al-Wujud Ibnu ‘Arabi. Dengan demikian
Hamzah Fansuri masih disebut sebagai penganut tarekat Qadiriyah yang dituturkan kepada
Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan beraliran yang Sunni. Disebutkan juga di dalam bidang
fiqih bahwa Syekh Hamzah al-Fansuri bermazhab al-Syafi'i.

3
Di Nusantara, Hamzah Fansuri lebih dikenal sebagai sosok ulama sufi yang banyak
menjadikan dan mengembangkan paham tasawuf wujudiyah yang telah dikembangkan oleh
sufi panteisme atau falsafat monisme.6 Penegasan tentang wujudiyah (wahdat al-wujud) yang
menjelaskan tentang keberadaan wujud Tuhan dan wujud manusia atau makhluk-Nya yang
lainnya.7

6
Syamsun Ni'am, "Hamzah Fansuri". Episteme, Vol. 12, No. 1, Juni 2017, 273-274.

7
Yulya Sari, Skripsi: "Konsep Wahdatul Wujud dalam Pemikiran Hamzah Fansuri". (Lampung: Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017),129.)

4
BIOGRAFI PENULIS

Nama: Ayu Diah Kurnia


Alamat: RT 002 RW 002, Dsn. Kalipang, Ds. Kalipang, Kec. Sugio, Kab. Lamongan
No. Hp: 085706721473
Email: ayudiah65806@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai