6
-pj OSCE Limfos17-
Penilaian Keterampilan Pemeriksaan Fisik Mata
Nama :
NIM :
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2 3
1. Menyapa pasien dengan ramah
anamnesis:
2. RPS (riwayat penyakit sekarang)
sacred 7 :
- Lokasi
- Onset/awitan dan kronologis
- Kuantitas keluhan
- Faktor-faktor yang memperberat
- Faktor memperingan
- Analisis sistem yangmenyertai keluhan
pertama
3. RPD (riwayat penyakit dulu)
4. RPK (riwayat penyakit keluarga)
5. RSE (riwayat sosial ekonomi)
Co : pendidikan, pekerjaan, pernikahan, kebiasaan
pasien, aktivitas seksual, sumber keungan, asuransi
kesehatan dan kepercayaan
6. Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
7. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
Dan tutup korden (CP!)
Melakukan pemeriksaan visus (rutin,
ketajaman) baca gambar dibawah ya biar lebih enak
dimengerti.
Jadi teman-teman ceklis diatas itu berdasarkan yang dijelaskan sama dr yulia dan dr wahid. Kalo
dari pic itu belum ada ya, adanya borang pf mata tapi katanya kalo pemeriksaan visus Cuma
kaya diatas. Jadi nnti dipastiin lagi pas briefing ya. Semangat LIMFOS17! OSCE 3.6 SUKSES!!
PEMERIKSAAN THT
Anamnesis dan Pemeriksaan Gangguan THT
SKOR
0 1 2
Aspek yang dinilai
1 Menyapa dan memperlakukan pasien dengan ramah dan sopan Keluhan
telinga
– Otalgia (sakit telinga)
– Keluar cairan telinga ( Otorhoe)
– Ggn pendengaran,Tuli ( deafness)
– Telinga gatal ( itching)
– Telinga berdenging ( tinitus)
– Benda asing di telinga ( Corpus alienum)
– Sakit kepala sebelah ( migraine)
– Pusing ( vertigo)
13 Melakukan pemeriksaan garpu tala Rinne : untuk membandingkan BC dan
AC sesisi telinga pasien. Bertujuan untuk menilai ada tidaknya gangguan
pendengaran (tuli/ hearing loss) dan membedakan tuli hantaran (conductive
hearing loss) dan tuli sensorineural (sensorineural hearing loss).
a. Garputala digetarkan
b. Meletakkkan tangkai garputala di proc.mastoideus pasien, hingga pasien
tidak mendengar suara lagi
c. Mendekatkan tangkai garputala di depan liang telinga pasien kira-kira 2,5
cm
d. Interpretasi hasil
e. –CHL
-SNHL
-Normal
14 Melakukan pemeriksaan garpu tala Weber
a.Garputala digetarkan
b.Meletakkan tangkai garputala pada vertex/glabella/tengah incisivus pasien
c. Meminta pasien untuk membandingkan suara garputala terdengar lebih
keras pada salah satu telinga atau sama keras
d.Interpretasi terdapat lateralisasi atau tidak
e.–CHL : lateralisasi ipsilateral
-SNHL : lateralisasi kontralateral
-Normal
15 Melakukan pemeriksaan garpu tala Schwabach
a.Garputala digetarkan
b.Meletakkan garputala pada proc. Mastoideus pasien, hingga pasien tidak
mendengar suara lagi
c. Meletakkan garputala pada proc. Mastoideus pemeriksa
d.Interpretasi apakah sama dengan pemeriksa, memanjang, atau memendek
e.Melakukan sebaliknya (meletakkan garputala pada proc.Mastoideus
pemeriksa)
f. –CHL : memanjang
-SNHL : memendek
-Normal
16 Kesimpulan dari ketiga pemeriksaan garputala
- CHL
- SNHL
- Normal
17 Melaporkan/ menulis hasil pemeriksaan
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
PERSIAPAN
1 Memperkenalkan diri dan menyapa pasien
2 Menyiapkanperalatan yang diperlukan :lampukepala, spatula,kacalaring, spekulumhidung,
transiluminator.
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan meminta persetujuan kepada pasien
4 Melakukan cuci tangan 6 steps WHO
5 Mengatur posisi pemeriksa dan penderita (kaki kanan pemeriksa bersilangan kaki kanan
penderita atau sebaliknya)
6 Memasang lampu kepala dengan benar
7 Mengarahkan sumber cahaya ke daerah pemeriksaan
PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS
8 Melakukan inspeksi hidung bagian luar. Dilihat apakah ada kelainan kongenital, deformitas,
9 Melakukan palpasi hidung bagian luar (menggunakan dua jari telunjuk, raba dari atas ke
bawah). Dinilai apakah nyeri tekan, krepitasi os nasale.
10 Melakukan rinoskopi anterior (memasukan spekulum hidung dengan lembut, saat masuk
posisi tertutup & saat mengeluarkan posisi terbuka)
Inspeksi :
11 Melakukan palpasi sinus frontalis dengan menekan tulang sinus frontalis di daerah alis ke
arah atas tanpa menekan bola mata dengan menggunakan ibu jari.
12 Melakukan palpasi sinus maksilaris dengan menekan tulang sinus maksilaris di daerah pipi
dengan menggunakan ibu jari.
13 Mematikan lampu ruangan, menutup gorden
14 Melakukan transiluminasi sinus frontalis. Meletakkan sumber cahaya di bawah alis dekat
hidung (cantus medialis), dan menutupi cahayanya dengan tangan yang lain.
15 Memeriksa adanya sinar merah redup pada dahi
16 Melakukan transiluminasi sinus maxillaris. Meletakkan sumber cahaya pada bawah mata
dengan arah ke bawah. Meminta penderita untuk membuka mulut.
17 Memeriksa adanya sinar merah redup pada palatum durum
PEMERIKSAAN CAVUM ORIS DAN OROFARING
18 Melakukan inspeksi daerah bibir
19 Melakukan inspeksi mukosa bukal dan gigi geligi dengan bantuan spatula lidah & kaca
larings
PenilaianPemeriksaanfisikInteumen
Skor
No Poin Penilaian
0 1 2 3
1. Melakukan informed consent
2. Menjaga privacy pasien dengan menutup pintu, jendela
dan tirai
3. Menenangkan pasien dan memposisikan area yang akan
diperiksa. Namun idealnya pemeriksaan kulit dilakukan
dengan pasien membuka seluruh pakaiannya. (Pasien
boleh dalam posisi duduk / berdiri)
4. Menyalakan lampu pemeriksaan
5. Mencuci tangan
6. Mengenakan sarung tangan non-steril.
7. Melakukan pemeriksaan fisik inspeksi dan palpasi
dengan menggunakan kaca pembesar.
8. Mendeskripsikan status dermatologi dengan lengkap
dan benar meliputi :
Lokasi/predileksi lesi
Morfologi kelainan kulit / UKK – UKK Primer dan
sekunder, konfigurasi
Distribusi lesi
Nama :
NIM :
Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan(siapkan yang pasti
dasi,pita,mitella ya )
2. Berikan salam, menyapa dengan sopan (indonesia raya)
3. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut/cedera : inspeksi, palpasi,
gerakan
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
5. Mempersiapkan posisi dan menenangkan pasien
6. Rawat luka/hentikan perdarahan dengan deb
7. Memilih jenis pembalutan yang tepat
(lihat penyakitnya yaaa sesuaikan dengan kebutuhan lah yang pasti)
Macam:
Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi
Pita adalah pembalut gulung
Plester adalah pembalut berperekat
Pembalut yang spesifik
Kassa steril
Mitella:
Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki
dengan berbagai ukuran. Pnjang kaki antara 50-100cm
Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau
untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,
telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Dasi:
Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga
agar beberapa lapis dan berbentukseperti pita dengan kedua ujung-
ujungnya lancip dan lebamya antara 5-10cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau
bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis
dan kaki terkilir.
Pita ( Gulung ):
Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan
elastis.
Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah
menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser ( Kendor).
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
Lebar 2,5 cm - Biasa untuk jari-jari
Lebar 5cm - Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
Lebar 7,5 cm - Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis
dan kaki
Lebar 10 cm - Biasa untuk paha dan sendi pinggul
Lebar >10-15cm - Biasa untuk dada, perut, dan punggung
Plester:
Pembalut in untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi
yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik
Kasa Steril
Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk
menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotik,
antiplagestik).
Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.
8.
9. Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi dan arah balutan) *ada
yang bilang pake sisik ya dan ada ynag bilang sisik gak di perhatikan,tapi
biar aman pake ajalah ya mau siapapun pengujinya.
osedur pembalutan
Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan .1
a. Bagian dari tubuh yang mana ?
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
c. Bagaimana luas luka tersebut ?
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau
kombinanasi
3. Sebelum dibalut jika luka terbuka periu diberi desinfektan atau dibalut den<
pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi periu direposisi
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :
Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang
perlu difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok
penderita
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan beriapis,
lapis yang paling bawah letaknya disebelah distal
Tidak mudah kendor atau lepas
Pelaksanaan latihan
Cara membalut dengan mitella (lihat gambar)
10. Evaluasi hasil yang dicapai
(hasil pembalutan : mudah lepas/tidak, mengganggu peredaran darah/tdk ,
mengganggu gerakan lain)
11. Memilih dan mempersiapkan bidai yang sudah dibalut dengan pembalut
MACAM-MACAM BIDAI/SPLINT
1. Rigid splint
2.. Pneumatic splint & gips
3. Traction splint
Syarat-syarat pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang
diukur lebih dulu pada anggota badan korban yang tidak sakit
3. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat
yang patah
6. Kalau memungkinkan, anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. Sepatu, gelang, jam tangan, dan alat pengikat perlu dilepas
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
Pengangkutan korban merupakan upaya penting dalam proses pemberian
pertolongan. Cara-cara pengangkutan korban yang mengalami cedera secara
benar.perlu diketahui dan dikuasai:
1. Pengangkutan di tempat kejadian (tempat yang berbahaya)
1. Sambil jongkok lutut penolong disamping kiri korban. Lengan dan tangan
kanan penolong dimasukkan dibawah leher korban, kemudian tangan kanan
penolong di sebelah ketiak kanan korban sehingga sampai ke depan
dadanya.
2. Tangan kiri penolong menyilangkan lengan kanan korban didadanya,
kemudian tangan kanan penolong memegang tangan kanan korban.
3. Kemudian lengan dan tangan kiri penolong dimasukkan dibawah ketiak kiri
korban dan memegang lengan kanan korban.
4. Kedua tangan penofong saling bertaut melingkari lengan bawah kanan
korban.
5. Kemudian kaki kiri penofong diletakkan setinggi pinggang korban.
6. Sambil membongkokkan tubuh kedepan (prinsip mengungkit) badan korban
dapat terangkat.
7. Korban didekatkan ke dada penolong, kemudian penolong berdiri dan
menarik korban sejauh mungkin dalam keadaan setengah baring.
8. Di tempat yang aman korban dibaringkan lagi secara hati-hati untuk
dilakukan resusitasi. Penderita harus dilakukan resusitasi dalam usaha
membuat penderita sestabil mungkin sebelum dilakukan trasnportasi ke
tempat yang mempunyai fasilitas /untuk melakukan tindakan definitif.
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan sama sekali
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……………2018
Evaluator
1. siapkan alat dulu biasanya berrantakan alat-alaatnya ya kaya mitella dasi dll
2.lakukan sesuai kasus ya guys,kalo emang kesleo dikaki yang pake elastic bean dan lain
sebagianya ya
3. kalo mau ngikat sesuatu jangan di atas lukanya ya atau yg nindihin lukanya paling tidak di
sisi lateralnya atau agak jauh dikit dan yang pasti kenceng tidak lepas ya dan tanya ke pasien
apakah nyaman gak
4. kalo emang pake papan yang panjang itu sesuaikan panjang nya dan kalo memang
kepanjangan ya narasiin kalo ini papan harusnya panjangnya yg di butuhin segini,harusnya ini
di potong
Beberapa prinsip pembalutan :
Pasien ditanya, apakah terlalu kencang atau tidak.
dilihat apakah sianosis atau tidak.
Perhatikan untuk tidak menambah beban di atas luka.
Tidak mengganggu gerak atau organ lain.
Total
KET:
0 : bila tidak dikerjakan
1 : bila dikerjakan, tetapi tidak sempurna
2 : bila dikerjakan dengan sempurna
Nilai: total score x 100
54
Purwokerto,
……………2018
Evaluator
...................................
Tahap Orientasi
4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik,
memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga /
klien (dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien)
…………………………………
NAMA :
NIM :
Tahap Pra Interaksi 0 1 2
1 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada (mencocokkan
identitas pasien dengan obat yang akan diberikan,dosis, cara
pemberian dll)
2 Mencuci tangan. ditambah menutup jendela untuk menjaga
privasi
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar:sarung
tangan 1 pasang, spuit, bak spuit 1 (steril), kapas alkohol 70 %,
Pengalas, obat sesuai program terapi, bengkok, kassa dan
plester, buku injeksi / daftar obat
Tahap Orientasi
4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik,
memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga /
klien
6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
meminta persetujuan juga.
Tahap Kerja
7 Mengatur posisi pasien sesuai tempat suntikan
8 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi
9 Memasang pengalas
10 Memakai sarung tangan
11 Menyiapkan obat yang akan diinjeksikan, masukkan ke dalam
spuit dan letakkan pada bak spuit (keterangan tambahan spt
sebelumnya)
12 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
arah dalam ke luar) biarkan kering
13 Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk mengangkat kulit
(seperti mencubit) bila perlu
14 Menusukkan spuit yang telah berisi obat dengan lubang jarum
menghadap ke atas, dengan sudut 30 derajat
15 Melakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah yang
masuk ke dalam spuit*
16 Memasukkan obat ke dalam sub cutan secara perlahan
17 Mencabut jarum sambil menekan dengan kapas alkohol
18 Membuang spuit ke dalam bengkok
Tahap Terminasi
19 Melakukan evaluasi tindakan (hematoma, reaksi sistemik
misalnya sulit bernafas, pingsan, berkurangnya tekanan
darah, mual, muntah, sianosis)
20 Berpamitan dengan klien (memberi tahu bahwa tindakan
telah selesai dilakukan)
21 Membereskan alat-alat
22 Mencuci tangan
23 Dokumentasi
TOTAL SKOR = skor/46x100
…………………………………
PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
(contoh: kontrasepsi KB & imunisasi)
NAMA :
NIM :
Salah
2 Mencuci tangan Identitas
Dan salah
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar:sarung Ambil obat
tangan 1 pasang, spuit, bak spuit 1 (steril), kapas alkohol 70 Bisa
Pengaruh
%, Pengalas, obat sesuai program terapi, bengkok, kassa dan proses
plester, buku injeksi / daftar obat
Tahap Orientasi
4 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik,
memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga /
klien
6 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
7 Mengatur posisi pasien sesuai tempat suntikan
8 Membebaskan daerah yang akan diinjeksi (deltoid; femur
(pars lateralis); gluteus (ditarik garis dari SIAS –
os.coxygeus;1/3 lateral atas)
9 Memasang pengalas
10 Memakai sarung tangan
11 Menyiapkan obat yang akan diinjeksikan (masukkan dalam
spuit)
12 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
arah dalam ke arah luar) biarkan kering
13 Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk meregangkan kulit
………………………………
…………………………………