Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Transportasi udara kini sudah semakin maju dengan pesatnya, dan

saat ini Banyak masyarakat di dunia yang menggunakan transportasi udara

sebagai transportasi pilihan yang efektif dan efisien. Hal ini disebabkan

karena pesawat terbang merupakan sarana transportasi yang cepat,

ekonomis dan sangat mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan.

Semakin berkembangnya teknologi pesawat terbang, maka akan berdampak

pada keutamaan keselamatan dan keamanan yang pada akhirnya akan

membutuhkan biaya penelitian dan pengambangan yang semakin besar juga.

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka kecelakaan pada pesawat

terbang karena tingginya dampak kecelakaan yang akan ditimbulkan, maka

akan berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat akan tranportasi udara

yang nyaman dan aman, untuk mengurangi angka kecelakaan pesawat

terbang maka penanganan dan perawatan yang dihasilkan juga akan

semakin besar. Dengan tingginya dampak kecelakaan yang dapat

ditimbulkan, maka penanganan dan perawatannya harus dilakukan dengan

tingkat kecermatan dan ketelitian tinggi. Pesawat terbang dibangun terdiri

dari berbagai komponen, salah satu komponen yang terpasang pada pesawat

terbang adalah elevator, pada elevator terdapat elevator tip rib dengan

1
dilakukan pemeriksaan elevator tip rib untuk mendeteksi ada tidaknya cacat

pada part tersebut agar terjamin keamanan, keselamatan dan kelancaran

operasional dari pesawat yang akan diproduksi, Merupakan salah satu faktor

keseriusan industri untuk menuju arah kinerja yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan.

Elevator merupakan bidang kendali pada pesawat terbang untuk

melakukan gerakan pitch yang terletak pada horizontal stabilizer yang

bergerak pada sumbu lateral. Komponen utama pada elevator adalah rib.

yang berfungsi untuk menahan beban bending pesawat, mendistribusikan

beban pesawat serta tempat pemasangan structur komponen lainya.

Tingginya jam operasional suatu pesawat terbang dapat memicu

terjadinya kerusakan pada elevator rib yang tidak bisa dihindarkan.

Kerusakan elevator rib tidak lepas dari beberapa faktor seperti: porosity,

korosi, kelelahan dan crack. Kerusakan elevator rib berpengaruh besar pada

kinerja dan umur dari elevator. Tidak hanya itu, patahnya suatu elevator rib

saat pesawat terbang beroperasi, menyebabkan kegagalan pengendalian

pesawat yang berbahaya bagi keselamatan penerbangan.

Oleh karena itu, pemeriksaan elevator rib secara teliti dilakukan untuk

menjaga elevator masih dalam batas aman yang diijinkan. Inspeksi pada

elevator rib dibagi atas tiga kategori seperti: visual, non destructive test dan

dimensional. Pemeriksaan ditekankan pada ukuran dimensional dan ada

tidaknya cacat pada permukaan. Apabila komponen terdapat cacat di bagian

2
permukaan, sudah tentu akan terjadi stress yang tinggi dan menyebabkan

komponen tersebut kemungkinan mengalami fracture (patah). Hal ini harus

menjadi perhatian yang serius untuk menghindarkan kerugian bagi pihak

perusahaan pesawat terbang, dan penumpang. Selain itu, hal tersebut

bertujuan untuk menjamin keselamatan penerbangan saat pesawat

beroperasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya cacat pada bagian permukaan dan di

dalam permukaan, menggunakan metoda non destructive test (NDT) seperti:

liquid penetrant, magnetic particle, eddy current, ultrasonic, dan

radiographi. Dari beberapa metoda NDT dipilih yang mana paling teliti,

cepat, mudah, murah dan tepat sasaran. Dari beberapa pertimbangan berikut

metoda liquid penetrant bisa dijadikan opsi pilihan dalam melakukan

pemeriksaan. Dengan alasan bahwa pemeriksaan cacat pada komponen

elevator rib hanya pada permukaan dan bisa diperiksa menggunakan liquid

penetrant. Meskipun untuk mendeteksi cacat pada permukaan banyak

metoda NDT yang dapat dipakai, pemeriksaan menggunakan liquid

penetrant dipilih dengan pertimbangan: sederhana, mudah, material mudah

didapat, dan murah.

Liquid penetrant merupakan salah satu dalam metoda NDT di mana,

digunakan untuk memeriksa ada tidaknya cacat pada permukaan komponen

yang mungkin tidak jelas jika pemeriksaan dilakukan secara visual. Cairan

liquid penetrant bekerja berdasarkan aksi kapilaritas atau tidak terpaku

3
terhadap gaya gravitasi. Terdapat beberapa tahap dalam menggunakan

metoda penetrant yaitu:

1. Preclean (pembersihan awal).

2. Penerapan penetrant dan pemberian dwell time.

3. Pembersihan kelebihan penetrant.

4. Penerapan developer.

5. Inspeksi atau pemeriksaan.

6. Pembersihan akhir (post clean).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas Tugas

Akhir dengan judul PEMERIKSAAN ELEVATOR TIP RIB DENGAN

MENGGUNAKAN METODA FLUORESCENT PENETRANT PADA

PESAWAT N-2XX.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini adalah:

 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama pendidikan di

kampus dan menjadi sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggung-

jawabkan.

4
 Memperdalam suatu cakupan materi yang lebih dikhususkan pada

bidang pemeriksaan part pada industri pesawat terbang.

 Memahami jenis kerusakan yang sering terjadi pada rib terutama

elevator tip rib.

 Dapat menentukan metoda pemeriksaan yang sesuai.

 Memahami prinsip kerja liquid penetrant.

 Memahami tahapan pemeriksaan menggunakan metoda liquid

penetrant.

 Diharapkan karya tulis yang disusun oleh penulis bisa bermanfaat bagi

penulis dan bagi pembaca.

1.3 Rumusan Masalah

Untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis


harus:
1. Mempelajari jenis kerusakan yang sering terjadi pada rib terutama

elevator tip rib.

2. Mempelajari prinsip kerja liquid penetrant.

3. Mempelajari kategori cairan penetrant, macam-macam cleaning,

developer dan indikasi-indikasi dalam pemeriksaan.

4. Mempelajari prosedur dan langkah-langkah pemeriksaan

menggunakan flourescent penetrant pada elevator tip rib pesawat N-

2XX.

5
1.4 Batasan Masalah

Mengingat dalam non destructive test terdapat 6 metoda seperti:

visual, liquid penetrant, magnetic particle, eddy current, ultrasonic, dan

radiographi. Untuk menghindari meluasnya pembahasan tentang non

destructive test pada jenis komponen elevator tip rib, maka penulis akan

membatasi permasalahan dengan menitik beratkan pada pembahasan

tentang pemeriksaan elevator tip rib menggunakan metoda flourescent

penetrant pada pesawat N-2XX. Pesawat N2XX adalah pesawat terbang

yang masih dalam tahap uji terbang, oleh karena itu untuk menghindari

ketidaknyamanan dari semua pihak dan kerahasiaan dari pesawat tersebut,

maka penulis memberikan kata sandi dengan menggunakan kode N2XX.

1.5 Metoda Pengumpulan Data

Metode yang dipakai penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah:

 Metode konsultasi

Yaitu konsultasi dengan beberapa narasumber seperti: Dosen

pembimbing, Dosen mata kuliah terkait dan pihak lain yang ahli di

bidangnya.

 Metoda browsing

Yaitu dengan cara mencari materi melalui media internet yang resmi.

6
 Studi pustaka

Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang

ada seperti: international atomic energy agency, American society of

nondestructive test, technical standart, training manual, dan lainya

yang sesuai dengan bidang Tugas Akhir.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dipakai penulis dalam menyusun Tugas

Akhir ini terbagi menjadi beberapa BAB, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I merupakan pengantar dari pembuatan Tugas Akhir yang

membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah,

batasan masalah, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan

Tugas Akhir.

 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB II membahas mengenai tinjauan pustaka yang berisi

tentang airworthiness and maintenance standard, regulasi penerbangan di

Indonesia, klasifikasi kerusakan dan kategori non-destructive test pada

industri pesawat terbang.

 BAB III TINJAUAN UMUM ELEVATOR TIP RIB DAN LIQUID

PENETRANT TESTING

7
Pada BAB III membahas mengenai gambaran umum elevator tip rib

dan tinjauan umum liquid penetrant testing.

 BAB IV PEMERIKSAAN ELEVATOR TIP RIB MENGGUNAKAN

METODA FLUORESCENT PENETRANT PADA PESAWAT N-2XX

Pada BAB IV membahas mengenai prosedur pemeriksaan elevator

tip rib menggunakan metoda fluorescent penetrant pada pada pesawat N-

2XX serta hasil akhir dari part tersebut setelah diperiksa.

 BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai apa yang telah

dipelajari, ditulis dan diharapkan oleh penulis dalam pembuatan Tugas

Akhir ini.

Anda mungkin juga menyukai