Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt pencipta alam
semesta, dengan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan
tepat maktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi besar Muhammad
SAW.
Adapun makalah ini kami susun dengan mengambil judul Pemberian
Terapi Oral, Parenteral dan Enteral Pada Anak.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
umumnya dan khususnya bagi kami. Kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini banyak terdapat kakurangan untuk itu kami juga mengharapkan saran dan
kritik sebagai bahan perbaikan kami di masa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................1
1.3 Metode Penulisan...................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian..............................................................................................3
2.2 Tujuan....................................................................................................
2.3 Indikasi...................................................................................................
2.4 Kontra Indikasi......................................................................................
2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan dari seluruh organisme untuk berfungsi normal tergantung
pada terpeliharanya suatu lingkungan interna yang stabil. Ini merujuk pada
kandungan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Agar setiap individu sehat, tubuh
harus mengandung konsentrasi cairan dan elektrolit yang semestinya.
Anak mempunyai kerentanan khusus terhadap keseimbangan cairan,
terutama BBLR, neonatus, obesitas, atau dalam keadaan sakit. Pertukaran cairan
pada bayi hamper mencapai 25% dari seluruh cairan tubuh, sedangkan pada orang
dewasa hanya sekitar 6%. Dengan begitu pengaruh penyakit yang mengurangi
masukan cairan misalnya : muntah atau penyakit yang meningkatkan pengeluaran
cairan misalnya : panas dan diare, lebih cepat timbul pada bayi dibandingkan
dengan orang dewasa.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak
b. mengetahui pengertian dari pemberian terapi cairan oral, parenteral, dan
enteral pada anak
c. mengetahui bagaimana indikasi, kontra indikasi dan pelaksanaan dalam
pemberian terapi cairan oral, parenteral dan enteral pada anak.
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan study kepustakaan dan membaca buku
sumber yang berhubungan dengan materi tersebut.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

Cairan tubuh total tergantung pada umur, jenis kelamin dan jumlah jaringan
adipose yang ditemukan. Neonatus secara relatif mempunyai kandungan air yang
terbesar dan lebih gemuk seseorang, maka akan semakin kurang presentasi air
dalam tubuhnya.
Cairan tubuh total setara dengan sekitar 75% dari berat badan bayi saat lahir
dan 65% pada masa neonatus.

GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR


Kehilangan Air
Hal ini merupakan keadaan dimana kandungan air tubuh mengalami
penurunan secara relatif dibandingkan dengan kandungan garamnya. Konsentrasi
garam dalam tubuh akan cenderung tinggi. Penyebabnya :
1. Masukan air yang tidak cukup. Kesukaran dalam menelan, misalnya akibat
beberapa sumbatan dalam esophagus, keadaan tidak sadar.
2. Kehilangan air secara berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi pada anak-anak
dengan diabetes insipidus atau dalam kondisi dimana kemempuan ginjal
untuk melakukan konsentrasi menurun. Keringat yang berlebihan, muntah dan
diare juga merupakan sebab umum dari kehilangan air yang berlebihan.

A. Pengertian
Terapi cairan oral adalah pemberian cairan yang diberikan melalui mulut
Terapi cairan parenteral adalah pemberian cairan ke dalam tubuh yang
diberikan melalui selang infuse yang dimasukan melalui vena.
Terapi cairan enteral adalah pemberian cairan melalui Naso Gastro Tube.
B. Tujuan
1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan & elektrolit.
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang
4. Untuk pemeliharaan cairan

C. Indikasi
* Indikasi pemberian terapi cairan oral
- Bagi pasien dalam keadaan sadar
- Tidak terdapat kelainan atau sumbatan pada esophagus
* Indikasi pemberian cairan parenteral
- Pasien sebelum transfuse darah
- Pasien pra dan pasca bedah
- Pasien yang tidak bisa makan & minum melalui mulut
- Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara
infuse
- Pasien dengan diare berat

D. Kontra indikasi
# untuk pemberian terapi cairan oral :
- Bagi pasien yang mengalami kesukaran dalam menelan, misalnya : karena
terjadi sumbatan pada esophagus
- Bagi pasien dalam keadaan tidak sadar
# untuk pemberian terapi cairan parenteral :
- Resiko terjadinya flebitis sehingga terjadi oedema
- Bila factor tetesan terlalu banyak atau tidak sesuai dengan kebutuhan akan
menyebabkan bayi atau anak menggigil.
- Bayi atau anak merasa tidak nyaman dan pergerakannya terbatas karena
terpasang infuse sehingga bayi atau anak menjadi rewel.
E. Penatalaksanaan
* Cara pemberian terapi cairan oral :
Persiapan alat : gelas dan sendok / sedotan
* Cara pemberian terapi cairan parenteral :
Persiapan alat :
- Baki beralas
- Bak instrument
- Spuit, jarum & kain kassa steril, hand scoon
- Seperangkat infuse set steril
- Betadin
- Plester
- Gunting perban
- Kapas alcohol
- Cairan infuse yang diberikan
- Bengkok
- Standar infuse
- Spalk yang sudah siap pakai
- Perlak kecil + alas
- Turniket atau alat pembendung
- Korentang set
Pelaksanaan :
1. Pasien diberi penjelasan mengenai hal yang akan dilakukan, libatkan ibu
klien dalam pelaksaan tindakan untuk lebih memudahkan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Simpan peralatan didekat pasien.
3. Cuci tangan
4. Perlak dan alasnya disimpan dibawah anggota tubuh yang akan dipasang
infuse.
5. Botol cairan digantungkan pada standar infuse.
6. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alcohol, lalu masukan selang.
7. Lengan pasien dibendung dengan turniket, lalu pakai hand scoon.
8. Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi lalu jarum
ditusukkan ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.
9. Bila berhasil darah akan keluar ( dapat terlihat pada selang ) maka
pembendung dilepaskan, penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran
cairan atau tetesan.
10. Bila tetesan lancer, pangkal jarum derekatkan pada kulit dengan plester
kemudian tetesan diatur sesuai dengan yang ditentukan.
11. Jarum dan tempat tusukan ditutup dengan kain kassa yang telah diberi
betadine dan di plester.
12. Anggota tubuh yang dipasang infuse, posisinya diatur agar jarum infuse tidak
bergerak atau berubah letaknya dan gunakan spalk
13. Setelah pemasangan infuse selesai, pasien dirapikan dan posisinya diatur
senyaman mungkin.
* Cara pemberian terapi cairan enteral :
Persiapan alat :
- Makanan cair / cairan pada suhu ruang dan air dalam wadah penuang
- Selang pemberian makan
- Plester 1,5 cm
- Air
- Spuit
- Stetoskop
Penatalaksanaan :
1. Persiapan alat
2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air, sambil mencuci hitung sampai 10
kemudian bilas dan air jernih dan keringkan dan tisu atau handuk bersih
3. Potong seutas plester
4. Beri tahu anak dan orang tua apa yang akan anda lakukan
5. Tempatkan anak diatas pangkuan anda, miring kanan atau berbaring pada
kursi bayi
6. Ukur jarak selang yang tepat. Pegang ujung selang pada lambung anak dan
tarik sampai ke hidung kemudian ke daun telinga, kemudian tandai selang
dengan plester
7. Benamkan ujung selang untuk melembabkannya
8. Masukan ujung selang kedalam satu lubang hidung kearah belakang
tenggorok anak
9. Bila anak dapat membantu minta ia menelan selang untuk memudahkan
masuknya selang
10. Masukan selang dengan cepat sampai pada tanda plester bila terjadi batuk
atau mengalami masalah lain, lepas selang sekaligus
11. Plester selang pada bagian bibir atas dan pipi anak
12. Periksa letak selang :
- Tempatkan 5 cc udara dalam spuit hubungkan spuit dengan selang
- Tempatkan stetoskop di atas area lambung anak
- Injeksikan udara kedalam selang sambil mendengarkan gemuruh yang
terjadi melalui stetoskop
- Buang udara dengan spuit ditarik kembali perlahan-perlahan bila isi
lambung tampak dalam selang maka selang berada dalam posisi yang
benar, bila tidak tampak isi lambung tempatkan anak pada posisi miring
kiri atau masukan sedikit lagi selang tersebut tarik kembali untuk melihat
apakah isi lambung terlihat atau tidak
- Bila sudah masuk lambung buka spuit dari selang lepaskan penghisap
spuit (plunger) dari spuit
- Sambungkan kembali spuit ke selang
- Isi spuit dengan jumlah cairan yang tepat bila perlu dorong cairan dengan
perlahan
- Lepaskan plunger dan biarkan makan atau cairan mengalir dengan
sendirinya
- Bagian dasar spuit dipegang sejajar dengan dagu anak 15 cm diatas
lambung anak
- Pasang klem pada selang bila klem akan dibiarkan terpasang antara
pemberian cairan
- Tuliskan waktu dan jumlah pemberian cairan
Perhitungan Kebutuhan Cairan
Jenis Dehidrasi Dosis Luas Dosis Dewasa
Permukaan
Dehidrasi ringan 850 ml/m2 1500 ml
Dehidrasi sedang 1100 ml/m2 2000 ml
Dehidrasi berat 1400 ml/m2 2500 ml
Syok dan dehidrasi 1500 ml/m2/ibh 3250 ml

Contoh :
Seorang bayi BB : 8,5 kg LPT : 0,44 m2 dehidrasi parah dan syok. Perhitungan
penggantian cairan pada kekurangan ini :
Bila bayi kehilangan 10 % dari BB
Rumus I : 10 % ∙ BB
: 10 % ∙ 8,5 kg
: 0,85 kg → 0,85 liter
: 850
Rumus II : 1900 ml x 0,44
: 836 ml
Rumus III : 25 % dari 3250 ml
: 812

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, jadi kalau terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit maka tubuh akan mengalami gangguan
secara fisiologis beberapa organ misalnya : ginjal, jantung dan lain-lain. Oleh
sebab itu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh perlu dipertahankan agar tidak
terjadi dehidrasi sehingga akan mengakibatkan komplikasi.
Kasus dehidrasi akan lebih sering terjadi pada bayi karena kecepatan
metabolismenya dan luas permukaan tubuhnya yang relatif besar sehingga perlu
penanganan yang lebih intensif untuk perawatan cairan dan elektrolitnya.

3.2. SARAN

Anda mungkin juga menyukai