Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI

HUBUNGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN MANUSIA

OLEH :

KELOMPOK 2 PAI IV C

GEBLINAR SULTAN (18 0201 0083)


HASRIANTI (18 0201 0108)
RUSDI BIN FIRMAN (18 0201 0189)

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Baderiah, M.Ag

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2020
PENDIDIKAN KARAKTER
HUBUNGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN MANUSIA

A. Karakter Dan Kepribadian Manusia


Setiap orangtua menginginkan pendidikan yang terbaik kepada anaknya.
Salah satunya dengan cara menerapkan pola asuh dan mendidik anak secara tepat
sehingga dapat membentuk karakter anak yang baik dan bersifat Islami. Hal tersebut
agar anak dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya. Untuk itu
dibutuhkan adanya pembentukan dan pembinaan karakter.
Pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai-nilai
kehidupan untuk kemudian ditumbuh kembangkan dalam kepribadian manusia
sehingga akan menjadi satu dalam perilaku kehidupan manusia. Pendidikan karakter
menjadi penting karena merupakan dasar nilai-nilai luhur dalam tatanan kehidupan
sosial dan sudut pandang agama, sehingga internalisasinya akan sangat dibutuhkan.

1. Karakter
Karakter di ambil dari bahasa Inggris character, yang juga berasal dari kata
Yunani Character. Awalnya kata ini digunakan untuk menandai hal yang
mengesankan dari koin (keping uang). Belakangan secara umum istilah character
digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dengan yang lainnya,
dan akhirnya juga digunakan untuk menyembut kesamaan kualitas pada tiap orang
yang membedakan dengan kualitas lainnya.
Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang
menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
ditampilkan. Sedangkan, Doni Koesoema A. (2007) memahami bahwa karakter sama
dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya,
atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentuk -bentuk yang diterima
dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan dari lahir.

1
Sementara, Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian
tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku.
Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut
memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur
dan suka menolong tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua,
istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang baru bisa disebut orang
yang berkarakter (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah
moral.
Peterson dan Sligman (Gedhhe Raka, 2007:5) mengaitkan secara langsung
character strength dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur -
unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama
character strength adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam
mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun
kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan bangsanya.

2. Kepribadian
Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris personality yang pada
mulanya berasal dari bahasa latin “per” dan “sonare”, yang kemudian berkembang
menjadi kata “persona” yang berarti topeng. Pada zaman Romawi kuno, seorang
aktor drama menggunakan topeng untuk menyembunyikan identitas dirinya agar
memungkinkannya bisa memerankan karakter tertentu sesuai dengan tuntutan
skenario permainan dalam sebuah drama (A.Q Sartain, 1967:34).
Menurut G.W. Allport (1973:48), kepribadian adalah organisasi dinamis
dalam diri individu sebagai sistem psikofisik, yang menentukan caranya yang khas
(unik)dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pernyataan “organisasi
dinamis” menunjukkan adanya kenyataan bahwa kepribadian itu selalu berkembang
dan berubah, walaupun pada saat yang sama, ada organisasi sistem yang mengikat
dan menghubungkan berbagai komponen atau sifat dari kepribadian itu. Sebagai
sistem psikofisik, artinya bahwa kepribadian bukanlah semata-mata faktor mental

2
(kejiwaan), dan juga bukan semata-mata faktor fisik. Organisasi kepribadian meliputi
kerja jiwa dan juga kerja fisik yang tidak terpisah, dalam kesatuan yang utuh juga
mengandung kecenderungan-kecenderungan determinasi yang memainkan peranan
aktif dalam tingkah laku individu.
Menurut Sumadi Suryabrata (1986:240), kepribadian adalah sesuatu yang
mendorong dan mendinamisasi dilakukannya sesuatu. Segala tindakan manusia, baik
positif maupun negatif, tidak lepas dari dorongan atau pengaruh kepribadiannya.
Tindakan-tindakan manusia, pastinya merupakan refleksi dan manifestasi sifat-sifat
kepribadiannya itu.
Karakter dan kepribadian sering digunakan secara rancu. Ada yang
menyamakan antara keduanya. Menurut M. Newcomb, kepribadian merupakan
organisasi dari sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagi latar
belakang terhadap perikelakuan. Kepribadian menunjukkan pada organisasi dari
sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan secara
khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu
keadaan. Hal ini karena kepribadian tersebut merupakan abstraksi dari individu dan
kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, ketiga aspek
tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi (Soekanto, 1985:180).
Sementara itu, menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi
dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologiyang mendasari perilaku individu-
individu. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain. Sifat yang
khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan
orang lain (Soekanto, 1985:181).
Jadi hubungan antara kepribadian dan karakter dapat diilustrasikan sebagai
sebuah gunung es, puncak gunung es (kepribadian) adalah apa yang pertama kali
dilihat orang. Meskipun citra, teknik, dan keterampilan bergaul dapat mempengaruhi
keberhasilan penampilan anda, bobot dari efektivitas yang sesungguhnya terletak
pada karakter yang baik. Karakter dalam khasanah islam sering disebut dengan tabiat,
sedangkan kepribadian dalam khasanah islam sering disebut juga akhlak, akhlak

3
menurut Al Ghazali, terdiri dari empat tatanan, tatanan pertama disebut dengan
kepandaian yaitu kondisi jiwa yang dengannya kebenaran dapat dibedakan dari
kesalahan, kedua adalah keseimbangan yaitu suatu kondisi jiwa peningkatan serta
penurunan rasa marah dan syahwat yang dapat dikendalikan dan membawanya pada
putusan akal, tatanan ketiga adalah keberanian yang merupakan induknya daya,
sedangkan terakhir adalah kesederhanaan yaitu terdisiplinnya daya syahwat oleh akal
dan hukum.

B. Karakter Sebagai Pembentuk Kepribadian Manusia


Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa karakter dan kepribadian adalah
hal yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Melalui pembentukan
kepribadian pada hakikatnya merupakan bagian integral dari pembangunan karakter
bangsa. Pendidikan karakter yang diarahkan untuk pencapaian tujuan pendidikan
nasional (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional), yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Keberhasilan pembentukan kepribadian dalam pendidikan karakter perlu
didukung beberapa hal. Pertama, komitmen dari seluruh pemangku kepentingan
dalam menyukseskan penyelenggaraan pendidikan karakter. Kedua, konsistensi
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter. Ketiga, keterpaduan dan
keberlanjutan sistem pengembangan program dan kegiatan pendidikan karakter.
Keempat, pengarusutamaan pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional.
Kelima, penjaminan mutu pendidikan karakter. Keenam, peran serta masyarakat dan
dunia usaha secara aktif dalam pendidikan karakter.

Anda mungkin juga menyukai