Anda di halaman 1dari 180

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

DINAS KESEHATAN KOTA


DENPASAR PUSKESMAS II
DENPASAR SELATAN JL. DANAU
BUYAN III SANUR
NO TELP. (0361) 281166
Email : pusk2.densel@yahoo.com

RENCANA STRATEGIS
PUSKESMAS II DENPASAR
SELATAN
TAHUN 2016-2021
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS II DENPASAR
SELATAN NOMOR: 800/0421/PUSK II
DENSEL/2016

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-


2021 1
PUSKESMAS II DENPASAR
SELATAN 2017

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan disusun berdasarkan
pemahaman lingkungan strategik baik dalam skala nasional, regional maupun lokal
dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada. Renstra
merupakan dokumen perencanaan taktis-strategis yang menjabarkan potret
permasalahan pembangunan untuk memecahkan permasalahan daerah secara
terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD setempat, dengan
mengutamakan kewenangan yang wajib disusun sesuai dengan prioritas dan
kebutuhan daerah.
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2004 Renstra Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) memuat memuat visi dan misi, tujuan, strategi, kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat
daerah serta berpedoman kepada RPJM daerah dan bersifat indikatif.
Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan sebagai UPTD mengaju pada
Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar digunakan sebagai pedoman dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima
tahun (2016-2021).
Terimakasih dan Penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra Puskesmas II
Denpasar Selatan 2016-2021. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
petunjuk dan kekuatan bagi kita semua dalam melaksanakan pembangunan
Kesehatan di Kota Denpasar dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

Denpasar, 18 Maret 2017


Plt. Kepala Puskesmas II Denpasar Selatan

drg. Alfiana
Nip. 19620818 198901 2 002
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………… 1


1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………………………………….…. 3

1.3 Landasan Hukum …………………………………………………………………………………………...... 4


1.4 Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD Dalam Pembangunan Perencanaan
Daerah .......................................................................................................... 6
1.5 Sistematika ……………………………………………………………………………………………………….. 8

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Puskesmas…………………………………………. 10

2.2 Kondisi Geografis dan Demografis ................................................................. 16


2.3 Sumber Daya Kesehatan ………………………………………………................................... 21
2.4 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Denpasar ………………………………………… 38
2.5 Tantangan dan peluang Pengembangan Pelayanan ………………………………. 105

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi, Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ......... …… 107
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Puskesmas II Denpasar Selatan.......................... 109
3.3 Telaah renstra Puskesmas dan renstra Dikes dan Kabupaten/Kota………………… 111
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis……. 116
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ……………………………………………………………………………… 117

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi ………………………………………………………………………………………………………………………. 119


4.2 Misi …………………………………………………………………………………………………………………….. 119
4.3 Tujuan dan sasaran Jangka menengah Puskesmas II Denpasar SelatanDinas Kesehatan
Kota
Denpasar…………… 120
4.4 Strategi dan kebijakan ……………………………………………………………………………………….. 130

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

DAN PENDANAAN INDIKATIF ................................................................................................ 132

BAB VI PENUTUP.................................................................................................................178
PEMERINTAH KOTA DENPASAR
DINAS KESEHATAN
Jl. Maruti No. 8 Denpasar, Kode Pos 80118
Telepon (0361) 424801, Fax (0361) 425369
www.denpasarkota.go.id email: kesehatan@denpasarkota.go.id

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR
NOMOR: 050/7525 /Dikes/2016
TENTANG
RNCANA STRATEGIS (RENSTRA)
DINAS KESEHATAN KOTA
DENPASAR

KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR

Menimbang : 1. Bahwa tujuan pembangunan kesehatan menuju


Denpasar Sehat adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal
2. Bahwa untuk mewujudkan keterpaduan arah
kebijakan pembangunan kesehatan nasional
maupun daerah sesuai dengan tujuan dan
sasaran pembangunan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah
(RPJMD) Kota Denpasar perlu disusun Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun
2016-2021
3. Bahwa rencana strategis sebagaimana dimaksud
dalam huruf b telah disusun sebagai satu dokumen
perencanaan indikatif yang memuat program-
program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota
Denpasar
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan
Keputusan kepala Dinas Kesehatan Kota
Denpasar tentang Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016-2021

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang


Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Repunlik
Indonesia Nomor 3465);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
Dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999, Tambahan
Lembaran Negara Repunlik Indonesia Nomor 1649)

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Repunlik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Repunlik Indonesia
Nomor 5679),

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

5. Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

6. Undang – undang nomor 17 tahun 2007 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007
nomor 33, tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

7. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan lembaran Negara Nomor 5063);

8. Undang – undang nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019

10. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Denpasar Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2009
Nomor 1;

11. Peraturan Walikota Nomor 5 Tahun 2016 tentang


RPJMD Kota Denpasar Tahun 2016-2021

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar


tentang Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Denpasar tentang rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2016-2021

KEDUA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Denpasar


Tahun 2016-2021 digunakan sebagai acuan bagi Dinas
Kesehatan Kota Denpasar dan jajarannya dalam
perencanaan tahunan dan penyelenggaraan program
pembangunan kesehatan

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal 21 Nopember 2016
Kepala Dinas Kesehatan Kota
Denpasar

dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes

NIP. 19620419 198803 2 007

Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Walikota Denpasar
2. Ketua DPRD Kota Denpasar
3. Inspektur Kota Denpasar
4. Kepala Bappeda Provinsi Bali di denpasar
5. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Denpasar
6. Kepala Bagian hukum Sekretariat daerah Kota Denpasar
7. Arsip
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS II
DENPASAR SELATAN
NOMOR: 800/ /PUSK II
DENSEL/2016
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
PUSKESMAS II DENPASAR
SELATANTAHUN 2016-2021

RENCANA STRATEGIS
PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
TAHUN 2016-2021

PENDAHULUAN
BAB
I

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional,


yang pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta maupun pemerintah dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.

Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil


yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan disusun berdasarkan
pemahaman lingkungan strategik baik dalam skala nasional, regional maupun
lokal dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada.
RENSTRA merupakan dokumen perencanaan taktis-strategis yang menjabarkan
potret permasalahan pembangunan untuk memecahkan permasalahan daerah
secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD setempat,
RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021
13
dengan mengutamakan kewenangan yang wajib disusun sesuai dengan prioritas
dan kebutuhan daerah.
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 2004 Renstra Puskesmas
memuat visi dan misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat daerah
serta berpedoman kepada RPJM daerah dan bersifat indikatif.
Renja Puskesmas II Denpasar Selatan adalah bagian yang tak terpisahkan
dengan renja Dinas Kesehatanuntuk melakukan upaya strategis yang menjadi
target pencapaian tahun 2017. Dalam penyusunan renja dimaksudkan agar
dalam pelaksanaan program dapat terarah teratur dan akuntabel serta tepat
sasaran.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas II Denpasar Selatan tahun 2016-


2021 adalah dokumen perencanaan yang digunakan sebagai arah dan acuan
sekaligus kesepakatan bagi seluruh komponen Puskesmas II Denpasar Selatan
dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan sesuai dengan visi, misi dan arah
kebijakan pembangunan kesehatan yang disepakati bersama. Dengan demikian
Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan mensinergikan Perencanaan
Pembangunan Kesehatan Nasional dan Daerah melalui program-program
kesehatan dan merupakan satu kesatuan dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Denpasar
Maksud penyusunan Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016-
2021 adalah :
5. Merupakan pedoman resmi bagi Komponen Puskesmas II Denpasar
Selatan dan jaringannya dalam menentukan prioritas program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode lima tahun.
6. Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016 -2021
menyediakan target program dan kegiatan yang dapat digunakan
untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan
pembangunan kesehatan di Kota Denpasar.

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


14
7. Menggambarkan capaian pembangunan kesehatan saat ini di Kota
Denpasar dan menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai
dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Denpasar
dalam lima tahun kedepan
8. Mewujudkan keterpaduan arah kebijakan pembangunan kesehatan
nasional maupun daerah sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Mengah Daerah (RPJMD) Kota Denpasar.

1.3. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rencana Strategis Puskesmas II Denpasar Selatan tahun


2016-2021 berpedoman pada :

a. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-


Daerah Tingkat I Bali, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaaran Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah;
h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4027);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


15
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/ 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;
m. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457/Menkes/SK/V/ 2008 tentang
17 Sasaran Departemen Kesehatan;
n. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/SK/V/ 2008 tentang
Juknis PP 38 Tahun 2007;
o. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
p. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
j. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Denpasar Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2009 Nomor 1;
k. Peraturan Walikota Nomor 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kota Denpasar
Tahun 2016-2021

1.5 SISTEMATIKA

Sistematika penulisan Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan tahun


2016-2021 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Memuat Latar belakang, maksud dan tujuan, Landasan Hukum,
Hubungan Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan dengan
dokumen Perencanaan lainnya, dan Sistematika Penulisan

Bab II GAMBARAN PELAYANAN

Menggambarkan tugas, fungsi dan struktur organisasi Puskesmas II


Denpasar Selatan, sumberdaya, Kinerja Pelayanan dan tantangan
serta peluang pengembangan pelayanan Puskesmas II Denpasar
Selatan

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-


2021 16
Bab III ISU ISU STRATEGIS

Pada bab ini diuraikan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas


dan fungsi pelayanan dan telaah Visi, Misi serta Program
puskesmas dan penentuan isu-isu strategis

Bab IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Memuat Visi, Misi, Tujuan jangka menengah, Strategi dan Kebijakan

Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Program, Kegiatan dan Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Bab VI INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS

Indikator Kinerja yang mengacu pada Rentra Dinas Kesehatan Kota


Denpasar

Bab VII PENUTUP


GAMBARAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

BAB II

2.1STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat kesehatan


masyarakat, Tugas Pokok dan fungsi Puskesmas II Denpasar Selatan, struktur
organisasi Puskesmas II Denpasar Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Kepala
Puskesmas ( struktur terlampir )

2.2 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

2.2.1 Geografi
Puskesmas II Denpasar Selatan terletak di Jl. Danau Buyan III, Kelurahan
Sanur Kecamatan Denpasar Selatan yaitu pada 18 o.40.976` LS dan
115o.15.430` BT, berdiri tanggal 1 Oktober 1983 dengan luas wilayah
13,11 km2. Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan 1 (satu) dari tiga
puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan ( Puskesmas
I Denpasar Selatan, III Denpasar Selatan dan IV Denpasar Selatan ).

Batas wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

Utara : Kelurahan Kesiman

Timur : Selat Badung

Selatan : Kelurahan Sidakarya

Barat : Kelurahan Panjer


Peta wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan seperti tampak pada
gambar berikut:

Keadaan Wilayah Puskesmas secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Data Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Luas Jarak Wkt


Desa
Desa Wilayah Tempuh Tempuh
No Kelurahan/Desa Gondok Ket
Tertinggal
Endemis
( Km2 ) ( Km ) (Menit)

1 Kel. Sanur 0 0 2,87 0 0

2 Kel. Renon 0 0 3,86 3 10

3 Ds. Sanur Kauh 0 0 2,69 3 10

4 Ds. Sanur Kaja 0 0 3,69 1 5

Puskesmas 0 0 13,11 - -
2.1.2 Topografi dan Iklim

Topografi wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan sebagian


besar merupakan daerah dataran rendah tepi pantai dengan
ketinggian 3 – 6 m diatas permukaan laut dengan perbatasan
perairan laut pantai Sanur. Wilayah Puskesmas secara umum
beriklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim. Sebagai
daerah tropis memiliki musim kemarau dan musim hujan yang
diselingi oleh musim pancaroba dengan curah hujan berkisar 1 –
437 mm. Curah hujan yang paling rendah terjadi pada bulan
September sebesar 1 mm sedangkan curah hujan paling tinggi
terjadi bulan Januari sebesar 437 mm. Suhu maksimum berkisar
antara 29,9 oC - 33,9 o
C, dan suhu minimum berkisar antara
o o
27,7 C – 25, 6 C, temperatur tertinggi terjadi di bulan Desember
dan terendah terjadi di bulan September dengan kelembaban udara
berkisar antara 73 hingga 82 persen.

2.1.3 Wilayah Kerja

Wilayah kerja Puskesmas meliputi dua kelurahan dan dua desa


yaitu Kelurahan Sanur dengan 9 (sembilan) banjar/kelompok ,
Kelurahan Renon dengan 5 (lima) banjar, Desa Sanur Kauh dengan
12 (sebelas) banjar/kelompok dan Desa Sanur Kaja 7 (tujuh) banjar.
Total banjar dan kelompok di wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan berjumlah 34 banjar/kelompok.

2.1.4 Kependudukan

Perkembangan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas II


Denpasar Selatan selama 4 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan pada tahun
2012 berjumlah 48.341 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 24.171 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 24.170 jiwa
dengan jumlah KK sebanyak 9.669 KK, sedangkan pada tahun 2013,
jumlah penduduk sebanyak 53.171 jiwa dengan10.636 KK, terdiri dari
penduduk laki-laki sebanyak 27.117 orang dan penduduk perempuan
sebanyak 26.054 orang. Pada tahun 2014 jumlah KK sebanyak 10.740
KK, sedangkan jumlah penduduk sebanyak 53.699, yang terdiri dari laki-
laki sebanyak 27.387 orang dan sisanya 26.312 orang berjenis kelamin
perempuan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk sebanyak 46.403 jiwa
yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 22.738 jiwa, penduduk
perempuan sebanyak 23.665 jiwa, sedangkan jumlah KK sebanyak 8787
KK. Pada tahun 2016 jumlah penduduk sebanyak 41.765 jiwa yang terdiri
dari penduduk laki-laki sebanyak 20.883 jiwa, penduduk perempuan
sebanyak 20.883 jiwa, sedangkan jumlah KK sebanyak 8787 KK. Bila
dilihat perkembangan jumlah penduduk secara proyeksi statistik
menunjukkan penurunan jumlah penduduk sebanyak 4.638 jiwa (10%)
dari jumlah penduduk pada tahun 2015. Penurunan jumlah penduduk
disebabkan karena terjadinya mobilitas penduduk yang cukup tinggi.

Pada tahun 2016, Kelurahan Sanur merupakan kelurahan dengan


jumlah penduduk terbesar yaitu : 12.933 jiwa ( 30.96%) dari seluruh
wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan diikuti oleh Desa Sanur Kauh
dengan jumlah penduduk sebesar : 11.397 jiwa ( 27.28% ), Kelurahan
Renon sebanyak 10.248 jiwa (24,53%) dan Desa Sanur Kaja dengan
jumlah penduduk sebesar 7.187 jiwa ( 17.20% ).

Sex ratio adalah perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk


perempuan disuatu wilayah. Sex ratio penduduk wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan seimbang antara jumlah penduduk laki laki dengan
penduduk perempuan, dimana sex ratio adalah 100% artinya penduduk
laki-laki sama jumlahnya dengan penduduk perempuan. Tingkat
kepadatan penduduk wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan adalah
3.185.7/km2 dan umur harapan hidup Tahun 2016 adalah 73,06 tahun.
a. Materiil
e.1 Gedung ( Bangunan )

Gedung/bangunan Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan satu


unit bangunan yang difungsikan sebagai tempat pelayanan
kesehatan dan kegiatan administrasi. Kondisi keseluruhan gedung
Puskesmas Induk dalam keadaan baik karena telah direnovasi,
perumahan dinas paramedis juga telah di dibangun dan
dimanfaatkan sebagai gudang, garasi, ruang tata usaha dan ruang
pertemuan.

Keadaan bangunan Puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.10 Keadaan Bangunan Puskesmas II Denpasar


Selatan Tahun 2016

Volume Berdiri
No Bangunan Kondisi Ket
(m2) Tahun

Pusk II Densel 276,0 1983 Rusak Renovasi


1 a. Gd. tengah pd atap Tahun 2001,
104,5 1983 2006
b. Gd. Timur
Baik
c. Gd. Barat 180,6 2007

2 Pustu Renon 116,0 1983 Baik Pembanguna


n Tahun
Perumahan 2008 ( Des
3 Paramedis 41,4 1983 Baik ), relokasi ke
Pustu Renon Jl. Tk
Badung

Pustu Sanur
4 65,8 1992 Baik
Kauh
Rehab total
Perumahan Des 2008
Paramedis
5 37,1 1992 Baik
Pustu Sanur
Kauh
Pustu Sanur Rusak
6 48,0 1994
Kaja Berat
Tidak
Perumahan memiliki
Paramedis Rusak lahan parker
7 30,0 1994
Pustu Sanur Berat
Kaja

Tembok
8 Penyengker 150 2007 Baik
Pusk II Densel

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan bangunan


Puskesmas Pembantu Sanur Kaja kurang memadai untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan tidak
memiliki lahan parkir yang cukup untuk pengunjung Puskesmas,
sedangkan rehab total bangunan Puskesmas Pembantu dan
Perumahan Paramedis Sanur Kauh sudah selesai dikerjakan pada
akhir Bulan Desember Tahun 2008 sehingga kondisinya pada saat ini
sangat baik dan memadai untuk penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Bangunan Puskesmas Pembantu Renon sudah direlokasi
ke Jl. Tukad Badung pada tanah seluas 785 A sisa LC subak Renon,
pembangunan telah selesai dikerjakan pada akhir Bulan Desember
2008 sehingga kondisinya pada saat ini sangat baik dan memadai
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Bangunan Puskesmas
Pembantu Renon sudah direlokasi ke Jl. Tukad Badung pada tanah
seluas 785 A sisa LC subak Renon, pembangunan telah selesai
dikerjakan pada akhir Bulan Desember 2008. Rehab total Puskesmas
Pembantu Sanur Kaja sudah diusulkan memalui Musrenbang Tingkat
Kecamatan Denpasar Selatan tahun 2014, 2015 dan tahun 2016 dan
akan direalisasikan pada pertengahan tahun 2017
e.2 Sarana Transportasi

Puskesmas II Denpasar Selatan telah memiliki sarana transportasi


yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan operasional
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

Keadaan sarana transportasi di Puskesmas II Denpasar Selatan


adalah sebagai berikut :

Tabel 2.11 Keadaan Sarana Transportasi Puskesmas II


Denpasar Selatan Tahun 2016

Tahun
No Jenis Kendaraan Perole Vol Kondisi Ket
han

1 Mobil Toyota Kijang, DK 1


2002 Baik Pusk
1966 A ( Puskel ) unit

2 Mobil Zuzuki APV, DK 1


2006 Baik Pusk
1003 A ( Ambulance ) unit

Sepeda Motor Yamaha 1 Rusak


3 1998 Pusk
( RX-King ), DK 6314 unit berat

Sepeda Motor Yamaha 1


4 2006 Baik Pusk
Vega, DK 2618 C unit

5 Sepeda Motor Honda Pustu


1
Supra 125 D, DK 3336 2006 Baik Sanur
unit
D Kaja

6 Sepeda Motor Honda


1 Pustu
Supra 125 D, DK 3337 2006 Baik
unit Renon
D

7 Sepeda Motor Honda Pustu


1
Supra 125 D, DK 3338 2006 Baik Sanur
unit
D Kauh

e.3 Sarana Komunikasi

Puskesmas II Denpasar Selatan memiliki sarana komunikasi berupa


sambungan telephone, telah dilengkapi dengan PABX, Puskesmas
juga memiliki Website : http//puskesmasdensel2.denpasarkota.go.id
dan Email : pusk2.densel@yahoo.com serta satu unit radio medik
untuk mempercepat dan mempermudah komunikasi tetapi peralatan
ini belum dipasang kembali setelah roboh.

e.4 Peralatan Medis

Peralatan medis di Puskesmas II Denpasar Selatan ( Puskesmas


Induk ) dan Puskesmas Pembantu cukup memadai utuk menunjang
pelayanan kesehatan. Untuk pengembangan unit gawat darurat jam
kerja masih dibutuhkan beberapa peralatan sehingga pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dapat ditingkatkan ( data peralatan
dan kebutuhan terlampir).

e.5 Peralatan Non Medis

Peralatan kantor dan meubelair yang ada di Puskesmas Induk dan


Puskesmas Pembantu sudah dapat menunjang pelayanan kesehatan.
Beberapa peralatan masih dibutuhkan untuk ruang pertemuan,
kegiatan promosi kesehatan, dll ( data peralatan dan kebutuhan
terlampir ).

II.3 Peran Serta Masyarakat

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh


peran serta aktif masyarakat, tanpa dukungan masyarakat tujuan yang kita
harapkan dari pelaksanaan program kesehatan akan berjalan dengan
sangat lambat. Puskesmas sebagai pusat pengembangan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan akan berupaya terus untuk mencapai
tujuan tersebut.
Tabel 2.12 Peran Serta Masyarakat di Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Jml Kader Dukun Bayi Tokoh Masy Kader Jumantik


Jml
Pos
No Kel/Desa Di
yan Di Di Di Akti
Aktif % Aktif % lati Aktif % %
du latih latih latih f
h

Kel.
1 9 18 70 100 0 0 0 0 0 0 9 9 100
Sanur

Kel.
2 5 10 45 100 0 0 0 0 0 0 5 5 100
Renon

Sanur
3 12 26 85 100 0 0 0 0 0 0 10 10 100
Kauh

Sanur
4 8 16 65 100 0 0 0 0 0 0 8 8 100
Kaja

Jumlah 34 60 265 100 0 0 0 0 0 0 32 32 100

II.3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi dan non infeksi di


rumah tangga maka setiap rumah tangga perlu diberdayakan untuk

Melaksanakan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat ( PHBS )
melalui kegiatan penyuluhan
perilaku hidup bersih dan
sehat serta pendataan PHBS.

Pendataan &
Penyuluhan
PHBS Rmh Tangga
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan dalam 5 ( lima ) tahun terakhitr seperti pada
grafik dibawah ini :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa selama lima tahun


terakhir rumah tangga yang ber PHBS cendrung mengalami
peningkatan. Namun pada tahun 2016 mengalami penurunan
walaupun masih tetap diatas target yang ditentukan yaitu : 79% .
Hal ini sudah cukup baik mengingat peran PHBS yang begitu
penting dalam membantu menumbuhkan budaya hidup sehat.

II.3.2 Aktivitas Posyandu

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber


daya masyarakat ( UKBM ). Keberadaan Posyandu sampai saat ini
masih memiliki peranan strategis dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan khususnya pada golongan balita. Posyandu juga
merupakan wadah dimana program-program kesehatan dapat
dengan lebih mudah diterapkan di nasyarakat.

Penimbanga Pemberian PMT


n Posyandu
Balita

Oleh karena itu tingkat perkembangan Posyandu sangat penting


untuk dipantau Tingkat perkembangan Posyandu di wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan dalam lima tahun terakhir seperti
pada grafik di bawah ini :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan


Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
perkembangan Posyandu di wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan berfluktuasi sepanjang tahun. Perkembangan Posyandu
Mandiri Tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya sedangkan tahun 2016 tetap. Namun untuk
posyandu madya meningkat di tahun 2016. Hal ini disebabkan
karena indikator penentuan tingkatan posyandu berubah dari tahun
sebelumnya sehingga beberapa posyandu purnama turun menjadi
posyandu madya.

2.3.3 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan Kelompok Media Pemutara


N Topik Penyuluhan cetak/ n film
Cakupa Ket
o Penyuluhan Hasi Perorangan elektroni
Sasaran
l n (%) k

1 KB Kes 35 33 94.28 550 0 0

2 P2M/Diare 57 45 78.94 12800 0 12 x/thn

3 Kesling 57 48 84.21 900 0 0

4 Gilut 57 48 84.21 1650 0 0

5 KIA 35 30 85.71 1230 0 0

6 Gizi 57 46 80.70 235 0 0

7 Imunisasi 16 16 100 1221 0 0

8 Kesh 100 0 0
6 6 0
Remaja

9 Gayo 35 35 100 735 0 0

10 TBC 35 30 85.71 150 0 0

11 PHBS (RT ) 840 840 100 840 0 12 x/thn

12 NAFZA 9 9 100 0 0 0

13 DBD 57 48 84.21 41330 0 0

14 JKBM/JKN 35 35 100 350 0 0

15 Asi ekslusif 35 35 100 630 0 0

16 HIV 58 58 100 50 0 0
17 Rabies 22 22 100 48 0 12 x/thn

18 Flu Burung 16 16 100 120 0 12 x/thn


P
Kespro di 100 0
19 teemp 9 9 0 0
at
kerja
n
yuluhan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan
pemahamam, penyebaran informasi tentang masalah kesehatan
dan solusi pemecahan masalah kesehatan kepada masyarakat agar
berperilaku atau mengubah perilaku ke arah yang dapat menunjang
kese

Kegiatan penyuluhan atau promosi kesehatan dapat diintegrasikan


dalam berbagai upaya kesehatan baik itu perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Cakupan penyuluhan di Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016 adalah :

Table 2.13 Hasil Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas II


Denpasar Selatan Tahun 2016

Data diatas menunjukkan bahwa usaha untuk meningkatkan


pengetahuan masyarakat melalui kegitan upaya promosi kesehatan
sudah dilaksanakan dalam berbagai bidang. Upaya - upaya promosi
kesehatan meliputi kegiatan penyuluhan baik perorangan maupun
penyuluhan kelompok. Penyuluhan melalui media cetak elektronik
belum bisa dilaksanakan mengingat keterbatasan biaya dan sumber
daya yang dimiliki, sedangkan pentuluhan melalui pemutaran film
dilaksanakan dengan bekerjasama dengan pihak lain. Promosi
kesehatan perlu terus ditingkatkan untuk menciptakan masyarakat
yang mampu melakukan pencegahan penyakit.

2.4 Keadaan Lingkungan

2.4.1 Rumah Sehat


Rumah adalah suatu tempat dimana manusia tinggal dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dalam interaksi ini
memungkinkan terjadinya suatu penyebaran penyakit akibat sarana
sanitasi yang buruk.

Kondisi lingkungan di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan


dipengaruhi oleh perilaku manusia di dalam menata alam
sekitarnya. Prosentase Rumah Sehat di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan dalam lima tahun terakhir adalah :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Data pada grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan rumah


sehat di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan selama 5 ( lima )
tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup baik, namun
pada tahun 2016 mengalami penurunan akan tetapi masih diatas
target yaitu 85%. Kondisi ini perlu terus ditingkatkan untuk
mencegah terjadinya penularan kesehatan akibat sanitasi
lingkungan yang kurang sehat.

2.4.2 Air Bersih

Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi


kehidupan manusia, oleh karena itu kualitas air harus benar – benar
dapat menjamin kesehatan masyarakat. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas air adalah kondisi sarana disamping
adanya sumber kontaminasi.

Salah satu kegiatan pengawasan sanitasi sarana air bersih


adalah dengan mengadakan kegiatan inspeksi sanitasi. Adapun hasil
kegiatan penyehatan air sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan penduduk yang


memiliki akses terhadap air bersih dalam lima tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Secara kualitas dan kuantitas
pencapaiannya perlu dipertahankan dan ditingkatkan secara
berkesinambungan, sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan
tidak terjadi penularan penyakit melalui air minum.

II.4.3 Jamban Keluarga

Kepemilikan jamban keluarga bagi keluarga merupakan sesuatu


yang sangat vital karena dengan adanya jamban di masing-masing
rumah tangga berbagai penyakit yang penularannya melalui kotoran
manusia seperti kecacingan, diare dan sebagainya dapat dicegah
sedini mungkin. Cakupan penduduk yang menggunakan Jamban
Keluarga Sehat adalah sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan penduduk yang


menggunakan jamban keluarga sehat dalam lima tahun terakhir
sudah cukup baik dan sudah memenuhi target yang ditetapkan
( target Tahun 2016 ( 100% ).

2.4.4 Tempat Sampah dan Pengolahan Air Limbah

Tempat sampah merupakan tempat penampungan sampah


sementara di rumah tangga atau dalam kapasitas yang lebih besar
digunakan truk sampah yang ditempatkan di tempat-tempat umum
( lokasi strategis ). Tempat penampungan sampah dan pengelolaan
limbah sangat berpotensi sebagai sumber penularan penyakit. Oleh
karena itu perlu mendapat pengawasan yang baik. Berikut disajikan
data tempat penampungan sampah dan sarana pengelolaan limbah
sehat :
Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala


keluarga yang memiliki jamban dan tempat penampungan sampah
sehat dalam lima tahun terakhir sudah mengalami peningkatan dan
mencapai target yang ditetapkan, dimana target tahun 2016 untuk
pembuangan sampah sebesar 60% dan target tempat pembuangan
sampah yang memenuhi syarat sebesar 100%
II.4.5 Tempat-Tempat Umum

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat/area yang


memiliki batas tertentu dan dperuntukkan bagi umum untuk
melakukan aktivitas tertentu seperti : hotel, rumah sakit, pasar,
pusat perbelanjaan, terminal, tempat hiburan, tempat rekreasi, dll.
Begitu banyaknya orang yang melakukan aktivitas dalam suatu
tempat umum, maka potensi penyebaran penyakit dan gangguan
kesehatan akibat interaksi baik antara pengunjung dengan
mengunjung maupun antara pengunjung dengan penyedia jasa
atau sebaliknya sangat tinggi. Oleh karena itu maka setiap tempat
umum perlu menyediakan ruangan dan fasilitas sanitasi yang
memadai, berikut hasil kegiatannya dalam lima tahun terakhir :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Tempat-


tempat umum sehat di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
sudah mencapai target yang ditetapkan (target tahun 2016 : 90%).
2.4.6 Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )

Cakupan TPM Sehat di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan


tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan tempat pengelolaan


makanan sehat di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan sudah
cmencapai 100% dan memenuhi target setiap tahunnya. Dimana
target untuk tahun 2016 sebesar 95%. Walaupun demikian upaya
peningkatan perlu dilakukan secara berkesinambungan agar
tercipta sanitasi tempat pengelolaan makanan yang sehat dan tidak
menimbulkan masalah terhadap kesehatan masyarakat.

dalam pembangunan kesehatan. Di wilayah Puskesmas terdapat beberapa sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta s
021
bersumber daya masyarakat seperti Posyandu. Sarana pelayanan
kesehatan di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu :

Tabel 2.2 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas II


Denpasar Selatan Tahun 2016

Desa/Kelurahan
No Sarana Kesehatan Jumlah
Kel. Kel. Sanur Sanur
Sanur Renon Kauh Kaja
1 Upaya Kesehatan Pemerintah
a. Puskesmas 1 0 0 0 1
b. Puskesmas Pembantu 0 1 1 1 3
2 Upaya Kesehatan Swasta
a. Dokter Spesialis
 Dokter Spesialis Obgin 0 2 0 0 2
 Dokter Spesialis Bedah 1 0 0 0 1
 Dokter Spesialis Anak 1 3 0 0 4
 Dokter Spesialis Mata 0 0 0 1 1
 Dokter Sp. Andrologi 0 0 0 0 0
 Dokter Sp.Peny. Dalam 0 0 0 1 1
 Dokter Sp. Kulit Kelamin 1 1 0 0 2
 Dokter Sp. THT 1 0 0 0 1
b. Dokter umum 13 10 3 4 30
c. Dokter Gigi 3 2 5 2 12
d. Bidan 4 2 3 2 11
e. Klinik 7 1 1 4 13
f. Apotek 6 3 1 1 11
g. Toko obat 0 0 0 0 0
h. Laboratorium 1 0 0 0 1
i. Rumah Sakit Bersalin 0 1 0 0 1
j. Rumah Sakit 0 0 0 0 0
k. Batra 6 9 14 12 41
3 Swadaya Masyarakat
a. Posyandu 9 5 13 8 35
b. Kelompok Dana Sehat 1 0 1 1 3

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-


2021 37
b. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

Tabel 2.3 Sarana Pendidikan di Puskesmas II Denpasar Selatan


Tahun 2016

Sarana Pedidikan

No Desa/Kel Ket
TK SD SLTP SMU

Murid Jm Murid Jm Murid Murid


Jml Jml
l l
L P L P L P L P
1 Kel. Sanur 117 118
1 94 64 4 930 895 2 0 0 0
2 2
2 Kel. Renon 21
5 172 5 690 654 0 0 0 2 570 376
8
3 Sanur 20
4 213 4 384 346 0 0 0 1 723 654
Kauh 3
4 Sanur Kaja 11
5 127 3 515 452 0 0 0 1 522 474
8
Jumlah 63 251 234 117 118 181 150
15 576 16 2 4
3 9 7 2 2 5 4

Tabel 2.4 Data Sumber Daya Sekolah di Puskesmas II Denpasar


Selatan Tahun 2016

Jumlah Siswa Jml


Jumlah Kader
Nama Sekol Guru
No Sekola UKS/D Ket
Sekolah Peremp ah UKS
Laki2 h okcil
uan UKS

1 TK 633 576 15 2 0 0

2 SD/MI 2519 2347 16 16 480 16

3 SLTP 1172 1182 2 2 60 2

4 SMU 1815 1504 4 4 120 4

Jumlah 6139 5609 37 24 660 22


c. Ketenagaan
Puskesmas II Denpasar Selatan memiliki 50 orang Petugas yang
mendukung kegiatan operasional Puskesmas. Petugas tersebut memilki
berbagai kualifikasi pendidikan. Keadaan tenaga di Puskesmas II
Denpasar Selatan berdasarkan kualifikasi pendidikan pada Tahun 2013
adalah sebagai berikut

Tabel 2.5 Keadaan Tenaga di Puskesmas II Denpasar Selatan


Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2016

N
Kualifikasi Pendidikan Jumlah Keterangan
o
Dokter Umum
a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 4 1 Kepala Puskesmas
1 b. Tenaga Harian Lepas ( THL ) 0 3 dokter umum
c. Calon Pegawai Negeri Sipil 0
(CPNS)

Dokter Gigi
2 a. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 3
b. Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) 0

1 Ka.Sub.Bag. TU
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2
1 Promkes
4 Sarjana Teknik Lingkungan 0
5 D – 3 Keperawatan 6
4 PNS
6 D – 3 Kebidanan 6
2 tenaga kontrak
7 Ahli Madya Kesling ( D–3 Kesling ) 2
8 Ahli Madya Gizi ( D–3 Gizi ) 1
9 Bidan ( D-1) 2
1 PNS
10 Analis Kesehatan 2
1 Kontrak
11 Perawat (SPK) 7
12 Perawat Gigi 2
13 Asisten Apoteker 2
14 Pekarya Kesehatan 1 Bendahara
15 S1 Sarjana Ekonomi 1 Petugas Loket
Tenaga Out Sourcing :
16 Penjaga Kantor 2
17 Cleaning Service 3
18 Pengelola Sampah Medis 1
19 Petugas Loket 2
20 Sopir 1
Jumlah 49
21 Petugas e-JKBM 1 Outsorsing Provinsi Bali
22 Petugas PPTI 1 Outsorsing PPTI
Jumlah Total 51

Tenaga tersebut ditempatkan di Puskesmas Induk ( 45 orang ) dan di


Puskesmas Pembantu ( 6 orang ) yang terdiri dari 1 orang Bidan dan
1 orang Perawat untuk masing – masing Puskesmas Pembantu.

Disamping itu pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas II


Denpasar Selatan juga dilaksanakan oleh berbagai sarana pelayanan
kesehatan swasta sebagai mitra kerja Puskesmas, seperti misalnya
rumah sakit, dokter spesialis praktek swasta, dokter umum dan
dokter gigi praktek swasta serta bidan praktek, adapun datanya
sebagai berikut :

Tabel 2.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Standar Ratio
Ratio per
Jenis Tenaga Jumlah per 100.000
100.000 pddk
pddk

1 Dokter umum 31 60 40

2 Dokter gigi 12 40 11

3 Dokter spesialis 12 30 6

4 Farmasi 11 20 10

5 Bidan 11 20 100

6 Perawat 25 50 117

7 Gizi 1 5 22

8 Sanitasi 2 10 40

Jumlah 92
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ratio dokter umum,
dokter gigi dokter spesialis dan farmasi jauh lebih tinggi dari standar
yang ditetapkan sehingga mungkin perlu dilakukan pemerataan,
sedangkan untuk ratio Bidan, Perawat, Gizi dan Sanitasi masih belum
memenuhi standar ratio yang ditetapkan.

Sumber : Data Primer Puskesmas II Denpasar Selatan

Grafik diatas menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan terbesar


di dominasi oleh dokter umum diikuti oleh tenaga perawat. Dan
ratio terkecil adalah tenaga Gizi

2.3.5 PEMBIAYAAN KESEHATAN

a. Keuangan/Dana
Dana mempunyai peranan yang sangat penting untuk berlangsungnya
suatu kegiatan, demikian halnya dengan kegiatan operasional
Puskesmas memerlukan dana yang cukup agar terselenggara dengan
baik.

Pada Tahun 2016 operasional Puskesmas II Denpasar Selatan dibiayai


dari beberapa sumber dana sebagai berikut :
Tabel 2.7 Alokasi Dana Pada Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Jumlah Realisasi
No Sumber Dana Ket
Pusk (Rp.)
( Rp. )

1 APBN - - -

2 APBD I - - -

3 APBD II 434.259.000,- 432.524.000,- 99.60%

JKN Operasional 316.158.684,- 316.158.684,- 100%


4
Jaspel 378.493.752,- 378.493.752,- 100%

5 JKBM 114.900.000,- 124.375.000,- 100,24%

6 BOK 167.200.000,- 167.104.000,- 100%

7 Umum - - -

1.411.009.436, 1.418.653.936
Jumlah 100%
- ,-

Data diatas menunjukkan bahwa ada dana yang dianggarkan untuk


pelayanan kesehatan di Puskesmas II Denpasar Selatan belum dapat
direalisasikan ( 100 % ) seperti misalnya pemanfaatan alokasi dana
APBD II, karena terdapat satu unit komputer yang dalam keadaaan
rusak berat, sehingga kalo dilakukan pemeliharaan akan memerlukan
biaya perbaikan yang jumlah dananya melebihi pagu dana yang ada
dalam biaya pemeliharaan maintenance komputer yang ada dalam APBD
II.

Selain dana tersebut diatas, operasional Puskesmas II Denpasar Selatan


juga dibiayai dari dana kapitasi JKN melalui mekanisme APBD. Dana
kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.8 Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Pada
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Jasa
Jasa Sarana Jumlah
No Triwulan Pelayanan Keterangan
(Rp.) (Rp.)
(Rp.)

1 I 2.733.594,- - 2.733.594,- Pengelolaan

2 II 61.785.476,- 103.764.600,- 165.550.076,- Dana

3 III 62.508.453,- 137.696.352,- 200.204.805,- Dengan

4 IV 189.129.162,- 137.032.800,- 326.161.962,- mekanisme

Jumlah 316.156.684,- 378.493.152,- 694.649.836,- APBD

Dana kapitasi JKN tersebut dialokasikan untuk pengadaan sarana


kesehatan, pengadaan obat dan juga jasa pelayanan bagi Petugas
Kesehatan.

Sumber-sumber dana tersebut diatas mendukung terselenggaranya


pelayanan kesehatan di Puskesmas II Denpasar Selatan.

Disamping dana tersebut Puskesmas juga mendapatkan


pengembalian dari pendapatannya berupa jasa pelayanan.
Pendapatan Puskesmas yang disetor ke kas daerah Kota Denpasar
pada Tahun 2016 adalah Rp. 367.687.500,-, Jika dibandingkan
dengan pendapatan pada tahun 2015 adalah Rp. 304.157.500,-,
maka terjadi peningkatan sebesar 18.27%. Adapun pendapatan
Puskesmas selama Tahun 2016 adalah :

Tabel 2.9 Pendapatan Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun


2016

Puskesmas Pembantu
Puskesmas Jumlah
No Bulan
PP.Sanur
Induk PP.Renon PP.Sanur Kauh Uang
Kaja

1 Jan Rp Rp. Rp. Rp. Rp.


24.505.000,- 885.000,- 700.000,- 1.625.000,- 27.715.000,-

2 Peb Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


22.840.500,- 1.205.000,- 715.000,- 1.585.000,- 6.345.500,-

3 Mar Rp. Rp. Rp.1.070.000, Rp. Rp.


29.138.000,- 1.145.000,- - 1.775.000,- 33.128.000,-

4 Apr Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


32.238.000,- 850.000,- 835.000,- 1.645.000,- 35.568.000,-

5 Mei Rp. Rp. Rp.1.030.000, Rp. Rp.


30.171.500,- 1.045.000,- - 1.590.000,- 33.836.500,-

6 Jun Rp. Rp. Rp.1.025.000, Rp. Rp.


28.817.000,- 945.000,- - 1.195.000,- 31.982.000,-

7 Jul Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


24.707.500,- 755.000,- 645.000,- 1.090.000,- 27.197.500,-

8 Ags Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


33.383.500,- 1.040.000,- 880.000,- 1.995.000,- 37.298.500,-

9 Sept Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


23.794.500,- 705.000,- 645.000,- 1.510.000,- 26.654.500,-

10 Okt Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


26.447.000,- 870.000,- 540.000,- 1.525.000,- 29.382.000,-

11 Nop Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


24.772.500,- 1.010.000,- 665.000,- 1.330.000,- 27.777.500,-

12 Des Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


27.652.500,- 1.055.000,- 715.000,- 1.560.000,- 30.982.500,-

Jumlah Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


328.467.500,- 11.510.000,- 9.465.000,- 18.425.000,- 367.867.500,-
Pendapatan Puskesmas diatas merupakan retribusi yang dibayarkan
oleh pasien umum. Pendapatan Puskesmas ini diterima dari unit loket
/kasir puskesmas dan pelayanan puskesmas pembantu.. Pendapatan
ini kemudian disetor setiap hari ke Bagian Keuangan Dinas
Kesehatan Kota Denpasar melalui mekanisme APBD.

2.4KINERJA PELAYANAN

IV.1 Upaya Kesehatan


Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka upaya
kesehatan di Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk upaya kesehatan
Puskesmas. Upaya kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yang meliputi :

IV.1.1 Upaya Kesehatan Wajib


IV.1.1.1 Upaya Promosi Kesehatan
IV.1.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan
IV.1.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
IV.1.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
IV.1.1.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
IV.1.1.6 Upaya Pengobatan

IV.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Puskesmas II Denpasar Selatan melaksanakan beberapa upaya
kesehatan pengembangan berdasarkan kondisi lingkungan dan
kemungkinan perkembangan suatu penyakit di wilayah kerjanya.
Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan dareah
wisata, disamping mempunyai pengaruh baik terhadap perekonomian
juga memberikan dampak sosial dan kesehatan.
Adapun upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di
Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

IV.1.2.1 Upaya Kesehatan Sekolah dan Upaya Kesehatan Gigi


Sekolah
IV.1.2.2 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
IV.1.2.3 Upaya Kesehatan Usia Lanjut
IV.1.2.4 Layanan IMS
IV.1.2.5 Layanan VCT
IV.1.3 Program Inovasi
IV.1.3.1 ANC terpadu
IV.1.3.2 Layanan IMS
IV.1.3.3 Layanan VCT

IV.2 Target Kinerja


Adapun indikator dan target upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1 Indikator dan Target Kinerja Upaya Kesehatan Wajib


dan Kesehatan Pengembangan Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

TARGET
NO INDIKATOR SATUAN
SASARAN (T)

I PROMOSI KESEHATAN

A Penyuluhan PHBS pada

210 kk
1. Rumah Tangga KK perdesa/kel

2. RT yang memenuhi syarat PHBS KK 79%

3. Institusi Pendidikan ( sekolah ) Sekolah 85%

4. Institusi Sarana Kesehatan Sarkes 100%

5. Institusi TTU Lokasi 85%

6. Institusi Tempat Kerja Institusi 85%


Mendorong Terbentuknya Upaya
B Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat

1. Posyandu Madya Posyandu 60%

1. Posyandu Purnama dan Mandiri Posyandu 35%

C Penyuluhan Napza Kelompok 20%

D Penyuluhan HIV/AIDS Kelompok 85%

KESEHATAN IBU DAN ANAK


TERMASUK KELUARGA
II BERENCANA

A KESEHATAN IBU x

1. Pelayanan Kesehatan bagi bumil


sesuai Standar untuk Kunjungan 98
Lengkap ( K4 ) Ibu Hamil

2. Pelayanan Persalinan Oleh Nakes


yang memiliki kompetensi kebidanan 100
sesuai standar Ibu Bersalin

3. Pelayanan Nifas Lengkap ( Ibu


dan Neonatus ) sesuai Standar ( 98
KN3 Ibu/Bayi
)
4. Pelayanan dan atau rujukan
100
bumil/komplikasi Ibu hamil

B Kesehatan Bayi

1. Penanganan dan atau rujukan


100
neonatus resiko tinggi Bayi

2. Cakupan BBLR ditangani Bayi 100

Upaya Kesehatan Balita dan


x
C Anak Pra Sekolah x

1. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Balita di 80
posyandu Balita

2. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Anak 100
Prasekolah ( TK ) Anak

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


D dan Remaja x
1. Pelayanan Kesehatan Anak
Sekolah Dasar Oleh Nakes atau
100
tenaga terlatih /guru UKS/ Dokter
Kecil Anak

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


90
Remaja Anak

E Pelayanan Keluarga Berencana x x

1. Akseptor KB Aktif di Puskesmas PUS 80

2. Akseptor Aktif MKJP di Puskesmas Orang 70

3. Akseptor MKJP Dengan Komplikasi


100
Yang Tertangani Orang

4. Akseptor MKJP Mengalami


100
Kegagalan yang Tertangani Orang

UPAYA PERBAIKAN GIZI


III MASYARAKAT

1. Pemberian Kapsul Vitamin A


( Dosis 200.000 SI ) Pada Anak 98
Usia 6-59 bulan 2 Kali/Tahun Anak

2. Pemberian Tablet Besi ( 90 tablet


98
) Pada Ibu Hamil Ibu Hamil

3. Balita yang ditimbang Berat


83
Badannya (D/S) Anak

4. Bayi Usia 0-6 Bln mendapat ASI


42
Ekslusif Bayi

5. Presentase balita gizi buruk


100
mendapat perawatan Balita

6. Cakupan RT yang mengkonsumsi


84,5
garam beryodium Rmh tangga

7. Presentase Desa/Kel yang


100
melaksanakan surveilans gizi Desa/Kel

8. Persentase ibu hamil dengan


kurang energi kronik ( KEK )
mendapat makanan tambahan Ibu Hamil 50

( PMT ) ( KEK )

9. Persentase bayi baru lahir Bayi 41


mendapat inisiasi menyusui dini (
IMD )

10. Persentase balita kurus yang


75
mendapat makanan tambahan Balita

11. Persentase remaja putri yang


mendapat tablet tambah darah ( TTD 10
) Remaja Putri

12 Persentase balita gizi lebih Balita 11,2

IV KESEHATAN LINGKUNGAN

A Penyehatan air

1. Penduduk yang memiliki akses Penduduk 96


air minum yang berkualitas
2. Inspeksi sanitasi sarana air
Sarana 3500-4000KK
minum

3. Kualitas air minum yg memenuhi Sarana


70
syarat (sampel )

Penyehatan Tempat Pembuangan


B Sampah

1. Pengendalian kepadatan vektor


Sarana 100
lalat pada TPS

Penyehatan Lingkungan
Pemukiman dan Jamban
C Keluarga

1. Pemeriksaan Penyehatan
3500-4000KK
Lingkungan Rumah Rumah

2. Cakupan Rumah Memenuhi Syarat


85
Kesehatan Sarana

3. Cakupan Penduduk Yang


85
Menggunakan Jaga Sehat Penduduk

4. Penduduk Stop BAB Sembarangan Penduduk 100

5. Inspeksi sarana pembuangan air


3500-4000KK
limbah rumah tangga Sarana

6. Cakupan sarana pembuangan air


85
limbah yang memenuhi syarat Sarana

Hygiene Dan Sanitasi Makanan


D dan Minuman

1. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan Sarana 80


Tempat Pengelolaan Makanan
Jajanan

2. Cakupan Tempat Pengelolaan


Makanan Jajanan yang memenuhi 15
syarat kesehatan Sarana

3. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


90
Rumah Makan / Restaurant Sarana

4. Cakupan Rumah Makan /


Restaurant yang memenuhi syarat 95
kesehatan Sarana

5. Inspeksi Sarana dan Pembinaan


90
Jasaboga Sarana

6. Cakupan Jasaboga yang


95
memenuhi syarat kesehatan Sarana

7. Inspeksi sanitasi dan pembinaan


100
Kantin Sekolah Sarana

8. Cakupan kantin sekolah yang


60
memenuhi syarat kesehatan Sarana

9. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Pangan Industri Rumah Tangga 80
(PIRT) Sarana

10. Cakupan PIRT yang memenuhi


80
syarat kesehatan Sarana

Pengawasan Sanitasi Tempat-


E Tempat Umum x

1. Pengawasan dan pembinaan


100
kesehatan hotel Sarana

2. Cakupan hotel yang memenuhi


90
syarat kesehatan Sarana

3. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan kolam renang dan 100
pemandian umum Sarana

4. Cakupan kolam renang dan 100


pemandian yang memenuhi syarat
kesehatan Sarana

5. Pengawasan dan pembinaan


100
kesehatan lingkungan RS dan
pelayanan kesehatan lainnya Sarana

6. Cakupan Rumah Sakit dan Sarana 100


pelayanan kesehatan lainnya yang
memenuhi

syarat kesehatan lingkungan

7. Pembinaan dan pengawasan pasar


100
sehat sarana

8. Cakupan pasar yang memenuhi


20
syarat kesehatan Sarana

9. Persentase satuan pendidikan


dasar mendapatkan pelayanan 100
kesehatan lingkungan Sarana

10. Persentase pasar rakyat


mendapat pelayanan kesehatan 100
lingkungan Sarana

11. Cakupan TTU lainnya yang


80
memenuhi syarat kesehatan Sarana

Pengamanan Tempat
F Pengelolaan Pestisida x

1. Inspeksi Sarana Pengelolaan


100
Pestisida Sarana

2. Cakupan Tempat Pengelolaan


100
Pestisida yang Memenuhi Syarat Sarana

UPAYA PENCEGAHAN DAN


PEMBERANTASAN PENYAKIT
V MENULAR

A TB Paru x x

64/100.000
1. Jumlah kasus baru TB Orang
penduduk

2. Penemuan Penderita TB Paru


70
(DOTS) BTA Positif Orang

3. Jumlah penderita TB paru BTA


100
positif yang diobati Orang

4. Konversi rate Orang 80

5. Cure Rate Orang 85

6. Success Rate Orang 90

B Malaria x x

1. Jumlah Penderita Malaria Orang


1/1000
penduduk

2. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD)


100
Pada Penderita Malaria Klinis %

3. Penderita Positif Malaria Yang


100
Diobati sesuai Standar Orang

4. Penderita Yang Terdeteksi Malaria


100
Berat di Puskesmas Yang dirujuk %

Ke Rumah Sakit

C Kusta x x

1. Penemuan Tersangka Penderita


100
Kusta Orang

2. Pengobatan Penderita Kusta Orang 100

3. Pemeriksaan Kontak Penderita Orang 100

D Diare x x

1. Penemuan Kasus Diare di


100
Puskesmas dan Kader Orang

2. Kasus Diare Ditangani Oleh


Puskesmas dan Kader Dengan Oral 100
Dehidrasi Orang

3. Angka kematian diare Orang < 1%

E ISPA x x

1. Penemuan Kasus Pnemonia dan


Pnemonia Berat Oleh puskesmas dan 100
kader Orang

2. Jumlah Kasus Pnemonia dan


100
Pnemonia Berat Ditangani Orang

3. Jumlah Kasus Pnemonia


Berat/Dengan Tanda bahaya 100
Ditangani/dirujuk Orang

F Flu Burung x x

1. Kasus suspect flu burung yang


100
ditemukan ditangani sesuai standar Orang

G Demam Berdarah Dengue x x

1. Angka kejadian DBD ( IR ) Per 100.000 210/100.000


pddk pddk

2. Angka kematian (CFR) % <1%


3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95

Pencegahan dan
Penanggulangan PMS dan x
H HIV/AIDS x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100

2. Klien Yang Mendapat Penanganan


100
HIV/AIDS Orang

Pencegahan dan
x
I Penanggulangan Rabies x

1. Cuci Luka Kasus Gigigtan HPR


100
Sesuai Standar Orang

2. Vaksinasi terhadap Kasus Gigitan


100
HPR yang Berindikasi Orang

J Pelayanan Imunisasi x x

1. Imunisasi DPT 1 Pada Bayi Bayi 100

2. Imunisasi HB 0 < 7 Hari Bayi 95

3. Imunisasi Campak Pada Bayi Bayi 95

4. Imunisasi DT Pada Anak Kelas 1


98
SD Anak

5. Imunisasi Td Pada Anak Kelas 2


98
Dan 3 Anak

6. Desa yang Mencapai UCI Desa/Kel 100

K Pengendalian Vektor x x

1. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor Malaria di 100
pemukiman pddk sekitarnya Lokasi

2. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor DBD di 100
pemukiman pddk sekitar Lokasi

3. Pemberdayaan Sarana/Klp/Pokja
Potensial dalam Upaya
pemberantasan tempat Kelompok
100
Perindukan Vektor penyakit di
Pemukiman Penduduk dan
Sekitarnya

4. Desa/Lokasi Yang Mendapat Desa/Lokasi 100


Intervensi Pemberantasan Vektor
penyakit menular

5. Cakupan Penyelidikan
100
Epidemiologi < 24 jam %

VI UPAYA PENGOBATAN

A Pengobatan x x

1. Kunjungan Rawat Jalan Umum Orang 15

2. Kunjungan Rawat Jalan Gigi Orang 4

B Pemeriksaan Laboratorium x x

1. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


100
darah, urine dan Tinja Spesimen

2. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


80
Lain (selain darah, urine,tinja) Spesimen

3. Spesimen Yang Dirujuk Spesimen 100

4. Pemeriksaan HB Pada ibu Hamil Spesimen 100

5. Pemeriksaan Darah Tersangka


100
Malaria Spesimen

Upaya Kesehatan
x
C Mata/Pencegahan Kebutaan x

1. Penemuan Kasus di masyarakat Orang


10
dan di Puskesmas melalui
Pemeriksaan Visus / Refraksi

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


10
Pukesmas Orang

3. Penemuan Kasus Buta Katarak di


100
Puskesmas Orang

D Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

Pencegahan Dan
x
E Penanggulangan Penyakit Gigi x

1. Pembinaaan Kesehatan Gigi di TK TK 90

2. Pembinaan dan Bimbingan Sikat


90
Gigi Massal pada SD/MI SD/MI
3. Murid SD/MI yang Mendapat
25
Perawatan Kesehatan Gigi Orang

Perawatan Kesehatan
x
F Masyarakat ( Perkesmas ) x

1. Keluarga Rawan Yang Dibina dan


100
diberi asuhan keperawatan keluarga Keluarga

2. Pembinaan Panti Asuhan / Werda Panti 100

UPAYA KESEHATAN
VII PENGEMBANGAN

I Bina Kesehatan Kerja x x

1. Pos UKK yang Berfungsi Baik Pos 100

2. Pelayanan Kesehatan Oleh Tenaga


80
Kesehatan Pada Pekerja di pos UKK Orang

3. Pembinaan K3 di tempat kerja Tempat Kerja 15

II Upaya Kesehatan Usia Lanjut x x

1. Pembinaan kelompok lansia sesuai


100
standar Kelompok

2. Pemantauan Kesehatan pada


Anggota Kelompok Lansia yang di 70
bina sesuai standar Orang

III Klinik IMS x x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100

IV Klinik VCT

1. Klien Yang Mendapat Penanganan


100
HIV/AIDS Orang

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


x
V dan Remaja x

1. Pelayanan Kesehatan Anak


Sekolah Dasar Oleh Nakes atau Anak 100
tenaga terlatih/guru UKS/dokter
kecil

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


90
Remaja Anak

Upaya Kesehatan
x
VI Mata/Pencegahan Kebutaan x
1. Penemuan Kasus di masyarakat
dan di Puskesmas melalui 10
Pemeriksaan visus/reflaksi Orang

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


10
Pukesmas Orang

3. Penemuan Kasus Buta Katarak di


100
Puskesmas Orang

VII Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95%

4. Cakupan Penyelidikan Epidemiolog


% 100%
< 24 Jam

IV.3 Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan


IV.3.1 Upaya Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah salah satu upaya kesehatan yanga
sangat penting peranannya dalam mengubah perilaku masyarakat
melalui peningkatan pengetahuan sehingga diharapkan terjadi
perubahan sikap. Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Tahun 2016
adalah sebagai berikut :

Table IV.2 Cakupan Kegiatan Penyuluhan Napza Perdesa /


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Target Cakupan
No Desa/Kelurahan Sasaran
(%) Abs %

1 Kel. Sanur 13 20 4 30.76

2 Kel. Renon 19 20 8 42.10

3 Ds. Sanur Kauh 18 20 9 50.00

4 Ds. Sanur Kaja 14 20 6 42.85

Jumlah 64 20 27 42.18
Data diatas menunjukkan bahwa secara umum pada tahun
2016 target penyuluhan napza (20%) sudah tercapai. Semua
kegiatan penyuluhan perlu terus ditingkatkan mengingat
perkembangan masalah kesehatan yang yang semakin kompleks.

Pendataan dan penyuluhan serta pembinaan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat dilakukan terhadap lima tatanan yaitu tatanan
RT, TTU, instisusi pendidikan, kesehatan dan tempat kerja. Secara
umum permasalahannya adalah pada perilaku merokok, ASI
ekslusif, perilaku dalam melakukan pemberantasan sarang
nyamuk, kebersihan lingkungan, keikutsertaan dalam asuransi,
penggunaan APD dan tidak terdapat kotak P3K di tempat kerja.
Berikut disajikan hasil pendataan, penyuluhan sekaligus
pembinaan PHBS di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan yaitu
:

Tabel IV.3 Hasil Kegiatan Penyuluhan dan Pendataan


PHBS pada Tatanan Rumah Tangga
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Penyuluhan Memenuhi Syarat


N Sasara Cakupan Cakupan
Desa/Kel Targe Targe Ket
o n
t (%) Ab t (%) Ab
% %
s s
100 100 79 82.8
1 Kel. Sanur 210 210 174
5
100 100 79 80.9
2 Kel. Renon 210 210 170
5
Ds. Sanur 100 100 79 81.9
3 210 210 172
Kauh 0
Ds. Sanur 100 100 79 83.3
4 210 210 175
Kaja 3
840 100 84 10 79 82.2
Jumlah 691
0 0 6

Hasil kegiatan pendataan, penyuluhan dan pembinaan PHBS pada


tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
2016 sudah diatas target yang ditetapkan ( 79% ).
Pendatan, penyuluhan dan pembinaan tidak hanya dilakukan pada
tatanan rumah tangga tetapi juga tatanan lainnya karena
semuanya dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Hasil
kegiatan untuk tatanan lainnya adalah sebagai berikut :

Tabel IV.4 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan PHBS


pada Tatanan Institusi Sarana Kesehatan
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Penyuluhan Memenuhi Syarat


No Desa/Kel Sasaran Target Cakupan Target Cakupan Ket
(%) Abs % (%) Abs %
1 Kel. Sanur 4 100 4 100 100 4 100
2 Kel. Renon 3 100 3 100 100 3 100
3 Sanur Kauh 3 100 3 100 100 3 100
4 Sanur Kaja 2 100 2 100 100 2 100
Jumlah 12 100 12 100 100 12 100

Tabel IV.5 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan PHBS


pada Tatanan Institusi Pendidikan Perdesa
/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Penyuluhan Memenuhi Syarat Ke


N Sasara Cakupan Cakupan t
Desa/Kel Target Targe
o n Ab
(%) % t (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 7 100 7 100 85 7 100
2 Kel. Renon 12 100 12 100 85 12 100
Sanur 100 100
3 9 9 85 9 100
Kauh
Sanur 100 100
4 9 9 85 9 100
Kaja
Jumlah 37 100 37 100 85 37 100
Tabel IV.6 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan
PHBS pada Tatanan TTU(Tempat Ibadah)
Perdesa / Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Penyuluhan Memenuhi Syarat


N Sasa
Desa/Kel Ket
o r-an
Cakupan Cakupan
Targe Target
Ab
t (%) Abs % (%) %
s
1 Kel. Sanur 6 100 6 100 85 6 100
2 Kel. Renon 4 100 4 100 85 4 100
Sanur 100 100
3 6 6 85 6 100
Kauh
4 Sanur Kaja 5 100 5 100 85 5 100
100 10 10
Jumlah 21 21 85 21
0 0

Secara umum jika ditinjau dari hasil kegiatan penyuluhan dan


pendataan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan institusi
kesehatan, institusi pendidikan dan juga tempat-tempat umum
khususnya tempat ibadah semuanya telah mencapai target. Oleh
karena itu untuk kedepannya perlu dipertahankan agar tidak
menimbulkan permasalahan terhadap kesehatan masyarakat di
lingkungannya. Khusus untuk kegiatan penyuluhan untuk sarana
pendidikan sudah menjadi 100% artinya institusi pendidikan
sudah pernah diadakan penyuluhan PHBS.

Penyuluhan dan pendataan PHBS untuk tempat-tempat


umum dilakukan juga di Tempat tempat kerja selain pada tempat
ibadah dan tempat kerja. Berikut adalah hasil kegiatannya :
Tabel IV.7 Cakupan Penyuluhan dan Pendataan PHBS
pada Tatanan Tempat Kerja Perdesa/ Kelurahan
di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Penyuluhan Memenuhi Syarat


No Desa/Kelurahan Sasaran Target Cakupan Target Cakupan Ket
(%) Abs % (%) Abs %
1 Kel. Sanur 4 100 4 0 85 4 100
2 Kel. Renon 9 100 9 100 85 9 100
3 Ds. Sanur Kauh 4 100 4 100 85 4 100
4 Ds. Sanur Kaja 2 100 2 0 85 2 100
Jumlah 19 100 19 100 85 19 100

Hasil pendataan di atas menunjukkan bahwa kelima tatanan


dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat telah mencapai target
yang ditetapkan. Kegiatan promosi kesehatan tetap harus
dilaksanakan dan ditingkatkan sehingga tercipta kehidupan
masyarakat yang sehat dalam lingkungan yang sehat.

IV.3.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat disamping
faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Kegiatan
program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas adalah :
pengawasan penyehatan air, tempat-tempat umum, pengawasan
lingkungan pemukiman dan tempat pengelolaan makanan.
Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkesinambungan
agar tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Kegiatannya meliputi :

1. Penyehatan Air

Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital


bagi kehidupan manusia, oleh karena itu kualitas air harus
benar – benar dapat menjamin kesehatan masyarakat. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air adalah
kondisi sarana disamping adanya sumber kontaminasi. Salah
satu kegiatan pengawasan sanitasi sarana air bersih adalah
dengan mengadakan kegiatan insfeksi sanitasi. Adapun hasil
kegiatan penyehatan air sebagai berikut :

Tabel IV.8 Cakupan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Inspeksi Memenuhi Syarat


Desa/ Cakupan Cakupan
Sasaran Targe Targe Ket
Kelurahan
t (%) Ab t (%)
% Abs %
s
tdk tdk tdk
185
1 Kel. Sanur 1141 60 100 ada ada ada
1
target target target
tdk tdk tdk
258
2 Kel. Renon 1585 60 100 ada ada ada
8
target target target
tdk tdk tdk
Ds. Sanur 198
3 1213 60 100 ada ada ada
Kauh 4
target target target
tdk tdk tdk
Ds. Sanur 177
4 1125 60 100 ada ada ada
Kaja 4
target target target
tdk tdk tdk
81
Jumlah 5064 60 100 ada ada ada
97
target target target

Tabel IV.9 Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum Yang


Berkualitas Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Target
Desa/Kelurahan Sasaran Ket
(%)
Abs %

1 Kel. Sanur 2746 96 2746 100

2 Kel. Renon 2127 96 2127 100

3 Ds. Sanur Kauh 2397 96 2397 100

4 Ds. Sanur Kaja 1517 96 1517 100

Jumlah 8787 96 8787 100


Secara umum, dari data diatas menunjukkan bahwa
pencapaian inspeksi sanitasi sarana air minum dan kualitas
sarananya sudah mencapai target yang ditetapkan. Demikian
juga halnya dengan penduduk yang memiliki akses air minum
yang berkualitas. Walaupun demikian pemantauan kualitas air
harus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk
menjamin kesehatan masyarakat. Pemeriksaan dilakukan
dengan pengambilan sampel secara acak pada sarana air
minum yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Jumlah sampel
yang diambil ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar
sesuai dengan jumlah dana yang dianggarkan. Untuk tahun
2016 sebanyak 55 sample. Berikut adalah jumlah sampel
yang diambil di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan dan
hasil pemeriksaannya :

Tabel IV.10Cakupan Kualitas Air Minum yang


Memenuhi Syarat Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Cakupan
Target Ke
No Desa/Kelurahan Sasaran Ab
(%) % t
s
1 Kel. Sanur 10
13 70 13
0
2 Kel. Renon 10
16 70 16
0
3 Ds. Sanur Kauh 10
15 70 15
0
4 Ds. Sanur Kaja 10
11 70 11
0
10
Jumlah 55 70 55
0
Data di atas menunjukkan bahwa cakupan kualitas air minum
yang memenuhi syarat di wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan sudah mencapai target 100% dari target yang
ditetapkan yaitu 70,0% dan mengalami peningkatan dari tahun
2013 sebesar 97,6% menjadi 98,48% di tahun 2014 dan tahun
2015 juga mencapai 98.48%.
2. Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Hotel

Berikut adalah hasil pembinaan dan pengawasan


Kesehatan Hotel di wilayah Puskesmas :

Tabel IV.11Cakupan Pengawasan dan Pembinaan


Kesehatan Hotel Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab
(%) % (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 66 100 66 100 90 66 100
2 Kel. Renon 0 100 0 100 90 0 100
Ds. Sanur
3 25 100 25 100 90 25 100
Kauh
Ds. Sanur
4 10 100 10 100 90 10 100
Kaja
10
Jumlah 101 100 100 90 101 100
1

Tabel IV.12 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan


Kesehatan Kolam Renang dan Pemandian Umum
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab
(%) % (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 24 100 24 100 90 24 100
2 Kel. Renon 0 100 0 100 90 0 100
Ds. Sanur
3 11 100 11 100 90 11 100
Kauh
Ds. Sanur
4 13 100 13 100 90 13 100
Kaja
Jumlah 48 100 48 100 90 48 100
Tabel IV.13 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan
Kesehatan Lingkungan RS dan Yankes lainnya
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab
(%) % (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 1 100 1 100 90 1 100
2 Kel. Renon 1 100 1 100 90 1 100
Ds. Sanur
3 1 100 1 100 90 1 100
Kauh
Ds. Sanur
4 1 100 1 100 90 1 100
Kaja
Jumlah 4 100 4 100 90 4 100

Tabel IV.14 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan


Penyelenggaraan Pasar Sehat Perdesa/Kelurahan
di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab
(%) % (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 1 100 1 100 50 1 100
2 Kel. Renon 3 100 3 100 50 3 100
Ds. Sanur
3 1 100 1 100 50 1 100
Kauh
Ds. Sanur
4 0 100 0 100 50 0 100
Kaja
Jumlah 5 100 5 100 50 5 100
Tabel IV.15 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan Sarana
Pendidikan Dasar Sekolah Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab
(%) % (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 4 100 4 100 60 4 100
2 Kel. Renon 5 100 5 100 60 5 100
Ds. Sanur
3 4 100 4 100 60 4 100
Kauh
Ds. Sanur
4 3 100 3 100 60 3 100
Kaja
Jumlah 16 100 16 100 60 16 100

Tabel IV.16 Cakupan Pengawasan dan Pembinaan TTU


Lainnya ( Salon/spa, tempat ibadah, bale banjar,
panti pijat) Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab
(%) % (%) Abs %
s
1 Kel. Sanur 37 80 37 100 80 37 100
2 Kel. Renon 30 80 30 100 80 30 100
Ds. Sanur
3 52 80 52 100 80 52 100
Kauh
Ds. Sanur
4 27 80 27 100 80 27 100
Kaja
14
Jumlah 146 80 100 80 146 100
6

Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat/area yang


memiliki batas tertentu dan diperuntukkan bagi umum untuk
melakukan aktivitas tertentu seperti : hotel, rumah sakit,
pasar, sarana pendidikan dasar, pusat perbelanjaan, terminal,
tempat hiburan, tempat rekreasi, tempat ibadah, balai banjar,
panti pijet, salon, dll. Begitu banyaknya orang yang melakukan
aktivitas dalam suatu tempat umum, maka potensi penyebaran
penyakit dan gangguan kesehatan akibat interaksi baik antara
pengunjung dengan pengunjung maupun antara pengunjung
dengan penyedia jasa atau sebaliknya sangat tinggi. Oleh
karena itu maka setiap tempat umum perlu menyediakan
ruangan dan fasilitas sanitasi yang memadai dari segi jumlah
dan kualitasnya termasuk lingkungannya. Untuk memperkecil
munculnya dampak negatif maka pengawasan dan pembinaan
harus dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan.

Data diatas menunjukkan cakupan inspeksi sanitasi tempat-


tempat sudah mencapai target yang ditetapkan (100%)
demikian juga halnya dengan sanitasi tempat – tempat umum
yang memenuhi syarat. Pembinaan berkesinambungan tetap
harus dilaksanakan agar kualitasnya tetap baik dan tidak
menimbulkan masalah terhadap kesehatan orang yang
memanfaatkannya.

3. Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

Disamping pengawasan sanitasi tempat-tempat umum,


pengawasan sanitasi tempat pengelolaan makanan ( TPM )
juga sangat penting. Tujuan pengawasan TPM adalah untuk
meningkatkan hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan
sehingga mampu menghasilkan produk yang aman dan
bermanfaat serta tidak menjadi sumber penular penyakit baik
yang berasal dari bawaan makanan, bahan beracun,
kecelakaan dan pencemaran lingkungan. Cakupan pengawasan
hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan adalah sebagai
berikut :
Tabel IV.17 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan
TPM Jajanan Perdesa/Kelurahan di
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Inspeksi dan
Memenuhi Syarat
Desa/ Dibina
N Sasar Ke
Kelurah Cakupan Targ Cakupan
o an Targe t
an Ab et
t (%) % Abs %
s (%)
Kel. 80 100 100
1 1 1 45 1
Sanur
Kel. 80 100 100
2 0 0 45 0
Renon
Sanur 80 100 100
3 1 1 45 1
Kauh
Sanur 80 100 100
4 1 1 45 1
Kaja
Jumlah 3 80 3 100 45 3 100

Data diatas menunjukkan bahwa kegiatan inspeksi


sanitasi dan pembinaan TPM Jajanan serta kualitas tempat
pengelolaan makanan tersebut sudah memenuhi target yang
ditetapkan sebesar 80%, dan terjadi peningkatan cakupan
dari tahun 2013 sebesar 96.62% menjadi 97.68% pada
tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 menjadi 97.62%.
dan tahun 2016 menjadi 100%

Tabel IV.18 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Rumah Makan / Restauran
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
Desa/ Sasar Ke
No
Kelurahan an t
Targ Cakupan Targ Cakupan
et Ab et Ab
% %
(%) s (%) s
1 Kel. Sanur 78 90 78 100 95 78 100

2 Kel. Renon 2 90 2 100 95 2 100


Ds. Sanur 6 90 6 100 95 6 100
3
Kauh
Ds. Sanur 17 90 17 100 95 17 100
4
Kaja
90 10 100 95 10 100
Jumlah 103
3 3
Tabel IV.19 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan
Jasa Boga Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
Desa/ Sasar Ke
No Targ Cakupan Targ Cakupan
Kelurahan an t
et et
Ab Ab
(%) % (%) %
s s
1 Kel. Sanur 3 90 3 100 95 3 100

2 Kel. Renon 1 90 1 100 95 1 100


Ds. Sanur 1 90 1 100 95 1 100
3
Kauh
Ds. Sanur 1 90 1 100 95 1 100
4
Kaja
Jumlah 6 90 6 100 95 6 100

Data diatas menunjukkan bahwa tempat pengelolaan makanan


seperti Rumah Makan/Restauran dan jasa boga telah
mencapai target yang ditetapkan (100%) demikian juga
halnya dengan cakupan tempat pengelolaan makanan yang
memenuhi syarat dari seluruh tempat yang diperiksa. Namun
demikian kegiatan inspeksi dan pembinaan harus terus
menerus ditingkatkan agar tidak sampai timbul kasus-kasus
penyakit yang bersumber dari makanan. Kegiatan Inspeksi dan
pembinaan juga dilaksanakan pada Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT) untuk mencegah munculnya penyakit-penyakit
akibat produksi makanan yang kurang higienis, berikut hasil
kegiatannya sebagai berikut :
Tabel IV.20 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab Ab
(%) % (%) %
s s
1 Kel. Sanur 2 80 2 100 80 2 100
2 Kel. Renon 3 80 3 100 80 3 100
Ds. Sanur
3 1 80 1 100 80 1 100
Kauh
Ds. Sanur
4 3 80 3 100 80 3 100
Kaja
10
Jumlah 9 80 9 100 80 9
0

Tabel IV.21 Cakupan Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Kantin Sekolah Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Inspeksi dan Memenuhi


Dibina Syarat
N Desa/ Sasar Ke
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an t
et et
Ab Ab
(%) % (%) %
s s
1 Kel. Sanur 9 100 9 100 91 9 100
2 Kel. Renon 5 100 5 100 91 5 100
Ds. Sanur
3 5 100 5 100 91 4 100
Kauh
Ds. Sanur
4 4 100 4 100 91 4 100
Kaja
10
Jumlah 23 100 23 100 91 22
0

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan inspeksi dan


pembinaan pangan industi rumah tangga (PIRT) sudah
mencapai target yang ditetapkan (100%) demikian halnya
dengan PIRT yang memenuhi syarat kesehatan. Cakupan
pembinaan kantin sekolah juga sudah memenuhi target yang
ditetapkan.
4. Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban
Keluarga

Pemukiman merupakan suatu tempat dimana manusia


tinggal dan berinteraksi dengan lingkungannya, dalam
interaksi ini memungkinkan terjadinya suatu penyebaran
penyakit akibat sanitasi yang buruk. Berikut adalah hasil
kegiatan Penyehatan Lingkungan Pemukiman :

Tabel IV.22 Cakupan Pemeriksaan Penyehatan


Lingkungan Rumah Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Memenuhi
Yang Diperiksa
Syarat
N Desa/ Sasar Cakupan Cakupan Ke
Tar Targ
o Kelurahan an t
get Ab et Ab
(%) % (%) %
s s
60 179 96 178 100
1 Kel. Sanur 1867 3 85 6
60 257 96 255 100
2 Kel. Renon 2667 9 85 6
Ds. Sanur 60 183 91 182 100
3 2013 5 85 6
Kauh
Ds. Sanur 60 167 100 166 100
4 1676 6 85 4
Kaja
60 78 95 78 100
Jumlah 8223 83 85 34

Tabel 4.23 Cakupan Penduduk Menggunakan Jamban


Keluarga Sehat Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Yang Diperiksa
N Desa/
Sasaran Target Cakupan Ket
o Kelurahan
(%) Abs %
1 Kel. Sanur 12933 85 12933 100
2 Kel. Renon 10248 85 10248 100
Ds. Sanur 85 100
3 11397 11397
Kauh
Ds. Sanur 85 100
4 7184 7184
Kaja
85 4176 100
Jumlah 41762
2
Tabel 4.24 Cakupan Penduduk Stop BAB Sembarangan
Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Yang Diperiksa
N Desa/ Sasara
Targe Cakupan Ket
o Kelurahan n
t (%) Abs %
1 Kel. Sanur 12933 100 12933 100
2 Kel. Renon 10248 100 10248 100
Ds. Sanur 100 100
3 11397 11397
Kauh
Ds. Sanur 100 100
4 7184 7184
Kaja
Jumlah 41762 100 41762 100

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan pencapaian


penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga
sudah mencapai target yang ditetapkan. Pembinaan harus
terus dilaksanakan agar cakupan kegiatan dapat lebih
ditingkatkan.

5. Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida

Tempat pengelolaan pestisida merupakan tempat yang


perlu mendapat perhatian yang cukup serius karena mengelola
bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia
dan juga mempengaruhi lingkungan. Pestisida harus dikelola
secara benar sesuai dengan sifat dan jenis bahannya. Berikut
adalah cakupan kegiatan pengamanan tempat pengelolaan
pestisida di wilayah kerja Puskesmas :
Tabel IV.25 Cakupan Inspeksi Sanitasi Sarana
Pengelolaan Pestisida Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar Ke
o Kelurahan an t
Cakupan Targ Cakupan
Targe
et Ab
t (%) Abs % %
(%) s
10
1 Kel. Sanur 0 100 0 100 0 100
0
10
2 Kel. Renon 2 100 2 100 2 100
0
Ds. Sanur 10
3 1 100 1 100 1 100
Kauh 0
Ds. Sanur 10
4 0 100 0 100 0 100
Kaja 0
10 10
Jumlah 3 100 3 100 3
0 0

Data diatas menunjukkan bahwa tempat pengelolaan pestisida


(TP Pestisida ) terdapat di dua tempat yaitu Kelurahan Renon
dan Desa Sanur Kauh, semua TP pestisida telah diinspeksi,
dibina dan sudah memenuhi syarat. Kedua jenis tempat ini
harus diawasi secara berkesinambungan agar tidak
menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan.

6. Penyehatan Sarana Pembuangan Air Limbah Rumah


Tangga
SPAL Rumah Tangga merupakan tempat pembuangan
limbah cair di rumah tangga, dimana sangat berpotensi
sebagai sumber penularan bibit penyakit. Oleh karena itu
memerlukan pengawasan yang baik. Berikut adalah hasil
kegiatan inspeksi sarana pembuangan limbah :
Tabel IV.26 Hasil Kegiatan Inspeksi Sanitasi Sarana
Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas
II Denpasar Selatan Tahun 2016

Memenuhi
Inspeksi
Syarat
N Desa/ Sasar K
Targ Cakupan Targ Cakupan
o Kelurahan an et
et et
Abs % Abs %
(%) (%)
60 186 100 85 178 100
1 Kel. Sanur 1867
7 6
60 266 100 85 255 100
2 Kel. Renon 2667
7 8
Ds. Sanur 60 201 100 85 182 100
3 2013
Kauh 3 6
Ds. Sanur 60 167 100 85 166 100
4 1676
Kaja 6 4
60 822 100 85 783 100
Jumlah 8223
3 4

Data di atas menunjukkan bahwa semua indikator dari


kegiatan pengawasan lingkungan pemukiman sudah mencapai
target yang ditetapkan. Pencapainnya harus tetap
dipertahankan dan ditingkatkan agar kesehatan lingkungan
tetap terjaga dan tidak timbul masalah kesehatan karena
kondisi sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat
kesehatan.

7. Klinik Sanitasi
Klinik Sanitasi merupakan salah satu alternatif
pemecahan masalah yang terjadi sebagai akibat masalah-
masalah kesehatan yang muncul karena lingkungan.
Kegiatannya meliputi konseling dan pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang ditemukan. Fokus sasarannya
adalah kepada penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.
Berikut hasil kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas II Denpasar
Selatan :
Tabel IV.27 Hasil Kegiatan Klinik Sanitasi Perdesa/
Kelurahan di Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Desa/Kelura Target Pencapaian


Sasaran Ket
han (%) Abs %
1 Kel. Sanur 369 Tdk 154 41.7
ada
2 Kel. Renon 107 Tdk 35 32.7
ada
3 Ds. Sanur 106 Tdk 25 23.5
Kauh ada
4 Ds. Sanur Kaja 110 Tdk 34 30.9
ada
Luar Wilayah 0 Tdk
ada
Jumlah 582 Tdk 248 42,6
ada

Data diatas menunjukkan bahwa pasien yang dikonseling di


klinik sanitasi kurang dari 50%. Faktor penyebabnya adalah
karena keterbatasan jumlah dan mobilitas petugas sehingga
banyak pasien yang tidak terlayani. Kasus-kasus yang
dikonseling adalah kasus penyakit yang berbasis lingkungan
( diare, gatal, TB, ISPA, dsbnya). Penyebab utama dari kasus-
kasus tersebut adalah karena faktor makanan dan kurangnya
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Meskipun belum
mencapai target tapi kegiatan klinik sanitasi cukup membantu
dalam mengatasi masalah kesehatan yang berbasis lingkungan.

IV.3.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Bayi serta Keluarga Berencana


1. Kesehatan Ibu dan Bayi

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu


upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan anak sehingga menurunkan angka kematian
ibu dan bayi. Angka kematian ibu dan bayi merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan masyarakat dan masih
merupakan masalah yang besar. Sehingga pelayanan
kesehatan ibu dan anak harus diselenggarakan dengan baik
dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan serta
dipadukan dengan pelayanan kesehatan lainnya untuk
mencapai tujuan menurunkan angka kematian ibu dan anak di
wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan.

Pada tahun 2016 di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan


tidak terdapat kematian ibu dan bayi. Cakupan kegiatan
Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel IV.28 Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak di


Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Desa/Kelurahan
No Indikator Sanur Sanur Jumlah
Sanur Renon
Kauh Kaja
1 Pelayanan Bumil
K1 ( 100 % )
a. Sasaran 275 223 243 153 894
b. Hasil 299 241 264 166 970
c. Cakupan ( % ) 100.2 101,25 100.2 102.7 100.31
6 1
2 Pelayanan Bumil
K4 ( 98 % )
a. Sasaran 272 219 241 150 882
b. Hasil 295 237 261 164 957
c. Cakupan ( % ) 101.1 102.3 102.2 101.2 103.3
3 Resti Nakes
( 40 % )
a. Sasaran 32 28 25 21 105
b. Hasil 34 31 27 22 113
c. Cakupan ( % ) 56.67 64.58 50.24 66.67 58.55
4 Resti Masyarakat ( 60
%) 37 28 39 30 134
a. Sasaran 39 31 40 31 141
b. Hasil 65.8 64.58 75.47 93.9 73.05
c. Cakupan (%)
5 Pelayanan/rujukan
bumil resti/ komplikasi
obstetri (80%) 43 41 37 30 151
a. Sasaran 45 43 39 31 158
b. Hasil 75 89.58 73.58 93.94 81.86
c. Cakupan ( % )
6 Pelayanan/rujukan
neonatus
resti/komplikasi ( 80%) 39 41 33 26 139
a. Sasaran 41 43 35 27 146
b. Hasil 100 134 97.22 117.38 110.6
c. Cakupan ( % )
7 Pelayanan Neonatal
Lengkap / KNL ( 95 % )
a. Sasaran 269 218 237 151 875
b. Hasil 292 336 258 164 950
c. Cakupan ( % ) 107.3 109.26 107.4 108.18 108.63
5 3
8 Pelayanan Persalinan
oleh Nakes (100%)
a. Sasaran 267 218 237 154 876
b. Hasil 288 233 257 168 946
c. Cakupan ( % ) 100.2 102.79 109.8 105.28 102.25
6 7
9 Pelayanan Ibu
Menyusui ( 100%
) 267 218 237 154 876
a. Sasaran 288 233 257 168 946
b. Hasil 100.2 102.79 109.8 105.28 102.25
c. Cakupan ( % ) 6 7
10 Pelayanan Nifas
Lengkap ( 100 %
) 267 218 237 154 876
a. Sasaran 288 233 257 168 946
b. Hasil 100.2 102.79 109.8 105.28 102.25
c. Cakupan ( % ) 6 7
11 KF3 ( Kunjungan Nifas
3) ( 98% )
a. Sasaran 268 216 237 152 873
b. Cakupan 288 233 257 162 940
c. Prosentase 100.5 102.98 101.3 101.32 101.57
7 2
12 BBLR ditangani (100%)
a. Sasaran
b. Hasil 0 0 1 1 2
c. Cakupan ( % )
13 Yankes Anak
Prasekolah dan Usia
Sekolah ( SDIDTK )
a. Posyandu (80%)
 Sasaran 734 633 697 566 2630
 Hasil 777 669 733 631 2810
 Cakupan (%) 102.3 100.4 101.4 101.1 105.2
b. TK (100 %)
 Sasaran
 Hasil 160 390 416 224 1190
 Cakupan (%) 160 390 416 224 1190
100 100 100 100 100

14 Pemeriksaan Kesh anak


SD oleh Nakes/tenaga
terlatih/Guru UKS/
Dokter Kecil (100%)
a. Sasaran 278 230 115 155 778
b. Hasil 278 230 115 155 778
c. Cakupan ( % ) 100 100 100 100 100
15 Pelayanan Kesh Remaja
( 90 % )
a. Sasaran 1811 1434 1596 1006 5847
b. Hasil 1829 1435 1598 1027 5889
c. Cakupan ( % ) 100.9 100.1 100.1 102.0 100.7

Tabel IV.26 Gambaran Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak di


Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Target Cakupan Kesenjangan


No Indikator
(%) (%) (%)
1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
a. K1 100 100.31 -
b. K4 98 103.3 -
c. Resti Nakes
d. Resti Masyarakat 40 58.55 -
e. Pelayanan/rujukan bumil 60 73.05 -
resti/komplikasi obstetri 80 81.86 -
f. Pelayanan/rujukan neonatus
resti/ komplikasi
80 110.6 -
g. Pelayanan neonatal lengkap
h. Pelayanan persalinan oleh nakes
i. Pelayanan Ibu menyusui 95 108.63 -
j. Pelayanan nifas lengkap 100 102.25 -
k. KF3 ( Kunjungan Nifas 3 ) 100 102.25 -
l. BBLR ditangani 100 102.25 -
98 101.57 -
100 100 -
2 Yankes Anak Prasekolah dan Usia
Sekolah
a. DDTK anak Balita dan Prasekolah 80% 105.2% -
 Posyandu 100% 100% -
 TK
b. Pemeriksaan Kesh Anak SD oleh 100% 100% -
Nakes/tenaga terlatih/Guru UKS -
c. Pelayanan Kesh Remaja 90% 100,7%

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua


kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak telah mencapai target
yang ditetapkan namun demikian masih perlu dilakukan upaya-
upaya mempertahankan dan meningkatkan upaya kegiatan
yaitu dengan salah satu upaya diperlukan koordinasi yang
intensif dengan berbagai pihak terkait.
2. Keluarga Berencana

Hasil kegiatan program Keluarga Berencana adalah :

Tabel IV.29 Cakupan Akseptor KB Aktif Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Target Cakupan
No Desa/Kelurahan Sasaran Ket
(%) Abs %
1 Kel. Sanur 1208 80 1208 100
2 Kel. Renon 970 80 970 100
3 Ds. Sanur Kauh 1198 80 1198 100
4 Ds. Sanur Kaja 978 80 978 100
Jumlah 4354 80 4354 100

Tabel IV.30 Cakupan Akseptor Aktif MKJP Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Target Cakupan
No Desa/Kelurahan Sasaran Ket
(%) Abs %
1 Kel. Sanur 818 70 818 100
2 Kel. Renon 476 70 476 100
3 Ds. Sanur Kauh 635 70 635 100
4 Ds. Sanur Kaja 653 70 653 100
Jumlah 2582 70 2582 100

Cakupan peserta Keluarga Berencana ( KB ) aktif di


Puskesmas II Denpasar Selatan sudah mencapai target yang
ditetapkan ( 80 % ), Demikian juga dengan cakupan akseptor
yg menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
tahun 2016 sudah mencapai target (70%). Angka pencapaian
ini mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 54.26%
menjadi 56.90% pada tahun 2014 dan tahun 2015 mencapai
57.30%. Untuk meningkatkan penggunaan MKJP perlu
dilakukan konseling yang lebih mendalam kepada calon
akseptor serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
MKJP melalui penyuluhan KB dan kunjungan ke lapangan pada
PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang tidak ber-KB.

IV.3.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Gizi masyarakat merupakan salah satu penentu kualitas
sumber daya manusia. Gizi yang tidak seimbang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja dan menurunkan
daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya kesakitan dan
kematian. Cakupan kegiatan program perbaikan gizi masyarakat
adalah :

Tabel IV.31 Hasil Pemantauan SKDN


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

K/S D/S
No Bulan S K D D’ N N/D’(%)
(%) (%)
1 Januari 2408 2408 2058 1713 1426 100 85.5 83.2
2 Pebruari 2488 2488 2175 1777 1447 100 87.4 81.4
3 Maret 2241 2241 1876 1508 1218 100 83.7 80.8
4 April 2192 2192 1816 1443 1173 100 82.85 81.29
5 Mei 2124 2124 1776 1410 1152 100 83.6 81.7
6 Juni 2116 2116 1791 1426 1165 100 84.64 81.7
7 Juli 2193 2193 1846 1470 1201 100 84.2 81.7
8 Agustus 2225 2225 2035 1664 1398 100 91.46 84.0
9 September 2109 2109 1783 1397 1146 100 84.54 92.03
10 Oktober 2100 2100 1759 1391 1124 100 83.76 80.81
11 Nopember 1903 1903 1584 1225 992 100 83.25 80.98
12 Desember 1887 1887 1562 1217 990 100 83.8 81.3
Rata-rata 2165 2165 1838 1470 1203 100 84.1 82.3

Data diatas menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat untuk


datang ke Posyandu ( D/S ) pada tahun 2016 sudah cukup baik
karena telah mencapai 84.1% dari target yang ditetapkan : 83%,
dan mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 81.7%
menjadi 82.3% pada tahun 2014 dan tahun 2015 mencapai
84.89%, demikian pula dengan cakupan Balita yang naik berat
badannya sudah mencapai target 82.3% dari target yang
ditetapkan yaitu : 80 %, dan sudah mengalami peningkatan dari
80.6% pada tahun 2013 menjadi 85,3% pada tahun 2014,
sedangkan pada tahun 2015 turun menjadi 81.0% walaupun
demikian pemantauan secara berkala tetap perlu dilaksanakan
dan ditingkatkan untuk menemukan secara dini jika terdapat
balita-balita yang memiliki berat badan di bawah garis merah, gizi
kurang maupun gizi buruk sehingga dapat diambil langkah-
langkah intervensi secara lebih dini. Peran Kader Posyandu dan
Petugas Kesehatan sangat penting untuk terus mengembangkan
kegiatan Posyandu dan memotivasi masyarakat agar melakukan
monitoring berat badan dan kesehatan secara rutin melalui
Posyandu.

Berikut adalah cakupan Balita yang ditimbang berat badannya


perdesa/kelurahan :

Tabel IV.32 Cakupan Balita Yang Ditimbang Berat


Badannya Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 958 83 945 98.6

2 Kel. Renon 857 83 838 97.7

3 Ds. Sanur Kauh 735 83 711 96.7

4 Ds. Sanur Kaja 605 83 598 98.8

Jumlah 3155 83 3092 98.0


Pemantauan perkembangan berat badan balita penting
peranannya untuk mengetahui status gizi balita. Kegiatan
pemantauan ini dapat dilakukan di Posyandu maupun di
Puskesmas. Salah satu hasil yang dapat diketahui dari
pemantauan berat badan secara rutin adalah ditemukannya balita
yang memiliki berat badan dibawah garis merah (BGM) yang
dapat dilihat dengan mengkonversikan berat badan balita pada
Kartu Menuju Sehat atau masalah gizi lainnya menggunakan
srandar pemantauan pertumbuhan balita. Berikut adalah balita
BGM di wilayah Puskesmas :

Tabel IV.33 Balita BGM Perdesa/Kelurahan di Wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml
N Target Jml Prosenta Ke
Desa/Kel Sasara
o (%) BGM se t
n
1 Kel. Sanur 272 <15 0 0
2 Kel. Renon 216 <15 0 0
3 Ds. Sanur Kauh 240 <15 0 0
4 Ds. Sanur Kaja 151 <15 0 0
Jumlah 879 <15 0 0

Data diatas menunjukkan bahwa kasus BGM di wilayah Puskesmas


0 %, masih di bawah target yang ditetapkan(<15%) dan terjadi
penurunan dari tahun 2013 sebesar 0,3% menjadi 0,18% pada
tahun 2014 dan tahun 2015, walaupun demikian tindakan
intervensi perlu dilakukan agar berat badan balita tersebut dapat
segera ditingkatkan. Intervensi dilakukan dengan menggali faktor
penyebabnya terlebih dahulu diantaranya pola asuh yang salah,
adanya penyakit penyerta serta kurangnya pengetahuan orang
tua ataupun kader kesehatan tentang gizi dan BGM atau kondisi
ekonominya.

Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dan balita. Gizi buruk
merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi,
atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi
masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, di wilayah
Puskesmas tidak terdapat balita gizi buruk BB/TB ( berat badan
per tinggi badan ), namun masih ditemukan adanya gizi buruk
BB/U ( berat badan per umur ) yang perlu diwaspadai dan segera
ditanggulangi. Berikut adalah gambaran gizi buruk dan gizi kurang
di wilayah Puskesmas :

Tabel IV.34Cakupan Balita Gizi Buruk BB/U Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Target Cakupan
Jml BB/TB
No Desa/Kelurahan BB/TB BB/U Ket
Sasaran
(%) Abs % Abs %
1 Kel. Sanur 272 <5 0 0.0 0 0.0
2 Kel. Renon 216 <5 0 0.0 0 0,0
3 Ds. Sanur Kauh 240 <5 1 0,41 0 0,0
4 Ds. Sanur Kaja 151 <5 1 0.66 0 0,0
Jumlah 879 <5 2 0,22 0 0.0

Tabel IV.35 Cakupan Balita Gizi Kurang


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %
1 Kel. Sanur 272 <15 1 0.34
2 Kel. Renon 216 <15 1 0.53
3 Ds. Sanur Kauh 240 <15 1 1.1
4 Ds. Sanur Kaja 151 <15 0 0
Jumlah 879 <15 3 0.32

Kasus gizi buruk, di Wilayah Puskesmas terdapat 2 (0.22%), dan


tidak ditemukan balita gizi buruk BB/TB. Secara komulatif terjadi
penurunan kasus dari tahun 2013 sebanyak 5 balita (0.3%)
menjadi 4 balita (0.18%) dan 2 kasus (0,11%) pada tahun 2015

Terdapat 3 balita (0.32%) kasus gizi kurang, meskipun masih


dibawah target ( <15%) namun harus mendapatkan perhatian
serius agar tidak menjadi gizi buruk. Intervensi perlu dilakukan
terhadap kasus gizi buruk dan gizi kurang di wilayah Puskesmas
dengan memberikan konsultasi gizi kepada keluarga balita yang
meliputi nasehat makanan tambahan bagi balita atau memberikan
MP-ASI bagi bayi untuk memulihkan kondisi kesehatannya
terutama balita gizi buruk yang berasal dari keluarga miskin, yang
benar-benar tidak mampu memberikan nutrisi yang bergizi kepada
balitanya.

Intervensi perlu dilakukan terhadap kasus gizi buruk dan gizi


kurang di wilayah Puskesmas dengan memberikan makanan
tambahan bagi balita atau memberikan MP-ASI bagi bayi untuk
memulihkan kondisi kesehatannya terutama balita gizi buruk yang
berasal dari keluarga miskin, yang benar-benar tidak mampu
memberikan nutrisi yang bergizi kepada balitanya. Di Puskesmas II
Denpasar Selatan tidak terdapat kasus BGM, gizi buruk ataupun gizi
kurang dari keluarga miskin. Meskipun demikian intervensi
dilakukan pada semua kasus yang ditemukan jika memungkinkan
dari segi pembiayaannya. Berikut data tentang pemberian
makanan tambahan ( PMT Pemulihan ) kepada balita gizi buruk
BB/U dan balita gizi kurang :

Tabel IV.36 Cakupan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


Pemulihan Pada Balita Gizi Buruk (BB/U)
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %
1 Kel. Sanur 5 100 5 100
2 Kel. Renon 3 100 3 100
3 Ds. Sanur Kauh 6 100 6 100
4 Ds. Sanur Kaja 1 100 1 100
Jumlah 15 100 15 100
Tabel IV.37 Cakupan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) Pemulihan Pada Balita Gizi Buruk dan
Balita Gizi Kurang Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 1 100 1 100

2 Kel. Renon 1 100 1 100

3 Ds. Sanur Kauh 2 100 2 100

4 Ds. Sanur Kaja 1 100 1 100

Jumlah 5 100 5 100

Disamping pemberian PMT perlu dilakukan tindakan-tindakan


proaktif untuk meningkatkan status gizi balita dengan
memberikan penyuluhan kepada orang tuanya, kader kesehatan
dan masyarakat pada umumnya. Jika penyebab masalah gizi
adalah karena penyakit penyerta maka balita tersebut harus
mendapatkan perawatan yang tepat. Semua balita gizi buruk
(BB/U) di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan telah di
tangani.

Pemberian vitamin A pada bayi dan balita bertujuan untuk


mencegah terjadinya kekurangan vitamin A dan menurunkan
prevalensi kekurangan vitamin A. Sasaran kegiatannya adalah
bayi berumur 6 – 11 bulan dengan dosis 1 kapsul vitamin A
100.000 SI yang berwarna biru dan anak balita umur 1-5 tahun
dengan dosis 1 kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis
200.000 SI setiap enam bulan sekali dan diberikan secara
serentak pada bulan Pebruari dan Agustus. Untuk meningkatkan
cakupan dilakukan sweeping sasaran pada bulan Maret dan
September.
Cakupan pemberian vitamin A telah mencapai target yang
ditetapkan ( 98%), kondisi ini perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan untuk tahun berikutnya sehingga tidak muncul
gangguan kesehatan mata pada balita akibat kekurangan
vitamin A. Adapun cakupan pemberian vitamin A di Puskesmas II
Denpasar Selatan tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.38 Cakupan Balita Mendapatkan Kapsul


Vitamin A Dua Kali/ Tahun Perdesa/ Kelurahan
di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Jml Cakupan
N Target
Desa/Kel Sasara Ket
o (%) Abs %
n

1 Kel. Sanur 98
958 98 945
.6

2 Kel. Renon 97
857 98 838
.7

3 Sanur Kauh 96
735 98 711
.7

4 Sanur Kaja 98
605 98 598
.8

98
Jumlah 3155 98 3092
.0

Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa secara riil semua


balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas sudah mendapatkan
vitamin A dua kali dalam setahun. Kegiatan dengan menyasar
balita yang datang ke posyandu dan yang datang ke pos
pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan puskesmas
pembantu.

Pemberian Air Susu Ibu saja sampai bayi berumur enam bulan
( 0-6 bl ) memberikan keuntungan yang sangat besar terhadap
anak diantaranya meningkatnya sistem kekebalan tubuh yang
diperoleh dari kolustrum, ASI mengandung nutrisi yang lengkap
untuk kebutuhan anak dan juga murah. Oleh karena itu kepada
semua ibu dihimbau untuk memberikan ASI secara ekslusif
sampai bayi berumur enam bulan dan dipantau secara secara
rutin oleh Petugas Puskesmas. Adapun hasil pemantauan ASI
ekslusif di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan adalah sebagai
berikut :

Tabel IV.39 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Jml Cakupan Ket


N Sasaran Target Abs %
Desa/Kel
o (Dipantau (%)
)
1 Kel. Sanur 83 42 65 78.1
2 Kel. Renon 87 42 70 80
3 Ds. Sanur 85 78.7
108 42
Kauh
4 Ds. Sanur 73 77.6
94 42
Kaja
Jumlah 372 42 293 78.8

Data diatas menunjukkan bahwa cakupan pencapaian ASI


ekslusif sudah secara umum pada desa/kelurahan sudah mencapai
target yang ditetapkan (42%), dan terjadi peningkatan cakupan
pemberian ASI Eklusif dari tahun 2013 sebesar 73.6% menjadi
74.4% pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 sebesar
75.8%. Upaya-upaya untuk meningkatkan pemberian ASI ekslusif
perlu terus dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan
bimbingan kepada ibu hamil tentang cara perawatan payudara dan
menyusui yang baik sehingga mereka dapat melaksanakan program
ASI ekslusif.

Sebagian besar anemia disebabkan karena kurangnya zat besi atau


FE dalam tubuh. Kebutuhan zat besi pada wanita tiga kali lebih
besar daripada kebutuhan pria. Pada saat masa kehamilan ibu
membutuhkan zat besi lebih banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayinya. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil tiga
kali lebih banyak daripada wanita yang tidak hamil. Cakupan
pemberian Fe pada Ibu hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan
adalah sebagai berikut :

Tabel IV.40 Cakupan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe


( Tablet Besi ) Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 299 98 297 98.19

2 Kel. Renon 238 98 236 98.1

3 Ds. Sanur Kauh 264 98 261 98.97

4 Ds. Sanur Kaja 166 98 163 98.9

Jumlah 967 98 957 98.96

Cakupan pemberian Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas II


Denpasar Selatan sudah mencapai 98.96% dari target (98%),
untuk mempertahankan kondisi tersebut perlu dilakukan usaha
peningkatan pemberian penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil
dan menjalin kerjasama yang baik dengan sektor terkait.
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil pada tahun 2013
mencapai 98.45%, tahun 2014 mencapai 98.07% dan tahun
2015 sebesar 98.51%.

GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ) merupakan


masalah gizi yang cukup serius. Kekurangan unsur yodium di
dalam tubuh dapat menyebabkan kretin pada bayi, gangguan
perkembangan kecerdasan, perkembangan mental, pendengaran,
gangguan kesuburan, dll. Lebih jauh telah diidentifikasi bahwa
para penderita GAKY memiliki produktivitas kerja yang rendah.
Maka itu tindakan penanggulangan yang paling tepat adalah
dengan suplementasi yodium baik secara langsung dengan
pemberian kapsul minyak beryodium ( tidak dilakukan di
Puskesmas ) maupun tidak langsung melalui konsumsi garam
beryodium. Penggunaan garam yodium perlu terus digalakkan
dan dilakukan pemantauan secara berkala. Pemantauan garam
beryodium dilakukan dua kali setahun yaitu bulan : Pebruari dan
Agustus dengan pengambilan sampel yang berbeda. Pemantauan
garam beryodium pada bulan Pebruari dilakukan pada satu
sekolah dasar dengan mengambil sampel 21 orang anak.
Sedangkan pada bulan Agustus dilakukan survey garam
beryodium di masyarakat dengan mengambil sampel 20 ( dua
puluh ) kepala keluarga.

Hasil kegiatan pada Bulan Pebruari Tahun 2016 menunjukkan


semua desa/kelurahan merupakan desa dengan katagori baik
dalam penggunaan garam beryodium. Sedangkan hasil survey
garam beryodium pada bulan Agustus menunjukkan bahwa target
yang ditetapkan sudah dapat dicapai artinya penggunan garam
beryodium di masyarakat sudah cukup baik. Tidak ditemukan
desa/kelurahan dengan katagori desa tidak baik dalam
penggunaan garam beryodium. Berikut adalah hasil pemantauan
dan survey garam beryodium di wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan :
Tabel IV.41 Hasil Kegiatan Pemantauan Garam
Beryodium Perdesa/ Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Pada Bulan
Pebruari Tahun 2016

Hasil
Cakupan
Jumlah Pengujian
Desa/
No Sasara Ket
Kelurahan
n Target Ab
% (-) Katagori
(%) s

1 Kel. Sanur 26 84,5 24 92.3 2 Baik

2 Kel. Renon 26 84,5 24 92.3 2 Baik

Ds. Sanur
3 26 84,5 25 96.2 2 Baik
Kauh

Ds. Sanur
4 26 84,5 24 92.3 0 Baik
Kaja

Jumlah 104 84,5 97 93.3 6 Baik

Untuk meningkatkan penggunaan garam beryodium perlu


dilakukan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam
beryodium. Penyuluhan bisa dilaksanakan dengan mengambil
sasaran anak sekolah atau masyarakat khusunya ibu pada saat
pelaksanaan Posyandu.

IV.3.5 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit


1. P2 Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue masih menjadi salah satu


masalah kesehatan di Kota Denpasar dan juga di Propinsi Bali.
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti ataupun Aedes albopictus. Penyebaran DBD semakin
meluas dan meningkat jumlah penderitanya sejalan dengan
meningkatnya mobilitas dan *kepadatan penduduk. Penyakit ini
sering menimbulkan kekhawatiran di masyarakat karena perjalanan
penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu
yang relatif singkat. DBD merupakan salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Kasus DBD di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan berfluktuasi sepanjang
tahun dan pada Tahun 2012 sampai tahun 2016 kasus DBD
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah Kasus DBD,
kematian dan penanganan kasus dalam lima tahun terakhir adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.42 Jumlah Kasus DBD dan Kematian


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Dalam Lima Tahun Terakhir

Jumlah Kasus dan Kematian/Tahun

No Desa/Kel Ket
2012 2013 2014 2015 2016

P M P M P M P M P M

1 Kel. Sanur 24 0 34 0 32 1 46 0 89 0

2 Kel. Renon 37 0 43 0 58 0 31 0 91 0

Ds. Sanur
3 19 0 27 0 21 0 23 0 77 0
Kauh

Ds. Sanur
4 20 0 21 0 12 0 40 0 64 0
Kaja

10 12 14
Jumlah 0 125 0 1 0 321 0
0 3 0

Jumlah kasus DBD dalam lima tahun terakhir mengalamai fluktuasi


angka kejadian, dimana tahun 2012 sampai tahun 2013 terjadi
peningkatan jumlah kasus, kemudian menurun pada tahun 2014 serta
tahun 2015 dan 2016 terjadi peningkatan jumlah kasus. Hal ini harus
diwaspadai karena Demam Berdarah Dengue sering kali mengikuti
siklus lima tahunan yang masih mungkin akan mengalami fluktuasi
angka kejadian pada tahun-tahun berikutnya.
Dalam bentuk grafik gambaran kasus dalam lima tahun terakhir adalah
:

Grafik 4.1 Kasus DBD Per Desa/Kelurahan di Wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan

Data di atas menunjukkan bahwa tahun 2016 terjadi kenaikan kasus


dalam 5 tahun terakhir di semua wilayah kerja. Semua
desa/kelurahan di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
merupakan daerah endemis karena terjadi kasus secara terus
menerus selama lima tahun berturut-turut. Tahun 2016 kasus
tertinggi terjadi di Kelurahan Renon sedangkan kasus terendah
terjadi di Desa Sanur Kaja. Insiden rate kasus DBD Tahun 2016
adalah 776/100.000 penduduk, ini artinya masih diatas standar
insiden rate yang ditetapkan yaitu 210/100.000 penduduk dengan 0
kematian. Data diatas juga menunjukkan bahwa kasus DBD
berfluktuasi sepanjang tahun.

Kejadian DBD juga dipengaruhi oleh musim, kasus DBD biasanya


mengalami peningkatan pada musim penghujan dan masa peralihan
( setelah musim hujan ) karena terdapat banyak tempat perindukan
nyamuk yang terisi oleh air serta didukung oleh perilaku masyarakat
yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Kewaspadaan
dini terhadap DBD perlu terus ditingkatkan untuk antisipasi
peningkatan kasus yang tinggi. Meskipun tindakan pencegahan harus
dilaksanakan setiap hari secara berkesinambungan namun dengan
mengetahui masa sebelum musim penularan kasus DBD kita dapat
mengambil langkah-langkah antisipasi sebelum terjadi ledakan
kasus. Untuk mengetahui musim penularan penyakit DBD dapat
dilihat dari rata-rata kasus DBD perbulan seperti di bawah ini :

Tabel IV.43 Rata-rata Kasus DBD Perbulan Dalam Lima Tahun


Terakhir di Puskesmas II Denpasar Selatan

Kasus ( Tahun ) Rata –


No Bulan
2012 2013 2014 2015 2016 rata

1 Januari 8 8 10 7 0 8.25

2 Pebruari 10 15 14 23 10 14.4

3 Maret 14 8 12 13 33 16

4 April 17 12 22 28 46 25

5 Mei 15 16 14 17 35 19.4

6 Juni 13 11 14 13 42 18.6

7 Juli 10 18 16 13 29 17.2

8 Agustus 1 11 5 10 27 10.8

9 September 2 10 9 9 30 12

10 Oktober 4 9 2 5 21 8.2

11 Nopember 0 5 0 1 35 8.2

12 Desember 6 2 5 1 13 5.4

Jumlah 100 125 123 140 321 161.8


Dalam bentuk grafik rata – rata kasus DBD dalam lima tahun terakhir :

Grafik 4.2 Rata Rata Kasus DBD Per Desa/Kelurahan di Wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan

Jika dilihat dari grafik diatas maka dapat ditentukan bahwa masa
sebelum musim penularan kasus DBD jatuh pada bulan Desember
dimana rata-rata kasus dalam lima tahun terakhir paling rendah.
Maka pada bulan inilah waktu yang tepat untuk melakukan tindakan
pencegahan karena akan lebih mudah dilakukan dan dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Jika diperhatikan peningkatan
kasus yang cukup tajam terjadi pada bulan April. Bulan ini
merupakan fase transisi antara musim hujan dengan musim
kemarau, disaat inilah pertumbuhan nyamuk cukup pesat karena
banyaknya tempat perindukan yang terbentuk. Pada bulan Agustus
kasus mulai mengalami penurunan. Untuk itu perlu dilakukan
tindakan yang tepat untuk mengatasi keadaan tersebut agar tidak
terjadi ledakan kasus DBD. Tindakan terbaik adalah dengan
melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan 3M plus.
Kejadian Luar Biasa ( KLB ) adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan atau kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian atau
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu
(Depkes,1994). Sistem kewaspadaan dini perlu terus ditingkatkan
untuk pencegahan terjadinya Kejadian Luar Biasa di Wilayah
Puskesmas terhadap semua kasus yang dapat menimbulkan KLB.

Gambaran peningkatan kasus DBD di Wilayah Puskesmas II


Denpasar Selatan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.3 Min-Max Kasus DBD di Wilayah Puskesmas II


Denpasar Selatan, Tahun 2016

Jika dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kasus DBD
tahun 2016 berada di garis maksimal, ini merupakan suatu kondisi
yang harus diwaspadai karena tahun 2016 adalah kasus tertinggi
dalam 5 tahun terakhir sehingga tindakan penanggulangan kasus
perlu dilakukan dengan lebih proaktif sehingga nantinya kasus ini
dapat diturunkan dan dapat dicegah terjadinya kejadian luar biasa.

Pada tahun 2016 tidak terjadi kejadian luar biasa atau kasus
kematian di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan. Walaupun
demikian tindakan pengamatan kasus harus tetap dilaksanakan
untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa. Cakupan
penanganan KLB pada tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel IV.44 Cakupan Penanganan KLB < 24 Jam Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Jumlah Yang Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
KLB Ditangani (%)

1 Kel. Sanur 0 0 0

2 Kel. Renon 0 0 0

3 Ds. Sanar Kauh 0 0 0

4 Ds. Sanur Kaja 0 0 0

Jumlah 0 0 0

Pemantauan kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti penting


dilakukan untuk mengetahui penyebaran nyamuk Aedes aegypti dan
keberhasilan tindakan pengendalian yang telah dilakukan sehingga
kasus DBD dapat ditekan seminimal mungkin. Tindakan yang
dilakukan adalah pemantauan jentik secara berkala untuk
mengetahui Angka Bebas Jentik ( ABJ ) di wilayah Puskesmas.
Perbandingan antara Angka Bebas Jentik ( ABJ ) dan Kasus di
Puskesmas Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.45 Perbandingan Antara Angka Bebas Jentik Dan
Kasus DBD Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Rumah
Rumah
No Desa/Kel Negatif ABJ Kasus Ket
Diperiksa
Jentik

Kel. 89
1 39.618 1.424 96.41
Sanur

Kel. 91
2 38.492 1.233 96.80
Renon

Sanur 77
3 49.466 1.513 96.94
Kauh

Sanur 64
4 40.423 1.105 97.27
Kaja

Jumlah 167.999 5.275 97.56 321

Data diatas menunjukkan bahwa Angka Bebas Jentik ( ABJ ) di Desa


dan Kelurahan wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan sudah
mencapai 97.56 % dari target yang ditetapkan ( > 95% ). Angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 86.72% menjadi
97.02% pada tahun 2014. Tahun 2015 terjadi penurunan ABJ
sebesar 0.16% menjadi 96.86%. Hal ini menunjukan angka ABJ
berbanding lurus dengan jumlah kasus, dimana ABJ yang masih
rendah akan menyebabkan peningkatan jumlah kasus DBD Oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi cara pemeriksaan jentik (kurang
teliti) baik yang dilakukan oleh Jumantik maupun Petugas
Puskesmas. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan
penyegaran/pelatihan cara pemeriksaan jentik yang benar terhadap
Petugas.

4.5.2 P2 Tuberculosia ( TB )

Penyakit Tuberculosis ( TB) merupakan masalah utama kesehatan di


Indonesia. Penyakit ini cukup banyak menyerang kelompok usia
produktif. Penyakit Tuberculosis dapat mengakibatkan dampak
ekonomi yang berat karena penderita TBC memerlukan pengobatan
jangka panjang sehingga dapat menurunkan produktifitas kerja
penderita. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menangani
penderita TB. Untuk mencapai hasil pengobatan yang diinginkan
diperlukan kesungguhan dan kerjasama yang baik antara Petugas
Kesehatan, penderita, keluarga serta lingkungannya. Penemuan
penderita Tuberculosis dilakukan dengan cara pemeriksaan sputum
pada suspect Tuberculosis yaitu pasien yang mengalami batuk > 2
minggu. Sputum yang purulen diambil oleh pasien dengan bimbingan
dari Petugas kemudian dibuat sediaan oleh petugas laboratorium dan
pemeriksaannya dikirim ke Puskesmas rujukan mikroskopis, agar
diagnosa dan terapi dapat ditegakkan dengan tepat. Hasil kegiatan
P2 TB adalah sebagai berikut :

Tabel IV.46 Cakupan Penemuan Suspect TB Paru Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Jml Cakupan
No Desa/Kel Target Ket
Sasaran Abs %

1 Kel. Sanur 90 64/100.000pddk 4 6.6

2 Kel. Renon 70 64/100.000pddk 26 47

Ds. Sanur
3 80 64/100.000pddk 23 56
Kauh

Ds. Sanur
4 90 64/100.000pddk 17 54
Kaja

Jumlah 290 64/100.000pddk 123 38.27


Tabel. IV.47 Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita
TB Paru (DOTS) BTA Positif Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2015

Penemuan Pengobatan
Jml
No Desa/Kel Target
Sasaran Abs % Abs %

1 Kel. Sanur 6 70 0 0 0 0

2 Kel. Renon 7 70 4 57.1 4 100

Ds. Sanur 100


3 7 70 4 57.1 4
Kauh

Ds. Sanur 0
4 6 70 0 0 0
Kaja

Jumlah 26 70 8 30.7 8 100

Data diatas menunjukkan bahwa penemuan suspect belum mencapai


target dan masih harus ditingkatkan demikian halnya dengan
penemuan BTA positif. Penyakit tuberculosis ini seperti fenomena
gunung es, dimana sebenarnya terdapat cukup banyak penderita
tuberculosis di masyarakat tapi belum seluruhnya dapat ditemukan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini dan
kurang pekanya petugas dalam mendeteksi gejala tuberculosis
sehingga penyuluhan dan pelatihan TB perlu ditingkatkan. Dengan
penemuan yang lebih awal diharapkan dapat menurunkan kasus di
masyarakat karena dapat dilaksanakan pengobatan secara lebih dini.

Untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan apakah


pengawasan menelan obat dilakukan dengan benar maka dapat
dilihat melalui angka konversi, angka konversi adalah prosentase
pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami perubahan menjadi
BTA negatif setelah menjalani pengobatan intensif. Berikut data
cakupan konversi rate di Puskesmas II Denpasar Selatan pada tahun
2016 :
Tabel. IV.48 Cakupan Konversi Rate Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Jml
No Desa/Kel Target Ket
Sasaran
Abs %

1 Kel. Sanur 2 80 2 100

2 Kel. Renon 5 80 5 100

3 Ds. Sanur Kauh 2 80 2 100

4 Ds. Sanur Kaja 0 80 0 0

Jumlah 9 80 9 100

Data diatas menunjukkan bahwa angka konversi sudah mencapai


target yang ditetapkan, sehingga dengan demikian diharapkan angka
kesembuhan juga akan mencapai target. Angka kesembuhan adalah
angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB paru BTA positif
yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru
TB paru BTA positif. Berikut adalah data angka kesembuhan pada
penderita TB paru BTA positif di Puskesmas II Denpasar Selatan :

Tabel IV.49 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB


Paru BTA Positif Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kel Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 0 85 0 0

2 Kel. Renon 2 85 2 100

Ds. Sanur
3 3 85 3 100
Kauh

Ds. Sanur
4 0 85 0 0
Kaja

Jumlah 5 85 5 100
Data diatas menunjukkan bahwa angka kesembuhan pada penderita
TB BTA positif sudah mencapai target yang ditetapkan. Untuk pasien-
pasien yang masih menjalani pengobatan maka kegiatan
pengawasan minum obat tetap dilaksanakan dengan baik sehingga
tujuan pengobatan TB yang memerlukan waktu cukup panjang ( 6
bulan ) dapat tercapai.

Selain angka kesembuhan perlu juga diketahui tentang angka


keberhasilan pengobatan ( succes rate ), yang menunjukkan
prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan
pengobatan ( baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap
) diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat, berikut
disajikan data dimaksud sebagai berikut :

Tabel IV.50 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate)


Penderita TB Paru BTA Positif Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan tahun
2016

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kel Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 0 100 0 100 8 org sudh


succes
2 Kel. Renon 2 100 2 100
pengonatan
Ds. Sanur di tahun
3 3 100 3 100 2016
Kauh

Ds. Sanur
4 0 100 0 100
Kaja

Jumlah 5 100 5 100

Keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif di Puskesmas sudah


mencapai target yang ditetapkan. Pengobatan TB yang memerlukan
waktu yang lama atau panjang ( 6 bulan ) memerlukan kedisiplinan
dari pasien dengan bantuan pengawasan dan motivasi dari petugas
dan keluarganya. Disamping penderita TB paru BTA positif, terdapat
pula penderita TB paru rontgen positif dan BTA negatif serta TB extra
paru yang ditangani oleh Puskesmas sebagai berikut :

Tabel IV.51 Cakupan Penanganan Penderita TB Extra Paru


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Pengobata
N Desa/Ke Targe n Lengkap Kematia Ke
Sasara
o l t (%) n t
n Abs %

Kel.
1
Sanur

Kel.
2 Tidak Ada/NIHIL
Renon

Ds. Sanur
3
Kauh

Ds. Sanur
4
Kaja

Jumlah

Data diatas menunjukkan bahwa penderita TB extra paru belum ada


yang menyelesaikan pengobatan dari 3 ( tiga ) penderita yang
ditangani. Pengawasan menelan obat, konseling dan terapi pada
semua pasien perlu terus dilakukan agar semua penderita dapat
mencapai kesembuhan.

4.5.3 P2 ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut )

ISPA merupakan suatu penyakit dengan jumlah kasus yang cukup


tinggi di masyarakat. Salah satu penyakit ISPA yang banyak terjadi
pada anak – anak adalah Pneumonia. Penyakit ini memerlukan
penanganan yang cukup serius karena dapat menjadi salah satu
penyebab kematian pada Balita. Hasil kegiatan program P2 ISPA
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.52 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Pada
Balita Oleh Puskesmas dan Kader
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Hasil
Target Cakupan
Sasaran Kegiatan
(2.05
No Desa/Kelurahan (10% Ket
dari
dari Jml Pusk Kader Abs %
%)
Pddk)
1 Kel. Sanur 1436 29 8 0 8 27.6
2 Kel. Renon 1139 23 4 0 4 17.4
3 Ds. Sanur Kauh 1266 26 8 0 8 30.8
4 Ds. Sanur Kaja 799 16 15 0 15 93.8
Jumlah 4640 94 35 0 35 37.2

Penemuan kasus pneumonia belum mencapai target walaupun telah


dilakukan beberapa usaha diantaranya kemitraan dengan dokter
praktek swasta. Penemuan kasus yang rendah mungkin disebabkan
karena Balita penderita pneumonia lebih banyak dirawat pada unit
pelayanan kesehatan lainnya (rumah sakit). Oleh karena itu kedepan
mungkin Dinas Kesehatan Kota Denpasar dapat melakukan kajian
terhadap indikator penemuan pneumonia atau membangun jejaring
epidemiologi yg lebih baik.

Tabel IV.53 Cakupan Penanganan Kasus Pneumonia dan


Pnemumonia Berat Ditangani Perdesa/Kelurahan di
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Jumlah Sasaran Cakupan


N Targe Ke
Desa/Kel Pnemo Pnemumi Abs %
o Jml t (%) t
nia na Berat
1 Kel. Sanur
2 Kel. Renon

3
Ds. Sanur NIHIL
Kauh
Ds. Sanur
4
Kaja
Jumlah
Balita penderita pneumonia yang ditemukan dan berobat ke
Puskesmas telah ditangani sesuai dengan standar. Pada Tahun 2016
di wilayah Puskesmas tidak terdapat kematian karena Pneumonia
dan juga tidak ditemukan adanya kasus pneumonia berat atau
dengan tanda bahaya pada balita sehingga masih bisa ditangani di
Puskesmas ( tidak perlu dirujuk). Pemantauan balita pneumonia
dengan melakukan care sicking tetap dilaksanakan untuk mengetahui
perkembangan kesehatan penderita pneumonia.

Tabel IV.54 Cakupan Pnemonia dan Pnemonia Berat


Ditangani PerDesa/Kelurahan, di Puskesmas II
Denpasar Selatan, Tahun 2016

Jumlah Sasaran Cakupan


N Targe Ke
Desa/Kel Pnemo Pnemumi Abs %
o Jml t (%) t
nia na Berat
1 Kel. Sanur
2 Kel. Renon
Ds. Sanur NIHIL
3
Kauh
Ds. Sanur
4
Kaja
Jumlah

Tabel IV.55 Cakupan Kasus Pnemonia Berat/Dengan Tanda


Bahaya Ditangani/Dirujuk Tahun 2016

Jumlah Sasaran Cakupan


N Targe Ke
Desa/Kel Pnemo Pnemumi Abs %
o Jml t (%) t
nia na Berat
1 Kel. Sanur
2 Kel. Renon
Ds. Sanur
NIHIL
3
Kauh
Ds. Sanur
4
Kaja
Jumlah
4.5.4 P2 Diare

Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan bagi


masyarakat Indonesia. Kejadian penyakit ini biasanya berhubungan
erat dengan masalah lingkungan misalnya : sanitasi lingkungan dan
hygiene sanitasi makanan serta kualitas air minum yang kurang baik,
tetapi pada beberapa Balita ditemukan pula kasus lactosa
intolerance. Hasil kegiatan program P2 Diare adalah sebagai berikut :

Tabel IV.56 Cakupan Penemuan Kasus Diare di Puskesmas


dan Kader, Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Penemuan Kasus Cakupan


Jml
N Desa/ Targe Sarkes Kader
Sasar Ab
o Kelurahan t (%) 0- >5t 0- >5t %
an s
<5th h <5th h
17 64.2
1 Kel. Sanur 3075 308 95 83 0 0
8 6
11 50.2
2 Kel. Renon 2436 243 94 16 0 0
0 9
Ds. Sanur 11 47.1
3 2710 271 89 26 0 0
Kauh 5 3
Ds. Sanur 10 68.8
4 1709 171 29 77 0 0
Kaja 6 3
5 luar wilayah 9 76 85
58 65.1
Jumlah 9930 993 316 266 0 0
2 0
IR=7.59/100, target 10%

Tabel IV.57 Cakupan Kasus Diare Yang Ditangani Dengan


Oral Dehidrasi Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %
1 Kel. Sanur 178 100 178 100
2 Kel. Renon 110 100 110 100
3 Ds. Sanur Kauh 115 100 115 100
4 Ds. Sanur Kaja 106 100 106 100
5 luar Wilayah 85 100 85 100
Jumlah 582 100 582 100
Penyakit diare dapat menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ) jika
tidak ditangani dengan baik. Pelayanan penderita diare di Puskesmas
dilakukan terhadap semua umur dengan mengutamakan pelayanan
bagi golongan Balita.

Data diatas menunjukkan bahwa semua balita yang menderita diare


telah ditangani sesuai dengan standar ( 100 % ). Penemuan Balita
diare oleh Kader sangat kurang. Inciden Rate Diare tahun 2014
adalah 214/1000 penduduk, lebih kecil dari IR yang ditentukan
( stándar IR : 411/1000 pddk ), walaupun demikian upaya
pencegahan dan sistem kewaspadaan dini terhadap kasus diare perlu
terus ditingkatkan. Kualitas higiene sanitasi perlu diperhatikan
demikian juga dengan kualitas air minum agar tidak menjadi sumber
penularan bibit penyakit yang dapat menyebabkan diare.

4.5.5 Imunisasi

Salah satu program yang dilaksanakan di Puskesmas dalam rangka


mencegah penyakit adalah melalui kegiatan imunisasi. Imunisasi
yang dilaksanakan di Puskesmas untuk bayi adalah lima imunisasi
dasar yaitu : BCG, HB, Polio, DPT, Campak, disamping itu
dilaksanakan juga kegiatan imunisasi pada Bumil ( TT ) dan anak
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah ( BIAS ).
BIAS dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu BIAS Campak pada
bulan September sedangkan BIAS DT dan Td dilaksanakan pada
bulan Nopember.

Hasil kegiatan program Imunisasi di Puskesmas II Denpasar Selatan


adalah sebagai berikut :
Tabel IV.58 Cakupan Imunisasi DPT1 Pada Bayi
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 352 100 372 105.6

2 Kel. Renon 307 100 355 115.6

3 Ds. Sanur Kauh 265 100 283 106.7

4 Ds. Sanur Kaja 185 100 299 161.6

Jumlah 1109 100 1409 127.0

Hasil kegiatan imunisasi DPT 1 di wilayah Puskesmas II Denpasar


Selatan sudah mencapai target yang ditetapkan dan perlu
dipertahankan.

Tabel IV.59 Cakupan Imunisasi HB 1 < 7 Hari Pada Bayi


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 352 95 372 105.6

2 Kel. Renon 307 95 355 115.6

3 Ds. Sanur Kauh 265 95 283 106.7

4 Ds. Sanur Kaja 185 95 299 161.6

Jumlah 1109 95 1409 127.0


Tabel IV.60 Cakupan Imunisasi Polio 4 pada Bayi
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 352 95 339 99.1

2 Kel. Renon 307 95 370 137

3 Ds. Sanur Kauh 265 95 353 117.7

4 Ds. Sanur Kaja 185 95 304 160

Jumlah 1109 95 1366 124

Tabel IV.61 Cakupan Imunisasi Campak pada Bayi Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 352 95 375 109.6

2 Kel. Renon 307 95 358 132.6

3 Ds. Sanur Kauh 265 95 390 132

4 Ds. Sanur Kaja 185 95 302 158.9

Jumlah 1109 95 1425 129.3

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa cakupan program


imunisasi sudah mencapai target yang ditetapkan.
Disamping imunisasi pada bayi dilakukan pula imunisasi pada
anak sekolah setiap bulan September dan Nopember yang dikenal
dengan BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Berikut hasil kegiatan BIAS tahun 2016 di wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan :

Tabel IV.62 Cakupan Kegiatan Imunisasi DT Pada Anak Kelas


1 SD Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jml Target Cakupan


No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 278 98 278 100

2 Kel. Renon 230 98 224 98.0

3 Ds. Sanur Kauh 115 98 115 100

4 Ds. Sanur Kaja 155 98 155 100

Jumlah 778 98 1614 99.4

Tabel IV.63 Cakupan Kegiatan Imunisasi Td Pada anak Kelas


2 dan 3 SD Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 587 98 587 100

2 Kel. Renon 455 98 446 98.0

3 Ds. Sanur Kauh 260 98 260 100

4 Ds. Sanur Kaja 321 98 321 100

Jumlah 1623 98 1614 99.4


Data diatas menunjukkan cakupan Imunisasi DT dan Td pada anak
sekolah secara umum telah mencapai target yang ditetapkan, namun
jika dicermati perwilayah kerja capaian di Kelurahan Renon belum
mencapai target, salah satunya disebabkan karena beberapa anak
tidak diijinkan untuk di imunisasi oleh orang tuanya terutama di
sekolah swasta. Imunisasi juga dilaksanakan pada ibu hamil untuk
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu dan bayi dalam
proses persalinan. Adapun hasil kegiatannya adalah sebagai berikut :

Tabel IV.64 Cakupan Imunisasi TT2 Pada Ibu Hamil


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan
Jml Target
No Desa/Kelurahan Ket
Sasaran (%) Abs %

1 Kel. Sanur 332 - 79 23.8 Tidak


ada
2 Kel. Renon 263 - 67 25.5
target
3 Ds. Sanur Kauh 292 - 76 26.0 karena
screening
4 Ds. Sanur Kaja 184 - 65 35.3 TT

Jumlah 1071 - 287 26.8

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator derajat


kesehatan masyarakat, oleh karena itu semua hal yang berkaitan
harus kita perhatikan. Pencapaian imunisasi dasar pada bayi
merupakan salah satu indikatornya. Berikut disajikan pencapaian
Universal Child Imunization (UCI) perdesa/kelurahan di wilayah
Puskesmas :
Tabel IV.65 Cakupan UCI Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Hasil UCI Ket


Target
No Desa/Kel Kegiatan
(%) Ya Tdk
Imunisasi

1 Kel. Sanur 100% 100% V -

2 Kel. Renon 100% 100% V -

Ds. Sanur
3 100% 100% V -
Kauh

Ds. Sanur
4 100% 100% V -
Kaja

Jumlah 100% 100.0 4 -

Jika dilihat dari data hasil imunisasi pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa semua desa/kelurahan di wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan telah mencapai UCI (Universal Child Immunization)
yang artinya semua sasaran di desa/kelurahan telah
mendapat/mencapai imunisasi lengkap.

Untuk mengetahui efektifitas penggunaan vaksin maka dapat dilihat


pada nilai index pemakaian ( IP ) vaksin tahun 2016 yaitu :

a. BCG : 5.0
b. DPT/HB Penta : 4.0
c. Polio :8
d. HB Uniject :1
e. Campak :8
f. TT :2
Jika dilihat dari Index Pemakaian vaksin maka vaksin BCG memiliki
IP yang sangat rendah jika dibandingkan dengan stándar ( 80-100),
hal ini disebabkan karena rendahnya jumlah sasaran ( bayi), banyak
sasaran telah mendapatkan imunisasi BCG di tempat bersalin serta
waktu simpan vaksin yang relatif pendek dan hanya bisa digunakan
selama ( 3 jam ).
4.5.6 P2 Polio

Pada Tahun 2016 tidak ditemukan adanya kasus penyakit AFP


( Acute Flacid Paralysis ) non Polio pada penduduk berumur dibawah
15 tahun.

4.5.7 P2 Kusta

Penyakit Kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan


oleh Mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf tepi dan
kulit ( kadang – kadang juga jaringan tubuh lainnya ). Masa
tunasnya cukup lama dan penyakit kusta dapat ditularkan melalui
kulit.

Pada tahun 2016 tidak terdapat penderita kusta di wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan. Adapun hasil kegiatannya adalah :

Tabel IV.66 Cakupan Penemuan Penderita Kusta Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Target
o Kelurahan n (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 0 100 0 0

2 Kel. Renon 0 100 0 0

3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 0

4 Ds. Sanur Kaja 0 100 0 0

Jumlah 0 100 0 100


Tabel IV.67 Cakupan Pengobatan Penderita Kusta Perdesa/
Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Target
o Kelurahan n (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 0 100 0 0

2 Kel. Renon 1 100 1 100

3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 0

4 Ds. Sanur Kaja 0 100 0 0

Jumlah 1 100 1 100

Tabel IV.68 Cakupan Pemeriksaan Kontak Penderita Kusta


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan Ket
Desa / Sasara Target
No
Kelurahan n (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 7 100 7 100

2 Kel. Renon 6 100 6 100

3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 100

4 Ds. Sanur Kaja 11 100 11 100

Jumlah 24 100 24 100

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa penemuan


penderita belum mencapai target tetapi dari penderita yang
ditemukan sudah dilakukan penanganan sesuai dengan stándar dan
juga sudah dilaksanakan pemeriksaan kontak untuk menemukan
penderita baru. Untuk meningkatkan penemuan kasus juga
dilaksanakakan screening ( school survey )
4.5.8 P2 Malaria

Penyakit Malaria merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui


nyamuk anopheles, penyakit ini dapat menyerang manusia tanpa
memandang jenis kelamin, umur ataupun lainnya. Tahun 2016 tidak
ditemukan penderita Malaria di wilayah Puskesmas. sehingga tidak
ada sediaan darah yang diperiksa dan tidak ada penderita malaria
berat yang dirujuk ke rumah sakit. Oleh karena itu kegiatan
pengamatan harus ditingkatkan untuk menemukan kasus-kasus
lainnya serta mencegah terjadinya kejadian luar biasa. Berikut
disajikan hasil kegiatan P2 Malaria :

Tabel IV.69 Cakupan Pemeriksaan Sediaan Darah Pada


Penderita Malaria Klinis Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Per
Desa/Kelurahan Tahun 2016

Desa / Sasara Target Cakupan (%) Ket


No
Kelurahan n (%) Abs %
1 Kel. Sanur 0 100 0 0
2 Kel. Renon 0 100 0 0
3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 0
4 Ds. Sanur Kaja 0 100 0 0
Jumlah 0 100 0 0

Tabel IV.70 Cakupan Penderita Positif Malaria Yang Diobati


Sesuai Standar Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 0 0 0 0

2 Kel. Renon 0 0 0 0

3 Ds. Sanur Kauh 0 0 0 0

4 Ds. Sanur Kaja 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0
Tabel IV.71 Cakupan Penderita Malaria Berat Yang Dirujuk
Ke Rumah Sakit Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Desa / Target Cakupan Ket


No Sasaran
Kelurahan (%) Abs %
1 Kel. Sanur 0 100 0 0
2 Kel. Renon 0 100 0 0
3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 0
4 Ds. Sanur Kaja 0 100 0 0
Jumlah 0 100 0 0

4.5.9 P2 PMS dan HIV/AIDS

Kasus PMS yang ditemukan di Puskesmas II Denpasar Selatan tahun


2016 adalah sebanyak 1380 kasus dan semuanya telah mampu
diterapi di Puskesmas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel IV.72 Cakupan Jenis Kasus yang Ditemukan di Klinik


IMS, Puskesmas II Denpasar Selatan, Tahun
2016

Jenis Kelamin
No Kasus Jumlah
L P

1 Servisitis 0 50 50

2 Uretritis 11 0 11

3 Trichomoniasis 0 0 0

4 Bartholinitis 0 0 0

5 Candidiasis 0 168 168

6 Condiloma Accuminata 0 13 13

7 Bakterial Vaginosis 0 156 156

8 Sipilis 0 1 1

9 Proctitis 0 0 0

10 Herpes 0 1 1
11 Ulkus Mole 0 0 0

12 LGV 0 0 0

13 DTV 0 0 0

14 DTU 0 0 0

Jumlah 11 389 400

Salah satu kasus Penyakit Menular Seksual yang sangat perlu


diwaspadai adalah HIV/AIDS. HIV singkatan dari Human
Immunodeviciency Virus yang merupakan virus yang dapat
melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena
virus semacam ini maka akan mudah terserang infeksi oportunistik.
Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS belum bisa disembuhkan atau
ditemukan obatnya. Tahun 2016 ditemukan sebanyak 34 Odha di
wilayah Puskesmas dan juga diluar wilayah Puskesmas tetapi
melakukan screening di Puskesmas II Denpasar Selatan dan telah
dilakukan penanganan atau rujukan kasus ( dengan persetujuan
Odha ) untuk mendapatkan konseling dan terapi lebih lanjut ke
lembaga swadaya masyarakat ataupun ke rumah sakit yang
merupakan jejaring Puskesmas dalam penanganan kasus HIV-AIDS.

4.5.10 P2 Rabies

Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan hewan penular
rabies. Oleh karena intu pencegahan rabies pada manusia harus
dilakukan sesegera mungkin setelah terjadinya gigitan oleh hewan
yang berpotensi rabies dengan cara mencuci luka gigitan dengan
sabun dan air mengalir dan melakukan vaksinasi sesuai dengan
indikasi. Hasil kegiatan program pencegahan dan penanggulangan
Rabies adalah sebagai berikut :
Tabel IV.73 Cakupan Kegiatan Cuci Luka Pada Kasus Gigitan
HPR Sesuai Estándar Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Cakupan
Desa/Kelura Jml Target Tindak
No Abs %
han Kasus (%) Lanjut

1 Kel. Sanur 0 100 0 100 rujuk VAR


2 Kel. Renon 0 100 0 100 rujuk VAR
Ds. Sanur
3 0 100 0 100 rujuk VAR
Kauh
4 Ds. Sanur Kaja 0 100 0 100 rujuk VAR
Luar Wilayah 0 100 0 100 rujuk VAR
Jumlah 0 100 0 100 rujuk VAR

Semua kasus gigitan hewan penular rabies yang ditemukan di


wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan telah ditangani sesuai
dengan standar, dan dirujuk ke rabies centre untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut serta dilaksanakan pengamatan terhadap
hewan penular rabies yang menggigit pasien yang bersangkutan.

4.5.11 Survaelance
Kegiatan survelance dilakukan melaluipengamatan terhadap suatu
penyakit baik yang bersifat tidak menular maupun yang bersifat
menular. Disamping itu kegiatan melakukan pengamatan
kemungkinan penyebab timbulnya suatu penyakit. Adapun kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel IV.74 Cakupan Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor Malaria di Pemukiman Penduduk
dan Sekitarnya Perdesa/Kelurahan di Wilayah
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

N Desa / Sasara Targe Cakupan Ket


o Kelurahan n t (%) Abs %
1 Kel. Sanur 12933 100 12933 100
2 Kel. Renon 10248 100 10248 100
3 Ds. Sanur Kauh 11397 100 11397 100
4 Ds. Sanur Kaja 7187 100 7187 100
Jumlah 41765 100 41765 100
Tabel IV.75 Cakupan Pemberdayaan sarana/Klp/Pokja
Potensial Dalam Upaya Pemberantasan Tempat
Perindukan Vektor Penyakit di Pemukiman
Penduduk dan Sekitarnya Perdesa/Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Cakupan Ket
Desa / Target
No Sasaran
Kelurahan (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 8 100 8 100

2 Kel. Renon 5 100 5 100

3 Ds. Sanur Kauh 12 100 12 100

4 Ds. Sanur Kaja 8 100 8 100

Jumlah 33 100 33 100

Tabel IV.76 Cakupan Desa/Lokasi Yang Mendapat Intervensi


Pemberantasan Tempat Perindukan Vektor Penyakit
di Pemukiman Penduduk dan Sekitarnya
Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

N Desa / Sasara Targe Cakupan Ket


o Kelurahan n t (%) Abs %
1 Kel. Sanur 8 100 8 100
2 Kel. Renon 5 100 5 100
3 Ds. Sanur Kauh 12 100 12 100
4 Ds. Sanur Kaja 8 100 8 100
Jumlah 33 100 33 100

IV.4 Pengobatan
IV.4.1 Pengobatan Umum
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan
maka upaya promotif dan preventif merupakan prioritas utama.
Pemberdayaan masyarakat diarahkan pada tindakan pencegahan
penyakit melalui promosi kesehatan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan untuk mencapai perubahan perilaku sehingga
tercipta budaya hidup bersih dan sehat. Disamping itu upaya kuratif
atau pengobatan dan rehabilitatif harus dilakukan apabila
masyarakat telah mengalami suatu penyakit untuk menyembuhkan,
mencegah penularan atau penyebaran penyakit serta mencegah
kecacatan dan kematian. Hasil dari upaya pengobatan di Puskesmas
II Denpasar Selatan adalah :

Tabel IV.77 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Baru Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Target Cakupan
Jml (15%
N Desa/Kelu (kunjungan
Sasara dari Ket
o rahan baru)
n sasara
n) Abs %

1 Kel. Sanur 12933 1940 1619 83

2 Kel. Renon 10248 1078 3130 290

Ds. Sanur 11397 1710


3 3949 231
Kauh

Ds. Sanur 7187 1537


4 3058 199
Kaja

41765 6265 1175


Jumlah 188
6

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan Puskesmas


sudah mencapai target yang ditetapkan. Tetapi jika dilihat dari
jumlah kunjungan secara keseluruhan (kunjungan baru dan
kunjungan lama) yaitu jumlah kunjungan tahun 2016 adalah
(11756+17142)= 28898 orang, rata-rata kunjungan 2221 orang
perbulan dan 85 orang perhari. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan
total sebanyak (18535 + 21089) = 39624 orang dengan rincian
jumlah kunjungan baru sebanyak 18535 orang, kunjungan lama
sebanyak 21089 orang, dengan rata-rata kunjungan perbulan
sebanyak 1540 orang dan rata-rata kunjungan perhari sebanyak 70
orang. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kesehatan masyarakat
yang semakin membaik.
Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar, jika ada kasus – kasus
yang tidak dapat ditangani di Puskesmas maka akan di rujuk ke
tempat rujukan. Adapun jumlah kegiatan pelayanan rujukan tahun
2012 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.78. Cakupan Kegiatan Pelayanan Rujukan


Puskesmas II Denpasar Selatan, Tahun 2012,
2013,2014, 2015 dan 2016

No Jenis 2012 2013 2014 2015 2016


Rujukan
1 Rujukan 776 836 808 660 790
Askes/JKN
2 Rujukan 420 226 142 77 73
Umum
3 Rujukan 41 104 0 1111 0
Gakin
4 Rujukan 606 987 1031 861 510
JKBM
5 Rujukan 240 201 0 0 0
Jampersal

Dari sekian banyaknya kunjungan ke Puskesmas II Denpasar Selatan


ditemukan banyak kasus penyakit, jika dicermati sudah mulai terjadi
pergeseran dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, seperti
misalnya penyakit tekanan darah tinggi tahun 2016 menduduki
rangking ke tiga 10 besar penyakit di Puskesmas II Denpasar
Selatan. Lebih jelasnya dapat dilihat dari sepuluh besar penyakit di
Puskesmas II Denpasar Selatan sebagai berikut :
Tabel IV.79 Sepuluh Penyakit Terbesar Puskesmas II
Denpasar Selatan, Tahun 2016

No KodePenyakit Penyakit Jumlah

1 J 00 Common cold 4120

Fever of other and unknown


2 R50 origin 1496

3 I 10 Hypertension 1277

4 L 23 Allergic Contact Derm 1058

5 J 03 Acute tonsillitis 896

6 M 79.1 Myalgia 805

7 K30 Dyspepsia 519

Diarrhoea and
gastroenteritis of presumed
8 A09 infectious origin 488

9 R51 Headache 468

10 M 13 Other arthritis 301


Terjadinya pergeseran tersebut merupakan indikasi terjadinya
perubahan gaya hidup, kurangnya olah raga, pola makan yang
kurang tepat, tingkat stress yang tinggi, dan lainnya. Oleh sebab itu
harus dilakukan penyuluhan kesehatan untuk mencegah
meningkatnya kasus-kasus penyakit degeneratif tanpa
mengesampingkan kasus-kasus penyakit menular.

IV.4.2 Pengobatan Gigi


Kesehatan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan,
karena gigi yang tidak sehat sangat mengganggu kualitas hidup.
Kunjungan pasien ke Poli gigi Puskesmas II Denpasar Selatan cukup
banyak, seperti disajikan dibawah ini :

Tabel IV.80 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi Baru


Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Jmlh Cakupan Ket


N Desa / Target
pendu
o Kelurahan (4%) Abs %
duk
1 Kel. Sanur 12933 518 491 94.7
2 Kel. Renon 10248 410 594 144.8
3 Ds. Sanur Kauh 11397 456 464 101.7
4 Ds. Sanur Kaja 7187 287 364 126.8
5 Luar Wilayah 309
Jumlah 41765 1671 2212 132.45

Data diatas menunjukkan bahwa pencapaian tingkat pemanfaatan


layanan gigi Puskesmas II Denpasar Selatan secara umum telah
mencapai target yang ditetapkan, tetapi jika dilihat perwilayah,
Kelurahan Sanur belum mencapai target. Hal ini mengindikasikan
banyak hal, diantaranya kondisi kesehatan gigi di wilayah tersebut
cukup baik atau masyarakat memanfaatkan unit layanan kesehatan
gigi lainnya. Untuk itu perlu dilakukan kerjasama dengan instansi
terkait untuk mendapatkan data tentang pelayanan kesehatan gigi,
pengumpulan data/pengamatan yang lebih baik tentang jumlah
kasus penyakit gigi di masyarakat sehingga didapat gambaran nyata
tentang angka kesakitan gigi di masyarakat. Dari data diatas juga
dapat diketahui bahwa layanan gigi Puskesmas II Denpasar Selatan
cukup banyak diakses oleh masyarakat luar wilayah Puskesmas. Hasil
kegiatan layanan poli gigi selengkapnya disajikan seperti dibawah ini:

1. Kunjungan seluruh kunjungan (baru dan lama ) : 4753


2. Jumlah rata-rata kunjungan perbulan : 3376
3. Jumlah rata – rata kunjungan perhari : 15
4. Kunjungan Peserta JKN : 525
5. Hasil kegiatan pelayanan rujukan tahun 2016 adalah :
a. Rujukan JKN : 20
b. Rujukan umum :0
c. Rujukan Gakin :0
d. Rujukan JKBM : 12

Tabel IV.81 Cakupan Sepuluh Penyakit Terbanyak Pada Layanan


Poli Gigi di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

No KodePenyakit Penyakit Jumlah

Nekrosis Pulpa (Ganggrena


1 K04.1 Pulpa) 1298

2 K04.7 Abses Periapikal 544

3 K00.63 Persistensi Gigi Sulung 456

4 K05.3 Periodentitis Kronis 410

5 K-3.3 Goyang Fisiologis 392

Akar gigi tertinggal/Ulkus


6 K08.3 dicubitus 320

7 K02.0 Karies email tanpakovitas 304

8 K05.1 Gingivitis 258

9 K07.35 Impoksi M3 138

10 K02.1 Karies Dentis/KariesComesitum 127


Pembinaan kesehatan gigi dilakukan tidak hanya di dalam
gedung tetapi juga dilaksanakan di luar gedung ( Posyandu ). Hasil
kegiatannya adalah sebagai berikut :

Tabel IV.82 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi Pada


Posyandu di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 180 90 180 100

2 Kel. Renon 117 90 117 100

3 Ds. Sanur 260 90 260 100


Kauh

4 Ds. Sanur 172 90 172 100


Kaja

Jumlah 724 90 724 100


Tabel IV.83 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi Pada Taman
Kanak-Kanak di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 160 90 160 100

2 Kel. Renon 390 90 390 100

3 Ds. Sanur 416 90 416 100


Kauh

4 Ds. Sanur 224 90 224 100


Kaja

Jumlah 1190 90 1190 100

Tabel IV.84 Cakupan Cakupan Pembinaan dan Bimbingan


Sikat Gigi Massal Pada SD/MIdi Wilayah Puskesmas
II Denpasar Selatan Tahun 2016

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 278 90 278 100

2 Kel. Renon 230 90 230 100

3 Ds. Sanur 115 90 115 100


Kauh

4 Ds. Sanur 155 90 155 100


Kaja

Jumlah 778 90 778 100


Tabel IV.85 Cakupan Murid SD/MI Yang Mendapat Perawatan
Kesehatan Gigi di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 258 25 258 100

2 Kel. Renon 344 25 344 100

3 Ds. Sanur 255 25 255 100


Kauh

4 Ds. Sanur 171 25 171 100


Kaja

Jumlah 1028 25 1028 100

Pembinaan kesehatan gigi sudah dilaksanakan di seluruh Posyandu


dan seluruh desa di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan.

IV.4.3 Upaya Kesehatan Jiwa


Hasil kegiatannya adalah :

Tabel IV.86 Cakupan Penemuan Kasus Gangguan Jiwa Baru


di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 8 15 4 50

2 Kel. Renon 7 15 3 42

3 Ds. Sanur 9 15 2 22
Kauh

4 Ds. Sanur 5 15 1 20
Kaja

Jumlah 29 15 10 34.4
Tabel IV.87 Cakupan Penanganan Kasus Gangguan Jiwa di
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Targ Cakupan Ket


N Desa / Sasar
et
o Kelurahan an Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 48 100 48 100

2 Kel. Renon 66 100 66 100

3 Ds. Sanur 58 100 58 100


Kauh

4 Ds. Sanur 69 100 69 100


Kaja

Jumlah 241 100 241 100

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita gangguan jiwa


adalah upaya promotif, preventif, kuratif termasuk upaya rujukan
penderita. Penemuan kasus gangguan jiwa baru sudah mencapai
target yang ditetapkan demikian juga halnya dengan penanganan
kasus gangguan jiwa yang ada di wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan. Penangana kasus gangguan jiwamelibatkan lintassektor
seperti kepolisisan, satpol PP dan Dinas Sosial.

IV.4.4 Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan


Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan telah
dilaksanakan di Puskesmas sebagai bagian kegiatan yang terintegrasi
dengan pelayanan pengobatan. Tujuan dari pada kegiatan ini adalah
untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan yang terjadi pada indera
pengelihatan sehingga dapat mencegah terjadinya kebutaan. Hasil
kegiatan upaya kesehatan indera adalah sebagai berikut :
Tabel IV.88 Hasil Kegiatan Penemuan Kasus di Masyarakat
dan Puskesmas Melalui Pemeriksaan Visus di
Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Targe
Cakupan
Sasara t
No Desa / Kelurahan Ket
n (10%
Abs %
)
1 Kel. Sanur 561 56 204 31
2 Kel. Renon 444 44 157 30
3 Ds. Sanur Kauh 494 49 33 5.7
4 Ds. Sanur Kaja 312 31 126 35
Jumlah 2113 181 520 25

Penemuan kasus indera pengelihatan di masyarakat wilayah


Puskesmas II Denpasar Selatan cukup tinggi. Penanganannya
dilakukan sesuai dengan kemampuan Puskesmas dan untuk kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani di rujuk ke rumah sakit rujukan.

IV.4.5 Farmasi
Farmasi merupakan satu unit penunjang pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Perencanaan dan penggunaan obat
disesuaikan dengan kasus atau penyakit. Berikut 10 besar
pemakaian obat di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016,
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.89 Sepuluh Pemakaian Obat Terbanyak di


Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

No Nama Obat Jumlah


1 VIT B COMPLEK 40.410 TABLET
2 CTM 4 MG 34.698 TABLET
3 AMOXICILIN 500 MG 33.751 TABLET
4 BESI II SULFAT 50 MG 29.040 TABLET
5 AMLODIPIN 5 MG 27.212 TABLET
6 PARASETAMOL 500 MG 25.451 TABLET
7 TIAMIN 50 MG 24.131 TABLET
8 KAPTOPRIL 25 MG 23.708 TABLET
9 ASAM MEFENAMAT 500 MG 21.056 TABLET
10 NATRIUM DIKLOFENAK 18.035 TABLET
IV.4.6 Laboratorium
Laboratorium sederhana juga merupakan satu unit
penunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas selain farmasi.
Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan/sumber
daya yang dimiliki oleh Puskesmas dan sudah cukup banyak
kegiatan pemeriksaan yang bisa dilakukan di Puskesmas. Hasil
kegiatan laboratorium adalah :

Tabel IV.90 Cakupan Pemeriksaan Spesimen Darah, Urine


dan Tinja di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Pencapaian Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 562 100 622 113

2 Kel. Renon 695 100 782 122

3 Ds. Sanur Kauh 641 100 741 125

4 Ds. Sanur Kaja 597 100 642 112

LW 521 - 640 111

Jumlah 2396 100 3436 117


Tabel IV.91 Cakupan Pemeriksaan Spesimen Lain (Genital
Swab, Rectal Swab, dll Selain Darah, Urine dan
Tinja) di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun
2016

Pencapaian Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 66 80 72 112

2 Kel. Renon 72 80 78 149

3 Ds. Sanur Kauh 60 80 66 126

4 Ds. Sanur Kaja 65 80 70 108

LW 176 80 192 114

Jumlah 439 80 478 116

Tabel IV.92 Cakupan Spesimen Yang Dirujuk di Puskesmas II


Denpasar Selatan Tahun 2016

Cakupan Ket
N Desa / Sasara Targe
o Kelurahan n t (%)
Abs %

1 Kel. Sanur 51 100 59 100

2 Kel. Renon 41 100 43 106.67

3 Ds. Sanur Kauh 32 100 35 115.19

4 Ds. Sanur Kaja 36 100 39 105.26

36 37

Jumlah 195 100 213 105.95

Cakupan hasil kegiatan laboratorium Puskesmas Tahun 2016 sudah


mencapai target yang ditetapkan, semua kegiatan laboratorium
terintegrasi dengan kegiatan unit layanan lainnya yang membantu
untuk menegakkan diagnosa.
IV.4.7 Upaya Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
merupakan salah satu program pengembangan di Puskesmas II
Denpasar Selatan. Tujuan dikembangkannya program UKS/UKGS
adalah tercapainya derajat kesehatan anak sekolah yang optimal dan
juga dengan lingkungan sekolahnya. Usaha – usaha pembinaan
dilakukan secara berkesinambungan dan diharapkan terbentuk peran
serta aktif dari kader sekolah dalam menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat sehingga tidak menimbulkan dampak yang
merugikan kesehatan anak sekolah. Berikut hasil kegiatan upaya
UKS/UKGS sebagai berikut :

Tabel IV.93 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi Pada TK Perdesa/


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Sanur 160 90 160 100
2 Kel. Renon 390 90 390 100
3 Ds. Sanur Kauh 416 90 416 100
4 Ds. Sanur Kaja 224 90 224 100
Jumlah 1190 90 1190 100

Tabel IV.94Cakupan Pembinaan dan Bimbingan Sikat Gigi Massal


pada SD/MI Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Sanur 278 90 278 100
2 Kel. Renon 230 90 230 100
3 Ds. Sanur Kauh 115 90 115 100
4 Ds. Sanur Kaja 155 90 155 100
Jumlah 778 90 778 100
Tabel IV.95 Cakupan Murid SD/MI Yang Mendapat Perawatan
Kesehatan Gigi Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas
II Denpasar Selatan Tahun 2016

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Sanur 258 25 258 100
2 Kel. Renon 344 25 344 100
3 Ds. Sanur Kauh 255 25 255 100
4 Ds. Sanur Kaja 171 25 171 100
Jumlah 1028 25 1028 100

Data diatas menunjukkan bahwa pembinaan sudah dilakukan pada semua


sekolah TK di wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan, disamping itu
dilakukan pula kegiatan sikat gigi masal dan screening/deteksi dini pada
anak sekolah dasar.

IV.4.8 Perawatan Kesehatan Masyarakat


Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu
upaya pengembangan Puskesmas yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kemandirian keluarga atau
masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan
perawatan atau pembinaan terhadap masalah kesehatan, konseling
dan pemulihan kesehatan.
Cakupan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat Tahun
2015 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.96 Cakupan Keluarga Rawan Yang Dibina


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Sanur 6 100 6 100
2 Kel. Renon 5 100 5 100
3 Ds. Sanur Kauh 6 100 7 100
4 Ds. Sanur Kaja 9 100 10 100
Jumlah 26 100 28 100
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa cakupan
pembinaan keluarga rawan yang dibina secara umum sudah mencapai
target. Beberapa penyakit yang diderita oleh KK binaan dan
telah mendapatkan perawatan adalah Hipertensi, Diabetes Melitus,
Tuberculosis, Post Stroke, gangguan jiwa, Diare, ISPA, Muskuloskeletal, Gizi
kurang. Tindakan yang dilakukan terhadap beberapa permasalahan yang
dihadapi adalah melakukan asuhan keperawatan pada semua keluarga
rawan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel IV.97 Cakupan Kegiatan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga


Rawan Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Tar Cakupan Ket


N Desa / Sasara
g et
o Kelurahan n Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 6 100 6 100

2 Kel. Renon 5 100 5 100

3 Ds. Sanur Kauh 7 100 7 100

4 Ds. Sanur Kaja 10 100 10 100

Jumlah 28 100 28 100

Data diatas menunjukkan bahwa asuhan keperawatan sudah dilaksanakan


pada semua keluarga rawan sehingga diharapkan terjadi peningkatan
kualitas hidup.
Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat tidak hanya dilaksanakan
kepada keluarga / KK tetapi juga dilaksanakan terhadap kelompok
masyarakat, hasil kegiatannya sebagai berikut :
Tabel IV.98 Cakupan Pembinaan Panti Asuhan Perdesa/ Kelurahan
di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Sanur 0 100 0 100
2 Kel. Renon 0 100 0 100
3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 100
4 Ds. Sanur Kaja 6 100 6 100
Jumlah 6 100 6 100

Pembinaan pada kelompok masyarakat sudah dapat dilaksanakan.


Kelompok yang dibina adalah panti werda di Desa Sanur Kaja

IV.4.9 Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kesehatan usia lanjut merupakan salah satu upaya
kesehatan yang dikembangkan di Puskesmas untuk meningkatkan
semangat hidup dan kesehatan usia lanjut agar mereka tetap
merasa dihargai dan berguna bagi dirinya, keluarga dan
masyarakat. Disamping itu juga merupakan upaya pencegahan
penyakit maupun komplikasinya yang disebabkan oleh pengaruh
usia dengan pengobatan/pelayanan kesehatan dasar serta
spesialistik melalui sistem rujukan. Hasil kegiatan upaya kesehatan
usia lanjut di Puskesmas II Denpasar Selatan tahun 2016 adalah :

Tabel IV.99Cakupan Pembinaan Kelompok Lansia Sesuai Standar


Perdesa/Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

N Target Cakupan Ket


Desa / Kelurahan Sasaran
o (%) Abs %
1 Kel. Sanur 6 100 6 100
2 Kel. Renon 4 100 4 100
3 Ds. Sanur Kauh 6 100 6 100
4 Ds. Sanur Kaja 6 100 6 100
Jumlah 22 100 22 100
Tabel IV.100 Cakupan Pemantauan Kesehatan Pada Kelompok Lansia
Yang Dibina Sesuai Standar Perdesa/ Kelurahan di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Tar Cakupan Ket


N Desa / Sasara
g et
o Kelurahan n Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 6 70 6 100

2 Kel. Renon 4 70 4 100

3 Ds. Sanur Kauh 6 70 6 100

4 Ds. Sanur Kaja 6 70 6 100

Jumlah 22 70 22 100

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok lansia yang


dibina di wilayah Puskesmas adalah 22 kelompok (100%). Dari 22
kelompok tersebut merupakan kelompok Posyandu Lansia di empat
desa/kelurahan. Usia Lanjut pada kelompok tersebut diberikan pelayanan
kesehatan secara berkala dan sudah mencapai target yang ditetapkan (70
%). Pelayanan kesehatan terus dilakukan di Posyandu dan juga di
Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan kelompok lansia.

IV.4.10 Klinik IMS


Klinik IMS ( infeksi Menular seksual) mulai beroperasi bulan :
Oktober 2005 dengan nama Klinik IMS Tunjung Biru. Klinik ini
dikembangkan untuk melakukan penatalaksanaan yang tepat pada
semua kasus IMS di masyarakat. Tujuan penatalaksanaan pasien
IMS adalah agar penderita IMS mendapatkan penatalaksanaan
secara efektif, meningkatkan cakupan pelayanan IMS, mengurangi
laju penambahan kasus infeksi HIV. Hasil kegiatan klinik IMS
Tunjung Biru tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.101 Cakupan Penanganan Penderita di Klinik IMS Tunjung
Biru Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

Pengob
N Desa/Kelurah Jml Kunjungan dan atan Cak
o an Penemuan Penderita Penderi (%)
ta

1 Kel. Sanur 122 122 100

2 Kel. Renon 205 205 100

3 Ds. Sanur Kauh 160 160 100

4 Ds. Sanur Kaja 95 95 100

5 Luar Wilayah 997 997 97.6

Jumlah 1392 1392 100

Tabel IV.102 Cakupan Penanganan Kasus IMS Yang


Ditemukan di Klinik IMS Tunjung Biru Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Kasus
N Desa/Kelurah Cakupa
Jml Kasus Ditangan Ket
o an n (%)
i

1 Kel. Sanur 122 122 100

2 Kel. Renon 205 205 100

3 Ds. Sanur Kauh 160 160 100

4 Ds. Sanur Kaja 95 95 100

5 Luar Wilayah 997 997 100

Jumlah 1392 1392 100


Data diatas menunjukkan bahwa tidak semua klien yang berkunjung ke
klinik IMS merupakan penderita IMS karena klien WPS ( Wanita Pekerja
Seksual ) harus rutin melakukan screening kesehatan, ada ataupun tidak
keluhan untuk tindakan pencegahan penularan kepada kliennya. Banyak
jenis kasus ditemukan di layanan Klinik Infeksi Menular Seksual Tunjung
Biru Puskesmas II Denpasar Selatan, yang memerlukan penanganan
spesifik sesuai standar. Penemuan kasus pada tahun 2016 lebih banyak
pada wanita, meskipun kasus IMS pada wanita jarang menimbulkan
keluhan namun wanita memiliki perhatian yang lebih serius terhadap
penyakitnya. Berikut disajikan kasus – kasus IMS yang ditemukan pada
tahun 2016

Tabel IV.103 Cakupan Jenis Kasus yang Ditemukan di


Klinik IMS, Puskesmas II Denpasar Selatan,
Tahun 2016

Jenis Kelamin
No Kasus Jumlah
L P

1 Servisitis 0 50 50

2 Uretritis 11 0 11

3 Trichomoniasis 0 0 0

4 Bartholinitis 0 0 0

5 Candidiasis 0 168 168

6 Condiloma Accuminata 0 13 13

7 Bakterial Vaginosis 0 156 156

8 Sipilis 0 1 1

9 Proctitis 0 0 0

10 Herpes 0 1 1

11 Ulkus Mole 0 0 0

12 LGV 0 0 0

13 DTV 0 0 0

14 DTU 0 0 0

Jumlah 11 389 400


Data diatas menunjukkan bahwa kunjungan klien ke klinik IMS cukup
tinggi dengan kasus tertinggi adalah servisitis. Penyuluhan IMS dan
sosialisasi keberadaan serta kegiatan klinik harus terus dilaksanakan
secara berkesinambungan agar lebih banyak klien yang dapat dijangkau.
Disamping itu harapan kedepan masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan terutama pada organ genital/alat reproduksi dapat memilih
tempat yang tepat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga
penatalaksanaan IMS dapat dilakukan dengan standar dan penyebaran
kasus IMS/angka kesakitan IMS dapat diturunkan.

IV.4.11 Klinik VCT

Klinik VCT Jempiring Asri mulai beroperasi Bulan : April 2008 dan
diresmikan tanggal 17 September 2008 oleh Walikota Denpasar. Klinik ini
dikembangkan untuk mendekatkan pelayanan VCT kepada masyarakat
dan menurunkan kasus HIV/AIDS di masyarakat. Kegiatan klinik VCT
Jempiring Asri tidak hanya meliputi : konseling pre dan post test, testing
serta rujukan kasus ke unit layanan lainnya untuk penanganan lebih
lanjut tetapi juga dilakukan penyuluhan/promosi kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat menghindari
perilaku beresiko tertular HIV. Hasil kegiatan Klinik VCT Jempiring Asri
tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.104 Hasil Kegiatan Klinik VCT Jempiring Asri
Perdesa/ Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

Jml Reaktif
Desa/Kelurah
No Kunjungan VCT Lengkap Ket
an Abs %
VCT/PITC
1 Kel. Sanur 122 122 0 0
2 Kel. Renon 205 205 5 2.4
3 Ds. Sanur 160 160 2 1.2
Kauh
4 Ds. Sanur Kaja 95 95 4 4.2
Luar Wilayah 997 997 23 2.3
Jumlah 1392 1392 34 2.4

Tabel IV.105 Hasil Kegiatan Klinik VCT Jempiring Asri Berdasarkan


Katagori Klien di Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Katagori
VCT PS tdk Waria
Bulan
Lengka WPS Umum Bumil TB lgsg /Gay
p/PITC (Cafe)
Jan 113/42 51 18 44 0 0 1
Peb 135/32 89 9 32 0 1 0
Mar 59/36 11 9 36 0 0 0
Apr 116/27 67 6 27 1 0 0
Mei 54/27 18 8 27 1 2 0
Jun 95/30 48 16 30 0 0 2
Jul 67/27 35 4 27 0 0 0
Ags 63/28 22 11 28 0 0 0
Sep 75/22 55 7 22 0 0 0
Okt 100/46 48 5 44 0 0 0
Nop 95/44 22 17 51 0 0 0
Des 23/50 13 7 30 0 0 0
995/39 3 3
Jml
1 479 117 398 2

Data diatas menunjukkan bahwa jumlah klien terbanyak yang dikonseling


di klinik VCT Jempiring Asri berasal dari kelompok umum disamping wanita
pekerja seksual.. Hal ini menunjukan sudah mulai meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penularan penyakit
menular. Kunjungan yang banyak terjadi juga pada kelompok WPS. Pada
kelompok ini merupakan kelompok resiko tinggi yang perlu mendapat
perhatian serius mengingat penularan kasus HIV tertinggi terjadi melalui
transmisi seksual. Kelompok Ibu Hamil menempati urutan kedua karena
Puskesmas II Denpasar Selatan melakukan kegiatan PMTCT (Prevention
Mother To Child Transmition) yang bertujuan untuk mencegah penularan
HIV/AIDS dari ibu kepada bayinya. Disamping itu dilakukan pula kegiatan
kolaborasi TB-HIV, dimana pasien TB di sarankan untuk melakukan
pemeriksaan HIV untuk mengetahui factor resiko lain dari penyakit
tuberculosis yang dideritanya sehingga penanganan dapat dilakukan dengan
lebih komprehensif.

Tabel IV.106 Cakupan Penemuan Odha Berdasarkan Katagori Klien


di Klinik VCT Jempiring Asri Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016

PS Waria
tdk /Gay
Bulan Reaktif WPS Umum Bumil TB
lgsg
(Cafe)
Jan 3 0 2 1 0 0 1
Peb 0 0 0 0 0 1 0
Mar 3 0 2 1 0 0 0
Apr 2 1 1 0 0 0 0
Mei 1 0 1 0 0 2 0
Jun 4 2 0 1 0 0 2
Jul 3 3 0 0 0 0 0
Ags 5 3 0 1 0 0 0
Sep 5 3 2 0 0 0 0
Okt 4 2 1 0 0 0 0
Nop 3 3 0 0 0 0 0
Des 1 0 1 0 0 0 0
Jml 34 17 10 4 0 3 3

Kasus HIV tertinggi ditemukan pada kelompok resiko tinggi ( WPS )


daripada kelompok lainnya.

Klien yang positif HIV telah ditindaklanjuti dengan merujuk klien ke unit
pelayanan CST baik pada lembaga swadaya masyarakat ataupun rumah
sakit untuk mendapatkan penanganan secara komprehensif karena
Puskesmas memiliki layanan CST pada tahun 2016

IV.4.12 Upaya Kesehatan Kerja

Upaya ini dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar


sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan
bagi masyarakat pekerja baik di perusahan formal ataupun usaha informal
dengan membentuk pos-pos UKK ( Pos Upaya Kesehatan Kerja ).

Puskesmas II Denpasar Selatan sudah membentuk pos UKK pada


kelompok usaha informal yaitu pada kelompok Petani Subak Intaran Barat
dan Timur Desa Sanur Kauh dan kegiatannya baru terbatas pada
sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan kerja secara
umum serta melakukan pengecekan kesehatan pada anggota kelompok 2
kali setahun. Selama tahun 2016 Puskesmas melaksanakan Pembinaan K3
( Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di 3 ( tiga ) lokasi tempat kerja yaitu
CV Batu di Desa Sanur Kauh dan 2(dua) perusahaan Garment di
Kelurahan Renon.

IV.4.13 Pengobatan Tradisional

Obat tradisional merupakan salah satu alternatif pengobatan yang


masih banyak dipergunakan oleh masyarakat. Pengembangan tanaman
obat keluarga ( toga ) juga semakin marak di masyarakat. Oleh karena itu
penggunaannya perlu mendapatkan pengawasan agar tidak keluar dari
aturan kesehatan. Hasil kegiatan bina pengobatan tradisional adalah :
Tabel IV.107 Cakupan Kegiatan Pembinaan dan Pemanfaatan
Toga Pada Sasaran Masyarakat di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Pembinaan Pemanfaatan
N
Desa / Kelurahan Sasaran Pencapaian Pencapaian
o
Target
(%) Abs % Abs %

1 Kel. Sanur 2746 100 2746 100 2746 100

2 Kel. Renon 2127 100 2127 100 2127 100

3 Ds. Sanur Kauh 2397 100 2397 100 2397 100

4 Ds. Sanur Kaja 1517 100 1517 100 1517 100

Jumlah 8787 100 8787 100 8787 100

Tabel IV.108 Cakupan Pembinaan Pengobat Tradisional Yang


Menggunakan Tanaman Obat di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Tar Cakupan Ket


N Desa / Sasara
g et
o Kelurahan n Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 0 100 0 100

2 Kel. Renon 3 100 3 100

3 Ds. Sanur Kauh 0 100 0 100

4 Ds. Sanur Kaja 1 100 1 100

Jumlah 4 100 4 100


Tabel IV.109 Cakupan Pembinaan Pengobat Tradisional
Dengan Keterampilan di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

Tar Pencapaian Ket


N Desa / Sasara
g et
o Kelurahan n Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 2 100 2 100

2 Kel. Renon 4 100 4 100

3 Ds. Sanur Kauh 2 100 2 100

4 Ds. Sanur Kaja 2 100 2 100

Jumlah 10 100 10 100

Tabel IV.110 Cakupan Pembinaan Pengobat Tradisional


Lainnya di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Tar Pencapaian Ket


N Desa / Sasara
g et
o Kelurahan n Abs %
(%)

1 Kel. Sanur 6 100 6 100

2 Kel. Renon 6 100 6 100

3 Ds. Sanur Kauh 6 100 6 100

4 Ds. Sanur Kaja 6 100 6 100

Jumlah 24 100 24 100

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan dan


pemanfaatan tanaman obat keluarga di wilayah Puskesmas II Denpasar
Selatan semuanya sudah mencapai target yang ditetapkan tetapi untuk
hasil kegiatan pembinaan pengobat tradisional sudah dapat terlaksana
dengan cukup baik, sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

IV.4.14 Posyandu

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis


masyarakat yang mempunyai peranan cukup penting dalam membantu
mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Posyandu
merupakan wadah dimana program-program kesehatan dapat dengan
lebih mudah diterapkan di masyarakat, oleh karena itu tingkat
perkembangan posyandu sangat penting untuk dipantau .

Tabel IV.111 Tingkat Perkembangan Posyandu Perdesa /


Kelurahan di Wilayah Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

Desa/Kelurahan
No Katagori Jml Prosentase
Sanur Renon Sanur Sanur
Kauh Kaja

1 Pratama 0 0 0 0 0 0.0

2 Madya 1 2 4 3 10 29.4

3 Purnama 7 3 7 4 21 61.7

4 Mandiri 1 0 1 1 3 8.8

Jumlah 9 5 12 8 34

Tingkat perkembangan Posyandu di wilayah Puskesmas II Denpasar


Selatan sudah cukup baikdan tetap perlu terus dimotivasi agar dapat
meningkatkan diri menjadi Posyandu Mandiri.
2.5PELUANGDANTANTANGANPENGEMBANGANPELAYANAN PUSKESMAS

2.5.1 Peluang
1. Komitmen pemerintah baik pusat dan daerah serta legislatif dalam bidang
kesehatan semakin baik
2. Sarana dan prasarana kesehatan mencukupi secara kualitas dan kuantitas
3. Tersedia standar operational prosedur (SOP)
4. Kemudahan akses komunikasi, informasi dan teknologi
5. Letak yang strategis sehingga akses masyarakat ke sarana kesehatan
semakin mudah
6. Kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat terjalin cukup baik
7. Tersedianya peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan
standar pelayanan minimal bidang kesehatan sebagai pedoman dalam
pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan
8. Sebagian besar tenaga sudah memenuhi kualifikasi minimal pendidikan
yang dipersyaratkan
9. Ketersediaan obat dan peralatan kesehatan cukup
10. Kemitraan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan dengan
berbagai pihak termasuk swasta dan LSM sangat terbuka
11. Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan masih tinggi
12. Perekonomian masyarakat Denpasar relative baik
13. Tingkat pendidikan masyarakat cukup tinggi dilihat dari rata-rata lama
sekolah yang sudah mencapai 10,96 tahun sehingga memudahkan
sosialisasi program-program kesehatan

2.5.2 Tantangan

1. Mobilisasi dan urbanisasi penduduk yang sangat tinggi

2. Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar khususnya wilayah Puskesmas II


Denpasar Selatan yang cukup tinggi

3. Sosial ekonomi masyarakat Kota Denpasar yang cukup baik menyebabkan


meningkatnya biaya hidup dan biaya kesehatan

4. Tuntuan pelayanan kesehatan yang bermutu

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-


2021 1
5. Upaya pencapaian target SDGs

6. Sistem informasi kesehatan belum terintegrasi secara baik dan data yang
ada masih perlu ditingkatkan kualitasnya

7. Kapasitas, komitmen dan profesionalisme sumberdaya kesehatan masih perlu


ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III

3.1.1.1Identifikasi Permasalahan Dalam Pelayanan Puskesmas II Denpasar Selatan

Berikut adalah analisis sebab akibat dari permasalahan yang dihadapi oleh
Puskesmas :

Tabel 3.18 Perumusan Analisis Sebab Akibat Permasalahan yang


Dihadapi Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2016

N Masalah Akibat Masalah


Masalah Pokok
o Utama masalah spesifik
1 Belum Tidak ada, Sasaran dan Target -
tercapainya karena perlu ditinjau ulang
target perkembangan
Posyandu posyandu
Madya sudah kearah
yang lebih baik
2 Pelayanan dan kesehatan bumil tidak selalu kurang sadarnya
atau rujukan bumil kurang memeriksakan bumil akan
terpantau kesehatan nya ke pentingnya
bumil/komplik
puskesmas pemeriksaan
asi rutin ke fasilitas
kesehatan
3 Akseptor aktif Akseptor lebih 1. Banyaknya pilihan Kurangnya
MKJP tidak memilih alkon pengetahuan
mencapai kontrasepsi 2. Kurangnya tentang alkon
target yang pengetahuan membuat
menggunakan masyarakat tentang mereka tidak
hormonal alkon mampu untuk
sehingga dapat memilih metode
timbul berbagai kontrasepsi yang
permasalahan efektif dan
baru adanya persepsi
yang salah
tentang alkon
4 Cakupan bayi Bayi rentan 1.kesibukan ibu Kurangnya
berumur 0- terserang menyusui yang pengetahuan
6bln yang penyakit sambil bekerja orang tua akan
mendapat Asi 2.banyak produk manfaat Asi
Eksklusif pengganti Asi yang
rendah beredar di pasaran

5 Persentase ibu Pemulihan Terbatasnya Dana Kurangnya


hamil dengan Bumil KEK Bantuan dari dinas koordinasi
Kurang terkait dengan dinas
kurang energi
maksimal terkait
kronik ( KEK )
mendapat
makanan
tambahan
(PMT)

6 Persentase Kurang Beban kerja petugas Kurangnya SDM


balita gizi lebih terpantaunya sangat banyak
tumbuh sehingga kegiatan
kembang balita luar gedung kurang
terlaksana maksimal

7 Penemuan 1. Meningkatka 1. Pengetahuan 1. Kurangnya


PenderitaTB n keparahan masyarakat / penyuluhan
baru ( DOTS) penyakit penderita yang 2. Kurangnya
BTA Positif 2. Menularkan kurang terhadap konseling
tidak mencapai kasus TB di penyakit TB 3. Jejaring
target masyarakat 2. Timbulnya rasa dengan rumah
frustasi krn harus sakit atau
minum obat dalam dokter praktek
jangka waktu yang swasta belum
lama terbentuk
8 Masih Menurunnya 1. Kegiatan PSN belum 1. Masyarakat
Tingginya derajat maksimal belum sadar
kasus DBD kesehatan 2. Mobilitas penduduk untuk
masyarakat yang tinggi melakukan
karena DBD 3. Padatnya tindakan
dapat pemukiman/ pencegahan
menyebabkan penduduk thd DBD
kematian 4. Kondisi geografis 2. Masyarakat
yang sangat kurang
mendukung memperhatika
pertumbuhan dan n hygiene
perkembangan sanitasi
nyamuk. lingkungan
5. Kurangnya
monitoring dan
evaluasi
9 Penemuan Meningkatkan 1. Penemuan kasus 1. Jejaring
pneumonia angka pneumonia berat di dengan rumah
dan kematian balita Puskesmas sangat sakit atau
pneumonia karena terbatas dokter praktek
berat di pneumonia 2. Tingginya mobilitas swasta belum
masyarakat penduduk terbentuk
dan 3. Penderita langsung 2. Kurangnya
Puskesmas ke RS atau dokter penyuluhan
tidak mencapai praktek swasta langsung ke
target masyarakat
10 Penemuan Meningkatkan 1. Penemuan kasus 1. Jejaring
kasus diare angka kasus diare di Puskesmas dengan rumah
diPuskesmas kesakitan diare sangat terbatas sakit atau
dan kader 2. Tingginya mobilitas dokter praktek
tidak mencapai penduduk swasta belum
target 3. Masih adanya terbentuk
anggapan di 2. Kurangnya
masyarakat bahwa penyuluhan
diare adalah langsung ke
penyakit biasa dan masyarakat
tidak berbahaya
4. Penderita langsung
ke RS atau dokter
praktek swasta

3.3 Prioritas Masalah


Menimbang hubungan sebab akibat serta melihat beberapa kekuatan,
kelemahan secara internal dan peluang serta ancaman dari faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan diatas
dan kesepakatan dari tim perencanaan Puskesmas maka prioritas masalah
pelayanan kesehatan dapat ditentukan sebagai berikut :

1. Tingginya kasus DBD


2. Penemuan pneumonia dan pneumonia berat di masyarakat dan
Puskesmas tidak mencapai target
3. Penemuan Penderita TB baru ( DOTS) BTA Positif tidak mencapai target
4. Cakupan Asi Eklusif tidak mencapai target
5. Akseptor aktif MKJP tidak mencapai target
6. Pelayanan dan atau rujukan bumil / komplikasi tidak mencapai target
7. Belum tercapainya target posyandu Madya
8. Presentase Bumil KEK mendapat makanan tambahan ( PMT ) tidak
tercapai
9. Cakupan Persentase Balita Gizi lebih tidak tercapai
10.Penemuan kasus diare di Puskesmas dan kader tidak mencapai target.

3.7 Rencana Tindak Lanjut

Tabel 3.19 Perumusan Rencana Tindak Lanjut Terhadap


Permasalahan yang Dihadapi oleh Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2016

No Masalah Rencana Tindak Lanjut


1 Tingginya kasus DBD 1. Meningkatkan penyuluhan DBD di 35
Posyandu dengan sasaran ibu-ibu PKK
karena mereka mempunyai peranan
yang penting di dalam rumah tangga
terutama dalam menjaga kebersihan
lingkungan
2. Meningkatkan kegiatan PSN melalui
peningkatan peran serta masyarakat
Banjar/Kader Jumnatik dan PJB –AS
3. meningkat kerjasama lintas sektor
dengan pihak desa/kelurahan
4. Meningkatkan monitoring dan evaluasi
kegiatan
5. Membentuk kader jumantik mandiri
dimana satu KK dibentuk satu kader
jumantik
6. Membentuk dan melatihkader jumantik
di setiap sekolah
2 Penemuan pneumonia dan 1. Meningkatkan care sicking ISPA,
pneumonia berat di pengamatan kasus
masyarakat dan Puskesmas 2. Meningkatkan penyuluhan ISPA di
masyarakat
tidak mencapai target
3. Koordinasi lintas program dan sektor

3 Tidak tercapainya Penemuan Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat


Penderita TB baru ( DOTS) tentang TB dan menghimbau masyarakat
BTA Positif agar segera memeriksakan diri
kepuskesmas apabila ada gejala TB.
4 Cakupan Asi Eklusif tidak Meningkatkan penyuluhan tentang
mencapai target manfaat Asi

5 Akseptor MKJP aktif tidak Meningkatkan penyuluhan dan konseling


mencapai target KB terutama MKJP
6 Pelayanan dan atau rujukan Tidak semua Bumil rutin memeriksakan
bumil / komplikasi tidak kesehatannya ke Puskesmas
mencapai target

7 Belum tercapainya target 1. Tidak tercapainya cakupan / jumlah


posyandu Madya posyandu madya karena posyandu
madya yang ada sudah banyak naik
tingkat ke posyandu purnama,
sedangkan posyandu pratama sudah
tidak ada.
2. Target kinerja program perlu di tinjau
ulang.

8 Presentase Bumil KEK Meningkatkan koordinasi dan komunikasi


mendapat makanan berupa laporan data sehingga semua bumil
tambahan ( PMT ) tidak KEK yang terdata mendapatkan bantuan
tercapai PMT

9 Cakupan Persentase Balita 1. Mengatur kembali jadwal kegiatan


Gizi lebih tidak tercapai sehingga semua program kegiatan
dapat terlaksana
2. Mengajukan penambahan SDM ke dinas
terkait
10 Penemuan kasus diare di 1. Meningkatkan penyuluhan pada
Puskesmas dan kader tidak masyarakat tentang diare dan
mencapai target menghimbau masyarakat agar segera
memeriksakan diri kepuskesmas apabila
ada gejala Diare.
2. Meningkat kerjasam lintas program dan
lintas sektor

3.2 Telaah Visi Misi, dan Program Puskesmas II Denpasar Selatan


Visi Puskesmas II Denpasar Selatan adalah ” Prima Dalam Pelayanan
Demi Terwujudnya Masyarakat Sehat dan Mandiri ”.

Misi adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencapai visi yang sudah
ditetapkan. Adapun Misi Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

1. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan
bertanggung jawab sesuai standar mutu.
3. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya
yg dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat
4. Memberdayakan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar terwujud
masyarakat mandiri

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Puskesmas II Denpasar Selatan


menetapkan Kebijakan Mutu sebagai berikut :

1. Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat .


2. Memberikan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat dan sesuai
standar.
3. Meningkatkan kompetensi petugas.
4. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Akreditasi

Kebijakan Mutu tersebut ditunjang dengan komitmen penuh dari seluruh


jajaran dan melakukan peningkatan berkesinambungan di semua bidang.

Visi, Misi dan Kebijakan Mutu yang telah ditetapkan diharapkan mampu
untuk memenuhi tujuan dari pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas,
seperti motto yang ditetapkan sebagai berikut :

MOTTO ” KEPUASAN ANDA ADALAH KEPUASAN KAMI ”


Untuk mencapai tujuan tersebut diterapkan Tata Nilai sebagai berikut :

TATA NILAI ” CERMAT ”

C ekatan : Cepat tanggap dalam memberikan pelayanan kesehatan.

E mpati : Petugas bisa merasakan permasalahan kesehatan


masyarakat.

R amah : Pelayanan Menerapkan Sistem 3S (Senyum, Salam, Sapa).

M udah : Pelayanan yg Mudah di akses.

A dil : Pelayanan Sesuai standar, terukur dan bertanggungjawab.

T erjangkau : Pelayanan Dengan Biaya Terjangkau.

Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi tersebut sangat diperlukan


adanya program dan kegiatan yang mendukung visi misi tersebut. Agar
program dan kegiatan tersebut bisa terlaksana secara optimal perlu adanya
data atau gambaran kesehatan Puskesmas II Denpasar Selatan dengan
harapan adanya perbaikan derajat kesehatan. Data – data atau gambaran
tersebut akan dituangkan dalam profil kesehatan yang menjadi acuan
dalam melaksanakan program dan kegiatan selanjutnya. Hal ini diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, pada pasal 17 ayat 1 menyebutkan pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 168 menyebutkan bahwa
penyelenggaraan upaya kesehatan yang efektif dan efesien memerlukan
informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui
kerjasama lintas sektor.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan


indikator kinerja dari Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan yang
terdiri dari 18 indikator pelayanan dibidang kesehatan. Salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk menggambarkan hasil atau pencapain
program di bidang kesehatan adalah profil kesehatan. Profil kesehatan
pada intinya berisi berbagai data atau informasi yang menggambarkan
tingkat pencapaian program pembangunan di bidang kesehatan di tingkat
Puskesmas. Disamping itu profil juga bermanfaat untuk perencanaan
pembangunan kesehatan di tingkat Puskesmas. Oleh karena itu data dan
informasi yang tepat dan akurat sangat dibutuhkan dalam mengembil
keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kesehatan di Puskesmas.

3.3. Telaah Renstra Kementrian Kesehatan danRenstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar

3.3.1 Renstra Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan menyusun Renstra mengacu pada Visi, Misi


dan Nawacita Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-
2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan tiga pilar utama


yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
dan preventif dan pemberdayaan masyarakat. Pilar penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi system rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
kesehatan. Pilar Jaminan Kesehatan dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kenda
ujuan Kementrian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu: meningkatnya status kesehatan masyarakat dan meningkatnya
USKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021
daya tanggap dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan
financial di bidang kesehatan. Indikator kinerja utama Kementrian
Kesehatan RI adalah: 1) AKI, 2) AKB, 3) AKABA, 4) Persentase bumil
KEK, 5) Persentase balita malnutrisi dan gizi kurang, 6) Angka kematian
penyakit menular, 7) Persentase puskesmas yang malaksanakan deteksi
dini factor risiko PTM dan 8) persentase fasilitas kesehatan yang memiliki
standar pelayanan (akreditasi).

Arah kebijakan dan Strategi Kementrian Kesehatan didasarkan pada


arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam
RPJMN 2015-2019. Arah kebijakan kementrn kesehatan mengacu pada 3
hal penting yaitu:

2. Penguatan pelayanan kesehatan Primer, dengan fokus pada lima hal


yaitu peningkatan SDM, peningkatan kemampuan teknis dan
manajemen puskesmas, peningkatan pembiayaan, peningkatan
system informasi puskesmas (SIP) dan pelaksanaan akreditasi
puskesmas

3. Penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan (Continium Of Care),


pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan
kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.

4. Intervensi berbasis risiko kesehatan, program-program khusus untuk


menangani permasalahan kesehatan pada bayi, balita dan lansia, ibu
hamil, pengungsi dan keluarga miskin, kelompok-kelompok berisiko,
serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan
daerah bermasalah kesehatan

Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan:

1)Meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih

2) Meningkatkan kompetensidankinerjaaparaturkementrian
kesehatan

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


10
3) Meningkatkan system informasi kesehatan integrasi

4) Meningkatkan sinergitas antar kementrian/lembaga

5) Meningkatkan daya guna kemitraan (dalam dan luar negeri)

6) Meningkatkan integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan


pemantauan evaluasi

7) Meningkatkan efektifitas penelitian dan pengambangan kesehatan

8) Meningkatkan kesehatan masyarakat

9) Meningkatnya pengendalian penyakit

10) Meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan

11) Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan


alat kesehatan

12) Meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga


kesehatan

13) Meningkatnya sinergitas antar kementrian /lembaga

14) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negari

15) Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan


pemantauan evaluasi

16) Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan kesehatan

17) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih

18) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementrian


Kesehatan

19)Meningkatnya system informasi kesehatan integrasi

3.3.2 Renstra Dinas Kesehatan Kota Bali

Visi Pemerintah Kota DenpasarTahun 2016-2021


alah:”DENPASARKREATIFBERWAWASANBUDAYADALAM KESEIMBANGAN MENUJU KEHARMONISAN”. Visi Pemerintah K
RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021
Denpasar yang menekankan wawasan budaya sesuai dengan visi RPJMPD
Kota Denpasar hingga tahun 2025 sebagaimana dituangkan dalam Perda
Kota Denpasar No. 1 Tahun 2009 yaitu ”Denpasar Kota Berbudaya
Dilandasi Tri Hita Karana”.

Sesuai dengan arah kebijakan RPJPD yang mengisyaratkan fokus


RPJMD periode 2016-2021 adalah peningkatan sumber daya manusia dan
peningkatan daya saing daerah maka disusun misi antara lain:

1.2.1 Penguatan jati diri masyarakat Kota Denpasar berlandaskan


kebudayaan Bali

1.2.2 Pemberdayaan masyarakat Kota Denpasar berlandaskan kearifan


lokal

1.2.3 Peningkatan pelayanan publik melalui tata kelola kepemerintahan


yang baik (good Governance) berdasarkan penegakan supremasi
hukum (low enforcement).

1.2.4 Peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat Kota Denpasar


dengan bertumpu pada ekonomi kerakyatan

1.2.5 Penguatan keseimbangan pembangunan pada berbagai dimensi


dan skalanya berdasarkan Tri Hita Karana

Strategi pembangunan daerah Kota Denpasar Mengacu pada


pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Strategi pembangunan ini
dijalankan dengan “Padmaksara Langkah Baru Dharmanegara Demi
Denpasar” / delapan dimensi pembangunan, yang selanjutnya dijabarkan
menjadi tiga puluh tiga agenda pembangunan Denpasar yang menjadi
dasar dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
Terutama pada misi ke tiga yaitu Peningkatan pelayanan public melalui
tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance) berdasarkan
penegakan supremasi hukum (low enforcement), sesuai dengan

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


12
Padmaksara ke enam yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Welfare society) menuju kebahagiaan, dan Program ke lima belas yaitu
meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan budaya dan program ke dua
puluh yaitu mewujudkan pelayanan prima berdasarkan sewaka darma.

Kebijakan pelayanan dasar bidang kesehatan dan kesejahteraan


sosial Pemerintah Kota Denpasar adalah:

1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling


mendukung dengan pendekatan paradigm sehat, yang memberikan
prioritas pada upaya promotif dan preventif dengan tidak
meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif

2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan


kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara
berkelanjutan dan sarana prasarana kesehatan

3. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia untuk menjaga


harkat dan martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya

4. Meningkatkan upaya pencegahan dan rehabilitasi bagi korban


bencana alam dan para tuna sosial lainnya

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang wilayah dan kajian Lingkungan Hidup
Strategis

Sebagai Faktor
Hasil KLHS
Permasalahan Pelayanan Penghambat Pendorong
No terkait
PD
Tugas dan Fungsi
PD

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


13
1 Ketersediaan Tenaga medis di Pembiayaan Jaminan Kesehatan
pelayanan puskesmas pembantu Bali
kesehatan masih kurang, fasilitas Mandara,
masih kurang. kesehatan puskesmas Jaminan
belum lengkap.
Kesehatan
Nasional, Sistem
Informasi
Kesehatan online.

2 Penanggulangan kasus Sulitnya pendataan dan Pemahaman Perda tentang


HIV/AIDS yang pendeteksian, pendanaan masyarakat penanggulangan
belum optimal. (biaya pencegahan dan tentang HIV/AIDS
dampak dari
perawatan mahal).
HIV/AIDS masih
rendah.

3 Insinerator di Keterbatasan alokasi Harga Tuntutan


puskesmas tidak dana. insenerator masyarakat akan
ada mahal, gas lingkungan hidup
beracun sebagai yang lebih sehat.
efek
samping.

4 Peningkatan derajat Distribusi air bersih tidak Penduduk Teknologi


kesehatan merata, bertambah pengolahan dan
masyarakat melalui ketidakseimbangan namun sumber distribusi air bersih
penyediaan suplai dengan daya air tetap, semakin maju.
prasarana dan permintaan. ekonomi
sarana air minum/air membaik
bersih di perkotaan meningkatkan
dan pedesaan. pemakaian.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan hasil rapat tanggal 13-15 September 2016 yang dihadiri

inas Kesehatan Kota Denpasar, sekretaris dan kabid di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Kepala Puskesmas se-Ko
RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021
Denpasar, UPT Gudang Farmasi, Organisasi Profesi dan kasi/kasubbang di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Denpasar maka ditentukan isu strategis
sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di Puskesmas dan Dinas


kesehatan

2. Peningkatan kualitas data kesehatan melalui sistem informasi


kesehatan yang terintegrasi
3. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

4. Peningkatan ketersediaan keterjangkauan pemerataan dan kualitas


farmasi dan alkes

5. Peningkatan Pengawasan obat dan makanan

6. Peningkatan jumlah puskesmas agar terjadi rasio ideal antara


sarana dengan jumlah penduduk

7. Peningkatan status gizi

8. Peningkatan status kesehatan pada setiap kelompok usia

9. Angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian


balita

10. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

11. Pengembangan dan peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan

12. Masih tingginya angka kejadian penyakit menular seperti DBD,


HIV, dan TBC
13. Mulai meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti
Diabetes, Kanker, Tekanan darah tinggi dan jantung
14. Pencapaian standar minimal di bidang kesehatan

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


15
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV

4.1 VISI

Visi Puskesmas II Denpasar Selatan adalah ” Prima Dalam Pelayanan


Demi Terwujudnya Masyarakat Sehat dan Mandiri ”.

Yaitu suatu komitmen puskesmas II denpasar selatan untuk


menciptakan kondisi masyarakat yang sehat dan gambaran masyarakat di
wilayah Puskesmas di masa depan yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga
mampu meningkatkan kualitas dirinya, menjaga keseimbangan hubungan
dengan lingkungan hidupnya serta menciptakan kedamaian dan
kesejahteraan lahir dan bathin.

4.2 MISI

Misi adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencapai visi yang sudah
ditetapkan. Adapun Misi Puskesmas II Denpasar Selatan adalah :

3. Menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi kegiatan promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
4. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan
bertanggung jawab sesuai standar mutu.
5. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya
yg dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat
6. Memberdayakan Masyarakat di Bidang Kesehatan agar terwujud
masyarakat mandiri

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-


2021 16
4.3 TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan Visi dan Misi Puskesmas II Denpasar Selatan tahun


2016 -2021 serta memperhatikan Renstra Dinas Kesehatan Kota
Denpasar, agenda pembangunan Nasional, Provinsi Bali maka disusun
tujuan dan sasaran pembangunan untuk lima tahun mendatang yang
dirumuskan berdasarkan analisis isu- isu strategis Dinas Kesehatan Kota
Denpasar selama lima tahun kedepan.
1.3.1 Tujuan:
4.3.1.1 Meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya kesehatan
dengan indikator tujuan:
1) Terwujudnya pengadaan, peningkatan, pemeliharaan sarana dan
prasarana di dinas, puskesmas dan jaringannya
2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
3) Peningkatan kualitas data kesehatan melalui system informasi
kesehatan yang terintegrasi

1.3.1.2 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan indikator


tujuan:
1) 100% Puskesmas terakreditasi pada 2021
2) Persentase ketersediaan obat di puskesmas 95% pada tahun 2021
3) Penggunaan obat rasional (POR) 100% di Puskesmas
4) 100% Penduduk miskin terlayani
5) Persentase kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) 100%
pada tahun 2021

1.3.1.3 Meningkatkan status kesehatan ibu anak dan lansia dengan


indikator tujuan:
1) Menurunkan angka kematian ibu menjadi 90 per 100.000 KH pada
tahun 2021
2) Menurunkan angka kematian bayi menjadi 8 per 1000 KH
3) Menurunkan persentase bayi BBLR menjadi < 5 % pada 2021
4) Meningkatnya persalinan di fasilitas kesehatan 100% pada 2021
5) Persentase KB Aktif 70% pada 2021
6) Persentase usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar 100% pada 2021

1.3.1.4 Meningkatnya status gizi masyarakat dengan indikator tujuan:


4) 100% balita gizi buruk mendapatkan perawatan
5) Menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk menjadi
4% pada 2021
6) 99% Bumil KEK memperoleh tablet tambah darah
7) Persentase Bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI Eklusif

4.3.1.5 Meningkatkan promosi kesehatan dan peran serta masyarakat


dalam pembangunan kesehatan dengan indikator tujuan:
1) Meningkatnya posyandu aktif menjadi 75% pada 2021
2) Meningkatnya promosi kesehatan di satuan pendidikan dasar,
puskesmas dan pustu menjadi 100% pada 2021
3) Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS menjadi 85%
pada 2021
4) Persentase siswa SD dan remaja (15-19 tahun) mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar

4.3.1.6 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit


menular dan tidak menular dengan indikator tujuan:
1) Menurunkan IR penyakit DBD menjadi 195/100.000 penduduk
2) Menurunkan prevalensi HIV/AIDS menjadi < 0,5% Meningkatnya
kewaspadaan dan penanggulangan wabah
3) Meningkatnya bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap 100%
pada 2021
Persentase Usia 20 – 59 Tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai Standar
NSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021
18
4.3.1.7 Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat, dengan indikator tujuan:
1) Persentase desa/kelurahan STBM 80% pada 2020
2) Meningkatnya akses masyarakat terhapat sanitasi dasar sebesar
75% pada 2021
3) Persentase tempat pengolahan makanan memenuhi syarat
kesehatan (45%)
4) Persentase desa/kelurahan menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat

4.3.2 Sasaran Strategis


Sasaran Strategis Puskesmas II Denpasar Selatan adalah:
4.3.2.1 Pengadaan, peningkatan, pemeliharaan sarana dan prasana di
puskesmas dengan indikator sasaran:
1) Penyediaan jasa komunisasi, sumberdaya air, listrik dan alat tulis
kantor
2) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, kendaraan dinas dan
perlengkapan gedung kantor
3) Terpenuhinya sarana dan prasarana puskesmas

4.3.2.2 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya Petugas


Puskesmas dengan indikator sasaran:
1) Pelaksanaan kursus singkat/ pelatihan
2) Persentase terpenuhinya usulan tenaga medis dan paramedis
3) Persentase penyelesaian dokumen perencanaan pelaporan dan
evaluasi tepat waktu.

e ketersediaan obat dan alkes di puskesmas. Indikator sasaran yang ditetapkan untuk mengukur capaian sasaran strategis i
e ketersediaan obat di puskesmas

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


2) Terpenuhinya kebutuhan alat–alat kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar di puskesmas
3) Persentase penggunaan obat rasional di puskesmas

4.3.2.5 Pelayanan kesehatan penduduk miskin dengan indikator


sasaran:
1) Terlayaninya penduduk miskin melalui JKN
2) Persentase penduduk dengan gangguan jiwa dirujuk

4.3.2.6 Persentase peserta BPJS yang terlayani di fasilitas kesehatan


tingkat pertama/puskesmas dengan indikator sasaran:
1) Persentase peserta BPJS yang terlayani di fasilitas kesehatan
tingkat pertama/puskesmas
2) Persentase kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

4.3.2.7 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu,


bayi, anak, remaja dan lansia. Indikator kinerja yang digunakan untuk
mengukur capaian sassaran strategis ini adalah:
1) Persentase puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil
2) Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan K1
3) Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan K4
4) Persentase puskesmas melakukan orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
5) Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar
6) Persentase ibu bersalin dan nifas mendapatkan pelayanan
7) Persalinan dan nifas sesuai standar di puskesmas dan jaringannya
8) Cakupan ibu hamil dengan komplikasi tertangani
9) Persentase persalinan di fasilitas kesehatan
10) Cakupan pelayanan ibu nifas (KF1)
11) Cakupan pelayanan ibu nifas ketiga (KF3)
12) Menurunkan angka kematian ibu melahirkan

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


20
13) Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
14) Persentase bayi dengan BBLR
15) Cakupan kunjungan neonates pertama kali (KN1)
16) Cakupan kunjungan neonates lengkap (KN3)
17) Cakupan kunjungan neonatal dengan komplikasi ditangani
18) Cakupan pelayanan bayi
19) Menurunkan angka kematian bayi
20) Persentase KB aktif
21) Cakupan pelayanan balita
22) Persentase usia balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
23) cakupan kunjungan balita
24) Persentase anak balita di stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK)
25) Menurunkan angka kematian balita
26) Persentase lansia memperoleh pelayanan kesehatan
27) Persentase usia 60 tahun keatas memdapatkan skrining kesehatan
sesuai standar

4.3.2.8 Meningkatnya status gizi bayi, balita dan ibu hamil (bumil)
dengan indikator sasaran:
1) Cakupan gizi buruk mendapat perawatan
2) Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang
3) Persentase bumil mendapatkan tablet tambah darah
4) Persentase bumil dengan kurang energy kronik mendapat makanan
tambahan
5) Persentase balita kurus mendapatkan makanan tambahan
6) Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI ekslusif
7) Persentase balita usia 6-59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A
8) Persentase bayi baru lahir mendapatkan inisiasi menyusu dini (IMD)
9) Persentase puskesmas melaksanakan surveylans gizi

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


21
10) Persentase balita ditimbang berat badannya di posyandu

4.3.2.9 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan


dengan indikator:
1) Persentase pengobat tradisional memenuhi syarat
2) Persentase desa/kelurahan TOGA memenuhi syarat
3) Persentase desa siaga aktif
4) Persentase posyandu aktif

4.3.2.10 Meningkatnya upaya promosi kesehatan di tingkat pendidikan


dasar dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan indikator
kinerja:
1) Persentase satuan pendidikan dasar mendapatkan promosi kesehatan
2) Persentase promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan

4.3.2.11 Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS


1) persentase rumah tangga ber PHBS

4.3.2.12 Persentase anak dan remaja mendapatkan skrining kesehatan


sesuai standar
1) Persentase siswa satuan pendidikan dasar mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
2) Persentase usia 15-19 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar

4.3.2.13 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit


menular. Terdapat 7 indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur
pencapaian sasaran strategis ini yaitu:
Incidence rate penyakit DBD
CFR penyakit DBD
Prevalensi HIV/AIDS

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021

22
4) Persentase angka kasus HIV yang diobati
5) Persentase terduga HIV dan AIDS mendapatkan pemeriksaan
sesuai standar
6) Angka kesembuhan penderita TB
7) Persentase terduga TB mendapatkan pemeriksaan TB sesuai
standar
8) Persentase kasus gigitan hewan penular rabies mendapatkan
penanganan sesuai standar

4.3.2.14 Meningkatnya upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak


menular
1) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan pos pembinaan terpadu
(Pos Bindu) PTM
2) Persentase Usia 20 – 59 Tahun Mendapatkan Skrining Kesehatan
dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai Standar
3) jumlah wanita usia 30-50 tahun dilakukan deteksi dini kanker
serviks
4) Jumlah sekolah mendapatkan pembinaan penanggulangan kanker
terpadu paripurna (PKTP

4.3.12.15 Meningkatnya kewaspadaan dini dan penanggulangan wabah


1) Persentase respon verifikasi terhadap SKDR dalam waktu kurang
dari 24 jam
2) Persentase Desa/kelurahan mengalami KLB ditangani < 24 jam

4.3.2.16 Meningkatnya persentase bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap


Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Persentase desa yang mencapai universal child imunisation (UCI)

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


23
4.3.2.17 Meningkatnya kualitas lingkungan
1) Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
2) persentase desa/kel yang ODF/stop buang air besar sembarangan
3) Persentase desa/kel STBM
4) Persentase cholinesterase darah masyarakat yang berpotensi
terpapar pestisida memenuhi syarat
5) Persentase tempat pengelolaan pestisida memenuhi syarat
6) Cakupan pengendalian vektor lalat di TPS

4.3.2.18 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi dasar


1) Persentase penduduk dengan akses sanitasi dasar yang memenuhi
syarat
2) Persentase rumah sehat
3) Persentase sumber air minum memenuhi syarat kesehatan

4.3.2.19 Persentase tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat


kesehatan
1) Persentase tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat
kesehatan
2) Persentase tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat
kesehatan

4.3.2.20 Persentase desa/kel yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat


Persentasedesa/kelyangmenyelenggarakantatanankawasan sehat
Jumlah Desa/kelurahan yang mengikuti lomba kebersihan dan PSN
Tingkat Kota Denpasar

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


24
4.4 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi dan kebijakan yang ditempuh Puskesmas II Denpasar


Selatan Dinas Kesehatan Kota Denpasar dalam menangani masalah
kesehatan di Kota Denpasar mengacu pada strategi dan kebijakan Dinas
Kesehatan Kota Denpasar dan Pemerintah Kota Denpasar yang tertuang
pada RPJMD Kota Denpasar Tahun 2016-2021.
Kebijakan umum yang ditempuh Pemerintah Kota Denpasar dalam
melaksanakan bidang urusan kesehatan periode 2016-2021 antara lain:
1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi
masyarakat melalui Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
di Puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit yang meliputi
pemerataan mutu pelayanan dan akses pelayanan keperawatan,
kebidanan dan ketekhnisian, penunjang medic, sarana dan prasarana
dan peralatan kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
berkualitas yang dapat dijangkau oleh masyarakat melalui:
a. Optimalisasi sumberdaya manusia melalui kerjasama pelatihan dan
pendidikan pada bidang kesehatan
b. Menciptakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)
untuk menurunkan biaya kesehatan dan meningkatkan daya beli
masyarakat
c. Menciptakan iklim budaya sehat melalui paradigma sehat dan
pelibatan peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan
bidang kesehatan
2. Meningkatkan mutu system informasi kesehatan, mutu perencanaan di
tingkat puskesmas dan kemampuan teknis untuk pelaksanaan deteksi
dini masalah kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pemantauan,
penyehatan dan pengawasan kualitas kesehatan lingkungan.
3. Meningkatkan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya
pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita
remaja, usia kerja dan usia lanjut, kesehatan kerja dan olahraga,

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


25
pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional dan komplementer
4. Meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular untuk upaya cegah tangkal terhadap
masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat dan meningkatkan dan
meningkatkan kualitas lingkungan, menurunkan angka kesakitan
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan
surveillance, karantina kesehatan, dan kesehatan matra,
meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber
binatang
5. Meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan melalui pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
rasional di fasilitas kesehatan, persediaan obat, vaksin dan perbekalan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan
kesehatan pemerintah, meningkatkan pengendalian pra dan pasca
pemasaran alat kesehatan dan PKRT
6. Meningkatkan ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan kesehatan


7. Meningkatkan pemberdayaan kesehatan masyarakat bidang kesehatan
melalui tokoh masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia
usaha.

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-2021


26
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN,
BAB V INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN
INDIKATIF TAHUN 2016-2021

Rencana Program dan kegiatan serta pendanaan kegiatan Puskesmas II


Denpasar Selatan tertuang dalam laporan Perencanaan Tingkat Puskesmas
Adapun target kegiatan Puskesmas II Denpasar Selatan pada Tahun 2016
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Indikator Kinerja dan Target Upaya Kesehatan Wajib dan
Kesehatan Pengembangan Puskesmas II Denpasar Selatan
Tahun 2016

TARGET SASARAN
NO INDIKATOR SATUAN
(T)

I PROMOSI KESEHATAN

A Penyuluhan PHBS pada

210 kk
1. Rumah Tangga KK perdesa/kel

2. RT yang memenuhi syarat PHBS KK 79%

3. Institusi Pendidikan ( sekolah ) Sekolah 85%

4. Institusi Sarana Kesehatan Sarkes 100%

5. Institusi TTU Lokasi 85%

6. Institusi Tempat Kerja Institusi 85%

Mendorong Terbentuknya Upaya


B Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat

1. Posyandu Madya Posyandu 60%

1. Posyandu Purnama dan Mandiri Posyandu 35%

C Penyuluhan Napza Kelompok 20%

D Penyuluhan HIV/AIDS Kelompok 85%

RENSTRA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN 2016-


2021 27
KESEHATAN IBU DAN ANAK
TERMASUK KELUARGA
II BERENCANA

A KESEHATAN IBU x

1. Pelayanan Kesehatan bagi bumil


sesuai Standar untuk Kunjungan
Lengkap ( K4 ) Ibu Hamil 98

2. Pelayanan Persalinan Oleh Nakes


yang memiliki kompetensi kebidanan
sesuai standar Ibu Bersalin 100

3. Pelayanan Nifas Lengkap ( Ibu


dan Neonatus ) sesuai Standar ( KN3
) Ibu/Bayi 98

4. Pelayanan dan atau rujukan


bumil/komplikasi Ibu hamil 100

B Kesehatan Bayi

1. Penanganan dan atau rujukan


neonatus resiko tinggi Bayi 100

2. Cakupan BBLR ditangani Bayi 100

Upaya Kesehatan Balita dan


C Anak Pra Sekolah x x

1. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Balita di
posyandu Balita 80

2. Pelayanan Deteksi dan Stimulasi


Dini Tumbuh Kembang Anak
Prasekolah ( TK ) Anak 100

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


D dan Remaja x

1. Pelayanan Kesehatan Anak


Sekolah Dasar Oleh Nakes atau
tenaga terlatih /guru UKS/ Anak 100

Dokter Kecil

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


Remaja Anak 90
E Pelayanan Keluarga Berencana x x

1. Akseptor KB Aktif di Puskesmas PUS 80

2. Akseptor Aktif MKJP di Puskesmas Orang 70

3. Akseptor MKJP Dengan Komplikasi


Yang Tertangani Orang 100

4. Akseptor MKJP Mengalami


Kegagalan yang Tertangani Orang 100

UPAYA PERBAIKAN GIZI


III MASYARAKAT

1. Pemberian Kapsul Vitamin A


( Dosis 200.000 SI ) Pada Anak
Usia 6-59 bulan Anak 98

2 Kali/Tahun

2. Pemberian Tablet Besi ( 90 tablet


) Pada Ibu Hamil Ibu Hamil 98

3. Balita yang ditimbang Berat


Badannya (D/S) Anak 83

4. Bayi Usia 0-6 Bln mendapat ASI


Ekslusif Bayi 42

5. Presentase balita gizi buruk


mendapat perawatan Balita 100

6. Cakupan RT yang mengkonsumsi Rmh


garam beryodium tangga 84,5

7. Presentase Desa/Kel yang


melaksanakan surveilans gizi Desa/Kel 100

8. Persentase ibu hamil dengan


kurang energi kronik ( KEK )
mendapat makanan tambahan Ibu Hamil 50

( PMT ) ( KEK )

9. Persentase bayi baru lahir


mendapat inisiasi menyusui dini
( IMD ) Bayi 41

10. Persentase balita kurus yang


mendapat makanan tambahan Balita 75
11. Persentase remaja putri yang
mendapat tablet tambah darah Remaja
( TTD ) Putri 10

12 Persentase balita gizi lebih Balita 11,2

IV KESEHATAN LINGKUNGAN

A Penyehatan air

2. Penduduk yang memiliki akses air Penduduk 96


minum yang berkualitas
2. Inspeksi sanitasi sarana air
Sarana
minum 3500-4000KK

3. Kualitas air minum yg memenuhi Sarana


syarat (sampel ) 70

Penyehatan Tempat
B Pembuangan Sampah

1. Pengendalian kepadatan vektor


Sarana
lalat pada TPS 100

Penyehatan Lingkungan
Pemukiman dan Jamban
C Keluarga

1. Pemeriksaan Penyehatan
Lingkungan Rumah Rumah 3500-4000KK

2. Cakupan Rumah Memenuhi Syarat


Kesehatan Sarana 85

3. Cakupan Penduduk Yang


Menggunakan Jaga Sehat Penduduk 85

4. Penduduk Stop BAB Sembarangan Penduduk 100

5. Inspeksi sarana pembuangan air


limbah rumah tangga Sarana 3500-4000KK

6. Cakupan sarana pembuangan air


limbah yang memenuhi syarat Sarana 85

Hygiene Dan Sanitasi Makanan


D dan Minuman

1. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Tempat Pengelolaan Makanan
Jajanan Sarana 80
2. Cakupan Tempat Pengelolaan
Makanan Jajanan yang
memenuhi syarat kesehatan Sarana 15

3. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Rumah Makan / Restaurant Sarana 90

4. Cakupan Rumah Makan /


Restaurant yang memenuhi syarat
kesehatan Sarana 95

5. Inspeksi Sarana dan Pembinaan


Jasaboga Sarana 90

6. Cakupan Jasaboga yang


memenuhi syarat kesehatan Sarana 95

7. Inspeksi sanitasi dan pembinaan


Kantin Sekolah Sarana 100

8. Cakupan kantin sekolah yang


memenuhi syarat kesehatan Sarana 60

9. Inspeksi Sanitasi dan Pembinaan


Pangan Industri Rumah Tangga
(PIRT) Sarana 80

10. Cakupan PIRT yang memenuhi


syarat kesehatan Sarana 80

Pengawasan Sanitasi Tempat-


E Tempat Umum x

1. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan hotel Sarana 100

2. Cakupan hotel yang memenuhi


syarat kesehatan Sarana 90

3. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan kolam renang dan
pemandian umum Sarana 100

4. Cakupan kolam renang dan 100


pemandian yang memenuhi syarat
kesehatan Sarana

5. Pengawasan dan pembinaan


kesehatan lingkungan RS dan
pelayanan 100

kesehatan lainnya
6. Cakupan Rumah Sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya yang
memenuhi Sarana 100

syarat kesehatan lingkungan

7. Pembinaan dan pengawasan pasar


sehat sarana 100

8. Cakupan pasar yang memenuhi


syarat kesehatan Sarana 20

9. Persentase satuan pendidikan


dasar mendapatkan pelayanan
kesehatan lingkungan Sarana 100

10. Persentase pasar rakyat


mendapat pelayanan kesehatan
lingkungan Sarana 100

11. Cakupan TTU lainnya yang


memenuhi syarat kesehatan Sarana 80

Pengamanan Tempat
F Pengelolaan Pestisida x

1. Inspeksi Sarana Pengelolaan


Pestisida Sarana 100

2. Cakupan Tempat Pengelolaan


Pestisida yang Memenuhi Syarat Sarana 100

UPAYA PENCEGAHAN DAN


PEMBERANTASAN PENYAKIT
V MENULAR

A TB Paru x x

64/100.000
1. Jumlah kasus baru TB Orang
penduduk

2. Penemuan Penderita TB Paru


(DOTS) BTA Positif Orang 70

3. Jumlah penderita TB paru BTA


positif yang diobati Orang 100

4. Konversi rate Orang 80

5. Cure Rate Orang 85


6. Success Rate Orang 90

B Malaria x x

1. Jumlah Penderita Malaria Orang 1/1000 penduduk

2. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD)


Pada Penderita Malaria Klinis % 100

3. Penderita Positif Malaria Yang


Diobati sesuai Standar Orang 100

4. Penderita Yang Terdeteksi Malaria


Berat di Puskesmas Yang % 100

Dirujuk Ke Rumah Sakit

C Kusta x x

1. Penemuan Tersangka Penderita


Kusta Orang 100

2. Pengobatan Penderita Kusta Orang 100

3. Pemeriksaan Kontak Penderita Orang 100

D Diare x x

1. Penemuan Kasus Diare di


Puskesmas dan Kader Orang 100

2. Kasus Diare Ditangani Oleh


Puskesmas dan Kader Dengan Oral
Dehidrasi Orang 100

3. Angka kematian diare Orang < 1%

E ISPA x x

1. Penemuan Kasus Pnemonia dan


Pnemonia Berat Oleh puskesmas dan
kader Orang 100

2. Jumlah Kasus Pnemonia dan


Pnemonia Berat Ditangani Orang 100

3. Jumlah Kasus Pnemonia


Berat/Dengan Tanda bahaya
Ditangani/dirujuk Orang 100

F Flu Burung x x

1. Kasus suspect flu burung yang


ditemukan ditangani sesuai standar Orang 100
G Demam Berdarah Dengue x x

1. Angka kejadian DBD ( IR ) Per


100.000 210/100.000
pddk pddk

2. Angka kematian (CFR) % <1%

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95

Pencegahan dan
Penanggulangan PMS dan
H HIV/AIDS x x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100

2. Klien Yang Mendapat Penanganan


HIV/AIDS Orang 100

Pencegahan dan
I Penanggulangan Rabies x x

1. Cuci Luka Kasus Gigigtan HPR


Sesuai Standar Orang 100

2. Vaksinasi terhadap Kasus Gigitan


HPR yang Berindikasi Orang 100

J Pelayanan Imunisasi x x

1. Imunisasi DPT 1 Pada Bayi Bayi 100

2. Imunisasi HB 0 < 7 Hari Bayi 95

3. Imunisasi Campak Pada Bayi Bayi 95

4. Imunisasi DT Pada Anak Kelas 1


SD Anak 98

5. Imunisasi Td Pada Anak Kelas 2


Dan 3 Anak 98

6. Desa yang Mencapai UCI Desa/Kel 100

K Pengendalian Vektor x x

1. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor Malaria di
pemukiman pddk sekitarnya Lokasi 100

2. Pengawasan Tempat Potensial


Perindukan Vektor DBD di
pemukiman pddk sekitar Lokasi 100
3. Pemberdayaan Sarana/Klp/Pokja
Potensial dalam Upaya
pemberantasan tempat Kelompok 100

Perindukan Vektor Penyakit di

Pemukiman Penduduk dan


Sekitarnya

4. Desa/Lokasi Yang Mendapat


Intervensi Pemberantasan Vektor
penyakit menular Desa/Lokasi 100

5. Cakupan Penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam % 100

VI UPAYA PENGOBATAN

A Pengobatan x x

1. Kunjungan Rawat Jalan Umum Orang 15

2. Kunjungan Rawat Jalan Gigi Orang 4

B Pemeriksaan Laboratorium x x

1. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


darah, urine dan Tinja Spesimen 100

2. Pemeriksaan Terhadap Spesimen


Lain (selain darah, urine,tinja) Spesimen 80

3. Spesimen Yang Dirujuk Spesimen 100

4. Pemeriksaan HB Pada ibu Hamil Spesimen 100

5. Pemeriksaan Darah Tersangka


Malaria Spesimen 100

Upaya Kesehatan
C Mata/Pencegahan Kebutaan x x

1. Penemuan Kasus di masyarakat


dan di Puskesmas melalui
Pemeriksaan Orang 10

Visus / Refraksi

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


Pukesmas Orang 10

Orang 100
3. Penemuan Kasus Buta Katarak di
Puskesmas

D Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

Pencegahan Dan
E Penanggulangan Penyakit Gigi x x

1. Pembinaaan Kesehatan Gigi di TK TK 90

2. Pembinaan dan Bimbingan Sikat


Gigi Massal pada SD/MI SD/MI 90

3. Murid SD/MI yang Mendapat


Perawatan Kesehatan Gigi Orang 25

Perawatan Kesehatan
F Masyarakat ( Perkesmas ) x x

1. Keluarga Rawan Yang Dibina dan


diberi asuhan keperawatan keluarga Keluarga 100

2. Pembinaan Panti Asuhan / Werda Panti 100

UPAYA KESEHATAN
VII PENGEMBANGAN

I Bina Kesehatan Kerja x x

1. Pos UKK yang Berfungsi Baik Pos 100

2. Pelayanan Kesehatan Oleh Tenaga


Kesehatan Pada Pekerja di pos UKK Orang 80

Tempat
3. Pembinaan K3 di tempat kerja Kerja 15

II Upaya Kesehatan Usia Lanjut x x

1. Pembinaan kelompok lansia


sesuai standar Kelompok 100

2. Pemantauan Kesehatan pada


Anggota Kelompok Lansia yang di
bina sesuai standar Orang 70

III Klinik IMS x x

1. Kasus PMS yang diobati Orang 100


IV Klinik VCT

1. Klien Yang Mendapat Penanganan


HIV/AIDS Orang 100

Upaya Kesehatan Anak Sekolah


V dan Remaja x x

1. Pelayanan Kesehatan Anak


Sekolah Dasar Oleh Nakes atau
tenaga terlatih/guru UKS/ Anak 100

Dokter Kecil

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan


Remaja Anak 90

Upaya Kesehatan
VI Mata/Pencegahan Kebutaan x x

1. Penemuan Kasus di masyarakat


dan di Puskesmas melalui
Pemeriksaan visus/reflaksi Orang 10

2. Penemuan Kasus Penyakit Mata di


Pukesmas Orang 10

3. Penemuan Kasus Buta Katarak di


Puskesmas Orang 100

VII Upaya Kesehatan Jiwa x x

1. Penemuan Gangguan Jiwa Baru Orang 15

2. Penanganan Kasus Gangguan Jiwa orang 100

3. Angka Bebas Jentik (ABJ) % > 95%

4. Cakupan Penyelidikan
% 100%
Epidemiolog < 24 Jam
BAB VI PENUTUP

Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan disusun untuk dapat menjawab


tantangan pembangunan kesehatan di Kota Denpasar khususnya di wilayah
puskesmas II denpasar selatan. Renstra ini mengacu pada Visi dan Misi Dinas
Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016-2021. Diharapkan Renstra Puskesmas II
Denpasar Selatan ini menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian kinerja Puskesmas II Denpasar Selatan dan jaringannya.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra
ini kami sampaikan penghargaan yang setinggi – tingginya atas dedikasi dan
kerjakerasnya. Semoga Renstra Puskesmas II Denpasar Selatan ini dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan
secara konsisten demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
DAFTAR PUSTAKA:

1. Kementrian Kesehatan RI, 2015 Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
2. Kementrian Kesehatan RI, 2016 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
3. Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Bali
4. Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2016, Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai