(BAB2) - Pemeriksaan Elevator Tip Rib Dengan Menggunakan Metode Fluorescent Penetrant Pada Pesawat N-2XX
(BAB2) - Pemeriksaan Elevator Tip Rib Dengan Menggunakan Metode Fluorescent Penetrant Pada Pesawat N-2XX
TINJAUAN PUSTAKA
masing bertenaga 850 SHP (shaft horse power). Salah satu kelebihan
ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel
bantuan saat bencana alam. Dengan kelebihan tersebut, pesawat ini juga
8
Pesawat N-2XX memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot,
namun pesawat masih bisa terkontrol, ini penting terutama saat memasuki
9
2.2 Airworthiness and Maintenance Standard
melakukan perjalanan jauh seperti antar pulau, negara, atau benua. Namun,
pesawat. Selain itu pesawat juga didisain dengan kualifikasi tinggi baik itu
maupun otoritas.
serta,
11
d. Penerbang (pilot) akan lebih percaya diri dalam mengoperasikan
pesawatnya.
12
sebagai setiap perubahan daerah cross sectional atau perubahan permanen
kategori:
hati dan dibuat untuk menghitung tingkat kerusakan yang signifikan serta
1. Inherent
lebih awal yang diakibatkan percikan logam cair di dalam cetakan atau
biasa disebut cold shut. Kemurnian suatu bahan harus selalu dijaga agar
13
inclusion) dan tidak pasnya pada saat proses penuangan dapat
2. Processing Discontinuities
3. Service Discontinuites
kondisi baik itu karena menerima beban secara terus berulang selama
14
komponen seperti: stress corrosion, fatigue, dan erosion. fatigue crack
yang dipakai.
sangat mempengaruhi dari kinerja serta umur suatu elevator tip rib.
15
lokasi tersebut. Hal ini dapat merusak secara langsung part
benda asing.
16
Korosi pada metal dapat merubah permukaan objek
yang bersangkutan.
17
i. Jumlah produk korosi biasanya bertambah dengan
bertambahnya waktu.
18
masing-masing komponen metal yang dipasang saling
3. Korosi Intergranular
secara langsung. Korosi ini hanya dapat dilihat melalui uji lab.
19
Gambar 2.5 Korosi Intergranular
(Sumber : FAA-8083-30_Ch06 AC Cleaning & Corrotion Control)
4. Stress Corrosion
20
2.2.1.3 Fatique (Kelelahan)
berulang.
a) Konsentrasi tegangan
b) Geometri
c) Kualitas permukaan
d) Jenis material
f) Lingkungan
g) Temperatur
h) Umur
22
2.3 Nondestructive Test
Pada sub bab ini akan dibahas secara ringkas macam-macam metoda
NDT alternatif dapat digunakan sesuai dengan prosedur dan data yang
yang memiliki sertifikat, hal ini sesuai dengan "Air Transport Association of
23
1. Level I
level-I SC.
3. Level II
oleh NDT level-I dan level-I SC, maka level-II harus mempunyai
24
kemampuan mengaplikasikan (melaksanakan pengetesan) teknik-
4. Level III
25
serta pemahaman tentang efektivitas komparatif dan biaya. Faktor lain
dengan metoda ini biasanya dengan tujuan dan maksud bahwa barang
1. Visual Inspection
26
3. Magnetic Particle Inspection
5. Ultrasonic Inspection
6. Radiography Inspection
2.3.1 Visual
baru di produksi maupun sudah terbang. Metoda ini juga sering digunakan
semua prosedur NDT dicapai oleh metoda visual secara langsung dalam
lain-lain.
terkelupas.
27
Gambar 2.8 Pemeriksaan Visual Menggunakan Alat Bantu Flashlight.
(Sumber : AC 43.13-1B Acceptable Methods, Techniques, and Practices - Aircraft
Inspection and Repair.)
keretakan tersebut. Hasil pemeriksaan dapat berupa list atau file rekaman
28
2.3.2 Penetrant Inspection
ada atau tidaknya suatu cacat pada permukaan seperti retak atau
secara visual karena kecil atau rapatnya suatu cacat pada komponen
penetrant seperti:
4. Penerapan developer.
5. Pemeriksaan.
29
Gambar
2.9 Proses Pengerjaan Liquid Penetrant
(Sumber : Classroom Training Handbook Nondestructive Testing Liquid Penetrant CT-6-2 Fourth
Edition 1977.)
paduan. Selain itu, dapat pula diterapkan untuk bahan selain logam
seperti: plastik, keramik, glass, dan cetakan yang terbuat dari karet.
Tetapi tidak dapat diterapkan pada bahan dasar kayu karena pada
cairan penetrant.
30
untuk menentukan komponen yang diperiksa masih dapat diterima
atau tidak.
kanan, maka akan menunjukan bahwa ibu jari adalah arah arus listrik
terpotong secara tegak lurus 90° atau paling kecil 45° oleh medan
magnet, maka pada bentuk cacat akan timbul kutub-kutub baru yang
partikel magnet pada daerah cacat (seperti yang terlihat pada Gambar
2.10). Jika arah cacat segaris atau searah dengan medan magnetik,
yang ditimbulkan sangat kecil oleh karena itu tidak mampu menarik
31
Cacat trsebut dapat terlihat dengan jelas dengan metoda longitudinal
magnetitazion.
32
Gambar 2.11 Pendeteksian Crack dengan Metoda Pemeriksaan
Partikel Magnetik.
(Sumber : AC 43.13-1B Acceptable Methods, Techniques, and Practices -
Aircraft Inspection and Repair.)
Selain itu agar dapat terdeteksi, cacat harus memotong secara tegak
lurus dengan garis gaya magnet. Selain itu, single part atau
33
2.3.4 Eddy Current Inspection
metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat
dijangkau.
34
2.3.5 Ultrasonic Inspection
metoda ini dapat mendeteksi ketebalan material dan mutu dari hasil
ditemukan.
1) Metoda Pulse–Echo
35
transducer sebagai pengirim (transmiter) dan menerima
itu, pola atau bentuk pulsa yang ditampilkan pada layar monitor
36
Gambar 2.13 Macam-macam Metoda Ultrasonic.
(Sumber : AC 43.13-1B Acceptable Methods, Techniques, and Practices -
Aircraft Inspection and Repair.)
37
2.3.6 Radiographic (X-ray) Inspection
dilihat pada film (klise), atau dapat dilihat pada layar monitor
Catode Ray Tube (CRT) seperti pada (Gambar 2.15). Jika ada cacat
pada material maka intensitas yang terekam pada film tentu akan
38
Gambar 2.15 Inspeksi dengan Metode Radiography (X-Ray)
(Sumber : www.google.co.id-image-Radiography-method)
yang sangat serius karena radiasi yang dipancarkan oleh metoda ini
dapat dilakukan seperti pada kriteria pada tabel 2.1 di bawah ini,
yaitu:
Permukaan/
Tidak
Eddy Bagian
Conductor Portable Langsung terlalu Pasif
Current dalam (Sub
mahal
Permukaan)
Permukaan/
Tidak
Bagian Semua
Ultrasonic Portable Langsung terlalu Pasif
dalam (Sub Material
mahal
Permukaan)
Permukaan/
Portable
Magnetic Bagian Ferro- Tidak Perlu hati-
dan Tidak Langsung
Particle dalam (Sub magnetic Mahal hati
Portable
Permukaan)
Hanya Portable Menunggu
Semua Tidak Perlu hati-
Penetrant Permukaan dan Tidak (Tidak
Material Mahal hati
saja Portable Langsung)
39
Permukaan/
Portable Menunggu
Readiograph Bagian Semua Sangat
dan Tidak (Tidak Mahal
ic (X-ray) dalam (Sub Material hati-hati
Portable Langsung)
Permukaan)
(Sumber : AC 43.13-1B Acceptable Methods, Techniques, and Practices - Aircraft Inspection and
Repair.)
40