Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Perkembangan Biologis, Motorik, Kognitif, Sosioemosional Pada Masa


Remaja

Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas


Kelompok pada Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Oleh Kelompok 7 :

1. Musfirah Ishaq (1988203013)


2. Alfina Damayanti (1988203014)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
TAHUN AJARAN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan
Biologis, Motorik, Kognitif, Dan Sosioemosional Pada Masa Bayi”, dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

Selain itu, makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana
dalam mengembangkan diri pada kehidupan sehari-hari. Dalam penyusunan makalah ini
tidak sedikit kesulitan yang kami temui, namun berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Maros , 29 April 2020

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
A. Pengertian Perkembangan Remaja.........................................................................................2
B. Perkembangan Biologis Pada Remaja....................................................................................3
C. Perkembangan Motorik Pada Remaja....................................................................................4
D. Perkembangan Kognitif Pada Remaja....................................................................................5
E. Perkembangan Sosioemosional Pada Remaja........................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................................................10
Kesimpulan..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja sering disebut masa transisi. Sebab, di masa ini seseorang beralih
dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini terjadi pada usia belasan. Banyak
sekali perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang perubahan fisik.
Remaja terlibat dalam jaringan teman sebaya yang sangat kuat selama
menggali jati diri mereka. Di masa ini, selain mengalami perubahan pada diri
seseorang yang menginjak remaja, juga terjadi perkembangan-perkembangan
terutama dari sisi psikologis. Pada tahap perkembangan remaja ini terdapat beberapa
teori perkembangan remaja termasuk konsep, tahap dan karakteristik remaja. Secara
keseluruhan, teori-teori ini membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Perkembangan Remaja?
2. Apa yang dimaksud Perkembangan Biologis Pada Remaja?
3. Apa yang dimaksud Perkembangan Motorik Pada Remaja?
4. Apa yang dimaksud Perkembangan Kognitif Pada Remaja?
5. Apa yang dimaksud Perkembangan Sosioemosional Pada Remaja?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Perkembangan Remaja
2. Untuk mengetahui Perkembangan Biologis Pada Remaja
3. Untuk mengetahui Perkembangan Motorik Pada Remaja
4. Untuk mengetahui Perkembangan Kognitif Pada Remaja
5. Untuk mengetahui Perkembangan Sosioemosional Pada Remaja

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Remaja


Menurut Papalia & Olds (2001) bahwa masa remaja merupakan masa antara
kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat
bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputii perubahan-perubahan
yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan
dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita
merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan


masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah
dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses
pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian
dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi
reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak
(Hurlock,1990;Papalia&Olds2001).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada
rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara
kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya
perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Jadi,
perkembangan remaja adalah perkembangan atau perubahan proses pertumbuhan
biologis dan psikis yang terjadi pada masa antara kanak-kanak dan dewasa. Periode
remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar antara umur 11-13 dan14-15 tahun; dan
periode remaja akhir, yaitu 14-16 dan 18-20 tahun (Makmun, 2003) (atau umur dewasa
menurut hukum yang berlaku di suatu negara).
Remaja menurut WHO adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan
dimana :

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual


sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa.

2
3) Terjadi peralihan dari kertengantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relative lebih mandiri.

B. Perkembangan Biologis Pada Remaja


Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik
itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan
tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-
alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan
tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006: 52).

Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung Hartono, 2002: 79)
menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu;
perertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi
panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan,
mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan
menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak.

Potter & Perry (2005:535) juga mengatakan bahwa setelah pertumbuhan awal
jaringan payudara, puting dan areola ukurannya meningkat. Proses ini sebagian dikontrol
oleh hereditas, mulai pada paling muda usia 8 tahun dan mungkin tidak komplet dalam
usia 10 tahun. Kadar estrogen yang meningkat juga mulai mempengaruhi genital. Uterus
mulai membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal, hal tersebut bisa terjadi secara
spontan atau akibat perangsangan seksual. Vagina memanjang, dan rambut pubis dan
aksila mulai tumbuh.

Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi antara lain;


pertumbuhan tulang-tulang, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap,
awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting,
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-
rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara,
rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada. Kadar
testosteron yang meningkat sitandai dengan peningkatan ukuran penis, testis, prostat dan
vesikula seminalis.

Perry&Potter (2005:690) mengungkapkan bahwa empat fokus utama


perubahan fisik adalah :
3
1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera
2. Perubahan spesifik-seks, seperti perubahan bahu dan lebah pinggul
3. Perubahan distribusi otot dan lemak
4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.

Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan
kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin
utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002:94).

C. Perkembangan Motorik Pada Remaja


Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot
memungkinkan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik. Keterampilan
motorik ini dibagi dua jenis, yaitu:

1. Keterampilan atau gerak kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun
tangga; dan
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-
benda atau alat-alat mainan (Audrey Curtis, 1998; Elizabeth Hurlock, 1956).]

Dari referensi lain, Perkembangan motorik ini, meliputi kemampuan gerak,


koordinasi, keseimbangan dan peningkatan gerak.

1) Gerak Lokomotor
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Berjalan,berlari, melompat,meloncat
dan merangkak
2) Gerak Non Lokomotor
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Keseimbangan, kelentukan dan
kekuatan
3) Gerak Manipulatif
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Melempar Bola, menendang,dan
menangkap.

Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi


perkembangan pribadi secara keseluruhan.

4
Kecakapan motorik yaitu kemampuan melakuakan koordinasi kerja system
syaraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara
tepat, sesuai antara rangsangan dan responnya. Dalam perkembangan masa remaja,
perkembangan aspek motorik bukanlah aspek yang mengalami banyak perubahan, atau tidak
terlihat ciri-ciri yang menonjol. Sebagaimana pertumbuhan internal lebih menonjol pada
pribadi remaja dibandingkan dengan pertumbuhan eksternal, perkembangan fisik, emosi dan
sosial pun pada masa ini jauh lebih menonjol dibandingkan dengan perkembangan
motoriknya.

D. Perkembangan Kognitif Pada Remaja


Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam
tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode
ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir
para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka
akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran
mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu
dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk
masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu
mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Masa remaja ialah masa semakin meningkatnya pengambilan keputusan.
Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan disbanding
remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak.
Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan,
karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu
lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis.
Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin
terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat
terhadap remaja dan kegagalan untu member mereka pilihan-pilihan yang memadai

5
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal
berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih
abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan
bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang
dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan
suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan
pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka
untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman
lebih mendalam.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran
opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis
yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan
masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.
Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial.
Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan
kognitif remaja

E. Perkembangan Sosioemosional Pada Remaja


Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood
(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang
drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,
pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang
mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau
masalah psikologis.
Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami
perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka
sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa
orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka
mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja
sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image).

6
Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan
bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan
ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia
percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja
putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan
“hebat”.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.
Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan
perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati,
lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa
tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-
diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri
sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang
lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi
masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara
akan dicari untuk dicobanya.
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik
remaja juga memperngaruhi sikap dan perilaku. Namun ada bukti yang menunjukkan
bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan
akibat dari perubahan sosial daripada akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh
pada keseimbangan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima
remaja puber dari orang tua, kakak-adik, guru-guru, dan teman-teman dan semakin
besar harapan-harapan social pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari
perubahan-perubahan fisik.
Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada remaja perempuan
daripada remaja laki-laki, sebagian disebabkan karena remaja perempuan biasanya
lebih cepat matang daripada remaja laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-
hambatan social mulai ditekankan pada perilaku remaja perempuan justru pada saat
remaja perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. More
membahas sebab-sebab mengapa remaja laki-laki tidak banyak berpengaruh oleh
perubahan-perubahan masa puber seperti halnya remaja perempuan:

7
Masa puber rupanya lebih merupakan kejadian yang berlangsung secara
bertahap. Tidak terjadi secara serentak dengan kepesatan perkembangan seperti yang
dialami remaja perempuan. Rangsangan yang ditimbulkan sama kuatnya atau lebih
kuat bagi pria namun ia mempunyai kesempatan lebih akrab untuk menyesuaikan
dirinya.
Karena mencapai masa puber lebih dulu, remaja perempuan lebih cepat
menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu daripada remaja laki-laki.
Tetapi perilaku remaja perempuan lebih cepat stabil daripada remaja laki-laki, dan
remaja perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.
Seberapa serius perubahan masa puber akan mempengaruhi perilaku sebagian
besar bergantung pada kemampuan dan kemauan remaja puber untuk mengungkapkan
keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat
memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik. Seperti yang dijelaskan
Dunbar, “Reaksi efektif terhadap perubahan terutama ditentukan oleh kemampuan
untuk berkomunikasi…. Komunikasi adalah cara untuk mengatasi kecemasan yang
selalu disertai tekanan”. Remaja yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi
dengan orang lain lebih banyak berperilaku negatif daripada remaja yang mampu dan
mau berkomunikasi
Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku remaja adalah sebagai
berikut :
1) Ingin Menyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi, remaja biasanya menarik diri
dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar pada
teman-teman dan pada anggota keluarga. Remaja puber kerap melamun, sering tidak
dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga mengadakan ekperimen
seks melalui masturbasi. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan
berkomunikasi dengan orang-orang lain. Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk
melepaskan diri dari milieu orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya.
Erikson menyebutnya untuk menemukan identitas diri
2) Bosan
Remaja puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari,
tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya.
Akibatnya, remaja sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya diberbagai bidang

8
menurun. Remaja menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena
sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.
3) Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi
gerakan, dan remaja akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah
pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
4) Antagonisme sosial
Remaja puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah, dan
menentang. Permusuhan terbuka anatara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam
kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber,
remaja kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar
kepada orang lain.
5) Emosi yang meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis
karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada
masa ini remaja merasa khawatir, gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan
suasana hati yang negative sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal
periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik remaja, ketegangan lambat
laun berkurang dan remaja sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6) Hilangnya kepercayaan diri
Remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri sekaran menjadi kurang
percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dank arena
kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan teman-temannya. Banyak remaja
laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
7) Terlalu sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan remaja
menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang-orang lain
akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan member komentar yang buruk.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan remaja adalah perkembangan atau perubahan proses pertumbuhan


biologis dan psikis yang terjadi pada masa antara kanak-kanak dan dewasa. Masa remaja
merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa
dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih
kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan
dengan orang tua.

Pertumbuhan dan perkembangan remaja dapat dilihat antara lain, perubahan fisik
yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat
badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja
mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain. Sementara itu, ciri
khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat, hubungan dengan orang tua
penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah stres.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, H. A. (2014, Mei 1). Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja. Dipetik April 29,
2020, dari SCRIBD: httpd://id.scribd.com/doc/221347175/Perkembangan-Fisik-Dan-Koginitif-Pada-
Masa-Remaja

anonymous. (2010, Juli 4). Perkembangan Fisik dan Motorik Remaja. Dipetik April 29, 2020, dari
https://kotretanhadi.wordpress.com/2010/07/04/perkembangan-fisik-dan-motorik-remaja/

Asmiani Fauziah, B. I. (2013, April 12). Perkembangan Perilaku Remaja Pada Masa Pubertas. Dipetik
April 29, 2020, dari https://asmianifawziah.blogspot.com/2013/04/perkembangan-perilaku-remaja-
pada-masa_12.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai