Anda di halaman 1dari 8

KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT

INDONESIA (MASA PRAAKSARA,


HINDU-BUDHA DAN ISLAM).
Doni Setyawan | Juni 12, 2017 | Barisan6, IPS Terpadu | Tidak ada Komentar
Masa Pra Aksara
Masa pra aksara, pra sejarah atau zaman nirleka adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
pra aksara berlangsung hingga terdapat tulisan. Di Indonesia diperkirakan meninggalkan masa pra aksara pada
abad ke-4 M dengan bukti adanya Prasasti Yupa di Kutai Kalimantan Timur. Zaman ini hanya meninggalkan
benda-benda hasil kebudayaan manusia. Umur peninggalan kebudayaan dapat diketahui dengan cara:
 Tipologi yaitu penentuan umur berdasarkan bentuknya, makin sederhana bentuk benda berarti
semakin tua usia benda tersebut.
 Stratigrafi yaitu penentuan umur berdasarkan lapisan tanah tempat benda ditemukan. Lapisan tanah
paling atas adalah lapisan paling muda sedangkan lapisan paling bawah adalah paling tua.
 Kimiawi, yaitu penentuan umur benda peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang dikandung
benda tersebut.
Periodisasi adalah pembabakan waktu secara kronologis berdasarkan urutan waktu. Masa praaksara dibagi
menjadi

Periode Pra aksara berdasarkan geologi


Geologi secara etimologi berasal dari bahasa latin : Geo berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Geologi
menekankan kajian tentang lapisan-lapisan yang terkandung di dalam bumi. Periode prasejarah berdasarkan
kajian geologi ditinjau berdasarkan terbentuknya bumi dari awal sampai saat ini melalui lapisan bumi. Menurut
kajian geologi perkembangan bumi dibagi menjadi 4 masa di bawah ini:
 Masa Arkaikum (+ 2500 juta tahun yang lalu)
Masa arkaikum berarti masa awal atau masa awal munculnya kehidupan pembentukan bumi dari inti sampai
kulit. Kondisi pada awal keadaan bumi belum stabil yang memilik udara sangat panas, sehingga tidak
memungkinkan untuk timbulnya kehidupan. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3,8 milyar.

 Masa Paleozoikum (+ 340 juta tahun yang lalu)


Paleozoikum artinya masa hidup tua, yang menjadi masa awal munculnya kehidupan dipermukaan bumi. Pada
masa ini mulai terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, yang memungkinkan munculnya kehidupan. Pada awal
munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi bersel banyak. Kemudian muncul
organism-organisme yang lebih komplek secara bertahap dari invertebrate dan beberapa hewan yang hidup di
lautan.

Zaman ini ditandai munculnya waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan dan hewan mulai
muncul dan berkembang pertama kalinya termasuk tumbuhan paku, hewan amfibi, serangga dan reptile.
Zaman paleozoikum disebut juga sebagai zaman primer (zaman pertama) yang berarti telah muncul bentuk
kehidupan awal.

 Zaman mesozoikum (+140 tahun lalu)


Pada zaman ini bumi mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan
munculnya binatang-binatang berukuran besar  seperti reptile pemakan daging. Zaman ini sering disebut
sebagai zaman reptile atau zaman jurasic. Zaman mesozzoikum disebut pula sebagai zaman sekunder atau
zaman kedua.
 Zaman Neozoikum (+ 60 juta tahun yang lalu)
Neozoikum artinya zaman hidup baru. Zaman ini dibagi menjadi dua masa, yaitu:

(1) Zaman Tersier


Setelah punahnya zaman reptile raksasa, terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primate dan
burung tidak bergigi tajam yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut seperti ikan dan moluska
sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan
banyak variasi seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.

(2) Zaman Kuarter


Perkembangan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara
global. Zaman kuarter terdiri dari dua kurun waktu yaitu kala Plestosen dan Kala Holosen.

 Kala Plestosen mulai sekitar tahun 600.000 tahun yang lalu. Pada Kala
Plestosen paling sedikit terjadi 5 kali zaman es (zaman glacial). Pada zaman glacial sebagian besar Eropa
bagian utara, Amerika bagian utara dan asia bagian utara ditutupi es, begitu pula pegunungan Alpen dan
Pegunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna hidup pada Kala Plestosen sangat mirip dengan flora dan
fauna yang hidup zaman sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala ini muncul manusia purba
Pithecantrhopus Erectus.
 Kala Holosen, mulai sekitar 200.000 tahun yang lalu. Manusia modern seperti manusia sekarang yang
mempunyai peradapan mulai muncul.
Periode Prasejarah berdasarkan Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari artefak kuno. Pembabakan Prasejarah menurut kajian Arkeologi
didasarkan pada alat-alat yang dipegunakan manusia, mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga yang
paling maju. Berdasarkan arkeologi masa prasejarah dibagi menjadi 2 masa yakni:

Zaman batu
Zaman batu adalah masa kehidupan awal manusia yang ditandai dengan alat-alat batu sebagai peralatan hidup
manusia. Zaman batu terbagi menjadi:

(1) Zaman Paleolitikum


Zaman Paleolitikum artinya zaman batu tua (awal). Zaman ini ditandai penggunaan perkakas yang sangat
primitive yaitu masih dalam bentuk batu utuh (sangat kasar). Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini
adalah:

 Hidup secara berkolompok


 Berdiam disekitar aliran sungai, goa atau pohon.
 Mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan berburu
sehingga selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden)

Di Indonesia manusia purba yang hidup adalah Pithecanthropus Erectus,


Pithecanthropus Robustus, Meganthropus Paleojavanicus, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Peralatan
yang telah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald di daerah Pacitan adalah kapak genggam dan
chopper (alat penetak) dan kapak perimbas. Penggunaan kapak genggam sebagai alat berburu hampir merata
diseluruh wilayah Indoensia di antaranya Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Lahat. Bengkulu, Bali, Flores dan Timor.
(2) Zaman mezolitikum
Zaman mezolitikum artinya zaman batu tengah (madya) atau disebut juga zaman mengumpulkan makanan
tingkat lanjut dimulai pada akhir zaman es sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Ciri-ciri zaman mezolitikum:

 Manusia yang hidup adalah bangsa Melanesoid yang merupakan nenek moyang orang Papua,
Semang, Aeta, Sakai, dan Aborigin
 Mengumpulkan makanan (Food gathering)
 Tinggal di gua di bawah bukit karang (abris souche roche)
 Munculnya kesenian pada dinding gua, yaitu gua leang-leang di Sulawesi Selatan oleh Ny. Heeren
Palm pada tahun 1950.
 Peralatan yang digunakan adalah Kapak sumatera (pebble culture) alat-alat dari tulang hewan (bone
culture) dan alat serpih (flakes culture). Van Stein Callenfels menemukan alat-alat berupa mata
panah, flakes, batu penggiling di gua lawa dekat sampung, Ponorogo.
 Ditemukan kjokenmonddinger (sampah dapur)
(3) Zaman Neolitikum
Zaman Neolitikum artinya zaman batu baru (muda). Di Indonesia zaman neolitikum diperkirakan dimulai
sekitar tahun 1500 SM. Cirri dari zaman Neolitikum:

 Food producing (menghasilkan makanan), yaitu dengan bercocok tanam dan memelihara ternak.
 Kehidupan menetap di rumah panggung untuk menghindari binantang buas
 Adanya perubahan pola hidup (Revolusi kebudayaan)
 Peralatan hidup yang digunakan adalah: beliung persegi dan kapak lonjong. Kepak persegi menyebar
di indoneisa bagian barat diperkirakan budaya ini berasal dari yunan di Cina Selatan. Kapak lonjong
tersebang di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang.
(4) Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan
dinamisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Penignggalan megalitikum ditemukan di Nias,
sumba< Flores, sumatera selatan, Sulawesi tenggara dan Kalimantan dalam bentuk:
 Menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan)
 Dolmen (meja batu untuk menaruh sesajen)
 Sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati)
 Kubur batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat)
 Punden berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan)
 Arca (perwujudan subjek pemujaan berupa manusia atau hewan)
Zaman logam (zaman perundagian).

Zaman logam ditandai dengan ditemukannya teknik pembuatan alat-alat logam


untuk menunjang kehidupan manusia. Di Indonesai zaman logam sering disamakan sebagai zaman perunggu
karena penemuan alat-alat logam yang didominasi oleh alat-alat perunggu sekalipun terdapat alat-alat dari besi
dalam jumlah sedikit.
Zaman perunggu. Manusia purba Indonesia hanya mengalami zamn perunggu tanpa melalui zaman tembaga.
Kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (proto melayu)
dengan deutro melayu (melayu muda). Manusia memiliki kepanadian dalam jal melebur perunggu.
Teknik yang dikenal di Indonesia berasal dari budya Dong Son di Tonkin (Vietnam). Taknik yang digunakan
dalam pembuatan logam adalah bivolve dan cire perdue Kapak perunggu di Indonesia terdapat berbagai
bentuk. Artefak yang paling menarik adalah gendering perunggu yang amat besar disebut nekara. Selain itu
terdapat moko yang memiliki kemiripan dengan nekara, tetapi memiliki bentuk yang lebih tinggi dan ramping.
Moko banyak ditemukan di Bali.

Masa Hindu Budha di Indonesia


Masuk dan berkembangnya Budaya Hindu-Budha di Indonesia

Hubungan antara Indonesia dengan pusat Hindu-Budha (India) berawal dari


hubungan dagang. Pada awal mahesi telah terjadi hubungan perdagangan antara India, Indonesia dan Cina.
Kebudayaan India yang bercorak Hindu-Budha, mempengaruhi paling besar kebudayaan Indonesia. Berikut ini
teori-teori mengenai masuknya agama Hindu ke Indonesia
 Teori Brahmana, diungkapkan oleh Van Leur, menurut pendapatnya masuknya agama hindu ke
Indonesia dibawa oleh kaum brahmana. Para Brahmana didatangkan atas undangan kepala suku untuk
upacara penobatan (abhiseka). Selain itu hanya kaum brahmana yang paling menguasai bahasa sansekerta
yang merupakan bahasa Kitab Weda.
 Teori Waisya, dikemukakakan oleh N.J Krom. Krom berpendapat bahwa masuknya agama Hindu ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang. Selain melakukan aktivitas dagang, mereka juga melakukan
interaksi dengan penduduk Indonesia. Dalam menanti angin musim, paling sedikit mereka harus tinggal
selama enam bulaan di Indonesia. Disinilah kebudayaan yang mereka miliki menyebar luas.
 Teori Kesatria, dikemukakan oleh Majundar. Majundar menyatakan bahwa agama Hindu ke
Indonesia dibawa oleh para Kesatria. Para kesatria India melakukan penaklukan sambil menyebarkan
agama Hindu. Kelemahan teori ini adalah tidak ada bukti kolonialisasi India di Indonesia.
 Teori Arus Balik, dikemukakan oleh George Coedes dan F.D.K Bosch. Teori ini menyatakan bahwa
penyebaran agama Hindu di Indonesia dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Orang Indonesia yang
berdagang ke India kemudian membawa kebudayaan India ke Indonesia.

Di samping berkembangnya budaya Hindu, di Indonesia juga berkembang agama


Budha. Agama Budha disebarkan melalui misi khusus yang disebut Dharmaduta. Agama Budha sudah mulai
masuk di Indonesia pada abad ke-2 M dengan bukti ditemukannya patung perunggu Budha di Sempaga
(Sulawesi Selatan), Jember (Jawa Timur) dan Bukit Siguntang (Sumatera Selatan) yang bergaya Amarawati
(India Selatan). Ajaran agama Budah berdasarkan kitab Tripitaka(Tiga keranjang).
Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha dalam Masyarakat Indonesia
 Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini nampak
pada pembagian masyarakat yang dikenal dengan kasta. Dalam agama Hindu terdapat empat kasta yaitu Kasta
Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Kemudian ada satu kelompok lagi yang dibuang dari kastanya karena
telah berbuat kesalahan nama kelompok tersebut adalah kasta Paria. Selain adanya kasta, terjadi pula
perubahan nama kerajaan maupun raja yang memerintah sebagai contoh raja Kutai menggunakan nama
Aswawarman yang merupakan nama yang banyak digunakan di India.

 Bidang Kepercayaan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-budha, bangsa Indonesia sudah memiliki system kepercayaan tersendiri,
yaitu Animisme (percaya pada roh nenek moyang) dan dinamisme (percaya pada benda). Masuknya agama
Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia memeluk agama Hindu-Budha. Terjadi adanya sinkritisme
yaitu penyatuan paham-paham antara animisme dinamisme dengan Hindu-Budha.

 Bidang Politik
System pemerintahan Indonesia sebelum masuknya agama Hindu-Budha berbetuk kesukuan. Ketika pengaruh
agama Hindu-Budha masuk, maka berdiri kerajaan yang bercorak hindu-Budha yang berkuasa secara turun
temurun.

 Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha berpengaruh dalam bidang pendidikan. Sebelum masuknya Hindu-budha, bangsa
Indonesia belum mengenal tulisan. Dengan masuknya agama Hindu-Budha mengenal tulisan yaitu huruf
pallawa dan bahasa Sansekerta. Turunan dari bahasa sansekerta adalah bahasa Kawi, bahasa Jawa kuno dan
Bali kuno.

 Bidang Seni dan Budaya


1. Seni tulis, masuknya budaya Hindu-Budha, memunculkan banyak karya sastra di Indonesia. Sebagai
contoh: Kitab Bharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular,
dan Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
2. Seni bangunan, terlihat dari bangunan Candi. Candi merupakan bentuk akulturasi antara kebudaayan
local (local genius) dengan Hindu-Budha, bangunan seperti candi sudah ada di Indonesia pada masa
megalitikum berupa punden berundak. Di Indonesia, candi selain tempat ibadah juga digunakan untuk
makam raja-raja.
3. Seni rupa, nampak berupa patung dan relief. Patung Hindu-Budha banyak ditemukan di berbagai
wilayah di Indonesia. Selain patung juga terdapat relief pada dinding-dinding candi seperti di Candi
Bororbudur.
 Sistem kalender. Diadopsi dari system kalender India. Hal itu nampak pada penggunaan tahun saka
di Indonesia dan Candrasangkala/kronogram. Dalam kalender saka satu tahun terdiri dari 354 hari. Saat
matahari, bumi dan bulan pada garis lurus diperingati sebagai hari nyepi. Candrasangkala adalah huruf
angka berupa susunan kalimat. Contoh Sirna Ilang Kertaning Bumi diartikan 1400 saka atau 1478
(sirna=0, ilang=0, kertaning=4, bumi=1).
Masa Islam
Agama Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Penyebaran agama Islam
dilakukan oleh para pedagang baik itu Arab, Persia maupun India. Di samping para pedagang, para Wali
Songo memegang peranan penting dalam penyebaran agama islam di Pulau Jawa.

Masuk dan Berkembangnya Agama Islam


Sumber tentang masuknya Islam berasal dari sumber dalam negeri dan luar negeri.

 Sumber luar negeri


1. Berita dari Arab. Para pedagang Arab berdagang ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 pada masa
kejayaan kerajaan Sriwijaya. Orang Arab menyebut Sriwijaya dengan sebutan Zabag, Zabay atau Sribusa.
2. Berita dari India, menyatakan bahwa yang berperan dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam
adalah pedagang dari Gujarat (India)
3. Berita dari Eropa, berita ini ditulis oleh Marcopolo yang menyatakanbawa di Sumatera bagian utara
telah muncul kerajaan Islam yang bernama Samudera pasai (abad ke-13). Selain itu ada buku “suma
oriental” karya Tome Pires yang menceritakan tentang hancurnya pemerintah Hindu dan munculnya
kerajaan-kerajaan Islam.
4. Berita dari Cina, ditulis oleh Ma-Huan seorang penulis dalam ekspedisi Laksamana Cheng-Ho
menyatakan sekitar tahun 1400 banyak pedagang Islam yang tinggal di pesisir Pulau Jawa.
 Sumber dalam negeri
1. Nisan Fatimah binti Maimun (1082 M) di leran Gresik. Pada makam tersebut terdapat tulisan Arab.
2. Makam Sultan Malikul Saleh (1297 M), di Sumatera Utara, corak makam ini mirip batu nisan yang
dibuat oleh orang-orang Cambay, Gujarat.
3. Makam Syekh Maulana Mailik Ibrahim (1419), dimana jirat makam didatangkan dari Gujarat.
Berdasarkan banyaknya pendapat mengenai masuknya islam, dapat disimpulkan mengenai perkambangan
islam di Indonesia

 Mada kedatangan Islam kemungkinan abad ke 7 M sampai 8 M


 Masa penyebaran Islam mulai abad ke-13 sampai dengan 16 M
 Masa perkembangan Islam mulai abad ke-15 M melalui kerajaan-kerajaan Islam
Perkembangan agama dan kebudayaan islam (proses islamisasi) di Indonesia melalui saluran-saluran sebagai
berikut:

 Saluran perdagangan
 Saluran perkawinan
 Saluran tasawuf (aliran ketuhanan dengan mistik)
 Saluran Pendidikan (Pondok Pesantren)
 Saluran Seni Budaya contoh melalui Wayang
 Saluran Dakwah
Proses islamisasi di Pulau Jawa tidak dapat dilepaskan dari peranan Walisongo.
Para walisongo yaitu, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Raden Rahmat (Sunan Ampel), Syarifudin
(Sunan Drajat), Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Raden Paku (Sunan Giri), Raden Mas Syahid
(Sunan Kalijaga), Raden Umar Said (Sunan Muria), Ja’far Sodiq (Sunan Kudus) dan Fatahillah (Sunan
Gunung Jati). Sementara di luar Jawa, penyebar agama islam antara lain Datuk Ribandang dan Datuk
Sulaeman di Sulawesi Selatan, Tuan Tunggang Parangan di Kalimantan, Penghulu Demak di Kalimantan
Selatan, Kiai Gede Ing Suro di Palembang.
Proses penyebaran Islam berjalan dengan lancar dan cepat. Beberapa factor yang mepengaruhi penyebaran
Ismam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia adalah:

 Syarat masuk cukup mudah dan sederhana


 Pelaksanaan ibadah sederhana dan biaya murah
 Agama islam tidak mengenal kasta
 Aturan-aturan dalam islam fleksibel dan tidak memaksa
 Agama islam Gujarat telah mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami dan
diterima
 Penyebaran dilakukan secara damai
 Runtuhnya kerajaan Hindu Majapahit
Pengaruh Kebudayaan Islam di Indonesia
 Bidang sosial,
Agama islam menjadi agama mayoritas di Indonesia. Dalam agama islam tidak mengenal system kasta.
Penggunaan kosakata Arab baik dalam kata-kata maupun pemberian nama. Selain itu penggunaan nama hari
menggunakan bahasa Arab. System angka (1,2,3….) juga merupakan budaya Arab.

 Bidang politik
Digunakan aturan-aturan islam dalam bidang pemerintahan. Selain itu juga banyak raja yang menggunakan
gelar dari Arab, misalnya Sultan, Penembahan, Maulana dan Susuhunan/Sunan.

 Bidang pendidikan
Salah satu wujud dari pengaruh Islam dalam bidang pendidikan adalah dikenalnya pendidikan di pondok
pesantren. Pesantren adalah asrama bagi siswa yang menuntut ilmu islam. Pondok pesantren terbagi menjadi
dau  yaitu pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama, dan pesantren yang mengajarkan ilmu agama dan
umum.

Bidang seni dan budaya


Seni bangunan
 Masjid Kuno memiliki ciri-ciri, atapnya berbentuk tumpang, mimbar berbentuk teratai, terdapat
kolam, memiliki gapura, menghadap alun-alun dan biasanya adalah ukiran-ukiran bermotif hewan atau
tumbuhan. Contoh masji Kuno, Masjid Agung Demak, Masjid Banten, Masjid Agung Kasepuhan
(Cirebon).
 Keraton memiliki ciri atap bertingkat, dan pintu masuk menghadap alun-alun serta terdapat masjid
agung. Contoh Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
 Pintu Gerbang Kerajaan mendapatkan pengaruh islam seperti di Keraton Sumenep yang terdapat
tulisan Assalamualaikum.
Seni Rupa
 Nisan adalah tonggak dari batu atau kayu yang menandai tempat orang meninggal. Contoh makam
Fatimah binti Maimun.
 Kaligrafi adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan menggunakan huruf
Arab. Agam Islam melarang melukis malhuk hidup.
Seni Sastra antara lain
 Suluk yaitu karya sastra yang brisi ajaran-ajaran tasawuf. Contoh Suluk Sukrasa, Suluk Wiji dan
Suluk Sunan Bonang.
 Hikayat yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada sebelum masuknya islam, selalu dikaitkan
dengan dengan tokoh sejarah. Cotoh Hiakayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat-hikayat
raja Pasai.
 Babad yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat istilah-istilah raja suatu kerajaan Islam. Contoh
babad tanah Jawi
 Syair yaitu karya sastra yang berupa sajak dan terdiri dari empat baris. Contoh Syair Abdul Malik,
Syair Burung Pingai.
1. Seni pertunjukan, misalnya saja Sekaten dan Wayang
2. Seni busana seperti sarung, baju koko, kopiah, kerudung dan jilbab.
Sistem kalender
Pada masa Sultan Agung (Raja Mataram) terjadi akulturasi antara kalender Hijriyah dengan Saka. Kalender
tersebut berlaku tanggal 8 Juli 1633 atau tanggal 1 suro 1555 (1 Muharram = 1403 Hijriyah) untuk kemudian
disebut tahun jawa.

Anda mungkin juga menyukai