Jual Beli Perusahaan Dan Urusan Perusahaan
Jual Beli Perusahaan Dan Urusan Perusahaan
MAKALAH
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum
bisnis pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
Oleh:
Thariq Haqiqy(1910522001)
Adinda Sabrina(1910522004)
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
KATA PENGANTAR
Puji syukurkita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah “Jual beli Perusahaan dan
Urusan urusan Perusahaan”.
PENDAHULUAN
Selain itu, urusan perusahaan juga sangat diperlukan bagi setiap orang
yang ingin mendirikan perusahaan ataupun bekerja diperusahaan guna agar
mengathui aturan pada perusahaan yang beridri di indonesia.
suatu hubungan hukum di bidang harta kekayaan yang didasarkan kata sepakat
antara subjek hukum yang satu dengan yang lain, dan di antara mereka (para
pihak / subjek hukum) saling mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum yang
satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban
yang telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum.
Dalam arti sempit perjanjian dapat diartikan sebagai berikut: Perjanjian adalah
persetujuan dengan mana dua pihak atau lebih saling mengikatkan diri untuk
melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan di bidang harta kekayaan. 15
Definisi dalam arti sempit ini jelas menunjukkan telah terjadi persetujuan
(persepakatan) antara pihak yang satu (kreditur) dan pihak yang lain (debitur),
untuk melaksanakan suatu hal yang bersifat kebendaan (zakelijk) sebagai objek
perjanjian,1
Perjanjian adalah perbuatan hukum antara dua orang atau lebih dimana mereka
saling mengikatkan dirinya dalam mencapai suatu tujuan yang telah disepakati
bersama2
2. Asas-asas perjanjian
Asas-asas Perjanjian
Di dalam hukum perjanjian dikenal lima asas penting yaitu asas kebebasan
berkontrak, asas konsensualisme, asas kepastian hukum (pacta sun servanda), asas
iktikad baik, dan asas kepribadian.
Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada
pihak untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, mengadakan perjanjian
dengan siapapun, menentukan isi perjanjian/ pelaksanaan dan persyaratannya,
menentukan bentuknya perjanjian yaitu tertulis atau lisan.
Asas kebebasan berkontrak merupakan sifat atau ciri khas dari Buku III
KUHperdata, yang hanya mengatur para pihak, sehingga para pihak dapat saja
mengenyampingkannya, kecuali terhadap pasal-pasal tertentu yang sifatnya
memaksa.
Asas konsensualisme
Asas pacta sunt servanda atau disebut juga sebagai asas kepastian hukum,
berkaitan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan asas
bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat
oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang, mereka tidak
boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para
pihak.
3
Handri Rahardjo, Op. Cit, hal H.S. Salim, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal 13
Asas pacta sunt servanda didasarkan pada Pasal 1338 ayat 1 KUHperdata
yang menegaskan “perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang.”
Ketentuan tentang asas iktikad baik diatur dalam Pasal 1338 ayat 3
KUHperdata yang menegaskan “perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad
baik.”
Asas iktikad baik merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak Kreditur
dan Debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari para pihak.
Asas iktikad baik terbagi menjadi dua macam, yakni iktikad baik nisbi dan
iktikad baik mutlak. Iktikad baik nisbi adalah orang memperhatikan sikap dan
tingkah laku yang nyata dari subjek. Sedangkan iktikad mutlak, penilaiannya
terletak pada akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai
keadaan (penilaian tidak memihak) menurut norma-norma yang objektif.
Asas kepribadian
Pasal 1340 menegaskan “perjanjian hanya berlaku antara para pihak yang
membuatnya.”
Jika dibandingkan kedua pasal tersebut, maka dalam Pasal 1317 BW mengatur
tentang perjanjian untuk pihak ketiga, sedangkan dalam Pasal 1318 BW untuk
kepentingan dirinya sendiri, ahli warisnya, atau orang-orang yang memperoleh
hak dari padanya.
1. Kesepakatan
2. Kecakapan
4
Dalam melakukan perjanjian harus ada apa yang diperjanjijakan. Suatu
perjanjian harus memiliki pokok persoalan. Oleh karena itu perjanjian tidak hanya
soal benda, tetapi juga masalah jasa.
5
Misnar syam.Ppt.Jual beli perusahaan
5. penyerahan
Pada Pasal 612 s.d 616 KUH Perdata disebutkan bahwa penyerahan meliputi atas
penyerahan benda tidak bergerak, benda bergerak, dan piutang atas nama, jenis
penyerahan diketahui ada dua yaitu: penyerahan nyata (feitelijk levering) dan
penyerahan yuridis (juridische levering).Untuk benda bergerak, maka cukup
dilakukan penyerahan nyata. Namun demikian ada yang berpendapat bahwa
dalam penyerahan benda bergerak, penyerahan nyata dan penyerahan yuridis jatuh
secara bersamaan. Penyerahan nyata atau dari tangan ke tangan atas benda
bergerak barangkali pada saat KUH Perdata lahir, transaksi atas benda bergerak
tidak sebesar saat ini, hanya sebatas transaksi dari satu individu kepada individu
lainnya. Sedangkan benda tidak bergerak, penyerahan yuridis mutlak diperlukan
bagi berpindahnya kepemilikan. Selain kedua jenis tersebut, adapula jenis
perpindahan kepemilikan atas surat berharga ataupun hak tagih yang dapat
dilakukan dengan cara endosemen atau dengan menggunakan akta cessie.
Penyerahan (levering)
Menurut Pasal 612 s. d Pasal 620 KUHPerdata ada 2 arti penyerahan yaitu:
Feitelijke levering : penyerahan yang nyata dari suatu benda sehinga benda
tersebut dialihkan ke dalam kekuasaan yang nyata dari pihak lawan.
Juridische levering : penyerahan milik beserta hak untuk memiliki suatu benda
kepada pihak lainnya.
6. Pembagian Penyerahan
Ada 3 yaitu :
a. penyerahan nyata
penyerahan nyata atau penyerahan dari tangan ke tangan atas benda bergerak
barang kali pada saat KUHPerdata lahir, transaksi atas benda bergerak tidak
sebesar saat ini, hanya setabatas transaksi dari satu individu ke pada individu
lainnya.
b. penyerahan kunci
Proses penyerahan kunci rumah pada penyewa adalah salah satu dari proses sewa-
menyewa yang akan dijalani oleh para pemilik sewaan. Sebagai seorang landlord
(pemilik sewaan) tentu proses ini tak bisa Anda lewatkan dengan begitu saja.
Prosedur penyerahan kunci kepada tenant:
7. Pastika perjanjian sewa telah disepakati.
Prosedur pertama yang harus Anda lewati untuk menjadikan proses
penyerahan kunci pada tahapan sewa rumah adalah dengan memastikan
semua perjanjian sewa telah disepakati kedua belah pihak. Butir-butir
perjanjian yang kemudian tertulis pada sebuah lembaran sewa kontrak ini
memang penting bagi keberlangsungan masa sewa nantinya. Apabila ada
butir perjanjian yang masih belum disepakati itu artinya negosiasi sewa-
menyewa masih belum bisa dikatakan mencapai deal. Ketika hal ini
terjadi, Anda seharusnya tak menyerahkan kunci rumah pada penyewa.
Cessie
6
Hasbullah, Frieda Husni. 2005. Hukum Kebendaan Perdata: Hak-Hak Yang Memberi
Kenikmatan. Ind-Hil-Co.
Cessie merupakan pengalihan hak atas kebendaan bergerak tak berwujud
(intangible goods) yang biasanya berupa piutang atas nama kepada pihak
ketiga, dimana seseorang menjual hak tagihnya kepada orang lain. Berikut
ini pengertian cessie menurut beberapa versi:7
KUHPerdata tidak mengenal istilah cessie, tetapi dalam Pasal 613 ayat
[1] Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
disebutkan bahwa penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan
kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah
akta otentik atau akta di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas
kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Dari hal tersebut dapat
dipelajari bahwa yang diatur dalam Pasal 613 ayat [1] adalah penyerahan
tagihan atas nama dan benda-benda tak bertubuh lainnya.
Cessie yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai cession memiliki tiga
arti:
Dengan demikian, cessie dalam definisi ini memiliki hubungan antara penyerahan
hak-hak properti yang disempitkan dalam bidang pertanahan.
7
Subekti. 2003. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Intermasa.jurnal hukum
Cessie adalah pemindahan hak piutang, yang sebetulnya merupakan penggantian
orang berpiutang lama, yang dalam hal ini dinamakan cedent, dengan seseorang
berpiutang baru, yang dalam hubungan ini dinamakan cessionaris. Pemindahan
itu harus dilakukan dengan suatu akta otentik atau di bawah tangan, jadi tak boleh
dengan lisan atau dengan penyerahan piutangnya saja. Agar pemindahan berlaku
terhadap si berutang, akta cessie tersebut harus diberitahukan padanya secara
resmi (betekend). Hak piutang dianggap telah berpindah pada waktu akta cessie
itu dibuat, jadi tidak pada waktu akta itu diberitahukan pada si berutang.8 (sumber:
Laporan Penelitian Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dalam buku Penjelasan
Hukum Tentang Cessie, Rachmad Setiawan dan J. Satrio).
2. Subrogasi
Subrogasi terjadi karena pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada
kreditur (si berpiutang) baik secara langsung maupun secara tidak langsung
yaitu melalui debitur (si berutang) yang meminjam uang dari pihak ketiga.
Pihak ketiga ini menggantikan kedudukan kreditur lama, sebagai kreditur yang
baru terhadap debitur. Subrogasi ini diatur dalam Pasal 1400 KUHPerdata.
Disebutkan dalam pasal tersebut subrogasi adalah penggantian hak-hak oleh
seorang pihak ketiga yang membayar kepada kreditur. Subrogasi dapat terjadi
baik melalui perjanjian maupun karena ditentukan oleh undang-undang.
Subrogasi harus dinyatakan secara tegas karena subrogasi berbeda dengan
pembebasan utang. Tujuan pihak ketiga melakukan pembayaran kepada
8
Rachmad Setiawan dan J. Satrio.Laporan Penelitian Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum dalam buku Penjelasan Hukum Tentang Cessie
9
Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995
kreditur adalah untuk menggantikan kedudukan kreditur lama, bukan
membebaskan debitur dari kewajiban membayar utang kepada kreditur.
Mengenai subrogasi yang terjadi karena perjanjian diatur dalam Pasal 1401
KUHPerdata dan subrogasi yang terjadi karena undang-undang diatur dalam
Pasal 1402 KUHPerdata. Subrogasi menurut undang-undang artinya
subrogasi terjadi tanpa perlu persetujuan antara pihak ketiga dengan kreditur
lama, maupun antara pihak ketiga dengan debitur (disarikan dari buku Doktrin
Subrogasi, Novasi, dan Cessie Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Nieuw Nederlands Burgerlijk Wetboek, Code Civil Perancis dan Common
Law.10Suharnoko, S.H., M.H. et. al).11
Berikut ini perbedaan singkat Subrogasi dan Cessie yang kami kutip dari
laman resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan
Pemeriksa Keuangan (http://jdih.bpk.go.id/)
10
uharnoko, S.H., M.H. et. al).
11
(Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No.
23)(jurnal online.com)Handri Rahardjo, Op. Cit, hal H.S. Salim, Perkembangan Hukum
Kontrak Innominaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal 13
Definisi Penggantian hak-hak oleh Cara pengalihan piutang-
seorang pihak ketiga yang piutang atas nama dan barang-
membayar kepada Kreditur barang lain yang tidak
bertubuh dilakukan dengan
cara membuat akta otentik atau
di bawah tangan yang
melimpahkan hak-hak atas
barang-barang itu kepada
orang lain.
Sumber Buku III KUHPerdata Pasal Buku II KUHPerdata Pasal
Hukum 1400 sampai dengan Pasal 613 sampai dengan Pasal 624
1403
1.Objek jual beli barang tertentu (Pasal 1460 KUHPerdata) : risiko beralih kepada
pihak pembeli sejak adanya kata sepakat, walaupun barangnya belum diserahkan.
12
Ny. Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata Hak-Hak yang
Memberi Kenikmatan Jilid I, Jakarta: Ind-Hill Co, 2002
3/1963). Pasal 1460 KUHPerdata merupakan ketentuan yang disadur dari Code
Civil Perancis yang menganut aliran berbeda terkait dengan pemindahan hak
milik.[7] Code civil perancis menyatakan bahwa perpindahan hak milik itu
dimulai sejak ditutupnya perjanjian yang mana hal tersebut berbeda dengan
perpindahan hak milik di Indonesia yang dimulai sejak dilakukannya penyerahan
(levering).
Prof. Subekti juga menyatakan bahwa dengan adanya konsep kepemilikan dan
peralihan hak milik melalui levering, maka dapat disimpulkan bahwa
pertanggungjawaban terhadap barang (apapun macamnya) risikonya masih harus
dipikul oleh penjual yang merupakan pemilik barang itu sampai dengan adanya
peralihan kepemilikan. 13
2. Objek jual beli barang timbangan (Pasal 1461 KUHPerdata ) : risiko beralih ke
pembeli jika barang itu sudah ditimbang, diukur atau dihitung
Pasal 1461 KUH Perdata mengatur tentang risiko atas barang yang dijual menurut
timbangan, bilangan dan ukuran, yang mana risiko sudah berpindah kepada
pembeli sejak barang tersebut ditimbang, dihitung maupun diukur.
3. Objek jual beli brang tumpukan (Pasal 1462 KUHPerdata) : risiko beralih ke
pembeli ketika kata sepakat walaupun barang-barang itu belum ditimbnag, diukur
atau dihitung.
Pasal 1462 KUH Perdata dijelaskan bahwa sejak semula risikonya sudah
dibebankan kepada pembeli.
13
Subekti, Hukum Perjanjian, Cetakan 18, Jakarta: Intermasa, 2001.
Jual beli perusahaan
c. Asuransi
Pada umumnya barang yang dibeli jumlahnya banyak dan bernilai tinggi,
sehingga pengangkut tidak mau mengangkut barang sebelum barang tersebut
diasuransikan.
d. Dokumen yang diperlukan dalam jual beli
1. Konosemen/Bill of Lading (BL)
Yaitu dokumen pengangkutan yang berisi daftar semua barang-barang yang
dikirim penjual kepada pembeli sesuai dengan perjanjian jual beli perusahaan
yang telah ditutup (merupakan dokumen induk).
2. Faktur/Invoice
Yaitu dokumen dari penjual sebagai lampiran dari Bill of Lading (BL) yang
berisi catatan barang-barang yang dikirim beserta harganya di tempat penjual.
Faktur terbagi dua :
- Commercial Invoice yaitu invoce yang dibuat oleh penjual berisi perincian
barang-barang yang dikirim beserta harganya.
- Consular Invoice yaitu invoice yang dibuat dan ditanda tangani oleh konsul
dagang dari negara pembeli yang berdomisili di negara penjual.
3. Polis Asuransi (bukti tertulis dari penanggung ke tertanggung)
Yaitu tanda bukti bahwa barang-barang yang dikirim itu sudah diasuransikan.
Pengangkut tidak mau menerima barang muatan, kalau belum diasuransikan.
Jika jual beli perusahaan bersyarat :
- Loco, FAS, FOB, CF = Polis dibuat oleh pembeli
- CIF, Franco = Polis dibuat oleh penjual
4. Certificate of Origin
Surat keterangan asal barang yang dibuat oleh kamar dagang di negara penjual
dengan tujuan untuk menjamin keaslian barang yang bersangkutan. Kalau
tidak asli dapat ditolak/diclaim.
Keppres No. 58 Tahun 1971 dan Kep. Menteri Perdagangan No.
260/KP/IX/71, menetapkan bahwa - Certificate of origin dikeluarkan oleh
Perwakilan Departemen Perdagangan setempat.
- Barang-barang ekspor hasil kerajinan (craft goods), certificate of origin
dikeluarkan oleh “Superintending Company of Indonesia Ltd” (Sucofindo).
5. Packing List
Suatu daftar tentang koli-koli beserta isinya dibuat oleh perusahaan yang
mengepak barang tersebut.
Misalnya : P.T. Guru Indonesia. Daftar itu berisi :
a) Merek (code) dan nomor masing-masing koli.
b) Berat masing-masing koli.
c) Ukuran masing-masing koli.
d) Keterangan tentang isi masing-masing koli.
6. Weight List (Certificate of Weight)
Yaitu daftar timbangan (beratnya) barang-barang di pelabuhan pemuatan.
Penyerahan dokumen berarti penyerahan barang
e. Tata Cara Pembayaran
1. Pembukaan Kredit berdokumen atau pembukaan L/C (Letter of Credit).
Kredit berdokumen atau “Documentary Credit” adalah :
Bank Devisa pembeli menjamin pembayaran harga barang sebagaimana telah
diperjanjikan dengan syarat, penjual menyerahkan beberapa dokumen yang
sudah ditentukan dalam L/C kepada bank devisa pembeli, sedangkan
pembayaran terjadi dengan cara pembeli menerbitkan wesel atau dengan cara
lain. Tentang kredit berdokumen ini diatur dalam UCP (Uniform Custom and
Practice for Documentary Credit).
2. Cash Payment
Yaitu pembayaran yang dilakukan oleh pembeli secara tunai kepada penjual,
tanpa menggunakan L/C, uang itu disetorkan melalui “advising bank” di
negara penjual.
3. Cash Devisa
Yaitu : penjual memberi kredit kepada pembeli, yang harus dibayar kembali
oleh pembeli dalam jangka waktu tertentu seperti yang telah ditentukan dalam
perjanjian jual beli perusahaan. Pembayaran macam ini juga harus melalui
Bank Devisa.
Dari sudut ekonomis urusan perusahaan itu merupakan suatu kesatuan yang
bulat , sebab kalau tidak perusahaan itu akan hancur. Inti dari segala tindakan
dalam perusahaan, dari sudut ekonomis ialah “mencari laba sebesar besarnya
dengan pengeluaran sekecil kecilnya”.
Dari segi hokum urusan perusahaan adalah segala bend yang dapat
diperalihKAN KEPADA PIHAK LAIN, baik sendiri sendiri terpisah dari
perusahaan maupun secara bersama sama dengan perusahaan sebagai kesatuan
Wujud dari urusan perusahaan itu dapat dibagi atas beberapa jenis:
Goodwill merupakan salah satu unsur urusan perusahaan, yang termasuk dalam
kelompok benda bergerak tak bertubuh yang bersifat immateriil, disebabkan
karena :
Adanya hubungan timbal balik yang baik antara perusahaan dan pelanggan,
dimana pelanggan selalu menghendaki barang-barang hasil perusahaan dan
perusahaan menghendaki memberi pelayanan yang baik kepada para pelanggan.
2) Penyerahan piutang atas nama atau benda bergerak tak bertubuh, dilakukan
dengan cara membuat sebuah akta otentik atau di bawah tangan (cessie) yang
disetujui oleh debitur.
3) Penyerahan piutang atas pembawa (aan toonder), cukup diserahkan secara fisik
(hand by hand), sedang penyerahan piutang atas pengganti (aan order) harus
dilakukan dengan cara andosemen dan penyerahan fisik.
4) Penyerahan benda tetap (benda tak bergerak) dilakukan dengan balik nama
benda tetap tersebut dan mendaftarkan atas hak hipotik,
14
: H.M.N. Purwosutjipto, S.H, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 1
(Pengetahuan Dasar Hukum Dagang)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
jual beli adalah suatu perjajian timbal-balik yang dalam hal ini pihak yang
satu (sipenjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang,
sedangkan pihak yang lainnya (pembeli) berjanji untuk membayar harga yang
terdiri atas jumlah uangsebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.
3.2 Saran
Setelah makalah ini selesai dibuat, tentulah kami menginginkan kritik dan saran
dari pembaca jika terdapat kesalahan atau kekurangan pada makalah penulis. Hal
ini tentu akan menjadi pelajaran yang berharga bagi penulis untuk menerima kritik
dan saran dari pembaca.